PROFIL_PROYEK.doc 105KB Mar 29 2010 04:41:41 AM
Ari rahendra
04610129
PROFIL PROYEK
INDUSTRI TEPUNG IKAN
Latar Belakang Pemilihan Profil Proyek Bagi Investor
Perairan Sulawesi Tengah yang hampir tiga kali luas daratan mempunyai potensi
sumberdaya perikanan sekitar 330.000 ton per tahun, dengan pengelolaan lestari sekitar
214.108 ton per tahun yang terdiri dari berbagai jenis ikan, udang laut, cumi-cumi,
teripang, rumput laut dan kerang mutiara.
Dari jumlah tersebut, pada tahun 2003 produksi penangkapan tercatat sebesar
157.200 ton. Dengan demikian masih cukup tersedia peluang untuk mengembangkan
produksi penangkapan.
Melihat kapasitas produksi lestari dan kapasitas produksi hasil penangkapan,
Sulawesi Tengah memiliki cukup bahan baku ikan yang dapat memenuhi industri tepung
ikan. Pada tahun 2003, bahan baku ikan yang dijadikan tepung ikan tercatat 26 ton/hari
dengan produksi tepung ikan sebesar 8 ton/hari atau meningkat 12% dari tahun 2002
sebesar 6 ton dengan jumlah bahan baku ikan sebesar 25 ton.
Melihat masih kecilnya pemanfaatan ikan sebagai bahan baku tepung ikan, maka
industri tepung ikan memiliki peluang untuk dikembangkan oleh investor di Sulawesi
Tengah. Lebih dari itu, komoditas tepung ikan memiliki peluang pemasaran yang
prospektif baik untuk pasaran dalam maupun luar negeri. Hingga saat ini, Indonesia
merupakan negara pengimpor tepung ikan.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari profil proyek / studi kelayakan ini adalah :
a. menyediakan informasi tentang peluang investasi di bidang industri tepung ikan
yang sangat potensial untuk dikembangkan.
b. Menyediakan informasi dan pengetahuan untuk mengembangkan usaha industri
tepung ikan.
Kegunaan
Sebagai langka awal dalam mengolah potensi sumber daya Kelautan, khususnya industri
tepung ikan, maka diharapkan dapat beguna bagi :
c. a. Investor, memberikan infromasi peluang investasi, sehingga dapat melakukan
investasi pada sektor perikanan, khususnya industri tepung ikan.
d. b. Masyarakat, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melalui usaha tepung
ikan yang berkualitas.
e. c. Pemerintah Daerah, dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
masuknya investor untuk menanamkan modalnya dalam membangun industri tepung
ikan.
f. d. Dapat menampung tenaga kerja yang ada.
Tinjauan aspek Terkait Dengan Profil Proyek
Potensi Bahan Baku
Berbagai usaha perikanan di Sulawesi Tengah sebagian besar masih diusahakan
secara tradisional, oleh karena faktor alam sangat menentukan pengembangan usahanya.
Meskipun terdapat potensi yang cukup mendukung yaitu :
g. 1. Potensi Perikanan Laut
Potensi perikanan laut di Sulawesi Tengah meliputi wilayah perairan, Selat Makassar,
Teluk Tomini, dan Teluk Tolo yang masing-masing mempunyai Luas, sebagai berikut:
Teluk Tomini = 77.652 ton, Teluk Tolo = 68.456 ton, Selat Makassar/Laut Sulawesi =
67.666 ton (Sumber Hasil Penelitian LPPL Tahun 1992) Daerah penyebaran potensi ikan
di perairan Sulawesi Tengah dapat dibagi menjadi : wilayahTeluk Tolo Merupakan
fishing ground dan daerah penyebaran untuk jenis ikan tuna, cakalang, tongkol, udang
laut dan daerah penyebaran rumput laut, teripang dan kerang mutiara.
0 - Teluk Tomini
1
Merupakan daerah penyebaran bagi jenis-jenis ikan tuna, cakalang, udang, teripang,
tongkol, rumput laut, teripang dan cumi-cumi.
- Selat Makassar
2
Merupakan daerah penyebaran dan fishing grond dari ikan tuna, cakalang, trace fish
serta daerah pengembangan rumput laut.
2Perkiraan potensi lestari: Ikan pelagis kecil = 127.000 ton/tahun, Ikan pelagis besar =
57.172 ton/tahun, Ikan demersal = 26.400 ton/tahun, Ikan lain termasuk crustacea = 6.708
ton/tahun. (Sumber Hasil Penelitian LPPL Tahun 1992)
3
1Potensi Perikanan Darat
2
Untuk pengembangan perikanan darat propinsi Sulawesi Tengah memiliki potensi
sumberdaya perikanan air tawar maupun air payau yang cukup besar, yang bila dikelola
secara optimal mampu memberikan kontribusi cukup besar kepada daerah.
Luas rawa dan sungai di Sulawesi Tengah adalah 1.639.605 Ha yang tersebar di 4
Kabupaten, sedangkan luas danau secara keseluruhan sebesar 37.028 Ha yang sangat
potensial untuk dikembangkan budidaya jaring apung. Potensi pertambakan seluas
42.095,20 Ha dengan tingkat pemanfaatan sampai dengan tahun 2003 baru mencapai
20,48% (luas tambak yang terolah sebesar 8.619,70 Ha).
Lokasi
Sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing daerah kabupaten yang ada di
Propinsi Sulawesi Tengah, mempunyai peluang yang cukp besar untuk dikembangkan
sebagai industri pengolahan tepung ikan namun dalam penyusunan fisibility study ini
yang dipilih adalah kabupaten Parigi Moutong, tepatnya di Desa Paranggi Kecamatan
Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Lokasi ini terpilih karena melihat produksi ikan
setiap harinya mencapai 30 ton perhari, dan salah satu ikan yang potensi untuk diolah
adalah ikan ternak yang setiap harinya mencapai 5 ton, disamping sisa ikan hasil olahan
yang dilakukan oleh PT. Caning Jaya yang memproduksi ikan papan rata-rata 2 ton
perhari, dimana bahan bakunya adalah ikan tuna dan cakalang dengan bobot 1 Kg ke atas.
Sarana dan Prasarana
1.
Pelabuhan ,Kabupaten Parigi Moutong memiliki 2 pelabuhan barang yaitu di
Kota Parigi dan Kota Moutong dan 3 pelabuhan pendaratan ikan yang menyebar di
kota Ampibabo, Bayantongo dan Moutong.
2.
Air port hanya ada di Kota Palu dengan jarak 95 Km dari lokasi industri tepung
ikan.
3.
Telepon, Listrik dan air bersih pada umumnya sudah tersedia dilokasi industri,
namun air bersih hanya mengandalkan air permukaan.
4.
Transportasi darat sangat lancar karena lokasinya terletak pada jalan trans
sulawesi bagian timur yang menghubungkan Propinsi Sulawesi Tengah dan Propinsi
Gorontalo.
Analisis Produksi
Tepung ikan (marine fish meal) adalah salah satu produk pengawetan ikan dalam
bentuk kering, kemudian digiling menjadi tepung. Bahan baku tepung ikan umumnya
adalah ikan-ikan yang kurang ekonomis, hasil sampingan penangkapan dari penangkapan
selektif, glut ikan (ikan yang melimpah) pada musim penangkapan dan sisa-sisa pabrik
pengolahan ikan seperti pabrik pengalengan dan pembekuan tepung ikan dan minyak
ikan.
Analisis Ekonomi dan Keuangan
Analisa Teknis Investasi
Fisibility study Industri tepung ikan dapat dilaksanakan jika secara ekonomi
menguntungkan. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kajian baik mengenai pasar,
proses produksi termasuk ketersediaan bahan bakunya, serta analisa keuangan dan
ekonomi serta analisa dampak lingkungan.
Parameter teknis yang digunakan dalam menentukan produksi sesuai dengan
rencana produksi adalah 6 hari kerja dalam satu minggu, sehingga hari kerja yang
digunakan selama satu tahun adalah 312 hari atau 52 minggu dalam satu tahun. Jumlah
produksi tepung ikan yang direncakan adalah sebesar 950 ton tepung ikan dan 1.035 ton
minyak ikan.
Tenaga kerja yang digunakan sebanyak 75 orang, terdiri dari 15 tenaga
administrasi / staf dan managerial serta 60 orang adalah tenaga harian, sehingga dapat
diperoleh gambaran biaya langsung operasional dan hasil peoduksi serta nilai jual yang
diperoleh selama satu tahun.
Uraian Keterangan
1 Kapasitas Bahan Baku 15 ton bahan baku/hari
2 Lokasi Desa Paranggi Kec. Ampibabo Kab. Parigi Moutong
3 Bahan baku 5 ton limbah/sisa pabrik pengalengan ikan 10 ton hasil tangkap
ternak
4 Total Kebutuhan bahan baku 4.680 ton/tahun
ikan
5 Kapasitas Produksi 950 ton tepung ikan/tahun 1.035 ton minyak ikan/tahun
6 Bahan pembantu 3,75 ton es balok/hari
7 Catu listrik 1.200 kw/bulan 8 Tenaga kerja 75 orang, terdiri dari: 15 orang staf dan 60
orang buruh 9 Lokasi Pabrik dan Penjemuran 1 ha
Analisa Proyeksi Laba/Rugi
Untuk mengetahui perkembangan usaha, tercermin dari laporan laba / rugi setiap
tahunnya, apakah usaha tersebut dapat memberikan harapan bagi investor untuk
menanamkan modalnya pada usaha ini. Adapun proyeksi laporan laba / rugi dapat dilihat
pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Proyeksi Laba – Rugi
Analisis Cash Flow
Untuk mengetahui perkembangan keluar masuknya dana setiap tahunnya tercermin
dari cash flow, dimana penerimaan dan pengeluaran dapat diprediksi, sehingga
memudahkan dalam menganalisis investasi yang digunakan yaitu sebesar Rp.
6.507.937.500,-. Adapun analisa cash flow dapat dilihat pada Tabel berikut
.
no uraian
thn 0
thn 1
thn 2
thn 3
thn 4
thn 5
1
2
3
4
5
investasi
6.507.937.500
biaya
penyusutan
330.756.300
modal
kerja
4.681.656.000
keuntungan
sebelum
pajak
1.104.947.625
bunga
(1,25%)
58.520.700
net
cash
flow
6.507.937.500 5,064,222,113
330.756.300
330.756.300
330.756.300
330.756
4.681.656.000 4.681.656.000 4.681.656.000 4.681.6
1.412.225.625 1.735.034.475 2.074.153.222 2.430.3
58.520.700
58.520.700
58.520.700
58.520.
5,316,190,073 5,580,893,330 5,858,970,702 6,153,5
Analisis Net Present Value (NPV)
Analisa Net Present Value menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh sesuai
dengan umur ekonomis dengan tingkat bunga 18 % maka diperoleh NPV sebesar Rp.
17,218,189,201,- Analisa sensitivitas dilakukan untuk mengetahui jika terjadi perubahan
baik pada naiknya biaya variabel, maupun turunnya harga produk masing-masing 10%,
menunjukkan bahwa usaha industri tepung ikan masih bisa bertahan.
Analisis Internal Rate of Return (IRR)
Analisa IRR basis menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh adalah sebesar 61,4
%, demikian pula analisa sensitivitas dengan menaikkan biaya variabel dan menurunkan
harga penjualan masing-masing sebesar 10 persen, masih lebih tinggi dari tingkat suku
bunga 18 %,
Aspek Pemasaran
Tepung ikan adalah bahan baku utama bagi industri pakan ternak terutama pakan
ternak unggas dan ikan atau udang. Komposisi tepung ikan dalam ransum pakan ternak
dan ikan dapat mencapai 5-10%.
Gambaran potensi pasar tepung ikan di Indonesia dapat di lihat dari
perkembangan konsumsi tepung ikan untuk industri pakan ternak dan produksi tepung
ikan dari hasil pengolahan ikan laut di Indonesia
Dengan berkembangnya industri tambak udang dan usaha pakan ternak di Indonesia,
permintaan terhadap tepung ikan akan terus meningkat. Oleh sebab itu, investasi bidang
usaha industri tepung ikan sangat prospektif untuk dikembangkan oleh investor dalam
dan luar negeri. Melalui investasi tersebut diharapkan dapat menghemat devisa dan
mengurangi impor
.
Usaha industri Tepung Ikan mempunyai dampak terhadap polusi udara dari yang
dihasilkan dari proses penggilingan dan pengayakan bahan baku tepung ikan, namun
dampaknya terhadap lingkungan relatif kecil
.
Aspek Legalitas dan Perizinan
Untuk memperlancar proses permohonan perizinan bagi para invstor yang ingin
berusaha di wilayah propinsi Sulawesi Tengah, ada beberapa langkah yang harus
dilakukan seusai dengan Kepmen Invest No. 38/SK/1999 Tgl 6 Oktober 1999. Adapun
format perizinan dapat dilhat pada lampiran
Sumber: Internet
Alamat : http://www.bkpmdsulteng.go.id/download/ikan.pdf
04610129
PROFIL PROYEK
INDUSTRI TEPUNG IKAN
Latar Belakang Pemilihan Profil Proyek Bagi Investor
Perairan Sulawesi Tengah yang hampir tiga kali luas daratan mempunyai potensi
sumberdaya perikanan sekitar 330.000 ton per tahun, dengan pengelolaan lestari sekitar
214.108 ton per tahun yang terdiri dari berbagai jenis ikan, udang laut, cumi-cumi,
teripang, rumput laut dan kerang mutiara.
Dari jumlah tersebut, pada tahun 2003 produksi penangkapan tercatat sebesar
157.200 ton. Dengan demikian masih cukup tersedia peluang untuk mengembangkan
produksi penangkapan.
Melihat kapasitas produksi lestari dan kapasitas produksi hasil penangkapan,
Sulawesi Tengah memiliki cukup bahan baku ikan yang dapat memenuhi industri tepung
ikan. Pada tahun 2003, bahan baku ikan yang dijadikan tepung ikan tercatat 26 ton/hari
dengan produksi tepung ikan sebesar 8 ton/hari atau meningkat 12% dari tahun 2002
sebesar 6 ton dengan jumlah bahan baku ikan sebesar 25 ton.
Melihat masih kecilnya pemanfaatan ikan sebagai bahan baku tepung ikan, maka
industri tepung ikan memiliki peluang untuk dikembangkan oleh investor di Sulawesi
Tengah. Lebih dari itu, komoditas tepung ikan memiliki peluang pemasaran yang
prospektif baik untuk pasaran dalam maupun luar negeri. Hingga saat ini, Indonesia
merupakan negara pengimpor tepung ikan.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari profil proyek / studi kelayakan ini adalah :
a. menyediakan informasi tentang peluang investasi di bidang industri tepung ikan
yang sangat potensial untuk dikembangkan.
b. Menyediakan informasi dan pengetahuan untuk mengembangkan usaha industri
tepung ikan.
Kegunaan
Sebagai langka awal dalam mengolah potensi sumber daya Kelautan, khususnya industri
tepung ikan, maka diharapkan dapat beguna bagi :
c. a. Investor, memberikan infromasi peluang investasi, sehingga dapat melakukan
investasi pada sektor perikanan, khususnya industri tepung ikan.
d. b. Masyarakat, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melalui usaha tepung
ikan yang berkualitas.
e. c. Pemerintah Daerah, dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
masuknya investor untuk menanamkan modalnya dalam membangun industri tepung
ikan.
f. d. Dapat menampung tenaga kerja yang ada.
Tinjauan aspek Terkait Dengan Profil Proyek
Potensi Bahan Baku
Berbagai usaha perikanan di Sulawesi Tengah sebagian besar masih diusahakan
secara tradisional, oleh karena faktor alam sangat menentukan pengembangan usahanya.
Meskipun terdapat potensi yang cukup mendukung yaitu :
g. 1. Potensi Perikanan Laut
Potensi perikanan laut di Sulawesi Tengah meliputi wilayah perairan, Selat Makassar,
Teluk Tomini, dan Teluk Tolo yang masing-masing mempunyai Luas, sebagai berikut:
Teluk Tomini = 77.652 ton, Teluk Tolo = 68.456 ton, Selat Makassar/Laut Sulawesi =
67.666 ton (Sumber Hasil Penelitian LPPL Tahun 1992) Daerah penyebaran potensi ikan
di perairan Sulawesi Tengah dapat dibagi menjadi : wilayahTeluk Tolo Merupakan
fishing ground dan daerah penyebaran untuk jenis ikan tuna, cakalang, tongkol, udang
laut dan daerah penyebaran rumput laut, teripang dan kerang mutiara.
0 - Teluk Tomini
1
Merupakan daerah penyebaran bagi jenis-jenis ikan tuna, cakalang, udang, teripang,
tongkol, rumput laut, teripang dan cumi-cumi.
- Selat Makassar
2
Merupakan daerah penyebaran dan fishing grond dari ikan tuna, cakalang, trace fish
serta daerah pengembangan rumput laut.
2Perkiraan potensi lestari: Ikan pelagis kecil = 127.000 ton/tahun, Ikan pelagis besar =
57.172 ton/tahun, Ikan demersal = 26.400 ton/tahun, Ikan lain termasuk crustacea = 6.708
ton/tahun. (Sumber Hasil Penelitian LPPL Tahun 1992)
3
1Potensi Perikanan Darat
2
Untuk pengembangan perikanan darat propinsi Sulawesi Tengah memiliki potensi
sumberdaya perikanan air tawar maupun air payau yang cukup besar, yang bila dikelola
secara optimal mampu memberikan kontribusi cukup besar kepada daerah.
Luas rawa dan sungai di Sulawesi Tengah adalah 1.639.605 Ha yang tersebar di 4
Kabupaten, sedangkan luas danau secara keseluruhan sebesar 37.028 Ha yang sangat
potensial untuk dikembangkan budidaya jaring apung. Potensi pertambakan seluas
42.095,20 Ha dengan tingkat pemanfaatan sampai dengan tahun 2003 baru mencapai
20,48% (luas tambak yang terolah sebesar 8.619,70 Ha).
Lokasi
Sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing daerah kabupaten yang ada di
Propinsi Sulawesi Tengah, mempunyai peluang yang cukp besar untuk dikembangkan
sebagai industri pengolahan tepung ikan namun dalam penyusunan fisibility study ini
yang dipilih adalah kabupaten Parigi Moutong, tepatnya di Desa Paranggi Kecamatan
Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Lokasi ini terpilih karena melihat produksi ikan
setiap harinya mencapai 30 ton perhari, dan salah satu ikan yang potensi untuk diolah
adalah ikan ternak yang setiap harinya mencapai 5 ton, disamping sisa ikan hasil olahan
yang dilakukan oleh PT. Caning Jaya yang memproduksi ikan papan rata-rata 2 ton
perhari, dimana bahan bakunya adalah ikan tuna dan cakalang dengan bobot 1 Kg ke atas.
Sarana dan Prasarana
1.
Pelabuhan ,Kabupaten Parigi Moutong memiliki 2 pelabuhan barang yaitu di
Kota Parigi dan Kota Moutong dan 3 pelabuhan pendaratan ikan yang menyebar di
kota Ampibabo, Bayantongo dan Moutong.
2.
Air port hanya ada di Kota Palu dengan jarak 95 Km dari lokasi industri tepung
ikan.
3.
Telepon, Listrik dan air bersih pada umumnya sudah tersedia dilokasi industri,
namun air bersih hanya mengandalkan air permukaan.
4.
Transportasi darat sangat lancar karena lokasinya terletak pada jalan trans
sulawesi bagian timur yang menghubungkan Propinsi Sulawesi Tengah dan Propinsi
Gorontalo.
Analisis Produksi
Tepung ikan (marine fish meal) adalah salah satu produk pengawetan ikan dalam
bentuk kering, kemudian digiling menjadi tepung. Bahan baku tepung ikan umumnya
adalah ikan-ikan yang kurang ekonomis, hasil sampingan penangkapan dari penangkapan
selektif, glut ikan (ikan yang melimpah) pada musim penangkapan dan sisa-sisa pabrik
pengolahan ikan seperti pabrik pengalengan dan pembekuan tepung ikan dan minyak
ikan.
Analisis Ekonomi dan Keuangan
Analisa Teknis Investasi
Fisibility study Industri tepung ikan dapat dilaksanakan jika secara ekonomi
menguntungkan. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kajian baik mengenai pasar,
proses produksi termasuk ketersediaan bahan bakunya, serta analisa keuangan dan
ekonomi serta analisa dampak lingkungan.
Parameter teknis yang digunakan dalam menentukan produksi sesuai dengan
rencana produksi adalah 6 hari kerja dalam satu minggu, sehingga hari kerja yang
digunakan selama satu tahun adalah 312 hari atau 52 minggu dalam satu tahun. Jumlah
produksi tepung ikan yang direncakan adalah sebesar 950 ton tepung ikan dan 1.035 ton
minyak ikan.
Tenaga kerja yang digunakan sebanyak 75 orang, terdiri dari 15 tenaga
administrasi / staf dan managerial serta 60 orang adalah tenaga harian, sehingga dapat
diperoleh gambaran biaya langsung operasional dan hasil peoduksi serta nilai jual yang
diperoleh selama satu tahun.
Uraian Keterangan
1 Kapasitas Bahan Baku 15 ton bahan baku/hari
2 Lokasi Desa Paranggi Kec. Ampibabo Kab. Parigi Moutong
3 Bahan baku 5 ton limbah/sisa pabrik pengalengan ikan 10 ton hasil tangkap
ternak
4 Total Kebutuhan bahan baku 4.680 ton/tahun
ikan
5 Kapasitas Produksi 950 ton tepung ikan/tahun 1.035 ton minyak ikan/tahun
6 Bahan pembantu 3,75 ton es balok/hari
7 Catu listrik 1.200 kw/bulan 8 Tenaga kerja 75 orang, terdiri dari: 15 orang staf dan 60
orang buruh 9 Lokasi Pabrik dan Penjemuran 1 ha
Analisa Proyeksi Laba/Rugi
Untuk mengetahui perkembangan usaha, tercermin dari laporan laba / rugi setiap
tahunnya, apakah usaha tersebut dapat memberikan harapan bagi investor untuk
menanamkan modalnya pada usaha ini. Adapun proyeksi laporan laba / rugi dapat dilihat
pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Proyeksi Laba – Rugi
Analisis Cash Flow
Untuk mengetahui perkembangan keluar masuknya dana setiap tahunnya tercermin
dari cash flow, dimana penerimaan dan pengeluaran dapat diprediksi, sehingga
memudahkan dalam menganalisis investasi yang digunakan yaitu sebesar Rp.
6.507.937.500,-. Adapun analisa cash flow dapat dilihat pada Tabel berikut
.
no uraian
thn 0
thn 1
thn 2
thn 3
thn 4
thn 5
1
2
3
4
5
investasi
6.507.937.500
biaya
penyusutan
330.756.300
modal
kerja
4.681.656.000
keuntungan
sebelum
pajak
1.104.947.625
bunga
(1,25%)
58.520.700
net
cash
flow
6.507.937.500 5,064,222,113
330.756.300
330.756.300
330.756.300
330.756
4.681.656.000 4.681.656.000 4.681.656.000 4.681.6
1.412.225.625 1.735.034.475 2.074.153.222 2.430.3
58.520.700
58.520.700
58.520.700
58.520.
5,316,190,073 5,580,893,330 5,858,970,702 6,153,5
Analisis Net Present Value (NPV)
Analisa Net Present Value menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh sesuai
dengan umur ekonomis dengan tingkat bunga 18 % maka diperoleh NPV sebesar Rp.
17,218,189,201,- Analisa sensitivitas dilakukan untuk mengetahui jika terjadi perubahan
baik pada naiknya biaya variabel, maupun turunnya harga produk masing-masing 10%,
menunjukkan bahwa usaha industri tepung ikan masih bisa bertahan.
Analisis Internal Rate of Return (IRR)
Analisa IRR basis menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh adalah sebesar 61,4
%, demikian pula analisa sensitivitas dengan menaikkan biaya variabel dan menurunkan
harga penjualan masing-masing sebesar 10 persen, masih lebih tinggi dari tingkat suku
bunga 18 %,
Aspek Pemasaran
Tepung ikan adalah bahan baku utama bagi industri pakan ternak terutama pakan
ternak unggas dan ikan atau udang. Komposisi tepung ikan dalam ransum pakan ternak
dan ikan dapat mencapai 5-10%.
Gambaran potensi pasar tepung ikan di Indonesia dapat di lihat dari
perkembangan konsumsi tepung ikan untuk industri pakan ternak dan produksi tepung
ikan dari hasil pengolahan ikan laut di Indonesia
Dengan berkembangnya industri tambak udang dan usaha pakan ternak di Indonesia,
permintaan terhadap tepung ikan akan terus meningkat. Oleh sebab itu, investasi bidang
usaha industri tepung ikan sangat prospektif untuk dikembangkan oleh investor dalam
dan luar negeri. Melalui investasi tersebut diharapkan dapat menghemat devisa dan
mengurangi impor
.
Usaha industri Tepung Ikan mempunyai dampak terhadap polusi udara dari yang
dihasilkan dari proses penggilingan dan pengayakan bahan baku tepung ikan, namun
dampaknya terhadap lingkungan relatif kecil
.
Aspek Legalitas dan Perizinan
Untuk memperlancar proses permohonan perizinan bagi para invstor yang ingin
berusaha di wilayah propinsi Sulawesi Tengah, ada beberapa langkah yang harus
dilakukan seusai dengan Kepmen Invest No. 38/SK/1999 Tgl 6 Oktober 1999. Adapun
format perizinan dapat dilhat pada lampiran
Sumber: Internet
Alamat : http://www.bkpmdsulteng.go.id/download/ikan.pdf