BAB II KAJIAN TEORI A. Kegiatan Ekstrakurikuler - Anita Kusuma Astuti BAB II
BAB II KAJIAN TEORI A. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan pengembangan diri di sekolah terdapat beberapa jenis yang
sama-sama memiliki tujuan dan manfaat untuk membekali peserta didik dalam bidang psikomotor (keterampilan). Selain itu juga dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengekspresikan potensi diri, bakat dan minat yang dimiliki. Menurut Suryosubroto (2009: 287) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.
Eri Massoni (2011) mendefinisikan dalam jurnal asing yang berjudul
Positive Effects of Extra Curricular Activities on Students terkait dampak
positif dari kegiatan ekstrakurikuler:“The positive effects that extracurricular
activities have on students are behavior, better grades, school completion, positive aspects to become successful adults, and a social aspect.”
Kutipan jurnal tersebut menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler memberikan dampak yang positif bagi sekolah terutama untuk memberikan pengalaman dan mengembangkan bakat siswa. Pengalaman yang dimiliki siswa tentu saja sangat berguna bagi kehidupan dimasa yang akan datang.
Bakat sedapat mungkin diketahui dari sejak dini karena nantinya akan menentukan ke arah yang peserta didik melanjutkan pendidikan guna mencapai cita-citanya.
6 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat operasional
(supplementdan complements) kurikulum. Kegiatan tersebut perlu disusun
dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/ kalender pendidikan satuan pendidikan serta dievaluasi pelaksanaannya setiap semester oleh satuan pendidikan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan jam tambahan yang diadakan pihak sekolah di luar jam pelajaran. Pelaksanaan kegiatan eksrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah memperhitungkan kondisi sekolah. Hal itu berpengaruh terhadap minat siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler juga harus diperhitungkan, mulai dari tenaga pelatih maupun dari sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler.
Definisi operasional terkait ekstrakurikuler dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. 81 A tahun 2013, adalah sebagai berikut :
1. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.
2. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakulikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta idik dengan kondisi tetentu yang tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tersebut.
3. Ekstrakurikuler pilhan merupakan program pilihan ekstrakulikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan minat bakat dan minatnya masing-masing.
Kegiatan ekstrakurikuler diadakan dengan tujuan untuk memberikan pengalaman bagi siswa dan mampu menyalurkan bakat siswa. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan dalam Suryosubroto (2009 : 287- 288) menyatakan tujuan kegiatan ekstrakulikuler antara lain:
1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif dan psikomotor.
2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Kegiatan ekstrakurikuler drumband diadakan di SD-IT Muhammadiyah Cipete tentunya kegiatan ini telah diprogramkan oleh pihak sekolah, telah memiliki tenaga pembimbing dan biaya yang dianggarkan. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah agar kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan potensi, bakat dan minat peserta didik di bidang seni musik dapat terpenuhi.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa juga diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki. Sarana dan prasarana yang diberikan oleh pihak sekolah diharapkan dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh semua peserta didik. Oleh karena itu, pihak sekolah dalam kegiatan ini memiliki peran yang penting. Selain sebagai pemantau juga sekolah juga pendukung dalam terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler.
B. Seni Musik 1.
Pengertian Seni Musik
Musik merupakan salah satu media ekspresi atau sarana untuk dapat menyampaikan isi hati, selain itu musik juga dapat sebagai media untuk berkomunikasi dari seniman kepada orang lain atau penikmat seni itu sendiri. Menurut Waesberghe (2016: 57) mengemukakan, musik secara faktul adalah seni yang esensinya berhubungan erat dengan panca indra pendengaran dan pengalaman waktu. Pengalaman yang dimaksud adalah terciptanya musik dapat berasal dari pengalaman dan curahan hati dari si pencipta. Musik dapat dinikmati apabila memahami dan menjiwai dari lantunan yang dicipatakan.
Penelitian Hari Martopo (2005) yang berjudul Musik sebagai Faktor Penting dalam Penerapan Metode Pembelajaran Quantum mengemukakan bahwa musik adalah seni yang paling abstrak sekaligus juga merupakan realitas fisika bunyi yang memiliki banyak keunggulan untuk membantu pendidikan watak halus seseorang. Selain itu menurut Sulistyo, (2005;91) mengatakan di dalam seni musik, suara merupakan hal yang penting, sebab keberhasilan hasil cipta seni musik terletak pada vokalnya, disamping susunan kata (syairnya), instrumen dan sebagainya. Dengan kata lain penikmat musik adalah telinga.
Seni musik merupakan seni yang dinikmati dengan telinga, selain itu seni musik juga memiliki peran dalam psikologi. Menurut Djohan (2016 : 139) dalam bukunya menyatakan bahwa dari aspek psikologi, seni memiliki arti luas yaitu menunjukkan setiap cara yang sesuai untuk mengekspresikan diri, berupa tindakan atau sikap yang disampaikan secara lengkap dan jernih dari balik mental, ide, emosi. Seni membantu mengidentifikasi “siapa kita’’ dan “apa potensi kita.” Seni dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mewujudkan perasaan-perasaan dan memperoleh pengalaman tanpa perlu khawatir dengan aturan-aturannya.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa seni musik merupakan cabang salah satu kesenian. Musik tidak hanya dapat dinikmati oleh kalangan dewasa saja, namun musik dapat dinikmati dari semua kalangan. Mulai dari anak-anak, dewasa bahkan lansia sekalipun. Indera yang diutamakan dalam penikmatan musik adalah telinga atau pendengaran. Dalam penciptaan musik tidak sembangan dilakukan, namun terdapat unsur yang dapat memikat hati sipenikmat atau pendengar. Oleh karena itu, tercipatanya musik terkadang merupakan isi hati atau curahan hati dari sipencipta musik itu sendiri.
Pengaruh musik dalam bukunya Djohan (2016: 133) mengatakan bahwa musik sangat berpengaruh dalam kehidupan. Selain dapat didengarkan, dinikmati, dan dipentaskan, musik juga dapat dipelajari secara ilmiah. Sekarang yang dipelajari bukan hanya analisis nada dan perbandingan getaran dua nada yang matematis, tetapi juga pengaruhnya terhadap manusia.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan drumband memiliki pengaruh positif bagi siswa. Selain melatih bermain seni musik, juga terdapat faktor olah raga serta kedisiplinan. Kedisplinan diperlukan karena memainkan musik drum band dengan teratur dan disiplin sehingga tercipta suatu permainan drum band yang menarik.
Permainan drumband menuntut untuk saling berjasama dalam tim, agar terciptanya suatu pertunjukan yang mengagumkan. Baik dalam ketukan, irama dan bahkan temponya. Oleh karena itu dapat kegiatan drum band merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kerja sama siswa.
2. Fungsi Seni Musik dalam Pendidikan
Musik sebagai cabang seni memiliki pengaruh sangat nyata dan sangat dahsyat bagi manusia, menurut Dieter Mack dalam (Supriatna 2006: 6) menyatakan “hubungan antara musik dan manusia sebagai titik tolak.” Artinya : a.
Musik menimbulkan efek dan relasi, b.
Musik adalah nilai buat seseorang, c.
Musik mempengaruhi kelakukan dan sikap.
Pendidikan musik merupakan salah satu cabang dalam bidang kesenian yang tentu saja memiliki kekhususan tersendiri. Menurut Ki Hajar Dewantara dalam bukunya (Supriatna 2006: 7) mengemukakan, bahwa pendidikan musik sebagai pendidikan rasa estetis akan berimplikasi pada pendidikan etis. Bahwa musik merupakan perwujudan nalar dan budi manusia, maka pendidikan musik sebagai bagian dari usaha pendidikan dapat dimaknai sebagai pendidikan untuk mempertajam nalar dan memperhalus budi. Proses mempertajam nalar dan memperhalus budi diperoleh karena kehalusan rasa yang dibina melalui pengolahan estetis. Dengan demikian dalam pendidikan musik terdapat pendidikan rasa estetis, rasa moral atau etis dan nalar.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa seni musik merupakan salah satu cabang seni yang didalamnya terdapat unsur keindahan yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan yang ada. Seni musik dikatakan pendidikan karena dalam seni musik terdapat unsur nalar atau usaha sadar yang bertujuan untuk memperoleh pengalaman dan menyalurkan bakat yang dimiliki.
3. Metode Pengajaran Musik
Hal utama yang harus dimiliki oleh pelatih atau pengajar adalah memiliki kesabaran dan kreativitas agar sukses dalam melatih kelompok drum band, karena pelatih atau pengajar selalu belajar dari pengalaman mengajar peserta didik secara terus menerus. Menurut Safrina (2002:
194) menjelaskan bahwa metode yang digunakan seorang guru musik akan sangat bergantung kepada pandangannya tentang sifat dan hakikat musik itu sendiri, sifat dan hakikat belajar musik, serta sifat dan hakikat pengajaran musik.
Selain itu pelatih juga harus dapat menyatukan dari beberapa peserta didik menjadi satu dan kompak. Kekompakan yang dimiliki oleh peseta didik nantinya berpengaruh dalam terciptanya satu buah lagu yang memiliki satu irama. Pelatih atau pengajar drum band juga harus mampu membantu mengembangkan teknik, mendengarkan, memberikan dukungan serta mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik saat proses latihan dan membantu menemukan solusinya. Jadi proses latihan atau proses dalam belajar drum band penting karena banyak hal positif yang didapatkan, seperti kedisiplinan, kekompakkan atau kebersamaan dan tanggung jawab.
Metode pelatihan musik terdapat beberapa metode yang banyak di kenal dikalangan dunia musik, namun ada beberapa metode yang sering digunakan diantaranya : Orff Schulwerk, Kodaly Approach, Suzuki Talent Education dan Dal Croze.
a.
Orff Schulwerk
Berdasarkan Daniel C. Johnson ( 2005/ 2006 ) dalam penelitiannya yang berjudul Carl Orff: Musical Humanist menjelaskan bahwa musisi Jerman Carl Orff (1895 – 1982) adalah pertama komposer dan kemudian menjadi seorang pendidik. Schluwerk berusaha untuk mendorong gembira membuat musik melalui partisipasi aktif dalam unsur musik. Melalui gerakan, pidato, menyanyi, dan memainkan instrumen, siswa terlibat dalam kegiatan kelas. Sementara guru mengamati, mengatur, dan rencana pelajaran,lingkungan pendidikan dipersiapkan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi.
Secara konseptual, Schluwerk mendorong peserta didik untuk menganalisis, merefleksikan, dan kritik peserta didik kerja sendiri ketika mengembangkan tingkat tinggi kognitif keterampilan. Dengan menghafal dan pertunjukan musik, peserta didik membangun keterampilan teknis dan intrinsik termotivasi untuk bagiannnya.
Berdasarkan Kamus Musik Banoe (2003: 311) menjelaskan bahwa Orff merupakan metode pendidikan musik Carl orff yang mendahulukan pukulan-pukulan ritmik dalam kelompok an-sambel dan mempersiapkan melodi dalam alat musik perkusi bertala diantonik.
Tujuan dari Orff-Schulwerk adalah untuk membangkitkan potensi artistik di setiap individu dan menawarkan sebuah konteks di mana ini dapat dilakukan.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan dalam metode yang dikembang oleh Carl orff adalah megembangkan pendekatan inovatif terhadap pendidikan musik pada peserta didik. Musik elemental dan menggabungkan gerakan, bernyanyi, bermain dan berimprovisasi.
Hal ini bertujuan agar peserta didik dengan mudah menangkap materi musik yang diberikan. Melalui bermain dan bernyanyi akan menciptakan suasana yang senang dan gembira bagi peserta didik yang secara tidak langsung sedang belajar tentang musik.
b.
Kodaly Approach
Berdasarkan penelitian Rina Wulandari (2013) yang berjudul Pengembangan Metode Kodaly dalam Pengenalan Nada pada Anak Usia Dini menjelaskan bahwa model Zoltan Kodaly (baca: Koh-DAI), seorang komponis dan kolektor musik rakyat asal Hungaria, mengembangkan kurikulum berbasis lagu dan gerak untuk anak. Metode Kodaly adalah pendekatan pendidikan musik berdasarkan filosofi Zoltan Kodaly. Zoltan Kodaly adalah seorang komponis Hongaria, penulis, pendidik dan ahli di lagu-lagu rakyat Hongaria. Berdasarkan penelitian Rina Wulandari (2013) menjelaskan bahwa metode pembelajaran musik menggunakan pendekatan Kodaly dapat mendukung perkembangan anak, yaitu: a.
“Melek” musik dapat membantu peserta didik dalam proses membaca, menulis serta dengan berpikir secara musikal hak dan dapat dilakukan tiap manusia, b. Belajar musik harus dimulai dari bunyi itu sendiri, c. Mendengarkan musik harus dimulai sedini mungkin untuk mendukung perkembangan peserta didik ke depan.
d.
Kemampuan musikal dan konsep musik hendaknya diajarkan melalui lagu rakyat karena lagu rakyat adalah lagu yang tidak diragukan lagi akan sumbangan dalam dunia pendidikan.
Metode pembelajaran musik menggunakan Kodaly System dititik beratkan pada penggunaan alat musik yang berasal dari tubuh anak itu sendiri yang secara spesifik disebutkan suara peserta didik. Metode
Kodaly juga mencakup penggunaan gerakan ritmis, sebuah teknik yang terinspirasi oleh kaya musik pendidikan Swiss Emile Jaques-Dalcroze.
Untuk memperkuat konsep berirama baru, metode Kodaly menggunakan berbagai gerakan berirama, seperti berjalan, berlari, berbaris, dan bertepuk tangan.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa metode
Kodaly menekankan pembelajaran musik menggunakan musik daerah,
selain itu untuk mempelajari musik perlu di berikan untuk anak yang sedang memasuki masa pertumbuhan guna menunjang perkembangan anak ke depannya. Metode Kodaly juga menjelaskan bahwa gerakan yang dilakukan oleh tubuh dapat menciptakan irama seperti, berjalan dan bertepuk tangan.
Gambar 2.1 Bahasa tangan Solfege tubuh sebagai media ekspresi musicGambar 2.1 menggambarkan tangan sebagai ekspresi dalam pengenalan musik. Menggunakan tubuh yang berasal dari diri sendirimempermudah dalam pemahaman dasar pembelajaran musik.
Gambar 2.2 Kreasi simbol nada pada tubuh anakGambar 2.2 secara kasat mata sangat mudah di lihat bahwa posisi nada
mi ke fa dan juga si/ ti ke nada do tinggi/ octave disimbolkan dengan
gerakan yang wilayahnya relatif dekat. Hal ini sekaligus sebagai simbol bahwa nada mi ke fa dan juga si/ ti ke nada do tinggi/ octave adalah jarak nada yang tentunya berdeda dengan jarak satu nada. Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulakn bahwa kreasi gerakan menggunakan anggota tubuh anak pada metode Kodaly perlu memperhatikan jarak antar nada. Si berdiri biasa dengan tangan lurus ke bawah pada nada do rendah lebih mudah bagi guru untuk mengamati kemampuan anak dalam meniru gerakan simbolisasi.
c.
Suzuki Talent Education
Berdasarkan penelitian Kun Setyaning Astuti (2004) yang berjudul Standardisasi Hasil Belajar Seni Musik pada Pendidikan Dasar dan Menengah mengemukakan bahwa metode pembelajaran Suzuki kini digunakan hampir di seluruh dunia bersaing dengan metode Carl Orff,
Zoltan Khodally dan Dal Croze.
Selain itu dalam penelitian Hari Martopo (2005) yang berjudul Musik sebagai Faktor Penting dalam Penerapan Metode Pembelajaran Quantum menjelaskan di Jepang pasca Perang Dunia II, Metode Suzuki
(Suzuki Violin Method) ciptaan Shinichi Suzuki lahir juga untuk
menjawab tantangan pendidikan keterampilan dan rasa. Metode Suzuki pada dasarnya berupanya menganjarkan musik secara sederhana agar anak kecil usia pra-sekolah telah dapat mulai belajar musik tanpa melalui tes bakat terlebih dahulu.
Sifat alamiah Metode Suzuki karena mengadobsi taknik belajar bahasa ibu (Mother-Tongue) yang menekankan aspek meniru
(imitation), mengulang-ulang (repetition) dan menghafal atau
mengingat (memory) dalam penerapannya berdasarkan filsafat pendidikan musik Shinichi Suzuki Nurtured by Love yang menekankan pendekatan cinta-kasih.
d.
Dal Croze
Berdasarkan penelitian William Todd Anderson ( 2011 ) yang berjudul The Dalcroze Approach to Music Education Theory and
Applications metode Dalcroze merupakan pendekatan pendidikan
musik-eurhythmics, solfège, dan improvisasi memiliki pengaruh besar pada musik modern pendidikan. Secara khusus, pelatihan menjelaskan kinestetik kemampuan, dan pernyataan bahwa hubungan antara musik dan gerakan adalah salah satu yang berhubungan dekat, terletak di Dalcroze's pendekatan instruksi.
Pendekatan ini menjelaskan untuk peserta didik mengingat apa yang telah mereka pelajari melalui mereka tubuh selama saling ketergantungan antara waktu, ruang, dan energi. Hal ini menemukan bahwa pendekatan pendidikan musik bekerja dengan baik dan bahwa meningkatkan kemampuan siswa. Selain itu berdasarkan Dalcroze dalam Safrina (2002: 195) mengemukakan bahwa pelajaran teori musik harus diberikan melalui bunyi musik itu sendiri, sehingga peserta didik mendengar alunan bunyi tersebut, menghayati apa yang dinamakan tangga nada, interval, dan akornya.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa metode Dal
Croze merupakan salah satu metode pengajaran musik melalui
gerakan. Selain itu dalam teori ini juga menyarankan peserta didik untuk secara langsung mendengar aluan lagu yang akan dipelajari, hal ini bertujuan untuk memberikan kesan yang mudah dalam pemahaman seni musik.
4. Seni Musik Drumband a.
Pengertian Drumband Seni musik drumband adalah permainan musik bersama dengan menggunakan kategori instrumen utama berupa alat perkusi “drum”.
Alat musik jenis perkusi ini bisa diperinci atas snare-drum, tenor-drum,
trio-drum/three-drum (tom-tom), dan power-cut . Alat bantu drum disebut stick atau “tongkat pemukul” dalam berbagai jenis ukuran. Dengan
melibatkan instrumen musik melodis atau “band” yang dipandu dengan alat musik drum, telah memunculkan pemaknaan drum-band sebagai gabungan alat perkusi drum dan alat tiup logam (brass), kayu
(woodwind) dan melodeon. Dalam perkembangannya, alat musik melodis
yang digunakan dalam permainan musik drum-band sat ini sudah bervariasi jenisnya.
Pengertian drumband dalam kamus musik Banoe (2003: 124) menjelaskan bahwa drumband merupakan band yang terdiri dari alat musik drum sebagai intinya, merupakan musik lapangan. Menurut Waesberghe (2016: 57) mengemukakan, musik secara faktal adalah seni yang esensinya berhubungan erat dengan panca indra pendengaran dan pengalaman waktu. Pengalaman yang dimaksud adalah tercipatnya musik dapat berasal dari pengalaman dan curahan hati dari si pencipta. Musik dapat dinikmati apabila memahami dan menjiwai dari lantunan yang dicipatakan.
Musik merupakan salah satu hiburan yang dapat dinikmati dari berbagai kalangan baik muda maupun tua. Tidak banyak yang mengungkapkan bahwa terciptanya lagu adalah salah satu dari curahan hati yang menciptakan. Melalui musik pencipta akan lebih leluasa untuk mengeluarkan dalam benak pikirannya. Menurut Sulistyo, (2005;91) mengatakan di dalam seni musik, suara merupakan hal yang penting, sebab keberhasilan hasil cipta seni musik terletak pada vokalnya, disamping susunan kata (syairnya), instrumen dan sebagainya. Dengan kata lain penikmat musik adalah telinga.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa seni musik merupakan cabang salah satu kesenian. Musik tidak hanya dapat dinikmati oleh kalangan dewasa saja, namun musik dapat dinikmati dari semua kalangan. Mulai dari anak-anak, dewasa bahkan lansia sekalipun. Indera yang diutamakan dalam penikmatan musik adalah telinga atau pendengaran. Dalam penciptaan musik tidak sembangan dilakukan, namun terdapat unsur yang dapat memikat hati sipenikmat atau pendengar. Oleh karena itu, tercipatanya musik terkadang merupakan isi hati atau curahan hati dari sipencipta musik itu sendiri.
Pengaruh musik dalam kehidupan menurut Djohan (2016;133) mengatakan bahwa selain dapat didengarkan, dinikmati, dan dipentaskan, musik juga dapat dipelajari secara ilmiah. Pythagoras, pada abad 6 SM, telah mengupas suatu gejala dalam musik. Apabila seutas tali direnggangkan lima puluh persen akan menyebabkan nada yang dihasilkan menjadi satu oktaf lebih tinggi. Sekarang yang dipelajari bukan hanya analisis nada dan perbandingan getaran dua nada yang matematis, tetapi juga pengaruhnya terhadap manusia.
b.
Drumband untuk Anak Pendidikan merupakan kegiatan yang memiliki tujuan untuk membekali peserta didik dalam bidang pendidikan. Sama seperti dengan kegiatan ekstrakulikuler drumband yang diharapkan mampu mengembangkan potensi dalam bidang musik yang dimiliki. Proses kegiatan ekstrakurikuler tentu saja harus tersusun dan terencana agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Tujuan utama dalam drumband adalah peserta didik mampu membaca tulisan musik serta dapat memainkan alat musik dengan ketukan dan irama yang tepat.
Materi yang diberikan untuk usia dasar tentu saja yang mudah dipahami dan mudah dipraktikkan. Dengan nada dan irama yang sederhana membuat peserta didik dapat dengan mudah mengikuti latihan drumband di sekolah dasar.
Selain dalam melodi yang sederhana, pemilihan lagu juga sangat diperhatikan agar sesuai dengan usia perkembangan. Kegiatan drum band bukan hanya memberikan pengetahuan tentang musik, namun dalam kegiatan ini dapat melatih kerjasama peserta didik antara satu dengan yang lainnya. Ketika memainkan sebuah lagu, harus mengingat melodi dari sebuah lagu dan kegitan ini sangat bagus untuk melatih ingatan.
Terlebih usia sekolah dasar masih sangat mudah untuk dipengaruhi, oleh karena itu dimanfaatkan dengan hal-hal yang positif.
5. Peralatan Drumband a.
Snare Drum
Drum yang dipakai berukuran 12cm x 14cm, dan 12cm x 13cm, dan menggunakan high tension head yang terbuat dari serat Kevlar. Head ini sangat sensitif, jika ada kesalahan sedikit saja waktu bermain maka akan buruk sekali suaranya. Jika bisa bermain dengan baik dan benar maka suara yang dihasilkan akan bagus. Stick menggunakan bahan kayu atau nylon pada kepala stick, ada juga yang menggunakan stick yang bentuk dan bahan kepala stick yang lain untuk menghasilkan suara yang diinginkan.
Gambar 2.3 Snare drum b.Bass Drum
Ukuran bass drum banyak variasinya, dari 18cm x 14cm sampai dengan 34cm x 14cm, ukuran ini adalah diameter dan tebal drum. Tetapi yang sering digunakan adalah 20cm, 22cm, 24cm, 26cm dan 28cm untuk 5 pemain. Jika menginginkan suara yang lebih tinggi atau melodi yang lebih jelas bisa menggunakan ukuran 18cm, 20cm, 24cm, 26cm, 28cm (Kirnadi, 2011: 94).
Gambar 2.4 Bass Drumc.
Multi Tom, Quint Tom, Timp Tom, atau Tenor Drum
Tenor drum biasanya terdiri dari 4-6 drum, empat drum utama (10cm, 12cm, 13cm, dan 14cm) dan 1 atau 2 spock drum yang biasanya berdiameter 6cm dan ada juga yang memakai 8cm. Stick menggunakan bahan yang terbuat dari karet, kulit hewan, dan juga nylon yang berbentuk seperti roda atau bola pada kepala stick. Bermain tenor harus rileks dan selalu memusatkan pada tempat bermain yang tepat.
d.
Cymbals
Banyak marching band yang menggunakan Cymbals jumlahnya sesuai dengan jumlah snare drum yang digunakan. Bila jumlah snare 4, maka cymbals juga digunakan 4, tetapi ada juga marching band yang menggunakan cymbals jumlahnya setengah dari jumlah snare yang digunakan. Misalnya: snare 4, maka cymbals yang digunakan 2. (Kirnadi, 2011: 94)
Gambar 2.6 CymbalsGambar 2.5 Tenor drum Mengenai ukuran, disarankan menggunakan 16cm, 18cm dan 20cm dengan tipe medium heavy. Ukuran dan type tersebut tidak saja praktis dalam pemakaian, akan tetapi juga dapat diperoleh balance dalam sound production. Pemakaian sarung tangan dan tape pelindung tangan akan sangat efektif dalam pengaruh meredam bunyi yang tidak produktif pada cymbals bila sewaktu-waktu dibutuhkan.C. Instruksi Langsung (Direct Instruction)
Selain menggunakan empat metode yang di jelaskan di atas, ada satu metode pembelajaran yang sudah sering di dunia pendidikan, yaitu metode
Direct Instruction . Berdasarkan buku Miftahul Huda (2013: 135-138)
menjelaskan bahwa Instruksi langsung memainkan peran yang terbatas namun penting dalam program pendidikan yang komprehensif. Beberapa keunggulan terpenting dari instruksi langsung ini adalah adanya fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa, sistem manajemen waktu, atmosfer akademik yang relatif stabil. Fokus akademik berarti prioritas tertinggi terhadap penugasan dan penyelesaian tugas akademik.
1. Sintak
Tahap 1: Orientasi a.
Guru menentukan materi pelajaran Tahap ini guru menentukan materi yang akan dipelajari saat saat hari itu. Guru memperkenalkan dan memberikan gambaran mengenai materi agar memudahkan peserta didik menangkap materi. b.
Guru meninjau pelajaran sebelumnya Selain mempelajaran materi hari itu, guru juga harus mengingatkan kembali materi yang sebelumnya di sampaikan. Hal ini bertujuan supaya materi yang telah dilewati tidak dilupakan. Guru juga diharapkan menghubungkan antara materi yang sebelum dan yang akan di pelajari.
c.
Guru menentukan tujuan pelajaran Setiap kegiatan pembelajaran diharapkan guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam materi dan hari itu juga.
d.
Guru menentukan prosedur pengajaran Dalam pencapian tujuan pembelajaran, guru tentu saja memiliki prosedur dan teknik agar yang diinginkan tercapai. Tahap ini diharapkan guru memiliki sendiri prosedur yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Tahap 2 : Presentasi a.
Guru menjelaskan konsep atau keterampilan baru, Setiap pembelajarn diharapkan guru selalu memberikan inovasi yang baru yang bertujuan agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang disampaikan oleh guru.
b.
Guru menyajikan representasi visual atas tugas yang diberikan, c. Guru memastikan pemahaman
Tugas bukanhanya menyampaikan materi saja, namun juga harus memastikan materi yang disampaikan dapat di terima oleh peserta didik.
Hal ini karena tujuan utama pembelajaran adalah tersampainya materi dari guru kepada peserta didik. Tahap 3 : Praktik yang terstruktur a.
Guru menuntun kelompok siswa dengan contoh pratik dalam beberapa langkah, b.
Siswa merespon pertanyaan, c. Guru memberikan koreksi terhadap kesalahan dan memperkuat pratik yang telah benar.
Tahap 4 : Praktik di Bawah Bimbingan Guru a.
Siswa berpraktik secara semi-independen b.
Guru menggilir siswa untuk melakukan praktik dan mengamati praktik, c. Guru memberikan tanggapan balik berupa pujian, bisikan maupun petunjuk.
Tahap 5 : Praktik mandiri a.
Siswa melakukan praktik secara mandiri di rumah atau di kelas, b.
Guru menunda respons balik dan memberikannya di akhir rangkaian praktik, c.
Praktik mandiri dilakukan beberapa kali dalam periode waktu yang lama.
2. Sistem sosial, dalam model ini instruksi langsung ini benr-benar terstruktur.
3. Peran atau Tugas Guru Dalam model ini, tugas guru adalah menyediakan pengetahuan mengenai hasil-hasil, membantu siswa mengandalkan diri mereka sendiri, dan memberikan re-infocerment. Sistem dukungan mencakup rangkaian tugas pembelajaran, yang terkadang sama rumitnya dengan seperangkat materi yang dikembangkan sendiri oleh tim instruktur.
4. Sistem Dukungan Lingkungan instruksi langsung adalah tempat di mana pembelajaran menjadi fokus utama dan tempat di mana siswa terlihat dalam tugas-tugas akademik dalam waktu tertentu untuk mencapai rating kesuksekan yang tinggi, iklim sosial dalam lingkungan ini harus diciptakan secara positif dan bebas dari pengaruh negatif.
5. Pengaruh Model ini adalah bimbingan dan pemberi respons-balik secara langsung.
Model ini menuntut siswa untuk mendekati materi akademik secara sistematis. Rancangannya dibentuk untuk meningkatkan dan memelihara motivasi melalui aktivitas pengendalian diri dan penguatan ingatan terhadap materi-materi yang telah dipelajari. Melalui kesuksesan dan respons-balik positif, model ini mencoba memperkaya penghargaan-diri siswa.
D. Peran Sekolah dalam Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Peran Guru dalam Kegiatan Ekstrakurikuer
Guru sebagai salah satu faktor dalam proses belajar mengajar harus mampu membuat pembelajaran yang kondusif dan berjalan dengan lancar.
Pembelajaran di kelas tentu saja harus sudah direncanakan sebelum guru memasuki kelas. Mulyasa (2011: 35) mengungkapkan bahwa guru sangat beperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya. Ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga menaruh harapan kepada guru, agar peserta didik dapat berkembang secara optimal. Peran guru dalam kegiatan ekstrakurikuler drumband misalnya guru memberikan bimbingan selama mengikuti latihan drum band. Dalam kegiatan drum band pihak sekolah telah memanggil pelatih yang sudah ahli, oleh karena itu peran guru hanya mengawasi dan mengontrol selama kegiatan latihan drum band berlangsung.
Berdasarkan penjelasan peran guru dapat disimpulkan bahwa guru adalah lakon atau pelaku utama dalam proses pembelajaran. Selain dalam kegiatan pembelajaran, guru diharapkan juga dapat mengawasi perkembangan peserta didik selama dalam jam sekolah. Perkembangan peserta didik tidak hanya dalam kelas saja namun juga terdapat di luar kelas. Guru harus mampu memposisikan sebagai orang yang serba bisa, karena guru tidak hanya dituntut untuk proses pembelajaran di dalam kelas namun juga dalam jam luar kelas.
2. Peran Kepala Sekolah dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Kepala Sekolah berarti seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas memimpin suatu lembaga pendidikan agar terjadi proses belajar mengajar. Menurut Sagala (2012: 117) kepala sekolah yang efektif dalam mengelola program dan kegiatan pendidikan adalah yang mampu memberdayakan seluruh potensi kelembagaan dalam menentukan kebijakan, pengadministrasikan dan inovasi kurikulum di sekolah yang dipimpinnya.
Pemikiran Rich dalam buku Danim (2009: 24) menyatakan ada lima ranah pengetahuan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah. Adapun maksud dari kelima ranah pengetahuan itu disajikan berikut ini: a.
Pengetahuan praktis, digunakan untuk bidang pekerjaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan.
b.
Pengetahuan intelektual, digunakan untuk menjawab keingintahuan dalam bidang intelektual seperti: ekonomi, hukum dan budaya.
c.
Small talk, pengetahuan yang digunakan untuk menjawab keingintahuan yang tidak intelektual seperti: tentang gosip, berita, kriminal, dan cerita.
d.
Pengetahuan spiritual, digunakan untuk meningkatkan hubungan manusia dengan agama dan Tuhan.
e.
Pengetahuan yang tidak diketahui (unwanted knowlage), yang berhubungan dengan sesuatu di luar perhatian seseorang atau sesuatu yang tidak disengaja.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa kepala sekolah merupakan jabatan yang berfungsi untuk memimpin suatu lembaga pendidikan guna menciptakan suasana yang kondisional. Bukan hanya dalam bidang pendidikan, kepala sekolah juga harus menguasai bidang yang menunjang jabatan yang dijalankan. Kepala sekolah juga harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dilingkungan sekolah agar terciptanya suasana kekeluargaan antar warga sekolah. Pembentukan karakter guru juga dipengaruhi oleh kepala sekolah, karena penilaian sikap kepala sekolah akan menjadikan teladan bagi guru yang lainnya.
E. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler drum band dalam Pendisiplisan dan Pembinaan Karakter Siswa
Kegiatan drum band merupakan kegiatan yang dilakukan secara kelompok, oleh karena itu dalam pelaksanannya menuntut kekompakan dari semua anggota. Menurut artikel yang karya Hermawan (2013) yang berjudul Marching Band Sebagai Pendidikan Berkarakter: Solusi Komprehensif Pendidikan Non-Formal Bagi remaja mengemukakan manfaat dari kegiatan Marching Band adalah sebagai berikut: 1.
Fungsi Kedisiplinan Berawal dari kegiatan baris-berbaris militer yang terdiri dari tentara- tentara, memainkan alat musik tiup dan pukul untuk mengiringi sebuah parade. Turan baris-berbaris secara militer membutuhkan tingkat kedisiplinan yang tinggi, sehingga marchingband dapat meningkatkan kedisiplinan individu. Budaya marchingband ini dipakai oleh sekolah- sekolah di Amerika untuk meningkatkan motivasi, rasa tanggung jawab dan kedisiplinan peserta didik di sekolah. selain itu kegiatan marching band ini juga berfungsi sebagai penyaluran agretivitas dan emosi remaja secara positif, agar energi tersebut dipakai untuk mempelajari disiplin bermain musik dalam marchingband.
2. Fungsi Kesenian
Kegiatan marchingband dapat dikategorikan sebagai aktifitas olehraga fisik. Secara fungsi dan manfaat, marchingband modern sudah dikolaborasikan antara kegiaran fisik (baris-berbaris membentuk konfigurasi), bermain orkestratif, dan gerakan tari dan oleh tubuh.
Marching band secara umum sudah bertranformasi dari kegiatan parade jalan untuk mengiringi baris-berbaris militer, menjadi suatu pertunjukan musik dan gerak jalan dalam lapangan.
3. Fungsi sosial
Kontribusi lain dalam kegiatan marchingband adalah dapat meningkatkan kemampuan sosial dan individual seseorang. Hal ini ditunjukan dengan adanya komunikasi yang dilakukan antara anggota agar memiliki tujuan yang sama, yaitu terciptanya suatu pertunjukan yang menarik bagi yang menyaksikan. Selain itu dalam kegiatan
marchningband juga dapat meningkatkan kemampuan berorganisasi dan
manajemen antara anggota dengan anggota lain, meningkatkan kepemimpinan dalam rekrutmen anggota, manajemen waktu, dan manajemen musik dan pelatihan.
Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa manfaat kegiatan drum band atau marching band memiliki peran dalam meningkatan karakter peserta didik. Selain sebagai suatu kesenian, drumband juga merupakan kegiatan sosial yang berdampak positif bagi perkembangan.
4. Ranah Psikomotor
Dalam bukunya Daryanto (2010: 123-124) mengelompokkan dalam tiga kelompok utama, yaitu: a) Keterampilan motorik (muscular or motor skills): memperlihatkan gerak, menunjukkan hasil (pekerjaan tangan), menggerakkan, menampilkan, melompat, dan lainnya.
b) Manipulasi benda-benda (manipulation of materials or
objects): menyusun, membentuk, memindahkan, menggeser, mereparasi dan lainnya.
c) Koordinasi neuromuscular, menghubungkan, mengamati, memotong dan lainnya.
F. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian terkait dengan kegiatan drum band yang telah dilakukan, diantaranya penelitian :
1. Novi Diah Lestari (2015) yang berjudul Penerapan Metode Carl Orff untuk Pembelajaran Musik dalam Ekstrakulikuler Drum band sebagai Upaya Meningkatkan Keaktivan dan Kreatifitas Siswa Kelompok B TK Sinar Melati Sleman. Yogyakarta: ISI. Pada penelitian ini peneliti menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun subyek penelitian adalah siswa kelompok B TK yang berjumlah 19 siswa dari 12 siswa putri dan 7 siswa putra. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Carl Orff dapat meningkatkan keaktivan dan kreativitas siswa kelompok B TK Sinar Melati Sleman dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
2. Singh Annu. (2013) Impact of Extracurricular Activities on Students in
Private School of Lucknow District. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Lucknow di Uttar Pradesh. Analisis statistik menunjukkan bahwa semua 6 jenis kegiatan ekstrakurikuler, yaitu Yoga, berkuda, kegiatan Sport, Dance,
Music dan kegiatan diluar dan didalam ruangan menunjukkan peran penting dalam dampak kegiatan ekstrakurikuler pada siswa di Sekolah Swasta. Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler umumnya mendapatkan keuntungan dari banyak kesempatan yang diberikan mereka.
Manfaat berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler termasuk memiliki nilai yang lebih baik, memiliki nilai tes standar yang lebih tinggi dan lebih tinggi pencapaian pendidikan, sekolah lebih teratur, dan memiliki tinggi konsep diri yang lebih tinggi. Orang-orang yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan diluar sekolah memiliki kelas di atas rata-rata yang lebih tinggi, penurunan absensi, dan keterhubungan ke sekolah.
Penelitian di atas dikatakan relevan karena fokus dalam penelitian ini sama-sama membahas terkait dengan ekstrakurikuler dan drumband.
Berdasarkan penelitian yang relevan diatas, peneliti memiliki perbedaan dalam meneliti metode yang digunakan dalam pelatihan drumband di sekolah dasar. Sedangkan penelitian sebelumnya hanya memilih satu metode pelatihan drum band untuk meningkatkan keaktivan siswa dan kreatifitas siswa di TK namun dalam penelitian ini akan membahas beberapa metode pelatihan drumband yang kemudian di cocokkan dengan praktik yang sudah ada. Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan kajian teori yang dipaparkan, maka metode yang digunakan dapat dikatakan temuan baru dengan sedikit memodifikasi metode yang sudah ada. Melalui penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai pemilihan metode pelatihan yang sesuai dalam tumbuh kembang peserta didik.
G. Kerangka Pikir
Kegiatan drum band yang dilaksanakan di sekolah merupakan kegiatan kegiatan pendidikan diluar jam mata pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat siswa, mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Kegiatan ekstrakulikuler drum band dapat membentuk disiplin peserta didik. Sebab dalam mempermainkan lagu ketukan harus kompak dan sama agar menciptakan suara yang senada. Banyak drum band yang sudah berkembang namun dalam jangkauan sekolah dasar masih jarang.
Grup drum band SD-IT Muhammadiyah Cipete sudah memiliki nama dikalangan lembaga pendidikan yang lain, sebab sudah banyak mengikuti pertunjukan dan pagelaran yang dilaksanakan ditingkat sekolah dasar maupun kabupaten. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Beberapa peserta didik juga berlarian dan bergurau sendiri dengan teman yang lain sehingga dapat menganggu konsentrasi peserta didik yang lainnya. Selain itu hal yang menarik dalam kegiatan ekstrakurikuler drumband adalah pelatih yang ternyata tidak memiliki latar belakang dari jalur musik.
Pentingnya diadakan penelitian ini untuk mencari tahu metode yang cocok dalam pelaksanaan ekstrakurikuler drumband di sekolah dasar. Selain itu dalam penelitian ini juga mencari peranan pihak sekolah dalam pelaksanaan kegiatan yang rutin dilakukan setiap minggunya Adapun alur dari kerangka pikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Pelatihan 1. Metode Orff Schulwerk drum band
2. Metode Kodally Approach menggunakan
3. Metode Suzuki Talent Education metode yang
4. Metode Dal Croze dimodifikasi
5. Instruksi Langsung (Direct
(Metode
Instruction)
Campuran)
K
Pelatihan
E
Drum band di SD-IT
N
Muhammadi- Temuan Metode
D
yah Cipete
A L A