Laporan Keuangan DPR RI TA 2014 Audited

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
(002)

LAPORAN KEUANGAN
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2014
(Audited)

JL. JEND. GATOT SUBROTO, JAKARTA

Sebagaimana diamanatkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang APBN Nomor 23 Tahun 2013
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran Tahun 2014 serta
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang perubahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2014, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna
Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan Lembaga yang dipimpinnya.

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR Rl) adalah salah satu entitas

pelaporan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan laporan keuangan DPR Rl Tahun 2014 Audited ini mengacu pada
Peraturan Menteri Keuangan nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : PER-57/PB/2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna
kepada para pemakai laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan
akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR Rl). Disamping itu laporan keuangan ini

juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan
keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik {good

governance).
Jakarta,

April 2015

Sekretaris Jenderal DPR Rl

R. Wiriantuninatvastiti. S, M.Si
NIP. 19561125 198203 2 002

Rata Pengantar

SEKRETARIAT JENDERAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
JLN. JENDERAL GATOT SUBROTO JAKARTA 10270

SSVlSfi—JELP. (021) 5715 349 FAX (021) 5715 423/ 5715 925 WEBSITE: www.dpr.go.id

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB


Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang terdiri dari: Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014
Audited sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan
secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Jakarta,

April 2015

Sekretaris Jenderal DPR Rl

'UJ?
DR. Wina

ininqtyastiti. S, M Si


NIP. 19561125 198203 2 002

Pernyataan Tanggung jawab

DAFTAR ISI
Halaman

Kata Pengantar

Pemyataan Tanggung Jawab
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Grafik

ii

iii
iv
vi
1


Ringkasan

I. Laporan Realisasi Anggaran (LRAKT per 31 Desember 2014 dan 31

3

Desember 2013)

II. Neraca

(NSAIKPT perbandingan per 31 Desember 2014 dan per 31

Desember 2013)

III. Catatan atas Laporan Keuangan
A. Penjelasan Umum
A.1. Dasar Hukum

A.2. Profil dan Kebijakan Teknis Lembaga

A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.4. Kebijakan Akuntansi

5

5
5
7
7

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B.1. Pendapatan Negara dan Hibah

13

B.2. Belanja Negara

14

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca

C.1. Aset Lancar

C.2. Aset Tetap
C.3. Aset Lainnya

C.4. Kewajiban Jangka Pendek
C.5. Ekuitas Dana Lancar

C.6. Ekuitas Dana Investasi

D. Pengungkapan Penting Lainnya
D.1. Catatan Penting Lainnya

D.2. Rekening Pemerintah

Daftar Isi

18
24
41

47

50

52

52
53

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2014 dan TA 2013

1

Tabel 2


Ringkasan Neraca per 31 Desember 2014 dan 2013

2

Tabel 3

Rekapitulasi Jumlah Satker UAKPA

7

Tabel 4

Penggolongan Kualitas Piutang

11

Tabel 5

Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap


12

Tabel 6

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan TA 2014

13

Tabel 7

Perbandingan Realisasi PNBP TA 2014 dan TA 2013

13

Tabel 8

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program TA 2014

14


Tabel 9

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja TA 2014

14

Tabel 10

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2014 dan TA 2013

15

Tabel 11

Perbandingan Belanja Pegawai TA 2014 dan TA 2013

16

Tabel 12

Perbandingan Belanja Barang TA 2014 dan TA 2013

17

Tabel 13

Perbandingan Belanja Modal TA 2014 dan TA 2013

17

Tabel 14

Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2014 dan 2013

18

Tabel 15

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon I

18

Tabel 16

Rincian Kas di Bendahara Penerimaan per Eselon I

19

Tabel 17

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas

20

Tabel 18

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas per Eselon I

20

Tabel 19

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang PNBP

21

Tabel 20

Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
Ganti Rugi (TP/TGR)

21

Tabel 21

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntuntan Ganti Rugi (TP/TGR)

23

Tabel 22

Rincian Persediaan per 31 Desember 2014 dan per 31 Desember 2013

24

Tabel 23

Laporan Koreksi Penyusutan Akibat Perubahan Kebijakan Penyusutan
dari PMK 1 Tahun 2013 menjadi PMK 90 Tahun 2014 per 31 Desember

25

2014
Tabel 24

Rincian Aset Tetap DPR Rl

Daftar Perbandingan Aset Tetap antara Neraca dan SIMAK BMN per 31
Tabel 25
Tabel 26

Tabel 28

Rincian Saldo Tanah

Rincian Penyusutan Aset Tetap Peralatan dan Mesin Ekstrakomptabel
per 31 Desember 2014
per 31 Desember 2014

Rincian Penyusutan Aset Tetap Gedung dan Bangunan Ekstrakomptabel
Tabel 30

per 31 Desember 2014

Rincian Penyusutan Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31
Tabel 31
Tabel 32

Daftar Tabel

27
31

31 Desember 2014

Rincian Penyusutan Aset Tetap Gedung dan Bangunan Intrakomptabel
Tabel 29

26

Desember 2014

Rincian Penyusutan Aset Tetap Peralatan dan Mesin Intrakomptabel per
Tabel 27

26

33

35

36

38

Desember 2014

Rincian Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2014

40

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 33

Rincian

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2014

41

Tabel 34

Rincian

Aset Lainnya per 31 Desember 2014

42

Tabel 35

Rincian

Tabel 36

Rincian

Tabel 37

Rincian

Aset Tak Berwujud per Eselon I
Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2014
Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2014

42
43
47

Tabel 38

Rincian

Utang Kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2014

48

Tabel 39

Rincian

Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2014

49

Tabel 40

Rincian

Tabel 41

Rincian

Uang Muka dari KPPN
Pendapatan Yang Ditangguhkan per 31 Desember 2014

50
50

Tabel 42

Rincian

Ekuitas Dana Lancar

51

Tabel 43

Rincian

Ekuitas Dana Investasi

52

Daftar Tabel

DAFTAR GRAFIK
Halaman

Grafik 1

Daftar Grafik

Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2014

15

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

RINGKASAN

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan
233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007
tentang Sistem AKuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku

Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan
Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
Laporan Keuangan Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 ini telah
disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP).
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang
mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja, selama periode 1 Januari s.d. 31 Desember2014.

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2014 terdiri dari Penerimaan Negara Bukan Pajak
sebesar Rpl9.411.405.961,00 dari estimasi pendapatan sebesar Rp0,00

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah sebesar Rp2.306.379.310.448,00 atau mencapai 79,86
persen dari alokasi anggaran sebesar Rp2.888.150.184.000,00.

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2014 dan TA 2013 dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 1

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2014 dan TA 2013
TA2013

TA 2014

Uraian

% Realisasi thd

Anggaran

Pendapatan Negaradan Hibah

Rp

BelanjaNegara

Rp

2.888.150184 000,00

Realisasi

Anggaran

Realisasi

Rp

19.411.405.961,00

0,00% Rp

32.237.830.386,00

Rp

2 306.379310.448,00

79,86% Rp

2.335.271.993.531,00

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 31
Desember 2014 dan 2013.

Neraca yang disajikan adalah hasil dari proses Sistem Akuntansi Instansi, sebagaimana yang diwajibkan
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan
233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Nilai Aset per 31 Desember 2014 dicatat dan disajikan sebesar Rpl. 188.029.183.570,00 yang terdiri yang
terdiri dari Aset Lancar sebesar Rpl6.154.812.764,00, Aset Tetap (neto setelah dikurangi akumulasi
penyusutan) sebesar Rpl.130.741.462.741,00 dan Aset Lainnya (neto setelah dikurangi akumulasi
penyusutan) sebesar Rp41.132.908.065,00.

Nilai Kewajiban seluruhnya tersaji sebesar Rp2.175.341.490,00 yang merupakan Kewajiban Jangka
Pendek.

Nilai Ekuitas Dana disajikan sebesar Rpl. 185.853.842.080,00 yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar
sebesar Rpl3.979.471.274,00 dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rpl. 171.874.370.806,00.

Ringkasan Neraca per 31 Desember 2014 dan 2013 dapatdisajikan sebagai berikut:

Ringkasan Laporan Keuangan

>f

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan RakyatRepublik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

Tabel 2

Ringkasan Neraca per 31 Desember 2014 dan 2013

Nilai Kenaikan/(penurunan)

Tanggal Neraca
Uraian

31 Desember 2014

31 Desember 2013

(Rp)

(Rp)

%

(Rp)
Aset
Aset Lancar

Aset Tetap
Aset Lainnya
Jumlah Aset

16.154.812.764,00

65.743.022.624,00

(49.588.209.860,00)

-306,96%

1.130.741.462.741,00

1.283.092.150.051,00

(152.350.687.310,00)

-13,47%

41.132.908.065,00

37.007.310.589,00

4.125.597.476,00

10,03%

1.188.029.183.570,00

1.385.842.483.264,00

(197.813.299.694,00)

-16,65%

2.175.341.490,00

50.400.784.437,00

(48.225.442.947,00)

-2216,91%

13.979.471.274,00

15.342.238.187,00

(1.362.766.913,00)

-9,75%

1.171.874.370.806,00

1.320.099.460.640,00

(148.225.089.834,00)
(149.587.856.747,00)
(197.813.299.694,00)

-12,65%

Kewajiban

Kewajiban Jangka Pendek
EkuitasDana
Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi
Jumlah Ekuitas Dana

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas

1.185.853.842.080,00

1.335.441.698.827,00

1.188.029.183.570,00

1.385.842.483.264,00

-12,61%
-16,65%

3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas laporan Keuangan (CalK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula
dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014,
Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja Negara diakui berdasarkan basis kas, yaitu diakui saat kas
diterima atau dikeluarkan dari rekening kas Negara.

Dalam penyajian Neraca untuk periode 31 Desember 2014, nilai Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana
diakui berdasarkan basis akrual, yaitu diakui pada saat diperolehnya kewajiban atas dan timbulnya

kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas
Negara.

'KS

Ringkasan Laporan Keuangan

-2-

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
TA2014
Uraian
PENDAPATAN

Catatan

Anggaran

Realisasi

TA2013
Realisasi

% Realisasi

B.1.

1. Penerimaan Negara Bukan Pajak

Rp

Rp

Jumlah Pendapatan

-

-

Rp

19.411.405.961,00

0,00% Rp

32.237.830.386,00

Rp

19.411.405.961,00

0,00% Rp

32.237.830.386,00

Rp

597.544.012.420,00

90,63% Rp

487.523.467.500,00

BELANJA

B.2.

1. Belanja Pegawai

B.2.1.

Rp

2. Belanja Barang

B.2.2.

Rp

2.085.372.912.000,00 Rp

1.662.786.991.339,00

79,74% Rp

1.813.499.298.421,00

3. Belanja Modal

B.2.3

Rp

143.439.111.000,00 Rp

46.048.306.689,00

32,10% Rp

34.249.227.610,00

Rp

2.306.379.310.448,00

Rp

2.335.271.993.531,00

Jumlah Belanja

Ringkasan Laporan Keuangan

Rp

659.338.161.000,00

2.888.150.184.000,00

79.85;.:

-3-'

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)
II. NERACA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NERACA

PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

Uraian

Catatan

31Desember 2014

31 Desember 2013

ASET
Aset Lancar

CI.

Kas dan Bank

Kasdi Bendahara Pengeluaran

C.l.l.

Hp

Kas di Bendahara Penerimaan

C.1.2.

;;;

Kas Lainnya dan Setara Kas

C.1.3.

Jumlah Kas dan Bank

-

Rp

149.107,00

Rp

731.064,00

Rp

383.219.069,00

Rp

47.918.295.055,00

Rp

383.368.176,00

Rp

47.919.026.119,00

Piutang
Piutang Bukan Pajak

C.1.4.

RP

41.396.429,00

Rp

Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak

C.1.5.

Rp

-206.982,00

Rp

C.1.6.

"P

250.000.000,00

RP

C.1.7

Rp

-1.250.000,00

Rp

-2.587.361,00

Rp

289.939.447,00

Rp

514.884.861,00

-

-

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan
Ganti Rugi

Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Bagian Lancar Tagihan TP/TGR
Jumlah Piutang (Bersih)
Persediaan

C.1.8.

Jumlah Aset Lancar

Aset Tetap

517.472.222,00

Rp

15.481.505.141,00

Rp

17.309.111.644,00

Rp

16.154.812.764,00

Rp

65.743.022.624,00

C.2.

Tanah

C.2.1.

Rp

188.409.157.000,00

Rp

188.409.157.000,00

Peralatan dan Mesin

C.2.2.

Rp

673.011.636.179,00

Rp

634.196.973.114,00
811.031.260.536,00

Gedung dan Bangunan

C.2.3.

Rp

823.049.480.845,00

Rp

Jalan Irigasi dan Jaringan

C.2.4.

Rp

74.281.263.174,00

Rp

67.937.884.595,00

Aset Tetap Lainnya

C.2.5.

Rp

18.712.008.408,00

Rp

370.981.600.642,00

KDP

C.2.6.

Rp

329.911.400,00

Rp

4.360.968.400,00

Akumulasi Penyusutan

C.2.7.

RP

-647.051.994.265,00

Rp

-793.825.694.236,00

Rp

1.130.741.462.741,00

Rp

1.283.092.150.051,00

Jumlah Aset Tetap
Aset Lainnya

C.3.

Aset Tak Berwujud

C.3.1.

Rp

29.215.639.010,00

Rp

27.953.090.474,00

Aset Lain-lain

C.3.2.

Rp

14.621.364.208,00

Rp

15.228.714.853,00

AkumulasiPenyusutan/Amortisasi Aset Lainnya

Rp

-2.704.095.153,00

Rp

-6.174.494.738,00

Jumlah Aset Lainnya

Rp

41.132.908.065,00

Rp

37.007.310.589,00

JUMLAH ASET

Rp

1.188.029.183.570,00

Rp

1.385.842.483.264,00

C.3.3.

KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek

C.4.

Utang Kepada Pihak Ketiga

C.4.1.

Rp

389.478.231,00

Rp

36.271.895.529,00

Pendapatan Diterima Dimuka

C.4.2.

Rp

1.724.473.314,00

Rp

930.999.168,00

Uang Muka dari KPPN

C.4.3.

Rp

Pendapatan yang Ditangguhkan

C.4.4.

Rp

61.389.945,00

Rp

13.197.889.740,00

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek

Rp

2.175.341.490,00

Rp

50.400.784.437,00

JUMLAH KEWAJIBAN

Rp

2.175.341.490,00

Rp

50.400.784.437,00

Rp

-

EKUITAS DANA

Ekuitas Dana Lancar

C.5.

Cadangan Piutang

C.5.1.

Rp

289.939.447,00

RP

514.884.861,00

Cadangan Persediaan

C.5.2.

RP

15.481.505.141,00

Rp

17.309.111.644,00

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka

C.5.3.

Rp

-67.500.000,00

Rp

-1.550.759.150,00

C.5.6.

Rp

-1.724.473.314,00

Rp

-930.999.168,00

Rp

13.979.471.274,00

Rp

15.342.238.187,00

1.283.092.150.051,00

Pendek

Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan
Jumlah Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Investasi

C.6.

Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

C.6.1.

Rp

1.130.741.462.741,00

Rp

Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya

C.6.2.

Rp

41.132.908.065,00

Rp

37.007.310.589,00

Rp

1.171.874.370.806,00

Rp

1.320.099.460.640,00

Rp

1.185.853.842.080,00

Rp

1.335.441.698.827,00

Rp

1.188.029.183.570,00

Rp

1.385.842.483.264,00

Jumlah Ekuitas Dana Investasi
JUMLAH EKUITAS DANA

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

Ringkasan Laporan Keuangan

-4-

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A.
Dasar Hukum

PENJELASAN UMUM

A.l. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 17Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
233/PMK.05/20I I tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntasi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor l/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang
Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat;
8.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-80/PB/2011 tentang
Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja dan Tranfers pada Bagan
Akun Standar;

9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tentang
Pedoman Akuntansi
Negara/Lembaga;

Penyisihan

Piutang

Tak

Tertagih

pada

Kementerian

10. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Dasar Hukum
Entitas dan

Rencana Strategis

A.2. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS
REPUBLIK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

INDONESIA

Sekretariat Jenderal DPR RT adalah aparatur pemerintah yang didalam menjalankan tugas
dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan DPR Rl,
hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2005 tentang Sekretariat Jenderal
DPR Rl. Sekretariat Jenderal DPR Rl bertugas menyelenggarakan dukungan teknis,
administratif dan keahlian kepada DPR Rl, dalam melaksanakan tugas tersebut Sekretariat
Jenderal DPR Rl menyelenggarankan fungsi:

a. Koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan
Sekretariat Jenderal DPR Rl,

b. Pemberian dukungan teknis, administratif dan keahlian di bidang perundang-undangan,
anggaran dan pengawasan kepada DPR Rl,
c. Pembinaan dan pelaksanaan perencanaan dan pengendalian kepegawaian, keuangan,
perlengkapan dan kerumahtanggaan di lingkungan DPR Rl.
Rencana Strategis (Renstra) DPR Rl tahun 2010-2014 merupakan dokumen yang memuat

Catatan atas Laporan Keuangan

-5

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

visi, misi, tujuan strategis, kebijakan, program, dankegiatan DPR Rl untuk periode 5 (lima)
tahun yangakan dilaksanakan di lingkungan DPR Rl. Rencana Strategis DPRRl 2010-2014
ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi pedoman bagi segenap
unsur yang ada dalam lingkungan DPR Rl untuk menyusun rencana kerja dan rencana
anggaran bagi pelaksanaan kegiatannya. Dengan adanya Rencana Strategis DPR Rl 20102014 diharapkan terbangun kerjasama dengan Pemerintah yang lebih baik dan efektif
melalui dukungan secara terencana bagi penguatan kelembagaan DPR Rl melalui
tercapainya keterpaduan program DPR Rl dengan program pembangunan Pemerintah. Dan
dalam pelaksanaan tugas-tugas dan kegiatan kedewanan DPR Rl didukung oleh Sekretariat
Jenderal yang memberikan dukungan keahlian, administrasi dan teknis sesuai dengan
tupoksi Dewan.

Renstra DPR Rl memuat visi dan misi jangka panjang sebagai landasan dalam menyiapkan
arah kebijakan 5 (lima) tahun ke depan. Visi DPR Rl yang menjadi acuan dalam penyiapan
Renstra 2010-2014 adalah terwujudnya DPR Rl sebagai Lembaga Perwakilan yang
kredibel dalam mengemban tanggungjawab mewujudkan masyarakat adil dan makmur dan
visi Sekretariat Jenderal dalam Renstra 2010-2014 adalah menjadikan Sekretariat Jenderal
yang profesional dan akuntabel.
Misi DPR Rl merupakan perumusan strategis, kebijakan, dan program kelembagaan DPR
Rl terutama dalam kerangka sistem perencanaan jangka panjang, jangka menengah yang
diwakili renstra dan rencana kerja tahunan. Oleh karena itu, penetapan misi DPR Rl
menjadi penting untuk mengarahkan kegiatan selama 5 (lima) tahun ke depan, penetapan
prioritas dan menjaga keberlanjutan kegiatan DPR Rl, maka misi DPR Rl dirumuskan
sebagai berikut:

a. Mewujudkan penyelenggaraan fungsi legislasi yang efisien dan efektif;
b. Mewujudkan penyelenggaraan fungsi penganggaran negara yang akuntabel dan
transparan;

c. Mewujudkan kelembagaanDPR Rl yang kuat, aspiratif dan akomodatif.
Untuk memberikan dukungan bagi terwujudnya visi DPR Rl dan Setjen DPR Rl yang
merupakan unsur pendukung pelaksanaan tugas-tugas dan kegiatan kedewanan
merumuskan visi "Menjadikan Sekretariat yang professional dan akuntabel" yang berperan
sebagai pendukung dan fasilitator dalam kegiatan-kegiatan kedewanan, dan menetapkan
misi Setjen DPR Rl tahun 2010-2014 sebagai berikut:
1. Mewujudkan dukungan keahlian yang akurat
2. Mewujudkan dukungan keahlian administrasi yang tepat waktu
3. Mewujudkan dukungan teknis yang prima

Sedangkan sasaran strategis yang ingin dicapai Setjen DPR Rl dalam tahun 2010-2014
adalah sebagai berikut:

1.

Mencapai tata kelola Setjen DPR Rl yang baik melalui reformasi Setjen DPR Rl di
bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia;

2.

Meningkatnya kualitas dukungan Setjen DPR Rl dalam penguatan kelembagaan DPR
Rl;

3.

Meningkatnya kualitas dukungan terhadap pelaksanaan fungsi legislasi DPR Rl;

4.

Meningkatnya kualitas dukunganterhadap pelaksanaan fungsi pengawasan DPR Rl;

5.

Meningkatnya kualitas dukunganterhadap pelaksanaan fungsi anggaran DPR Rl.

Catatan atas Laporan Keuangan

~V

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

A3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Pendekatan

Penyusunan
Laporan

Keuangan

Laporan Keuangan Tahun 2014 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek
keuangan yang dikelola oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR Rl).
Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,
pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan sampai dengan pelaporan posisi keuangan
dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

Laporan Keuangan DPR Rl Tahun 2014 ini merupakan laporan konsolidasi dari seluruh
jenjang struktural di bawah DPR Rl seperti eselon I, serta satuan kerja yang bertanggung
jawab atas anggaran yang diberikan.
Jumlah satuan kerja di lingkup DPR Rl adalah 2 (dua) satker. Dari jumlah tersebut, yang
menyampaikan laporan keuangan dan dikonsolidasikan sejumlah 2 (dua) satker (100%).
Rincian satuan kerja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3

Rekapitulasi Jumlah Satker UAKPA
Jumlah Jenis Kewenangan
Kode Eselon 1

No

Uraian
KP

KD

DK

TP

Jumlah
Satker

r

Sekretariat
1

01

2

02

Jenderal

Dewan

1

1

-

-

-

-

-

-

1

1

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan
Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan
Laporan Keuangan Satuan Kerja/Kementerian Negara/Lembaga yang terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan SIMAKBMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan lainnya untuk
penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
A.4.

KEBIJAKAN AKUNTANSI

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2014 telah mengacu pada Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Disamping itu, dalam
penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di
lingkungan pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan
dalam penyusunan Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR
Rl) adalah sebagai berikut:
(1) Kebijakan Akuntansi atas Pendapatan
Kebijakan
Akuntansi atas

• Pendapatan adalah semua penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam
periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah pusat.

Pendapatan

• Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).

• Akuntansi Pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).

Catatan atas Laporan Keuangan

-7-

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

• Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber jenis Pendapatan.
(2) Kebijakan Akuntansi atas Belanja
Kebijakan
Akuntansi

• Belanja adalah semua pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh pemerintah pusat.

Belanja

• Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
• Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada
saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan Kantor Pelayanan
Perbendaharan Negara (KPPN).


Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja.

(3) Kebijakan Akuntansi atas Aset
Kebijakan
Akuntansi atas
Aset

• Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam
pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar
laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak
kepemilikan berpindah.


Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, Piutang Jangka
Panjang dan Aset Lainnya.

a. Aset Lancar
AsetLancar

• Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk
direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan.
• Kas disajikan di Neraca dengan mengunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk
valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada
tanggal neraca.

• Piutang dinyatakan dalam Neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak
yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan, yang
diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan dan disajikan sebagai Bagian Lancar Piutang.
• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan
jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai bagian
lancar TPA/TGR.



Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barangbarang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.

• Persediaan dicatat di Neraca berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal
neraca dikalikan dengan :

> harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

Catatan atas Laporan Keuangan

*AS

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

> harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
> harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara
lainnya.
b. Aset tetap

• Aset Tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah
maupun kepentingan publik yang mempunyai masa mafaat lebih dari satu tahun.

Aset Tetap

• Aset tetap dilaporkan pada berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
• Pengakuan Aset Tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, sebagai
berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga
yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00 (tiga ratus ribu
rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau
lebih dari Rpl0.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi
tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,
jalan/irigasi/jaringan, dan Aset tetap Lainnya berupa koleksi perpustakaan
berupa barang bercorak kesenian.
c.

Piutang Jangka Panjang

Piutang Jangka
Panjang

. Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan
direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam
Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo
lebih dari satu tahun, dan Piutang Jangka Panjang Lainnya.
• TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset
pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar
nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah
dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau
daftar saldo tagihan penjualan angsuran.


TP ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena
lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian negara/daerah.

• TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau
bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut
penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh Negara sebagai akibat
langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum
yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan
tugasnya.

d. Aset Lainnya



**

mnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang

jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan
Aset Lain-lain.



Catatan atas Laporan Keuangan

Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas

-9-

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

kekayaan intelektual.



Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan
operasional pemerintah.

(4) Kebijakan Akuntansi atas Kewajiban
Kebijakan
Akuntansi atas

Kewajiban

• Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
• Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek dan
jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek.

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai Kewajiban Jangka Pendek jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang
Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang
Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang.
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan
untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal pelaporan.

• Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah
pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
(5) Kebijakan Akuntansi atas Ekuitas Dana
Kebijakan



Ekuitas Dana merupakan kekayaan bersih pemerintah. yaitu selisih antara Aset dan
kewajiban Pemerintah.



Ekuitas Dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi.

Akuntansi atas

Ekuitas Dana

• Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara Aset Lancar dan kewajiban jangka
pendek.


Ekuitas Dana Investasi

mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan

kewajiban jangka panjang.
(6) Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Kebijakan
Akuntansi atas

Penyisihan
Piutang Tak

• Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar
persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang.
Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan
perkembangan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.

Tertagih



Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal
pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 201/PMK.06/2011
tentang Kualitas Piutang Kementerian Negara/Lembaga Dan Pembentukan
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih.

Catatan atas Laporan Keuangan

\y
- 10?

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

Tabel 4

Penggolongan Kualitas Piutang
Uraian

Kualitas Piutang

Penyisihan

Lancar

Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo

0,5%

Kurang Lancar

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Ffertama tidak dilakukan pelunasan
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan

10%

Diragukan

Kedua tidak dilakukan pelunasan

1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Ketiga tidak dilakukan pelunasan
2. Rutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan

Macet

50%

100%

Rutang Negara/DJKN
Kebijakan
Akuntansi atas

Penyusutan Aset

(7) Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap

• Penerapan penyusutan BarangMilikNegara berupa Aset Tetap padaseluruh entitas
Pemerintah Pusat dilaksanakan mulai tahun 2013, sesuai dengan Keputusan

Tetap

Menteri KeuanganNomor 53/KMK.06/2012 tentang Penerapan PenyusutanBarang
Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
• Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan
kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap
didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang

Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah
Pusat, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
90/PMK.06/2014, dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145/KM.6/2014
tentang perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KM.6/2013
tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas
Pemerintah Pusat.



Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah

b. Konstruksi dalam Pengerjaan

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau
dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada
Pengelola Barang untukdipindahtangankan, dimusnahkan atau dihapuskan.
• Ketentuan yang diatur ulang sehubungan dengan perubahan kebijakan penyusutan
adalah sebagai berikut:

a. Perhitungan penyusutan pertama kali atas objek penyusutan berupa aset tetap
yang diperoleh sebelum tahun 2005;

b. Perhitungan sisa manfaat atas objek penyusutan berupa aset tetap yang
diperoleh sebelum tahun 2005.

• Adapun asumsi dalam melakukan perhitungan penyusutan sebagaimana KMK
Nomor 145/KM.6/2014 adalah sebagai berikut:

a. Aset Tetap yang diperoleh sebelum tahun 2005 dikenakan koreksi penyusutan
dengan ketentuan sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan

- 11

Laporan Keuangan Dewan Pewakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

1) Koreksi penyusutan dilakukan terhitung mulai Semester II Tahun 2010;
2) Koreksi penyusutan dihitung berdasarkan sisa masa manfaat pada Semester
II Tahun 2010 menurut Tabel Masa Manfaat I;

3) Dalam hal tidak terdapat sisa manfaat pada Semester II Tahun 2010, maka
nilai aset tetap disusutkan seluruhnya.
b. Aset Tetap yang diperoleh sejak Tahun 2005 dikenakan koreksi penyusutan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Koreksi penyusutan dilakukan terhitung muali perolehan Aset Tetap;
2) Koreksi penyusutan dihitung berdasakan Tabel Manfaat I.
c.

Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sampai 1 (satu) semester
sebelum diberlakukannya penyusutan.

d. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai penambah nilai akun
Akumulasi Penyusutan dan pengurang nilai ekuitas pada neraca.
e.

Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai koreksi saldo awal
periode berjalan.

f.

Koreksi penyustan Aset Tetap, dikecualikan untuk Aset Tetap yang sudah
dihapuskan pada akhir semester diberlakukannya penyusutan Aset Tetap.

g.

Seluruh Aset Tetap yang diperoleh sebelum Tahun 2005 telah dilakukan
inventarisasi dan penilaian.

Perhitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester
tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu
dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata
setiap semester selama Masa Manfaat.

Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman pada Keputusan Menteri
Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka
Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
Secara umum tabel masa manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 5

Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap
Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

Jalan, rigasi. dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya (Alat musik modern)

Catatan atas Laporan Keuangan

Masa Manfaat
2 s.d. 20 tahun

10 s.d. 50 tahun
5 s.d. 40 tahun
4 tahun

-12 A

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

B.

PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

B.l. Pendapatan Negara dan Hibah
Realisasi

Pendapatan Negara Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun Anggaran 2014 {Audited) berdasarkan
dan Hibah

Nota Kesepakatan Angka Asersi Final Nomor: NK033/PB.6.4/2015 adalah sebesar

Rpi9.4ii.405.961,oo Rpl9.411.405.961,00 dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp0,00.
Berdasarkan

Nota

Kesepakatan

tersebut,

terdapat

koreksi

penambahan

sebesar

Rp9.845.000,00 yang merupakan penerimaan yang sudah disetorkan pada bulan September
2014, namun hingga tanggal 31 Desember 2014 belum dicatatkan pada aplikasi satker.
Selain adanya koreksi penambahan, terdapat koreksi reklasifikasi pendapatan akibat adanya
ralat PNBP yang baru diselesaikan pada saat Rekonsiliasi ulang dengan DJPB atas setoran
dengan nomor NTB 000000452884 dan nomor NTPN 0904081213140508 sebesar
Rp5.000.000,00 dengan jurnal sebagai berikut:
Debet 423921 Pendapatan dari Pengelolaan BMN
Kredit
423141 Pendapatan Lain-lain

Rp5.000.000,00
Rp5.000.000,00

Keseluruhan Pendapatan Negara dan Hibah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
adalah merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya. Rincian Estimasi
Pendapatan dan Realisasi PNBP lainnya sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 dapat
dilihat dalam tabel 6 berikut ini:
Tabel 6

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan TA 2014
No.
1

Estimasi

Uraian

Realisasi

Pendapatan

Pendapatan dari Pengelolaan BMN

-

Rp

%

3.602.328.995,00

0,00%

2

Pendapatan Jasa

Rp

144.814,00

0,00%

3

Pendapatan luran dan Denda

-

Rp

29.806.420,00

0,00%

4

Pendapatan Lain-lain

-

Rp

15.779.125.732,00

0,00%

Rp

19.411.405.961,00

0,00%

Jumlah

-

Berdasarkan Tabel 7, Realisasi PNBP Tahun Anggaran 2014 mengalami penunman sebesar
Rpl2.826.424.425,00 atau 39,79 persen dibandingkan TA 2013 yang disebabkan antara lain
penunman pada pendapatan iuran dan denda serta pendapatan lain-lain yaitu pengembalian
belanja lainnya tahun anggaran yang lalu. Perbandingan realisasi PNBP TA 2014 dan TA
2013 disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 7

Perbandingan Realisasi PNBP TA 2014 dan TA 2013
TA2014

TA2013

KanaikanJ(Penurunan)

Uraian

No.

Nilai
1

Pendapatan dariPengelolaan BW

Rp

3.602.328.995,00 Rp

4

Pendapatan Jasa

Rp

Rp

5

Pendapatan bran dan Denda

Rp

6

%

650.465.995,00

22,04%

103.716,00

252,36%

2.112.745.611,00 Rp (2.082.939.191,00)

-98,59%

PendapatanLain-lain

Rp 15.779.125.732,00 Rp 27.173.180.677,00 Rp (11.394.054.945,00)

-41,93%

Jumlah

Rp 19.411.405.961,00

Rp (12.826.424.425,00)

-39,79%

Catatan atas Laporan Keuangan

144.814,00

29.806.420,00 Rp

2.951.863.000,00 Rp
41.098,00

Rp 32.237.830.386,00

Rp

-13-'

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

B.2. Belanja Negara.

Realisasi Belanja
Negara sebesar

Berdasarkan Nota Kesepakatan Angka Asersi Final Nomor: NK033/PB.6.4/2015 Realisasi
belanja Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada TA 2014 (netto) Audited

Rp2.306.379.3io.44a.oo ada|ah sebesar Rp2.306.379.310.448,00 dengan anggaran sebesar Rp2.888.150.184.000,00.
Terdapat beberapa koreksi yang disebutkan dalam Nota Kesepakatan Angka Asersi Final
yaitu:

1. Koreksi penambahan atas kesalahan pencatatan pengembalian belanja gaji pada
aplikasi sebesar Rp91,00
2. Koreksi pengurangan atas kesalahan pencatatan pengembalian belanja barang pada
aplikasi sebesar Rp810.000,00
Anggaran dan realisasi belanja TA 2014 menurut program tersaji pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 8

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja menurut Program TA 2014
Program

Kode

Anggaran

Realisasi

V.

Rp

416.620.962.000,00 Rp

330.187.951.328,00

79,25%

I m

Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur DPR RJ

Rp

402.767.547.000,00 Rp

251.784.869.641,00

62,51%

r

oe

Program Pelaksanaan Fungsi
Legislasi DPR Rl

Rp

230.373.069.000,00 Rp

128.062.987.749,00

55,59%

I "

Program Pelaksanaan Fungsi
Anggaran DPR Rl
Program Pelaksanaan Fungsi
PengawasanDFRRI

Rp

66.330.388.000,00 Rp

43.958.043.050,00

66,27%

Rp

221.264.841.000,00 Rp

160.652.769.742,00

72,61%

Program Penguatan Kelembagaan

Rp

1.550.793.377.000,00 Rp

1.391.732.688.938,00

89,74%

Rp

2.888.150.184.000,00 Rp

2.306.379.310.448,00

79,86%

Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

01

DFRRI

r

oe

r

09

DFRRI

Total

Sedangkan menurut jenis belanja, rincian anggaran dan realisasinya berdasarkan Nota
Kesepakatan Angka Asersi Final Nomor: NK033/PB.6.4/201 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 9

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja TA 2014
Kode Jenis

Belanja

Uraian Jenis Belanja

Anggaran

51

Belanja Pegawai

Rp

659.338.161.000,00

52

Belanja Barang

Rp

53

Belanja Modal
Jumlah Belanja Kotor

Catatan atas Laporan Keuangan

%

Rp

599.116.347.890,00

90,87%

2.085.372.912.000,00

Rp

1.701.008.382.358,00

81,57%

Rp

143.439.111.000,00

Rp

46.048.306.689,00

32,10%

Rp

2.888.150.184.000,00

81,23%

PengembalianBelanja
Jumlah Belanja Netto

Realisasi Belanja

Rp

2.888.150.184.000,00

Rp

2.346.173.036.937,00

Rp

39.793.726.489,00

Rp

2.306.379.310.448,00

79,86%

*/

- 14-

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihatdalam grafik 1 berikut ini:
Grafik 1

Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2014

Rp2.500.0O0.0O0.O00
Rp2.000.000.000.000

Rpl.500.000.000.000
m Anggaran

Rpl.000.000.000.000

• Realisasi Belanja

Rp500.000.000.000
Rp

Belanja
Pegawai

Belanja
Barang

Belanja
Modal

Berdasarkan tabel 10, Realisasi belanja TA 2014 mengalami penunman sebesar
Rp28.892.683.083,00 atau 1,24% dibandingkan TA 2013 disebabkan antara lain
penunman belanja barang operasional, belanja honor operasional satuan kerja dan belanja
perjalanan dinas. Perbandingan realisasi belanja TA 2014 (Audited) dan TA 2013 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2014 dan TA 2013
Kenaikan/(Penurunan)

Realisasi Belanja
Uraian

TA2013
487.523.467.500,00 Rp

110.020.544.920,00

22,57%

1.813.499.298.421,00 Rp

(150.712.307.082,00)

-8,31%

Rp

11.799.079.079,00

34,45%

(28.892.683.083,00)

-1,24%

Belanja Pegawai

Rp

597.544.012.420,00 Rp

Belanja Barang

Rp

1.662.786.991.339,00 Rp

Belanja Modal

Rp

46.048.306.689,00 Rp

Rp

2.306.379.310.448,00 Rp

Jumlah Belanja

Rupiah

TA2014

34.249.227.610,00

2.335.271.993.531,00 *

%

B.2.I. Belanja Pegawai
Realisasi Belanja
Pegawai sebesar
Rp597.544.012.420,00

Berdasarkan Nota Kesepakatan Angka Asersi Final Nomor: NK033/PB.6.4/2015 Realisasi
belanjapegawai TA 2014 (Audited) adalah sebesar Rp597.544.012.420,00 dengan realisasi
pengembalian belanja pegawai adalah sebesar Rpl.572.335.470,00. Sedangkan saldo
realisasi BelanjaPegawai TA 2013 adalah sebesar Rp487.523.467.500,00 dengan realisasi
pengembalian belanja pegawai sebesar Rp829.531.976,00.

Berdasarkan Nota Kesepakatan Angka Asersi Final, disebutkan adanya koreksi tambah atas

pengembalian belanja yang disebabkan adanya kekurangan pencatatan saldo pengembalian
belanja pada aplikasi sebesar Rp91,00

Jika dibandingkan dengan TA 2013, terdapat kenaikan realisasi belanja pegawai sebesar
Rpl 10.020.544.920,00 atau 22,57%yang antara lain disebabkanoleh:
- Terbitnya Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2014 tentang tunjangan kinerja Pegawai

Catatan atas Laporan Keuangan

- 15 -'

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Jenderal DPR Rl tanggal 9 Mei 2014, Surat
Edaran Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor SE-20/PB/2014 tentang Pelaksanaan

Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2014 dan Peraturan Sekretaris Jenderal DPR Rl

Nomor 01/SEKJEN/2014 tentang pelaksanaan pemberian tunjangan kinerja bagi
pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal DPR Rl serta tunjangan kinerja tersebut
dibayarkan terhitung mulai bulan Januari 2014;
- Terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Keenam Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang

Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil yang menyebabkan adanya perubahan gaji pokok,
tunjangan istri, tunjangan anak, dsb.

-

Adanya pengangkatan 44 CPNS angkatan tahun 2014.
Meningkatnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan diluar jam kerja pada unit-unit kerja
di Sekretariat Jenderal DPR Rl.

Rincian belanja pegawai disajikan dalam tabel 11 berikut ini:
Tabel 11

Perbandingan Belanja Pegawai TA 2014 dan TA 2013
Kenaikan/(Penurunan)

Realisasi
URAIAN

Rupiah

%

74.108.745.705,00

Rp 3.534.942.193,00

4.77%

Rp 268.713.136285,00

Rp 272.189.193.771,00

Rp (3.476.057.486,00)

-1,28%

Belanja Honorarium

Rp 138.975.30COOO.OC

Rp 141.422.900.000,00

Rp (2.447.600.000,00)

-1,73%

Belanja Lembur

Rp

4.788.604.000,00

Rp

Rp 4.156.444.000,00

657,50%

Belanja Tunjangan Khususdan Transit! Rp 108.995.619.707,00

Rp

RealisasiBelanja Bruto

Rp 599.116.347.890,00

Rp 488.352.999.476,00

Pengembalian Belanja

Rp

Realisasi BelanjaNetto

Rp 597.544.012.420,00

TA2014

Belaya GaJ danTunjangan PNS
Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat
Negara

Rp

77.643.687.898,00

TA2013

Rp

(1.572.335.470.00) Rp

632.160.000,00
-

Rp 108.995.619.707,00
Rp 110.763.348.414,00

(829.531.976,00) Rp

Rp 487.523.467.500,00

(742.803.494,00)

Rp 110.020.544.920,00

22,68%

89,54%
22,57%

B.2.2. Belanja Barang
Belanja Barang
sebesar

Rpl. 662.786.991.339,00

Berdasarkan Nota Kesepakatan Angka Asersi Final Nomor: NK033/PB.6.4/2015 Realisasi
belanja barang TA 2014 (Audited) adalah sebesar Rpl.662.786.991.339,00 dengan realisasi
belanja sebesar Rp38.221.391.019,00. Sedangkan realisasi belanja barang TA 2013 adalah
sebesar Rpl.813.499.298.421,00 dengan realisasi pengembalian belanja sebesar
Rpl9.269.891.488,00.

Berdasarkan Nota Kesepakatan Angka Asersi Final, disebutkan adanya koreksi kurang atas
pengembalian belanja yang disebabkan adanya kelebihan pencatatan saldo pengembalian
belanja pada aplikasi sebesar Rp810.000,00
penunman
realisasi Belanja Barang sebesar
Berdasarkan tabel 12, terdapat
Rpl50.712.307.082,00 atau 8,31 persen jika dibandingkan dengan tahun anggaran 2013
antara lain disebabkan oleh:

-

Adanya pembatasan pemberian honorarium pada tim-tim kerja pada unit-unit kerja di
Sekretariat Jenderal DPR Rl sesuai dengan PMK Nomor 72/PMK02/2013 yang telah
diubah dengan PMK Nomor 52/PMK.02/2014 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2014 ;

- Adanya penunman belanja perjalanan dinas baik perjalanan dinas dalam negeri maupun

Catatan atas Laporan Keuangan

-16-'

Laporan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2014 (Audited)

perjalanan dinas luar negeri.

Rincian Belanja Barang disajikan dalam tabel 12 berikut ini:
Tabel 12

Perbandingan Belanja Barang TA 2014 dan TA 2013
Kenaikan/Penurunan

Reakasi
Uraian
TA2014

Belanja Barang Operasional

Rupiah

TA2013

Rp

Rp

961.700.938.523. OC

152.048.484.000,00 Rp

Belanja Barang Non Operasional

Rp

Belanja Jasa

Rp

50.626.899.112,00

Belanja Pemelharaan

Rp

Belanja Perjalanan
Belanja baranguntuk diserahkan
kepadamasyarakatyPemda

Rp

874283.012.406,00

321519.061.500,00 Rp

%

87.417.926.117,00

10,00%

(169.470.577.500,00)

-52,71%

Rp

45.358.656.357,00

Rp

5268242.755,00

11,61%

99.656.846.659,00

Rp

92.666.590.243,00

Rp

6.990256.416,00

7,54%

Rp

436.807.904.064,00

Rp

498.894.844.403,00

Rp

(62.086.940.339,00)

-12,44%

Rp

167.310.000,00

Rp

47.025.000,00

Rp

Realisasi BelanjaBruto

Rp

1.701.008.382.358,00 Rp

1.832.769.189.909,00

Rp

Pengembalian Belanja

Rp