Tingkat Efektivitas Penggunaan Metode Penyuluhan Pengembangan Ternak Sapi Perah Di Kecamatan Tanjungsari.
!
TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENYULUHAN
PENGEMBANGAN TERNAK SAPI PERAH
DI KECAMATAN TANJUNGSARI
Syahirul Alim
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan metode
penyuluhan pengembangan ternak sapi perah di Kecamatan Tanjungsari. Metode
penelitian yang digunakan adalah survei pada peternak sapi perah kelompok raharja.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat efektivitas metode penyuluhan yang ditunjukkan
pada kemampuan penyuluh, keadaan alat bantu penyuluhan, kesesuaian dengan waktu
dan tempat penyuluhan, materi penyuluhan, kesesuaian dengan kondisi dan tingkat
adopsi sasaran, kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai, menunjukkan ciri-ciri
yang baik. Tingkat efektivitas penggunaan metode penyuluhan termasuk dalam
kategori tinggi yang ditunjukkan oleh 64,51% responden. Hal ini menunjukkan metode
penyuluhan yang dipergunakan telah menunjukkan hasil terhadap peningkatan
kemampuan beternak oleh peternak, juga terhadap pengembangan peternakan sapi
perah di daerah penelitian
Kata Kunci : Efektivitas Metode Penyuluhan
Abstract
The objective of this research was to find out the effectiveness level of agricultural
extension method used in developing dairy cow in Tanjungsari District. The research
used survey method to dairy’s farmer in group of Raharja. The result showed that the
effectiveness level of agricultural extension method showed by extensionist ability,
material equipment condition appropriateness,
place and time of extension
appropriateness, extension’s material, condition and adoption level of target and goal
of extension program suitability is in a good characteristic. The effectiveness level of
agricultural extension method is in high category stated by 64,51% of respondent. Its
indicated that method of agriculture extension using by extensionist has been success
toward increasing of farmer’s ability and the development of dairy’s cow in
Tanjungsari district.
Key words : Extension Method Effectiveness.
Pendahuluan
Penyuluhan pertanian sebagai salah satu kegiatan dari pembangunan pertanian, merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan modernisasi pertanian/peternakan. Sehingga pembangunan
pertanian di suatu daerah menuntut adanya perubahan sikap dan perilaku dari petani /peternak
tradisional.
Berhasil tidaknya pengenalan teknologi baru sebagai realisasi pembangunan peternakan selain
menuntut perubahan sikap dan perilaku dari peternak, juga sangat dipengaruhi oleh keadaan wilayah,
teknik penyuluhan yang digunakan dan faktor penyuluhnya. Dalam rangka pencapaian tujuan
perubahan sikap dan perilaku peternak, penyuluhan memiliki kegiatan tertentu yang harus
dilaksanakan secara teratur dan terarah dimana kegiatan tersebut harus bersifat mendidik, mengubah
atau memperbaiki tingkat pikiran, tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya.
Efektivitas kegiatan penyuluhan perlu menggunakan metode, teknik dan alat bantu
penyuluhan yang tepat guna, sehingga sasaran dapat mendengar, melihat dan merasakan atau
melaksanakan contoh-contoh yang diperagakan.
Pemilihan metode atau cara pendekatan yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan
penyuluhan, sehingga para petugas penyuluhan harus memilih dan menentukan metode yang tepat
sesuai dengan siatuasi dan kondisi peternak, agar informasi yang disampaikan dapat diterima dan
diterapkan oleh peternak (Sugarda, 1980) mengatakan bahwa pendidikan penyuluhan harus merupakan
552
!
kombinasi metode mengajar, karena kemampuan sasaran adalah berbeda-beda dalam menerima
pelajaran.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah sensus, yaitu survei yang meliputi seluruh populasi
yang diinginkan (Sevilla, dkk, 2006) dengan objek penelitian peternak sapi perah kelompok Raharja.
Desa Raharja. Kecamatan Tanjungsari yang berjumlah 31 orang. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari responden dengan teknik wawancara sedangkan
data sekunder diperoleh dari sumber-sumber yang terkait dengan penelitian.
Adapun operasional variabel yaitu Pemilihan metode penyuluhan yang terpilih mengacu
kepada pendapat Belli (1981) dan Adjid (2001) yang menyatakan bahwa beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memlilih dan menentukan metode penyuluhan , yaitu : a. kesesuaian dengan
tingkat kemampuan penyuluh, b. kesesuaian dengan fasilitas atau sarana penyuluhan yang tersedia, c.
kesesuaian dengan waktu dan tempat penyuluhan, d. kesesuaian dengan materi penyuluhan, e.
kesesuaian dengan kondisi dan tingkat adopsi sasaran, f. kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai.
Unsur-unsur dari Efektivitas metode penyuluhan yang diukur antara lain :
1. Tingkat kemampuan penyuluh, yaitu : pengetahuan dan keterampilan penyuluh dalam
memberikan informasi penyuluhan. Indikatornya adalah :
a. Kecakapan penyuluh dalam menyelenggarakan praktek sesuai dengan kebutuhan peternak.
Jika keterampilan dalam memberikan contoh sesuai dengan kebutuhan peternak dan tepat
diberi skor tiga. Jika keterampilan dalam memberikan contoh sebagian sesuai dengan
kebutuhan peternak dan tepat diberi skor dua. Jika keterampilan dalam memberikan contoh
sebagian kecil sesuai dengan kebutuhan peternak diberi skor satu.
b. Pengetahuan penyuluh terhadap materi yang disuluhkan. Ukurannya adalah nilai skor dari
penguasaan materi yang disuluhkan. Jika penyuluh menguasai semua materi yang disuluhkan
diberi skor tiga. Jika penyuluh menguasai sebagian materi yang disuluhkan diberi skor dua.
Jika penyuluh menguasai sebagian kecil materi yang disuluhkan diberi skor satu.
2. Keadaan alat bantu penyuluhan.
Indikatornya adalah ketersediaan alat bantu dalam penyuluhan.
a. Ketersediaan alat bantu dalam penyuluhan. Jika tersedia tiga macam alat peraga diberi skor
tiga. Jika tersedia dua macam alat peraga diberi skor dua. Jika tersedia satu macam alat peraga
diberi skor satu.
b. Kesesuaian alat bantu penyuluhan yang dipakai. Jika alat bantu penyuluhan sesuai diberi skor
tiga. Jika alat bantu penyuluhan sebagian sesuai diberi skor dua. Jika alat bantu penyuluhan
tidak sesuai diberi skor satu.
3. Kesesuaian waktu dan tempat penyuluhan.
Indikatornya adalah kesesuaian dan ketepatan waktu pertemuan dan tempat pelaksanaannya.
a. Ketepatan dan kesesuaian waktu pertemuan, memakai ukuran pada waktu luang petani. Jika
peternak menyatakan sesuai dan tepat diberi skor tiga. Jika peternak menyatakan sebagian
sesuai diberi skor dua. Jika peternak menyatakan sebagian kecil sesuai diberi skor satu.
b. Ketepatan dan kesesuaian tempat pertemuan. Jika peternak menyatakan tempat pertemuan
sesuai dan tepat diberi skor tiga. Jika peternak menyatakan tempat pertemuan sebagian sesuai
dan tepat diberi skor dua. Jika peternak menyatakan tempat pertemuan sebagian kecil sesuai
dan tepat diberi skor tiga.
4. Materi penyuluhan, yaitu kesesuaian materi penyuluhan dengan masalah yang dihadapi. Jika
peternak menyatakan seluruhnya sesuai dengan masalah yang dihadapi peternak peternak diberi
skor tiga. Jika peternak menyatakan sebagian sesuai dengan masalah yang dihadapi peternak
diberi skor dua. Jika peternak menyatakan sebagian kecil sesuai dengan masalah yang dihadapi
peternak diberi skor satu.
5. Kondisi dan tingkat adopsi peternak. Indikatornya adalah pendapat peternak tentang metode
penyuluhan yang diberikan. Jika peternak menyatakan seluruh metode yang digunakan disukai
peternak diberi skor tiga. Jika peternak menyatakan sebagian metode yang digunakan disukai
peternak diberi skor dua. Jika peternak menyatakan sebagian kecil metode yang digunakan disukai
peternak diberi skor satu.
553
!
6. Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai. Indikatornya adalah kejelasan tujuan penyuluhan
dan kesesuaian tujuan penyuluhan dengan kepentingan sasaran.
a. Kejelasan tujuan penyuluhan. Jika setiap penyuluhan yang diadakan mempunyai tujuan dan
dapat dipahami diberi skor tiga. Jika setiap penyuluhan yang diadakannya mempunyai tujuan
tetapi kurang dapat dipahami diberi skor dua. Jika setiap penyuluhan yang diadakannya tidak
mempunyai tujuan yang jelas diberi skor satu.
b. Kesesuaian tujuan penyuluhan dengan kepentingan sasaran. Jika semua tujuan penyuluhan
menunjang terhadap tujuan pribadi diberi skor tiga. Jika sebagian kecil tujuan penyuluhan
menunjang terhadap tujuan pribadi diberi skor dua. Jika tujuan penyuluhan tidak menunjang
terhadap tujuan pribadi diberi skor satu.
Skor total dari seluruh jawaban pertanyaan yang diberikan merupakan nilai tingkat efektivitas
metode penyuluhan (Xi). Skor total dari masing-masing responden digolongkan ke dalam tiga kelas
kategori, yaitu Tingkat Efektivitas metode penyuluhan Tinggi, Sedang dan Rendah. Kelas kategori di
tentukan dengan menggunakan kelas interval dengan cara sebagai berikut. Diketahui skor tertinggi (33
+ 0,5) dan skor total terendah (11 – 0,5) dan banyaknya Kelas Interval 3, selanjutnya dihitung panjang
interval dengan menggunakan rumus Sudjana (1989)
Panjang Kelas Interval =
Skor Tertinggi – Skor Terendah
Banyaknya Interval Kelas
Sehingga di peroleh kategori kelas efektivitas penggunaan metode penyuluhan adalah :
a.
b.
c.
10,50 – 17,50 efektivitas penggunaan metode penyuluhan rendah
17,51 – 24,51 efektivitas penggunaan metode penyuluhan sedang
24,52 – 33,50 efektivitas penggunaan metode penyuluhan tinggi
Hasil dan Pembahasan
Keadaan Penyuluhan Peternakan di Kecamatan Tanjungsari
Penyuluhan pertanian/peternakan di wilayah kecamatan tanjungsari dilaksanakan oleh petugas
penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian Tanjungsari. Penyuluhan dilakukan terhadap kelompokkelompok tani hamparan, kelompok domisili, kelompok tani kecil, kelompok wanita tani, Peternakan,
kelompom agribisnis jagung serta Perikanan. Untuk peternakan, penyuluhan yang dilaksanakan
mengacu kepada penerapan saptausaha ternak dan kebijakan pemerintah dalam pengembangan
komoditi unggulan setempat.
Metode penyuluhan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan kelompok dan individu.
Adapun alat bantu yang dignakan dalam penyuluhan adalah poster, leaflet dan majalah-majalah.
Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah secara lisan melalui pertemuan peternak dan acara
diskusi dalam kelompoknya. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di kelompok masing-masing
biasanya bertempat di rumah ketua kelompok atau di Balai Penyuluhan Pertanian. Menurut Samsudin
(1977) pada penyuluhan denga pendekatan secara kelompok, kesadaran akan minat peternak terhadap
inovasi akan diarahkan agar mau menilai dan mencoba. Media lisan sangat efektif apabila ditunjang
fasilitas yang memadai agar petugas penyuluh dapat mengevaluasi umpan balik (feedback) dari para
peternak terhadap apa yang dia suluhkan (Alim, 2008).
Tingkat Efektivitas Penggunaan Metode Penyuluhan Pengembangan Peternakan Sapi Perah
Tingkat efektivitas metode penyuluhan yang dilakukan diukur melalui enam indikator. Untuk
menggambarkan efektivitas metode penyuluhan yang diteliti, dipakai sebagai ukuran ialah jumlah
responden dari setiap unsur penilaian indikator efektivitas metode penyuluhan. Hasil tanggapan
responden berdasarkan indikator tersebut dilihat pada Tabel 1.
554
!
Tabel. 1 Pendapat Peternak Tentang Efektivitas Metode Penyuluhan
No
1
2
3
4
5
6
Kriteria
Kemampuan penyuluhan
d. Kecakapan dalam menyelenggarakan praktek.
1) selalu membangkitkan kebutuhan pribadi peternak
2) kadang-kadang membangkitkan kebutuhan pribadi peternak
3) tidak membangkitkan kebutuhan pribadi peternak
e. Penguasaan materi yang disuluhkan.
1) menguasai semua materi
2) menguasai sebagian materi
3) tidak menguasai materi
Keadaan Alat bantu penyuluhan
a. Ketersediaan alat peraga yang dipakai pada saat penyuluhan.
1) ada tiga macam
2) ada dua macam
3) ada satu macam
b. Kesesuaian alat peraga yang dipakai pada penyuluhan.
1) sesuai
2) sebagian sesuai
3) tidak sesuai
Kesesuaian dengan waktu dan tempat penyuluhan
a. Kesesuaian waktu penyuluhan dengan waktu luang peternak.
1) sesuai
2) sebagian sesuai
3) sebagian kecil sesuai
b. Tempat pertemuan kelompok dekat dengan tempat tinggal
1) sesuai
2) terkadang sesuai
3) tidak sesuai
Materi penyuluhan
a. Kesesuaian materi penyuluhan dengan masalah yang dihadapi
peternak
1) seluruhnya sesuai
2) sebagian sesuai
3) sebagian kecil sesuai
Kesuaian dengan kondisi dan tingkat adopsi peternak
a. Metode penyuluhan yang diberikan disukai peternak.
1) seluruhnya disukai
2) sebagaian disukai
3) sebagian kecil disukai
b. Metode penyuluhan yang diberikan mudah diterima
1) seluruhnya mudah diterima
2) sebagian mudah diterima
3) sebagian kecil mudah diterima
Kesesuaian dengan tujuan yang ingin di capai
a. Kejelasan tujuan penyuluhan
1) tujuan jelas dan dapat dipahami
2) tujuan kurang dapat dipahami
3) tidak mempunyai tujuan yang jelas
b. Kesesuaian tujuan penyuluhan dengan kepentingan sasaran
1) semua menunjang terhadap tujuan pribadi
2) sebagian kecil menunjang terhadap tujuan pribadi
3) tidak menunjang sama sekali terhadap tujuan pribadi
555
Jumlah Penilaian
…Orang… ….%....
21
9
1
67,74
29,03
3,22
24
7
77,42
22,58
4
27
12,91
87,09
24
7
-
77,41
22,58
-
26
3
2
83,87
9,67
6,45
25
3
3
80,64
9,67
9,67
11
19
1
35,48
61,29
3,22
22
8
1
70,96
25,80
3,22
22
8
1
70,96
25,80
3,22
23
8
-
74,19
25,81
-
18
12
1
58,06
38,71
3,22
!
Dari Tabel 1 tampak bahwa :
1. Tingkat kemampuan penyuluh yang ditunjukkan oleh keterampilan, penguasaan terhadap materi
yang disuluhkan dan kepahaman responden terhadap hal yang disuluhkan dari 31 peternak
responden, 67,74 % menyatakan keterampilan penyuluh baik, dimana penyuluh selalu dapat
membangkitkan kebutuhan pribadi peternak. Dalam penguasaan penyuluh terhadap hal yang
disluhkan, 77,42 % peternak responden menyatakan penyuluh menguasai semua materi yang
disuluhkan. Hal ini dapat dipahami karena penyuluh biasanya merupakan peternak sapi perah juga.
penyuluh telah mengenal daerah kerja dan sasarannya. Dengan pengetahuan yang dimiliki tentang
orang-orang yang diajak berkomunikasi, penyuluh dapat memilih dan menetapkan cara-cara yang
paling baik untuk berkomunikasi.
2. Ketersediaan alat bantu dalam kegiatan penyuluhan dapat meningkatkan efektivitas komunikasi,
dimana efektivitas penyampaian dapat ditingkatkan dengan bantuan alat peraga. Alat peraga yang
biasanya di gunakan pada saat penyuluhan yaitu papan tulis dan sejenisnya. Sebanyak 83,09 %
responden mengatakan bahwa alat peraga yang digunakan hanya satu macam dimana peternak
sangat menyukai penggunaannya, karena peternak sasaran dapat lebih memahami informasi yang
disampaikan apabila diterangkan melalui ganbaran/ilustrasi. Untuk kesesuaian alat peraga, 77,41
% responden menyatakan telah sesuai dengan materi penyuluhan.
3. Penyuluhan dengan pendekatan kelompok dilakukan kepada anggota kelompok peternak dan
waktunya dilakukan pada pagi, siang atau malam hari. Sebagian besar peternak 83,87 %
menyatakan waktu penyuluhan sesuai dengan waktu luang peternak. Pemilihan tempat
penyelenggaraan penyuluhan yang dilakukan oleh petugas penyuluh telah tepat, karena di tanggapi
oleh responden secara positif. Tempat dilaksanakannya penyuluhan penyuluhan biasanya di rumah
ketua kelompok atau di tempat lain yang telah disepakati. Kebanyakan peternak responden
mengatakan bahwa tempat dilaksanakan penyuluhan sesuai karena dapat dijangkau dengan jalan
kaki. Sebanyak 9,67 % peternak responden mengatakan kadang-kadang sesuai karena tempat
penyuluhan yang kurang memadai untuk menampung peternak, dimana pengaturan tempat duduk
hampir tidak ada, hal ini terjadi apabila penyuluhan yang dilakukan merupakan gabungan dari dua
kelompok.
4. Kesesuaian materi penyuluhan dengan masalah yang dihadapi peternak sasaran merupakan daya
tarik bagi peternak, sehingga para peternak dengan sendirinya akan selalu hadir pada setiap
penyuluhan yang diadakan. Ppeternak responden yang mengatakan bahwa materi penyuluhan
yang diadakan seluruhnya sesuai dengan masalah yang dihadapi 38,88 persen. Peternak yang
mengatakan bahwa materi penyuluhan, sebagian sesuai dengan masalah-masalah yang dihadapi
yaitu sebanyak 58,33%. Hal ini disebabkan sebagian teknologi atau inovasi yang disampaikan
bukan merupakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang idhadapi. Materi penyuluhan yang
menarik perhatian para peternak adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha perbaikkan
tingkat kehidupannya. Agar materi penyuluhan yang diberikan pada peternak dapat diterima selain
harus sesuai dengan kebutuhannya harus pula memberi atau mendatangkan keuntungan ekonomis
(Kartasapoetra, 1988)
5. Pemilihan metode penyuluhan yang dilakukan didasarkan pada situasi dan kondisi peternak
responden. Metode penyuluhan kelompok yang dilakukan oleh penyuluh adalah sesuai karena sifat
masyarakat didaerah sudah terbuka dan telah dibentuk kelompok-kelompok peternak. Metode
penyuluhan yang melibatkan orang-orang atau kelompok dalam suatu kerja sama, merupakan
metode penyuluhan yang peling tepat karena metode tersebut disukai oleh sebagian besar
responden (70,96 %), terutama yang menjadi alasan peternak yaitu karena adanya kesempatan
untuk bertanya, mengemukakan pendapat, pengalaman serta dapat berdiskusi dengan peternak
lainnya.
6. Tujuan kegiatan penyuluhan menyangkut tujuan perbaikkan perilaku peternak dalam hal
penerapan inovasi. Tujuan penyuluhan dari setiap kegiatan penyuluhan yang di adakan oleh
penyuluh adalah jelas, yang ditunjukkan oleh 74,19 % peternak yang mengatakan tujuan jelas dan
dapat di pahami oleh peternak. Peternak yang mengatakan bahwa tujuan dari setiap penyuluhan
yang diadakan kurang dapat dipahami ditunjukkan oleh sebanyak 25,81 % peternak. Hal ini
umumnya dikemukakan oleh responden yang tingkat pendidikannya hanya sampai sekolah dasar.
Kesesuaian tujuan penyuluhan dengan kepentingan sasaran ditunjukkan oleh sebanyak 58,06 %
peternak bahwa semua tujuan penyuluhan menunjang terhadap tujuan pribadi peternak. Sebanyak
556
!
38,71 % peternak yang mengatakan bahwa sebagian kecil tujuan penyuluhan menunjang terhadap
tujuan pribadi.
Hasil penilaian Efektivitas metode penyuluhan, maka diperoleh kategori tingkat efektivitas
penggunaan metode penyuluhan. Seperti yang tercantum pada Tabel 1. Dari tabel tersebut di ketahui
dari 31 responden, sebagian besar (64,51%) memiliki kategori efektivitas metode penyuluhan tinggi.
Tabel 2. Tingkat Efektivitas Penggunaan Metode Penyuluhan
No
Kategori
Jumlah Responden
….Orang….
…….%.......
1
Tinggi
20
64,51
2
Sedang
9
29,03
3
Rendah
2
6,45
Secara umum tingkat efektivitas metode penyuluhan yang ditunjukkan oleh kemampuan
penyuluh, keadaan alat bantu penyuluhan, kesesuaian dengan waktu dan tempat penyuluhan, materi
penyuluhan, kesesuaian dengan kondisi dan tingkat adopsi sasaran, kesesuaian dengan tujuan yang
ingin dicapai, menunjukkan ciri-ciri yang baik. Dengan demikian penyuluhan yang dilakukan di
daerah ini dengan metode pendekatan kelompok menunjukkan hasil yang cukup terhadap peningkatan
kemampuan beternak oleh peternak, juga terhadap pengembangan peternakan sapi perah di daerah
penelitian.
Daftar Pustaka
Adjid, A. Dudung. 2001. Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan Sinar Tani. Jakarta.
Alim, Syahirul. 2008. Implikasi Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah Terhadap Kegiatan
Penyuluhan Peternakan Di Kabupaten Sumedang. J. Ilmu Ternak. Vol 8 No 1 : 72-76.
Belli, T.B. 1981. Metode Dan Alat Bantu Penyuluhan . Program Pendidikan Diploma. Faperta. Unpad.
Bandung.
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas University Press. Surakarta.
Sudjana.1989. Statistika. Edisi Ke-4. Penerbit Tarsito. Bandung.
Vanden Ban Dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Sugarda, Tarya. 1980. Penyuluhan Pertanian. Unpad. Bandung
Sevilla, Counsuelo, Ochave, Punsalan, Bella P, dan Grabriel. 2006. Pengantar Metode Penelitian.
Universitas Indonesia Press. Jakarta
557
TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENYULUHAN
PENGEMBANGAN TERNAK SAPI PERAH
DI KECAMATAN TANJUNGSARI
Syahirul Alim
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan metode
penyuluhan pengembangan ternak sapi perah di Kecamatan Tanjungsari. Metode
penelitian yang digunakan adalah survei pada peternak sapi perah kelompok raharja.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat efektivitas metode penyuluhan yang ditunjukkan
pada kemampuan penyuluh, keadaan alat bantu penyuluhan, kesesuaian dengan waktu
dan tempat penyuluhan, materi penyuluhan, kesesuaian dengan kondisi dan tingkat
adopsi sasaran, kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai, menunjukkan ciri-ciri
yang baik. Tingkat efektivitas penggunaan metode penyuluhan termasuk dalam
kategori tinggi yang ditunjukkan oleh 64,51% responden. Hal ini menunjukkan metode
penyuluhan yang dipergunakan telah menunjukkan hasil terhadap peningkatan
kemampuan beternak oleh peternak, juga terhadap pengembangan peternakan sapi
perah di daerah penelitian
Kata Kunci : Efektivitas Metode Penyuluhan
Abstract
The objective of this research was to find out the effectiveness level of agricultural
extension method used in developing dairy cow in Tanjungsari District. The research
used survey method to dairy’s farmer in group of Raharja. The result showed that the
effectiveness level of agricultural extension method showed by extensionist ability,
material equipment condition appropriateness,
place and time of extension
appropriateness, extension’s material, condition and adoption level of target and goal
of extension program suitability is in a good characteristic. The effectiveness level of
agricultural extension method is in high category stated by 64,51% of respondent. Its
indicated that method of agriculture extension using by extensionist has been success
toward increasing of farmer’s ability and the development of dairy’s cow in
Tanjungsari district.
Key words : Extension Method Effectiveness.
Pendahuluan
Penyuluhan pertanian sebagai salah satu kegiatan dari pembangunan pertanian, merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan modernisasi pertanian/peternakan. Sehingga pembangunan
pertanian di suatu daerah menuntut adanya perubahan sikap dan perilaku dari petani /peternak
tradisional.
Berhasil tidaknya pengenalan teknologi baru sebagai realisasi pembangunan peternakan selain
menuntut perubahan sikap dan perilaku dari peternak, juga sangat dipengaruhi oleh keadaan wilayah,
teknik penyuluhan yang digunakan dan faktor penyuluhnya. Dalam rangka pencapaian tujuan
perubahan sikap dan perilaku peternak, penyuluhan memiliki kegiatan tertentu yang harus
dilaksanakan secara teratur dan terarah dimana kegiatan tersebut harus bersifat mendidik, mengubah
atau memperbaiki tingkat pikiran, tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya.
Efektivitas kegiatan penyuluhan perlu menggunakan metode, teknik dan alat bantu
penyuluhan yang tepat guna, sehingga sasaran dapat mendengar, melihat dan merasakan atau
melaksanakan contoh-contoh yang diperagakan.
Pemilihan metode atau cara pendekatan yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan
penyuluhan, sehingga para petugas penyuluhan harus memilih dan menentukan metode yang tepat
sesuai dengan siatuasi dan kondisi peternak, agar informasi yang disampaikan dapat diterima dan
diterapkan oleh peternak (Sugarda, 1980) mengatakan bahwa pendidikan penyuluhan harus merupakan
552
!
kombinasi metode mengajar, karena kemampuan sasaran adalah berbeda-beda dalam menerima
pelajaran.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah sensus, yaitu survei yang meliputi seluruh populasi
yang diinginkan (Sevilla, dkk, 2006) dengan objek penelitian peternak sapi perah kelompok Raharja.
Desa Raharja. Kecamatan Tanjungsari yang berjumlah 31 orang. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari responden dengan teknik wawancara sedangkan
data sekunder diperoleh dari sumber-sumber yang terkait dengan penelitian.
Adapun operasional variabel yaitu Pemilihan metode penyuluhan yang terpilih mengacu
kepada pendapat Belli (1981) dan Adjid (2001) yang menyatakan bahwa beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memlilih dan menentukan metode penyuluhan , yaitu : a. kesesuaian dengan
tingkat kemampuan penyuluh, b. kesesuaian dengan fasilitas atau sarana penyuluhan yang tersedia, c.
kesesuaian dengan waktu dan tempat penyuluhan, d. kesesuaian dengan materi penyuluhan, e.
kesesuaian dengan kondisi dan tingkat adopsi sasaran, f. kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai.
Unsur-unsur dari Efektivitas metode penyuluhan yang diukur antara lain :
1. Tingkat kemampuan penyuluh, yaitu : pengetahuan dan keterampilan penyuluh dalam
memberikan informasi penyuluhan. Indikatornya adalah :
a. Kecakapan penyuluh dalam menyelenggarakan praktek sesuai dengan kebutuhan peternak.
Jika keterampilan dalam memberikan contoh sesuai dengan kebutuhan peternak dan tepat
diberi skor tiga. Jika keterampilan dalam memberikan contoh sebagian sesuai dengan
kebutuhan peternak dan tepat diberi skor dua. Jika keterampilan dalam memberikan contoh
sebagian kecil sesuai dengan kebutuhan peternak diberi skor satu.
b. Pengetahuan penyuluh terhadap materi yang disuluhkan. Ukurannya adalah nilai skor dari
penguasaan materi yang disuluhkan. Jika penyuluh menguasai semua materi yang disuluhkan
diberi skor tiga. Jika penyuluh menguasai sebagian materi yang disuluhkan diberi skor dua.
Jika penyuluh menguasai sebagian kecil materi yang disuluhkan diberi skor satu.
2. Keadaan alat bantu penyuluhan.
Indikatornya adalah ketersediaan alat bantu dalam penyuluhan.
a. Ketersediaan alat bantu dalam penyuluhan. Jika tersedia tiga macam alat peraga diberi skor
tiga. Jika tersedia dua macam alat peraga diberi skor dua. Jika tersedia satu macam alat peraga
diberi skor satu.
b. Kesesuaian alat bantu penyuluhan yang dipakai. Jika alat bantu penyuluhan sesuai diberi skor
tiga. Jika alat bantu penyuluhan sebagian sesuai diberi skor dua. Jika alat bantu penyuluhan
tidak sesuai diberi skor satu.
3. Kesesuaian waktu dan tempat penyuluhan.
Indikatornya adalah kesesuaian dan ketepatan waktu pertemuan dan tempat pelaksanaannya.
a. Ketepatan dan kesesuaian waktu pertemuan, memakai ukuran pada waktu luang petani. Jika
peternak menyatakan sesuai dan tepat diberi skor tiga. Jika peternak menyatakan sebagian
sesuai diberi skor dua. Jika peternak menyatakan sebagian kecil sesuai diberi skor satu.
b. Ketepatan dan kesesuaian tempat pertemuan. Jika peternak menyatakan tempat pertemuan
sesuai dan tepat diberi skor tiga. Jika peternak menyatakan tempat pertemuan sebagian sesuai
dan tepat diberi skor dua. Jika peternak menyatakan tempat pertemuan sebagian kecil sesuai
dan tepat diberi skor tiga.
4. Materi penyuluhan, yaitu kesesuaian materi penyuluhan dengan masalah yang dihadapi. Jika
peternak menyatakan seluruhnya sesuai dengan masalah yang dihadapi peternak peternak diberi
skor tiga. Jika peternak menyatakan sebagian sesuai dengan masalah yang dihadapi peternak
diberi skor dua. Jika peternak menyatakan sebagian kecil sesuai dengan masalah yang dihadapi
peternak diberi skor satu.
5. Kondisi dan tingkat adopsi peternak. Indikatornya adalah pendapat peternak tentang metode
penyuluhan yang diberikan. Jika peternak menyatakan seluruh metode yang digunakan disukai
peternak diberi skor tiga. Jika peternak menyatakan sebagian metode yang digunakan disukai
peternak diberi skor dua. Jika peternak menyatakan sebagian kecil metode yang digunakan disukai
peternak diberi skor satu.
553
!
6. Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai. Indikatornya adalah kejelasan tujuan penyuluhan
dan kesesuaian tujuan penyuluhan dengan kepentingan sasaran.
a. Kejelasan tujuan penyuluhan. Jika setiap penyuluhan yang diadakan mempunyai tujuan dan
dapat dipahami diberi skor tiga. Jika setiap penyuluhan yang diadakannya mempunyai tujuan
tetapi kurang dapat dipahami diberi skor dua. Jika setiap penyuluhan yang diadakannya tidak
mempunyai tujuan yang jelas diberi skor satu.
b. Kesesuaian tujuan penyuluhan dengan kepentingan sasaran. Jika semua tujuan penyuluhan
menunjang terhadap tujuan pribadi diberi skor tiga. Jika sebagian kecil tujuan penyuluhan
menunjang terhadap tujuan pribadi diberi skor dua. Jika tujuan penyuluhan tidak menunjang
terhadap tujuan pribadi diberi skor satu.
Skor total dari seluruh jawaban pertanyaan yang diberikan merupakan nilai tingkat efektivitas
metode penyuluhan (Xi). Skor total dari masing-masing responden digolongkan ke dalam tiga kelas
kategori, yaitu Tingkat Efektivitas metode penyuluhan Tinggi, Sedang dan Rendah. Kelas kategori di
tentukan dengan menggunakan kelas interval dengan cara sebagai berikut. Diketahui skor tertinggi (33
+ 0,5) dan skor total terendah (11 – 0,5) dan banyaknya Kelas Interval 3, selanjutnya dihitung panjang
interval dengan menggunakan rumus Sudjana (1989)
Panjang Kelas Interval =
Skor Tertinggi – Skor Terendah
Banyaknya Interval Kelas
Sehingga di peroleh kategori kelas efektivitas penggunaan metode penyuluhan adalah :
a.
b.
c.
10,50 – 17,50 efektivitas penggunaan metode penyuluhan rendah
17,51 – 24,51 efektivitas penggunaan metode penyuluhan sedang
24,52 – 33,50 efektivitas penggunaan metode penyuluhan tinggi
Hasil dan Pembahasan
Keadaan Penyuluhan Peternakan di Kecamatan Tanjungsari
Penyuluhan pertanian/peternakan di wilayah kecamatan tanjungsari dilaksanakan oleh petugas
penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian Tanjungsari. Penyuluhan dilakukan terhadap kelompokkelompok tani hamparan, kelompok domisili, kelompok tani kecil, kelompok wanita tani, Peternakan,
kelompom agribisnis jagung serta Perikanan. Untuk peternakan, penyuluhan yang dilaksanakan
mengacu kepada penerapan saptausaha ternak dan kebijakan pemerintah dalam pengembangan
komoditi unggulan setempat.
Metode penyuluhan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan kelompok dan individu.
Adapun alat bantu yang dignakan dalam penyuluhan adalah poster, leaflet dan majalah-majalah.
Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah secara lisan melalui pertemuan peternak dan acara
diskusi dalam kelompoknya. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di kelompok masing-masing
biasanya bertempat di rumah ketua kelompok atau di Balai Penyuluhan Pertanian. Menurut Samsudin
(1977) pada penyuluhan denga pendekatan secara kelompok, kesadaran akan minat peternak terhadap
inovasi akan diarahkan agar mau menilai dan mencoba. Media lisan sangat efektif apabila ditunjang
fasilitas yang memadai agar petugas penyuluh dapat mengevaluasi umpan balik (feedback) dari para
peternak terhadap apa yang dia suluhkan (Alim, 2008).
Tingkat Efektivitas Penggunaan Metode Penyuluhan Pengembangan Peternakan Sapi Perah
Tingkat efektivitas metode penyuluhan yang dilakukan diukur melalui enam indikator. Untuk
menggambarkan efektivitas metode penyuluhan yang diteliti, dipakai sebagai ukuran ialah jumlah
responden dari setiap unsur penilaian indikator efektivitas metode penyuluhan. Hasil tanggapan
responden berdasarkan indikator tersebut dilihat pada Tabel 1.
554
!
Tabel. 1 Pendapat Peternak Tentang Efektivitas Metode Penyuluhan
No
1
2
3
4
5
6
Kriteria
Kemampuan penyuluhan
d. Kecakapan dalam menyelenggarakan praktek.
1) selalu membangkitkan kebutuhan pribadi peternak
2) kadang-kadang membangkitkan kebutuhan pribadi peternak
3) tidak membangkitkan kebutuhan pribadi peternak
e. Penguasaan materi yang disuluhkan.
1) menguasai semua materi
2) menguasai sebagian materi
3) tidak menguasai materi
Keadaan Alat bantu penyuluhan
a. Ketersediaan alat peraga yang dipakai pada saat penyuluhan.
1) ada tiga macam
2) ada dua macam
3) ada satu macam
b. Kesesuaian alat peraga yang dipakai pada penyuluhan.
1) sesuai
2) sebagian sesuai
3) tidak sesuai
Kesesuaian dengan waktu dan tempat penyuluhan
a. Kesesuaian waktu penyuluhan dengan waktu luang peternak.
1) sesuai
2) sebagian sesuai
3) sebagian kecil sesuai
b. Tempat pertemuan kelompok dekat dengan tempat tinggal
1) sesuai
2) terkadang sesuai
3) tidak sesuai
Materi penyuluhan
a. Kesesuaian materi penyuluhan dengan masalah yang dihadapi
peternak
1) seluruhnya sesuai
2) sebagian sesuai
3) sebagian kecil sesuai
Kesuaian dengan kondisi dan tingkat adopsi peternak
a. Metode penyuluhan yang diberikan disukai peternak.
1) seluruhnya disukai
2) sebagaian disukai
3) sebagian kecil disukai
b. Metode penyuluhan yang diberikan mudah diterima
1) seluruhnya mudah diterima
2) sebagian mudah diterima
3) sebagian kecil mudah diterima
Kesesuaian dengan tujuan yang ingin di capai
a. Kejelasan tujuan penyuluhan
1) tujuan jelas dan dapat dipahami
2) tujuan kurang dapat dipahami
3) tidak mempunyai tujuan yang jelas
b. Kesesuaian tujuan penyuluhan dengan kepentingan sasaran
1) semua menunjang terhadap tujuan pribadi
2) sebagian kecil menunjang terhadap tujuan pribadi
3) tidak menunjang sama sekali terhadap tujuan pribadi
555
Jumlah Penilaian
…Orang… ….%....
21
9
1
67,74
29,03
3,22
24
7
77,42
22,58
4
27
12,91
87,09
24
7
-
77,41
22,58
-
26
3
2
83,87
9,67
6,45
25
3
3
80,64
9,67
9,67
11
19
1
35,48
61,29
3,22
22
8
1
70,96
25,80
3,22
22
8
1
70,96
25,80
3,22
23
8
-
74,19
25,81
-
18
12
1
58,06
38,71
3,22
!
Dari Tabel 1 tampak bahwa :
1. Tingkat kemampuan penyuluh yang ditunjukkan oleh keterampilan, penguasaan terhadap materi
yang disuluhkan dan kepahaman responden terhadap hal yang disuluhkan dari 31 peternak
responden, 67,74 % menyatakan keterampilan penyuluh baik, dimana penyuluh selalu dapat
membangkitkan kebutuhan pribadi peternak. Dalam penguasaan penyuluh terhadap hal yang
disluhkan, 77,42 % peternak responden menyatakan penyuluh menguasai semua materi yang
disuluhkan. Hal ini dapat dipahami karena penyuluh biasanya merupakan peternak sapi perah juga.
penyuluh telah mengenal daerah kerja dan sasarannya. Dengan pengetahuan yang dimiliki tentang
orang-orang yang diajak berkomunikasi, penyuluh dapat memilih dan menetapkan cara-cara yang
paling baik untuk berkomunikasi.
2. Ketersediaan alat bantu dalam kegiatan penyuluhan dapat meningkatkan efektivitas komunikasi,
dimana efektivitas penyampaian dapat ditingkatkan dengan bantuan alat peraga. Alat peraga yang
biasanya di gunakan pada saat penyuluhan yaitu papan tulis dan sejenisnya. Sebanyak 83,09 %
responden mengatakan bahwa alat peraga yang digunakan hanya satu macam dimana peternak
sangat menyukai penggunaannya, karena peternak sasaran dapat lebih memahami informasi yang
disampaikan apabila diterangkan melalui ganbaran/ilustrasi. Untuk kesesuaian alat peraga, 77,41
% responden menyatakan telah sesuai dengan materi penyuluhan.
3. Penyuluhan dengan pendekatan kelompok dilakukan kepada anggota kelompok peternak dan
waktunya dilakukan pada pagi, siang atau malam hari. Sebagian besar peternak 83,87 %
menyatakan waktu penyuluhan sesuai dengan waktu luang peternak. Pemilihan tempat
penyelenggaraan penyuluhan yang dilakukan oleh petugas penyuluh telah tepat, karena di tanggapi
oleh responden secara positif. Tempat dilaksanakannya penyuluhan penyuluhan biasanya di rumah
ketua kelompok atau di tempat lain yang telah disepakati. Kebanyakan peternak responden
mengatakan bahwa tempat dilaksanakan penyuluhan sesuai karena dapat dijangkau dengan jalan
kaki. Sebanyak 9,67 % peternak responden mengatakan kadang-kadang sesuai karena tempat
penyuluhan yang kurang memadai untuk menampung peternak, dimana pengaturan tempat duduk
hampir tidak ada, hal ini terjadi apabila penyuluhan yang dilakukan merupakan gabungan dari dua
kelompok.
4. Kesesuaian materi penyuluhan dengan masalah yang dihadapi peternak sasaran merupakan daya
tarik bagi peternak, sehingga para peternak dengan sendirinya akan selalu hadir pada setiap
penyuluhan yang diadakan. Ppeternak responden yang mengatakan bahwa materi penyuluhan
yang diadakan seluruhnya sesuai dengan masalah yang dihadapi 38,88 persen. Peternak yang
mengatakan bahwa materi penyuluhan, sebagian sesuai dengan masalah-masalah yang dihadapi
yaitu sebanyak 58,33%. Hal ini disebabkan sebagian teknologi atau inovasi yang disampaikan
bukan merupakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang idhadapi. Materi penyuluhan yang
menarik perhatian para peternak adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha perbaikkan
tingkat kehidupannya. Agar materi penyuluhan yang diberikan pada peternak dapat diterima selain
harus sesuai dengan kebutuhannya harus pula memberi atau mendatangkan keuntungan ekonomis
(Kartasapoetra, 1988)
5. Pemilihan metode penyuluhan yang dilakukan didasarkan pada situasi dan kondisi peternak
responden. Metode penyuluhan kelompok yang dilakukan oleh penyuluh adalah sesuai karena sifat
masyarakat didaerah sudah terbuka dan telah dibentuk kelompok-kelompok peternak. Metode
penyuluhan yang melibatkan orang-orang atau kelompok dalam suatu kerja sama, merupakan
metode penyuluhan yang peling tepat karena metode tersebut disukai oleh sebagian besar
responden (70,96 %), terutama yang menjadi alasan peternak yaitu karena adanya kesempatan
untuk bertanya, mengemukakan pendapat, pengalaman serta dapat berdiskusi dengan peternak
lainnya.
6. Tujuan kegiatan penyuluhan menyangkut tujuan perbaikkan perilaku peternak dalam hal
penerapan inovasi. Tujuan penyuluhan dari setiap kegiatan penyuluhan yang di adakan oleh
penyuluh adalah jelas, yang ditunjukkan oleh 74,19 % peternak yang mengatakan tujuan jelas dan
dapat di pahami oleh peternak. Peternak yang mengatakan bahwa tujuan dari setiap penyuluhan
yang diadakan kurang dapat dipahami ditunjukkan oleh sebanyak 25,81 % peternak. Hal ini
umumnya dikemukakan oleh responden yang tingkat pendidikannya hanya sampai sekolah dasar.
Kesesuaian tujuan penyuluhan dengan kepentingan sasaran ditunjukkan oleh sebanyak 58,06 %
peternak bahwa semua tujuan penyuluhan menunjang terhadap tujuan pribadi peternak. Sebanyak
556
!
38,71 % peternak yang mengatakan bahwa sebagian kecil tujuan penyuluhan menunjang terhadap
tujuan pribadi.
Hasil penilaian Efektivitas metode penyuluhan, maka diperoleh kategori tingkat efektivitas
penggunaan metode penyuluhan. Seperti yang tercantum pada Tabel 1. Dari tabel tersebut di ketahui
dari 31 responden, sebagian besar (64,51%) memiliki kategori efektivitas metode penyuluhan tinggi.
Tabel 2. Tingkat Efektivitas Penggunaan Metode Penyuluhan
No
Kategori
Jumlah Responden
….Orang….
…….%.......
1
Tinggi
20
64,51
2
Sedang
9
29,03
3
Rendah
2
6,45
Secara umum tingkat efektivitas metode penyuluhan yang ditunjukkan oleh kemampuan
penyuluh, keadaan alat bantu penyuluhan, kesesuaian dengan waktu dan tempat penyuluhan, materi
penyuluhan, kesesuaian dengan kondisi dan tingkat adopsi sasaran, kesesuaian dengan tujuan yang
ingin dicapai, menunjukkan ciri-ciri yang baik. Dengan demikian penyuluhan yang dilakukan di
daerah ini dengan metode pendekatan kelompok menunjukkan hasil yang cukup terhadap peningkatan
kemampuan beternak oleh peternak, juga terhadap pengembangan peternakan sapi perah di daerah
penelitian.
Daftar Pustaka
Adjid, A. Dudung. 2001. Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan Sinar Tani. Jakarta.
Alim, Syahirul. 2008. Implikasi Penerapan Kebijakan Otonomi Daerah Terhadap Kegiatan
Penyuluhan Peternakan Di Kabupaten Sumedang. J. Ilmu Ternak. Vol 8 No 1 : 72-76.
Belli, T.B. 1981. Metode Dan Alat Bantu Penyuluhan . Program Pendidikan Diploma. Faperta. Unpad.
Bandung.
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas University Press. Surakarta.
Sudjana.1989. Statistika. Edisi Ke-4. Penerbit Tarsito. Bandung.
Vanden Ban Dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Sugarda, Tarya. 1980. Penyuluhan Pertanian. Unpad. Bandung
Sevilla, Counsuelo, Ochave, Punsalan, Bella P, dan Grabriel. 2006. Pengantar Metode Penelitian.
Universitas Indonesia Press. Jakarta
557