HUBUNGAN MOTIVASI KELUARGA DENGAN KEPATUHAN KONTROL BEROBAT KLIEN GANGGUAN JIWA (DI Puskesmas Krucil Kabupaten Probolinggo) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI KELUARGA DAN KEPATUHAN

KONTROL BEROBAT KLIEN GANGGUAN JIWA

( Study Di Puskesmas Krucil Kabupaten Probolinggo)

  

DEWI SANTIKA

143210151

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIA

JOMBANG

2018

  

SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI KELUARGA DAN KEPATUHAN

KONTROL BEROBAT KLIEN GANGGUAN JIWA

( Study Di Puskesmas Krucil Kabupaten Probolinggo)

  

DEWI SANTIKA

143210151

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIA

JOMBANG

2018

  

HUBUNGAN MOTIVASI KELUARGA DAN KEPATUHAN

KONTROL BEROBAT KLIEN GANGGUAN JIWA

( Study Di Puskesmas Krucil Kabupaten Probolinggo )

PROPOSAL SKRIPSI

  

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaika pendidikan program

studiS1 keperawatan

Pada sekolah tinggi ilmu kesehatan insan cendekia medika jombang

  Oleh : DEWI SANTIKA

  143210151

  

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIA

JOMBANG

2018

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Dewi Santika NIM : 143210151 Tempat, tanggal Lahir : Probolinggo, 20 april 1995 Institusi : Prodi S1 Keperawatan STIKes ICME Jombang Menyatan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada balita”

  (Studi progam S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang)”. Adapun skripsi ini bukan milik orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumber.

  Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

  Jombang, 27 September 2018

  Dewi Santika 143210151

RIWAYAT HIDUP

  Penulis ini dilahirkan di Probolinggo pada tanggal 20 April 1995 dengan jenis kelamin Perempuan.

  Tahun 2005 penulis lulus dariSDN Muneng Leres III, tahun 2011 penulis lulus dari SMP 1 Wonomerto , tahun 2014 penulis lulus dari SMKN 4 Pelayaran Kota Probolinggo.

  Tahun 2014 sampai sekarang penulis mengikuti pendidikan Prodi S1 Keperawatan di STIKES ICME Jombang.

  Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya Jombang, April 2018

  DEWI SANTIKA PERSEMBAHAN Tiada yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selain Engkau Ya ALLAH… Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan karuniaMu ya Allah, saya bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini. Skripsi ini saya persembahkan untuk : Kedua orang tua tercinta, Ibu Bukarti dan Ayah Tosari, ini anakmu mencoba memberikan yang terbaik untukmu. Betapa diri ini ingin melihat kalian bangga padaku. Betapa tak ternilai kasih sayang dan pengorbanan kalian padaku, terimakasiah atas dukungan moril maupun materi untukku selama ini.

  Saudara saya ( Kakak dan Adik ) Dan Suami saya . Rahmat Saleh, Nanang S.KOM & Herman suhandi & Dedi Hermawan terimakasih atas dukungan dan do’anya.

  Untuk teman-teman seangkatan dan dosen-dosen pembimbing terima kasih atas bantuan dan doanya selama ini, saya akan merindukan kebersamaan pada masa-masa saat kita kuliah.

  

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

  Maka apabila engkau telah selesai ( dari sesuatu urusan ), Tetaplah bekerja keras ( untuk urusan yang lain ).

  Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berhara

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Hubungan Motivasi Keluarga Dengan Kepatuhan Kontrol Berobat Klien Gangguan Jiwa Di Pukesmas Krucil Kabupaten Probolinggo”.

  Terselesaikan proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada : 1.

  Imam Fatoni,SKM.,MM selaku Ketua STIKES ICME Jombang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

  2. Inayatur Rosyidah,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang.

  3. Orang tua saya yang selalu memberi doa dan dukungan dalam penyelesaian proposal ini.

  4. Teman – teman mahasiswa Sarjana Keperawatan ICME Jombang atas bantuan dan dukungannya selama ini.

  5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan proposal penelitian ini.

  Dalam penyusunan proposal ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan Jombang, Maret 2018 DEWI SANTIKA

  

ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI KELUARGA DENGAN KEPATUHAN KONTROL

BEROBAT

(Di Puskesmas Krucil Kabupaten Proboinggo)

  Oleh: Dewi Santika

  Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih sangat penting untuk diperhatiakan. Tidak teratur dalam kontrol berobat alasan keluarga bosan untuk mengantarkan klien berobat ke Puskesmas ,dan keluarga merasa malas memperhatikan klien untuk minum obat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan motifasi keluarga dengan kepatuhan kontrol berobat pasien gangguan jiwa.

  Metode penelitian ini yaitu analitik korelasi dengan pendekatan cross . populasi dalam penelitian adalah semua pasien gangguan jiwa 32 orang di

  sectional

  puskesmas krucil kabupaten probolinggo dengan tehnik random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu motifasi keluarga dan variabel dependen yaitu kepatuhan kontrol berobat. Dengan instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan Editing, coding, Tabulatin. Tehnik analisa data menggunakan ujirank spearman.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa 30 responden motifasi keluarga kuat sejumlah 4 orang (13,3%), sedang sejumlah 9 orang (30,0%), lemaah sejumlah 17 orang (56,7%) dan dalam kepatuhan kontrol berobat didapat hasil patuh sejumlah 14 orang (46,7%), tiak patuh sejumlah 16 orang (53,3%). Hasil uji rank spearman didapatkan nilai p<0,05 yaitu p=0,004 sehingga H1 diterima.

  Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara motivasi keluarga dengan kepatuhan kontrol berobat pada pasien gangguan jiwa.

  Kata kunci: KKB , MK, ODGJ

  ABSTRACT RELATIONSHIP OF FAMILY MOTIVATION WITH COMPLIANCE WITH TREATMENT CONTROL (At Krucil Health Center Proboinggo District)

  By: DewiSantika

  Mental disorders are one of the health problems that are still very important to be considered. Unregulated in medical treatment, the reason the family is bored is to take the client to the health center, and the family feels lazy to pay attention to the client to take medicine. The purpose of this study was to determine the relationship of family motivation with adherence to treatment control of psychiatric patients. This research method is analytic correlation with cross sectional approach. the population in the study were all 32 mental disorder patients in the krucilpuskesmasprobolinggo district with incidental sampling technique. The independent variables in this study are family motivation and the dependent variable that is treatment control compliance. With research instruments using a questionnaire.Data processing using Editing, coding, Tabulatin. Data analysis technique uses Spearman rank test. The results showed that 30 respondents of strong family motivation were 4 people (13.3%), moderate were 9 people (30.0%), students had a total of 17 people (56.7%) and in compliance with medical treatment, 14 obedient results were obtained. people (46.7%), did not obey 16 people (53.3%). Spearman rank test results obtained p value <0.05, p = 0.001 so that H1 is accepted.

  The conclusion of this study is that there is a relationship between family motivation and medication control adherence in patients with mental disorders.

  Keywords: KKB, MK, ODGJ

  DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................... ii PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN ........................................................ iii LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iv LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vi PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii MOTTO ............................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix ABSTRAK ........................................................................................................... xi DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ..................................................... xviii

  BAB 1 PENDAHULUAN

  1.1 Latar belakang ........................................................................................... 1

  1.2 Rumusan masalah ...................................................................................... 3

  1.3 Tujuan penelitian ....................................................................................... 3

  1.4 Manfaat penelitian ..................................................................................... 4

  BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Konsep Motivasi6

  2.1.1 Pengertian Motivasi .................................................................. 6

  2.1.2 Proses Motivasi ......................................................................... 6

  2.1.3 Jenis-Jenis Motivasi .................................................................. 7

  2.1.4 Teori Motivasi .......................................................................... 8

  2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ........................... 9

  2.1.6 Cara Pengukuran Motivasi ...................................................... 10

  2.2 Konsep Keluarga .................................................................................. 12

  2.2.1 Pengertian Keluarga .................................................................. 12

  2.2.2 Fungsi Keluarga ........................................................................ 12

  2.2.3 Jenis Dukungan Keluarga ......................................................... 13

  2.3 Konsep Kepatuhan ................................................................................ 14

  2.3.1 Pengertian Kepatuhan ............................................................... 14

  2.3.2 Faktor-Faktor yang Mendukung Kepatuhan Pasien ..................................................................... 15

  2.3.3

  2.3.4 Kategori Kepatuhan .................................................................. 17

  4.5.1.2 Variabel Dependent ..................................................... 47

  4.3.5 Besar sampel ........................................................................... 44

  4.3.6 Sampling ................................................................................. 45

  4.4 Jalannya Penelitian (Kerangka Keerja46

  4.5 Variabel Penelitian ,Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Variabel

  4.5.1 Variabel Penel ....................................................................... 47

  4.5.1.1 Variabel Independent ................................................... 47

  4.5.2 Definisi Operasional48

  4.3.3 Populasi .................................................................................. 44

  4.6 Pengumpulan data, pengelolaan data dananalisadata

  4.6.1 Instrumen ................................................................................ 49

  4.6.2 Prosedurpenelitian .................................................................. 49

  4.6.3 Pengolaan data ........................................................................ 50

  4.6.4 Cara analisadata ...................................................................... 53

  4.7 Etikapenelitian

  4.7.1 Lembarpersetujuan responden ................................................ 54

  4.3.4 Sampel .................................................................................... 44

  4.3 Populasi, Sampel, dan Sample ....................................................................... 44

  2.4 Konsep Gangguan Jiwa ......................................................................... 17

  2.4.8 Dampak Ganguan Jiwa Bagi Keluarga ...................................... 36

  2.4.1 Pengertian Gangguan Jiwa ........................................................ 17

  2.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Jiwa ........................... 18

  2.4.3 Klasifikasi Gangguan Jiwa ........................................................ 22

  2.4.4 Jenis Jenis Gangguan Jiwa ........................................................ 25

  2.4.5 Tanda dan gejala gangguan jiwa ................................................ 32

  2.4.6 Penyebab Umum Gangguan Jiwa .............................................. 34

  2.4.7 Respon Dari Penderita Gangguan Jiwa ...................................... 35

  2.5 Hubungan Motivasi Keluarga Dengan Kepatuhan Kontrol BerobatPada klianGangguan jiwa ............................................. 40

  4.3.2 Waktu Penelitian ................................................................... 43

  BAB 3 KERANGKA KONSEPTUALDAN HIPOTESIS PENELITIAN

  3.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 41

  3.2 Hipotesis .............................................................................................. 42

  BAB 4 METODE PENELITIAN

  4.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 43

  4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. 43

  4.3.1 Lokasi Penelitian .................................................................... 43

  4.7.2 Tanpa nama ............................................................................ 54

  4.7.3 Kerahasiaan ............................................................................ 54

  BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  5.1 Hasil penelitian............................................................................... 53

  5.2 Pembahasan .................................................................................... 54

  BAB 6 PENUTUP

  6.1 Simpulan ................................................................................................. 56

  6.2 Saran ........................................................................................................ 57

  

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58

LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 4.1devinisioperasionalpenellitian…...........................................

  48

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 3.1kerangkakonsep .................................................................................. 41

Gambar 4.4 kerangkakerjajalanyapenelitian ......................................................... 46

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Jadwal Penyusunan Skripsi Lampiran 2 : Surat Pernyataan Perpustakaan Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian Lampiran 4 : Permohonan Menjadi Responden Lampiran 5 : Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 6 : Kisi-kisi Kuesioner Lampiran 7 : Kuesioner Lampiran 8 : Tabulasi Data Umum Responden Lampiran 9 : Tabulasi Data Khusus Responden Lampiran 10 : Hasil Uji SPSS Lampiran 1 : Lembar Konsultasi

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

  1. : Hipotesis alternatif H1

  2. : Prosentase %

  3. : Rho (tingkat signifikansi) ρ

  4. :Jumlah populasi N

  5. : Besar sampel yang dibutuhkan n 6. : Tingkat kepercayaan d 7. : lebih besar

  > 8. : lebih kecil

  < 9. : Frekuensi f 10. : Jumlah skor yang diperoleh

  ∑f 11. : Alpha

  ɑ

DAFTAR SINGKATAN

  STIKes : Sekolah Tinggi IlmuKesehatan

  ICMe : Insan Cendekia Medika WHO : World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih sangat penting untuk diperhatiakan ,hal itu dikarenakan penderita tidak mempunyai kemampuan untuk menilai realitas yang buruk .Motivasi dari keluarga merupakan faktor yang penting dalam kepatuhan terhadap berobat.Pasien yang tidak patuh kontrol berobat 15 klien dan yang patuh kontrol berobat 17. Tidak teratur dalam control berobat alasan keluarga bosan untuk mengantarkan klien berobat ke puskesmas ,dan keluarga merasa malas memperhatikan klien untuk minum obat sesuai pentunjuk setiap hari,dan keluarga tidak memberikan dorongan kepada klien supaya sembuh sehungga klien mengalami putuss berobat ,menjadi pengobatan ulang karena tidak patuh dalam pengobatan dengan alasan keluarga tidak mampu untuk menjangkau pelayanan kesehatan karena letaknya terlalu jauh,serta tidak mempunyai cukup biaya untuk pengobatan klien secara teratur(Nivven, 2012)

  Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa (Nirmala, 2012). Berdasarkan dinkes di Jawa Timur menunjukkan angka 2.2 jiwa berdasarkankan data jumlah penduduk jawa timur yaitu 38.005.413 jiwa ,maka dapat disimpulkan 83.612 jiwa yang megalami gangguan jiwa di jawa timur (dinkes,2016).. Terutama di Puskesmas Krucil Kabupaten Probolinggo dengan jumlah kunjungan rawat jalan sebanyak 32 jiwa dan kunjungan gangguan jiwa sebanyak 338 jiwa (Dinkes Kabupaten Probolinggo, 2015).

  Penyebab tidak patuh kontrol berobat rendahnya wawasan akan kondisi klien yang memerlukan obat dalam jangka waktu lama sebagai kondisi ini memungkinkan klien kooperatif dan mau minum obat ,yang mengungkapkan bahwa kehangatan dalam kluarga secaratidak langsung meningkatkan kepatuhan.Penelitian inim emberikan umpan balik positif apabila klien menunjukkan perilaku patuh.Mengakibatkan kegagalan dalam pengobatan dari sudut pandang ekonomi kesehatan .karena dapat meningkatkan biaya berobat yaitu dengan mahalnya harga obat pengganti dan lamanya perawatan di rumah sakit .

  Peran dan keterlibatan keluarga dalam proses penyembuhan dan perawatan pasien gangguan jiwa sangat penting, karena peran keluarga sangat mendukung dalam proses pemulihan penderita gangguan jiwa. Keluarga dapat mempengaruhi nilai, kepercayaan, sikap, dan perilaku 5 anggota keluarga.

  Disamping itu, keluarga mempunyai fungsi dasar seperti memberi kasih sayang, rasa aman, rasa memiliki, dan menyiapkan peran dewasa individu di masyarakat. Keluarga merupakan suatu sistem, maka jika terdapat gangguan jiwa pada salah satu anggota keluarga maka dapat menyebabkan gangguan jiwa pada anggota keluarga (Nasir & Muhith, 2011). mengetahui jadwal dan mengarahkan agar klien gangguan jiwa dapat minum obat dengan benar dan teratur Kepatuhan berobat adalah perilaku untuk menyelesaikan menelan obat sesuai dengan jadwal dan dosis obat yang dianjurkan sesuai kategori yang telah ditentukan.

  Hal inilah yang menjadi latar belakang peneliti tertarik meneliti tentang “Hubungan Motivasi Keluarga dengan Kepatuhan Kontrol Berobat Pada klien Gangguan Jiwa Di Pukesmas Kru cil Kabupaten Probolinggo.”

  1.2 Rumusan Masalah

  Dari uraian diatas, maka dapat dituliskan rumusan masalah yaitu: Apakah ada hubungan motivasi keluarga dengan kepatuhan kontrol berobat pada klien gangguan jiwa di Puskesmas Krucil Kabupaten Probolinggo?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1.3.1 TujuanUmum

  Mengetahui hubungan motivasi keluarga dengan kepatuhan kontrol berobat pada klien gangguan jiwa di Puskesmas Krucil Kabupaten Probolinggo.

  1.3.2 Tujuan Khusus 1.

  Mengidentifikasi motivasi keluarga yang memiliki anggota keluarga mengalami gangguan jiwa.

2. Mengidentifikasi kepatuhan kontrol berobat keluarga yang memiliki klien

  3. Menganalisis hubungan motivasi keluarga dengan kepatuhan kontrol berobat pada klien gangguan jiwa di Puskesmas Krucil Kabupaten Probolinggo.

1.4 Manfaat penelitian

  1.4.1 Manfaat Teoritis

  Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu kesehatan dan menambah kajian ilmu kesehatan khususnya ilmu keperawatan untuk mengetahui pentingnya motivasi keluarga terhadap kepatuhan kontrol berobat pada klien gangguan jiwa.

  1.4.2 Manfaat Praktis

  1) Bagi Keluarga

  Penelitian ini di harapkan member informasi mengenai bagaimana Motivasi keluarga dengan kepatuhan control berobat pada klien gangguan jiwa di Puskesmas Panjarakan Kabupaten Probolinggo.

  2) Bagi Perawat Puskesmas Penelitian ini di harapkan dapat menjadi pembelajaran tentang pentingnya kepatuhan berobat pada klien gangguan jiwa yang baik dan benar.

  3) Bagi Peneliti Selanjutnya Menjadikan penelitian ini sebagai data pembanding bagi peneliti selanjutnya dan hasil penelitian yang di peroleh diharapkan dapat dimanfaatkan bagi perkembangan ilmu dibidang kesehatan terutama bidang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Motivasi

  2.1.1Pengertian Motivasi Menurut Saam dan Wahyuni (2013), “Motivasi merupakan sesuatu yang mendorong seorang untuk bertingkah laku dalam mencapai tujuan.” Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seorang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

  Berdasarkan pendapat yang dikemukakan dari beberapa tokoh, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu faktor dalam jiwa individu yang mendorong,meyebabkan,mengarahkan suatu sikap dan tingkah laku seorang didalam mencapai tujuan yang mereka ingikan (Notoatmodjo 2012).

  2.1.2Proses Motivasi Sunaryo (2013) menjelaskan bahwa proses terjadinya motivasi yaitu timbul diawali dengan adanya dorongan yang menggerakkan manusia untuk berperilaku. Motivasi terjadi karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan dipandang sebagai sesuatu yang kurang pada diri individu yang menuntut untuk segara terpenuhi. Kekurangan tersebut akan menjadi sebagai dorongan yang membuat individu berperilaku untuk memenuhi kebutuhannya.

  2.1.3 Jenis-jenis Motivasi

  1. Motivasi Intrinsik Motivasi yang datangnya dari dalam diri individu itu sendiri .Motivasi intrinsik timbul dari keinginan individu sendiri tanpa adanya dorongan dari orang lain.Misalnya orang tua ingin memberikan pengetahuan pada anak atas dasar kemauan sendiri bukan dari pengaruh iklan, televisi, atau bujukan dari orang lain. Motivasi intrinsik mempunyai pola yang berhubungan dengan kemampuan dan pengadilan diri yang tinggi, merencanakan dan menganalisis tugas secara realitis dan percaya dengan usaha yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan dan pengendalian diri. Motivasi intrinsik merupaan pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Keinginan untuh menambah pengetahuan dan wawasan, keinginan untuk memahami suatu hal, merupakan faktor intrisik yang ada pada semua orang ( Windaryono, 2009).

  2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah daya dorong untuk melakukan suatu aktivitas sekedar sebagai alat untuk mencapai tujuan akhir. Mereka secara intrinsik termotivasi melakukan suatu kegiatan karena mengharapkan yang di inginkan, pujian dari orang lain, atau menghindari hukuman. Motivasi ekstrinsik ditandai oleh pertimbangan di luar dirinya dalam melakukan suatu pekerjaan, seperti misalnya kinerja seorang siswa, penilaian atau untuk mengantisipasi suatu penghargaan atau ujian. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul penghargaan, pujian hukuman, celaan, atau keinginan meniru, tingkah laku seseorang.

  3. Motivasi terdesak Motivasi terdesak yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali munculnya pada perilaku aktivitas seseorang. Motivasi yang berhubungan dengan idiologi politik, ekonomi, sosial dan budaya (ipoleksosbud) dan hankam yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena individu itu emang makhluk sosial (rusmi, 2008).

  2.1.4 Teori Motivasi Menurut Sulaiman (2011), Teori motivasi terbagi menjadi dua yaitu teori isi atau teori kebutuhan dan teori proses. Teori isi atau teori kebutuhan terdiri dari teori tingkat kebutuhan. Kemudian teori proses terdiri dari teori harapan. Adapun penjelasan dari beberapa teori motivasi sebagai berikut.

  1).Teori kebutuhan Bahwa dalam diri manusia terdapat hierki dari tiga kebutuhan

  Kebutuhan tersebut terdiri dari: a.Kebutuhan fisiologi yang meliputi rasa berlindung ,seksual dan kebutuhan fisik lainnya b.Kebutuhan rasa aman yang yang meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional. c.Kebutuhan sosial meliputi kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.

  2.Teori Harapan Seorang akan termotivasi bila adanya harapan akan hasil tertentu, harapan tersebut mempunyai nilai yang positif bagi yang disangkutkan

  (Saam dan Wahyuni, 2013).

  2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.Faktor-faktor tersebut.

  1. Faktor Ekstern a.

  Lingkungan kerja

  b. Pemimpin dan kepemimpinannya

  c. Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas d Dorongan atau bimbingan atasan

  2. Faktor Intern a.Pembawaan individu b.Tingkat pendidikan

  c. Pengalaman masa lampau d. Keinginan atau harapan masa depan.

  Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud meliputi:

  a) Individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan ketrampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis, latar b) Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan: persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaa c) Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu terhadap pelaksanaan pekerjaannya.

  d) Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar pekerjaan

  e) Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu

  f) Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu

  g) Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan

  2.1.6 Cara Pengukuran Motivasi Pengukuran motivasi menggunakan koesiner dengan skala liebert yang berisi peryataan-peryataan terpilih dan telah diuji validitas dan realibitas skor jawaban.

  1.Peryataan Positif (Favourable)

  a. Sangat Setuju (ss) jika responden sangat setuju dengan peryataan koesioner yang di berikan melalui jawaban koesioner diskor 4 b. Setuju (s) jika responden setuju dengan peryataan koesioner yang diberikan melalui jawaban koesioner diskor 3.

  c. Tidak Setuju (Ts) jika responden tidak setuju dengan peryataan koesioner yang diberikan melalui jawaban koesioner siskor 2. d Sangat tidak setuju (Sts) jika responden sangat tidak setuju dengan peryataan koesioner yang diberikan melalui jawaban koesioner diskor 1.

  2.Peryataan Negatif (Unfavaurable) a.Sangat Setuju (ss) jika responden sangat setuju dengan peryataan koesioner yang diberikan melalui jawaban koesioner diskor 1. b.Setuju (s) jika responden setuju denganperyataan koesioner yang diberikan melalui jawaban koesioner diskor 2. c.Tidak Setuju (Ts) jika responden tidak setuju dengan peryataankoesioner yang diberikan melalui jawaban koesiner 3. d.Sangat Tidak Setuju (Sts) jika responden sangat tidak setuju dengan peryataan kosioner yang diberikan melalui jawaban koesioner diskor 4.

  Untuk mengetahui persentase motivasi dianalis dengan menggunakan rumus.

  P=F/N X 100% Keterangan.

  P: Persentase

  F: Jumlah skor jawaban yang benar N: Jumlah skor maksimal jika semua jawaban benar (Budiarto ,2011) Kemampuan hasilnya dimasukan dalam kriteria : a.Motivasi kuat : 67-100% b.Motiasi sedang : 34-66% c.Motivasi lemah : 0-33% (Hidayat,2012)

2.2 Konsep Keluarga

  2.2.1Pengertian Keluarga Menurut Susanto (2012), keluarga merupakan salah satu elemen terkecil dimasyarakat. Keluarga adalah kumpulan data dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional. Keluarga menjadi tempat sntral bagi pertumbuhan dan perkembangan individu atau seorang.

  Menurut Friedman dalam Saputra (2012) dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga sangatlah berpengaruh pada penerimanya. Dalam hal ini penerima dukungan keluarga akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan menghargai dan mencintainya.

  2.2.2Fungsi Keluarga Menurut Friedman et.al. (2014), mendefinisikan dasar keluarga adalah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya dan masyarakat yang luas, meliputi: a.

  Fungsi efektif yaitu fungsi keluarga yang utama untuk memgajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota kluarga berhubungan dengan orang b.

  Fungsi sosial yaitu fungsi untuk menyadari ,merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik (UU No.10 th 1992 dan PP No.21 tahun 1994).

  c.

  Fungsi reproduksi yaitu fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga ,keluarga membina mengenai kesehatan reproduksi .Membina kehidupan keluarga yang sehat tentang pendidikan kesehatn reproduksi yang baik bagi anggota keluarga (UUNo.10 th 1992 dan pp no 21 tahun 1994).

  d.

  Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan mengembangkan untuk meningkatkan pengahsilan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.

2.2.3 Jenis Dukungan Keluarga

  Menurut Friedman (2013) sumber dukungan keluarga terdapat berbagai macam bentuk seperti: a.

  Dukungan informasional Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai pemberi informasi, dimana keluarga menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.

  b.

  Dukungan penilaian atau penghargaan Dukungan penilaian adalah keluarga yang bertindak membimbing dan anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.

  c.

  Dukungan instrumental Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya adalah dalam hal kebutuhan keuangan, makan, minum dan istirahat.

  d.

  Dukungan emosional Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat serta pemulihan dan membantu penguasaan terhadap emosi. Dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk adanya kepercayaan dan perhatian.

2.3 Konsep Kepatuhan

  2.3.1 Pengertian Kepatuhan Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh, yang berarti disiplin dan taat.

  Niven dalam Saputra (2012) mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh petugas kesehatan.

  Efstathiou et al. (2011) menawarkan definisi yang luas dari kepatuhan dalam tatacara pelayanan kesehatan. Berdasarkan definisi tersebut, kepatuhan adalah tingkatan dari perilaku tertentu (contoh: menuruti perintah dokter atau menerapkan gaya hidup sehat) yang sesuai dengan instruksi dokter atau nasehat pelayanan kesehatan.

  Kepatuhan berasal dari kata patuh yang berarti taat, suka menuruti, disiplin. Kepatuhan menurut Trostle dalam Sari (2013), adalah tingkat perilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan pengobatan, misalnya dalam menentukan kebiasaan hidup sehat dan ketetapan berobat.

  2.3.2 Faktor-Faktor yang Mendukung Kepatuhan Pasien Menurut Niven dalam Saputra (2012) ada beberapa faktor yang dapat mendukung sikap patuh pasien, diantaranya: a.

  Pendidikan Pendidikan merupakan usaha seseorang untuk meningkatkan kepribadian dan proses perubahan prilaku. Dengan pendidikan yang tinggi diharapkan pasien mampu menerima informasi-informasi yang diberikan oleh dokter maupun petugas kesehatan.

  b.

  Akomodasi Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang lebih mandiri, harus dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan sementara pasien yang tingkat ansietasnya tinggi harus diturunkan terlebih dahulu. Apabila tingkat ansietas pasien tinggi atau rendah ini akan mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat.

  c.

  Modifikasi faktor lingkungan dan sosial Dalam meningkatkan kepatuhan pasien minum obat sangat penting

  Membangun dukungan Keluarga, masyarakat dan teman-teman, karena kelompok-kelompok pendukung dapat membantu memahami kepatuhan terhadap program pengobatan, seperti mematuhi mengkonsumsi obat.

  d.

  Perubahan Model Terapi Perubahan model terapi dapat dilakukan untuk mengurangi rasa bosan pada pasien dan dengan perubahan model terapi diharapkan kepatuhan pasien semakin meningkat.

  e.

  Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien Adalah suatu hal yang penting untuk memberikan umpan balik pada pasien setelah memperoleh informasi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pasien.

2.3.3 Aspek-aspek Kepatuhan berobat

  Adapun aspek-aspek kepatuhan pengobatan sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Delameter dalam Putri (2011) adalah sebagai berikut: a.

  Pilihan dan tujuan pengaturan.

  Upaya individu untuk memilih sesuai dengan yang diyakininya untuk mencapai kesembuhan.

  b.

  Perencanaan pengobatan dan perawatan.

  Upaya perencanaan yang dilakukan oleh individu dalam pengobatannya untuk mencapai suatu kesembuhan. Antara lain: jadwal minum obat dan jadwal cek up.

  c.

  Pelaksanaan aturan hidup.

  Kemampuan individu untuk mengubah gaya hidup sebagai upaya untuk

  Terdapat tiga aspek kepatuhan adalah: pilihan dan tujuan pengaturan yaitu pasien memilih pengobatan yang sesuai dengan keyakinannya yang dipercaya akan membawa kesembuhan bagi dirinya, perencanaan pengobatan dan perawatan yaitu menyangkut jadwal minum obat dan juga jadwal cek up sesuai dengan anjuran dokter, pelaksanaan aturan hidup yaitu keterampilan individu dalam mengubah gaya hidupnya guna untuk menunjang kesembuhan.

2.3.4 Kategori Kepatuhan

  Menurut niven 2008) Kepatuhan Di kategorikan menjadi :

  1. Patuh ,bila perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang di berikan oleh professional kesehatan.

  2. Tidak Patuh ,bila pasien menunjukkan ketidaktaatan terhadap instruksi yang diberikan.

2.4 Konsep Gangguan Jiwa

  2.4.1 Pengertian Gangguan Jiwa Saat ini gangguan jiwa didefinisikan dan ditangani sebagai masalah medis. Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2010) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Gangguan jiwa atau mental illenes adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri- sendiri (Budiman, 2010).

  Sedangkan menurut (Maramis, 2010), gangguan jiwa adalah gangguan alam: cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor). Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari keadaan- keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu : gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa).

  Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting diantaranya adalah ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk. Gangguan Jiwa menyebabkan penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik kenyataan, tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu orang lain atau merusak/menyakiti dirinya sendiri (Yosep, 2009). Gangguan Jiwa sesungguhnya sama dengan gangguan jasmaniah lainnya, hanya saja gangguan jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti rasa cemas, takut hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa atau lebih kita kenal sebagai gila (Budiman, 2010).

  2.4.2 Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Jiwa Gejala utama atau gejala yang paling menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin dibadan

  (somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik), ataupun psikis (psikogenik), (Maramis, 2010). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbullah gangguan badan ataupun gangguan jiwa.

  Menurut Stuart & Sundeen (2008) penyebab gangguan jiwa dapat dibedakan atas : a.

  Faktor Biologis/Jasmaniah 1)

  Keturunan. Peran yang pasti sebagai penyebab belum jelas, mungkin terbatas dalam mengakibatkan kepekaan untuk mengalami gangguan jiwa tapi hal tersebut sangat ditunjang dengan faktor lingkungan kejiwaan yang tidak sehat.

  2) Jasmaniah. Beberapa peneliti berpendapat bentuk tubuh seseorang berhubungan dengan ganggua jiwa tertentu. Misalnya yang bertubuh gemuk/endoform cenderung menderita psikosa manik depresif, sedang yang kurus/ectoform cenderung menjadi skizofrenia.

  3) Temperamen. Orang yang terlalu peka/sensitif biasanya mempunyai masalah kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan mengalami gangguan jiwa.

  4) Penyakit dan cedera tubuh. Penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit jantung, kanker, dan sebagainya mungkin dapat menyebabkan merasa murung dan sedih. Demikian pula cedera/cacat tubuh tertentu dapat menyebabkan rasa rendah diri. b.

  Ansietas dan Ketakutan.

  Kekhawatiran pada sesuatu hal yang tidak jelas dan perasaan yang tidak menentu akan sesuatu hal menyebabkan individu merasa terancam, ketakutan hingga terkadang mempersepsikan dirinya terancam.

  c.

  Faktor Psikologis Bermacam pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya. Pemberian kasih sayang orang tua yang dingin, acuh tak acuh, kaku dan keras akan menimbulkan rasa cemas dan tekanan serta memiliki kepribadian yang bersifat menolak dan menentang terhadap lingkungan.

  d.

  Faktor Sosio-Kultural Beberapa penyebab gangguan jiwa menurut Wahyu (2012) yaitu:

  1) Penyebab primer (primary cause). Kondisi yang secara langsung menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, atau kondisi yang tanpa kehadirannya suatu gangguan jiwa tidak akan muncul.

  2) Penyebab yang menyiapkan (predisposing cause). Menyebabkan seseorang rentan terhadap salah satu bentuk gangguan jiwa.

  3) Penyebab yang pencetus (precipatating cause). Ketegangan- ketegangan atau kejadian-kejadian traumatik yang langsung dapat menyebabkan gangguan jiwa atau mencetuskan gangguan jiwa.

  4) Penyebab menguatkan (reinforcing cause). Kondisi yang cenderung mempertahankan atau mempengaruhi tingkah laku maladaptif yang

  5) Multiple cause. Serangkaian faktor penyebab yang kompleks serta saling mempengaruhi. Dalam kenyataannya, suatu gangguan jiwa jarang disebabkan oleh satu penyebab tunggal, bukan sebagai hubungan sebab akibat, melainkan saling mempengaruhi antara satu faktor penyebab dengan penyebab lainnya.

  e.

  Faktor Presipitasi Faktor stressor presipitasi mempengaruhi dalam kejiwaan seseorang. Sebagai faktor stimulus dimana setiap individu mempersepsikan dirinya melawan tantangan, ancaman, atau tuntutan untuk koping. Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi dimana individu tidak mampu menyesuaikan. Lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Lingkungan dan stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan prosedur tindakan serta pengobatan (Stuart&Sundeen, 2008).

2.4.5 Klasifikasi Gangguan Jiwa

  Klasifikasi berdasarkanDiagnosis gangguan jiwamenurut Dalami (2009) dibagi menjadi: a.

  Gangguan Jiwa Psikotik. Gangguan jiwa psikotik yang meliputi gangguan otak organik ditandai dengan hilangnya kemampuan menilai realita, ditandai waham (delusi) dan halusinasi, misalnya skizofrenia dan

  1) Skizofrenia

  Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan berbagai tingkat kepribadian diorganisasi yang mengurangi kemampuan individu untuk bekerja secara efektif dan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Gejala klinis skizofrenia sering bingung, depresi, menarik diri atau cemas.Hal ini berdampak pada keinginan dan kemampuan untuk meakukan tindakan oral hygiene.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN TERHADAPPENERAPAN LOTUS BIRTH (Di Puskesmas Perak, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN DALAM PENERAPAN WATER BIRTH (Di Puskesmas Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 131

SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PADA KELUARGA PENDERITA TUBERKULOSIS (Di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 112

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN DEPRESI PENDERITA KUSTA (Studi di Puskesmas Mayangan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 104

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN DALAM MELAKUKANBABY MASSAGE (Studi Di Puskesmas Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 149

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi Di Dusun Mojongapit Desa Mojongapit Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

3 33 120

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN KIZOFRENIA PARANOIDDENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENGLIHATAN DI RSJ MENUR SURABAYA - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 116

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (Di Wilayah Kerja Puskesmas Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 127

HUBUNGAN TUGAS KELUARGA DENGAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA (Studi di Desa Bulurejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 8

HUBUNGAN TUGAS KELUARGA DENGAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA (Studi di Desa Bulurejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 4 130