PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM - Politeknik Negeri Padang
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016
ISSN:2541-111x
PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM
1) 2)
Nurul Kholifah , Maria Ulfah, S.T.,M.T
1),2) Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan, Balikpapan Jl. Soekarno Hatta KM.8 Balikpapan Utara, Balikpapan
1) ,
email : [email protected]
Abstrak
Salah satu faktor yang mendorong pengembangan layanan adalah hadirnya beberapa teknologi akses yang dapat mengoptimalkan jaringan akses untuk layanan broadband. Saat ini hadir beberapa teknologi akses yang dapat menggabungkan suara,data dan gambar dalam satu layanan, layanan tersebut yaitu layanan triple play .Untuk dapat mendukung hal tersebut dibutuhkan suatu sistem baru yang dapat mendukung teknologi ini. Teknologi tersebut antara lain adalah Multi Service Access Node (MSAN) dan Gigabit Passive Optical Network (GPON).
Penyedia jasa layanan telekomunikasi menggantikan kabel tembaga menjadi kabel fiber optik untuk memenuhi kepuasan pelanggan terhadap layanan tersebut. Adapun tulisan ini membahas tentang perbandingan kualitas jaringan. Sehingga diketahui hasil perhitungan parameter kualitas jaringan pada pelanggan dengan menggunakan teknologi MSAN dan GPON.
Berdasarkan data pengukuran yang dihitung diperoleh hasil parameter line rate diperoleh peningkatan kinerja GPON terhadap MSAN sebesar 467.96%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 252.98%. Parameter attenuation diperoleh GPON mengalami penurunan kinerja terhadap MSAN sebesar 417.04%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 210.98%. Parameter
attainable rate diperoleh peningkatan kinerja GPON terhadap MSAN sebesar 36.83%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 478.86%.
Kata kunci : kabel tembaga, kabel fiber optik, MSAN, GPON
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penggunaan kabel tembaga sebagai saluran transmisi pada jaringan telekomunikasi yang kerumah sudah mulai tergantikan. Kabel tembaga memiliki kekurangan karena dianggap tidak dapat memberikan bandwith dan kecepatan tinggi dibandingkan dengan kabel fiber optik yang dapat menerima dan mengirim data, suara, video dengan kecepatan 19 MBps - 1 GBps, membuat pelayanan akan layanan suara, data, dan gambar atau dikenal dengan triple play tidak optimal.
Untuk dapat mendukung hal tersebut dibutuhkan suatu sistem baru yang dapat mendukung teknologi ini. Teknologi tersebut antara lain adalah Multi Service Access Node (MSAN) dan Gigabit Passive Optical
Network (GPON). Penyedia jasa layanan telekomunikasi menggantikan kabel tembaga menjadi kabel fiber optik untuk memenuhi kepuasan pelanggan terhadap layanan tersebut.
1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini untuk membandingkan kinerja teknologi MSAN dan GPON serta melakukan pengukuran kualitas jaringan dengan menggunakan parameter Line Rate, Attenuation, dan
Attainable Rate untuk mengoptimalkan pelayanan telekomunikasi National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016
ISSN:2541-111x
1.3 Batasan Penelitian Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, maka dibuat pembatasan masalah sebagai berikut : 1.
Hanya membahas pada jaringan akses MSAN dan GPON.
2. Hanya membahas perangkat pada jaringan akses MSAN dan GPON.
3. Parameter yang diperhitungkan hanya Line Rate, Attenuation, dan Attainable Rate
1.4 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode antara lain: studi literature, pengambilan data di PT.Telkom Balikpapan dan pengolahan data yang didapatkan serta analisa perbandingan kualitas jaringan teknologi MSAN dan GPON dengan parameter (Line Rate, Attenuation, Attainable Rate)
1.5 Manfaat penelitian Dapat memberikan perbandingan kualitas jaringan teknologi MSAN dan GPON
2. Tinjauan Pustaka
Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini menunjukkan perubahan yang demikian cepat. Hal ini ditandai dengan semakin diminatinya layanan multiservice berbasis teknologi komunikasi data dan internet yang bersifat mobile maupun personal. Penggunaan kabel tembaga sebagai saluran transmisi pada jaringan telekomunikasi yang kerumah sudah mulai tergantikan. Kabel tembaga ini memiliki kekurangan karena dianggap tidak dapat memberikan bandwidth dan kecepatan tinggi dibandingkan dengan kabel fiber optik yang dapat menerima dan mengirim data, suara, video dengan kecepatan 19 MBps-1 GBps.
2.1 Teknologi MSAN
MSAN merupakan salah satu implementasi dari teknologi dengan memanfaatkan jaringan kabel tembaga eksisting pada segmen sekundernya.MSAN digunakan untuk memberikan layanan Triple Play yang menyalurkan layanan HSIA (High Speed Internet Access),Voice Packet dan layanan Internet Protocol Television (IPTV) secara bersamaan.
Untuk penambahan jaringan PSTN maka semua pelanggan sudah dilayani dengan perangkat MSAN, saat ini juga sedang mengimplementasikan MSAN modernisasi, yaitu upgrade jaringan pelanggan existing ke MSAN, baik yang masih merupakan jaringan cooper acces network dengan terminal pelanggan menggunakan RK maupun jaringan akses yang terminal pelanggan sudah menggunakan Optical Network Unit (ONU). Node MSAN sudah dapat menggantikan fungsi kabinet RK, ONU, dan Digital Subscriber Line Access
Multiplexer (DSLAM). DSLAM berfungsi menggabungkan dan memisahkan sinyal data dengan saluran
telepon yang dipakai untuk mentransmisikan data. Selain itu jaringan sekunder dari Node pelanggan MSAN ke DP tetap menggunakan kabel tembaga begitu juga dari DP ke pelanggan tetap menggunakan DW.
Apabila dari sisi pelanggan ingin memanfaatkan fitur MSAN cukup dengan menggantikan pesawat telepon dan menggantikan terminal dengan perangkat yang berfugsi seperti modem sebagai bagian dari instalasi kabel rumah yang sudah ada. National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016
ISSN:2541-111x
Gambar 2.2 Konfigurasi MSANStruktur jaringan MSAN dapat dilihat Gambar 2.2 Pada Jaringan akses ini menggunakan kabel tembaga dan kabel fiber optik. Gambar 2.2 sudah terjadi beberapa perubahan dari jaringan sebelumnya. STO sudah berganti menjadi Sentral Softswitch. Pada sentral softswitch sudah support kabel Fiber Optik. Softswitch memiliki beberapa kelebihan dari Sentral Telepon Otomatis yaitu berbasis IP. Selain itu Softswitch memiliki standar terbuka untuk membuat jaringan terintegrasi dengan memadukan kemapuan layanan yang intelegence dalam menangani traffic data dan multimedia yang lebih efisien.
Dari softswitch menuju Metro Ethernet atau sering disebut MetroE. MetroE berfungsi sebagai jaringan komunikasi data, voice, dan vidio yang memiliki kecepatan tinggi Giga bit atau 1000Mbps. Dari MetroE meuju ke MSAN dengan menggunakan kabel fiber optik. Dari MSAN menuju RK menggunakan kabel sekunder sampai ke DP. Dari DP ke rumah pelanggan menggunakan kabel DW (Drop
Wire ).
Disisi pelanggan untuk penggunaan internet dan telepon dipisahkan menggunakan spliter. Dimana darispliter menuju telepon menggunakan kabel telepon. Pada sisi pelanggan juga terdapat Modem ADSL2+ yang dihubungkan dengan spliter menggunakan kabel telepon. Untuk hubungan ke layanan IPTV digunakan
Set Top Box (STB) yang dapat mengubah sinyal digital menjadi analog agar dapat di olah oleh TV tersebut.
2.2 Teknologi GPON GPON yaitu suatu teknologi akses yang dikategorikan sebagai Broadband Access berbasis kabel serat optik.
GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984.
GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mendeliver services sampai ke pelanggan menggunakan kabel fiber optik. Jika sebelumnya pelanggan menggunakan kabel tembaga pada instalasi perkabelan di sisi pelanggan, maka sekarang instalasi perkabelan bisa menggunakan optik. Keunggulannya adalah bandwidth yang ditawarkan bisa mencapai 2.488 Gbps (downstream) sampai pelanggan tanpa ada kehilangan
bandwidth .
Pada GPON, sebuah atau beberapa OLT, interface sentral dengan jaringan fiber optik, dihubungkan dengan beberapa ONU, interface pelanggan dengan jaringan serat optik, menggunakan pasif Optical
Distribution Network (ODN), seperti splitter, filter, atau perangkat pasif optik lainnya. GPON mampu
memberikan layanan dengan kecepatan 2.4 Gbps secara simetris (upstream dan downstream) atau 1.2 Gbps untuk downstream dan 2.4 Gbps untuk upstream.
GPON disyaratkan harus dapat melayani layanan jenis apapun, baik itu Ethernet maupun TDM (PSTN,
ISDN, E1, dll). Jarak antar OLT dengan ONU yang dapat dijangkau adalah 10 km untuk kecepatan 2.4 Gbps, sedangkan untuk kecepatan 1.2 Gbps dapat mencapai 20 km. Untuk split ratio, ODN pada GPON dapat mencapai 1:64 .
Konfigurasi Teknologi GPON Secara sederhana konfigurasi GPON terdiri dari tiga bagian utama yaitu OLT, ODN, dan ONT.
GPON itu sendiri dapat dibuat konfigurasinya Point to Point atau Point to Multipoin ttergantung dengan bentuk implementasi di lapangan. Gambar berikut adalah gambaran sederhana dari teknologi GPON.
Gambar 2.3 Konfigurasi Sederhana GPONKonfigurasi sistem GPON pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian,yaitu :
1) Optical Line Terminal (OLT) Optical Line Termination (OLT) sebagai daerah pusat dari sistem jaringan. OLT mempunyai fungsi
untuk melakukan konversi dari sinyal elektrik menjadi optik. Bagian ini akan membuat link ke sistem operasi penyedia layanan melalui Network Management System (NMS).
2) Optical Data Network (ODN)
ODN merupakan jaringan optik antara OLT sampai perangkat ONU/ONT. ODN menyediakan sarana transmisi optik OLT terhadap pelanggan dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif. ODN menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONU. Peralatan transmisi optik pada ODN yaitu: a)
Optical Distribution Cabinet (ODC)/Rumah Kabel ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ODCOptical Distribution Pack (ODP) b)
Konektor Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat.
c) Splitter Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat.
3) Optical Network Terminal/Unit (ONT/ONU)
ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan.
4) Optical Power Meter(OPM)
Meteran listrik optik/Optical Power Meter(OPM) adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan dalam sinyal optik.
2.3 Layanan Triple Play Layanan triple play adalah layanan Voice, Video dan Data yang disebar melalui jaringan broadband.
2.3.1 Layanan Video Komunikasi yang berupa informasi video, aplikasi IPTV adalah salah satu contoh layanan komunikasi informasi video. IPTV adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengirim layanan televisi digital kepada konsumen yang terdaftar sebagai subscriber dalam sistem tersebut. National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016
ISSN:2541-111x
2.3.2 Layanan Data Salah satu layanan data dalam layanan Triple Play adalah akses internet. Untuk memenuhi kebutuhan internet dengan kecepatan yang tinggi dan memuaskan jaringan Triple Play Service harus memiliki minimum bandwidth sebesar 512 Kbps untuk mengakses layanan data dengan baik.
2.3.3 Layanan Voice Voice Over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi telepon yang menggunakan internet sebagai medianya. VoIP juga dikenal dengan istilah seperti Voice over Broadband (VoBB) dan IP Telephone.
Parameter yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain meliputi: Line Rate adalah kecepatan pengiriman data dari sentral menuju pengguna. Line Rate bisa diartikan sebagai hasil pengukuran yang menentukan seberapa besar kecepatan jalur koneksi pada saat melakukan upload dan download.
Attenuation merupakan proses peredaman sinyal hingga kekuatan sinyal berkurang seiring dengan penambahan jarak yang ditempuh. Penurunan dalam hal kekuatan sinyal, sering kali terjadi bila jaraknya terlalu jauh melalui media transmisi.
Attainable Rate adalah parameter yang menentukan seberapa kesanggupan jaringan kabel menyalurkan data (bandwidth maksimal yang mampu disalurkan) yang menunjukkan kapasitas bandwidth maksimum yang dapat ditransmisikan melalui jaringan, melihat parameter ini untuk menentukan pilihan paket yang sesuai dengan kondisi jaringan.Output poweryaitu besarnya power yang dihasilkan dari suatu perangkat.
Dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode antara lain: 1. Studi Literature
Mempelajari dari buku-buku, jurnal terkait materi MSAN dan GPON 2. Pengambilan data
Untuk pengambilan data dilakukan di PT.Telkom Balikpapan 3. Pengolahan Data
Setelah didapatkan data pelanggan dari PT.Telkom, dilanjutkan dengan pengolahan data untuk analisa perbandingan kualitas jaringan MSAN dan GPON dengan parameter (Line Rate, Attenuation, Attainable Rate)
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016
ISSN:2541-111x
2.4 Parameter yang Digunakan
3. Metode Penelitian
Gambar 3.1 Diagram alir Proses Penelitian 4.Hasil dan Pembahasan
4.1 Data Pengukuran MSAN dan GPON Berdasarkan pengukuran yang dilakukan di PT.Telkom Balikpapan didapatkan data yang ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Ukur MSANUpstream Downstream Upstream Downstream Upstream Downstream 1 162101201920 607 6144 10.2 14.6 771 23904 2 161101200319 607 6144
8.5 12.3 1341 23264 3 162101000981 607 6144 7.8 16.1 1290 23720 4 161103000831 612 2464
5 14 1179 18332 5 162115900040 762 3069 3.7 1449 9276 6 162102201994 298 1224
6.6 13.3 1073 14692 7 162101207727 766 1534 12.5 31.6 1172 17376 8 162101203064 607 6144
3.6 6 1290 27668 9 162101000212 607 6144 4.1 7 1077 12716 10 162103201936 107 455 4.7 9.3 1252 24050 558 3947 6.3 12.79 1189 19500 Line Rate (Kbps) Attenuation (dB)
NO Pelanggan Attainable Rate (Kbps) Rata-Rata
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016
ISSN:2541-111x
Tabel 4.2 Hasil Ukur GPONUpstream Downstream Upstream Downstream GPON GPON
1 161103200614 768 2048 25.234 26.393 328.544 204,573.44
2 162110000183 1536 15360 17.783 19.362 355.364 26,930.69
3 161106044909 1536 15360 32.377 31.861 357.968 13,266.31
4 162103282479 512 512 23.480 24.838 472.032 262,215.19
5 162104000996 1536 15360 28.013 27.266 541.536 10,558.81
6 162101016840 10240 10240 24.191 24.814 282.464 214,116.06
7 162101002717 1024 3072 26.606 28.317 244.064 96,403.06
8 162103300599 768 2048 25.463 27.321 914.528 37,330.79
9 162101207134 2048 5120 22.852 21.891 596.304 50,138.31
10 162104000308 6144 30720 36.734 37.775 287.568 18,233.81
2611 9984 26.273 26.984 438.037 93,377 Attainable Rate (Mbps)Rata-Rata NO Pelanggan Line Rate (Kbps) Attenuation (dB)
Pada tahap ini penulis akan membahas perbandingan antara Multi Services Access Network(MSAN) dan Gigabit Passive Optical Network (GPON) setelah melakukan pengukuran menggunakan
software embassy. Yang akan ditampilkan pada tabel di bawah ini:
4.2.1 Perbandingan Hasil Ukur Parameter Line Rate
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Ukur Line RatePelanggan Line Rate (Upstream) Line Rate (Downstream)
MSAN GPON MSAN GPON 1 607 768 6144 2048 2 607 1536 6144 15360 3 607 1536 6144 15360 4 612 512 2464 512 5 762 1536 3069 15360 6 298 10240 1224 10240 7 766 1024 1534 3072 8 607 768 6144 2048 9 607 2048 6144 5120
10 107 6144 455 30720 Rata-Rata 558 2611 3947 9984 Gambar 4.1 Grafik Attainable RateUpstream MSAN dan GPON. National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016
ISSN:2541-111x
4.2 Perbandingan Hasil Ukur
Gambar 4.2 Grafik Attainable RateUpstream MSAN dan GPON.9
6.6 24.191
13.3 24.814
7
12.5 26.606
31.6 28.317
8
3.6 25.463
6 27.321
4.1 22.852
3.7 27.266
7 21.891
10
4.7 36.734
9.3 37.775
Rata-Rata
6.3 26.273
12.79 26.984
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016
6
5 28.013
Perhitungan peningkatan kinerja line rate GPON terhadap MSAN dengan menghitung dari nilai rata-rata tersebut:
1
Line rate
pada upstream
Line rate pada downstream
Sehingga, diperoleh peningkatan kinerja line rate GPON terhadap MSAN sebesar 467.96%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 252.98%.
4.2.2 Perbandingan Hasil Ukur Parameter Attenuation
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Ukur AttenuationPelanggan Attenuation (Upstream)
Attenuation (Downstream) MSAN GPON MSAN GPON
10.2 25.234
14 24.838
14.6 26.393
2
8.5 17.783
12.3 19.362
3
7.8 32.377
16.1 31.861
4
5 23.480
ISSN:2541-111x National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016
ISSN:2541-111x
Gambar 4.3 Grafik Attenuation Upstream MSAN dan GPON.Gambar 4.4 Grafik Attenuation Downstream MSAN dan GPON.Sehingga, diperoleh peningkatan kinerja line rate GPON terhadap MSAN sebesar 417.04%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 210.98%
4.2.3 Perbandingan Hasil Ukur Parameter Attainable Rate
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Ukur Attainable RatePelanggan Attainable Rate
(Upstream) Attainable Rate
(Downstream) MSAN GPON
(Mbps) MSAN GPON (Mbps) 1 771 328.544 23904 204,573.44 2 1341 355.364 23264 26,930.69 3 1290 357.968 23720 13,266.31 4 1179 472.032 18332 262,215.19 5 1449 541.536 9276 10,558.81 6 1073 282.464 14692 214,116.06 7 1172 244.064 17376 96,403.06 8 1290 914.528 27668 37,330.79 9 1077 596.304 12716 50,138.31
10 1252 287.568 24050 18,233.81 Rata-Rata 1189 438.037 19500 93,377 Gambar 4.5 Grafik Attainable RateUpstream MSAN dan GPON.
Gambar 4.6 Grafik Attainable Rate Downstream MSAN dan GPON.Sehingga, diperoleh peningkatan kinerja attainable rate GPON terhadap MSAN sebesar 36.83% pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 478.86%. National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016
ISSN:2541-111x National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016
ISSN:2541-111x
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan parameter Line Rate diperoleh peningkatan kinerja GPON terhadap MSAN sebesar 467.96%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 252.98%.
2. Berdasarkan parameter Attenuation diperoleh GPON mengalami penurunan kinerja terhadap MSAN sebesar 417.04%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 210.98%.
3. Berdasarkan parameter Attainable rate diperoleh peningkatan kinerja GPON terhadap MSAN sebesar 36.83%pada jalur upstream sedangkan untuk jalur downstream sebesar 478.86%.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1.
Bagi pelanggan yang masih menggunakan jaringan MSAN sebaiknya beralih ke jaringan GPON.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat mengukur kualitas jaringan sesama kabel fiber optik.
Daftar Pustaka [1] Hantoro, Gunadi Dwi, 2015, Fiber Optic Teknologi, Material, Instalasi, dan Implementasi, Informatika, Bandung.
[2] Nugraha, Andi Rahman, 2006, Serat Optik, Penerbit ANDI, Yogyakarta. [3]Putra, Dwi Krisna, 2014, Perangkat Aktif MSAN, (online(2014) [4]Syaril, 2013, Teknisi Komputer dan Jaringan,(online(2013) [5] Telkom, 2010, Modul Pengenalan Kabel Tembaga PT. TELKOM.
[6] Telkom, 2015, Modul Pengenalan Fiber Optic dan Jaringan GPON.
Biodata Penulis
Maria Ulfah, S.T.,M.T memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T), Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada lulus tahun 2005. Pada tahun 2010 memperoleh gelar Magister Teknik (M.T) Jurusan Teknik Telekomunikasi Institut Teknologi Telekom (ITTelkom d/h STTTelkom Bandung. Pada saat ini aktif sebagai staff pengajar jurusan Teknik Elektronika Konsentrasi Telekomunikasi Politeknik Negeri Balikpapan