Pengaruh Gugus Metoksi Pada Benzoil Klorida Terhadap Sintesis Turunan Isokumarin - Ubaya Repository

PENDAHULUAN

Indonesia
エイッーゥウセ@

sebagai negara berkembang yang
tempat yang

ュ・イオー。ォセ@

baik

untuk

beriklim
berkembang

biaknya penyakit Jamur atau disebut mikosis (1).
Jamur
oleh


termasuk

sebab

itu

tumbuhan yang

harus

hidup

tidak

sebagai

berklorofil,

saprofit


a tau

parasit. Di alam ini terdapat lebih kurang 200.000 jenis
jamur

yang

kira-kira

100 di

antaranya

patogen

bagi

manusia dan hewan (1,2).
Obat anti-Jamur sudah ditemukan sejak 1839,
ditemukan

jamur
dari

asam

lain,

ketika

salisilat, kemudian disusul oleh

di antaranya Griseofulvin,

Penicilium qriseofulvum

tahun 1949 Brown

dan

Hazen


pada

hasil

tahun

mengisolasi

antiisolasi

1939.

Pada

Nistatin dari

Streptomyces noursei. Sedangkan Amfotericin B dilaporkan
sebagai antibiotik
1956, diisolasi dari


yang poten terhadap jamur pada tahun
sエ

セ ・ーエッュケ」ウ@

nodosum oleh Gold

dan

kawan - kawan (3,4,5).
Usaha

sintesis untuk mendapatkan anti-jamur pernah

dilakukan antara lain sintesis asam salisilat oleh Kolbe
pada tahun

1859. Anti-jamur yang lain kebanyakan


tidak

disintesis tetapi diisolasi dari mikroorganisme, seperti
Nistatin,

Griseofulvin dan Amfoterin B (4).

Di

antara

obat

anti-jamur yang ada ternyata

golongan

isokumarin

dapat berkhasiat sebagai anti-jamur (6).

Pada

penelitian

Hardjono,

Nozawa dan kawan-kawan serta Suko

turunan isokumarin yang

anti - jamur,

antara

lain

mempunyai

aktivitas


3-fenilisokumarin

dapat

disintesis dari bahan dasar asam homoftalat dan
klorida

(6,7).

Dari kedua bahan dasar

yang

benzoil
mempunyai

gugus karbonil diperkirakan reaksi-reaksi yang
adalah

terlibat


substitusi asil nukleofilik, terbentuknya
dekarboksilasi,

・ョッャ。エセ@

dehidroksi

dan

anion

terbentuknya

ikatan rangkap.
Reaksi
bukanlah

substitusi


asil

nukleofilik

penukargantian yang

sederhana

sebenarnya

seperti

suatu

reaksi substitusi nukleofilik bimolekular (SN2).
ini

terdiri

1.


adisi

dari

dua

nukleofil

tahap

Reaksi

yaitu:·

pad a

gugus

karbonil

yang

menghasilkan senyawa antara berbentuk tetrahedral. Tahap
ini memegang
gugus

yang

bermuatan

peranan
dapat

-positif

penting

karena

menstabilkan
dengan

karbon

tersebarnya

dan atau adanya gugus meruah,

dengan
karbonil
muatan

menghalangi
セ。ーエ@

adanya
yang

negatif
reaksi

ini.

...,
......

eliminasi

ion

klorida.

Pada

tahap

ini

hanya

tergantung dari kebasaan gugus pergi (ion klorida) saja.
Ion , klorida merupakan gugus pergi yang baik karena



ion

1

ini merupakan basa yang sangat lemah
Hidrogen

yang

berposisi

HYLQTセUIN@

alfa

terhadap

karbonil bersifat asam. Dengan adanya

gugus

hidrogen ini
「。ウセ@

akan diikat, sehingga terbentuk anion enolat (14,15,16).
Dekarboksilasi
mempunyai

suatu

dapat

dialami

gugus karboksil

oleh
beta

senyawa
terhadap

yang
suatu

gugus karbonil (14,15).
Dehidroksi

dan

terbentuknya

ikatan

rangkap

merupakan suatu tahapan reaksi untuk menstabilkan karbon
yang

bermuatan

positif setelah terjadi dekarboksilasi.

Dengan memperhatikan reaksi-reaksi yang terlibat di
atas,

akan

terjadi

perbedaan kemudahan reaksi jika benzoil klorida

diganti

dengan

maka dapat diasumsikan kemungkinan

p-metoksibenzoil klorida. Asumsi ini

didasarkan

pada sifat gugus metoksi sebagai pendorong elektron yang
dapat

memberikan

kerapatan

elektron

karbonil dengan delokalisasi melalui
Antaraksi

kepada

inti

gugus

benzen

antara metoksi pendorong elektron

dan

(8).
gugus

karbonil penarik elektron mengakibatkan p-metoksibenzoil
klorida

lebih

distabilkan

benzoil klorida, sehingga
lebih

mudah

dibandingkan

oleh

resonansi

daripada

pembentukan 3-fenilisokumarin
dengan

turunannya.

bertambahnya gugus, maka kemungkinan akan

terjadi

ruang yang mempengaruhi kemudahan reaksi. Hal ini
diamati

dari

perbedaan

bobot

hasil

yang

Dengan
aral
dapat

terbentuk.

Dari

uraian

di

atas

timbul

permasalahan

yaitu

apakah adanya gugus p-metoksi pada benzoil klorida
mempengaruhi kemudahan reaksi terhadap

asam

homoftalat

dalam

pembuatan 3-fenilisokumarin dan turunannya,

dalam

hal ini dapat diamati dari perbedaan bobot

yang

terjadi.

akan

yang
ha$il

Bobot hasil di sini berarti prosen bobot

hasil sintesis

yaitu

bobot hasil praktis

dibagi bobot

hasil teoritis dikali seratus prosen.
Setelah
nukleofilik

diketahui
bukan

bahwa

reaksi

substitusi

asil

yang

sederhana,

maka

suatu reaksi

berdasarkan asumsi di atas diduga
hasil

pada

sintesis

klorida diganti
Ada pun

ada

perbedaan

turunan isokumarin

tujuan

dalam

isokumarin

benzoil

dengan p-metoksibenzoil klorida.
penelitian

ini

mengetahui pengaruh gugus metoksi pada
klorida

bila

bobot

reaksi

pembuatan

ヲ・セゥャウッォオュ。イョN@

Pengaruh

untuk

p-metoksibenzoil

3-(p-metoksifenil)-

dengan

dibandingkan

adalah

pembuatan

ini dilihat

dari

perbedaan

bobot hasil.
Dari

hasil

disintesis
turunan

penelitian

diharapkan

turunan isokumarin lainnya untuk

isokumarin

dipergunakan

ini

sebagai

yang

telah

anti-jamur.

ada

dapat

memperkaya
yang

dapat