RPP GAJI DAN TUNJANGAN PNS

RANCANGAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ....
TENTANG
GAJI, TUNJANGAN, DAN FASILITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

Mengingat

:

:

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 81
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Gaji,

Tunjangan, dan Fasilitas Pegawai Negeri Sipil;

y
l
n

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;

O
tf
a
r
D

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
3. Peraturan Pemerintah Nomor ... Tahun ... tentang

Manajemen Pegawai Negeri Sipil;  merefer pada penjelasan
pada pasal mengenai pangkat dan jabatan.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

:

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG GAJI, TUNJANGAN, DAN
FASILITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1.

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN

adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah.

1

2.

3.

4.

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan
atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS

adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang PNS
dalam suatu satuan organisasi.  merefer dari RPP
tentang Manajemen PNS
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang
pegawai ASN dalam suatu satuan organisasi.

5.

y
l
n

Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan
tinggi pada instansi pemerintah.

6. Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan
publik
serta
administrasi
pemerintahan
dan
pembangunan.
7. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan
fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.
8. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan
tingkatan jabatan berdasarkan tingkat kesulitan,
tanggungjawab, dampak, dan persyaratan kualifikasi
pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian;
9. Gaji adalah kompensasi yang dibayarkan kepada PNS
sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan
risiko pekerjaan;
Gaji adalah hak PNS yang diberikan oleh

Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dalam
bentuk uang sesuai dengan beban kerja, tanggung
jawab, dan risiko pekerjaan;
10. Tunjangan
Kinerja
adalah
kompensasi
yang
dibayarkan kepada PNS sesuai dengan capaian
kinerja;
Tunjangan Kinerja adalah hak PNS yang diberikan
oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
dalam bentuk uang sesuai dengan capaian kinerja;

O
tf
a
r
D


2

11. Tunjangan Kemahalan adalah kompensasi yang
dibayarkan sesuai dengan indeks harga yang berlaku
di daerah penugasan masing-masing PNS untuk
menjaga pembayaran gaji dan tunjangan yang
berkeadilan antar PNS yang bekerja pada daerah
yang berbeda;
Tunjangan Kemahalan adalah hak PNS yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah dalam bentuk uang sesuai dengan indeks
harga yang berlaku di daerah atau wilayah
penugasan masing-masing PNS;
12. Penghasilan adalah jumlah dari gaji, tunjangan
kinerja dan tunjangan kemahalan;  dipindah ke
Pasal 15A
13. Fasilitas adalah sarana dan/atau prasarana untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan
fungsi jabatan PNS.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi.

O
tf
a
r
D

y
l
n

Pasal 2

Gaji, tunjangan, dan fasilitas bagi PNS dibayarkan
dan/atau diberikan sesuai dengan kemampuan keuangan
negara.
Pelaksanaan pembayaran dan/atau pemberian gaji
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan

keuangan negara.
Catatan: dipindah setelah Pasal 11.

Pasal 2A

Penghasilan PNS terdiri atas:
a. Gaji;
b. Tunjangan kinerja; dan
c. Tunjangan kemahalan.

Pasal 2 3
Penghasilan Pemberian Gaji, Tunjangan Kinerja, dan
Tunjangan Kemahalan didasarkan pada prinsip:
a. Penghasilan yang sama untuk pekerjaan yang secara
substansial sama sesuai dengan pangkat yang sama;
beban kerja;
3

b. perbedaan Penghasilan disebabkan oleh perbedaan
capaian kinerja;

tanggung jawab;
c. perbedaan Penghasilan disebabkan perbedaan tingkat
kemahalan daerah masing-masing;
risiko pekerjaan;
d. capaian kinerja; dan
e. daerah penugasan,
yang sama.
(1) Gaji, Tunjangan Kinerja, dan Tunjangan Kemahalan
didasarkan pada prinsip gaji, tunjangan kinerja, dan
tunjangan kemahalan yang sama untuk:
a. beban kerja;
b. tanggung jawab;
c. risiko pekerjaan;
d. capaian kinerja; dan
e. daerah penugasan,
yang sama.

y
l
n


Gaji, Tunjangan Kinerja, dan Tunjangan Kemahalan
dengan memperhatikan:
a. beban kerja;
b. tanggung jawab;
c. risiko pekerjaan;
d. capaian kinerja; dan
e. daerah penugasan.

O
tf
a
r
D

(2) Pemberian Gaji, Tunjangan Kinerja, dan Tunjangan
Kemahalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
layak dan mampu meningkatkan produktivitas serta
menjamin kesejahteraan PNS.

Penjelasan Pasal 3 ayat (1):
cat: redaksional diperbaiki
Gaji pada pangkat yang sama merupakan harga
jabatan.
Tunjangan Kinerja pada pangkat yang sama
merupakan harga kinerja.
Tunjangan Kemahalan pada pangkat yang sama
merupakan harga kemahalan daerah masing-masing.

BAB II
GAJI

4

Pasal 5
Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak
kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS.

Pasal 6
Gaji yang adil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggung jawab,
dan risiko pekerjaan.

Pasal 7
Gaji yang layak dan menjamin kesejahteraan PNS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diarahkan untuk
mewujudkan peningkatan kualitas hidup PNS.

y
l
n

Pasal 7A

(1) Gaji yang adil dan layak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 diberikan sesuai dengan susunan jabatan dan
pangkat PNS dari yang terendah sampai dengan tertinggi
adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Kolom 1.
(2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung
dengan
menggunakan
Tabel
Indeks
Penghasilan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Kolom 2 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Pemerintah ini.
(3) Perbandingan indeks Penghasilan Gaji terendah dengan
Penghasilan indeks Gaji tertinggi pada Lampiran Kolom 2
Indeks Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yaitu 1:11,889.

O
tf
a
r
D

Catatan:

perlu disepakati skala gaji.
(4) PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan gaji
sesuai Indeks sebagaimana tercantum dalam Lampiran.

Pasal …
PNS yang diangkat dalam pangkat dan jabatan yang lebih
tinggi diberikan gaji baru berdasarkan pangkat dan jabatan
yang baru
Catatan: Apakah gaji saja atau gabungan gaji dan tunjangan?
5

Pasal 7B pindah ke Pasal 18 huruf b

Pasal 8
Gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal … dibayarkan setiap
bulan.

Pasal 9
(1)

(2)

Gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 bagi PNS
yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja negara.
Gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 bagi PNS
yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan
pada anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Pasal 8 sudah diatur dalam Pasal 16 ayat (3)

y
l
n

Pasal 9 akan digabung dengan Pasal 13 dan pendanaan untuk tunjangan
kemahalan.

O
tf
a
r
D

Pasal 10 digabung dalam pasal 7A

Pasal 11

Gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 terdapat dalam
Lampiran Kolom 2 di Tabel Indeks Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1).

Pasal …
Pelaksanaan pembayaran dan/atau pemberian gaji yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan negara
Pemerintah Pusat atau kemampuan keuangan Pemerintah
Daerah.
Catatan: pindahan dari Pasal 2
Catatan:
Pasal ini dihapus karena bisa menimbulkan ketidakpastian.
Selain itu secara bertahap sebagaimana dimaksud dalam
Penjelasan Pasal 79 ayat (2) UU ASN adalah terkait dengan
waktu penerapan sistem gaji baru yang direncanakan
diberlakukan 1 Januari 2018
6

Perlu diatur mengenai batas waktu penyelesaian penetapan
pangkat dan jabatan oleh Menteri PAN dan RB sesuai dengan
PP Manajemen PNS paling lama Juli 2017
batas waktunya diatur di RPP Manajemen PNS

Perlu diatur mengenai batas waktu penyelesaian realokasi
anggaran oleh Kementerian Keuangan paling lama Desember
2017
Perlu diatur mengenai batas waktu penyelesaian indeks
kemahalan pada masing-masing daerah oleh BPS paling lama
Juni 2017
Perlu diatur mengenai batas waktu penyelesaian indeks
kemahalan luar negeri oleh Kemenlu paling lama Juni 2017

y
l
n

===================================================
BAB III
TUNJANGAN

O
tf
a
r
D

Bagian Kesatu
Umum
Pasal 12

(1) Selain gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, PNS
juga menerima tunjangan.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. tunjangan kinerja; dan
b. tunjangan kemahalan.
Pasal 13
(1) Tunjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
bagi PNS yang bekerja pada pemerintah pusat
dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja
negara.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
bagi PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah
dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja
daerah.
Catatan:
digabung dengan Pasal 9
Bagian Kedua
Tunjangan Kinerja
7

Pasal 14
(1) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) huruf a bagi PNS yang menduduki
JPT diberikan tunjangan kinerja sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Kolom 3.

(2) Dalam hal PNS yang menduduki JPT yang capaian
kinerjanya bernilai amat baik diberikan tunjangan
kinerja sebesar 125% dari Lampiran Kolom 3.
(3) Dalam hal PNS yang menduduki JPT yang capaian
kinerjanya bernilai baik diberikan tunjangan kinerja
sebesar 100% dari Lampiran Kolom 3.

y
l
n

(4) Dalam hal PNS yang menduduki JPT yang capaian
kinerjanya bernilai cukup diberikan tunjangan
kinerja sebesar 75% dari Lampiran Kolom 3.

O
tf
a
r
D

(5) Dalam hal PNS yang menduduki JPT yang capaian
kinerjanya bernilai kurang diberikan tunjangan
kinerja sebesar 50% dari Lampiran Kolom 3.
(6) Dalam hal PNS yang menduduki JPT yang capaian
kinerjanya bernilai buruk diberikan tunjangan
kinerja sebesar 0% dari Lampiran Kolom 3.

Pasal 14

(1) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) huruf a bagi PNS yang menduduki
JA dan JF diberikan tunjangan kinerja sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Kolom 3.
Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) huruf a diberikan kepada PNS yang
menduduki JA atau JF yang capaian kinerjanya
paling rendah bernilai baik.
(2) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) terdapat dalam kolom TK pada Tabel
Indeks Penghasilan.

8

(3) Kenaikan
Penghasilan
dari
Penghasilan-1
ke
Penghasilan-2
sampai
dengan
Penghasilan-10
diakibatkan oleh tunjangan kinerja.
(4) Kenaikan Penghasilan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 1 (satu) tahun untuk kenaikan dari Penghasilan-1
ke Penghasilan-2, Penghasilan-2 ke Penghasilan3, dan Penghasilan-3 ke Penghasilan-4;
b. 2 (dua) tahun untuk kenaikan dari Penghasilan-4
ke Penghasilan-5, Penghasilan-5 ke Penghasilan6, dan Penghasilan-6 ke Penghasilan-7; dan
c. 3 (tiga) tahun untuk kenaikan dari Penghasilan-7
ke Penghasilan-8, Penghasilan-8 ke Penghasilan9, dan Penghasilan-9 ke Penghasilan-10.
(5)
Catatan: perhitungan untuk JA dan JF yang
berkinerja tidak baik

y
l
n

==============================================================

O
tf
a
r
D

Bagian Ketiga

Tunjangan Kemahalan

Pasal 15

(1) Tunjangan kemahalan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) huruf b dihitung berdasarkan
kolom Gaji dan Tunjangan Kinerja pada Tabel Indeks
Penghasilan yang dikalikan dengan persentase
tingkat kemahalan daerah.
(2) Persentase
tingkat
kemahalan
daerah
dibuat
berdasarkan wilayah kemahalan daerah.
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan “wilayah kemahalan daerah”
adalah daerah per provinsi dan kabupaten/kota
Cat:perlu dikaji dampak fiskal dan pelaksanaan
survey oleh BPS indeks kemahalan daerah
(3) Tunjangan kemahalan untuk wilayah dalam negeri
ditetapkan dengan Peraturan Presiden atas usul
Menteri berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik setelah mendapat persetujuan
dari menteri yang menangani urusan pemerintahan
di bidang keuangan.
(4) Tunjangan kemahalan untuk wilayah luar negeri
ditetapkan dengan Peraturan Presiden atas usul
9

Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri yang
menangani urusan pemerintahan di bidang luar
negeri dan setelah mendapat persetujuan dari
menteri yang menangani urusan pemerintahan di
bidang keuangan.
Tunjangan kemahalan untuk wilayah luar negeri
ditetapkan dengan Peraturan Presiden atas usul
Menteri berdasarkan usulan menteri yang menangani
urusan pemerintahan di bidang luar negeri dan
setelah mendapat persetujuan dari menteri yang
menangani
urusan
pemerintahan
di
bidang
keuangan.
(5) Tunjangan kemahalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4) dievaluasi paling singkat setiap 3
(tiga) tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

y
l
n

Tunjangan kemahalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4) dievaluasi paling lama setiap 3
(tiga) tahun.

O
tf
a
r
D

Tunjangan kemahalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4) dievaluasi setiap tahun.

BAB IV
PENETAPAN PENGHASILAN PNS

Pasal 16

(1) Besaran penghasilan PNS ditetapkan dalam Peraturan
Presiden.
(2) Besaran penghasilan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan berdasarkan indeks penghasilan
PNS dan kebutuhan hidup layak PNS
(3) Penghasilan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan Penghasilan tahunan.
(4) Penghasilan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dibayarkan setiap bulan.
(5) Terhitung 1 Januari pada setiap tahun, Penghasilan
PNS
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
disesuaikan berdasarkan persentase inflasi dan/atau
perubahan persentase tingkat kemahalan daerah.

10

Alt 1:
Penghasilan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat disesuaikan dengan nilai inflasi, perubahan
persentase tingkat kemahalan daerah sesuai dengan
ketentuan Pasal 15 ayat (5), dan/atau kemampuan
keuangan negara.
Alt 2:
Penyesuaian
Penghasilan
PNS
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada persentase
inflasi, perubahan persentase tingkat kemahalan
daerah sesuai dengan ketentuan Pasal 15 ayat (5),
dan/atau kemampuan keuangan negara.

y
l
n

Pasal 17

(1) Menteri dan menteri yang membidangi urusan
pemerintahan di bidang keuangan mengusulkan
rencana
Penghasilan
PNS
atau
rencana
penyesuaiannya kepada Presiden.

O
tf
a
r
D

Rencana
penghasilan
PNS
atau
rencana
penyesuaiannya diusulkan oleh Menteri kepada
Presiden setelah mendapat persetujuan dari menteri
yang menangani urusan pemerintahan di bidang
keuangan.

(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama menurut bidang tugasnya masingmasing.

==============================================

11

BAB V
PENGHASILAN PNS DENGAN KONDISI KHUSUS

Pasal 18
PNS dengan kondisi khusus terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

calon PNS;
PNS yang mendapatkan kenaikan pangkat;
PNS yang mendapatkan demosi;
PNS yang menjalani tugas belajar;
PNS yang menjadi pelaksana tugas;
PNS yang diberhentikan sementara;
PNS yang ditugaskan pada lembaga internasional;
PNS yang menjalani masa tunggu;
PNS yang dinyatakan hilang;
PNS yang cuti diluar tanggungan negara;
PNS yang merangkap jabatan; dan
PNS yang ditugaskan dalam daerah atau wilayah
rawan dan/atau berbahaya.

y
l
n

PNS yang diangkat dalam pangkat dan jabatan yang lebih
tinggi diberikan gaji baru berdasarkan pangkat dan
jabatan yang baru

O
tf
a
r
D

Pasal 19

(1) Calon PNS yang menjalani masa percobaan diberikan
Penghasilan bulanan sebesar 80% (delapan puluh
persen) dari Penghasilan PNS pada pangkat yang
akan didudukinya.
(2) Calon PNS yang telah menyelesaikan masa percobaan
dan telah diangkat menjadi PNS diberikan
Penghasilan bulanan sebesar 100% (seratus persen)
Penghasilan PNS pada pangkat yang didudukinya.

Pasal 20
(1) PNS yang mendapatkan kenaikan pangkat diberikan
Penghasilan bulanan pada pangkat yang baru
berdasarkan Indeks Penghasilan Bulanan.
(2) Penghasilan bulanan pada pangkat yang baru
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus lebih
besar dari Penghasilan bulanan pada pangkat yang
lama dan kenaikannya tidak boleh melebihi 1 (satu)
kolom Penghasilan lebih tinggi.
12

Pasal 21
(1) PNS
yang
mendapatkan
demosi
diturunkan
penghasilannya. diturunkan pangkatnya.
(2) Penurunan penghasilan bulanan pada pangkat yang
diturunkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus lebih kecil dari Penghasilan bulanan pada
pangkat sebelumnya dan tidak boleh melebihi 1
(satu) kolom penghasilan.

Pasal 22
(1) PNS yang menjalani tugas belajar diberikan
Penghasilan bulanan sebesar 75% (tujuh puluh lima
persen) dari Penghasilan bulanan pada pangkat yang
didudukinya.
(2) PNS yang telah menyelesaikan tugas belajar diberikan
Penghasilan bulanan sebesar 100% (seratus persen)
dari Penghasilan bulanan pada pangkat yang
didudukinya.

O
tf
a
r
D

y
l
n

Pasal 23

PNS yang melaksanakan tugas sebagai pelaksana tugas
JPT atau JA diberikan Penghasilan bulanan pada pangkat
jabatan yang didudukinya secara definitif.

Pasal 24

(1) Pemberhentian sementara PNS karena:
a. diangkat menjadi pejabat negara;
b. diangkat menjadi komisioner atau anggota
lembaga nonstruktural;
diangkat
sebagai
perwakilan
di
lembaga
internasional; atau
c. ditahan sebagai tersangka tindak pidana.
(2) PNS yang diangkat menjadi pejabat negara pimpinan
atau anggota lembaga nonstruktural sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak diberikan
Penghasilan bulanan sebagai PNS.
penjelasan ayat (2):
PNS yang diangkat menjadi pejabat negara pimpinan
atau anggota lembaga nonstruktural mendapat
Penghasilan bulanan pejabat negara maupun
Penghasilan bulanan anggota lembaga nonstruktural

13

sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(3) PNS yang ditugaskan pada lembaga internasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak
diberikan Penghasilan bulanan sebagai PNS.
(4) PNS yang diberhentikan sementara karena ditahan
sebagai tersangka tindak pidana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c diberikan uang
pemberhentian sementara penghasilan bulanan
sebesar 50% (lima puluh persen) dari penghasilan
bulanan pada pangkat yang didudukinya.
(5) PNS yang telah selesai menjalani pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
telah diangkat kembali dalam jabatan ASN diberikan
Penghasilan
bulanan
pada
pangkat
yang
didudukinya.

y
l
n

(6) PNS yang telah selesai menjalani pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
belum dapat diangkat kembali dalam jabatan ASN
diberikan Penghasilan bulanan sebesar 100% dari
Penghasilan bulanan pada pangkat terakhir jabatan
ASN yang didudukinya selama 1 (satu) tahun.

O
tf
a
r
D

Dalam hal jabatan ASN yang diduduki PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) belum tersedia,
PNS diberikan penghasilan bulanan sebesar 100%
dari Penghasilan bulanan pada pangkat terakhir.

Pasal 24A

PNS yang ditugaskan pada lembaga internasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diberikan
Penghasilan sebesar 0% dari Penghasilan bulanan pada
pangkat terakhir.

Pasal 25
(1) PNS yang tidak lagi menduduki jabatan sebagai
Pejabat Negara, komisioner atau Anggota lembaga
nonstruktural, atau tidak menduduki jabatan PNS
menjalani masa tunggu.
Alt:
14

(2) PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama
menjalani masa tunggu, diberikan uang tunggu
sebesar 100% (seratus persen) Penghasilan bulanan
untuk tahun pertama dan 80% (delapan puluh
persen) Penghasilan bulanan untuk tahun kedua
sampai paling lama tahun kelima, pada pangkat yang
didudukinya pada jabatan ASN sebelumnya.
(3) PNS yang tidak dapat disalurkan pada saat terjadi
perampingan organisasi menjalani masa tunggu.
(4) PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan
uang tunggu sebesar 50% (lima puluh persen)
Penghasilan bulanan pada pangkat yang didudukinya
pada jabatan ASN sebelumnya.
(5) PNS yang masa tunggunya telah berakhir dan
menduduki jabatan ASN, diberikan Penghasilan
bulanan sebesar 100% (seratus persen) Penghasilan
bulanan pada pangkat yang didudukinya.

y
l
n

Pasal 26

O
tf
a
r
D

(1) PNS yang dinyatakan hilang di luar kemampuan dan
kemauan
PNS
yang
bersangkutan,
kepada
janda/duda atau anak PNS tersebut diberikan hak
kepegawaian sebesar 50% (lima puluh persen)
Penghasilan pada pangkat yang didudukinya.
PNS yang dinyatakan hilang di luar kemampuan dan
kemauan PNS yang bersangkutan, diberikan
Penghasilan sebesar 100% Penghasilan pada pangkat
yang didudukinya sampai dengan ditetapkan
pemberhentian dengan hormat sebagai PNS paling
lama 1 (satu) tahun.
PNS yang dinyatakan hilang di luar kemampuan
dakemauan PNS yang bersangkutan, dihentikan
Penghasilannya
sejak ditetapkan pemberhentian
dengan hormat sebagai PNS
(2) PNS yang ditemukan kembali dan telah diangkat
dalam jabatan ASN diberikan Penghasilan bulanan
sebesar 100% (seratus persen) dari Penghasilan pada
pangkat yang didudukinya.

15

Pasal 27
(1) PNS yang menjalani cuti diluar tanggungan negara,
tidak diberikan Penghasilan bulanan.
(2) PNS yang selesai menjalani cuti diluar tanggungan
negara dan telah diangkat dalam jabatan ASN,
diberikan Penghasilan bulanan pada pangkat yang
didudukinya.

Pasal 28
PNS yang menduduki rangkap jabatan diberikan
Penghasilan bulanan hanya pada salah satu Penghasilan
pada pangkat yang lebih tinggi dari jabatan rangkap yang
didudukinya.

Pasal 28A

y
l
n

PNS yang ditugaskan dalam daerah atau wilayah rawan
dan/atau berbahaya diberikan penghasilan bulanan paling
banyak 130% dari penghasilan bulanan.

O
tf
a
r
D

Catatan:
menunggu konfirmasi Karo Perencanaan dan Organisasi
Kemlu

=================================================
BAB VI

FASILITAS

Pasal 29

(1) Selain gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 dan Pasal 12, kepada PNS diberikan
fasilitas untuk mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsinya.
(2) Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa barang dan/atau uang.
(3) Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada PNS dengan memperhatikan
pangkat.
(4) Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Presiden atas usul
Menteri setelah mendapat persetujuan dari menteri
yang menangani urusan pemerintahan di bidang
keuangan.

16

(5) Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diusulkan oleh Menteri kepada Presiden setelah
mendapat persetujuan dari menteri yang menangani
urusan pemerintahan di bidang keuangan.
(6) Menteri dan menteri yang membidangi urusan
pemerintahan di bidang keuangan mengusulkan
fasilitas kepada Presiden.
(7) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
disampaikan baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama menurut bidang tugasnya masingmasing.

BAB VII
PENGHASILAN PNS DI LUAR NEGERI

y
l
n

Pasal 30

PNS yang bekerja di luar negeri yang ditempatkan pada
suatu negara tertentu, maka diberikan Penghasilan sesuai
dengan tingkat kemahalan negara tersebut.

O
tf
a
r
D

BAB VIII
PAJAK PENGHASILAN

Pasal 31

(1) Setiap PNS wajib membayar Pajak Penghasilan (PPh)
yang besarnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Catatan ayat (1):

Perlu diubah Pasal 2 Peraturan Pemerintah No 80 Tahun 2010 tentang Tarif
Pemotongan dan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan
Yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.

(2) Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) digunakan Pemerintah untuk membayar iuran
Pemerintah pada Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari
Tua PNS.
Catatan ayat (2):
Penggunaan Pajak Penghasilan tersebut untuk membayar iuran Pemerintah
pada Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua PNS dimaksudkan agar
pembayaran iuran Pemerintah diambil dari Belanja Pegawai yang tersedia
17

setiap tahunnya. Sehingga Belanja Pensiun setiap tahun tidak meningkat
dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah tentang Gaji, Tunjangan dan
Fasilitas PNS dan Peraturan Pemerintah tentang Jaminan Pensiun dan
Jaminan Hari Tua PNS sesuai dengan Undang-Undang No 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.

BAB IX
LARANGAN
Pasal 32
(1) Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah ini,
PNS dilarang menerima penghasilan lain dan/atau
honorarium apapun yang dananya bersumber dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara/ Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah, Badan Usaha Milik
Negara/ Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha
Milik Swasta, dan/atau lembaga internasional.
Catatan:
- Ketentuan ini diperlukan apabila kesejahteraan PNS
terjamin seperti halnya yang dilakukan pada Hakim
Agung dan Hakim Konstitusi yang telah dijamin
kesejahteraannya
- Ketentuan ini menegaskan amanat undang-undang ASN
yang menyatakan bahwa PNS hanya menerima gaji,
tunjangan kinerja, dan tunjangan kemahalan

O
tf
a
r
D

y
l
n

(2) Apabila PNS menerima penghasilan lain atau
honorarium yang dananya bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara/Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), PNS tersebut harus
mengembalikan penghasilan lain atau honorarium
yang telah diterima tersebut ke kas negara.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

18

Pasal 33
(1) Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
PNS yang menduduki jabatan dengan pangkat dan
golongan ruang sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat
Pegawai Negeri Sipil, diberikan pangkat sesuai
dengan Peraturan Pemerintah tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil pada jabatan yang didudukinya.

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
PNS yang menduduki jabatan dengan pangkat dan
golongan ruang sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat
Pegawai Negeri Sipil, ditetapkan kembali pangkat dan
jabatannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor ... Tahun ... tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil pada jabatan yang didudukinya.

y
l
n

(2) Penghasilan pada pangkat sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor ... Tahun ... tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil pada jabatan yang didudukinya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
berdasarkan masa kerja selama menduduki jabatan
yang setara.
(3) Penentuan kolom Penghasilan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat
(3) dengan memperhitungkan setengah dari masa
kerja selama menduduki jabatan yang setingkat.

O
tf
a
r
D

Masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
untuk penghitungan penetapan kolom penghasilan
dihitung sebesar setengah dari seluruh masa kerja
selama menduduki jabatan yang setingkat sesuai
dengan ketentuan Pasal 14 ayat (4).

Pasal 34
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, PNS
yang menduduki jabatan dengan pangkat dan golongan
ruang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99
Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri
Sipil, tetap menggunakan pangkat dan golongan ruang
tersebut sebagai dasar untuk perhitungan manfaat
pensiun pokok PNS sesuai dengan Peraturan Pemerintah
19

Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai
Negeri Sipil dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969
tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda
Pegawai.
dipindahkan ke RPP Pensiun PNS
Catatan:
Perlu segera diubah pengaturan besaran iuran pegawai maupun iuran
pemerintah pada BPJS Kesehatan yang didasarkan pada persentase gaji pokok
PNS menjadi persentase Penghasilan PNS.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

y
l
n

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan:
a. gaji pokok, tunjangan jabatan struktural, tunjangan
jabatan fungsional, tunjangan umum, tunjangan
khusus, tunjangan kemahalan, tunjangan istri/suami,
tunjangan anak, tunjangan pangan, tunjangan operasi
pengamanan bagi PNS di lingkungan Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang bertugas dalam operasi pengamanan pada pulaupulau kecil terluar dan wilayah perbatasan, sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil serta
perubahannya;
b. tunjangan profesi, tunjangan khusus, dan tunjangan
kehormatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No
41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan
Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, Serta
Tunjangan Kehormatan Profesor;
c. tambahan penghasilan kepada PNS Daerah, sesuai
dengan Pasal 63 Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
d. honorarium; dan
e. penghasilan lainnya;

O
tf
a
r
D

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Catatan Pasal 35
Ketentuan peralihan ini dicabutnya peraturan-peraturan tersebut tepat pada
saat semua PNS yang menduduki golongan pangkat ruang habis masa
pensiunnya.
20

Pasal 36
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 1
Januari 2018.
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 1
Januari 2019.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan
Peraturan
Pemerintah
ini
dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

y
l
n

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal …

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

O
tf
a
r
D

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal …

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN … NOMOR …

21

O
tf
a
r
D

22

y
l
n

Lampiran
Peraturan Pemerintah Nomor ... Tahun 2015 Tentang Gaji,
Tunjangan, dan Fasilitas Pegawai Negeri Sipil

TABEL INDEKS PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
JABATAN PIMPINAN TINGGI (JPT)

PANGKAT

JPT - I
JPT - II
JPT - III
JPT - IV
JPT - V
JPT - VI

GAJI
(G)

X
11,889
11,141
10,440
9,782
9,167
8,590

TUNJANGAN
KINERJA (TK)
= (% ) G

TUNJANGAN
KEMAHALAN
DAERAH (TKD)
= (% ) G

10,00%

0,00%

Y

Z
1,189
1,114
1,044
0,978
0,917
0,859

-

Penghasilan
(P)

X+Y+Z
13,078
12,255
11,484
10,761
10,083
9,449

O
tf
a
r
D

n

y
l

JABATAN ADMINISTRASI (JA) DAN JABATAN FUNGSIONAL (JF)

PANGKAT

GAJI
(G)

TUNJANGAN
KINERJA (TK)
10,00%

JA-15, JF-15
JA-14, JF-14
JA-13, JF-13
JA-12, JF-12
JA-11, JF-11
JA-10, JF-10
JA-9, JF-9
JA-8, JF-8
JA-7, JF-7
JA-6, JF-6
JA-5, JF-5
JA-4, JF-4
JA-3, JF-3
JA-2, JF-2
JA-1, JF-1

X
7,158
6,219
5,404
4,695
4,079
3,544
3,079
2,675
2,325
2,020
1,755
1,525
1,325
1,151
1,000

Y

TUNJANGAN
KEMAHALAN
DAERAH (TKD)
Z

0,716
0,622
0,540
0,469
0,408
0,354
0,308
0,268
0,232
0,202
0,175
0,152
0,132
0,115
0,100

-

P1

X+Y+Z
7,874
6,841
5,944
5,164
4,487
3,899
3,387
2,943
2,557
2,222
1,930
1,677
1,457
1,266
1,100

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

X + 2Y + Z
8,590
7,463
6,484
5,634
4,895
4,253
3,695
3,211
2,789
2,424
2,106
1,830
1,590
1,381
1,200

X + 3Y + Z
9,305
8,085
7,025
6,103
5,303
4,607
4,003
3,478
3,022
2,626
2,281
1,982
1,722
1,496
1,300

X + 4Y + Z
10,021
8,707
7,565
6,573
5,711
4,962
4,311
3,746
3,254
2,828
2,457
2,135
1,855
1,611
1,400

X + 5Y + Z
10,737
9,329
8,105
7,042
6,119
5,316
4,619
4,013
3,487
3,030
2,632
2,287
1,987
1,726
1,500

X + 6Y + Z
11,453
9,951
8,646
7,512
6,527
5,671
4,927
4,281
3,719
3,231
2,808
2,439
2,119
1,842
1,600

X + 7Y + Z
12,169
10,573
9,186
7,981
6,934
6,025
5,235
4,548
3,952
3,433
2,983
2,592
2,252
1,957
1,700

X + 8Y + Z
12,884
11,195
9,726
8,451
7,342
6,379
5,543
4,816
4,184
3,635
3,159
2,744
2,384
2,072
1,800

X + 9Y + Z
13,600
11,816
10,267
8,920
7,750
6,734
5,851
5,083
4,417
3,837
3,334
2,897
2,517
2,187
1,900

X + 10Y + Z
14,316
12,438
10,807
9,390
8,158
7,088
6,159
5,351
4,649
4,039
3,510
3,049
2,649
2,302
2,000

23

PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
GAJI, TUNJANGAN KINERJA, TUNJANGAN KEMAHALAN,
DAN FASILITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL
I. UMUM
Dalam rangka usaha meningkatkan profesionalisme dan mendorong
kegairahan

bekerja,

maka

dipandang

perlu

memberi

y
l
n

peningkatan

kesejahteraan bagi Pegawai ASN melalui sistem penggajian yang baru. Sistem
penggajian yang baru berdasarkan pada sistem pangkat dan jabatan, dimana
ada 3 (tiga) golongan jabatan yaitu Jabatan Administrasi mulai dari Pangkat
JA-1 hingga JA-15, Jabatan Fungsional mulai dari Pangkat JF-1 hingga JF-15,

O
tf
a
r
D

dan Jabatan Pimpinan Tinggi mulai dari Pangkat JPT-I hingga JPT-VI.
Gaji merupakan kompensasi yang dibayarkan kepada Pegawai ASN
sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan. Di dalam
gaji tersebut sudah termasuk dalam tunjangan kinerja dan tunjangan
kemahalan yang dibayarkan setiap bulannya.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Huruf a
Gaji yang sama untuk pekerjaan yang secara substansial sama
menunjukkan pemberian gaji yang adil sesuai dengan beban kerja,
tanggungjawab, dan resiko pekerjaan.
Huruf b
Pemberian gaji yang berbedaterhadap 2 (dua) orang PNS pada
kelas jabatan yang sama disebabkan oleh perbedaan capaian
kinerja.
Huruf c

24

Pemberian gaji yang berbeda terhadap 2 (dua) orang PNS pada
kelas jabatan yang sama dan bekerja di daerah yang berbeda,
disebabkan oleh perbedaan tingkat kemahalan daerah.
Huruf d
Pemberian gaji yang layak, mampu meningkatkan produktivitas
dan menjamin kesejahteraan PNS adalah gaji yang diterima oleh
Pegawai ASN mampu membiayai keluarganya yang terdiri dari
istri/suami dan 2 (dua) orang anak, sehingga Pegawai ASN dapat
memusatkan

perhatian

pada

pekerjaannya

untuk

memacu

produktivitasnya.
Huruf e
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12

O
tf
a
r
D

y
l
n

Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Nilai kinerja baik adalah nilai batas terendah kinerja pegawai
untuk dapat diterima sebagai tolok ukur keberhasilan pegawai.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
25

Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Penghasilan PNS yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden
merupakan

perhitungan

total

gaji,

tunjangan

kinerja

dan

tunjangan kemahalan selama setahun.
Ayat (3)
Penghasilan PNS tahunan pada Peraturan Presiden, dibayarkan

y
l
n

setiap bulan dengan perhitungan Penghasilan tahunan dibagi 12
(dua belas) bulan.
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22

O
tf
a
r
D

Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas

26

Pasal 28
Jabatan rangkap adalah jabatan yang diduduki oleh seorang PNS pada 2
(dua) atau lebih jabatan secara definitif.
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Ayat (1)
Contoh:

y
l
n

Seorang pegawai pada saat belum berlaku PP Manajemen PNS
menduduki jabatan Kepala Bidang dengan pangkat dan golongan
ruang IV/b, maka pada saat PP Manajemen PNS berlaku, pegawai
tersebut tetap menduduki jabatan Kepala Bidang dengan pangkat
misalnya kelas jabatan 10
Ayat (2)

O
tf
a
r
D

Cukup jelas
Ayat (3)
Contoh:

Seorang pegawai pada saat belum berlaku PP Manajemen PNS
menduduki jabatan Kepala Bidang dengan pangkat dan golongan
ruang IV/b dengan masa kerja pada jabatan setingkat Kepala
Bidang 6 tahun, maka pada saat PP Gaji PNS ini berlaku, pegawai
tersebut tetap menduduki jabatan Kepala Bidang dengan pangkat
misalnya kelas jabatan 10 dan berada di ruang Penghasilan P-3.
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR ..........

27

Jabatan
Jabatan
Fungsional
Fungsional Ahli
Penyelia,
Pangkat / Golongan
Utama, Ahli
Mahir,
Ruang (JA, JF)
Madya, Ahli
Terampil,
Muda, dan Ahli
dan
Pertama
Pemula

JPT – I
JPT – II
JPT – III
JPT – IV
JPT – V
JPT – VI
JA, JF-15
JA, JF-14
JA, JF-13
JA, JF-12
JA, JF-11
JA, JF-10
JA, JF-9
JA, JF-8
JA, JF-7
JA, JF-6
JA, JF-5
JA, JF-4
JA, JF-3
JA, JF-2
JA, JF-1

Jabatan
Pelaksana

Jabatan
Administrator,
Jabatan Pengawas

Jabatan Pimpinan
Tinggi

JPT UTAMA
JPT UTAMA
JPT MADYA
JPT MADYA
JPT PRATAMA
JPT PRATAMA
JA, JF-15
JA, JF-14
JA, JF-13
JA, JF-12
JA, JF-11
JA, JF-9
JA, JF-7

JA, JF-9
JA, JF-8
JA, JF-7
JA, JF-6
JA, JF-5
JA, JF-4
JA, JF-3
JA, JF-2

JA, JF-7
JA, JF-6
JA, JF-5
JA, JF-4
JA, JF-3
JA, JF-2
JA, JF-1

O
tf
a
r
D

JA, JF-5

28

JA, JF-15
JA, JF-14
JA, JF-13
JA, JF-12
JA, JF-11
JA, JF-10
JA, JF-9
JA, JF-8
JA, JF-7
JA, JF-6
JA, JF-5

y
l
n