Penatalaksanaan Pasien Dengan Fibrilasi Atrium (Studi Pustaka).

(1)

ABSTRAK

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN FIBRILASI ATRIUM (STUDI PUSTAKA)

Veronika Triastuti, 2002. Pembimbing : Jo Suherman, dr.,MS.

Latar belakang dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah bahwa cukup banyaknya insiden penyakit katup mitral, penyakit jantung iskhemik dan penyakit paru-paru kronis di Indonesia yang akan menimbulkan fibrilasi atrium. Konsekuensi fibrilasi atrium dapat terjadi embolism terutama pada penyakit katup mitral yang pada akhirnya menimbulkan stroke emboli. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penatalaksanaan pasien dengan fibrilasi atrium menyebabkan insiden fibrilasi atrium di Indonesia semakin banyak.

Tujuan dari Karya Tulis llmiah ini yaitu mengetahui lebih banyak tentang fibrilasi atrium. terutama yang berhubungan dengan etiologi, epidemiologi dan gejala klinik dari fibrilasi atrium, serta bagaimana penatalaksanaan bagi pasien dengan fibrilasi atrium.

Dapat disimpulkan bahwa ada tiga target terapi yang dipertimbangkan untuk pasien dengan fibrilasi atrium. yaitu : men gendal i kan frek uensi deny ut j an t ung, mem pertahankan i rama sinus dan mencegah tromboembolism dengan pendekatan pengobatan secara farmakologi dan non-farmakologi. Pengetahuan masyarakat tentang penatalaksanaan pasien dengan fibrilasi atrium harus dit i ng kat kan. tetapi harus di pert im ban g kan resi ko-resi ko dan manfaat setiap pengobatan untuk setiap pasien.


(2)

ABSTRACT

The background of this scientific writing is that many incidence of mitral valve disease, ischemic heart disease and chronic lungs disease in Indonesia which can cause atrial fibrillation. Consequences of atrial fibrillation can be embolism, especially mitral valve disease, which at last cause stroke emboli. Decrease of public knowledge about management of patient with atrial fibrillation

cause

many more incidence of atrial fibrillation in

Indo nesia.

This scientific writing is purposed to know many more about atrial fibrillation, especially which related with etiology, epidemiology, clinical symptom, and management of patient with

atrial.

fibrillation.

It can be conclude that there are three therapeutic goals t o consider for patient with atrial fibrillation : rate control, ma It itanan ce of sin us rhythm and prevent ion f t h ro m b o em b o lisn t

w i t h pharmacological and non-pharmacological therapy. Public

knowledge about management of patient with atrial fibrillation must

be increased, but the risk and benefits of each treatment must he

considered

f o r each patient.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR _..

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1

1.2. Identifikasi Masalah

1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan 1.4. Kegunaan Penulisan

HAH I I TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi __. _ _ _ . . _ __. 2.2. Epidemiologi

2.3. Patotisiologi 2.4. Presentasi Klinis 2.5. Diagnosa

2.6. Komplikasi

3.7. Pendekatan Pengobatan

BAR III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. hesimpulan . . _ _ _ _ _. . __. . . _ _ _ _ _. _ . __ _ _ _ __. _ _ _ 3.2. Saran _.. . _. __.

DAFTAK PUSTAKA

RlWAYAT HIDUP . . _ _ _ _ _. . . __ __. . __ . . _ . _. . . _

iv vi V 1 2 2

2

4 4 5 6 8 9 9 16 16 17 20 Vlll


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penulisan

Fungsi normal atrium adalah untuk membantu mengisi ventrikel sebanyak 20-30% pengisian ventrikel normal. Bila atrium gagal sebagai pemompa karena adanya fibnlasi atrium (FA), maka

efektivitas jantung sebagai pompa juga akan berkurang 20-30%.

FA merupakan salah satu jenis aritmia, dimana terjadi impuls

atrial yang tidak teratur, dengan kecepatan >300x per menit. FA adalah yang paling senng dihubungkan dengan aritmia yang ditemukan pada praktek klinik. Kelainan ini meningkat dengan benambalmya usia dan lebih senng pada laki-Iaki daripada wanita serta pada penyakit jantung non-organik. Dengan terjadinya stroke dapat timbul FA. terutama pada pasien lanjut usia. Pasien dengan respon ventrikuler yang tidak terkendali selama FA kadang-kadang dapat berkembang menjadi tachycardia induced cardiomyopathy. Pada Wolff-Parkinson White (WPW) syndrome, FA dapat menyebabkan kematian mendadak (Fananapazir, Packer, et ai. 1988).

Ada tiga target terapi yang dipertimbangkan untuk pasien dengan FA. yaitu : mengendalikan frekuensi denyut jantung, mempertahankan irama sinus dan mencegah thromboembolisme. Resiko-resiko dan manfaat setiap pengobatan harus dipertimbangkan juga untuk setiap pasien.

Sehubungan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik

untuk

membahas tentang penatalaksanaan pasien dengan FA.


(5)

1.2. Identifikasi Masalah

1. Apa penyebab terjadinya FA?

2. Bagaimana gejala-gejala klinis dan akibat FA? 3. Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan FA?

1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dari penulisan yang dilakukan adalah iintuk mengembangkan kemampuan penulis dalain menulis suatu karya tulis ilmiah yang sesuai dengan bidang ilmu kedokteran, sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Adapun tiijuan penulisan adalah :

1 Untuk mengerahui lebih banyak tentang fibrilasi atrium. terutama yang berhubungan dengan etiologi. epidemiologi. dan gejala klinik dan fibnlasi atrium

2. Untuk mengetahui bagaiinana penatalaksanaan bagi pasien dengan fibrilasi atrium.

1.4. Kegunaan Penulisan

Penulisan ini diharapkan dapat berguna untuk mengetahui lebih banyak tentang FA dan dapat menjadi pegangan dalam penatalaksanaan pasien dengan FA.


(6)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

FA antara lain disebabkan oleh penyakit jantung iskemik, terutama infark miokard, intoksikasi alkohol akut, thyrotoksikosis, hypertensi dan infeksi akut. Gejala klinik yang ditemukan adalah pasien mengeluh berdebar- debar, tapi ada juga yang asymptomatis dan beberapa

diantaranya mengalami komplikasi seperti disfungsi ventrikel kin, stroke, gangguan hemodinamik, tachycardia-induced cardiomyopathy. fibrinasi ventnkel dan kematian jantung mendadak pada WP W syndrome. Target terapi yang dipertimbangkan untuk pasien dengan

FA yaitu: mengendalikan frekuensi denyut jantung, mempertahankan irama sinus dan mencegah thromboembolisme.

3.2. Saran

Dengan pendekatan pengobatan secara farmakologikal dan non-farmakologikal diharapkan dapat menurunkan insiden terjadinya FA di Indonesia. Pengetahuan dokter dan perawat tentang penatalaksanaan pasien dengan FA harus ditingkatkan serta harus dipertimbangkan juga resiko-resiko dan manfaat pengobatan untuk setiap pasien.


(7)

DAFTAR PUSTAKA

Chen, P.S., Pressley, J.C., et al.1992.New observations on atrial fibrillation before and after surgical treatment in patient with the Wolff-Parkinson-White syndrome.J Am Coll Cardiol,974-98 1. Coplen, S.E., Antman, EM., et al. 1990.Efficacy and safety of quinidine therapy for maintenance of sinus rhythm after cardioversion: a meta-analysis of randomized control trials.Circulation, 1 106-1 11 6.

Coumel, P. 1989. The Atrium in Health and Disease. Mount Kisco, New York: Futura Publishing Co.

Ellenbogen, K.A., Dias, V.C., et al. 1991 .A placebo-controlled trial of continuous intravenous diltiazem infusion for 24-hours heart rate control during atrial fibnllation and atrial flutteria multicenter study. J Am Coll Cardiol. 891 -897

Ezekowitz, M.D., Bridgers, S.L.. et al. 1992. Warfarin i n prevention of stroke associated with nonrlieumatic atrial fibrillation. N Engl J Med, 1406-141 2.

Fananapazir, L., Packer, D.L., et al. 1988. Procainainide infusion test: inability to identify patient with Wolff-Parkinson-White syndrome who are potentially at risk of sudden death.

( irculation, 520-527.

Furberg, C.D., Psaty, B.M., et al. 1994. Prevalence of atrial fibrillation in elderly subjects. A m J Cardiol,236-24 1.


(8)

Goldman, M.J. 1 982. Principles of Clinical Electrocardiographv. Lange Medical Publications. California.

Gosselink, A.T., Crijns, H.J., et al. 1992. Low-dose amiodarone for maintenance of sinus rhythm after cardioversion of atrial fibrillation or flutter. JAMA, 3289-3293.

Grogan, M., Smith, H.C., et al. 1992. Left ventricular disfunction due to atrial fibrillation in patients initially believed to had idiopathic dilated cardiomyopathy. A m J Cardiol, 1570-1 573.

Guyton, A.C. 1 994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Penerbit buku kedoteran EGC. Jakarta.

Hamson’s. 1998. Principles of internal medicine Mc-Graw Hill Companies. Inc New York

h ttp :// www . ameri can heart org/arrhyt hmi a/ pat ient /risk .j sp .

Julian, D.G., Cowan. J.C. 1992. ( ardiology Great Britain by

Mackays of Chatham PLC, Chatham Kent.

Myerburg, K.J.. Kessler, K.M., et al. 1994. Hurst ‘s: The Hearth. Mc-Graw Hill. New York.


(9)

Prystowsky, E.N. 1995. Atrial Arrhythmias: Stale of the Art. Armonk, New York:Futura Publishing Co.

Reimold, S.C., Cantillon, C.O., et al. 1993. Propafenone versus sotalol for suppression of recurrent symptomatic atrial fibrillation. J Am Coll Cardiol, 558-563.

Salerno, D.M., Dias, V.C., et al. 1989. Efficacy and safety of intravenous diltiazem for treatment of atrial fibrillation and atrial flutter. Am J Cardiol, 1046- 105 1 .

Till. J., Wren, C. 1992. Atrial flutter in the fetus and young infant. Br Heart J . 80-83.

Wolf: P.A.. Abbott, R.D. et al. 1991. Atrial fibrillation as an

independent risk factor for stroke. Stroke. 983-988.


(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penulisan

Fungsi normal atrium adalah untuk membantu mengisi ventrikel sebanyak 20-30% pengisian ventrikel normal. Bila atrium gagal sebagai pemompa karena adanya fibnlasi atrium (FA), maka efektivitas jantung sebagai pompa juga akan berkurang 20-30%.

FA merupakan salah satu jenis aritmia, dimana terjadi impuls atrial yang tidak teratur, dengan kecepatan

>300x

per menit. FA adalah yang paling senng dihubungkan dengan aritmia yang ditemukan pada praktek klinik. Kelainan ini meningkat dengan benambalmya usia dan lebih senng pada laki-Iaki daripada wanita serta pada penyakit jantung non-organik. Dengan terjadinya stroke dapat timbul FA. terutama pada pasien lanjut usia. Pasien dengan respon ventrikuler yang tidak terkendali selama FA kadang-kadang dapat berkembang menjadi tachycardia induced cardiomyopathy. Pada Wolff-Parkinson White (WPW) syndrome, FA dapat menyebabkan kematian mendadak (Fananapazir, Packer, et ai. 1988).

Ada tiga target terapi yang dipertimbangkan untuk pasien dengan FA. yaitu : mengendalikan frekuensi denyut jantung, mempertahankan irama sinus dan mencegah thromboembolisme. Resiko-resiko dan manfaat setiap pengobatan harus dipertimbangkan juga untuk setiap pasien.

Sehubungan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik

untuk

membahas tentang penatalaksanaan pasien dengan FA.


(2)

1.2. Identifikasi Masalah

1. Apa penyebab terjadinya FA?

2. Bagaimana gejala-gejala

klinis

dan akibat FA? 3. Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan FA?

1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dari penulisan yang dilakukan adalah iintuk mengembangkan kemampuan penulis dalain menulis suatu karya tulis ilmiah yang sesuai dengan bidang ilmu kedokteran, sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Adapun tiijuan penulisan adalah :

1 Untuk mengerahui lebih banyak tentang fibrilasi atrium. terutama yang berhubungan dengan etiologi. epidemiologi. dan gejala klinik dan fibnlasi atrium

2.

Untuk mengetahui bagaiinana penatalaksanaan bagi pasien dengan fibrilasi atrium.

1.4. Kegunaan Penulisan

Penulisan ini diharapkan dapat berguna untuk mengetahui lebih banyak tentang FA dan dapat menjadi pegangan dalam penatalaksanaan pasien dengan FA.


(3)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

FA antara lain disebabkan oleh penyakit jantung iskemik, terutama infark

miokard,

intoksikasi

alkohol

akut, thyrotoksikosis, hypertensi dan infeksi akut. Gejala klinik yang ditemukan adalah pasien mengeluh berdebar- debar, tapi ada juga yang asymptomatis dan beberapa diantaranya mengalami komplikasi seperti disfungsi ventrikel kin, stroke, gangguan hemodinamik, tachycardia-induced cardiomyopathy. fibrinasi ventnkel dan kematian jantung mendadak pada WP

W

syndrome. Target terapi yang dipertimbangkan untuk pasien dengan FA yaitu: mengendalikan frekuensi denyut jantung, mempertahankan irama sinus dan

mencegah

thromboembolisme.

3.2. Saran

Dengan pendekatan pengobatan secara farmakologikal dan non-farmakologikal diharapkan dapat menurunkan insiden terjadinya FA di Indonesia. Pengetahuan dokter dan perawat tentang penatalaksanaan pasien dengan FA harus ditingkatkan serta harus dipertimbangkan juga resiko-resiko dan manfaat pengobatan untuk setiap pasien.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Chen, P.S., Pressley, J.C., et al.1992.New observations on atrial fibrillation before and after surgical treatment in patient with the Wolff-Parkinson-White syndrome.J Am Coll Cardiol,974-98 1.

Coplen, S.E., Antman,

EM.,

et al. 1990.Efficacy and safety of quinidine therapy for maintenance of sinus rhythm after cardioversion: a meta-analysis of randomized control trials.Circulation, 1 106-1 11 6.

Coumel, P. 1989. The Atrium in Health and Disease. Mount Kisco, New York: Futura Publishing Co.

Ellenbogen, K.A., Dias, V.C., et al. 1991 .A placebo-controlled trial of continuous intravenous diltiazem infusion for 24-hours heart rate control during atrial fibnllation

and

atrial flutteria multicenter study. J Am Coll Cardiol. 891 -897

Ezekowitz, M.D., Bridgers, S.L.. et al. 1992. Warfarin i n prevention of stroke associated with nonrlieumatic atrial fibrillation. N Engl J Med, 1406-141 2.

Fananapazir, L., Packer, D.L., et al. 1988. Procainainide infusion test: inability to identify patient with Wolff-Parkinson-White syndrome who are potentially at risk of sudden death. ( irculation, 520-527.

Furberg, C.D., Psaty, B.M., et al. 1994. Prevalence

of

atrial fibrillation in elderly subjects. A m J Cardiol,236-24 1.


(5)

Goldman, M.J. 1 982. Principles of Clinical Electrocardiographv. Lange Medical Publications. California.

Gosselink, A.T., Crijns, H.J., et al. 1992. Low-dose amiodarone for maintenance of sinus

rhythm after cardioversion of atrial

fibrillation or flutter. JAMA, 3289-3293.

Grogan,

M.,

Smith, H.C., et al. 1992. Left ventricular disfunction due to atrial fibrillation in patients initially believed to had idiopathic dilated cardiomyopathy. A m J Cardiol, 1570-1 573.

Guyton, A.C. 1 994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Penerbit buku kedoteran EGC. Jakarta.

Hamson’s. 1998. Principles of internal medicine Mc-Graw Hill Companies. Inc New York

h ttp :// www . ameri can heart org/arrhyt hmi a/ pat ient /risk .j sp .

Julian, D.G., Cowan. J.C. 1992. ( ardiology Great Britain by Mackays of Chatham PLC, Chatham Kent.

Myerburg, K.J.. Kessler, K.M., et al. 1994. Hurst ‘s: The Hearth. Mc-Graw Hill. New York.

Petersen, P., Kastrup, J.. et al. 1989. Cerebral blood flow before and after cardioversion of amal fibrillation. J Cereb Blood Flow Metab. 422-425.


(6)

Prystowsky, E.N. 1995. Atrial Arrhythmias: Stale of the Art. Armonk, New York:Futura Publishing

Co.

Reimold, S.C., Cantillon, C.O., et al. 1993. Propafenone versus sotalol for suppression

of

recurrent symptomatic atrial fibrillation. J Am

Coll

Cardiol, 558-563.

Salerno, D.M., Dias, V.C., et al. 1989. Efficacy and safety of intravenous diltiazem for treatment of atrial fibrillation and atrial flutter. Am J Cardiol, 1046- 105 1 .

Till. J., Wren, C. 1992. Atrial flutter in the fetus and young infant. Br Heart J . 80-83.

Wolf: P.A.. Abbott, R.D. et al. 1991. Atrial fibrillation as an independent

risk

factor for stroke. Stroke. 983-988.