KARAKTERISTIK GEOKIMIA BATUAN INDUK FORMASI KAIS DAN FORMASI KLASAFET, CEKUNGAN SALAWATI, PAPUA.
BAB V
KESIMPULAN
Karakteristik batuan induk pada cekungan Salawati sangat beragam, hal
tersebut dapat dilihat pada sampel-sampel batuan induk di sumur AS-1, dan
AS-2 sebagai berikut:
1. Kuantitas total organic carbon Pada Formasi Klasaman rata-rata nilai
TOC berada antara fair-good, sedangkan pada Formasi Klasafet dan
Formasi Kais rata-rata nilai TOC berkisar antara fair-very good,. Namun
Formasi Klasaman didominasi oleh kerogen tipe III yang hanya dapat
menghasilkan gas, berbeda dengan Formasi Klasafet dan Kais yang
mengandung kerogen tipe II.
2. Tingkat kematangan hidrokarbon di masing-masing sumur sangat
bervariasi. Nilai Ro atau nilai vitrinite refflectance pada sumur AS-1
sebesar
0,5-0,9%
sehingga
mampu
menghasilkan
hidrokarbon,
dikarenakan pada sumur tersebut telah memasuki fase matang, sedangkan
nilai Ro pada sumur AS-2 sebesar 0,5-0,6% belum dapat menghasilkan
hidrokarbon dikarenakan pada sumur tersebut telah memasuki immtureearlymature.
3. Lingkungan pengendapan pada kedua batuan induk ini berbeda secara
genetik. Batuan induk Formasi Klasafet menunjukkan bahwa karakter dari
material klastika halus lebih mendominasi yaitu lagoon. Sementara itu
130
131
untuk batuan induk dari Formasi Kais menunjukkan bahwa material
karbonat lebih mendominasi yaitu lagoon.
4. Karakteristik minyak bumi pada cekungan Salawati sangat beragam, hal
tersebut dapat dilihat pada sampel-sampel minyak bumi di sumur SY-1,
SY-2, dan sumur AS-1 sebagai berikut:
1.
Sumur SY-2 menunjukkan derajad API yang cenderung medium-
high, hal tersebut menunjukkan bahwa minyakbumi berasal dari material
klastika halus. Sementara untuk sumur SY-1 dan AS-1 menunjukkan nilai
derajad API yang low-medium, yang menunjukkan berasal dari karbonat.
2.
Kandungan Sulphur di ketiga sumur menunjukkan hal yang
berbeda. Pada sumur SY-2 menunjukkan kandungan sulphur yang 1 %.
3.
Nilai Wax 3.56%.-4.53%. menunjukkan bahwa kesemuanya
bearasal dari marine.
4.
Berdasarkan karakteristik biomarker, lingkungan pengendapan
minyak bumi dibagi kedalam dua jenis yaitu minyak bumi marine clastic,
dan minyakbumi marine carbonate.
5.
Lingkungan pengendapan atau lingkungan terbentuknya minyak bumi
berhubungan positif dengan lingkungan pengendapan batuan induknya.
Pada minyak bumi golongan A lingkungannya yaitu lagoon atau shallow
marine. Sedangkan pada minyak bumi golongan B lingkungannya lagoon.
132
6.
Berdasarkan hal tersebut hubungan antara minyak bumi dengan batuan
induk pada daerah penelitian menunjukkan bahwa minyak bumi pada
sumur SY-2 berasal dari Formasi Klasafet (sampel diambil pada sumur
AS-2) dan minyak pada sumur SY-1 dan AS-1 berasal dari Formasi Kais.
KESIMPULAN
Karakteristik batuan induk pada cekungan Salawati sangat beragam, hal
tersebut dapat dilihat pada sampel-sampel batuan induk di sumur AS-1, dan
AS-2 sebagai berikut:
1. Kuantitas total organic carbon Pada Formasi Klasaman rata-rata nilai
TOC berada antara fair-good, sedangkan pada Formasi Klasafet dan
Formasi Kais rata-rata nilai TOC berkisar antara fair-very good,. Namun
Formasi Klasaman didominasi oleh kerogen tipe III yang hanya dapat
menghasilkan gas, berbeda dengan Formasi Klasafet dan Kais yang
mengandung kerogen tipe II.
2. Tingkat kematangan hidrokarbon di masing-masing sumur sangat
bervariasi. Nilai Ro atau nilai vitrinite refflectance pada sumur AS-1
sebesar
0,5-0,9%
sehingga
mampu
menghasilkan
hidrokarbon,
dikarenakan pada sumur tersebut telah memasuki fase matang, sedangkan
nilai Ro pada sumur AS-2 sebesar 0,5-0,6% belum dapat menghasilkan
hidrokarbon dikarenakan pada sumur tersebut telah memasuki immtureearlymature.
3. Lingkungan pengendapan pada kedua batuan induk ini berbeda secara
genetik. Batuan induk Formasi Klasafet menunjukkan bahwa karakter dari
material klastika halus lebih mendominasi yaitu lagoon. Sementara itu
130
131
untuk batuan induk dari Formasi Kais menunjukkan bahwa material
karbonat lebih mendominasi yaitu lagoon.
4. Karakteristik minyak bumi pada cekungan Salawati sangat beragam, hal
tersebut dapat dilihat pada sampel-sampel minyak bumi di sumur SY-1,
SY-2, dan sumur AS-1 sebagai berikut:
1.
Sumur SY-2 menunjukkan derajad API yang cenderung medium-
high, hal tersebut menunjukkan bahwa minyakbumi berasal dari material
klastika halus. Sementara untuk sumur SY-1 dan AS-1 menunjukkan nilai
derajad API yang low-medium, yang menunjukkan berasal dari karbonat.
2.
Kandungan Sulphur di ketiga sumur menunjukkan hal yang
berbeda. Pada sumur SY-2 menunjukkan kandungan sulphur yang 1 %.
3.
Nilai Wax 3.56%.-4.53%. menunjukkan bahwa kesemuanya
bearasal dari marine.
4.
Berdasarkan karakteristik biomarker, lingkungan pengendapan
minyak bumi dibagi kedalam dua jenis yaitu minyak bumi marine clastic,
dan minyakbumi marine carbonate.
5.
Lingkungan pengendapan atau lingkungan terbentuknya minyak bumi
berhubungan positif dengan lingkungan pengendapan batuan induknya.
Pada minyak bumi golongan A lingkungannya yaitu lagoon atau shallow
marine. Sedangkan pada minyak bumi golongan B lingkungannya lagoon.
132
6.
Berdasarkan hal tersebut hubungan antara minyak bumi dengan batuan
induk pada daerah penelitian menunjukkan bahwa minyak bumi pada
sumur SY-2 berasal dari Formasi Klasafet (sampel diambil pada sumur
AS-2) dan minyak pada sumur SY-1 dan AS-1 berasal dari Formasi Kais.