USAHA BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Usaha Bimbingan Konseling Islami Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.

USAHA BIMBINGAN KONSELING ISLAMI
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Tugas Dan Syarat – Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Disusun Oleh:
NUR ROHMA SRI HIDAYATI
G 000 080 029

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

ABSTRAK

Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia
dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

yang terjadi. Keberadaan bimbingan konseling di lembaga pendidikan yang
mengatasnamakan Islam dalam menjalankan tugas bimbingannya tentu harus
berpegang teguh pada ajaran Islam yang baik. Salah satu tugas guru BK adalah
membantu meingkatkan motivasi belajar. Motivasi adalah keadaan internal
organisme (manusia ataupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
Bagaimana usaha bimbingan konseling Islami dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta, serta adakah hambatan dalam
melaksanakan usahanya itu merupakan sesuatu yang perlu kita ketahui.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha bimbingan konseling
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta
serta mengetahui hambatan bimbingan konseling dalam meningkatkan motivasi
belajar. Manfaat penelitian ini adalah menambah khasanah pengetahuan dan
wawasan mengenai pendidikan, terutama cara-cara peningkatan motivasi belajar
siswa yang dilakukan BKI di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta. Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan. Sumber data yang diperoleh dari data primer,
yaitu dari sampel siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta dan guru BK,
serta dari data sekunder (buku-buku, jurnal dan penelitian sebelumnya yang
menjadi reverensi).
Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu

setelah data terkumpul, kemudian dilakukan reduksi data kemudian data tersebut
disajikan secara narasi, kemudian dilakukan verifikasi data.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah usaha yang dilakukan bimbingan
konseling Islami dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan cara
meningkatkan gairah belajar siswa, memberikan harapan yang realistis,
memberikan insentif, serta memberikan pengarahan untuk melangkah lebih maju
dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Langkah-langkah yang digunakan
bimbingan konseling dalam usaha mengatasi masalah siswa sehingga tercipta
sikap dan belajar yang baik yaitu dengan; (1) Mengidentifikasi masalah siswa. (2)
Mencari latar belakang masalah yang dihadapi siswa. (3) Memberikan bantuan
berupa bimbingan belajar dan sosial.
Motivasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta setelah
mendapatkan bimbingan dan konseling Islami dapat dikatakan sudah ada
peningkatan dengan ditandai siswa tidak lagi melanggar peraturan sekolah serta
tidak ada masalah dalam belajar, prestasi mulai meningkat.

Kata kunci: Konseling Islami dan Motivasi Belajar

2


PENDAHULUAN
Pada dasarnya pendidikan
merupakan proses untuk membantu
manusia dalam mengembangkan
dirinya sehingga mampu menghadapi
segala perubahan yang terjadi di
dunia. Dalam rangka membangun
manusia
Indonesia
yang
sesungguhnya
dan
seutuhnya
pembangunan di bidang pendidikan
merupakan sarana dan wahana yang
sangat baik untuk pembinaan sumber
daya manusia, oleh karena itu bidang
pendidikan perlu mendapat perhatian
dan penanganan secara intensif oleh
pemerintah dan pengelola pendidikan

khususnya.
Disinilah
pentingnya
bimbingan konseling Islami yang
mengedepankan dan memusatkan
penanaman nilai-nilai Islam dalam
pelaksanaannya. Hal tersebut tidak
hanya menyelesaikan masalah siswa
dalam hubungannya dengan belajar,
namun juga dalam masalah yang
berhubungan dengan tingkah laku
siswa yang tidak sesuai dengan
tuntunan Islam. Bimbingan Konseling
islami merupakan suatu layanan yang
tidak hanya mengupayakan mental
yang sehat dan hidup bahagia,
Bimbingan Konseling Islami juga
menuntut kearah hidup yang sakinah
karena selalu dekat dengan Allah
SWT. (Marsudi, 2007: 53)

Konsep bimbingan konseling
Islami tidak dapat terlepas dengan
hakekat manusia menurut Islam. Pada
dasarnya manusia adalah makhluk
Allah, keberadaannya di dunia
sebagai kholifah Allah. Implikasi dari
perbuatannya semua diketahui Allah
dan terjadi atas takdir Allah. Tujuan
bimbingan konseling islami tidak
hanya terpecahkannya masalah siswa,
tetapi juga untuk meningkatkan
kesadaran serta menyiapkan siswa

agar mampu melaksanakan tugas
sebagai khalifah Allah di bumi
(Marsudi, 2007: 56).
Inti pelaksanaan bimbingan
konseling Islami adalah penjiwaan
agama
dalam

pribadi
siswa
sehubungan
dengan
usaha
memecahkan
masalah
dalam
kehidupannya.
Siswa
dibimbing
sesuai dengan perkembangan sikap
dan perasaan keagamaan sesuai
dengan tingkat dan situasi kehidupan
psikologinya.
Dengan
keadaan
demikian
sikap
dan

pribadi
pembimbing sangat berpengaruh
terhadap kejiwaan siswa, oleh karena
anak pada saat menderita kesulitan
sangat peka terhadap pengaruh
kejiwaan dari pribadi pembimbingnya
(Arifin, 1995: 25). Pegaruh orang lain
terhadap
kejiwaan
seseorang
termasuk dalam motivasi.
Motivasi
adalah
gejala
psikologi yang terbagi menjadi 2
bentuk yaitu: motivasi instrinsik
adalah dorongan yang berasal dari diri
sendiri atau meyatu dengan tugas
yang dilakukannya dan yang kedua
motivasi ekstrinsik adalah dorongan

yang datangnya dari luar diri
seseorang yang tidak berkaitan
dengan tugas yang dilakukannya.
Keduanya sangat diperlukan dalam
pelaksanaan belajar.
Motivasi sangat diperlukan
dalam proses belajar, sebab bagi
seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar, tidak akan
mungkin melakukan aktifitas belajar.
Hal ini merupakan pertanda bahwa
sesuatu yang akan dikerjakan itu
menyentuh
sesuai
dengan
kebutuhanya. Segala sesuatu yang
dapat menarik minat orang lain belum
tentu menarik minat orang tertentu
selama sesuatu itu tidak bersentuhan
dengan kebutuhannya (Djamarah,

2002: 114)

Di setiap lembaga pendidikan
mempunyai tujuan tertentu sesuai
dengan coraknya masing-masing,
seperti halnya dalam lembaga
pendidikan Islam yang bertujuan
untuk membentuk manusia yang
berakhlak
atau
berkepribadian
muslim. Begitu juga dengan tujuan
bimbingan konseling yang ada di
SMP Muhammadiyah 4 Surakarta,
yaitu selain untuk membentuk
manusia
yang berakhlak atau
berkepribadian muslim di sini juga
memberi materi di kelas menyangkut
tentang bimbingan konseling dan budi

pekerti, memberi pembinaan pada
masing-masing siswa baik individu
maupun kelompok, serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapi
oleh siswa.
Sebagian siswa di SMP
Muhammadiyah
4
Surakarta
mengalami motivasi belajar yang bisa
dianggap kurang, dikarenakan ada
beberapa siswa yang hasil belajarnya
rendah dibawah rata-rata,kemudian
menunjukkan sikap yang kurang
wajar seperti suka menentang, tidak
mau menyelesaikan tugas yang
diberikan guru, serta suka membolos,
mengganggu dan lain sebagainya.
Berdasarkan kasus-kasus tersebut,
maka

guru
BK
di
SMP
Muhammadiyah
4
Surakarta
melakukan suatu strategi. Strategi
dalam memberikan motivasi agar
siswa memiliki semangat dalam
belajarnya dengan menumbuhkan
kesadaran serta motivasi yang sangat
kuat
dan
semangat
tanpa
meninggalkan unsur Islami.
Hal ini dilakukan agar siswa
dapat menemukan arti dan tujuan
hidupnya, serta mampu memahami
bahwa masalah yang datang adalah
ujian dan dapat diselesaikan melalui
proses perjalanan waktu, maka siswa
akan mulai berjuang demi hidupnya

sendiri. Menjadikan diri siswa untuk
mentaati peraturan yang berlaku
secara sadar tanpa harus takut
terhadap guru BK serta lingkungan
yang tak bermasalah, karena ini salah
satu pengaruh yang dapat menjadikan
motivasi
bagi
siswa
dalam
meningkatkan belajarnya.
LANDASAN TEORI
Bimbingan
berarti
proses
bantuan yang diberikan kepada
seseorang
agar
mampu
mengembangkan
potensi
yang
dimiliki seperti bakat, minat dan
kemampuan, mengenali diri sendiri,
mengatasi
permasalahanpermasalahan
sehingga
mereka
mampu menentukan sendiri jalan
hidupnya secara bertanggung jawab
tanpa bergantung pada orang lain
(Sukardi, 1983: 21).
Bimbingan dan konseling Islami
memberikan pelayanan membantu
siswa untuk mencapai perkembangan
secara utuh yang meliputi empat
dimensi; keindivudual, kesosialan,
kesusilaan dan keagamaan. Dengan
perkembangan yang menyeluruh
siswa diharapkan mampu menjalani
kehidupan dengan baik di lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat.
Bimbingan dan konseling Islami
merupakan segala kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dalam
rangka memberikan bantuan kepada
orang lain yang mengalami kesulitankesulitan rohaniyah dalam lingkungan
hidupnya agar orang tersebut mampu
mengatasinya sendiri karena timbul
kesadaran atau penterahan diri
terhadap kekuasaan Tuhan Yang
Maha Esa, sehingga timbul pada diri
pribadinya suatu cahaya harapan
kebahagiaan hidup saat sekarang dan
masa depannya (Arifin, 1976: 25).

Faqih (2001: 36) merumuskan
tujuan bimbingan dan konseling
Islami adalah sebagai berikut:
a. Tujuan
umum;
Membantu
mewujudkan manusia seutuhnya
agar mencapai kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat.
b. Tujuan khusus;
1) Membantu
menghadapi
masalah.
2) Membantu memelihara situasi
dan kondisi belajar agar tetap
baik dan mengembangkannya
agar lebih baik, sehingga tidak
menjadi masalah bagi dirinya
dan orang lain.
Berdasarkan tujuan bimbingan
dan konseling, para pembimbing
memerlukan beberapa metode untuk
memudahkan proses bimbingan.
Arifin (1976: 54-57) menyebutkan
beberapa metode, antara lain:
a. Metode Interview (wawancara)
Fakta yang didapat dari
interview baik berupa fakta
psikologis dapat dijadikan bahan
masukan yang berharga untuk
membantu memecahkan masalah.
b. Metode Kelompok
Dengan menggunakan metode
kelompok, pembimbing akan
dapat mengembangkan sikap
sosial, sikap memahami peranan
anak
bimbing
dalam
lingkungannya
menurut
penglihatan orang lain dalam
kelompok itu karena dia ingin
mendapatkan pandangan baru
tentang dirinya dari orang lain
serta hubungannya dengan orang
lain.
c. Metode yang dipusatkan pada
Klien
Penggunaan
metode
ini
didasari bahwa klien sebagai
makhluk yang utuh yang memiliki
kemampuan berkembang sendiri
dan mencari kematangan diri

sendiri. Jadi konselor harus
bersikap sabar mendengarkan
dengan penuh perhatian segala
ungkapan batin klien yang
diutarakan kepadanya.
d. Metode Directive Counselling
Metode ini tidak hanya
dipergunakan oleh para konselor
saja melainkan juga dipakai oleh
para guru, dokter, ahli hukum dan
sebagainya,
untuk
mencari
informasi tentang keadaan klien.
Dengan mengetahui keadaan klien
konselor
dapat
memberikan
bantuan pemecahan problema
yang dihadapi.
Peran
konselor
adalah
merefleksikan kembali segala
tekanan batin atau perasaan yang
diderita oleh klien. Jadi konselor
hanya bersikap menerima atau
menaruh
perhatian
terhadap
penderitan
klien
serta
mendorongnya
untuk
mengembangkan kemampuannya
sendiri mengatasi problema tanpa
adanya paksaan mengikuti nasehat
konselor.
e. Metode
Educative
(metode
pencerahan)
Metode yang menekan usaha
mengorek sumber perasaan yang
dirasa menjadi beban tekanan
batin klien serta mengaktifkan
kekuatan/tenaga
jiwa
klien
(potensi dinamis) dengan melalui
pengertian tentang situasi yang
dialami olehnya..
Menurut Tohirin, 2007 layanan
Bimbingan Konseling Islam antara
lain:
1) Layanan Orientasi
Layanan untuk membantu
siswa memahami lingkungan
sekolah dan luar sekolah yang
baru mereka masuki.
2) Layanan Informasi

Layana
yang
diberikan
seperti
informasi
tentang
perkembangan diri, tentang nilainilai dan moral, pendidikan, sosial
dan budaya, informasi tentang
kehidupan beragama.
3) Layanan
Penempatan
dan
Penyaluran
Membantu siswa memperoleh
penempatan dan penyaluran tepat
sesuai dengan potensi, bakat dan
minat,
serta
kondisi
kepribadiannya.
4) Layanan Bimbingan Belajar
Layanan pengembangkan diri
tentang sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, materi belajar
yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan
belajarnya,
serta
berbagai kegiatan belajar lainnya.
5) Layanan Konseling Perorangan
Layanan untuk mendapatkan
layanan secara perorangan dengan
guru pembimbing dalam rangka
membahas dan menuntaskan
permasalahan siswa.
6) Layanan
Bimbingan
dan
Konseling Kelompok
Layanan untuk membahas
dan mengentaskan permasalahan
yang dialaminya melalui dinamika
kelompok, masalah yang dibahas
merupakan
masalah-masalah
pribadi yang dialami masingmasing siswa.
Pengertian
dasar
motivasi
adalah kondisi internal organisme
(manusia ataupun hewan) yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
Dalam pengertian ini motivasi berarti
pengumpul daya untuk bertingkah
secara terarah (Mahmud, 2010: 100).
Sedangkan Djamarah (2002:
114) mengungkapkan arti motivasi
adalah sebagai pendorong pengubah
energi dalam diri seseorang ke dalam
bentuk aktifitas nyata untuk mencapai
tujuan tertentu.

Kesulitan belajar merupakan
suatu kondisi anak didik tidak dapat
belajar secara wajar, disebabkan
adanya ancaman, hambatan ataupun
gangguan dalam belajar. Gangguan
dari sudut intern dan ekstern anak
didik.
a. Faktor Anak Didik
1) Intelegansi (IQ) yqng kurang
baik.
2) Faktor emosional yang kurang
baik.
3) Aktifitas belajar yang kurang.
4) Latar belakang pengalaman
yang pahit.
5) Keadaan fisik yang kurang
menunjang.
6) Kesehatan yang kurang baik
7) Kehidupan seks yang tak
terkendali
8) Pengetahuan dan ketrampian
b. Faktor Sekolah
Kenyamanan dan ketenangan
dalam belajar akan ditentukan
sejauh mana kondisi dan sistem
sosial di sekolah
dalam
menyediakan lingkungan yang
kondusif dah kreatif. Faktor
penyebabnya ntara lain:
1) Pribadi guru yang kurang
baik.
2) Guru tidak berkualitas
3) Hubungan guru dengan siswa
kurang harmonis
4) Guru-guru menuntut standar
pelajaran di atas kemampuan
anak
5) Cara guru mengajar yang
kurang baik
6) Alat/media
yang
kurang
memadai
7) Waktu sekolah dan disiplin
yang kurang
c. Faktor Keluarga
Keluarga adalah lembaga
pendidikan
informal
(luar
sekolah)
yang
diakui
keberadaannya
dalam
dunia

pendidikan.
Faktor
dalam
keluarga yang menjadi penyebab
kesulitan belajar anak sebaga
berikut:
1) Kurangnya kelengkapan alat.alat belajar bagi nak dirumah.
2) Kurangnya biaya pendidikan
yang disediakan orang tua.
3) Anak tidak mempunyai ruang
dan tempat belajar yang
khusus.
4) Perhatian orang tua yang tidak
memadai.
5) Anak yang terlalu banyak
membantu orang tua.
d. Faktor Masyarakat Sekitar
Jika
keluarga
adalah
komunitas masyarakat kecil, maka
masyarakat adalah komunitas
masyarakat dalam kehidupan
sosial yang tersebar. Anak didik
hidup dalam komuitas masyarakat
yang heterogen adalah suasana
kenyataan yang harus diakui.
Kegaduhan,
kebisingan,
keributan,
pertengkaran
dan
sebagainya sudah merupakan
bagian dari kehidupan masyarakat
yang hederogen.
Dalam memberikan bantuan
bimbingan belajar kepada murid,
maka pembimbing harus dapat:
a. Memberikan informasi
yang
diperlukan dalam proses belajar.
b. Membantu siswa dalam mengatasi
masalah pribadi.
c. Mengevaluasi
hasil
setiap
kegiatan yang telah dilakukan.
d. Memberikan kesempatan yang
memadai agar setiap siswa dapat
belajar sesuai dengan karakteristik
pribadinya.
e. Mengenal dan memahami setiap
siswa baik secara individual
maupun secara kelompok (Abu
Ahmadi, 2008: 109-117).
Langkah-langkah yang dapat
ditempuh dalam bimbingan meliputi:

1) Pengumupan data, yaitu suatu
pengamatan
langsung
yang
dilakukan untuk menemukan
sumber
penyebab
kesulitan
belajar.
2) Analisis data, data yang telah
dikumpulkan kemudian diolah
dan disajikan untuk mengetahui
secara pasti sebab-sebab kesulitan
belajar yang dialami oleh anak.
3) Diagnosis, merupakan keputusan
(penentuan) mengenai hasil dari
pengolahan data. Diagnosis ini
dapat berupa keputusan mengenai
jenis kesulitan belajar anak (berat
dan
ringannya),
keputusan
mengenai faktor-faktor yang ikut
menjadi
sumber
penyebab
kesulitan belajar, serta keputusan
mengenai faktor utama penyebab
kesulitan belajar, dan sebagainya.
4) Prognosis, setelah diketahui faktor
penyebab timbulnya masalah pada
siswa, pembimbing menetapkan
langkah-langkah bantuan yang
akan diambil atau menyususn
rencana/program yang diharapkan
dapat
membantu
mengatasi
masalah kesulitan belajar anak
didik.
5) Treatment/ terapi, pemberian
bantuan kepada siswa yang
mengalami
kesulitan
belajar
sesuai dengan program yang telah
disusun pada tahap prognosis
tersebut.
6) Evaluasi/ follow up, dilakukan
untuk melihatkan apakah upaya
bantuan yang telah diberikan
memperoleh hasil atau tidak (Abu
Ahmadi, 2008: 97-100).
De Decce dan Grawford
(1974) menyebutkan empat fungsi
guru
sebagai
pengajar
yang
berhubungan
dengan
cara
pemeliharaan
dan
peningkatan
motivasi belajar anak didik;
a. Menggairahkan anak didik

Guru
harus
berusaha
menghindari
hal-hal
yang
monoton dan membosankan. Ia
harus memelihara minat anak
didik dalam belajar. Untuk
dapat meningkatkan gairah anak
didik, guru harus mempunyai
pengetahuan
yang
cukup
mengenai disposisi awal setiap
anak didiknya.
b. Memberikan harapan realistis
Guru
perlu
memiliki
pengetahuan
yang
cukup
mengenai keberhasilan atau
kegagalan akademis setiap anak
didik di masa lalu. Dengan
demikian,
guru
dapat
membedakan antara harapanharapan
yang
realistis,
pesimistis atau terlalu optimis.
c. Memberikan intensif
Bila anak didik mengalami
keberhasilan, guru diharapkan
memberikan hadiah kepada
anak didik atas keberhasilannya.
Sehingga anak didik terdorong
untuk melakukan usaha lebih
lanjut guna mencapai tujuantujuan pengajaran.
d. Mengarahkan perilaku anak
didik
Guru dituntut memberikan
respon terhadap anak didik yang
tidak terlibat langsung dalam
kegiatan belajar di kelas. Anak
didik yang diam, membuat
keributan,
yang
berbicara
semaunya, dan sebagainya harus
diberikan teguran secara arif dan
bijaksana(dalam
Djamarah,
2002: 134-136).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian lapangan yang bersifat
deskriptif, yaitu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif
yang berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan pelaku
yang diamati (Moleong, 1989: 3).
Sedangkan
metode
yang
digunakan: 1) Metode Observasi,
yang dilakukan adalah observasi
secara langsung dalam situasi yang
sebenarnya, seperti observasi untuk
mengetahui sarana dan prasarana
yang disediakan sekolah, upaya yang
dilakukan sekolah, serta proses
bimbingan konseling secara Islami. 2)
Metode
Wawancara,
untuk
mengambil data tentang pelaksanaan
bimbingan konseling Islami. 3)
Metode Dokumentasi, digunakan
untuk mengetahui sumber dokumen
dari
SMP
Muhammadiyah
4
Surakarta, mengenai letak geografis,
sejarah berdirinya, struktur organisasi
sekolah, dan pelaksanaan bimbingan
konseling secara islami di Sekolah
ini.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan dari data hasil
wawancara kepada guru BK dalam
hal tujuan bimbingan konseling di
SMP Muhammadiyah Surakarta
yaitu:
a. Tujuan secara umum adalah untuk
membantu mengembangkan diri
secara optimal sesuai dengan
tahap
perkembangan
yang
dimiliki siswa. Tujuan umum
bimbingan dan konseling di SMP
Muhammadiyah 4 Surakarta
meliputi;
 Membantu mengetahui dan
memahami
diri
sendiri
sesuai kemampuan yang
ada.
 Membantu mengembangkan
minat belajar siswa.
 Membantu mengembangan
potensi pada diri siswa.
 Memberi nasehat untuk
menjadikan siswa yang

beriman
dan
bertakwa
kepada Allah SWT.
 Membantu
untuk
beradaptasi
dengan
lingkungan sekitar.
b. Tujuan secara khusus, meliputi;
 Membantu
menghadapi
masalah
yang
mengakibatkan
perilaku
menyimpang
dalam
kaitannya dengan normanorma agama dan aturan
yang ada di sekolah
terutama dalam masalah
yang dapat menganggu
motivasi belajar siswa.
 Menanamkan ajaran agama
kepada siswa agar dapat
memahami, mengerti dan
benar-benar mengamalkan
ajaran agama Islam.
Tujuan yang diadakan bimbingan
konseling di SMP Muhammadiyah 4
Surakarta lebih ditekankan pada
bimbingan konseling Islami, sehingga
dalam rangka pembinaan mental dan
akhlak siswa juga ditekankan pada
kedisiplinan mematuhi tata tertib
sekolah, patuh dan taat kepada
peraturan yang berlaku di SMP
Muhammadiyah 4, sehingga tidak
akan mengganggu dalam belajar.
(Wawancara dengan Guru BK, 7
September 2012)
Metode yang diterapkan di SMP
Muhammadiyah 4 Surakarta dalam
memberikan pelayanan bimbingan
konseling menggunakan beberapa
metode, antara lain metode kelompok,
metode wawancara dan metode
konferensi kasus.
a. Metode kelompok, metode ini
digunakan untuk melaksanakan
bimbingan
kelompok
dan
menangani permasalahan yang
dialami siswa melalui dinamika
kelompok.

b. Metode wawancara, digunakan
untuk mendapatkan pernyataan
atau keterangan yang mendalam
tentang siswa yang memiliki
masalah.
c. Metode konferesi kasus, metode
ini digunakan untuk membahas
permasalahan yang dialami siswa
dalam suatu forum diskusi yang
dihadiri oleh pihak-pihak tertentu
yang terkait dengan permasalahan
tersebut
serta
upaya
penyelesaiannya.
Pihak-pihak
tertentu itu antara lain guru BK,
guru pelajaran, walikelas, kepala
sekolah dan orangtua siswa.
Penggunaan metode bimbingan
dan
konseling
dalam
fungsi
pencegahan sebaiknya guru BK
bekerjasama dengan guru mate
pelajaran supaya pada saat mengajar
guru pelajaran menggunakan metode
yang lebih vang lebih vatiatif yaitu
penggunaan metode belajar yang
bersifat active learning sehingga
siswa tidak jenuh dan dpat menambah
kreatifitas siswa dalam belajar.
Sedangkan penggunaan metode untuk
fungsi pengentasan sudah sesuai
dengan yang diharapkan. Dan lebih
optimal dengan menggunakan metode
konferensi kasus, karena terjalin
kerjasama antar beberapa pihak yang
bersangkutan
sehingga
lebih
memudahkan untuk menyelesaikan
masalah siswa.
Berdasarkan hasil observasi di
lapangan, terdapat contoh kasus yang
mempunyai masalah dalam belajar.
Adapun penjelasan penyelesaian yang
dilakukan
guru
BK
dengan
menggunakan
Bimbingan
dan
Konseling Islami sebagai berikut:
*Masalah prestasi belajar menurun
Guru BK memberi pelayanan
kepada siswa dengan konseling
individu. Setelah dilakukan kegiatan
pelayanan BK, berdasarkan perilaku

sehari-hari yang dilakukan siswa A
guru BK melakukan identifikasi
masalah dan menunjukkan bahwa
siswa Asering tidak masuk sekolah
tanpa
keterangan,
menggangu
teman saat pelajaran berlangsung,
sulit konsentrasi saat belajar,
dikucilkan dari pergaulan temanteman di sekolah.
Dari beberapa masalah yang
dialami siswa A, guru BK
mengumpulkan data dari siswa A
yang berupa data diri, data prestasi
yang didapat dari guru mata
pelajaran dan juga data lingkungan
dengan memanggil perwakilan dari
teman sekelasnya untuk dimintai
keterangan. Setelah guru BK
menganalisis mengapa siswa A
prestasinya
menurun
serta
dikucilkan teman-temannya ternyata
siswa
A
sering
berperilaku
semaunya sendiri dan sering
menggangu temannya saat pelajaran
berlangsung karena siswa A tidak
bisa konsentrasi belajar. Guru juga
melakukan home visit untuk
mencaritahu kepada orangtuanya
mengapa siswa A berlaku seperti
itu. Dari hasil wawancara degan
orang tua siswa A ternyata siswa A
di rumah jarang belajar, dia susah
sekali disuruh belajar alasannya
tidak ada PR (Pekerjaan Rumah).
Setelah mengetahui faktor-faktor
penyebab
pemasalahan
yang
dialami siswa A selanjutnya guru
BK menerapkan langkah-langkah
bantuan untuk mengatasi masalah
siswa A tersebut. Treatment yang
dilakukan Guru BK yaitu dengan
memanggil siswa A untuk diberikan
nasehat dan pengarahan bahwa
belajar itu penting, karena jika tidak
diperbaiki belajarnya maka siswa A
bisa saja tidak naik kelas. Maka dari
itu guru Bk bekerjasama dengan
guru pelajaran, teman sekelasnya

serta walikelas untuk memberikan
bimbingan belajar berupa jam
tambahan dan pada saat di kelas
berharap
teman-temannya
membantu siswa A apabila kurang
jelas
dalam
pelajaran,
serta
memberikan pengajaran remedial
dalam beberapa mata pelajaran
tertentu yang dianggap hasilnya
kurang maksimal. Untuk pegawasan
dirumah guru juga meminta kepada
orang tuanya agar memperhatikan
anaknya dalam belajar.
Dengan pelaksanaan pemberian
bimbingan belajar kepada siswa A
telah memberikan hasil dimana
prestasi belajar meningkat dan
perilaku siswa A berubah sehingga
tidak lagi dikucilkan temannya
(Wawancara dengan Guru BK, 17
Oktober 2012).
Bimbingan konseling dalam
meningkatkan motivasi belajar
siswa dapat dilakukan oleh kepala
sekolah, guru pelajaran, wali kelas,
guru BK serta segenap karyawan di
SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.
Berdasarkan kasus-kasus yang ada,
secara umum yang dilakukan antara
lain:
1) Mengidentifikasi masalah dengan
pengumpulan data siswa yang
bermasalah
sehingga
akan
menemukan
latar
belakang
masalah.
2) Melakukan
konseling
untuk
menindaklanjuti
permasalahan
siswa, langkah ini terbagi menjadi
3 bagian pengelompokan masalah
yaitu:
Pertama , masalah ringan, seperti:
kurang memperhatikan guru pada
saat menjelaskan pelajaran, keluar
kelas tanpa ijin, membuat
contekan ketika ujian. Maka dari
itu guru pelajaran serta guru BK
mengidentifikasi kepada siswa
dan
menganalisis
mengapa

mereka tidak memperhatikan
penjelasan guru saat mengajar
serta
guru
memberikan
pengarahan kepasa siswa agar
tidak mengulanginya kembali dan
tidak ketinggalan pelajaran.
Kedua, masalah sedang, seperti:
apabila terdapat siswa yang
memiliki kemampuan belajar
yang rendah, maka guru pelajaran
bekerja sama dengan wali kelas
dan
meminta
ijin
untuk
memberikan
jam
tambahan
kepada siswa yang memiliki
kemampuan rendah di luar jam
sekolah serta guru pelajaran
melakukan
persiapan
untuk
mengajar yang ekstra apabila
terdapat siswa yang mempunyai
kemampuan rendah dalam belajar.
Ketiga, masalah berat, masalah ini
berupa perilaku atau perbuatan
siswa yang melanggar peraturan
yang berlaku di sekolah seperti
keluar sekolah saat jam sekolah
tanpa ijin, mencuri, membawa
HP, berkelahi dengan teman dan
sebagainya. Maka dari itu bagi
yang
mengetahuinya
akan
melapor perbuatan siswa kepada
guru, wali kelas atau guru BK
guna
untuk
menindaklanjuti
perbuatan siswa yang melanggar
peraturan sekolah tersebut. Tindak
lanjut yang dilakukan guru
berupa: pemanggilan personal,
pemanggilan orangtua untuk
dimintai penjelasan dan diberikan
pengarahan agar menjadi lebih
baik, serta pembuatan surat
pernyataan.
3) Meberikan intensif atau reward
kepada siswa yang yang berhasil,
seperti
pemberian
beasiswa
kepada siswa yang memiliki
prestasi tinggi. Selain itu guru
juga menampilkan film-film yang
memiliki nilai-nilai motivasi

sehingga siswa dapat mengambil
pelajaran sebagai motivasi dalam
meningkatkan
kedisiplinan
belajar.
4) Strategi
layanan
dalam
penyelesaian masalah
Sekolah yang memiliki anak didik
yang
berprestasi
merupakan
harapan dari guru-guru di setiap
sekolah tidak lain di SMP
Muhammadiyah 4 Surakarta.
Namun pada keyataannya masih
ada siswa yang mempunyai
motivasi belajar yang rendah,
dengan itu maka guru di SMP
Muhammadiyah 4 Surakarta
memberikan
layanan-layanan
guna menciptakan siswa yang
memiliki wawasan dan memiliki
motivasi dalam belajar. Layanan
yang diberikan berupa layanan
orientasi, layanan informasi,
layanan
penempatan
dan
penyaluran, layanan bimbingan
belajar,
layanan
bimbingan
konseling
individu
serta
kelompok, koferensi kasus dan
home visit (kunjungan rumah).
Dengan
materi
pengenalan,
pengembangan
pribadi
dan
belajar. (Wawancara dengan guru
BK, 17 Oktober 2012)
KESIMPULAN
Usaha
yang
dilakukan
bimbingan konseling Islami dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa
yaitu dengan:
1. Cara meningkatkan gairah belajar
siswa.
2. Memberikan
harapan
yang
realistis.
3. Memberikan intensif kepada
siswa yang berhasil dalam belajar
dan berprestasi.
4. Memberikan pengarahan untuk
melangkah lebih maju dan sesuai
dengan ajaran agama Islam.

Langkah-langkah
yang
digunakan bimbingan konseling
dalam usaha mengatasi masalah
siswa sehingga tercipta sikap dan
belajar yang baik yaitu dengan
beberapa tahap, seperti: (a)
pengumpulan data, (b) analisis,
kemudian (c) diagnosa guna untuk
mengetahui faktor penyebab
masalah
itu
muncul,
(d)
prognosis, (e) kemudian terapi,
yaitu melaksanakan jenis bantuan
kepada siswa yang bermasalah, (f)
terakhir guru pelakukan evaluasi
berhasil atau belum usaha yang
dilakukan guru.
Hambatan
dalam
pelaksanaan bimbingan konseling
berupa: (a) Pemantauan orang tua
terhadap anak sangat terbatas atau
kurang. (b)Lemahnya kemauan
anak untuk berubah menjadi yang
lebih baik. (c)Lingkungan yang
kurang baik.
Motivasi belajar siswa di
SMP Muhammadiyah 4 Surakarta
setelah mendapatkan bimbingan
dan konseling Islami dapat
dikatakan sudah ada peningkatan.
Karena setelah mendapatkan
bimbingan, siswa tidak lagi
melanggar peraturan sekolah serta
tidak ada masalah dalam belajar,
prestasi mulai meningkat.
SARAN
1. Kepada Kepala Sekolah
Sebagai pemimpin sekolah
diharapkan lebih berperan dalam
memantau perkembangan serta
peningkatan layanan bimbingan
konseling agar tercapainya tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan.
2. Kepada
guru
Bimbingan
Konseling
a. Demi kesuksesan pelaksanaan
bimbingan konseling tentu
tidak
akan
lepas
dari

keprofesionalan guru BK,
maka
dari
itu
sudah
selayaknya
profesionalitas
menjadi perhatian penting.
b. Keberadaan
bimbingan
konseling
di
lembaga
pendidikan
Islam
sudah
seharusnya menyelenggarakan
bimbingan sesuai dengan
ajaran agama Islam. Focus
bimbingan konseling Islami
berkaitan
dengan
aspek
keagamaan
siswa
terkait
masalah hubungan manusia
dengan Allah SWT.
c. Hendaknya
guru
BK
memberikan
teladan
dan
contoh yang baik kepada
siswanya.
d. Untuk meningkatkan prestasi
siwa maka perlu adanya
koordinasi antara guru BK,
guru pelajara, wali kelas serta
orangtua.
3. Kepada siswa
Kesabaran dan ketekunan dari
para siswa sangat diperlukan guna
meningkatkan mutu pendidikan
dalam meraih cita-cita. Belajar
demi masa depan yang cemerlang.
Waktu tidak akan terulang
kembali, maka rajinlah belajar
demi
keberhasilan
dan
kesuksesan.
4. Guru mata pelajaran
Keprofesionalitas
sebagai
guru mata pelajaran sangat
diperlukan, serta diharapkan guru
pelajaran
mampu
mengembangkan metode dalam
pembelajaran yang bersifat active
learning supaya siswa tidak
merasa jenuh saat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abu dan Widodo. 2008. Psikologi
Belajar . Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, HM. 1995. Pokok-pokok
Pikiran Tentang Bimbingan dan
Penyuluhan Agama . Jakarta:
Rhineka Cipta.

Margono. 2002. Metode Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta.

Marsudi, Saring dkk. 2007. Layanan
Bimbingan Konseling di Sekolah.
Surakarta:
Muhammadiyah
University Press.

Barkan, Adz Dzaky. 2004. Konseling
dan Psikologi Islam. Yogyakarta:
Fajar Pustaka Baru.

Moleong, Lexy. 1989. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002.
Psikologi
Belajar .
Jakarta:
Rhineka Cipta.

Prayitno dan Erman A. 1999. Dasardasar Bimbingan Konseling.
Jakarta: Rhineka Cipta.

Dahlan,
Abdul
Cholid.
2009.
Bimbingan dan Konseling Islami.
Yogyakarta: Pura Pustaka.

Sukardi, Dewa Ketut. 1988. Dasardasar
Bimbingan
dan
Penyuluhan
di
Sekolah.
Denpasar: Usaha Nasional.

Depag.
2005.
Al-Qur’an
dan
Terjemahannya . Jakarta: Syaamil
Cipta Media.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga . Jakarta:
Balai Pustaka.
Faqih,
AR.
2001.
Bimbingan
Konseling
Dalam
Islam.
Yogyakarta: UII Press.
Mahmud.
2010.
Psikologi
Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011.
Metode penelitian pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tohirin, 2007. Bimbingan dan
Konseling Sekolah dan
Madrasah
(Berbasis
Integrasi). Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Dokumen yang terkait

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH Fungsi Bimbingan Konseling Islami Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Aliyah Al Islam Jamsaren Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 13

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH AL ISLAM Fungsi Bimbingan Konseling Islami Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Aliyah Al Islam Jamsaren Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 11

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI BOYOLALI Fungsi Bimbingan Konseling Islami Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Di Smp Muhammadiyah 4 Sambi Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 4 14

PERAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (studi kasus SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 22

PENERAPAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA.

1 6 15

PERANAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MELAYANI SISWA BERMASALAH DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA.

0 0 16

PENERAPAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SISWA PENERAPAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA.

0 1 14

USAHA BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Usaha Bimbingan Konseling Islami Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.

0 4 15

PENDAHULUAN Usaha Bimbingan Konseling Islami Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.

0 2 17

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA Buku siswa

0 0 9