RANGKUMAN BUKU PENGANTAR FILSAFAT PENDID

RANGKUMAN BUKU
PENGANTAR FILSAFAT PENDIDIKAN SAINS
DAN PEMIKIR SAINS

Karya
Prof.Dr.Sudarmin, M.Si
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SSEMARANG

A.

Deskripsi Materi
Mengenal apa itu filsafat, filsafat ilmu, filsafat sains, perkembangan
filsafat dari masa ke masa, dan tokoh-tokoh filsafat dan saintik.
B. Pengertian Manusia
Menurut pendapat para ahli :
1. Socrates
Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki dua kaki, tidak
berbulu dan memiliki kuku datar berukuran lebar.
2. Paula J. C. & Janet W. K.

Manusia merupakan makhluk yang terbuka,bebas memilih
makna di dalam setiap situasi, mengembang tanggung jawab
atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta
turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul
multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
3. Omar Mohammad Al-Toumi Al-Syaibany
Manusia adalah makhluk yang mulia. Manusia merupakan
makhluk yang mampu berpikir dan manusia merupakan
makhluk 3 dimensi yaitu terdiri atas badan, ruh dan kemampuan
berpikir/akal. Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan
faktor lingkungan.
4. Kees Bertens
Manusia adalah setiap makhluk yang terdiri atas dua unsur
yang satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
5. Nicolaus D. Dan A. Sudiarja
Manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal. Manusia disebut
bhineka karena manusia mempunyai jasmani dan rohani,
sedangkan disebut tunggal karena hanya berupa satu benda
atau barang saja.

Dengan demikian manusia dapat dipandang dengan melihat
dari dua sisi, yaitu (a) eksternal, melihat manusia dari sisi tubuh
yang sifatnya materi dan (b) internal, meihat manusia dari sisi
jiwa atau rohani dan kesadaran.

C. Hakekat Manusia

Manusia dapat digolongkan sebagai bernilai filsafat, seperti :
1. Aristoteles
- Manusia adalah animal rationale, karena menurutnya ada
tahap perkembangan :
Benda mati-tumbuhan-binatang-manusia
Tumbuhan=benda mati+hidup-tumbuhan memiliki jiwa hidup
Binatang=benda mati+hidup+perasaan-binatang memiliki jiwa
perasaan
Manusia-benda mati+hidup+akal-manusia memiliki jiwa rasional
- Manusia adalah Zoon Poolitikon atau makhluk social dan
“makhluk hylemorfik” terdiri atas materi dan bentuk-bentuk.
2. Ernets Cassirer
Manusia adalah animal simbolikum yaitu binatang yang mengenal

simbol seperti adat-istiadat, kepercayaan dan bahasa.
3. Islam
Manusia sebagai khalifatullah yakni khalifah Allah.
D. Manusia dan Perkembangan Tubuh, serta Alam Pikirannya
Manusia adalah makhluk ciptaan allah yang paling sempurna
karena memiliki nafsu, sifat dasar malaikat dan akal. Manusial
adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan
manusia lain. Manusia juga merupakan sifat unik manusia ditinjau
dari jasmani dan naluri kehidupannya. Menurut biosistematikanya,
manusia tergolong dalam dunia hewan karena jantung, hati, paruparu, usus dan lainnya yang tidak banyak berbeda dengan hewan.
Manusia sangat berbeda dengan hewan mulai dari tingkah laku dan
prestasi serta kebudayaan. Perbedaan yang lain antara manusia
dengan hewan anatara lain :
1. Manusia memiliki akal, hewan memiliki insting
2. Tingkah laku manusia dapat berubah-ubah
3. Manusia mampu mmpengaruhi dan mengubah lingkungan
4. Manusia membentuk kebudayaan, hewan tidak mengenal
kebudayaan
5. Manusia digolongkan ke dalam vertebrata kelas mamalia
(bertulang belakang, berambut, menyusui, mempunyai empat

anggota gerak.
Pada manusia dikenal dengan lingkungan biotik dan abiotik dan
lingkungan kebudayaan (agama, adat-istiadat dan hasil-hasil
teknologi). Atas dasar ini maka dalam mempelajari Bumi Antariksa
manusia dianggap sebagai hewan. Setiap specie mempunyai ciriciri khas meliputi struktur, fisiologis dan tingkah laku.

Adapun sifat-sifat manusia adalah :
1. Berfikir
Berfikir egosentris, artinya pikirannya senantiasa berfikir kepada
kepentingan manusia.
2. Berbudaya
Akibat proses berfikir dan bernalar, manusia mempunyai
kebudayaan yang berpengaruh terhadap manusianya sendiri
3. Senang belajar
Mengakibatkan adanya pendidikan yang berpengaruh besar
terhadap manusianya ssendiri
4. Bermasyarakat
Berlandaskan tingkah laku yang kebanyakan telah dipelajarinya.
5. Kebutuhan makan
Makan berpengaruh pada pertumbuhan, perkembangan dan

pembiakan.
6. Ingin panjang umur
Selalu ingin sehat mengatasi penyakit, membatasi kerja terlalu
keras dan mencegah kelaparan
7. Suka berteduh
Manusia memakai pakaian yang jenisny dipengaruhi oleh iklim,
selera dan bahan yang tersedia yang berpengaruh pada
kesehatan
8. Suka mencari kebahagiaan
Rekreasi, kesenian dan kosm estetika
9. Ingin punya keturunan
Memerlukan hubungan pernikahan antara pria dan wanita untuk
mempunyai keturunan
10. Rasa ingin tahu
Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang alam dan benda
sekitarnya serta tentang dirinya sendiri, memenuhi kebutuhan
fisik, mempertahankan kelestarian hidupnya, kebutuhan nonfisik
dan kebutuhan alam fisiknya.
E. Mitos dan Alam Pikiran
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terjawab atas dasar

pengamatan maupun pengalamannya. Untuk memuaskan alam
pikirannya, manusia membuat atau mereka-reka atau dugaan
sendiri jawabannya.
F. Keterbatasan Penalaran Manusia
Manusia memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga hasrat ingin
tahunya berkembang terus dan mitos merupakan jawaban yang
paling memuaskan pada masa itu. Pengetahuan yang diperoleh
dari kenyataan pengamatan dan pengalaman tidak selalu dapat
digunakan untuk memecahkan permasalahan hidup sehari-hari
yang masyarakat hadapi saat itu.

“pseudo science” artinya mirip sains tapi bukan sains. Suatu pola
pikir yang satu langkah lebih maju daripada mitos atau diartikan
sebagai penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal
sehat rasional.
G. Mengenal Tokoh Yunani
1. Thales (624-548 SM)
Seorang ahli astronomi yang juga ahli bidang matematika dan
tehnik.
Berpendapat bahwa “bintang-bintang mengeluarkan cahayanya

sendiri, bulan hanya sekedar memantulkan cahaya dari
matahari. Bumi merupakan suatu piring yang datar yang
terapung di atas air”.
2. Phytagoras (500 SM)
“dalil phytagoras” (segitiga siku-siku), jumlah sudut suatu
segitiga 180 derajat dan sudut a+b+c=180 derajat.
Tentang unsur dasar alam semesta : tanah, api, udara dan air.
“bumi ini bulat dan dan berputar, karena berputar maka
nampaknya seolah-olah alam berputar mengelilingi bumi.
3. Demokritus (460-370 SM)
“apabila suatu benda dipecah dan dibagi terus menerus pada
suatu saat sampailah pada bagian yang terkecil dari benda itu.
Bagian terkecil dari benda itu disebut astomos atau atom.
Karena kecilnya maka tidak tampak oleh mata”.
4. Aristoteles (348-322 SM)
“dalam unsur dasar terdapat zat tunggal yang dapat berubahubah bentuk tergantung kondisinya yaitu menjadi tanah, air,
udara atau api (transmutasi) yang disebabkan oleh keadaan
dingin, lembab, panas dan kering. Apabila suatu tempat tidak
ada apa-apanya disitu ada sesuatu yang imaterial yaitu ether”.
5. Ptolomeus (127-151)

“bumi adalah pusat dari jagad raya, berbentuk bulat, diam
setimbang tanpa tiang penyangga. Bintang-bintang menempel
tetap pada langit dan berputar mengelilingi bumi sekali dalam
24 jam. Planet beredar melalui orbitnya sendiri terletak antara
bumi dan bintang.
6. Nicolas Copernicus (1473-1543)
Astronom dan juga ahli matematika dan pengobatan.
Berpendapat bahwa “matahari adalah pusat dari solar sistem. Di
dalam sistem itu bumi adalah salah satu planet diantara planetplanet lainnya. Bumi yang beredar mengelilingi matahari, bulan
beredar mengelilingi matahari. Bumi berputar pada porosnya
dari barat ke timur dan mengakibatkan adanya siang dan malam
dan pandangan gerakan bintang-bintang”.
7. Bruno (1548-1600)
“alam raya ini tak ada batasnya, bintang-bintang tersebar
diseluruh ruang angkasa”.

8. Johannes Kepler (1571-1630)
“planet-planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis
edar yang berbentuk elips dengan suatu fokus”.
9. Galileo (1564-1642)

Membenarkan teori Copernicus “heliosentrisme”.
“ada 4 buah bulan yang mengelilingi jupiter dan gunung-gunung
di bulan. Suatu bintik hitam di matahari yang sangat penting
untuk menghitung kecepatan rotasi matahari. Kelompok taburan
bintang (milky way) atau bima sakti terdiri atas bermilyar bintang
dan yang sangat menakjubkan adalah ditemukannya cincin
saturnus”.
Pada saat Copernicus sampai Galileo dianggap sebagai
permulaan abad ilmu pengetahuan modern yang menempatkan
suatu kebenaran berdasarkan induksi atau eksperimentasi.

Masukan Untuk Penulis
Lebih diperjelas tentang pengenaln tokoh
yunani.

A.

Deskripsi materi
Membahas mengenai sejarah perkembangan filsafat dari periode purba
sampai periode renaisanse dan modern.

B. Periodisasi Perkembangan Filsafat
a. Peroide Purba
Zaman batu atau zaman pengetahuan ilmiah. Ciri kehidupan
manusianya :
a. Membuat alat-alat dan senjata (400 tahun yang lalu)
b. Mempelajarai cara mengembangkan kehidupan (30000
tahun yang lalu)
c. Menemukan pertanian (15000 tahun yang lalu)
d. 2000 tahun-300 tahun SM :
1. Matematika (ilmu hitung, geometri dan logika)
2. Astronomi (kosmologi dan astronomi posisional)
3. Geologi (eksplorasi)
4. Biologi (obat-obatan)
5. Sosial (pemerintah, sejarah dan filsafat)
e. Menciptakan tulisan oleh bangsa sumeria (3.500 tahun SM)
f. Dimulai aman perunggu di Timur Tengah (3000 tahun SM)
g. Memperkenalkan kode hammurabi (2000 tahun SM)
h. Mengembangkan industri sederhana dari besi (1.500 tahun
SM)
b. Periode Yunani

Zaman yunani kuno (600 SM-200 SM). Ada 3 masa :
1. Masa awal
Kemunculan tiga nama filsuf yang berasal dari daerah
Miletos, yaitu Thales, Anaximenes, dan Anaximandros. Dari
daerah lain, yaitu herakleitos dari Ephesos, phytagoras dari
Italia Selatan, Parmenides dari Elea dan Demokritos dari
Abdera.
2. Masa keemasan
Muncul nama besar pertama dipimpin Perikles yang tinggal
di Athena. Selain itu ada pula pemikiran sofistik yang

penganutnya disebut kaum sofis, yaitu kaum yang pandai
berpidato yang tidak lagi menaruh perhatian utama pada
islam, tetapi menjadikan manusia sebagai pusat perhatian
studinya, tokohnya adalah Protagoras. Pemahamannya
memperlihatkan sifat-sifat relativisme, atau kebenaran
bersifat relatif. Tidak ada kebenaran yang tetap dan definitif.
Benar, baik dan bagus selalu berhubungan dengan manusia,
tidak mandiri sebagai kebenaran yang mutlak.
3. Masa Helenitas dan Romawi
Dunia mengenal teori-teori, seperti unsur-unsur kimia, teori
bilangan, pandangan Demokritus tentang atom, pandangan
Hippocrates tentang pengobatan pandangan Phytagoras
tentang matematika, pandangan Plato tentang geometri dan
pandanganAristoteles tentang anatomi, botani, zoologi dan
metalurgi.
c. Periode Iskandariyah
Ilmu dan par ilmuwan memperoleh perlindungan dan
pendukung-pendukung Ptolemeus. Pada abad 3 SM sebuah
universitas, perpustakaan dan museum didirikan oleh
Ptolemeus. Iskandariyah menjadi pusat radiasi semua kegiatan
keilmuan. Perkembangan ilmu pengetahuan mengalami
akselerasi lebih kurang pada tahun 105 M. Pada abad 4
Masehi, cina secara politis terpecah-pecah, tetapi cina telah
menunjukkan pada dunia bahwa pada masa itu telah ditemukan
kompas, bahan peledak dan percetakan.
Socrates (470-399 SM) menentang sofisik dengan menyatakan
bahwa benar dan baik adalah nilai objek yang harus dijunjung
tingi semua orang.
Plato (387 SM) mendirikan sekolah filsafat yang disebut
akademia. Plato menentang realisme karena apa yang
dinyatakan benar menurut realisme adalah yang dapat diindera,
sebenarnya adalah bayangan. Realitas seluruhnya dibagi dua
dunia, yaitu dunia gagasan yang hanya terbuka bagi rasio, tidak
dapat berubah dan telah sempurna, serta dunia jasmani yang
hanya terbuka bagi indera manusia yang senantiasa berubah,
secara tidak sempurna hanya mengutip dunia gagasan, seperti
gambar suatu gagasan di papan tulis yang sewaktu-waktu dapat
dihapus. Manusia termasuk kedua dunia tersebut karena
mengenal keduanya, yaitu tubuh dan jiwa. Sebelum dilahirkan
dala tubuh jasmani, jiwa sudah ada dan memandang gagasan.
Aristoteles (384-322 SM) sebagai bapak filsafat ilmu yang
pernah menjadi guru Alexander Agung selama dua tahun,
mendirikan sekolah yang disebut Lykeion atau dalam bahasa
latin disebut Lyceum. Menurutnya, yang ada adalah sesuatu
yang konkret, benda ini atau benda itu, bukan benda umunya
atau ciri benda. Jadi, yang ada adalah yang konkret, bukan

hanya sekadar gagasan atau idea. Ia mengakui adanya dunia
idea, tetapi hal yang itu terdapat pada materi itu sendiri dan
bermanfaat untuk menjamin adanya pengetahuan alam. “Teori
Bentuk Materi” menyatakan bahwa setiap benda jasmani terdiri
atas bentuk dan materi. Materi adalah prinsip yang tidak
ditentukan,yang sama sekali terbuka. Materi adalah
kemungkinan untuk menerima bentuk sehingga disebut sebagai
materi pertama (hyleoprote). Disebut pertama karena tidak
ditentukan bentuk (morphe) adalah prinsip yang menentukan.
Materi pertama suatu benda merupakan benda konkret.
Pandangann ini selanjutnya dikenal dengan nama hilemorfisme.
Karyanya tentang logika, ang kelak diberi nama To Oganon oleh
muridnya yang bernama Andronikos dari Rhodos, mencakup :
1. Kategorial (logika, istilah dan predikasi)
2. Peri Hermeneias (logika proporsisi)
3. Analytica Protera (silogisme dan pemikiran)
4. Analytica Histera (pembuktian)
5. Topica (metode berdebat)
6. Peri Shopistikoon Elegchoon (kesalahan berpikir)
Dalam karya tersebut, Ia menggarap permasalahan kategori,
struktur bahasa, hukum formal konsistensi proposisi, silogisme
kategoris, pembuktian ilmiah, pembedaan atribut hakiki dan
atribut bukan hakiki, kesatuan pemikiran, bahkan telah juga
menyentuh bentuk-bentuk dasar simbolisme. Hingga kini
penulis jika bicara tentang logika, asih mengikuti pola tentang
idea, keputusan dan proses pemikiran.
C. Zaman Patristik
Prates yang berarti bapak dalam lingkungan gereja. Para filsuf
zaman ini adalah Yustinus martyr, Clemens (150-215 SM) dan
Origenes (185-254 SM). Martyr ialah pemikir yang semula telah
mempelajari berbagai sistem filsafat. Menulis dua buku tentang
memebela hak agama kristen. Clemens dan Origenes berasal dari
Alexandria, kota yang merupakan pusat intelektual pada akhir
zaman kuno yang merancang teologi yang tersusun secara ilmiah
berdasarkan filsafat yunani, khususnya Platonisme dan Stoisisme.
Pada abad ke 4, zaman keemasan Patristik Latin terjadi. Nama
besar jajaran bapak gereja barat adalah Augustinus (354-430) yang
dinilai menjadi pemikir terbesar untuk seluruh Zaman Patristik. Ada
beberapa hal penting yang perlu dipahami pada pemikiran
Augustinus :
1. Iluminasi atau penerangan. Rasio insani hanya dapat abadi jika
mendapat penerangan dari rasio ilahi. Allah adalah guru yang
tinggi, dalam batin dan menerangi roh manusia.
2. Dunia jasmani terus menerus berkembang, tetapi bergantung
kepada Allah. Mula-mula Allah menciptakan materi yang tidak

mempunyai bentuk tertentu, tetapi mengandung benih (rationes
seminales) berupa prinsip bagi perkembangan jasmani.
3. Manusia yang dipengaruhi Platonisme, tetapi tidak mengakui
dualisme ekstrem Plato, jiwanya senantiasa terkurung tubuh.
Tubuh bukan merupakan sumber kejahatan. Sumber kejahatan
adalah yang berasal dari kehendak bebas.
Gregorius dari Nazianza (330-390), Basilius (330-379) dan adiknya
Greogrius dari Nyssa (335-394) membangun sintesis dari agama
kristen dan kebudayaan halenitas. Yang paling pandai adalah
Gregorius dari Nyssa. Menggunakan Neoplatonisme, tetapi
menolak disebut Neoplatonisme yang merendahkan materi. Abad
ke 8, zaman ini berakhir dengan Johannes Damascenus sebagai
raja yang menulis suatu karya yang berjudul “sumber pengetahuan”
menggambarkan seluruh sejarah filsafat pada zaman ini sebanyak
tiga jilid.
D. Zaman Awal Soklastik
Terjadinya perpindahan penduduk bangsa Han dari Asia masuk ke
Eropa sehingga bangsa Jerman pindah melewati perbatsan
kekaisaran Romawi, yang secara politik telah mengalami
kemrosotan. Karena situasi yang ricuh, tidak banyak pemikiran
filsafati yang patut ditampilkan pada masa ini, ada beberapa tokoh
antara lain :
1. Ahli pikir Boethius (480-524 M) menerjemahkan logika
Aristoteles dalam bahasa latin dan menulis beberapa traktat
logika Aristoteles. Seorang guru logika pada abad pertengahan
dan mengarang beberapa traktat teologi yang dipelajari
sepanjang abad pertengahan.
2. Kaisar Karel Agung ( abad 9) mancapai stabilitas politik yang
besar, menyebabkan perkembangan pemikiran kulturasi
berjalan pesat. Pendidikan yang dibangunnya terdiri atas
pendidikan yang digabungkan dengan biara, pendidikan yang
ditanggung keuskupan dan pendidikan yang dibangun raja atau
kerabat kekerajaan. Thomas Aquinas (abad 13) mengatakan
ilmu pengetahuan adalah pembantu teologi. Pemikirannya
merupakan kelanjutan dari pemikiran Augustinus.
3. Eriugena (810-877) menerjemahkan karya Pseudo Dionysios
ke dalam bahasa latin sehingga menjadi referensi bagi dunia
pemikiran abad selanjutnya. Berdasarkan filsafat NeoPlatonisme, ia membangun sintesis teologi. Anselmus (10331109) meluruskan perkataan Agustinus dengan mengatakan
“Saya percaya supaya Saya mengerti” (credo ut intelligam). Ia
terkenal karena argumentasinya bahwa Allah itu benar-benar
ada. Ada tiga langkah pembuktian filosofinya bahwa Allah itu
ada, yaitu :
a. Allah itu maha besar sehingga tidak terpikirkan sesuatu yang
lebih besar (id quo nihil malus cogitari potes)

b. Hal yang terbesar tentulah berada dalam kenyataan karena
apa yang berada dalam pikiran saja tidak mungkin lebih
besar.
c. Allah tidak hanya berada dalam pemikiran, tetapi ada dalam
kenyataan juga, jadi Allah benar-benar ada dan realistis.
Abelardus (1079-1142) memberikan sumbangan terhadap
penyelesaian permasalahan yang ramai dibicarakan dalam
kalangan skolastik yaitu “Universalia” yang bersangkutan
dengan konsep umum yang menentukan kodrat dan kedudukan
konsep tersebut. Ada dua pendirian yaitu realisme atau sering
disebut ultrarealisme dengan tokohnya Gulielmus yang
membicarakan permasalahan “kemanusiaan” dan nominalisme
dengan tokohnya Roscelinus, bahwa selain individu-individu
tidak ada sesuatu yang nyata. Yang termasuk konsep-konsep
umum hanyalah bunyi.
E. Zaman Keemasan Skolastik
Terjadi pada abad ke 13. Dibangun sintesis fisofis yang penting.
Sintesisnya berkaitan dengan didirikannya universitas-universitas
pada 1200, beberapa ordo baru dibentuk, ditemukan dan
digunakannya sejumlah karya filsafat yang sebelumnya tidak
dikenal.
Beberapa nama yang patut ditampilkan sebagai pengembangan
intelektual adalah Bonaventura yang memberikan komentar atas
sententiae sebanyak empat jilid hasil pemberian kuliahnya antara
tahun 1250 dan 1253, Siger dari fakultas Sastra, Albertus Agung,
Thomas Aquinas dan J. D. Scotus. Adapun cara mengajarnya saat
itu terdiri atas dua jenis, yaitu cara kuliah (lectio) yang diberikan
seorang maha guru dan diskusi yang dipimpin seorang maha guru.
F. Zaman Akhir Abad Pertengahan
Pada akhir abad ke 14 terjadi sikap kritis terhadap berbagai usaha
pemikiran yang menyintesiskan pemikiran filsafat dan teologi yang
semakin menyimpang dari pendapat Aristoteles. Tokoh yng berjasa
dalam mempersiapkan ilmu pengetahuan alam modern yaitu
Johannes Buridanin (1298-1359) di Parisian dan Thomas
Bradwardine (1300-1349) di Oxford. Dalam filsafat, perkembangan
tampil dalam bentuk “jalan modern” (via modema) yang
dipertentangkan dengan “jalan kuno” (via antiqua).
Gulielmus (1285-1349) pemikirannya tentang jalan kuno adalah
mazhab-mazhab skolastik tradisional. Terutama Thomisme dan
Scotisme, Neo Platonisme Aristotelisme moderat dan Albertisme.
Menurutnya, manusia tidak mengenai kodrat, sementara konsep,
seperti kemanusiaan sama sekali tidak dimiliki oleh siapapun.
Ockham (pikiran Gulielmus yang diambil dari nama kota
kelahirannya) menekankan bahwa konsep merupakan suatu “tanda
wajar” (signum natural), term atau istilah yang menjelma konsep
dalam bahasa bersifat konvensional sehingga dapat berlainan.

Dalam metafisika, Ia menggunakan dua prinsip yang berpengaruh
pada pemikiran filsafat, yaitu pertama “ockham’s razor” bahwa
keberadaan tidak dapat dilipatgandakan, apabila tidak perlu(entiaon
sunt multiplicand praeter necessitatem) artinya suatu realitas
metafisika tidak dapat diterima jika dasarnya tidak kuat. Kedua, apa
yang dapat dibedakan maka dapat dipisahkan, paling tidak Allah
lah yang dapat memisahkanya.
Filsafat abad pertengahan diawali oleh Boethius dan diakhiri oleh
Nicolaus Cusanus (1401-1464). Nicolaus membedakan tiga macam
pengenalan yaitu pancaindera, rasio dan intuisi.
G. Zaman Modern (1600-1800 M)
Manusia maju dengan langkah raksasa. Dari zaman uap hingga
zaman listrik, lalu ke zaman atom, elektron, radio, televisi, robot
dan zaman ruang angkasa. Bertrand Russell (1979:479)
menyatakan bahwa dalam sejarah sebuah masa secara umum
dapat dinyatakan sebagai masa “modern”, dapat dilihat dari
berbagai sisi adanya perubahan mental yang menunjukkan
perbedaan jika dibandingkan dengan masa pertengahan.
Founding father filsafat modern adalah Michelde Motaigne (15331592) mengajukan pertanyaan yang mendasar “apakah manusia
akan mendapat kebenaran jika sudah menemukannya, atau
mampukah manusia berbuat adil jika sudah menemukannya?” ia
mewarisi skeptisisme pendahulunya dan meragukan indera
ataupun akal budi. Ia menekankan idea alam yang melekat dalam
diri manusia sebagai karakter juga merupakan pikiran pemikirpemikir kuno.
Pemahaman terhadat filsafat modern berlangsung sampai
kontemporer atau pascamodern karena sulit untuk membuat
penggolongan. Untuk mengenal dan mempelajarinya, filsafat
modern dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu :
a. Rasionalisme, imperialisme dan kritisisme
b. Dialektika idealisme dan materialisme
c. Fenomenologi dan eksistensialisme
d. Filsafat kontemporer dan pascamodemisme
H. Zaman Baru (1800-1950 M)
Edmund Husserl (1859-1936) seorang filsuf dan matematikus
mengenai intensionalitas atau pengarahan, melahirkan filsafat
renomenologi berdasarkan pemikiran brentano. Kant dan Husserl
mengemukakan bahwa apa yang dapat diamati hanyalah
fenomena, bukan neumenon atau sumbernya gejala itu sendiri.
Terhadap hal-hal yang diamati terdapat hal-hal yang membuat
pengamatannya tidak murni sehingga perlu adanya reduksi. Jadi,
pengamatan biasa (natuerliche Einstellung) akan menimbulkan
bias. Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang memandang
segala hal berpangkal pada eksistensinya.

Cara manusia berada atau lebih tepat mengada di dunia ini. Pada
prinsipnya materialisme hanyalah materi sehingga manusia hanya
merupakan resultane atau akibat dari proses unsur kimiawi.
Idealisme hanya memandang manusia sebagai idea, subjek yang
selanjutnya hanya menempatkan diri sebagai kesadaran.
Berdasarkan idealisme, manusia hanya dapat berdiri sebagai
subjek karena menghadapi objek. Manusia hanya berdiri sebagai
manusia karena bersatu dengan realitas disekitarnya. Sebaliknya
materialisme haya memandang manusia sebagai objek, sedangkan
barang-barang di dunia ini hanya menjadi objek karena adanya
subjek.
Kvale pun menyatakan bahwa tidak ada filsafat pasca modern yang
koheren, tetapi pemikira sekitar kondisi pos modem. Hal yang
paling penting dalam memahami pasca modern adalah pemakaian
atas adanya tiga pengertian yang berbeda, yaitu pascamodernitas,
pascamodernisme dan pemikiran pasca modern.
Pemikiran pascamodrni adalah pemikiran yang mengganti konepsi
ketidakbergantungan realitas dari peneliti dengan ide-ide tentang
bahasa sebagai hal yang sebenarnya mengandung struktur realitas
sosial yang perspektial. Pada dasarnya pascamodern merupakan
sangkalan atas beberapa keyakinan abad modern, khususnya yang
berkaitan dengan filsafat (epistemologi), ilmu pengetahuan dan
nasionalitas. Dalam setiap kasus, suatu debat yang kadang-kadang
panas antara modernisme dan pasca modernisme, tampak dalam
psikologi kontemporer. Argumen yang paling disukai dalam
pascamodernisme adalah argumentasi Gergen.
H. Masukan Untuk Penulis
Setiap penulisan per sub babnya jangan terlalu panjang, lebih
diringkas lagi merujuk ke intinya. Serta kata yang digunakan jangan
terlalu asing.

A.

Deskripsi Materi
Membahas hakekat filsafat, tokoh-tokoh filsafat, aliran filsafat dan
cabang-cabang filsafat.
B. Filsafat dan Pemikir Filsuf
Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh
tentang kebenaran sejati. Setap ahli filsafat disebut filsuf
mempunyai konsep yang berbeda. Pada kehidupan sehari-hari
manusia mengalami hal atau peristiwa yang kurang dipahami
sehingga menimbulkan pertanyaan dalam dirinya dan belum
dijawabnya. Ciri khas filsafat ialah selalu mempertanyakan tentang
segala sesuatu dengan cara berpikir yang amat mendasar atau
radikal dan juga bersifat universal. Filsuf yunani pada masa sekitar
abad 6-2 SM disebut filsuf alam. Yaitu :
1. Thales
Dari Miletus yang diperkirakan hidup antara 624-548 SM
berpendapat bahwa asal segala yang ada di alam semesta ini
ialah air. Air yang senantiasa bergerak dan tidak pernah diam
dipandangnya sebagai azas kehidupan segala yang ada.
2. Anaximenes
Hidup antara 585-528 SM berpendapat bahwa yang menjadi
dasar bagi semua benda dan kehidupan di alam ini ialah udara.
Dengan landasan pemikiran bahwa manusia dan semua
makhluk hidup itu bernapas, yaitu mengambil udara yang
melingkupi alam semesta. Udara merupakan sumber
kehidupan, karena tanpa udara semua makhluk akan mati. Jadi
udaralah asal mula kehidupan dari segala yang ada di alam
semesta ini. Gerakan udara menyebabkan terjadinya isi alam
semesta yang bermacam-macam jenis dan bentuknya.
3. Herakleitos
Hidup sekitar 540-480 SM berpendapat bahwa tidak ada yang
kekal di alam ini. Segala sesuatu tentu mengalami perubahan,
segala sesuatu ialah perubahan itu sendiri. Perubahan
dilambangkan sebagai sifat api, dasar segala sesuatu ialah api.
Perubahan itu berlaku di bawah suatu hukum yang disebutnya
“logos” artinya pikiran yang benar. Orang yang berpikir itu
menggunakan akalnya untuk mengetahui apa yang menjadi

dasar asal segala sesuatu, serta hukum yang mendasari
perubahan padanya.
4. Phytagoras
Hidup antara 580-500 SM berpendapat bahwa asal segala
sesuatu itu ialah bilangan atau angka. Pandangannya tentang
alam semesta bertitik tolak dari bilangan. Alam ini tersusun
sebagai
bilangan-bilangan,
karenanya
manusia
akan
memperoleh pengetahuan tentang alam semesta ini melalui
pengetahuannya mengenai bilangan.
5. Leukippos
Hidup antara 450-420 SM berpendapat bahwa segala sesuatu
yang ada itu terdiri atas atom-atom dan ruang kosong yang
jumlahnya tak terhingga. Sebuah benda berbeda dengan benda
lain karena bentuk, susunan, posisi dan tumbukan dan antar
atomnya berbeda. Atom itu tidak dapat dibagi lagi.
6. Demokritus
Hidup antara 460-370 SM berpendapat bahwa asal alam dan
segala yang ada, tidak berbeda dengan pandangan Leukippos.
Alam semesta terdiri atas atom-atom dan ruang hampa. Atomatom itu bebas bergerak dan dapat mengubah posisinya. Atom
bersifat kekal, tak dapat dilihat dan tak dapat dibagi. Atom
berbeda satu dengan yang lain dari ukuran posisi, susunan,
berat dan kecepatannya. Benda yang tampak sesungguhnya
merupakan kumpulan atom dan benda yang stabil terdiri atas
atom yang berkaitan. Perubahan wujud benda disebabkan oleh
gerakan, tumbukkan dan pengikatan kembali atom-atom
tersebut. Indera dan pikiran ialah dampak dari gerakan atom.
Suatu benda tampak oleh mata karena atomnya yang selalu
bergerak menyentuh atom indera munusia.
7. Empedokles
Hidup antara 490-430 SM berpendapat bahwa alam semesta
terdiri atas empat unsur utama yakni udara, api, air dan tanah.
Setiap unsur tersebut memiliki sifat yang berbeda. Suatu benda
dapat terjadi karena adanya percampuran dari unsur tersebut.
Disamping empat unsur tadi terdapat dua kekuatan yang
berpengaruh yakni cinta dan benci. Sesuatu dapat terbentuk
dari empat unsur utama dibawah pengaruh kekuatan cinta da
dapat binasa oleh adanya perpisahan antara unsur-unsur
tersebut dibawah kekuatan kebencian.
C. Sejarah Trio Filsuf Besar
1. Socrates
Seorang filsuf Yunani dari Athena yang hidup antara 469-399
SM. Ia berpendapat bahwa filsafat itu merupakan suatu upaya
mencari kebenaran yang perlu dipahami oleh kaum

cendekiawan. Ia menggunakan metode dialektik yaitu dengan
cara melakukan dialog dengan orang lain, sehingga orang lain
dapat mengemukakan atau menjelaskan pandangan atau
idenya. Proses dialek itu merupakan pengembangan pemikiran
melalui proses pertemuan, penyelarasan dan pengabungan
antar ide.
2. Plato
Dilahirkan pada tahun 427 SM di Athena sebagai seorang
penulis yang sangat berpengaruh.
3. Aristoteles
384-322 SM pernah menjadi murid Plato selama 20 tahun
sampai Plato meninggal. Menurutnya ilmu terdiri atas teori,
praktek dan produksi. Teori ialah pengetahuan yang bersifat
tidak memihak, praktek mengandung pedoman tingkah laku,
sedangkan produksi merupakan pedoman dalam bidang
kesenian. Ada dua jenis pengetahuan yakni inderawi dan akali.
D. Perkembangan Filsafat di Dunia Arab (Islam)
Pada uraian berikut ini disajikan “filsafat islam, yaitu :
1. Al-Kindi
2. Al-Razi
3. Al-Farabi dan Ibnu Sina
E. Aliran Filsafat
1. Aliran Idealisme
2. Aliran Realisme
3. Aliran Pragmatisme
4. Aliran Humanisme
5. Aliran Behaviorisme
6. Aliran Rasionalisme
7. Aliran Empirisisme
8. Aliran Kritisisme
9. Aliran Konstruktivisme

Masukan Untuk Penulis
Lebih diperjelas setiap inti sub bab nya.

A.

Deskripsi Materi
Membahas kajian filsafat ilmu dan ilmu pengetahuan, cabang ilmu
pengetahuan dan perkembangannya, klasifikasi dan karakteristik
dari cabang ilmu pengetahuan.
B. Filsafat Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
Cabang filsafat yang membahas tentang hakekat ilmu, penerapan
berbagai metode filsafat dalam upaya mencari akar persoalan dan
menemukan azas realitas yang dipersoalkan oleh bidang ilmu
tersebut untuk mendapatkan kejelasan pasti.
Pengetahuan yang berasal dari usaha sendiri dapat dibagi menjadi
tiga golongan yaitu :
1. Pengetahuan ilmiah
Pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode
ilmiah atau kerja ilmiah sebagaimana ilmuwan bekerja dalam
memperoleh suatu pengetahuan.
2. Pengetahuan filsafat
Pengetahuan yang diperoleh melalui pikiran/gagasan, tak
terbatas pada pengatan panca indera.
3. Pengetahuan yang termasuk golongan satu dan dua.
filsafat menurut bidang sasarannya :
1. Kosmologia
Filsafat alam yang bidang sasarannya adalah alam semesta
dengan segala isinya.
2. Antropologia
Filsafat manusia yang bidang sasarannya adalah manusia
dengan perilakunya, cara berpikirnya maupun seni dan
budayanya.
a. Etika
Hal ihwal tentang tingkah laku manusia
b. Logika
Hal ihwal tentang cara berpikir manusia
c. Estetika
Hal ihwal tentang budaya manusia
3. Teologia
Filsafat agama.

Semua filsafat dapat menelaah segala sesuatu atau objeknya
melalui tiga sudut pandang yaitu:
1. Ontologi
Mencari jawaban atas pertanyaan “apa” objek yang diselidiki itu.
2. Epistemologi
Mencari jawaban atas pertanyaan “darimana” asal –usul objek
yang diselidiki itu.
3. Aksiologis
Mencari jawaban atas pertanyaan “kemanakah akhir dari segala
sesuatu” atau “apakah tujuan/manfaatnya”.
C. Bidang Kajian Filsafat Ilmu dan Cabangnya
Pada kahekatnya kajian filsafat ilmu meliputi berikut ini :
1. Ontologi
Membahas hakekat ilmu, pandangan-pandangan terhadap
hakekat ilmu, termasuk pandangan terhadap sifat atau ciri ilmu
tersebut yang dapat berkembang sesuai perkembangan
pemikiran manusia.
2. Epistemologi
Membahas apa sarana dan bagaimana memperoleh
pengetahuan atau ilmu tertent. Kajian terkait epistemologi
antara lain adalah logika, filsafat bahasa, analisis wacana dan
matematika.
3. Aksiologi
Membahas ilmu tertentu, misalnya ilmu pendidikan yang
berkaitan dengan nilai kegunaannya bagi pembelajar dari
segala kelompok usia yang diselenggarakan baik dalam
pendidikan formal maupun nonformal.
Pada uraian berikut ini disajikan juga secara singkat dari setiap
cabang filsafat tersebut, yaitu :
1. Metafisika
Membahas tentang dasar-dasar realitas diperkenalkan
Andronikos dari Rhodes dari kumpulan buku-buku yang ditulis
oleh Aristoteles tentang hakekat benda-benda yang dilihat pada
dunia nyata ini.
2. Logika
Cabang atau bagian filsafat yang menyusun, mengembangakan
dan membahas azas-azas, aturan-aturan formal dan prosedur
normatif serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan
penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional.
3. Etika
Seringkali dinamakan filsafat moral, karena cabang filsafat ini
membahas baik dan buruk tingkah laku manusia. Jadi dalam
filsafat ini manusia dipandang dari segi perilakunya.

4. Estetika
Seni dan keindahan merupakan persoalan yang ditelaah oleh
cabang filsafat estetika. Adapun yang ditelaah atau dibahas
mengenai keindahan ialah, kaidah maupun sifat hakiki dari
keindahan, cara menguji keindahan dengan perasaan dan
pikiran manusia, penilaian dan apresiasi terhadap keindahan.
Masukan Untuk Penulis
Lebih diperjelas lagi tentang Ontologi, epistemologi dan
aksiologi antara sudut pandang dan kajian filsafat ilmu

A.

Deskripsi Materi
Membahas mengenai filsafat ilmu pengetahuan alam, karakter
sains dan kerja ilmiah serta sikap ilmiah. Sebagai landasan bagi
kerja ilmiah dan paradigma dalam mencari kebenaran.
B. Hakekat Sains
Perkembangan pengertian sains menurut beberapa tokoh
diantaranya :
1. Sains dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat
mengamati suatu fenomena yang terjadi di Alam, dimana cara
memandang sains bersifat analitis (pola pikir terhadap sasaran
dengan seksama. Cermat dan lengkap).
2. Einstein berpenadapat bahwa sains merupakan suatu pola pikir
logis dan uniform.
3. Bernal (science is history) sains adalah pengetahuan atau
pengetahuan umum yang berisi apa saja yang diketahui
manusia, dimana pengetahuan tersebut benar secara rasional
dan bebas dari takhayul atau kepercayaan yang tidak masuk
akal.
Rumpun pengetahuan utama dari bidang sains terdiri atas :
1. Ilmu fisika
Ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada
benda-benda alam.
2. Ilmu kimia
Ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan suatu percobaan induktif, pada perkembanganperkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan teori deduktif. Ilmu yang mencari
jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejalagejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat,
perubahan, dinamika dan energetika zat.
3. Ilmu biologi
Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup
beserta lingkungannya.
Aspek sains sebagai berikut :

1. Suatu institusi
Suatu kelembagaan dari sains itu imaginer (tidak nyata).
2. Suatu metode
Berkaitan dengan metode ilmiah yaitu suatu metode kerja imliah
untuk memperoleh pengetahuan yang terdiri atas sejumlah
kegiatan yang man di dalamnya melibatkan aktivitas kerja
ilmiah.
3. Kumpulan pengetahuan
Sains dipandang sebagai suatu body of knowledge yang terus
tumbuh dan tidak statis.
4. Sains sebagai alat
Sains mengandung makna bahwa untuk menguasai dan
memelihara alam semesta serta untuk mengembangkan
produksi yang berguna kesejahteraan manusia, maka perlu
menguasai sains sebagai alatnya.
5. Sains sebagai sikap
Sains merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi
kepercayaan, pola berfikir dan sikap manusia terhadap alam
semesta.
Hakekat sains adalah suatu pengetahuan atau kumpulan konsep,
prinsip, hukum dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang
sistematis melalui inkuiri yang dilanjutkan dengan proses
pengamatan secara terus menerus.
Nilai –nilai sains dari aspek kehidupan dapat bernilai :
1. Praktis : hasil penemuan sains dapat digunakan secara praktik
dan dimanfaatkan manusia dalam mengatasi persoalan seharihari.
2. Intelektual : sains dengan metode ilmiahnya banyak sekali
digunakan untuk memecahka permasalahan.
3. Sosial, politik, ekonomi : jika suatu negara memiliki kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologinya, maka akan mendapatkan
tempat khusus dalam kedudukan sosial, politik dan ekonominya.
4. Keagamaan : menyadarkan pada orang yang belajar sains
bahwa ada yang mnciptakan dan mengatur segala keteraturan
yang ada di alam semesta ini.
5. Pendidikan : diharapkan mampu menciptakan seorang warga
negara yang sadar akan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Nilai-nilai sosial dari sains yaitu :
1. Etik dan estetika
Terletak pada sistem yang menetapkan kebenaran yang objektif
pada tempat yang utama, terdapat hubungan saling percaya
diantara ilmuwan, penemu suatu konsep atau teori yang terdahulu
tetap dihormati.

2. Moral humaniora
Terdapat dua sisi nilai yang berlawanan yaitu konten dan
pengetahuan sains sendiri adalah suci, terkadang yang tidak suci
adalah manusia.
3. Ekonomi
Apabila seorang ilmuwan menemukan suatu kaidah dari suatu
fenomena tertentu, maka pertanyaan adalah apakah temuan dari
sains itu mempunyai nilai ekonomi secara langsung atau tidak?.
Cara berfikir sains meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.

Percaya
Rasa ingin tahu
Imajinasi
Penalaran
Koreksi diri

Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa sains pada
hakekatnya meliputi produk, proses dan sikap ilmiah yang tak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya.
Jika menggunakan sudut pandang yang menyeluruh, sains
seharusnya dipandang sebagai :
a. Cara berpikir untuk memperoleh pemahaman tentang alam dan
sifat-sifatnya.
b. Cara untuk menyelidiki bagaimana fenomena alam dapat
dijelaskan.
c. Batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari proses inquiri.
Adapun jenis-jenis pengetahuan sains dapat berupa :
1. Fakta
2. Konsep
3. Prinsip dan hukum
4. Teori
5. Model
C. Makna Kebenaran dan Kerja Ilmiah
Adapun klasifikasi dari filsafat ilmu diantaranya adalah :
1. Filsafat sains (ilmu kealaman)
2. Ilmu sosial
3. Ilmu pendidikan
D. Paradigma Kebenaran
Beberapa paradigma kebenaran yaitu : Logika, Positivistik atau
sains, Naturalistik dan Modus operandi.

Masukan Untuk Penulis : Diperinci lagi
penulisannya.

A.

Deskripsi Materi
Membahas mengenai kerja ilmiah dalam pembelajaran sains di
sekolah, keterampilan proses sains, sikap ilmiah dan peranan
matematika terhadap sains.
B. Kerja Ilmiah dalam Pembelajaran Sains
Pada kegiatan ketrampilan proses sains meliputi aktivitas berikut :
1. Pengamatan
Menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar,
pengecap dan peraba pada waktu mengamati ciri-ciri obyek
merupakan kegiatan yang sangat dituntut dalam belajar sains.
Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil
pengamatan juga termasuk ketrampilan proses pengamatan.
2. Interpretasi
Mencatat setiap hasil pengamatan tentang fermentasi secara
terpisah antara hasil utama dan hasil sampingan termasuk
menafsirkan.
3. Klasifikasi
Penggolongan makhluk hidup dilakukan setelah peserta didik
mengenali ciri-cirinya. Dengan demikian dalam proses
mengelompokkan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari
perbedaan, mengontraksi ciri-ciri, mencari kesamaan,
membandingkan dan mencari dasar penggolongan.
4. Prediksi
Keterampilan meramalkan mencakup ketrampilan mengajukan
perkiraan tentang sesuatu kecenderungan atau pola yang
sudah ada.
5. Berkomunikasi
Membaca grafik, tabel atau diagram dari hasil percobaan,
menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel atau diagram
dan menjelaskan hasil suatu percobaan sains.
6. Berhipotesis
Menyatakan hubungan dari dua variabel atau mengajukan
perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Diungkapkan cara

melakukan pemecahan permasalahan karena dalam rumusan
hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya.
7. Penyelidikan
Menentukan alat dan bahan untuk merencanakan percobaan.
Menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu
percobaan.
8. Menerapkan konsep atau prinsip
Seorang peserta didik mampu menjelaskan peristiwa baru
dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki.
9. Mengajukan pertanyaan
Keterampilan bertanya mampu untuk mengembangkan karakter
atau sikap peserta didik untuk berani bertanya dan menjawab,
berkomunikasi, berpikir logis, kritis, kreatif dan keterampilan
memecahkan masalah. Pertanyaan dalam pembelajaran dapat
meliputi suatu pertanyaan pada level :
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. Kreatif
C. Sikap Ilmuan
1. Berpikir kritis
2. Inkuari
3. Tekun dan teliti
4. Skeptik
5. Jujur dan bertanggung jawab terhadap masyarakat
6. Dapat menerima saran orang lain
D. Pembelajaran Sains di Sekolah
Perlu memahami prinsip pembelajaran di SMP :
a. Motivasi
Daya dorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, ada
yang berasal dari dalam atau intrinsik dan ada yang timbul
akibat rangsangan dari luar atau ekstrinsik.
b. Prinsip latar
c. Prinsip menemukan
d. Prinsip belajar sambil melakukan
e. Prinsip belajar sambil bermain
f. Prinsip hubungan sosial
Untuk menunjang penerapan prinsip-prinsip tersebut, perlu :
a.
b.
c.
d.
e.

Menyajikan kegiatan yang beragam
Menggunakan sumber belajar yang bervariasi
Sesekali dapat bekerjasama dengan orang luar
Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar
Kreatif menghadirkan alat bantu pembelajaran

f. Menciptakan suasana kelas yang menarik
Beberapa pendekatan dalam pembelajaran sains di sekolah :
a. Proses
Menekankan atau melatih bagaimana cara memperoleh produk
pengetahuan
sains,
sehingga
secara
operasional
pembelajarannya selalu ada aktivitas bernuansa proses sains.
b. Konsep
Menekankan pengenalan konsep sains, dibutuhkan dalam
mengkomunikasikan pengetahuan.
c. Penemuan terbimbing
Diarahkan untuk menemukan suatu kesimpulan dari
serangkaian aktivitas yang dilakukan.
d. Inkuiri
Penemuan yang menuntut kemampuan lebih kompleks
dibanding pendekatan discovery.
e. Histori
Pembelajaran yang berorientasi pada sejarah ditemukannya
suatu pengetahuan.
f. Nilai
Pembelajaran yang mengandung pesan norma atau etika hidup
diantara makhluk yang lain.
g. Lingkungan
Pembelajaran dimana siswa diajak secara langsung
berhadapan dengan lingkungan dimana fakta dan gejala alam
tersebut berada.
h. Sains teknologi masyarakat
Membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks
kehidupan manusia sehari-hari.
E. Peranan Matematika Terhadap Sains
Matematika merupakan alat bantu untuk mengatasi setiap
permasalahan
menghadapi
lingkungan
hidupnya.
Sains
menggantungkan diri dari metode induksi. Berkat matematikalah
besar bumi dapat dihitung dengan metode gabungan antara induksi
dan deduksi matematika.
Masukan Untuk Penulis
Lebih diperjelas lagi tentang pendekatan pembelajaran yang
terdapat dalam bab tersebut dan dipersingkat lagi.

A.

Deskirpsi Materi
Membahas mengenai perbedaan sains dan pengetahuan,
memahami ilmu pendidikan, hakekat filsafat sains, non sains serta
pseudosains.
B. Perbedaan Sains dan Pengetahuan
Hanya ilmu yang sifatnya fisik atau empiris saja yang bisa
dikategorikan ilmu, sementara sisanya seperti ilmu agama, tidak
bisa dikategorikan ilmu.
C. Memahami Filsafat Sains
Filsafat sain adalah bidang sains yang mempelajari dasar-dasar
filsafat, asumsi dan implikasi dari sains, yang termasuk didalamnya
antara lain sains alam dan sains sosial.
Pengertian filsafat sains dari beberapa ahli, antara lain :
1. Robert Ackerman
Filsafat sains dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis
tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan
perbandingan terhadapt kriteria-kriteria yang dikembangkan dari
pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat sains jelas bukan
suatu kemandirian cabang sains dari praktek ilmiah secara
aktual.
2. Lewis White Beck
Filsafat sains membahas dan mengevaluasi metode-metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya
upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
3. Cornelius Benjamin
Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistemtis
mengenai sains, khususnya metode-metodenya, konsepkonsepnya dan peranggapan, serta letaknya dalam rangka
umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.
4. Michael V. Berry
Penelaahan tentang logika intern dai teori-teori ilmiah dan
hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang
metode ilmiah.
5. May Brodbeck
Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukis dan
penjelasan mengenai landasan-landasan sains.

6. Peter Caws
Filsafat sains merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba
berbuat bagi sains apa yang filsafat seumumnya melakukan
pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua
macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang
manusia dan alam semesta, menyajikannya sebagai landasanlandasan bagi keyakinan dan tindakan, di lain pihak, filsafat
memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai
suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teoriteorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan
kesalahan.
7. Stephen R. Toulmin
Filsafat sains adalah sebagai cabang sains, yang mana filsafat
sains mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang
terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah, prosedur
pengamatan, pola perancangan, metode analisis dan
perhitungan, pra-anggapan atau hipotesis atau metafisis, dan
seterusnya
dan
selanjutnya
menilai
landasan
bagi
kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal,
metodologi praktis dan metafisika.
D. Pengertian Sains, Non Sains dan Pseudosains
Sains adalah suatu alat, suatu cara khusus untuk menginvestigasi
suatu pertanyaan.
Non sains adalah kumpulan pandangan yang berada di luar lingkup
ilmiah.
Pseudosains adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk
pada suatu bidang yang menyerap ilmu pengetahuan namun
sebenarnya bukan merupakan ilmu pengetahuan.
Secara umum sains dan pseudosains berbeda, berikut poin yang
membedakan :
1. Dalam sains, literatur ilmiah yang ada ditulis bagi para ilmuwan
dan harus ada review.
Dalam pseudosains : literatur yang ada ditujukan untuk
masyarakat umum dan tidak ada review.
2. Dalam sains, produk ilmiah dapat direproduksi.
Dalam pseudosains : produk tidak dapat direproduksi atau
diverifikasi.
3. Dalam sains : kegagalan dalam satu studi memang selalu dicari,
karena teori yang salah seringkali dapat membuat pediksi yang
tepat meskipun itu karena faktor kebetulan.
Dalam pseudosains : kegagalan akan selalu diabaikan,
dimaafkan, disembunyikan, tidak dihitung dan dihindari.
4. Dalam sains : kelebihan, kekurangan, kesalahan dan blunder
peneliti rata-rata tidak mempengaruhi “sinyal” keimiahan studi.

Dalam pseudosains : kelebihan, kekurangan, kesalahan dan
blunder peneliti memberi pengaruh nol pada keilmiahan studi
karena memang studi yang dilakukan tidak ilmiah sama sekali.
5. Dalam sains : seiring berjalannya waktu semakin banyak orang
yang belajar tentang proses fisik dalam berbagai penelitian.
Dalam pseudosains : tidak ada fenomena atau proses fisik yang
ditemukan, dicacat atau dipelajari. Tidak ada kemajuan yang
dibuat, tidak ada hal konkret yang dipelajari.
6. Dalam sains : masyarakat diyakini dengan bukti ilmiah, argumen
berdasarkan penalaran logis dan matematika, dengan membuat
kasus berdasarkan pengalaman empirik. Ketika bukti baru
bertentangan dengan teori lama, teori lama tersebut
ditinggalkan.
Dalam pseudosains : keyakinan masyarakat dibuat oleh iman
dan keyakinan. Memiliki unsur religius yang sangat kuat.
Mencoba untuk mengubah, bukan untuk meyakini. Masyarakat
diminta untuk percaya lepas dari fakta, bukan karena mereka.
Ide lama tidak pernah ditinggalkan meskipun bukti baru
ditawarkan.
7. Dalam sains : tidak ada konflik kepentingan, ilmuwan tidak
memiliki orientasi materi tertentu dari studi yang dikerjakan.
Dalam pseudosains : terdapat konflik kepentingan ekstrim.
Ilmuwan umumnya mendapatkan nafkah dengan menjual
layanan pseudosains misalnya horoskop, prediksi, instruksi
dalam mengembangkan kekuatan paranormal.
E. Pseudosains dan Contohnya
Astrologi adalah sebuah sistem kepercayaan kuno yang
beranggapan masa depan seseorang ditentukan oleh posisi dan
pergerakkan planet dan benda langit lainnya.
Masukan Untuk Penulis
Ada beberapa tulisan yang salah pengetikan, itu harus lebih
diperhatikan agar setiap kalimat dapat dimengerti dengan lebih
mudah.

A.

Deskripsi Materi
Membahas peranan logika, argumentasi ilmiah, karakteristiknya
dan penerapannya dalam pendidikan sains.
B. Peranan Logika dan Argumentasi ilmiah
Ilmu yang mempelajari atau meneliti azas-azas dan hukum yang
mengatur pemikiran manusia agar dapat dilakukan secara tertib
dan dapat mencapai kebenaran disebut logika. Logika tidak
menelaah urutan berpikir sebagai suatu gejala psikologi dan tidak
pula mempersoalkan isi pemikiran, tetapi mempermasalahkan tata
tertib yang harus menjadi panutan jalan pemikiran agar
memperoleh hasil yang benar. Logika adalah ilmu yang
merumuskan aturan untuk pemikiran yang tepat, yang dapat
diterapkan dalam pembuktian sesuatu atau menganalisis suatu
persoalan.
C. Bidang Kajian Sains
1.Epistomologi sains
Secara etimologi aksiologi berasal dari bahasa yunani axios
yang berarti nilai, dan logos yang berarti teori. Menurut
suriasumantri (2005) aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari ilmu pengetahuan yang diperoleh. Menurut
KBBI (195:19) aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi
kehidupan manusia, khususnya etika.
Ontologi bersal dari bahsa yunani yaitu on atau ontos= biasa
dan logos=ilmu. Jadi ontology adalah ilmu tentang yang ada.
Menurut istilah ,ontology adalah ilmu yang membahas tentang
hakikat yang ada. Suriasumnatri (1985) antologi membahas
tentang apa yang kita ketahui seberapa jauh kita ingin tahu atau
dengan akata lain suatu pengkajian mengenai teori “ada”.
Sedangkan makna ilmu atau science secara harfiah berasal dari
kata latin scire yang berarti mngetahui. Karena itu, scince dapat
diartikan “situasi” atau fakta. Selanjutnya kat science mengalami
perkembangan dan perubahan makna menjadi “pengetahuan” yang
sistematis yang berasal dari observasi, kajian, dan percobaan yang
dilakukan.

Dengan mensyaratkan observasi, science harsu bersifat
empiris. Inilah karakter science yang paling mendasar dalam
pandangan epistomologi konfensional. Ekperimen dapat dilakukan
terhadap benda mati atau hidup.
2.Epistomologi sains
Secara etimologi,epistomologi merupakan kata gabungan
yang diangkat dari dua kata dalam bahasa yunani yaitu episteme
dan logos. Episteme artinya pengetahuan sedangkan logos dipakai
untuk menunjukkan adannya pengetahun sistematik. Epistomologi
atau teori pengetahun ialah cabang filsafat yang berurusan dengan
hakekat dan lingkugan pengetahuan, pengandaian dan dasarnya
serta pertanggung jawaban atas pernytaan mengenai pengetahun
yang d