SEMNAS ITS Abstract Asnawi 021009
Perencanaan Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) Berbasis Masyarakat: Mungkinkah?
Sebuah Pembelajaran dari Kabupaten Semarang
Dr.-Ing. Asnawi
Peneliti Laboratorium Pengembangan Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Abstraksi
Tahun 2007 Pemerint ah Indonesia t elah mengel uarkan UU. No. 26 t ent ang Penat aan Ruang,
namun hingga kini ef ekt if it as penerapan UU t ersebut masih menj adi t ant angan yang berat . Di
samping kesadaran masyarakat unt uk hidup t ert ib dan t erat ur masih rendah, j uga yang t idak kalah
pent ing adalah f akt or sosial ekonomi masyarakat yang perkembangan sangat cepat t et api t idak
diimbangi oleh kesiapan pemerint ah daerah baik dari sisi perangkat hukum dan inst rumen
administ rat if yang memadai, sumber daya aparat ur pemerint ah (kuant it as maupun kualit as) dan
sumber daya f inansial yang t erbat as. Dari permasalahan t ersebut di at as maka perlu dikembangkan
alt ernat if -alt ernat if pendekat an perencanaan yang lebih part isipat if dan inklusif yang oleh banyak
akademisi dan prakt isi diyakini dapat membuka lebih banyak dukungan dari seluruh elemen di
masyarakat unt uk secara bersama menyelesaikan permasalah t ersebut .
Art ikel ini menguraikan hasil penelit ian yang bert uj uan unt uk mengident if ikasi permasalahan dan
t ant angan di dalam ment erj emakan pemikiran t eorit is dari pendekat an pembangunan alt ernat if
(alt ernat ive development ) ke dalam ke dalam t at aran prakt is. Penelit ian mengambil kasus pada
proyek Penat aan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (PLP-BK) di Kabupat en Semarang
Kecamat an Pringapus Kelurahan Pringapus. Penelit ian yang dilakukan dengan menggunakan met ode
penelit ian t indak part isipat if (Part icipat ory Act ion Research) ini menemukan beberapa
pembelaj aran (l essons l earnt ) sebagai berikut :
z Persoalan mendesak di dalam prakt ek perencanaan t at aruang part isipat if ini adalah belum
adanya persepsi yang baku (bat asan operat ional) yang dapat dipahami oleh seluruh st akeholder
t erlibat t ent ang apa it u Perencanaan Tat a Bangunan dan Lingkungan Berbasis Masyarakat . Hal
ini menyebabkan peran akt or pelaku kurang maksimal (TIPP, Tim Teknis dan Pokj a)
z Dengan kondisi di at as maka peran Tenaga Ahli Perencanaan Part isipat if (TAPP) menj adi
sangat lah pent ing dan st rat egis. Dari rangkaian diskusi t erf okus ( f ocus group discussion)
disimpulkan bahwa TAPP diharapkan t elah memiliki kompent ensi yang cukup memadai t ent ang
Prinsip-Prinsip Perencanaan Tat a Ruang, Proses dan Tahapan Penyusunan Tat a Ruang, Prinsipprinsip Pendekat an Part isipat if dan menguasai Met ode dan Teknik Part isipat if .
z Karena f akt or penent u keberhasilan dari kegiat an ini adalah harus adanya kerj asama yang
harmonis dari seluruh komponen yang t erlibat (akt or pelaku) secara proakt if unt uk keberhasilan
kegiat an ini, maka Tenaga Ahli Perencanaan Part isipat if j uga dit unt ut harus dapat menj adi
mediat or, mot ivat or dan f asilit or yang baik di dalam mendampingi kegiat an ini dari awal hingga
akhir.
(RTBL) Berbasis Masyarakat: Mungkinkah?
Sebuah Pembelajaran dari Kabupaten Semarang
Dr.-Ing. Asnawi
Peneliti Laboratorium Pengembangan Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Abstraksi
Tahun 2007 Pemerint ah Indonesia t elah mengel uarkan UU. No. 26 t ent ang Penat aan Ruang,
namun hingga kini ef ekt if it as penerapan UU t ersebut masih menj adi t ant angan yang berat . Di
samping kesadaran masyarakat unt uk hidup t ert ib dan t erat ur masih rendah, j uga yang t idak kalah
pent ing adalah f akt or sosial ekonomi masyarakat yang perkembangan sangat cepat t et api t idak
diimbangi oleh kesiapan pemerint ah daerah baik dari sisi perangkat hukum dan inst rumen
administ rat if yang memadai, sumber daya aparat ur pemerint ah (kuant it as maupun kualit as) dan
sumber daya f inansial yang t erbat as. Dari permasalahan t ersebut di at as maka perlu dikembangkan
alt ernat if -alt ernat if pendekat an perencanaan yang lebih part isipat if dan inklusif yang oleh banyak
akademisi dan prakt isi diyakini dapat membuka lebih banyak dukungan dari seluruh elemen di
masyarakat unt uk secara bersama menyelesaikan permasalah t ersebut .
Art ikel ini menguraikan hasil penelit ian yang bert uj uan unt uk mengident if ikasi permasalahan dan
t ant angan di dalam ment erj emakan pemikiran t eorit is dari pendekat an pembangunan alt ernat if
(alt ernat ive development ) ke dalam ke dalam t at aran prakt is. Penelit ian mengambil kasus pada
proyek Penat aan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (PLP-BK) di Kabupat en Semarang
Kecamat an Pringapus Kelurahan Pringapus. Penelit ian yang dilakukan dengan menggunakan met ode
penelit ian t indak part isipat if (Part icipat ory Act ion Research) ini menemukan beberapa
pembelaj aran (l essons l earnt ) sebagai berikut :
z Persoalan mendesak di dalam prakt ek perencanaan t at aruang part isipat if ini adalah belum
adanya persepsi yang baku (bat asan operat ional) yang dapat dipahami oleh seluruh st akeholder
t erlibat t ent ang apa it u Perencanaan Tat a Bangunan dan Lingkungan Berbasis Masyarakat . Hal
ini menyebabkan peran akt or pelaku kurang maksimal (TIPP, Tim Teknis dan Pokj a)
z Dengan kondisi di at as maka peran Tenaga Ahli Perencanaan Part isipat if (TAPP) menj adi
sangat lah pent ing dan st rat egis. Dari rangkaian diskusi t erf okus ( f ocus group discussion)
disimpulkan bahwa TAPP diharapkan t elah memiliki kompent ensi yang cukup memadai t ent ang
Prinsip-Prinsip Perencanaan Tat a Ruang, Proses dan Tahapan Penyusunan Tat a Ruang, Prinsipprinsip Pendekat an Part isipat if dan menguasai Met ode dan Teknik Part isipat if .
z Karena f akt or penent u keberhasilan dari kegiat an ini adalah harus adanya kerj asama yang
harmonis dari seluruh komponen yang t erlibat (akt or pelaku) secara proakt if unt uk keberhasilan
kegiat an ini, maka Tenaga Ahli Perencanaan Part isipat if j uga dit unt ut harus dapat menj adi
mediat or, mot ivat or dan f asilit or yang baik di dalam mendampingi kegiat an ini dari awal hingga
akhir.