Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL Darah Itik Peking Yang Diberi Tepung Temu Hitam (C.Aeruginosa roxb) dalam Ransum - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
1
BAB I
PENDAHULUAN
Itik Peking merupakan itik pedaging yang dapat dipotong pada umur 53 hari
dengan bobot kurang lebih 2-4 kg. Rata-rata konsumsi ransum 701,23 g/ekor/
minggu dapat mencapai PBB 248,92 g/ekor/ minggu dan konversi ransum 3,93
(Saleh dkk., 2006). Hal ini membuat itik Peking sebagai salah satu jenis unggas air
yang cukup bagus sebagai penghasil daging. Itik Peking dikenal memiliki
kandungan lemak tinggi pada dagingnya sehingga perlu diturunkan agar produk
dagingnya rendah lemak. Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang meningkat
membuat konsumen menginginkan daging yang rendah lemak. Penurunan kadar
lemak itik peking dapat dilakukan dengan penambahan bahan pakan dari tanaman
obat lokal, salah satunya temu hitam.
Temu hitam (Curcuma Aeruginosa Roxb) mengandung minyak atsiri yang
berpotensi menurunkan lemak, sehingga diharapkan dapat menurunkan kadar
lemak yang ada pada daging tersebut. Kadar minyak atsiri pada temu hitam 0.51% (Ahmad 2003). Manfaat lain yaitu dapat menambah nafsu makan pada
ternaknya dan sebagai obat cacing. Minyak atsiri dapat menurunkan kadar lemak
darah disertai peningkatan nafsu makan yang diharapkan dapat menghasilkan itik
yang berproduksi tinggi dengan kandungan lemak yang rendah pada dagingnya.
Pemberian temu hitam perlu diperhatikan karena bisa memberi efek buruk bagi
organ hati unggas. Hasil penelitian Damayanti (2009) menjelaskan bahwa
pemberian ekstrak temu hitam dengan dosis 300 mg/ekor per hari tidak efektif,
2
karena menyebabkan kerusakan hati yaitu degenerasi lemak dan nekrosis paling
tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penambahan tepung temu hitam
dalam ransum terhadap kadar lemak darah (kolesterol total, LDL, HDL dan
trigliserida) dan tampilan produksinya. Manfaat dari penelitian ini yaitu
diperlukanya mengetahui pengaruh tepung temu hitam dalam ransum terhadap
produktifitas dan lemak darahnya. Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian
tepung temu hitam menurunkan kadar lemak darah dan memperbaiki tampilan
produksinya.
BAB I
PENDAHULUAN
Itik Peking merupakan itik pedaging yang dapat dipotong pada umur 53 hari
dengan bobot kurang lebih 2-4 kg. Rata-rata konsumsi ransum 701,23 g/ekor/
minggu dapat mencapai PBB 248,92 g/ekor/ minggu dan konversi ransum 3,93
(Saleh dkk., 2006). Hal ini membuat itik Peking sebagai salah satu jenis unggas air
yang cukup bagus sebagai penghasil daging. Itik Peking dikenal memiliki
kandungan lemak tinggi pada dagingnya sehingga perlu diturunkan agar produk
dagingnya rendah lemak. Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang meningkat
membuat konsumen menginginkan daging yang rendah lemak. Penurunan kadar
lemak itik peking dapat dilakukan dengan penambahan bahan pakan dari tanaman
obat lokal, salah satunya temu hitam.
Temu hitam (Curcuma Aeruginosa Roxb) mengandung minyak atsiri yang
berpotensi menurunkan lemak, sehingga diharapkan dapat menurunkan kadar
lemak yang ada pada daging tersebut. Kadar minyak atsiri pada temu hitam 0.51% (Ahmad 2003). Manfaat lain yaitu dapat menambah nafsu makan pada
ternaknya dan sebagai obat cacing. Minyak atsiri dapat menurunkan kadar lemak
darah disertai peningkatan nafsu makan yang diharapkan dapat menghasilkan itik
yang berproduksi tinggi dengan kandungan lemak yang rendah pada dagingnya.
Pemberian temu hitam perlu diperhatikan karena bisa memberi efek buruk bagi
organ hati unggas. Hasil penelitian Damayanti (2009) menjelaskan bahwa
pemberian ekstrak temu hitam dengan dosis 300 mg/ekor per hari tidak efektif,
2
karena menyebabkan kerusakan hati yaitu degenerasi lemak dan nekrosis paling
tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penambahan tepung temu hitam
dalam ransum terhadap kadar lemak darah (kolesterol total, LDL, HDL dan
trigliserida) dan tampilan produksinya. Manfaat dari penelitian ini yaitu
diperlukanya mengetahui pengaruh tepung temu hitam dalam ransum terhadap
produktifitas dan lemak darahnya. Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian
tepung temu hitam menurunkan kadar lemak darah dan memperbaiki tampilan
produksinya.