TABUH KREASI RARE KUAL - ISI Denpasar

  I Kadek Putra Guna Wisnawa, I Nyoman Kariasa, dan I Gde Made Indra Sadguna

  Institut Seni Indonesia Denpasar

  Jalan Nusa Indah Denpasar, Telp (0361) 227316, Fax (0361) 236100 E-mail rektor@isi-dps.ac.id

ABSTRAK

  Pada masa ini anak cenderung menjadi keras kepala, pembangkang dan tidak penurut. Ketika menjalani masa kanak-kanaknya, jalan pemikiran masih sering dikuasai oleh emosi yang mengarah pada keinginan-keinginan, ia cenderung menikmati hidupnya dengan cara bermain-main, seakan-akan tidak pernah memikirkan apa yang terjadi akibat permainan yang dilakukannya. Manja, nakal, cengeng, lincah, memiliki jiwa petualang, enerjik dan aktif, dan pendiam adalah beberapa contoh sifat-sifat dimasa kanak-kanak yang menggambarkan diri seorang anak. Berkumpul dan bermain dengan teman sebayanya kadang kala menjadi saat yang tepat untuk melupakan emosinya, tangis dan tawa kerap mewarnai perseteruan mereka sehingga menjadi suatu warna kehidupan di masa kanak- kanak.

  Sifat nakal atau handal wajar dimiliki oleh anak-anak. Mereka biasanya cenderung aktif, usil dan tidak takut bahaya. Selain itu, anak mempunyai banyak akal atau ide yang membuat mereka selalu berkeinginan untuk mengetahui suatu hal yang menurut mereka baru.

  Anak memang tidak sama dengan orang dewasa, jalan pemikiran anak masih sering kali dikuasai oleh emosinya yang mengarah pada keinginan – keinginan bermain. Apabila setiap keluarga disoroti kemungkinan akan ada tidaknya persoalan dengan anak, maka akan terlibat macam-macam derajat kesulitan. Bahkan mungking saja bahwa tidak semua keluarga menyadari adanya suatu kesulitan. Permasalahan yang disebabkan oleh kenakalan anak, justru sering menyangkut pihak – pihak lain.

  Melihat penjelasan tersebut kenakalan yaitu hal yang dilakukan secara tidak baik. disini yang di alami penata, yaitu kenakalan yang kreatif, yang di maksud kenakalan kreatif menurut penata yaitu kenakalan yang dilakukan untuk kesenangan dirinya ataupun bersama temannya, dengan menggunakan alat-alat dapur yang dipukul supaya menghasilkan suara yang diinginkannya. Pada saat masa kecil diri saya sendiri dengan kenakalan yang pernah dilakukan pada saat masa kecil yaitu dengan mengambil prabot-prabot rumah tangga atau dapur untuk dipukul supaya menghasilkan bunyi yang diinginkannya. Dimana juga sering mrngambil kain-kain bekas yang masih layak pakai dan digunakan sebagai mainan barong-barongan. Kata Rare Kual berasal dari 2 (dua) suku kata yaitu Rare dan Kual, dalam bahasa Indonesia kata Rare berarti anak dan Kual berarti nakal. Dan dimana bisa disebutkan dalam bahasa Indonesia berarti anak yang nakal.

Abstrak

  At this time children tend to be stubborn, opposition and disobedient. When their, the way of think still often dominated by the emotion that leads in the desires. They tends to enjoy their life by playing around, never thinking about what happened if they did. Spoiled, mischievous, whiny, lively, has an adventurous spirit, energetic, active and stolid are some examples of childhood traits described by a child. Gather and play with friends sometimes be a good time to forget their emotions, tears and laughter often becom the color in their pronlem to become a life in childhood.

  Naughty or reliables is a natural thing of children. They usually tend to be active,nosy and not afraid of danger. Besides children have many ideas that make them always want to know something new thing.

  Children are not same as edults. Children still thinking dominatedy the emotion that leads to with children will be involving various thing degree of dificulty. Even thogh not all families are aware of that dificullty. Problem caused by child mischief, it’s often relate to other parties.

  Seeing the explanation of a misbehavior is done badly. Here is experienced by the author is a creative mischief. Creative misbehavior is a delinquency done for the pleasure of themseves or wiyh their friends by using a kitchenware that is played to get the desired sound. In my childhood, the behavior i have ever done is to take and play a housewares or kitchenwares to get the deries sound. And also use clothes are still good to be used as a barong toys. The word of rare kual is from 2 syllables that is rare and kual, in indosenian language rare means child and kual means naughty. Then in indonesian language means a naughty child.

  PENDAHULUAN Manusia adalah ciptaan Tuhan yang lahir ke dunia dengan jenis kelamin yang berbeda, yakni lelaki dan perempuan. Tiap manusia mengalami siklus kehidupan dari masa kanak-kanak, remaja, dan tua. Semua orang tidak akan pernah tahu bagaimana perjalanan hidupnya sendiri karena hidup ini penuh dengan misteri, oleh sebab itu keyakinan, perjuangan, kebersamaan, dan kerja keras memang hal mutlak yang harus dilakukan oleh semua manusia untuk bertahan hidup. Lahir, hidup, dan mati adalah proses yang akan dilalui oleh setiap manusia. Dimulai dari terbentuknya janin, lahir dan tumbuh menjadi seseorang manusia dengan perjalanan hidup dari masa ke masa merupakan proses yang harus dilalui oleh setiap manusia. Dalam perjuangan manusia apalagi masa kanak-kanak yang lugu, lucu, riang, gembira dan memiliki keingin tahuan yang kuat sungguh sangat menarik.

  Anak adalah mahluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak terlahir dengan segala kelemahan. Anak juga cenderung memiliki pribadi yang masih bersih peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Masa kanak-kanak berlangsung dari 2 tahun sampai 6 tahun. Perkembangan fisik pada masa ini berjalan lambat tetapi kebiasaan atau fisologis dasarnya yang diletakkan pada masa bayi menjadi cukup baik. Pada saat awal masa kanak-kanak dianggap sebagai masa belajar untuk mencapai berbagai ketrampilan dan mencoba hal baru. Pertumbuhan seorang manusia dalam masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat meguras kesabaran para orang tua. Pada akhir masa kanak-kanak usia 3-4 tahun paa masa ini anak-anak cenderung agresif dan posesif (Gunarsa, 1986).

  Pada masa ini anak cenderung menjadi keras kepala, pembangkang dan tidak penurut. Ketika menjalani masa kanak-kanaknya, jalan pemikiran masih sering dikuasai oleh emosi yang mengarah pada keinginan-keinginan, ia cenderung menikmati hidupnya dengan cara bermain-main, seakan-akan tidak pernah memikirkan apa yang terjadi akibat permainan yang dilakukannya. Manja, nakal, cengeng, lincah, memiliki jiwa petualang, enerjik dan aktif, dan pendiam adalah beberapa contoh sifat-sifat dimasa kanak-kanak yang menggambarkan diri seorang anak. Berkumpul dan bermain dengan teman sebayanya kadang kala menjadi saat yang tepat untuk melupakan emosinya, tangis dan tawa kerap mewarnai perseteruan mereka sehingga menjadi suatu warna kehidupan di masa kanak- kanak.

  Sifat nakal atau handal wajar dimiliki oleh anak-anak. Mereka biasanya cenderung aktif, usil dan tidak takut bahaya. Selain itu, anak mempunyai banyak akal atau ide yang membuat mereka selalu berkeinginan untuk mengetahui suatu hal yang menurut mereka baru.

  Anak memang tidak sama dengan orang dewasa, jalan pemikiran anak masih sering kali dikuasai oleh emosinya yang mengarah pada keinginan – keinginan bermain. Apabila setiap keluarga disoroti kemungkinan akan ada tidaknya persoalan dengan anak, maka akan terlibat macam-macam derajat kesulitan. Bahkan mungking saja bahwa tidak semua keluarga menyadari adanya suatu kesulitan. Permasalahan yang disebabkan oleh kenakalan anak, justru sering menyangkut pihak – pihak lain.

  Melihat penjelasan tersebut kenakalan yaitu hal yang dilakukan secara tidak baik. disini yang di alami penata, yaitu kenakalan yang kreatif, yang di maksud kenakalan kreatif menurut penata yaitu kenakalan yang dilakukan untuk kesenangan dirinya ataupun bersama temannya, dengan menggunakan alat-alat dapur yang dipukul supaya menghasilkan suara yang diinginkannya.

  Pada saat masa kecil diri saya sendiri dengan kenakalan yang pernah dilakukan pada saat masa kecil yaitu dengan mengambil prabot-prabot rumah tangga atau dapur untuk dipukul supaya menghasilkan bunyi yang diinginkannya. Dimana juga sering mrngambil kain-kain bekas yang masih layak pakai dan digunakan sebagai mainan barong-barongan. Kata Rare Kual berasal dari 2 (dua) suku kata yaitu Rare dan Kual, dalam bahasa Indonesia kata Rare berarti anak dan Kual berarti nakal. Dan dimana bisa disebutkan dalam bahasa Indonesia berarti anak yang nakal.

  Penata ingin membuat sebuah garapan komposisi karawitan dengan mengangkat konsep kehidupan diri sendiri di masa kecil. Menggunakan gambelan gong kebyar sebagai media ungkap yang berbentuk tabuh kreasi dengan judul Rare Kual dengan mengungkap arti anak yang nakal . de Garapan

  Perkembangan seorang anak dengan penuh gerak gerik lincah ialah anak yang bisa menemukan hal-hal baru. Aktivitas seorang anak dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang besar. memperhatikan tingkah laku seorang anak yang tidak terduga dan nakal, dengan memukul-mukul alat dapur supaya menghasilkan suara yang dihasilkannya untuk bermain bersama teman-temannya ataupun menghibur dirinya, dan mengambil kain-kain bekas yang dimiliki oleh ibunya utuk dijadikan mainan barong-barongan. Disini terkadang juga membuat jengkel para orang tua. Namun semua itu masih bisa diterima dengan akal sehat melihat keberadaan anak itu yang masih dibawah umur. Sehingga timbul ketertarikan bagi penata untuk menggarap sebuah karya tabuh kreasi yang masih berpijak pada pola-pola tradisi. Pengertian komposisi kreasi baru dalam buku estetika karawitan menjelaskan “sebuah komposisi karawitan yang diaransir baru kendatipun materi tradisi masih sangat menonjol, karena yang diinovasi lebih bersifat ornamentasi unruk menampilkan nuansa baru, sedangkan aspek musikalnya masih mengunakan materi tradisi dan sifat konfensionalnya masihsangat kuat” (Suweca,2009:45).

  Istilah kreasi baru belum lama digunakan dalam gong kebyar untuk menyebut salah satu bentuk gending dalam gong kebyar yang baru disusun. Menurut Dibia, istilah kreasi baru digunakan sejak akhir tahun 1960-an, yaitu pada festival gong kebyar se-Bali, merdangga utsava pada tahun 1968. Kalau dilihat dari pengertiannya “kreasi baru” merupakan susunan gending hasil kreativitas seniman yang mengandung unsur-unsur kebaruan, artinya sesuatu yang sebelumnya belum pernah ada. Kata “baru” digunakan untuk membedakan dengan hal-hal yang sebelumnya sudah ada. Hardjana, menjelaskan, bahwa pengertian kata “baru” sebagai batas penyimpangan (perbedaan, perubahan) dua kutub (yang tidak jarang sering mendiskriditkan) atau yang dianggap “masa lalu” dan “masa yang sedang berlangsung’ pendapat ini juga ditegaskan oleh Anak Agung Made Djelantik, yang menghasilkan bentuk-bentuk kesenian baru yang belum pernah terwujud sebelumnya (Dibia,1994:53). Unsur kebaruan yang digunakan dalam bentuk gending krasi baru antara lain adanya penyajian tungguhan tunggal, artinya suatu bagian gending yang disajikan oleh satu jenis tungguhan seperti tungguhan suling, ceng-ceng barangan, dan kendang.

  Pada bentuk gending kreasi sangat memberikan kebebasan seniman dalam mengungkapkan expresinya lewat medium suara yang diwadahi pada berbagai jenis tungguhan (Sukerta, 2009:213), serta di dalamnya terdapat teknik kotekan, kekebyaran yang nantinya berbentuk komposisi kreasi yang bertemakan kehidupan anak kecil dan membingkainya dengan judul Rare Kual.

  Pembentukan sebuah karya sudah barang tentu didasari dengan sebuah konsep sebagai rancang bangun dari sebuah karya. Konsep dalam hal ini sangat membantu atau mempermudah seorang komposer atau penata dalam suatu pembentukan sebuah karya yang ingin diangkat untuk dijadikan sebuah karya musik ataupun karya dalam bidang karawitan. Selain itu dalam konteks karya seni akademik, sebuah konsep garapan akan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memberikan pertanggungjawaban secara komperensif terhadap hasil karya yang telah dibuat. Ada beberepa bagian dalam proses garap antara lain, bahan garap, penggarap, prabot garap, pertimbangan garap, dan penunjang garap.

  Bahan garap adalah bahan dasar atau bahan mentah yang akan digarap oleh seseorang atau sekelompok musisi (seniman) dalam sebuah penyajian musik. Dalam membuat karya penata telah menyiapkan bahan dasar ataupun bahan mentah berupa kerangka dasar yang nanti penata akan tuangkan kedalam karya yang dibuat. Kerangka dasar yang dimaksud yaitu kerangka pola pikir penata dalam susunan melodi atau jalinan melodi yang akan dituangkan penata dalam karya musik karawitan.

  Penggarap adalah seniman pengerawit atau penyusunan sebagai pelaku garap dalam music karawitan penggarapan disini berperan penting karena kalau tidak ada penggarap tidak ada sebuah karya, begitu juga gending tidak akan terlahir. Penggarap berperan didalam karya ini dalam menempatkan posisi sebagai seseorang komposer (seorang yang menggarap komposisi).

  Prabot garap adalah benda fisik berupa alat atau instrumen musik yang digunakan para penggarap sebagai sarana atau media untuk menggarap suatu karya musik lewat media bunyi ataupun suara. Dalam karya ini penata menggunakan media ungkap barungan gambelan gong kebyar, gambelan gong kebyar adalah satu barungan gambelan bali yang menurut penata cocok digunakan dalam menggarap karya ini.

  Sarana garap adalah perangkat berupa konsep musikal atau aturan norma yang telah terbentuk oleh tradisi. Salah satu pertimbanggan penggarap yaitu laras, bentuk dan setruktur gending. Laras yang penggarap gunakan sudah barang tentu mengunakan laras pelog 5 (lima) nada. laras pelog adalah susunan nada-nada dalam satu angkep atau oktaf yang berseruti 5 (lima) tidak sama, terdiri dari panjang pendek sebagai identitas gambelan gong kebyar (Dibia, 1977).

  Komposisi karawitan “Rare Kual” ini merupakan sebuah karya tabuh kreasi yang secara umum konsep musikalnya masih mengacu kepada konsep garap musik tradisi, seperti halnya dalam konsep tri Angga yaitu kawitan, pengawak, serta pengecet. Berpijak dari konsep tradisi ini, tentunya akan selalu menjadi pijakan maupun pedoman yang mendasari dari sebuah karya komposisi karawitan. Pada intinya bagian-bagian yang sesuai dengan konsep tri angga seperti kepala (Pengawit), badan (pengawak), kaki (pengecet) tersebut dikembangkan melalui pengembangan unsur-unsur musikalnya. Dalam garapan tabuh kreasi ini memakai media ungkap gamelan gong kebyar, itu dikarenakan gamelan ini sangat mendukung karakter maupun suasana yang diinginkan. Selain itu saya tertantang dengan penggolahan gambelan gong kebyar. Sesuai dengan kebutuhan dari garapan ini, penata didalam garapan ini akan menggunakan 29 penabuh sebagai pendukung.

  Tujuan Garapan Dalam melakukan perwujudan karya seni pasti ada tujuan yang ingin dicapai, tanpa suatu tujuan sebuah garapan karya seni biasanya tiak terlahir secara utuh. Penata memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:

  A. Tujuan umum  Untuk menuangkan daya kreativitas, serta potensi dalam berkesenian melalui penggarapan komposisi karawitan, guna menciptakan karya yang bermutu dan berkualitas.  Untuk menambah reportoar penciptaan karawitan dengan menggunakan media ungkap gambelan gong kebyar.  Untuk mengembangkan kreativitas tehnik perminan melodi, ritme, tempo, dinamika didalam mendukung garapan komposisi hingga terkesan utuh.

  B. Tujuan khusus  Mewujudkan garapan komposisi karawitan dengan media ungkap gambelan gong kebyar.

   Untuk menuangkan imajinasi penata ke dalam sbuah komposisi karawitan.  Untuk menggambarkan masa kanak-kanak dengan rasa ingin tahunya yang kuat yang diungkapkan kedalam komposisi karawitan Bali. Mafaat Garap Manfaat garap yang dapat diperoleh dari penyusuna komposisi karawitan tabuh kreasi karawitan ini adalah :

  1. Menambah pengetahuan dan pengalaman penata sebagai seorang seniman akademis.

  2. Penata mendapatkan pengalaman baru sebagai jembatan untuk menciptakan garapan karawitan.

  3. Dapat meningkatkan kreativias, pengalaman, serta menambah wawasan dalam berkarya seni yang nanti sangat berguna, baik bagi penata maupun masyarakat. 4. untuk evaluasi dari dan mengaplikasikan hasil belajar sekaligus mengukur kemampuan didalam berkreativitas seni.

  Ruang Lingkup Untuk membatasi ruang tafsir dan apresiasi terhadap garapan komposisi yang berjudul “Rare

  Kual”ini, penata memberikan pemaparan batasan karya sebagai berikut:

  1. Garapan komposisi ini secara khusus hanya disajikan dengan menggunakan gambelan gong kebyar.

  2. Garapan komposisi yang berjudul “Rare Kual”adalah bentuk karawitan kreasi yang masih berpegangan pada pola-pola tradisi. Pengembangannya terdapat pada pola permainan, serta pengolahan unsur-unsur musikal seperti nada, melodi, irama ( ritme ), tempo, harmoni,dan dinamika. Sifat estetik seperti unity ( kesatuan ), intensity ( kekuatan, keyakinann ), dan complexity ( kerumitan ), tetap dijadikan pijakan serta acuan dalam mewujudkan karya yang berkualitas.

  3. Garapan ini secara structural terdiri dari 4 (Empat) bagian yaitu bagian I, bagian II, bagian,III, dan bagian IV.  Bagian I : Dalam garapan Rare kual ini menggambarkan seorang anak yang mempunyai semangat yang membara untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari  Bagian II : Dalam garapan ini menceritakan seorang anak yang berkumpul bersama teman sebayanya untuk merencanai sebuah pertualangan dengan memuaskan rasa ingin tahunya yang begitu kuat.

   Bagian III : Dalam garapan ini ciri khas dari seorang anak yang kreatif muncul.

  Bagian IV : Dari garapan ini. Pada bagian ini dengan menggambarkan anak-anak yang

   merasakan kepuasan dalam hatinya tetapi tidak menurunkan semangat mereka untuk mencari dan menemui hal yang baru bagi kepuasan batinya, hingga mencerminkan anak yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat.

  KAJIAN SUMBER Untuk mendapatkan suatu karya yang bermakna berkeilmuan sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah harus didukung dengan beberapa kajian sumber, artikel-artikel untuk member atau informasi untuk dijadikan landasan di dalam mewujudkan suatu komposisi secara lebih mendalam dan meyakinkan. Adapun sumber-sumber tersebut ialah: Sumber pustaka Pengetahuan Karawitan Bali.I WM Aryasa. 1948. Buku ini berisikan beberapa jenis gambelan bali dan instrument serta nama gending-gendingnya. Dalam buku ini terdapat informasi tentang fungsi dan instrument dari gambelan.

  Ubut-Ubitan Sebuah Tehnik Permainan Gambelan Bali. I Made Bandem 1987. Dalam buku ini disebutkan ada beberapa jenis ubitan-ubitan yang ada dalam permainan gambelan bali. Memalui buku ini penata mendapatkan masukan mengenai penggunaan beberapa jenis tehnuk ubit-ubitan yang ditranspormasikan lewat karya.

  Estetika karawitan.I Wayan Suweca 2009, Institut Seni Indonesia Denpasar. Dibuku ini berisikan penjelasan estetika komposisi dan menjelaskan tentang kerawitan kreasi baru. Sumber Diskografi Sumber audio maupun vidio sangan penting sebagai sarana munculnya inspirasi pada penata. Demikian dalam garapan ini penata juga menggunakan rekaman berupa audio dan vidio yana akan dikembangkan dalam proses penggarapan. Adapun sumber diskografi antara lain sebagai berikut:

   Mp3 tabuh kreasi, Lekesan, Festival Gong Kebyar PKB 2004 kota Denpasar karya I Nyoman Windha SSkar.MA juga menginspirasi penata untuk mengelola melodi-melodi, sebab kreasi lekesan tersebut banyak memakai melodi-melodi yang sangat manis dan dinamis untuk didengar.  Rekaman mp3 Pujawali karya I Dewa Alit. Dalam karya ini penata mendapatkan inspirasi tantang cara pengolahan atau permainan modulasi.  Rekaman mp3 kreasi campuhan karya Wayan Widya duta Kecamatan Menguwi dalam festival gong kebyar yang diadakan di pusat pemerintahan Kabupaten Badung. Dalam karya ini penata mendapatkan pengolahan-pengolahan permainan setiap instrumen yang menurut penata menarik.  Mp3 tabuh kreasi angklung, Damuh karya Agun duta Kecamatan Petang. Dalam Karya ini penata mendapat inspirasi untuk mengolah melodi.

  PROSES KREATIVITAS Tahap Penjajagan ( Eksplorasi )

  Langkah awal dari keseluruhan proses kerja komposisi adalah ekplorasi, menjelajahi kemungkinan terhadap komponen musik yang pada hakekatnya tidak hanya ditentukan oleh unsur- unsur yang tampak. Pengamatan terhadap elemen-elemen komposisi yang dipakai sebagai alat ekspresi, seperti; material nada, tonalitas (laras), ritme, melodi, harmoni dan instrumentasi tidak hanya cukup dinikmati sebagai komposisi. Di sini diperluka pandangan yang menyeluruh terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya seperti ekspresi musikal. Termasuk nilai-nilai estetika, nilai historis, dan nilai sosial sangat penting dilakukan sebagai pandangan langkah selanjutnya.

  Berawal dari cerita ibu penata kepada diri penata sendiri yang menceritakan prlaku-prilaku penata pada saat kecil, dengan bermain sesuka hatinya dan berpetualang dengan teman-teman sebayanya merupakan kegiatan yang sering penata lakukan setiap hari. Memiliki sifat seperti itu orang tua penata tidak mendidiknya dengan keras, karena sebagai orang tua harus memahami sifat anaknya yang sedang dalam masa pertumbuhan dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat.

  Setelah ide didapatkan maka penata memiliki sebuah judul yang cocok dengan ide tersebut. Di sini penata mengingat-ingat dan selalu merenungkan cerita diri penata sendiri yang di ceritakan ibu penata pada masa kecil, penata di sini menggunakan media ungkap gambelan gong kebyar, dan penata menemukan sebuah judul yaitu Rare Kual. Penemuan judul ini diambil dariceritakan yang diceritakan ibu penata sendiri kepada penata sendiri, bahwa diri penata saat kecil itu bia dibilang sangatlah nakal dan sering bermain tak mengenal waktu. Dengan cerita itu penata menggunakan judul Rare Kual.

  Penata mengungkapkan ide tersebut dengan media ungkap gambelan gong kebyar pengamatan media yang dipakai, maka penata juga memikirkan untuk bisa memberi kesan yang berbeda supaya terkesan kekanak-kanakan yang ingin mengetahui hal yang baru bagi dirinya.Berdasarkan ide tersebut dan didukung dengan semangat membara penata mencar sumber, buku-buku yang terkait dengn ide dan tema garapan dengan sumber didapatkan penata membulatkan tekat mengangkat ide tersebut menjadi sebuah karya seni yang berjudul Rare Kual.

  Tahap percobaan ( improvipasi ) Dalam tahap ini teman-teman sepakat latihan Tgl 15 mei 2017, sebagai penata umat hindu mempunyai keyakinan bahwa untuk melakukan kegiatan apapun bentuknya, terlebih dahulu melakukan upacara nuasen, guna memohon restu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar apa yang dilakukan nantinya bisa berjalan dengan lancar dan sukses. Upacara ini dilakukan di tempat latian yaitu di banjar Senapan, Carangsari Petang. Pada tanggal 15 mei 2017.

  Setelah melakukan persembahyangan penata melakukan latihan ringan agar intinya untuk memulai latihan ini dengan tujuan agar di beri keselamatan dan berjalan dengan lancar dilatihan selanjutnya. Pada latihan ini penata menerangkan apa yang akan digarap agar mempermudah para pendukung untuk memahami setiap bagian-bagiannya yang terdapat dalam garapan. Selanjutnya memperkenalkan instrumen-instrumen yang digunakan. Sesudah selesai latihan disepakai untuk latian berturut-turut selama 3 (tiga) hari, dan pendukung menyanggupi untuk latihan selama 3 (tiga) hari.

  Tahap Pembentukan ( forming ) Tahap akhir dari garapan komposisi musik yaitu tahap pembentukan menjadi sebuah komposisi karawitan yang utuh. Pada tahap ini penata mulai memilih, menghubungkan satu temuan dengan temuan lainnya, baik yang berupa warna suara, melodi, ritme, dan dinamika.Tahap ini juga menyangkut pengendapan hasil temuan, pertimbangan, dan pembobotan scara estetis musikalitas. Bagian-bagian yang telah dicari, dirangkai menjadi satu bentuk komposisi yang pada dsarnya masih kasar dan belum utuh.

  Perbaikan-perbaikan terus dilakukan, agar komposisi ini menjadi lebih rapi dan bersih, sehingga enak untuk didengar.Disamping itu perlu juga diberikan aksen-aksen, watak, dan corak tertentu yang ditonjolkan sebagai suatu identitas agar diperoleh sebuah komposisi misik yang berkualitas. Penjiwaan dan kekompakan pendukung dalam garapan ini sangat dibutuhkan, karena hal tersebut menentukan dalam menyampaikan pesan dan kesan yang terkandung dalam garapan, supaya penonton mengerti dari bahasa musik yang penata sajikan.

  Ditahap ini setelah melakukan upacara nuasen dilaksanakan latian selama tiga kali berturut- turut. Dalam latihan tersebut penata menerangkan instrument yang akan dipakai, bagaimana pola-pola yang digunakan disetiap bagian sehingga pendukung bisa menghayati dalam memainkannya. Penuangan dimulai dengan bekal materi yang sudah dicatat.Terkadang materi yang sudah dituangkan berhasil dengan baik tetapi ada juga materi yang kurang enak atau perlu diperbaiki sehingga membtuhkan kesabaran dalam berkarya.

  Materi yang sudah dicatat tidak menjamin apa yang diharapkan, hal ini membuat penata memikirkan matang-matang materi apa yang akan dituangkan.Disamping memikirkan materi dengan baik sebelum dituangkan, penata harus memiliki kemampuan yang lebih sehingga bisa menyiasati materi yang belum bagus pada saat penuangan langsung dengan pendukung. Penuangan kependukung memerlukan kesabaran jika materi yang di tuangkan mendapat hambatan, menjadikan seorng penata

  WUJUD GARAPAN Wujud garapan memurapakan hasil dari serangkaian proses kreativitas yang telah dilalui. wujud adalah sesuatu yang tampak secara konkrit atau sesuatu yang dapat dipersepsi dengan mata atau telinga. Berbicara tentang wujud garapan, satu hal yang tidak dapat dilepaskan adalah bentuk. Bentuk mengacu pada hal yang bersifat spesifik dan konkrit (Djelantik, 1999:19). Menurut Sukerta, bahwa bentuk pada gilirannya menunjukkan pada pengertian struktur yang merupakan “ketentuan” keputusan rekayasa karya seni yang bersifat material (bunyi, suara, nada, ritme, harmoni, dan seterusnya) dan non material (dinamika, sifat, watak, warna, rasa, dan seterusnya) diakomodasikan. Perlu dibatasi bahwa bentuk yang dimaksud oleh Sukerta adalah mengacu pada konteks penciptaan komposisi musik. Antara wujud dan bentuk merupakan implikasi dari serangkain proses kreativitas yang telah dilalui serta didalamnya memuat berbagai unsur, ketentuan, cara dan aspek lain yang sifatnya sangat relative. Relative dalam artian bahwa proses pembentukan guna mencapai sebuah wujud dikembangkan pada tafsir serta respon inteprrtatif dari setiap komposer ataupun pencipta karya seni (Sukerta, 2009:209).

  Deskripsi Garapan Garapan tabuh kreasi Rare Kual merupakan garapan yang menggunakan satu barung gamelan gong kebyar sebagai media ungkap. Struktur garapan ini terdiri dari empat bagian yang setiap bagian mempunyai pola- pola yang dikembangkan baik dari teknik permainannya dan motif-motif gendingnya. Pengembangan tersebut diolah dari unsur-unsur musikal seperti ritme, melodi, dinamika, dan warna suara yang ditimbulkan sehingga diharapkan bisa mewujudkan sebuah garapan yang terkesan baru.

  Keutuhan (Unity) Keutuhan yang dimaksudkan bahwa karya yang indah menunjukan dalam keseluruhan sifat yang utuh atau tidak ada cacatnya, berarti tidak ada yang kurang dan tidak ada yang berlebihan.

  Terdapat hubungan yang bermakna (relevan) antar bagian tanpa adanya bagian yang sama sekali tidak berguna atau tidak mempunyai hubungan dengan bagian yang lain (Djelantik, 1990: 32-33). Keutuhan dari garapan ini terlihat dari berhasilnya penyampaian pesan kepada penikmat melalui komposisi yang dihasilkan. Masing-masing bagian mempunyai makna, kesan, nuansa yang tercermin dari konsep yang diangkat. Penonjolan (Dominance)

  Penonjolan mempunyai maksud mengarahkan perhatian orang yang menikmati suatu karya seni pada sesuatu hal tertentu, yang dipandang lebih penting dari hal-hal yang lain (Djelantik, 1990 : 41). Penonjolan dalam garapan ini dapat diamati pada perubahan ritme dan melodi disetiap bagian garapan ini. Dapat pula diamati dari pergantian tempo, dari tempo cepat ke tempo lambat atau sebaliknya dan permainan instrumen secara bergantian. Dalam garapan ini terdapat penonjolan dibagian ketiga dengan menambahkan permainan motif bebarongan. Penambahan motif tersebut dikarenakan ingin menonjolkan kesan rasa keingintahuan seorang anak yang sangat tinggi. Keseimbangan (Balance)

  Keseimbangan adalah apa yang dirasakan seimbang biasanya “sama kuat” (Djelantik, 1990 : 44). Keseimbangan dimaksudkan adanya penekanan yang sama dari masing-masing instrumen. Adanya durasi waktu dari setiap bagian dalam garapan ini juga termasuk dalam unsur keseimbangan.Keseimbangan dalam garapan ini dilakukan dengan memberikan panjang pendeknya

  penonjolan yang dilakukan oleh setiap instrumen baik berupa melodi, ritme, tempo, dan dinamika sehingga keseimbangan bisa terwujud dalam garapan ini. Dalam garapan ini ditambahkan motif permainan bebarongan untuk memberikan kesan keingintahuan seoang anak. Permainan motif bebarongan tersebut terdapat pada bagian ketiga.

  Analisa Simbol Membahasahkan sebuah komposisi musik untuk ditransformainkan kedalam wujud patitur memerlukan bebereapa simbul guna mempermudahkan kita untuk memahami sekaligus untuk menganalisa strukturnya. Kegiatan ini dikenal dengan sistem penotasian komposisi. Notasi iyalah sistem pencatatan musik (gambelan) yang setidaknya mengandung dua persyaratan bunyi dalam musik yaitu nada dan jarak nada, notasi dalam gambelan Bali disebut titilaras (Bandem, 2013:144). Sistem penotasian yang penulis aplikasikan garapan ini adalah menggunakan simpol pengangge aksara Bali.

  Table Pengangge Aksara Bali Pelong Tujuh Nada

  No. Symbol Aksara Dibaca 1.

  1 Cecek Dang 2.

  2 Pepet Daing 3.

  3 Ulu Ding 4.

  4 Tedong Dong 5.

  5 Taleng Deng 6.

  6 Suku ilut Deung 7.

  7 Suku Dung Struktur Garapan

  Garapan Rare Kual disusun berdasarkan komposisi atau struktur garapan yang terdiri dari empat bagian pokok yang disebut dengan bagian I, II, III, IV, masing-masing mempunyai karakteristik berbeda dari unsur-unsur yang ada.Struktur garapan Rare Kual adalah sebagi berikut.

  Bagian I Bagian pertama dalam garapan Rare Kual ini menggambarkan seorang anak yang mempunyai semangat yang membara untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari dan terdapat juga suasana dengan tempo pelan yang menceritakan seorang ayah yang sedang memberi bimbingan kepada anaknya. Dalam penggambaran struktur komposisi garapannya diawali dengan permainan bersama dengan teknik penutupan semua bilah, dengan memukul nada dang terus dilanjutkan dengan kebyar. Penata memilih teknik ini karena menginginkan perasaan yang mempunyai semangat membara muncul. Adapun notasi dari bagian pertama ini sebagai berikut: Melodi: 1113 57.5 .... 1553. 713 ...3 4573 ...4 5717 ...1 7543 .14(3) ...3 5345 ...4 7534 .7.7 1754 ...1 ...4 .745. .543 .734 .1.7 .1.1 7(5).7.4.7 .5.7 .4.7 .5.3 .7.5 .(3). ...1 3171 3.7(1).... ...7 5434 1... .... ...(4) .57. 7..3 .7.4 .3.. .5.3 .(4).57.7. .3.7

  .4.3 ...5 .3.. .... ..17 54(3)..... .... (1)341 3457 5313 1753 53.. 3..1 4.71 153. 5153. 5754. 5754. 4 kali pengulangan 1. 5 1. 3 4.3 4. 7 5 kali pengulangan 153. 5153. 5754. 5754. Transisi 1. 5 1. 3 4.3 4. 5 kali pengulangan

  Bagian II Bagian kedua dalam garapan ini menceritakan seorang anak yang berkumpul bersama teman sebayanya untuk merencanai sebuah pertualangan dengan memuaskan rasa ingin tahunya yang begitu kuat. Bagian ini penata membuat melodi yang dibawakan oleh instrumen jublag dan suling, sehingga menimbulkan keceriaan anak-anak dalam perkumpulannya. Dalam bagian ini juga ditambahkan aksen-aksen dari instrumen reyong sehingga menambah kesan anak-anak yang mempunyai rasa ingin mencoba semua hal yang dirasakannya. Hal inilah yang diungkap pada bagian kedua dengan notasi sebagai berikut: Melodi : 13 5 15 3 4 5 3 45 7 8 kali pengulangan 17 5 43 1 43 7 13 3 Transisi 13 5 15 3 4 5 3 45 7 4 kali pengulangan 17 5 43 1 43 7 13 3 Transisi 13 5 15 3 4 5 3 45 7 2 kali pengulangan, tempo pelan 13 5 15 3 4 5 3 45 7 2 kali pengulangan, tempo cepat 1.57.45 34571. .3451 Transisi 2 kali pengulangan 13 5 15 3 4 5 3 45 7 2 kali pengulangan, tempo cepat 1754. 1754. 1754. 1754. 4 kali pengulangan 1.57.45 34571. .3451 Transisi 2 kali pengulangan 1754. 1754. 1754. 1754. 4 kali pengulangan 1754. 3.. . 5...1.(1) Transisi

  Bagian III Pada bagian ini penata mengkemas unsur-unsur inovatif dengan menambahkan permainan kendang cedugan, dengan adanya penambahan permaian motif bebarongan ini penata merasa ciri khas dari seorang anak yang kreatif muncul karena penata menggambarkan bagian ketiga ini dengan

  aktivitas seorang anakyang mencoba segala hal yang baru bagi mereka. Adapun pemaparan notasi dari bagian ketiga ini yaitu sebagi berikut: Melodi : 5475 1713 ...5 ...1.(1) 5475 1713 ...5 ...1.(3) ..1.3 ..4.5 ..4.5 ..1.3 ..1.3 ..4.5 ..4.5 ..1.3 ...5 ...1.(1) 5475 1713 ...5 ...1.(1) 5475 1713 ...5 ...1.(3) ..1.3 ..4.5 ..4.5 ..1.3 ..1.3 ..4.5 ..4.5 ..1.3 1713 .1.7.5713 .1.7. 5735 .1.7.5713 .1.7. 5735 .1.7.5713 .1.7. 5735 .1.7.5713 .1.7. 5735 .1.7.5713 .1.7. 5735 .1.7.5735 .1.7. 5713 175754 1353154345 45545454 1.4. 1.4 .(1)

  Bagian IV Bagian keempat merupakan bagian akhir dari garapan ini. Pada bagian ini dengan menggambarkan anak-anak yang merasakan kepuasan dalam hatinya tetapi tidak menurunkan semangat mereka untuk mencari dan menemui hal yang baru bagi kepuasan batinya, hingga mencerminkan anak yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat adalah anak yang kreatif dan pintar. Adapun wujud dari garapan bagian keempat ini dalam bentuk notasi yaitu sebagai berikut: Melodi : 135 135 135 135

  135 135 135 135 135 135 135 135 1.35 135 577 777 (3)... 3... 1... 1... 3... 3... 1... 1... 3... 3... 1... 1... 3... 3... 1... 1... ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 ..5.1 175754 1343134345457571713171757543134345457 175431 345..45...(7) Fungsi Instrumen

  Fungsi dari masing-masing instrumen Gong Kebyar dalam garapan ini tidak jauh menyimpang dari fungsi sebelumnya (tradisi), hanya saja ada beberapa insrtumen yang dikembangkan fungsinya, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan musikalitas untuk mendukung ide dari garapan ini.Adapun fungsi instrumen dalam garapan ini adalah sebagai berikut: ugal

  • Membawa melodi gending
  • Menghubungkan ruas-ruas gending Pemade Kantilan .
  • Membuat jalinan-jalinan tertentu
  • Memberi hiasan terhadap nada pokok berupa ubit-ubitan Jublag - Menentukan jatuhnya pukulan jegogan
  • Memperjelas tekanan-tekanan dari melodi ugal
  • Memperjelas tekanan-tekanan gending pada setiap akhir kalimat lagu.
  • Dalam garapan ini fungsi dari instrumen jegogan juga dikembangkan sebagai pembawa melodi. Reong - Memberikan angsel-angsel (ritme)
  • Membuat jalinan motif-motif tertentu
  • Memberi hiasan pada nada pokok berupa ubit-ubitan
  • Membuat jalinan melodi tertentu dengan permainan tunggal Kendang - Sebagai pemurba irama
  • Sebagai penghubung ruas-ruas gending
  • Memberi angsel-angsel Gong, kempur dan klentong Gong - Sebagai finalis lagu/gending
  • Memberikan tekanan-tekanan sesuai dengan tujuan lagu itu sendiri
  • Tapi dalam garapan ini jatuhnya pukulan gong tidak memakai hitungan artinya jatuhnya pukulan gong pada lagu yang tepat. .Kempur
  • Memberi aksen pada itungan tertentu
  • Pematok ruas gending Klentong - Dimainkan secara bergantian dengan kempur dalam satu gong Kajar dan ceng-ceng ricik Kajar - Sebagai pemegang tempo Ceng-ceng ricik
  • Sebagai pengisi irama
  • Membuat angsel-angsel, variasi-variasi tertentu bersama dengan - kendang. suling
  • Memperindah bagian-bagian gending yang lirih
  • Membuat suasana tertentu
  • Menjalankan melodi - Dalam garapan ini suling sangat memegang melodi. Kostum Dalam penyajian garapan komposisi Rare Kual ini didukung riaswajah dan penataan kostum

  PENUTUP Kesimpulan

  Berdasarkan uraian pada BAB I sampai BAB IV di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Komposisi karawitan Rare Kual merupakan sebuah garapan kreasi Gong Kebyar yang diwujudkan dengan konsep tentang kehidupan anak kecil yang lincah dan memiliki rasa keingintahuan yang sangat kuat. Garapan ini adalah garapan yang menggunakan gamelan berlaraskan pelog yaitu gamelan Gong Kebyar. Struktur garapan ini terdiri atas empat bagian, yaitu bagian pertama, bagiankedua, bagian ketiga dan bagian keempat dengan beberapa transisi untuk menghubungi bagian-bagian tersebut, dimana masing-masing bagian tersebut mempunyai karakter musikal yang berbeda sesuai dengan suasana yang ingin diungkapkan. Kemampuan yang diperoleh dalam menempuh studi di Institut Seni Indonesia Denpasar telah mampu mewujudkan karya seni karawitan yang berjudul Rare kual. Saran-saran

  Dalam garapan komposisi karawitan Rare Kual ini banyak pengalaman yang didapat. Dari pengalam tersebut ada beberapa hal yang penata ingin sampaikan kepada para pembaca, diantaranya :

  Mewujudkan sebuah karya seni bukanlah suatu hal yang mudah untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, oleh karena itu diperlukan kesiapan yang cukup matang agar tidak merasa terbebani. Dalam berkarya, kematangan konsep dan ide adalah kunci untuk meraih kesuksesan, karena semakin matang konsep dan ide itu maka semakin lancer jalan yang dilalui dalam berkarya.

  Kepada mahasiswa yang mengambil jalur penciptaan, berkaryalah dengan penuh semangat, dan ciptakan karya sebanyak-banyaknya karena akan mampu menambah bekal dan pengalaman untuk menjadi seorang komposer handal. Setiap penata sudah tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Dalam berkarya lakukanlah dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Penata berharap semoga karya-karya yang dihasilkan oleh para seniman bisa tetap berkualitas dan tetap dicintai oleh masyarakat luas.

  DAFTAR PUSTAKA Alma M. Hawkins. Creating thragh dance, 1990, University of California Los Angeles. Dialih bahasakan ke Bahasa Indonesia oleh Y. Sumadio Hadi. Seni Indonesia Yogyakarta. p.28. Aryasa, I WM, dkk 1948.“Pengetahuan Karawitan Bali”Denpasar ; Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek Pengembangan Kesenian Bali. Bandem, I Made 1987. “Ubit-Ubitan Sebuah Tehnik Permainan Gambelan Bali”. Denpasar ;Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar. Dibia, I Wayan. 1977. ”pengantar karawitan Bali. Denpasar : proyek peningkatan/pengembangan ASTI. Djelantik. A. A.M. 1990. “Pengantar Estetika Jilid I”. Denpasar ;Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar.

  . 1999. “Estetika Sebuah Pengantar”. Bandung : Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI). Suweca.I Wayan 2009.“Estetika karawitan”. Denpasar ;Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar. Sukerta, Pande Made. 2009. “Gong Kbyar Buleleng perubahan dan keberlanjutan tradisi gong kebyar”. Surakarta : program sarjana ISI Press Surakarta.