S KIM 1102978 Chapter5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Hasil karakterisasi simplisia herba sambiloto memperlihatkan kadar
air sebesar 6,8%, kadar abu total sebesar 21,2%, dan untuk pengujian
cemaran mikroba yang dilihat dengan menggunakan metode Angka
Lempeng
Total
(ALT)
dan
Angka
Kapang/Khamir
(AKK)
menunjukkan ALT sebanyak 1,64 x 105 koloni/g dan AKK sebanyak
1,41 x 104 koloni/g. Sementara itu, hasil pengujian skrining fitokima
menunjukkan bahwa herba sambiloto mengandung senyawa metabolit
sekunder dari golongan flavonoid dan terpenoid. Hasil skrining
fitokimia
ini
diperkuat
dengan
data
spektrum
FTIR
yang
memperlihatkan adanya gugus fungsi utama untuk kedua golongan
metabolit sekunder tersebut. Dengan adanya kedua golongan senyawa
metabolit sekunder tersebut menjadikan ekstrak herba sambiloto
memiliki aktivitas antioksidan sebesar 22,74%.
2.
Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa simplisia herba
tumbuhan sambiloto yang dipergunakan pada penelitian ini belum
memenuhi persyaratan mutu sebagai simplisia yang terstandar.
B.
Saran
Adanya kekurangan dalam penelitian ini mengharuskan penelitian
selanjutnya dilakukan untuk melengkapi kekurangan dari penelitian ini.
Adapun saran yang dapat diajukan sebagai rujukan untuk penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut:
1.
Dilakukan standarisasi simplisia sebagai upaya untuk menghasilkan
mutu simplisia yang terstandar.
2.
Penelitian dilanjutkan ke tingkat yang lebih spesifik seperti isolasi
senyawa dan uji aktivitas terhadap senyawa yang diperoleh.
Riza Apriani, 2015
KARAKTERISASI SIMPLISIA HERBA SAMBILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Hasil karakterisasi simplisia herba sambiloto memperlihatkan kadar
air sebesar 6,8%, kadar abu total sebesar 21,2%, dan untuk pengujian
cemaran mikroba yang dilihat dengan menggunakan metode Angka
Lempeng
Total
(ALT)
dan
Angka
Kapang/Khamir
(AKK)
menunjukkan ALT sebanyak 1,64 x 105 koloni/g dan AKK sebanyak
1,41 x 104 koloni/g. Sementara itu, hasil pengujian skrining fitokima
menunjukkan bahwa herba sambiloto mengandung senyawa metabolit
sekunder dari golongan flavonoid dan terpenoid. Hasil skrining
fitokimia
ini
diperkuat
dengan
data
spektrum
FTIR
yang
memperlihatkan adanya gugus fungsi utama untuk kedua golongan
metabolit sekunder tersebut. Dengan adanya kedua golongan senyawa
metabolit sekunder tersebut menjadikan ekstrak herba sambiloto
memiliki aktivitas antioksidan sebesar 22,74%.
2.
Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa simplisia herba
tumbuhan sambiloto yang dipergunakan pada penelitian ini belum
memenuhi persyaratan mutu sebagai simplisia yang terstandar.
B.
Saran
Adanya kekurangan dalam penelitian ini mengharuskan penelitian
selanjutnya dilakukan untuk melengkapi kekurangan dari penelitian ini.
Adapun saran yang dapat diajukan sebagai rujukan untuk penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut:
1.
Dilakukan standarisasi simplisia sebagai upaya untuk menghasilkan
mutu simplisia yang terstandar.
2.
Penelitian dilanjutkan ke tingkat yang lebih spesifik seperti isolasi
senyawa dan uji aktivitas terhadap senyawa yang diperoleh.
Riza Apriani, 2015
KARAKTERISASI SIMPLISIA HERBA SAMBILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30