ANALISA PENGARUH SUHU TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN METODE ANALITIS Analisa Pengaruh Suhu Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Metode Analitis (Studi Kasus Pada Jalan Pantura Ruas Rembang - Bulu).

ANALISA PENGARUH SUHU TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN
DENGAN METODE ANALITIS
(STUDI KASUS PADA JALAN PANTURA RUAS REMBANG - BULU)

Naskah Publikasi Ilmiah

untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S - 1 Teknik Sipil

diajukan oleh :
Dwi Wahyu Gangsar Rizqi
NIM : D 100 070 0033
NIRM : 07 6 106 03010 50033

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

2

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA PENGARUH SUHU TERHADAP UMUR RENCANA JALAN
DENGAN METODE ANALITIS
(STUDI KASUS PADA JALAN PANTURA RUAS REMBANG - BULU)

Naskah Publikasi Ilmiah

diajukan oleh :
Dwi Wahyu Gangsar Rizqi
NIM : D 100 070 033
NIRM : 07 6 106 03010 50033
Susunan Dewan Penguji
Pembimbing Pertama

Pembimbing Kedua

(Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D.)
NIK. 682

(Ir. H. Sri Widodo, M.T. )
NIK. 542


Dewan Penguji

(H. Muslich Hartadi Sutanto, S.T., M.T., Ph.D.)
NIK. 851
Tugas Akhir ini diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik

Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil

(Ir. Agus Riyanto SR, M.T.)
NIK. 483

(Ir. H. Suhendro Trinugroho, M.T.)
NIK. 732

3


ANALISA PENGARUH SUHU TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN
DENGAN METODE ANALITIS
(STUDI KASUS PADA JALAN PANTURA RUAS REMBANG - BULU)

ABSTRAKSI
Suhu merupakan salah satu parameter yang penting dalam perencanaan
perkerasan karena mempengaruhi material aspal yang bersifat visko-elastik. Oleh
sebab itu dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh suhu terhadap
nilai modulus kekakuan aspal dan umur pelayanan jalan dengan variasi suhu
udara sebesar 24°C, 26°C, 28°C, 30°C dan 31°C.
Untuk penelitian pada jalan Pantura ruas Rembang – Bulu menggunakan
data sekunder berupa data struktur perkerasan dan kecepatan rata rata kendaraan
yang diperoleh dari Direktorat Jendral Bina Marga, Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional V (Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan Jalan dan Jembatan
Jawa Tengah) serta data lalu lintas harian rata-rata diperoleh dari Dinas
Perhubungan Jawa Tengah. Data-data ini kemudian diolah dengan menggunakan
metode analitis sehingga diperoleh nilai modulus kekakuan lapis perkerasan
sebagai data input unutk perangkat lunak BISAR 3.0. Dari output BISAR 3.0
diperoleh nilai asphalt mix horizontal tensile strain (εt) dan subgrade vertical

strain (εz) yang digunakan untuk menghitung nilai umur pelayanan jalan dan
dapat diperoleh pengaruh suhu terhadap nilai modulus kekakuan dan umur
pelayanan jalan.
Dari analisis yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ketika nilai suhu
udara naik, maka nilai modulus kekakuan dan umur pelayanan jalan akan
menurun. Untuk pengaruh suhu terhadap modulus kekakuan pada kondisi fatigue
diperoleh persamaan eksponensial untuk AC-WC y = 35517e-0,17x; AC-BC y y =
31865e-0,18x; AC-Base y = 28859e-0,18x; sedangkan pada kondisi deformasi untuk
AC-WC y = 10695e-0,17x; AC-BC y = 36497e-0,14x ; AC-Base y = 28859e-0,18x
dengan x adalah suhu dan y adalah modulus kekakuan. Untuk pengaruh suhu
terhadap umur pelayanan pada kondisi fatigue diperoleh persamaan y = 1,163e0,06x
; sedangkan untuk kondisi deformasi diperoleh persamaan y = 20,3e-0,07x ;
dengan x adalah suhu dan y sebagai umur pelayanan.
Kata kunci : analitis, suhu, modulus kekakuan, umur pelayanan.

4

PENDAHULUAN
Jalan mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung ekonomi,
sosial budaya, lingkungan, politik, serta pertahanan keamanan. Jalan juga

mempunyai umur yang direncanakan dalam melayani lalu lintas yang
melewatinya. Seiring berjalannya waktu jalan akan mengalami penurunan kondisi
yang juga akan berpengaruh terhadap menurunnya kemampuan jalan untuk
melayani lalu lintas yang melewatinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu
terhadap nilai stiffnes modulus lapisan beraspal pada struktur perkerasan jalan
pantura ruas Rembang-Bulu dan menganalisis hubungan antara suhu dengan
umur pelayanan jalan menggunakan metode analitis.

LANDASAN TEORI
A. Perkerasan Jalan
Secara umum pengertian perkerasan jalan adalah jalan yang diperkeras
dengan lapisan konstruksi tertentu, dengan ketebalan, kekuatan, kekakuan dan
kelenturan tertentu agar dapat menyalurkan beban lalu lintas yang bekerja dan
melewati di atasnya untuk disebarkan ke lapisan yang berada di bawahnya
(Hardiani, 2008).
B. Suhu
Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari molekul-molekul suatu
benda. Suhu suatu benda adalah keadaan yang menentukan kemampuan benda
tersebut, untuk memindahkan panas ke benda-benda lain atau menerima panas

dari benda-benda lain tersebut (sumber : ml.scribd.com/doc/41399735/DefinisiSuhu, diakses tanggal 1 september 2012). Pada suhu tinggi dan waktu

pembebanan yang relatif lama aspal akan berlaku sebagai cairan viskos (viscous
liquid), sedangkan pada suhu rendah dan waktu pembebanan yang pendek aspal
akan bersifat elastik. Pada suhu diantara kedua ekstrim tersebut maka aspal
bersifat viskoelastik.

5

C. Umur Pelayanan
Umur pelayanan adalah kemampuan jalan untuk mendukung beban lalu
lintas yang melewatinya sampai saat diperlukan perbaikan pada jalan tersebut.
umur pelayanan jalan dapat digambarkan dalam satuan juta lintasan beban gandar
standar/million standard axle load (MSA) maupun dalam satuan tahun
D. Konsep Metode Analitis
Pada umumnya prinsip utama dari metode analitis adalah mengasumsikan
perkerasan jalan lentur menjadi suatu multi-layer (elastic) structure, dan
perkerasan kaku manjadi sebuah beam on elastic foundation. Akibat dari beban
lalu lintas yang bekerja di atasnya maka konstruksi perkerasan jalan akan terjadi
tegangan (stress) dan regangan (strain), dengan mengasumsikan beban yang

bekerja pada struktur perkerasan tersebut adalah beban statis merata (Brown, S.F.
dan Brunton, J.M., 1984). Untuk penelitian ini digunakan Nottingham Design
Method.

E. Tinjauan Wilayah Studi
Ruas jalan Pantura merupakan ruas jalan yang mempunyai fungsi vital
dalam usaha pengembangan kehidupan masyarakat di pulau Jawa khususnya.
Letak geometrik ruas jalan arteri ini hampir sebagian besar berada di wilayah
pinggir pantai, kusunya untuk wilayah Rembang. Di wilayah ini sama dengan
daerah di Indonesia yang beriklim tropis sehingga mempunyai indikasi untuk
memiliki suhu yang tinggi, sehingga akan berpengaruh kepada nilai modulus
elastisitasnya. Suhu rata-rata tahunan kota Rembang adalah 23°C dengan suhu
maksimum

adalah

33°C

(sumber


:

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/displayprofil.php?ia=3317,
diakses tanggal 1 September 2012).
F. BISAR
Penelitian ini menggunakan software yang telah didesain berdasarkan
Nottingham Design Method yang berupa program BISAR 3.0. Program BISAR

dalam penelitian ini digunakan untuk mengestimasi nilai regangan akibat fatigue
di bawah lapis permukaan dan nilai regangan tekan akibat deformasi pada

6

subgrade. Program ini menghitung stress, strain dan displacement pada tiap posisi

pada multi layer system.
G. Beban Gandar Standar
Beban sumbu kendaraan yang akan digunakan dalam analisis perhitungan
adalah beban sumbu standar seberat 8,16 ton. Untuk input beban pada BISAR,
digunakan beban pada satu roda sehingga nilai beban yang dimasukkan adalah

sebesar 8,16 ton : 4 = 2,04 ton.
H. Desain Temperatur
a. Untuk kriteria deformasi permanen
Temperature design = 1,47 T

b. Untuk kriteria fatigue (retak lelah)
Temperature design = 1,92 T

dengan:

T = Suhu rata-rata tahunan (˚C)

I. Stiffnes Bitumen
Sb = 1,157 x 10-7 x t -0.368 x 2,718–PIr (SPr – Td)5
dengan :

Sb

= kekakuan bitumen; t= waktu pembebanan (detik)


PIr

= recovered penetration index

SPr

= recovered softening point; Td = suhu desain (°C)

J. Kekakuan Campuran Elastik
Sme = Sb




dengan: n = 0,83 log
Sb = kekakuan bitumen
VMA

= Voids in Mineral Aggregate (%)


K. Kekakuan Material Berbutir
Sifat elastis dari tanah dasar bisa diukur secara garis besar dengan nilai
California Bearing Ratio (CBR) maupun indeks plastisitas (PI) dari tanah dasar

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ss = 10.CBR
Ss = 70 - PI

7

dengan:

Ss

= Elastic stiffness pada tanah dasar (MPa)

CBR

= California Bearing Ratio (%)

PI

= Indeks plastisitas (%)

L. Kekakuan Lapis Pondasi
Untuk menghitung kekakuan lapis pondasi bawah digunakan nomogram
variasi koefisien kekakuan relatif lapis pondasi granular dari Departemen
Permukiman dan Sarana Prasarana Wilayah Tahun 2002.
M. Prediksi Umur Pelayanan
Rumus (Brown S. F. dan Brunton J.M.,1984) yang dapat digunakan untuk
menghitung umur pelayanan pada kriteria retak lelah :
Log N = 15,8 log εt – k – (5,13 log εt – 14,39) log VB – (8,63 log εt – 24,2) log SPi
Sedangkan untuk kriteria deformasi permanen umur pelayanan dapat
dihitung dengan rumus (Brown S. F. dan Brunton J.M.,1984) sebagai berikut :
N = fr
dengan :

N

= umur pelayanan (MSA); εt = asphalt mix tensile strain

k

= 46,82 untuk kondisi kritis; k = 46,06 untuk kegagalan

VB

= volume of binder (%); SPr = initial softening point (ºC)

N. Angka Ekivalen Beban Gandar Sumbu Kendaraan (E)
Untuk menghitung angka ekivalen dari golongan kendaraan diatas,
digunakan rumus (Departemen Pekerjaan Umum, 2005) sebagai berikut :
Angka ekivalen sumbu tunggal roda tunggal

=

Angka ekivalen sumbu tunggal roda ganda

=

Angka ekivalen sumbu dual roda ganda

=

Angka ekivalen sumbu triple roda ganda

=

O. Beban Lalu Lintas
Wt =

-

8

dengan :

Wt

= N

= Jumlah gandar standar kumulatif (MSA)

W18

= Beban gandar standar kumulatif selama 1 tahun

g

= Pertumbuhan lalu lintas (%)

n

= Umur Pelayanan (tahun).

Besarnya nilai W18 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
(Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002) di bawah ini.
w18 = DD x DL x 365 x LHR x E
dengan:

w18

= Beban gandar standar kumulatif selama 1 tahun

DD

= Faktor distribusi arah

DL

= Faktor distribusi lajur

LHR

= Lalu lintas harian rata-rata (kendaraan/hari)

E

= Angka ekivalen beban gandar sumbu kendaraan

Dari rumus di atas dapat diperoleh nilai umur pelayanan dalam satuan
tahun dengan menggunakan fitur goal seek pada program Microsoft Office Excel.

METODE PENELITIAN
Jalan yang diteliti merupakan ruas jalan Rembang – Bulu (STA 0+000 –
STA 1+300), STA 0+000 di mulai dari titik Bundaran Kota Rembang Jawa
Tengah.
A. Tahap I
Tahapan ini adalah mengolah data-data primer dan sekunder yang telah
diperoleh untuk mendapatkan nilai kekakuan masing masing lapis perkerasan.
Terutama adalah mendapatkan nilai kekakuan pada lapis beraspal sebagai tujuan
pertama,yaitu mencari pengaruh suhu terhadap struktur perkerasan.
B. Tahap II
Menganalisis nilai regangan akibat fatigue di bawah lapis permukaan ( εt )
dan nilai regangan tekan akibat deformasi pada subgrade ( εz ) sebagai output
dengan menggunakan bantuan program BISAR 3.0. untuk kemudian digunakan
untuk menghitung umur pelayanan (N) sehingga tercapai tujuan penelitian yang

9

kedua, yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap umur pelayanan jalan
Rembang - Bulu.
C. Tahap III
Menganalisis nilai regangan akibat fatigue di bawah lapis permukaan ( εt )
dan nilai regangan tekan akibat deformasi pada subgrade ( εz ) sebagai output
dengan menggunakan bantuan program BISAR 3.0. untuk kemudian digunakan
untuk menghitung umur pelayanan (N) sehingga tercapai tujuan penelitian yang
kedua, yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap umur pelayanan jalan
Rembang - Bulu.

ANALISA PEMBAHASAN
Analisa perhitungan dengan menggunakan Nottingham Design Method
dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
No

Hasil Perhitungan

Satuan

a. Untuk kondisi fatigue

46,08

˚C

b. Untuk kondisi deformasi

35,28

˚C

2.

Lama Pembebanan (t)

0,0229

Detik

3.

Kekakuan Tanah Dasar (SS)

52

MPa

4.

Kekakuan Lapis Granuler (Sg)
a. Lapis Pondasi Bawah

189,606

MPa

b. Lapis Pondasi Atas

203,395

MPa

a. Lapis Perkerasan AC-Base Modified

- 0,3104

-

b. Lapis Perkerasan AC-BC Modified

- 0,3104

-

c. Lapis Perkerasan AC-WC Modified

- 0,2383

-

a. Lapis Perkerasan AC-Base Modified

54,517

˚C

b. Lapis Perkerasan AC-BC Modified

54,517

˚C

c. Lapis Perkerasan AC-WC Modified

58,358

˚C

1) Kondisi Fatigue

0,5

MPa

2) Kondisi Deformasi

1,8

MPa

1.

5.

6.

7.

Uraian Perhitungan
Temperatur Design (T)

Recovered Penetration Index (PIr)

Softening Point (SPr)

Kekakuan Bitumen (Sb)
a. Lapis Perkerasan AC-Base Modified

10

b. Lapis Perkerasan AC-BC Modified
1) Kondisi Fatigue

0,5

MPa

2) Kondisi Deformasi

1,8

MPa

0,75

MPa

4

MPa

1) Kondisi Fatigue

416,14

MPa

2) Kondisi Deformasi

996,48

MPa

1) Kondisi Fatigue

350,83

MPa

2) Kondisi Deformasi

853,58

MPa

1) Kondisi Fatigue

507,21

MPa

2) Kondisi Deformasi

1566,6

MPa

c. Lapis Perkerasan AC-WC Modified
1) Kondisi Fatigue
2) Kondisi Deformasi
8.

Kekakuan Campuran Elastik (Sme)
a. Lapis Perkerasan AC-Base Modified

b. Lapis Perkerasan AC-BC Modified

c. Lapis Perkerasan AC-WC Modified

Besarnya nilai lalu lintas ekivalen kumulatif masing - masing
golongan kendaraan adalah sebagai berikut:
Jumlah (LHR x E)

= 13329,601 SAL/hari

Besarnya nilai umur pelayanan dalam satuan Million Single Axles
untuk suhu udara rata rata tahunan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Kondisi fatigue (εt)
εt

= 175,4 Micro Strain ;Vb

k

= 46,06; w18

= 55,25 ˚C

= 11,056 %; SPi

= 16973,045 SA/hari; i

= 5,66 %

= 15,8 log εt - k - (5,13 log εt - 14,39) log VB - (8,63 log εt -

log N

24,2) log SPi
Log N

= 15,8 Log 175,4 - 46,06 - (5,13 log 175,4 - 14,39) log 11,056
- (8,63 log 175,4 - 24,2) log 55,25

N

= 6633666,447 SA
Besaranya nilai umur pelayanan dalam satuan tahun dapat dihitung

sebagai berikut :
-

N

= w18 .

6633666,447

= (13329,601. 0,5 . 0,9 . 365) .

= (LHR . E . DD . DL . 365) .
-

-

11

Dengan menggunakan fitur goalseek di program MS Excel, didapat
nilai umur pelayanan = 0,199 tahun.
b. Kondisi deformasi (εz)
fr

= 1,00

εz = 213,3 Micro Strain
N = fr

= 1,00

= 14541991,98 SA

Besaranya nilai umur pelayanan dalam satuan tahun dapat dihitung
sebagai berikut :
N

-

= w18 .

-

= (LHR . E . DD . DL . 365) .
-

14541991,98 = (13329,601. 0,5 . 0,9 . 365) x

Dengan menggunakan fitur Goalseek di program MS Excel, didapat nilai umur
pelayanan = 2,979 tahun, yang selanjutnya disajikan di table di bawah ini :
Tabel II. Hasil Perhitungan Umur Pelayanan untuk Kriteria Fatigue (n)
No

Temperatur
(°C)

1

Kriteria Fatigue
SPi
VB
(°C)

ɛt
(µStrain)

k

N (Single
Axle)

24

302,5

46,06

55,25

11,056

543655,003

0,2535

2

26

321,9

46,06

55,25

11,056

408708,799

0,1919

3

28

331,8

46,06

55,25

11,056

355656,597

0,1662

4

30

336,3

46,06

55,25

11,056

334331,445

0,1563

5

31

336,5

46,06

55,25

11,056

333420,336

0,1559

n (tahun)

Tabel III. Hasil Perhitungan Umur Pelayanan untuk Kriteria Deformasi (n)
No

Kriteria Deformasi

Temperatur (°C)
ɛ z (µStrain)

fr

N (Single Axle)

n (tahun)

1

24

245,7

1

8777581,005

3,7145

2

26

256,2

1

7559512,283

3,2422

3

28

271,7

1

6129446,314

2,6726

4

30

276,7

1

5743128,805

2,5144

5

31

287,2

1

5028087,418

2,216

Untuk hasil perhitungan nilai kekakuan campuran aspal, disajikan
pada tabel di bawah ini :

12

Tabel IV. Hasil Perhitungan Kekakuan Campuran Aspal Kriteria Fatigue
No

Sb

Temperatur (°C)

Sme

AC -WC

AC - BC

AC -BASE

AC -WC

AC - BC

AC -BASE

1

24

0,75

0,5

0,5

507,213

350,833

416,143

2

26

0,4

0,3

0,3

326,669

243,728

290,886

3

28

0,25

0,2

0,2

233,867

181,879

218,117

4

30

0,15

0,1

0,1

161,867

109,514

132,398

31

0,13

0,09

0,09

145,888

101,313

122,632

5

Tabel V. Hasil Perhitungan Kekakuan Campuran Aspal Kriteria Deformasi
No

Sb

Temperatur (°C)

Sme

AC -WC

AC - BC

AC -BASE

AC -WC

AC - BC

AC -BASE

1

24

4

1,8

1,8

1566,595

853,583

996,480

2

26

2

1,5

1,5

990,299

753,821

882,055

3

28

1

0,8

0,8

618,603

488,213

575,769

4

30

0,9

0,6

0,6

575,343

399,033

472,264

5

31

0,55

0,4

0,4

408,657

299,414

356,114

600
500

AC-WC
AC-BC

Sme (MPa)

400

AC-BASE
300
AC-WC y = 35517e-0,17x
R² = 0,993
200
AC-BC y = 31865e-0,18x
R² = 0,990
100

AC-BASE y = 28859e-0,18x
R² = 0,990

0
20

22

24

26
28
Temperatur ( C)

30

32

Gambar I. Hubungan Antara Suhu dengan Kekakuan Campuran Aspal pada
Kriteria Fatigue

13

1750
1500
AC-WC
Sme (MPa)

1250
AC-BC
1000

AC-BASE

750

AC-WC y = 10695e-0,17x
R² = 0,957
AC-BC y = 36497e-0,14x
R² = 0,965
AC-BASE y = 33374e-0,15x
R² = 0,965

500
250
0
20

22

24

26
28
Temperatur ( C)

30

32

Gambar II. Hubungan Antara Suhu dengan Kekakuan Campuran Aspal pada
Kriteria Deformasi
Umur Pelayanan (tahun)

0,30
0,25
0,20
0,15

y = 1,1638e-0,067x
R² = 0,8766

0,10
0,05
0,00
22

24

26
28
Suhu ( C)

30

32

Gambar III. Hubungan Antara Suhu dengan Umur Pelayanan Jalan pada Kriteria
Fatigue

14

Umur Pelayanan (tahun)

4,00
3,50
3,00
2,50
2,00

y = 20,3e-0,071x
R² = 0,9786

1,50
1,00
0,50
0,00
22

24

26
28
Suhu ( C)

30

32

Gambar IV. Hubungan Antara Suhu dengan Umur Pelayanan Jalan pada Kriteria
Deformasi

KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
1. Ketika suhu semakin meningkat, akan berpengaruh terhadap kekuatan lapis
perkerasan, dalam hal ini adalah nilai kekakuan campuran aspal (Sme), ketika
suhu naik maka nilai kekakuan campuran aspal secara umum akan menurun.
Untuk kriteria fatigue, pada lapis AC-WC diperoleh persamaan eksponensial
y = 35517e-0,17x dengan x sebagai suhu dan y sebagai nilai kekakuan
campuran aspal dan R-squared value sebesar 0,993, pada lapis AC-BC
diperoleh persamaan eksponensial y = 31865e-0,18x dengan x sebagai suhu dan
y sebagai nilai kekakuan campuran aspal dan R-Squared value sebesar 0,990,
pada lapis AC-BASE diperoleh persamaan eksponensial y = 28859e-0,18x
dengan x sebagai suhu dan y sebagai nilai kekakuan campuran aspal dan Rsquared value sebesar 0,990. Pada kriteria deformasi, pada lapis AC-WC

diperoleh persamaan eksponensial y = 10695e-0,17x dengan x sebagai suhu dan
y sebagai nilai kekakuan campuran aspal dan R-squared value sebesar 0,957,
pada lapis AC-BC diperoleh persamaan eksponensial y = 36497e-0,14x dengan
x sebagai suhu dan y sebagai nilai kekakuan campuran aspal dan R-squared
value sebesar 0,965, pada lapis AC-BASE diperoleh persamaan eksponensial

15

y = 28859e-0,18x dengan x sebagai suhu dan y sebagai nilai kekakuan
campuran aspal dan R-squared value sebesar 0,990.
2. Suhu mempengaruhi umur pelayanan jalan. Ketika suhu semakin meningkat,
umur pelayanan jalan akan menurun. Untuk kriteria fatigue diperoleh
persamaan polinomial eksponensial y = 1,163e-0,06x dengan x sebagai suhu
dan y sebagai umur pelayanan dan R-squared value sebesar 0,876. Sedangkan
untuk kondisi deformasi diperoleh persamaan eksponensial y = 20,3e-0,07x
dengan x sebagai suhu dan y sebagai umur pelayanan dan R-squared value
sebesar 0,978.
B. SARAN

Saran yang dapat diberikan dengan mencermati hasil penelitian ini adalah :
1. Penelitian perlu dikembangkan dengan lokasi penelitian yang lebih
variatif.
2. Penelitian perlu dikembangkan dengan menggunakan metode selain
Nottingham Desin Method.

3. Masih perlu dilakukan survey nilai suhu di lokasi yang akan diteliti, agar
data nilai suhu lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2001. Pedoman Penyusun Laporan Kerja Praktek, Usulan Tugas Akhir
dan Laporan Tugas Akhir , Jurusan Teknik Sipil Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Brown, S.F. and Brunton, J.M.,1984. An Introduction to The Analitical Design of
Bituminous Pavements (3rd Edition), Inggris.
Brown, S.F., 1997. Achievements and Challenges in Asphalt Pavement
Engineering, University of Nottingham, United Kingdom.
Departemen Pekerjaan Umum, 2005. Perencanaan Tebal Lapis Tambah
Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan , Pusat Penelitian

dan Pengembangan Prasarana Transportasi, Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah , 2002. Pedoman Perencanaan
Tebal Perkerasan Lentur Pt T-01-2002-B, Kimpraswil, Jakarta.

16

Hardiyatmo, H.C., 2007. Pemeliharaan Jalan Raya – Perkerasan – Drainase –
Longsoran, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hardiani, P.H., 2008. Kajian Perkerasan Jalan, FT Universitas Indonesia, Jakarta.
Kementrian Pekerjaan Umum, 2008. PAKET 11 – PERENCANAAN
TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN, Direktorat Jenderal Bina Marga,

Semarang.
Kosasih, Djunaedi, Catatan Kuliah SI-473 Perancangan Perkerasan dan Bahan,

Departemen Teknik Sipil ITB.
Kosasih, Djunaedi, 2008. Proses Desain Struktur Perkerasan Lentur yang
Memperhitungkan Variasi Modulus Perkerasan Akibat Pengaruh
Temperatur , Jurnal Dinamika Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

dan Lingkungan, ITB, Bandung.
Kosasih, Djunaedi dkk., 2001. Modulus Resilient Tanah Dasar dalam Desain
Struktur Perkerasan Lentur Secara Analitis, Makalah Simposium,

Universitas Udayana, Bali.
Riwibowo, Nola, 2012. Pengaruh Suhu Perkerasan Terhadap Umur Pelayanan
Jalan dengan Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Jalan
Tol Semarang), Tugas Akhir, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, Surakarta.
Riyanto, A. 1996. Diktat Kuliah Jalan Raya II, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, Surakarta.
Sukirman, Silvia, 1999. Perkerasan Lentur Jalan Raya, Bandung

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH SUHU PERKERASAN TERHADAPUMUR PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN Analisis Pengaruh Suhu Perkerasan Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Jalan Tol Semarang).

0 0 17

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Suhu Perkerasan Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Jalan Tol Semarang).

0 0 4

PENDAHULUAN Analisa Pengaruh Rekatan Antar Lapis Perkerasan Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Pada Ruas Jalan Arteri Di Jalur Pantura).

0 1 7

ANALISIS PENGARUH KONDISI PONDASI MATERIALBERBUTIR TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN Analisis Pengaruh Kondisi Pondasi Material Berbutir Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Metode Analitis (Studi Kasus Jalan Pantura Ruas Rembang–Bulu).

0 1 17

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Kondisi Pondasi Material Berbutir Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Metode Analitis (Studi Kasus Jalan Pantura Ruas Rembang–Bulu).

0 2 4

ANALISIS PENGARUH KONDISI PONDASI MATERIALBERBUTIR TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN Analisis Pengaruh Kondisi Pondasi Material Berbutir Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Metode Analitis (Studi Kasus Jalan Pantura Ruas Rembang–Bulu).

0 2 16

ANALISA PENGARUH SUHU TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN METODE ANALITIS Analisa Pengaruh Suhu Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Metode Analitis (Studi Kasus Pada Jalan Pantura Ruas Rembang - Bulu).

0 1 17

PENDAHULUAN Analisa Pengaruh Suhu Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Metode Analitis (Studi Kasus Pada Jalan Pantura Ruas Rembang - Bulu).

0 2 7

ANALISA PENGARUH KONDISI PONDASI MATERIAL BERBUTIR TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN Analisa Pengaruh Kondisi Pondasi Material Berbutir Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Metode Analitis (Studi Kasus Jalan Tol Semarang.

0 0 17

ANALISA PENGARUH KONDISI PONDASI MATERIAL BERBUTIR TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN METODE Analisa Pengaruh Kondisi Pondasi Material Berbutir Terhadap Umur Pelayanan Jalan Dengan Metode Analitis (Studi Kasus Jalan Tol Semarang).

0 2 17