MAKALAH LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BMT DOS

MAKALAH
“ LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH
(BMT) ”

DOSEN PENGAMPU :

AJI, SE. MSi
PENYUSUN :
1) MIRA AGUSTIN
(15041092)

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
FAKULTAS EKONOMI – PRODI AKUNTANSI
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
Jl. Airlangga 03 Sukodadi Lamongan Telp.(0322)
390497 Fax.390929
e-mail:unisda@yahoo.com - fe.unisda@ymail.com
LAMONGAN 62212

KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga makalahini dapat selesai
dengan baik dan tepat waktu.
Oleh karena itu penyusun pada kesempatan ini mengucapkan rasa terima
kasih kepada : Dosen Pengampu Ekonomi Islam yang sekaligus menjadi
Pembimbing dalam penyusunan makalah ini sehingga penyusun dapat
menyeselesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan Bapak Aji,
SE. MSi selaku Dosen Pengampu Ekonomi Islam Semester 4 Universitas Islam
Darul Ulum Lamongan.
Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penyusun butuhkan. Penyusun
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Lamongan, 13 April 2017

Penyusun,

Ekonomi Islam
Page 2


DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................. 1
KATA PENGANTAR................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 4
1.1. Latar Belakang................................................................... 4
1.2. Tujuan Penulisan............................................................... 5
1.3. Rumusan Masalah.............................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 6
2.1. Lembaga Keuangan Syari’ah............................................ 6
2.2. BMT ..................................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN............................................................................. 8
3.1. Pengertian Lembaga Keuangan Syari’ah........................ 8
3.2. Pengertian BMT..................................................................11
3.3. Fungsi, Peran dan Tujuan BMT........................................13
3.4. Penghimpunan & Penyaluran Dana BMT........................16
3.5. Peran BMT sebagai Lembaga Keuangan Syariah
Terhadap Perekonomian Masyarakat ..............................17

3.6. Penyajian Laporan Keuangan pada Lembaga Keunangan
Syari’ah................................................................................19
BAB III PENUTUP.....................................................................................28
4.1 Kesan....................................................................................28
4.2. Saran....................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA

Ekonomi Islam
Page 3

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Islam merupakan ajaran yang Syamil (universal), kamil (sempurna),
dan mutakamil (menyempurnakan) yang diberikan oleh Allah yang diangkat
sebagai Khalifah (pemimpin) di bumi ini yang berkewajiban untuk
memakmurkannya baik secara material maupun secara spiritual dengan
landasan aqidah dan syari’ah yang masing-masing akan melahirkan
peradaban yang lurus dan akhlaqul karimah (perilaku mulia).
Islam

duniawiyah

dalam

menentukan

tentunya

memberi

suatu
hikmah

larangan
yang

terhadap
akan

aktivitas


memberikan

kemaslahatan, ketenangan dan keselamatan hidup didunia maupun di
akhirat. Namun demikian, Islam tidak melarang begitu saja kecuali di sisi
lain ada alternatif konsepsional maupun operasional yang diberikannya.
Misalnya saja larangan terhadap riba, alternatif yang diberikan Islam dalam
rangka rrienghapus riba dalam praktek mu’amalah yang dilakukan manusia
melalui dua jalan. Jalan yang pertama, berbentuk shadaqah ataupun qardhul
hasan (pinjaman tanpa adanya kesepakatan kelebihan berupa apapun pada
saat pelunasan) yang rnerupakan solusi bagi siapa saja yang melakukan
aktivitas riba untuk keperluan biaya hidup (konsumtif) ataupun usaha dalam
skala mikro. Sedangkan jalan yang kedua adalah melalui sistem perbankan
Islam yang didalamnya menyangkut perighimpunan dana melalui tabungan
mudharubah, deposito musyawarah dan giro wadiah yang kemudian
disalurkan melalui pinjaman dengan prinsip tiga hasil (seperti mudharabah,
musyarakah), prinsip jual beli (bai’ bithaman ajil, mudarabah dan
sebagainya) serta prinsip sewa/fee (Ijarah, bai’at takjiri dan lain-lain). Dari
kedua jalan di atas, secara sistematik diatur dan dikelola melalui
kelembagaan yang dalam istilah Islam disebut Baitul Maal wat Tamwil


Ekonomi Islam
Page 4

1.2. Tujuan
1.

Untuk memberikan Pemahaman lebih lanjut tentang Lembaga
Keuangan Syari’ah

2.

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Islam Yang
diharapakan mahasiswa baik masyarakat umum dapat memahaminya
secara mendalam.

1.3. Rumusan Masalah
1.

Apa yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Syari’ah?


2.

Apa yang dimaksud dengan BMT ?

3.

Apa Fungsi, Peran dan Tujuan BMT ?

4.

Bagaimana Penghimpunan dan Penyaluran Dana BMT ?

5.

Bagaimana Peran BMT Sebagai Lembaga Keuangan Syariah Terhadap
Perekonomian Masyarakat ?

6.


Bagaimana Penyajian Laporan Keuangan pada Lembaga Keuangan
Syari’ah ?

Ekonomi Islam
Page 5

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH
Lembaga keuangan syariah (LKS) adalah lembaga yang dalam
aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran
dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau dasar prinsip syariah
yaitu jual beli dan bagi hasil.
Yang dimaksud dengan mengkhususkan diri untuk melakukan kegiatan
tertentu adalah melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang,
pembiayaan untuk mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha
golongan ekonomi lemah atau pengusaha kecil, pengembangan ekspor non
migasi dan pengembangan pembangunan perumahaan.
Lembaga Keuangan Syariah, dalam setiap transaksi tidak mengenal bunga,
baik dalam menghimpun tabungan investasi masyarakat ataupun dalam

pembiayaan bagi dunia usaha yang membutuhkannya. Menurut Dr. M. Umer
Chapra , penghapusan bunga akan menghilangkan sumber ketidakadilan
antara penyedia dana dan pengusaha. Keuntungan total pada modal akan
dibagi di antara kedua pihak menurut keadilan. Pihak penyedia dana tidak
akan dijamin dengan laju keuntungan di depan meskipun bisnis itu ternyata
tidak menguntungkan. Pedoman lembaga keuangan syari’ah dalam beroperasi
adalah al- Qur’an surat al-Baqarah ayat 275 tentang Sistem menjauhkan
diridari unsur riba dan menerapkan Sistem bagi hasil dan perdagangan.

Ekonomi Islam
Page 6

Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama

dengan

riba,


padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS.
Al-Baqarah: 275).6
2.2 PENGERTIAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT)
Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari
dua istilah, yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah
pada usaha-usaha pengumpulan dana dan penyaluran dana yang nonprofit,
seperti : zakat, infaq, dan sedekah. Adapun Baitul Tamwil sebagai usaha
pengumpulan dan penyaluran dana komersial.8
Menurut Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK) BMT

adalah balai

usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bay al-mal wa al-tamwil dengan
kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil
dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang
pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu, Baitul Maal wa

Tamwil


(BMT)juga menerima titipan zakat, infak, sedekah serta menyalurkannya
sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
Hingga saat ini status kelembagaan atau badan hukum yang memayungi
keabsahan BMT adalah koperasi. Hal ini berarti kelembagaan BMT tunduk
pada Undang-Undang Perkoperasian Nomor 17 tahun 2012 dan secara
spesifik diatur dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UMKM
RI Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang petunjuk pelaksanaan
Kegiatan Usaha Koperasai Jasa Keuangan syariah (KJKS).

Ekonomi Islam
Page 7

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH
Lembaga Keuangan Syariah adalah badan usaha yang kegiatannya di
bidang keuangan syariah dan asetnya berupa aset-aset keuangan maupun non
keuangan berdasarkan prinsip syariah. Dan ada yang mengartikan sebagai
berikut lembaga keuangan syariah adalah badan usaha yang kekayaan
utamanya berbentuk aset keuangan, memberikan kredit dan menanamkan
dananya dalam surat berharga.Serta menawarkan jasa keuangan lain seperti:
simpanan,asuransi,investasi,pembiayaan,dll.Berdasarkan prinsip syariah dan
tidak menyalahi dewan syariah nasional.
Sebenarnya, bisnis secara syariah tidak hanya berkaitan dengan
larangan bisnis yang berhubungan dengan, seperti masalah alkohol,
pornografi, perjudian, dan aktivitas lain yang menurut pandangan Islam
seperti tidak bermoral dan antisosial. Akan tetapi bisnis secara syariah
ditunjukan untuk memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian tujuan
sosial-ekonomi masyarakat yang lebih baik. Bisnis secara syariah dijalankan
untuk menciptakan iklim bisnis yang baik dan lepas dari praktik kecurangan.
Dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi, dunia Islam
mempunyai sistem perekonomian yang berbasiskan nilai-nilai dan prinsipprinsip Syariah yang bersumber dari Al Quran dan Al Hadits serta dilengkapi
dengan Al Ijma dan Al Qiyas. Sistem perekonomian Islam, saat ini lebih
dikenal dengan istilah Sistem Ekonomi Syariah.
Ekonomi Syariah menganut faham Ekonomi Keseimbangan, sesuai
dengan pandangan Islam, yakni bahwa hak individu dan masyarakat
diletakkan dalam neraca keseimbangan yang adil tentang dunia dan akhirat,
jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan, iman dan
kekuasaan. Ekonomi Keseimbangan merupakan faham ekonomi yang
moderat tidak menzalimi masyarakat, khususnya kaum lemah sebagaimana
yang terjadi pada masyarakat kapitalis. Di samping itu, Islam juga tidak

Ekonomi Islam
Page 8

menzalimi hak individu sebagaimana yang dilakukan oleh kaum sosialis,
tetapi Islam mengakui hak individul dan masyarakat.
Lembaga Keuangan Syariah sebagai bagian dari Sistem Ekonomi Syariah,
dalam menjalankan bisnis dan usahanya juga tidak terlepas dari saringan
Syariah. Oleh karena itu, Lembaga Keuangan Syariah tidak akan mungkin
membiayai usaha-usaha yang di dalamnya terkandung hal-hal yang
diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat luas,
berkaitan dengan perbuatan mesum/ asusila, perjudian, peredaran narkoba,
senjata illegal, serta proyek-proyek yang dapat merugikan syiar Islam. Untuk
itu dalam struktur organisasi Lembaga Keuangan Syariah harus terdapat
Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi produk dan operasional
lembaga tersebut.
Dalam operasionalnya, Lembaga Keuangan Syariah berada dalam koridorkoridor prinsip-prinsip:
1. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai
kontribusi dan resiko masing-masing pihak.
2. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan
pengguna dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra
usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan.
3. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan
keuangan secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor
dapat mengetahui kondisi dananya.
4. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan
dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.
Ciri-ciri sebuah Lembaga Keuangan Syariah dapat dilihat dari hal-hal
sebagai berikut :
1. Dalam menerima titipan dan investasi, Lembaga Keuangan Syariah harus
sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.
2. Hubungan antara investor (penyimpan dana), pengguna dana, dan
Lembaga Keuangan Syariah sebagai intermediary institution, berdasarkan
kemitraan, bukan hubungan debitur-kreditur.

Ekonomi Islam
Page 9

3. Bisnis Lembaga Keuangan Syariah bukan hanya berdasarkan profit
orianted, tetapi juga falah orianted, yakni kemakmuran di dunia dan
kebahagiaan di akhirat.
4. Konsep yang digunakan dalam transaksi Lembaga Syariah berdasarkan
prinsip kemitraan bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa guna transaksi
komersial, dan pinjam-meminjam (qardh/ kredit) guna transaksi sosial.
5. Lembaga Keuangan Syariah hanya melakukan investasi yang halal dan
tidak menimbulkan kemudharatan serta tidak merugikan syiar Islam
Sumber Daya Insani (SDI) yang dibutuhkan oleh sebuah lembaga
keuangan

syariah,

adalah

seorang

yang

mempunyai

kemampuan

profesionalitas yang tinggi, karena kegiatan usaha lembaga keuangan secara
umum merupakan usaha yang berlandaskan kepada kepercayaan masyarakat.
Untuk SDI lembaga keuangan syariah, selain dituntut memiliki
kemampuan teknis perbankan juga dituntut untuk memahami ketentuan dan
prinsip syariah yang baik serta memilik akhlak dan moral yang Islami, yang
dapat dijabarkan dan diselaraskan dengan sifat-sifat yang harus dipenuhi,
yakni:
a. Siddiq : yakni bersikap jujur terhadap diri sendiri, terhadap orang, dan
Allah SWT.
b. Istiqomah : yakni bersikap teguh, sabar dan bijaksana.
c. Fathonah : yakni professional, disiplin, mentaati peraturan, bekerja keras,
dan inovatif.
d. Amanah, yakni penuh tanggungjawab dan saling menghormati dalam
menjalankan tugas dan melayani mitra usaha.
e. Tabligh, yakni bersikap mendidik, membina, dan memotivasi pihak lain
untuk meningkatkan fungsinya sebagai kalifah di muka bumi.
Lembaga Keuangan Syariah terdiri dari Bank dan non Bank, seperti :
1. Asuransi
2. Pegadaian
3. Reksa Dana
4. Pasar Modal
5. BPRS dan BMT

Ekonomi Islam
Page 10

3.2 PENGERTIAN BMT
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) adalah suatu lembaga yang terdiri dari
dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitulmal lebih mengarah
pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang nonoprofit,
seperti: zakat, infaq, dan sedeqah. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha
pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung
kegiatan ekonomi masyarakat ekonomi kecil dengan berlandaskan Islam.
Lembaga ini didirikan dengan maksud memfasilitasi masyarakat bawah yang
tidak terjangkau oleh pelayanan bank Islam atau BPR Islam.
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu, juga
bias diartikan sebagai lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan
prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan derajat dan martabat serta
membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan
modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada
system ekonomi yang salaam.
Ciri-ciri BMT adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan
ekonomi paling banyak untuk anggota serta masyarakat.
2. Bukan lembaga sosial, tapi bermanfaat untuk mengefektifkan penggunaan
dana-dana sosial untuk kesejahteraan orang banyak serta dapat
menyelenggarakan kegitan pendidikan dapat memperdayakan anggotanya
dalam rangka menunjang ekonomi.
3. Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat sekitarnya.
Milik masyarakat kecil dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan milik
perseorangan atau orang dari luar masyarakat. Atas dasar ini BMT tidak
bisa berbadan hukum perseroan.
BMT bersifat terbuka, independen, tdk partisan, berorientasi pd
pengembangan tabungan & pembiayaan utk mendukung bisnis ekonomi yg
produktif bagi anggota & kesejahteraan social masyarakat sekitar, terutama
usaha mikro & fakir miskin.

Ekonomi Islam
Page 11

BMT dapat didirikan oleh :
1. Sekurang-kurangnya 20 orang.
2. Satu pendiri dengan lainnya sebaiknya tidak memiliki hubungan keluarga
vertical dan horizontal satu kali.
3. Sekurang-kurangnya 70% anggota pendiri bertempat tinggal di sekitar
daerah kerja BMT.
4. Pendiri dapat bertambah dalam tahun-tahun kemudian jika disepakati oleh
rapat para pendiri.
Modal BMT terdiri dari :
1. Simpanan pokok.
2. Simpanan Pokok Khusus.
Seperti halnya lembaga keuangan syariah yang lainnya BMT dala kegiatan
operasionalnya menggunakan 3 prinsip, yaitu:
1. Prinsip bagi hasil
a. Mudharabah
b. Musyarakah
c. Muzara’ah
d. Musaqah
2. Jual beli dengan margin (keuntungan);
a. Murabahah
b. Ba’i As-Salam
c. Ba’i Al-Istisna
d. Sistem profit lainnya;
Kegiatan operasional dalam menghimpun dana dari masyarakat dapat
berbentuk

giro

wadi’ah,

tabungan

mudharabah,

Deposito

investasi

mudharabah, Tabungan haji, Tabungan Qurban.
Baitul Mal Wa Tamwil suatu lembaga keuangan mikro syariah yang
digerakan awal tahun sembilan puluhan oleh para aktivis muslim yang resah
melihat keberpihakan ekoonomi negara yang tidak berpihak kepada elaku
ekonomi kecil dan menengah

Ekonomi Islam
Page 12

3.3 FUNGSI, PERAN DAN TUJUAN BMT
A. FUNGSI BMT
BMT memiliki pangsa pasar tersendiri yaitu masyarakat kecil yang tidak
terjangkau pelayanan perbankan serta pelaku usaha kecil yang mengalami
hambatan “psikologis” bila berhubungan dengan pihak bank. Baitul Maal
Wat Tamwil memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut:
a) Penghimpun dan penyalur dana, dengan cara menyimpan uang di BMT,
uang tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus
(pihak yang memiliki dana berlebih) dan unit defisit (pihak yang
kekurangan dana).
b) Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang
sah mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu
lembaga/perorangan.
c) Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan
memberikan pendapatan kepada para pegawainya.
d) Pemberi informasi, memeberi informasi kepada masyarakat mengenai
risiko keuntungan dan peluan yang ada pada lembaga tersebut.
e) Sebagai satu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat memberikan
pembiayaan bagi usaha kecil, mikro, menengah dan juga koperasi dengan
kelebihan tidak meminta jaminan yang memberatkan bagi UMKMK
tersebut.
Adapun fungsi BMT di masyarakat, adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anggota, pengurus,
dan pengelola menjadi lebih professional, salaam (selamat, damai, dan
sejahtera), dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh dalam
berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi tangtangan global.
b) Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh
masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar
organisasi untuk kepentingan rakyat banyak atau kepentingan bersama.
c) Mengembangkan kesempatan kerja.
d) Mengukuhkan serta meningkatkan kualitas usaha dan juga pasar produkproduk anggota.

Ekonomi Islam
Page 13

B. PERANAN BMT
BMT juga memiliki beberpa peranan, diantaranya adalah:
a) Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat non Islam.
Aktif melakukan sosialisasi ditengah masyarakat tentang arti pentingnya
sistem sekonomi islami.
b) Melukukan pembinaan dan pendanaan usaha mikro. BMT harus bersikap
aktif melakukan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya dengan
jalan pendampingan, pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan terhadap
usaha-usaha naabah.
c) Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih
tergantung pada rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan
masyarakat dalam memenuhi dana dalam segera.
d) Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang rata. Fungsi
BMT langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks diwajibkan
harus pandai bersikap, oleh karena itu langkah-langkah untuk melakukan
evaluasi dalam rangka pemetaan skala prioritas yang harus diperhatikan,
contohnya dalam masalah pembiayaan, BMT harus memperhatikan
kelayakan nasabah dalam hal golongan nasabah dan juga jenis pembiayaan
yang dilakukan.
Selain itu, peran BMT di masyarakat, adalah:
a) Motor pengerak ekonomi dan social masyarakat banyak.
b) Ujung tombak pelaksanaan istem ekonomi Islam.
c) Penghubung antara kaum aghnia (kaya) dan kaum dhu’aja (miskin).
d) Fasilitas pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang
barakah, ahsanu ‘amala, dan salaam melalui spiritual communication
dengan dzikir qalbiyah ilahiah.

Ekonomi Islam
Page 14

C. TUJUAN BMT
Dalam rangka mencapai tujuannya, BMT berfungsi sebagai:
a) Mengidentifikasi,

memobilisasi,

mengorganisasi,

mendorong

dan

mengembangkan potensi ekonomi anggota, kelompok anggota muamalat
(Pokusma), serta daerah kerjanya.
b) Meningkatkan kualitas SDM anggota dan Pokusma menjadi lebih
professional dan Islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam
menghadapi persaingan global.
c) Menggalang serta memobilsasi potensi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota.
d) Menjadi perantara keuangan (financial intermediary) diantara agniya
sebagai shohibul maal dan dhu’afa sebagai mudharib, terutama untuk
dana-dana sosial seperti zakat, infaq, sedekah, wakaf, hibah, dan lain-lain.
Menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara pemilik modal
(shohibul maal), baik sebagai pemodal maupun penyimpan dengan
pengguna dana (mudharib) untuk pengembangan usaha produktif.

Ekonomi Islam
Page 15

3.4 PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA BMT
A. PENGHIMPUNAN DANA
Penghimpunan dana BMT diperoleh melalui simpanan, yaitu dana yang
dipercayakan oleh nasabah kepada BMT untuk disalurkan kesektor produktif
dalam bentukk pembiayaan. Simpanan ini dapat berbentuk tabungan wadi’ah,
simpanan mdharabah jangka pendek dan jangka panjang.
B. PENYALURAN DANA
Penyaluran dana BMT kepada nasabah terdiri atas dua jenis:
a) Pembiayaan dengan sistem bagi hasil
b) Jual beli dengan pembayaran ditangguhkan
Pembiayaan merupakan penyaluran dana BMT kepada pihak ketiga
berdasarkan kesepakatan pembiayaaan antara BMT dengan pihak lain dengan
jangka waktu tertentu dan nisbah bagi hasil yang disepakati.
Pembiayaan dibedakan menjadi pembiayaan musharabah dan musyarakah.
Penyaluran dana dalam bentuk jual beli dengan pembayaran ditangguhkan
adalah penjualan barang dari BMT kepada nasabah, dengan harga ditetapkan
sebesar biaya perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati
untuk keuntungan BMT.

Ekonomi Islam
Page 16

3.5 PERAN BMT SEBAGAI LEMBAGA KEUANGAN
TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT

SYARIAH

Hernandi de Soto dalam bukunya The Mystery of Capital (2001)
menggambarkan betapa besarnya sektor ekonomi informal dalam memainkan
perannya dalam aktivitas ekonomi di negara berkembang. Ia juga mensinyalir
keterpurukan ekonomi di negara berkembang disebabkan ketidakmampuan
untuk menumbuhkan lembaga permodalan bagi masyarakatnya yang
mayoritas pengusaha kecil.
Indonesia misalnya, adalah negara berkembang yang jumlah pengusaha
kecilnya mencapai 39.04 juta jiwa. Namun para pengusaha kecil tersebut tidak
memiliki akses yang signifikan ke lembaga perbankan, sebagai lembaga
permodalan. Lembaga-lembaga perbankan belum bisa menjangkau kebutuhan
para pengusaha kecil, terutama di daerah dan pedesaan.
Belum adanya lembaga keuangan yang menjangkau daerah perdesaan
(sektor pertanian dan sektor informal) secara memadai yang mampu
memberikan alternatif pelayanan (produk jasa) simpan-pinjam yang
kompatibel dengan kondisi sosial kultural serta ‘kebutuhan’ ekonomi
masyarakat desa menyebabkan konsep BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dapat
‘dihadirkan’ di daerah kabupaten kota dan bahkan di kecamatan dan
perdesaan.
Konsep BMT sebagai lembaga keuangan mikro syari’ah, merupakan
konsep pengelolaan dana (simpan-pinjam) di tingkat komunitas yang
sebenarnya searah dengan konsep otonomi daerah yang bertumpu pada
pengelolaan sumber daya di tingkat pemerintahan (administrasi) terendah
yaitu desa.
Mengutip formulasi Bambang Ismawan (1994) tentang lembaga keuangan
mikro, maka setidaknya terdapat beberapa hal yang diperankan BMT dalam
otonomi daerah :
1. Mendukung pemerataan pertumbuhan
Pelayanan BMT secara luas dan efektif sehingga akan terlayani
berbagai kelompok usaha mikro. Perkembangan usaha mikro yang

Ekonomi Islam
Page 17

kemudian berubah menjadi usaha kecil, hal ini akan memfasilitasi
pemerataan pertumbuhan.
2. Mengatasi kesenjangan kota dan desa
Akibat jangkauan BMT yang luas, bisa meliputi desa dan kota, hal ini
merupakan terobosan pembangunan. Harus diakui, pembangunan selama
ini acap kali kurang adil pada masyarakat desa, sebab lebih condong
mengembangkan kota.
3. Mengatasi kesenjangan usaha besar dan usaha kecil
Sektor yang selama ini mendapat akses dan kemudahan dalam
mengembangkan diri adalah usaha besar, akibatnya timbul jurang yang
lebar antara perkembangan usaha besar dan semakin tak terkejar oleh
usaha kecil.
4. Mengurangi capital outflow
Perkembangan kota-kota besar yang sedemikian pesat, semakin
meninggalkan pertumbuhan daerah-daerah pedesan. Lembaga keuangan
mikro syari’ah BMT lebih berkemampuan memfasilitasi agar tabungan
dari masyarakat desa atau daerah terkait, dapat memanfaatkan kembali
tabungan yang telah mereka kumpulkan.
5. Meningkatkan kemandirian daerah
Dengan adanya faktor-faktor produksi (capital, tanah, SDM) yang
merupakan

kekuatan

dimiliki

oleh

daerah,

dimanfaatkan

dan

didayagunakan sepenuhnya untuk memanfaatkan berbagai peluang yang
ada, maka ketergantungan terhadap investasi dari luar daerah (maupun luar
negeri) akan terkurangi, serta investasi ekonomi rakyat, dapat berkembang
pesat.
Era otonomi daerah merupakan peluang untuk memberdayakan ekonomi
rakyat dengan memanfaatkan lembaga keuangan mikro syariah BMT. Melalui
keuangan mikro syariah, kebangkitan ekonomi rakyat (sekaligus ekonomi
nasional) maupun pengurangan kemiskinan, akan dilakukan oleh rakyat
sendiri. Memang telah tiba saatnya, masyarakat menemukan jalannya sendiri
untuk mengatasi persoalan yang mereka hadapi.

Ekonomi Islam
Page 18

3.6 PENYAJIAN

LAPORAN

KEUANGAN

PADA

LEMBAGA

KEUNANGAN SYARI’AH KHUSUNYA PADA BMT
Penyajian Laporan Keuangan :
1. Laporan posisi keuangan (neraca)
Unsur-unsur neraca meliputi aktiva, kewajiban, investasi tidak terikat,
dan ekuitas. Penyajian aktiva pada neraca atau pengungkapan pada catatan
atas laporan keuangan atas aktiva yang dibiayai oleh bank sendiri dan
aktiva yang dibiayai oleh bank bersama pemilik dana investasi tidak
terikat, dilakukan secara terpisah.
2. Laporan laba dan rugi
Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK lainnya,dalam
laporan laba rugi mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos pendapatan
dan beban.
3. Laporan arus kas
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Laporan perubahan investasi terikat
Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana investasi
terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan
jenisnya.
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah
Bank syari’ah menyajikan laporan sumber dan penggunaan zakat,
infaq, dan shodaqoh sebagai komponen utama laporan keuangan yang
menunjukkan :
a. Sumber dana zakat, infaq dan shadaqah yang berasal dari penerimaan;
 Zakat dari bank syari’ah
 Zakat dari pihak luar bank syaria’ah
 Infaq
 Shadaqah
b. Penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah untuk:
 Fakir
 Miskin
 Hamba sahaya

Ekonomi Islam
Page 19

 Orang yang terlilit hutang
 Orang yang baru masuk Islam
 Orang yang berjihad
 Orang yang dalam perjalanan
 Amil
c. Kenaikan atau penurunan sumber dana zakat, infaq dan shadaqah
d. Saldo awal dana penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah
e. Saldo akhir dana penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah
7. Laporan sumber dan pengguna dana qardhul hasan
Bank syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan qardhul
hasan sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:
a. Sumber dana qardhul hasan yang berasal dari penerimaan:
 Infaq
 Shadaqah
 Denda
 Dan pendapatan non halal
b. Penggunaan dana qardhul hasan untuk:
 Pinjaman
c. Sumbangan
d. Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan
e. Saldo awal dana penggunaan dana qardhul hasan,
f. Saldo akhir dana penggunaan dana qardhul hasan
8. Catatan-catatan laporan keuangan
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua informasi dan
material yang perlu unutuk menjaikan laporan keuangan tersebut
memadai, relevan, dan bisa dipercaya (andal) bagi para pemakainya.
9. Pernyataan, laporan dan data lain yang membantu dalam menyediakan
informasi yang diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan
sebagaimana ditentukan didalam statement of obyektif.
Laporan ini diterbitkan dalam bentuk komparatif. Artinya, laporan
tersebut menyajikan data periode sekarang dan periode yang lalu. Untuk
memberikan gambaran keadaan laporan keuangan bank syari’ah.

Ekonomi Islam
Page 20

Contoh Bentuk Laporan Keuangan Bank Syariah
1.

Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
(Nama Bank)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Pada Bulan xx Tahun xxxx
Uraian

Catatan

(tahun)
Unit Moneter

(tahun)
Unit

Aktiva
Kas dan setara kas

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

Piutang penjualan

x.xxx.xxx

xxx.xxx

xx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

-

x.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

-

x.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

-

x.xxx.xxx

-

-

-

-

-

-

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

Investasi
Investasi dalam surat-surat berharga
Investasi Mudharabah
Investasi Musyarakah
Penyertaan modal
Persediaan
Investasi pada real estate
Aktiva yang disewakan
Istishna’
Investasi lain-lain
Total investasi
Aktiva lainnya
Aktiva tetap (netto)

Total aktiva

Ekonomi Islam
Page 21

2.

Laporan Laba rugi
(Nama Bank)
Laporan Laba Rugi
Pada tahun yang terakhir (tahun) dengan ( tahun lalu)
Uraian

Pendapatan
Penjualan tangguh
Investasi
Dikurangi
Keuntungan rekening investasi tidak terbatas
sebelum bagian bank sebagai mudharib
Bagian bank sebagai mudharib
Keuntungan terhadap rekening
investasi tidak terbatas sebelum zakat
Bagian bank pada pendapatan dari investasi
( sebagai mudharib dan sebagai pemilik
dana )
Pendapatan bank dari investasi
Bagian keuntungan bank dari rekening
investasi terbatas sebagai mudharib
Fee bank sebagai agen investasi untuk
investasi terbatas
Pendapatan dan jasa-jasa perbankan
Pendapatan lain-lain
Total pendapatan bank
Biaya umum dan administrasi
Depresiasi
Pendapatan netto sebelum zakat dan pajak
Provisi untuk zakat
Pendapatan netto sebelum saham
minoritas ( saham minoritas )
Pendapatan netto

Ekonomi Islam
Page 22

Catatan

xxxx (tahun)

xxxx (tahun)

Unit Moneter

Unit Moneter

xx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

xx.xxx
x.xxxx.xxx
x.xxx.xxx

xxx.xxx
( xxx.xxx )

xxx.xxx
(xxx.xxx)

( xxx.xxx )

(xxx.xxx)

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
(x.xxx.xxx)
(x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx
(x.xxx.xxx)

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
(x.xxx.xxx)
(x.xxx.xxx)
x.xxx.xxx
(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx

x.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx

3.

Laporan Arus Kas
( Nama Bank )
Laporan Arus Kas
Pada tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun lalu )
Uraian

Arus kas dari operasi
Pendapatan netto
Penyesuaian terhadap
pendapatan netto
Kas netto dari kegiatan
operasional
Depresiasi
Provisi rekening ragu-ragu
Provisi untuk zakat
Provisi untuk pajak
Zakat yang dibayarkan
Pajak yang dibayarkan
Keuntungan dari rekening investasi
tidak terbatas
Keuntungan dari penjualan aktiva
tetap
Depresiasi dari aktiva yang
disewakan
Provisi untuk penurunan nilai
investasi pada surat-surat berharga
Piutang ragu-ragu
Pembelian aktiva tetap
Arus kas netto dari operasi
Arus dari kegiatan investasi
Penjualan real estate yang
disewakan
Pembelian real estate yang
disewakan
Penjualan real estate
Investasi pada surat-surat berharga
Kenaikan pada investasi
mudharabah
Penjualan persediaan
Penjualan istishna’
Kenaikan netto pada piutang

Ekonomi Islam
Page 23

Catatan

xxx ( tahun )
Unit Moneter

xxxx( tahun )
Unit Moneter

x.xxx.xxx
--x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
xx.xxx
-(xxx.xxx)
-

-----------

xxx.xxx

--

--

--

x. xxx.xxx

--

--

--

(x.xxx)
(xxx.xxx)
xx.xxx.xxx
-

------

--

--

xx.xxx.xxx
--

---

(x.xxx.xxx)

--

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

---

Arus kas netto dari kegiatan
investasi
Arus kas dari kegiatan keuangan
Kenaikan netto pada rekening
investasi tidak terbatas
Kenaiakn netto pada rekening
koran
Deviden yang dibayarkan
Kenaikan pada saldo kredit dan
biaya-biaya (penurunan) pada
biaya yang dikeluarkan
(accrud expenses)
Kenaikan pada saham minoritas
Penurunan pada aktiva lain
Penurunan arus kas dari kegiatan
pembiayaan

(x.xxx.xxx)

--

x.xxx.xxx
xxx.xxx

---

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
xxx.xxx

----

(xxx.xxx)
xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx

------

Kenaikan/penurunan uang kas dan
setara kas
Kas dan setara kas pada awal tahun
Kas dan setara kas pada akhir tahun

xx.xxx.xxx

--

xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx

---

Ekonomi Islam
Page 24

4. Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan
( Nama Bank )
Laporan perubahan Modal
Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun yang lalu )

Uraian

Modal Disetor
Unit Moneter

Saldo per tahun

xxx.xxx.xxx

Emisi ( ) saham

--

Cadangan
Unit
Moneter
yang sah
--

Unit
Moneter
Umum
--

Pendapatan netto

Laba Ditahan
-x.xxx.xxx

Keuntungan dibagikan

xxx.xxx

Total
xxx.xxx.xxx
-x.xxx.xxx
--

xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

xxx.xxx

x.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

---

Transfer ke cadangan
Neraca per ( tahun )

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx

Pendapatan netto
Keuntungan dibagikan
Transfer ke cadangan
Saldo per tahun

Ekonomi Islam
Page 25

xxx.xxx
xxx.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

5. Laporan Sumber-sumber dan penggunaan Dana Zakat, Infak dan
Shadaqah
(Nama Bank)
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak dan Shadaqah
Untuk tahun yang terakhir dengan tahun lalu
Uraian
Sumber-sumber zakat dan sumbangan
Zakat jatuh tempo dari bank
Zakat jatuh tempo dari para pemilik
rekening
Sumbangan
Total sumber zakat
Penggunaan zakat dan sumbangan
Zakat untuk fakir dan miskin
Zakat untuk Ibnu Sabil
Zakat untuk ghairimin dan membebaskan
budak
Zakat untuk mu’allaf
Zakat untuk fisabilillah
Zakat untuk amil zakat ( biaya
administrasi dan umum )
Total penggunaan dana
Kenaikan ( penurunan ) sumber-sumber
terhadap penggunaan
Zakat dan sumbangan yang belum
dibagikan pada awal tahun
Zakat dan sumbangan yang belum
dibagikan pada akhir tahun

Catatatan

xxxx ( tahun )
Unit Moneter
x.xxx.xxx
xxx.xxx

---

xxx.xxx

--

x.xxx.xxx

--

xxx.xxx
xxx.xxx
xx.xxx

----

xxx.xxx
xxx.xxx

---

xxx.xxx

--

x.xxx.xxx

--

x.xxx.xxx

--

x.xxx.xxx

--

x.xxx.xxx

--

6. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Qardul Hasan

Ekonomi Islam
Page 26

xxxx ( tahun )
Unit Moneter

( Nama bank )
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan (tahun lalu )
Uraian
Saldo awal
Pinjaman kebajikan

Catatan

xxxx ( tahun )
Unit Moneter
xxx.xxx

xxxx ( tahun )
Unit Moneter
xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

Sumber-sumber dana Qardhul Hasan
Alokasi dari rekening koran
Alokasi dari pendapatan yang dilarang
syariah ( haram )

xxx.xxx

Sumber diluar bank

xxx.xxx

xxx.xxx

Total sumber dana selama tahun ini

xxx.xxx

xxx.xxx

Pinjaman kepada para pelajar

xxx.xxx

xxx.xxx

Pinjaman kepada para pengrajin

xxx.xxx

xxx.xxx

Penyelesaian rekening koran

xxx.xxx

xxx.xxx

Total penggunaan selama tahun ini

xxx.xxx

xxx.xxx

Pinjaman kebajikan

xxx.xxx

xxx.xxx

Dana tersedia untuk pinjaman

xxx.xxx

xxx.xxx

Penggunaan Qardhul Hasan

Saldo akhir tahun

Ekonomi Islam
Page 27

BAB IV
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Lembaga keuangan syariah (LKS) adalah lembaga yang dalam
aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran
dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau dasar prinsip syariah
yaitu jual beli dan bagi hasil
BMT adalah aktor-aktor daerah yang sangat berperan penting dalam
pengembangan Dalam era otonomi daerah,. Sebab bagaimanapun juga, untuk
memfasilitasi pengembangan keuangan mikro syariah tersebut, diperlukan
suasana yang kondusif, misalnya dukungan peraturan-peraturan yang
memfasilitasi pengembangannya maupun melindungi keuangan mikro itu
sendiri, bukan malahan menghambat atau mematikannya. Tentu aturan
merupakan satu faktor untuk pengembangan keuangan mikro, faktor lain
adalah para pelaku maupun stakeholders yang terlibat di daerah.
4.2. KESAN DAN SARAN
Dengan adanya pembahasan tentang Lembaga Keuangan Syari’ah
Khususnya BMT ini diharapkan pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang
Lembaga Keuangan Syari’ah (BMT), Fungsi, Peran dan Tujuan Serta Mnafaat
Lembaga Keuangan Syari’ah dan bagaimana menjadikan Lembaga Keuangan
Syari’ah ini selalu diminati masyarakat luas serta tidak mematikan fungsi dan
peran asalnya. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembacanya .

Ekonomi Islam
Page 28

DAFTAR PUSTAKA
 Ahmad Rodoni (dkk). 2008.Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta Timur:
Bestari Buana Murni
 Muhammad, 2007. Lembaga Ekonomi Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu
 https://daesepty.wordpress.com/2014/03/22/lembaga-keuangan-syariah/
 http://rahman8194.blogspot.co.id/2013/11/baitul-mal-wa-tamwil-bmt.html
 http://www.anekamakalah.com/2013/01/makalah-lembaga-keuangansyariah.html

Ekonomi Islam
Page 29