Laporan Praktikum Uji Bahan Batu Bata Be

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan kehendak-Nya lah kami bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Bahan Bangunan ini tepat pada waktunya.

  Salawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta umatnya hingga akhir zaman.

  Laporan Bahan Bangunan ini kami buat sebagai bukti real praktikum yang telah kami kerjakan sebelumnya. Data data yang terdapat dalam laporan merupakan data data real hasil praktikum yang telah dilaksanakan. Tak lupa, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Akhirnya kami menyadari bahwa tugas Laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan untuk penyempurnaan tugas laporan kami selanjutnya.

  SUBJEK : TESTING BAHAN TOPIK :

  NO TEST : 1 HAL : 1

PEMERIKSAAN UKURAN DAN TAMPAK LUAR BATU BATA

  I. Referensi

  1. SII-0021-78

  2. NI-10-65

  II. Tujuan Umum

  Setelah akhir pelajaran, mahasisawa diharapkan dapat menentukan mutu dari batu bata berdasarkan ukuran dan tampak luar dari batu bata .

  III. Tujuan Khusus

  Setelah akhir pelajaran, mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan ukuran dan tampak luar batu bata.

  2. Mempraktekan pemeriksaan ukuran batu bata.

  3. Mempraktekan pemeriksaan tampak luar batu bata berdasarkan bentuk, warna dan beratnya.

  IV. Peralatan dan Bahan

   Peralatan

  No. Alat Nama Peralatan Keterangan Jangka sorong/mistar ------

  12.222 Timbangan Penyiku

   Bahan Batu bata untuk pemeriksaan tampak luar dan ukurannya, sebanyak 5 buah

  V. Dasar Teori

  Persyaratan Bata Merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982:

   Bentuk standar bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaan rata dan tidak retak-retak.  Mempunyai ukuran standar:

  Tabel Ukuran Standart Batu Bata Modul Ukuran (mm)

  Panjang Lebar Tebal M – 5A 190

  90

  65 M – 5B 140

  65

  65 M – 6 230 110

  65

   Bata merah dibagi menjadi 6 kelas kekuatan, yang diketahui dari besar kekuatan tekannya,

  1. Kelas 25 2. kelas 50 3. kelas 100 4. kelas 150 5. kelas 200 6. kelas 250

  Kelas kekuatan itu menunjukan kuat tekan rata-rata minimum (kg/cm2) dari 30 buah bata merah yang diuji (dalam satu kelomopok bata merah diambil contoh paling sedikit 30 buah untuk diuji kuat tekannya)

   Bata merah tidak boleh mengandung garam, yang menyebabkan pengkristalannya (berupa bercak putih) menutup lebih dari 50% permukaan batanya.

  Tabel Penyimpangan Ukuran Maksimum Kelas Penyimpangan ukuran maksimum (mm) M – 5A dan M – 5B M – B Tebal Lebar Panjang Tebal Lebar Panjang

  25

  2

  3

  5

  2

  3

  5

  50

  2

  3

  5

  2

  3

  5 100

  2

  3

  4

  2

  3

  4 150

  2

  2

  4

  2

  2

  4 200

  2

  2

  4

  2

  2

  4 250

  2

  2

  4

  2

  2

  4 VI. Prosedur Pelaksanaan

  1. Pemeriksaan Ukuran Batu Bata

  • Pengukuran menggunakan jangka sorong dengan ketelitian yang cukup tinggi.
  • Ukuran panjang, lebar dan tinggi batu bata dilakukan 3 kali untuk mendapatkan hasil yang akurat.
  • Jumlahkan hasil dari ketiga pengukuran tersebut dan kemudian di bagi 3.

  2. Pemeriksaan Tampak Luar Batu Bata Pemeriksaan tampak luar batu bata dapat berupa pemeriksaan fisik, seperti warna, kesikuan, ketajaman, suara, kerataan, keretakan dan berat pada batu bata tersebut.

  • Warna Pemeriksaan warna pada batu bata dapat dilihat secara lansung. Bagaimana warna yang tampak dari benda uji, misalnya terang, coklat, warna tidak merata, dan laiinya
  • Kesikuan Batu bata yang bermutu baik memiliki kesikuan yang tinggi, dimana kita dapat menelitinya menggunakan penyiku.
  • Ketajaman

  Ketajaman pada batu bata dapat diteliti dengan menyentuh setiap sudut yang tegak lurus. Dapat kita lihat sendiri bahwa batu bata yang baik memiliki ketajaman yang bagus (sudut batu bata tersebut memiliki ketajaman yang bagus).

  • Suara Pemeriksaan suara pada batu bata dapat dilakukan dengan mengetuk- ngetuk permukaan batu bata. Batu bata yang baik memiliki bunyi yang nygaring. Kerataan  Kerataan Pemeriksaaan kerataan batu bata dapat dilakukan dengan meraba permukaan batu bata secara lansung.
  • Ukuran Untuk hasil pengukuran yang akurat, dilakukan 3x pengukuran pada setiap bidangnya.

  Contoh :

  Panjang = P1+P2+P3

  3 Lebar =L1+L2+L3

  3 Tinggi =T1+T2+T3

  3

VII. Dokumentasi

  Pemeriksaan bunyi nyaring atau tidaknya Pemeriksaan bunyi nyaring atau tidaknya

  Pemeriksaan warna dan keretakan yang Pemeriksaan warna dan keretakan yang benda uji dengan mengetuk ngetuk benda benda uji dengan mengetuk ngetuk benda terjadi pada permukaannya terjadi pada permukaannya tersebut tersebut Pemilihan sebanyak 5 buah batu bata Pemilihan sebanyak 5 buah batu bata

  Pemeriksaan berat batu bata Pemeriksaan berat batu bata yang akan di uji tampak luarnya yang akan di uji tampak luarnya

  

Pemeriksaan kerataan pada Pemeriksaan ukuran panjang,

Pemeriksaan kerataan pada Pemeriksaan ukuran panjang,

permukaan batu bata lebar dan tinggi batu bata permukaan batu bata lebar dan tinggi batu bata

  Pengukuran di lakukan sebanyak Pengukuran di lakukan sebanyak

  Pemeriksaan ketajaman setiap Pemeriksaan ketajaman setiap

  3 kali pada satu bagian bidang 3 kali pada satu bagian bidang sudut pada batu bata sudut pada batu bata permukaan permukaan

  VIII. Data Analisis HASIL PEMERIKSAAN TAMPAK LUAR BATU BATA NO DIMENSI (mm) TAMPAK LUAR BATA TEBAL KEMBANG BERAT (kg)

  5 x100%

  70 %

  = 20% Rata-rata yang tidak cacat dari tampak luar :

  5 x100%

  1

  = 80%

  5 x100%

  4

  = 60%

  5 x100%

  3

  = 100%

  5

  

WARNA

BENTUK PANJANG LEBAR TINGGI SISI LUAR SISI DALAM KESIKUAN KETAJAMAN SUARA KERATAA N KERETAKAN 1 236,73 112,01 54,373 11,54 9 1,891 TERANG YA YA YA YA TIDAK 2 236,973

  = 60%

  5 x100%

  3

  = 100%

  5 x100%

  5

  234,985 111,26 9 53,267 12,828 9,36 1,959

  5 230,33 109,13 49,63 11 7,5 1,727 TERANG TIDAK YA YA YA TIDAK RAT A RAT A

  

3 238,22 112,67 54,01 14,3 11,3 2,154 TERANG YA YA TIDAK YA YA

4 232,67 109,6 54 14,1 10 2,053 TERANG YA YA TIDAK YA TIDAK

  3 54,32 13,2 9 1,972 TERANG TIDAK YA YA TIDAK TIDAK

  112,93

  IX. Kesimpulan Dari hasil pengujian 5 batu bata, dapat disimpulkan bahwa tampak luar batu bata tersebut tergolong baik.

  Bata merah adalah salah unsur bangunan yang digunakan untuk pembuatan kontruksi bangunan di buat dari dengan atau tanpa campuran bahan lain. Pembakaran silakukan pada suhu yang cukup tinggi hingga tidak dapat hancur bila direndam di dalam air. Dalam menggunakan batu bata ini harus diperhatikan daya serap batu bata tersebut terhadap air, dimana dalam hal ini

  3. Menyimpulkan hasil pemeriksaan (suction rate) untuk mengetahui besarnya daya serap batu bata tersebut.

  V. Dasar Teori

   Bahan  Air  Batu Bata

  Kain Lap lembap

Stopwatch

  Kaki Penyangga 12.125 Timbangan

  No. Alat Nama Peralatan Keterangan

   Peralatan

  IV. Peralatan dan Bahan

  2. Mempraktekan pemeriksaan daya serap (suction rate) dengan benar.

  SUBJEK : TESTING BAHAN TOPIK : PENENTUAN SUCTION RATE BATU BATA

  1. Menerangkan prosedur pemeriksaan daya serap (suction rate) pada batu bata.

  Setelah akhir pelajaran, mahasiswa diharapkan dapat :

  III. Tujuan Khusus

  Setelah akhir pelajaran, mahasisawa diharapkan dapat mengetahui daya serap (suction rate) pada batu bata .

  II. Tujuan Umum

  1. Technical paper no.39

  I. Referensi

  NO TEST : 2 HAL : 2

  • ------ Bak Air
telah ditetapkan batas maksimal daya serap batu bata terhadap air yaitu 20 3 gr/dm permenit. Bila batu bata mempunyai daya serap melebihi batas tersebut kemungkinan pada pasangan batu bata terjadi retak, dan untuk mencegahnya bata tersebut direndam terlebih dahulu.

  Besarnya suction rate ( daya serap batu bata ) dapat di hitung dengan rumus : BA

SR=

  P

  Keterangan : B = Berat batu bata setelah perendaman selama 1 menit (gr) A = Berat batu bata kering (gr) 2 P = Luas bidang dasar batu bata yang berhubungan dengan air (dm ) 2 Jika 10<SR≤20 gr/dm /menit, sebelum digunakan tidak memerlukan proses perendaman. 2 Jika SR>20 gr/dm /menit, sebelum digunakan memerlukan proses perendaman.

VI. Prosedur Pelaksanaan

  1. Ambil batu bata kering berlubang yang akan di jadikan uji daya serap

  2. Kemudian timbang berat batu bata berlubang tersebut, untuk hasi timbangan yang akurat, gunakan timbangan digital

  3. Siapkan bak air, kaki penyangga dan masukkan kaki penyangga kedalam bak air dengan posisi 2/3 dari panjang batu bata tersebut

  4. Masukkan air ke dalam bak air yang telah disimpan kaki penyangga dan tuangkan air setinggi 1 cm dari ujung kaki penyangga

  5. Letakkan bata berlubang diatas penyangga dan dalam waktu bersamaan, siapkan stopwatch untuk menghitung 1 menit dari mulai batu di letakkan

  6. Setelah 1 menit, ambil batu secara tegak lurus, kemudian simpan di lap lembap yang sudah di sediakan

  7. Kemudian timabang berat bata berlubang dan lihat berapa besar daya serap yang dilakukan bata berlubang

  VII. DATA ANALISIS Panjang Lebar Tinggi Berat Kering Berat Sesudah di Pengukuran (dm) (dm) (dm) (g) rendam (g) Ke 1 2.366 1.116 0.5412

  2 2.339 1.13 0.540

  3 2.375 1.128 0.5404 1882.0 1900.9 Rata-rata 2.36 1.1247 0.5405 Luas permukaan : 2.36x1.1247=2.654

  Dari data di atas, maka diperoleh besarnya section rate ialah :

  BA 1900.9−1882.0

  2 SR= = =7.121 gr/dm

  P 2.654

  VIII. KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat, besarnya section rate yaitu 7.121 2

  gr/dm telah memenuhi persyaratan : 2 Jika 10<SR≤20 gr/dm /menit, sebelum digunakan tidak memerlukan proses perendaman.

  SUBJEK : TESTING BAHAN TOPIK :

  NO TEST : 3 HAL : 3

PENENTUAN KUAT TEKAN BATU BATA BERLUBANG

  I. Referensi

  1. SII-0021-75

  2. NI-10-65

  II. Tujuan Umum

  Setelah akhir pelajaran, mahasisawa diharapkan dapat menentukan klasifikasi dari batu bata berlubang berdasarkan kuat tekannya.

  III. Tujuan Khusus

  Setelah akhir pelajaran, mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menerangkan prosedur pemeriksaan kuat tekan batu bata

  2. Melaksanakan praktek pemeriksaan kuat tekan batu bata dengan cara yang benar.

  IV. Peralatan dan Bahan

  1. Peralatan

  No. Alat Nama Peralatan Keterangan Cetakan benda uji ------

  12.222 Spatula Cawan Kotak plastic

Tangki pematang

  2. Bahan

  a. Pasir

  b. Semen Portland

  c. Batu bata

  d. Air

  V. Dasar Teori

  Salah satu persyaratan Bata Merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982: Bata merah dibagi menjadi 6 kelas kekuatan, yang diketahui dari besar kekuatan tekannya,

  1. Kelas 25 2. kelas 50 3. kelas 100 4. kelas 150 5. kelas 200 6. kelas 250

  Kelas kekuatan itu menunjukan kuat tekan rata-rata minimum (kg/cm2) dari 30 buah bata merah yang diuji (dalam satu kelomopok bata merah diambil contoh paling sedikit 30 buah untuk diuji kuat tekannya)

  Kuat Tekan benda uji dapat dihitung dengan cara : P A

  Keterangan : P = Beban Maksimum (KN) 2 A = Luas bidang Tekan (cm )

VI. Prosedur Pelaksanaan

  1. Ambil batu bata berlubang yang telah dipotong pada sisi panjang menjadi 2 bagian sama besar yang telah di uji tampak luarnya

  2. Ambil 3 kg pasir dan 1 kg semen Portland dan air secukupnya untuk dijadikan adukan

  3. Campur semua bahan tadi dan aduk hingga merata

  4. Siapkan kaca dan plastic untuk alas adukan

  5. Tuangkan adukan tadi ke atas alas (kaca yang dilapisi pelastik)

  6. Ratakan adukan tadi dan simpan potongan bata di atas adukan dengan posisi yang seimbang

  7. Untuk menyimpan batu bata yang seimbang bisa di bantu waterpass

  8. Tinggi plesteran yaitu 1 cm

  9. Rapihkan adukan tadi dan ikuti intruksi nomer 4-7 untuk bata berikutnya

  10. Simpan bata yang telah di beri adukan dan diamkan hingga 1 hari adukan mengering sempurna

  11. Setelah satu hari berikutnya, ambil bata yang telah diberi adukan dan tuangkan kembali adukan (intruksi nomer 2) keatas bata

  12. Diamkan beberapa waktu higga adukan tersebut mengering

  13. Setelah mengering, batu bata siap untuk di uji kuat tekannya

VII. Data Analisis Panjang 1 Panjang 2 Lebar 1 Lebar 2 Rata rata Rata rata Luas Bata Kuat Tekan Bata (mm) (mm) (mm) (mm) Panjang Lebar (mm2) (KN)

  Bata A 112.1 112.8 115.8 117.5 112.45 116.65 13117.293

  74 Bata B 108.3 108.2 117.5 114 108.25 115.75 12529.938

  94 Maka diperoleh : Kuat Tekan Bata A :

  P

  74

  2 = = 56.40 KN/m

  A 1.312 Kuat Tekan Bata B :

  P

  94

  2 = = 75.01 KN/m

  A 1.253

VIII. Dokumentasi

  

Pemilihan batu bata berlubang Pilih batu bata yang baik untuk

  Pemilihan batu bata berlubang Pilih batu bata yang baik untuk

  yang akan diuji kuat tekannya dilakukan uji tekan

  yang akan diuji kuat tekannya dilakukan uji tekan

  Potong batu bata secara Potong batu bata secara

  Timbang batu bata dengan Timbang batu bata dengan vertikal hingga menjadi dua vertikal hingga menjadi dua timbangan digital timbangan digital bagian bagian Letakkan adukan tadi diatas Letakkan adukan tadi diatas

  Siapkan campuran adukan Siapkan campuran adukan alas kaca yang telah di beri alas kaca yang telah di beri yaitu 3 kg semen 2 pasir dan air yaitu 3 kg semen 2 pasir dan air plastik plastik

  Letakkan adukan tadi diatas Letakkan adukan tadi diatas

  Siapkan campuran adukan Siapkan campuran adukan alas kaca yang telah di beri alas kaca yang telah di beri yaitu 3 kg semen 2 pasir dan air yaitu 3 kg semen 2 pasir dan air plastik plastik Letakkan batu bata diatas adukan,

  Letakkan batu bata diatas adukan,

  Rapihkan sisa sisa adukan dengan

  Rapihkan sisa sisa adukan dengan

  dan ratakan permukaan batu bata di

  dan ratakan permukaan batu bata di

  menggunakan spatula

  menggunakan spatula

  bantu dengan waterpass

  bantu dengan waterpass

  Beri adukan kembali untuk Masukkan batu bata ke Beri adukan kembali untuk Masukkan batu bata ke batu bata lapis ke dua dalam mesin uji tekan batu bata lapis ke dua dalam mesin uji tekan Setelah selesai, di lanjut uji Setelah selesai, di lanjut uji

  Hasil uji tekan batu bata Hasil uji tekan batu bata tekan batu bata selanjutnya Setelah selesai, di lanjut uji Setelah selesai, di lanjut uji

  Hasil uji tekan batu bata Hasil uji tekan batu bata tekan batu bata selanjutnya tekan batu bata selanjutnya

IX. Kesimpulan

  2 Dari hasil pengujian dua batu bata, didapatkan kuat tekan bata A sebesar 56.40 KN/m . Dan 2 Bata B sebesar 75.01 KN/m .

  SUBJEK : PENGUJIAN GENTENG TOPIK : UKURAN, BERAT, TAMPAK, PANJANG DAN LEBAR BERGUNA DARI GENTENG KERAMIK

  1. Menerangkan prosedur pemeriksaan tampak luar pada genteng

  V. Dasar Teori

  4. Pita ukur panjang minimum 3 M

  3. Jangka sorong dengan ketelitian 10 mm

  2. Susunan reng dengan jarak 200 mm , 250 mm atau 333 mm sesuai panjang dan lebar berguna

  1. Timbangan dengan kapasitas lebih besar dari 2 kg ketelitian dengan 10 gram

  IV. Peralatan dan Bahan

  2. Melaksanakan praktek pemeriksaan tampak luar genteng dengan cara yang benar

  Setelah akhir pelajaran, mahasiswa diharapkan dapat :

  NO TEST : 4 HAL : 4

  III. Tujuan Khusus

  3. Mahasiswa dapat melakukan pengujian dengan baik dan benar

  2. Mahasiswa dapat menentukan berat genteng permeter persegi atap

  1. Mahasiswa dapat menghitung jumlah genteng dalam 1 meter persegi atap dengan melihat permukaan genteng dan kelengkungannya dapat menentukan genteng yang baik dan tidak

  II. Tujuan Umum

  1. SII. 0022-81

  I. Referensi

  Semua hasil karya manusia memang tidak ada yang sempurna. Termasuk dalam pembuatan genteng ini. Tentunya ada beberapa ketidaksempurnaan dalam setiap buahnya. Baik itu dari segi ukuran, berat, warna, ketajaman, kerataan dan lainnya. Untuk itu pemerintah telah mengatur beberapa persyaratan da kelompok untuk mutu gentang tersebut. Hal tersebut memudahkan kita untuk menghitung, merencanakan, dan memilih mutu genteng yang baik untuk kontruksi yang sedang direncanakan. Menurut SII-0022-81 ada 3 macam jenis genteng, diantaranya :

  1. Ukuran kecil, jumlah genteng 25/m 2 /atap

  2. Ukuran sedang, jumlah genteng 20/m 2 /atap

  3. Ukuran besar, jumlah genteng 15/m 2 /atap Sedangkan untuk genteng yang banyak beredar ialah ukuran yang mendekati ukuran sedang s.d 33 buah/m 2 /atap. Untuk panjang dan lebar berguna SII mensyuaratkan 25 buah untuk panjang dan 20 buah untuk lebar berguna.

VI. Prosedur Pelaksanaan

  A. Penentuan Ukuran Genteng

  1. Siap peralatan dan bahan yang diperlukan. Genteng yang diperlukan paling sedikit 10 buah

  2. Masing masing genteng di ukur panjang dan lebarnya, tebal dan ukuran kaitan pada tempat-tempat yang telah ditentukan

  3. Masing masing ukuran panjang, lebar, tebal, dan ukuran kaitan adalah hasil rata-rata dari paling sedikit 2 tempat pengukuran

  4. Dari hasil pengukuran 10 buah genteng tadi, catat ukuran panjang dan lebar terbesar dan terkecil B. Berat

  1. Siapkan benda uji 10 buah genteng dan peralatan lainya

  2. Masing-masing genteng ditimbang dengan ketelitian sampai 10 gram didalam keadaan kering suhu ruangan uji .

  3. Hitung berat genteng yang dinyatakan kilogram

  C. Pandangan luar Pengujian dilakukan sebagai berikut:

  1. Permukaan genteng Pengujian permukaan genteng dapat dilakukan dengan meraba permukaannya apakah genteng yang diuji memiliki permukaan yang licin, retak-retak, bintik bintik dan lainya.

  2. Kelengkungan

  Uji kelengkungan pada genteng dilakukan dengan menyimpan benda uji diatas permukaan yang rata. Kemudian letakan penggaris tegak lurus dengan permukaan genteng yang terlihat tidak rata, lalu hitung kelengkungannya.

  D. Susunan genteng di atas atap

  1. Susun genteng sebanyak 10 buah diatas permukaan yang rata dengan jarak standar geneteng yang bersangkutan

  2. Susun genteng dengan memanjang

  3. Ukur genteng dari ujung A sampai ke ujung B

  E. Bunyi

  1. Siapkan benda uji sebanyak yang diperlukan

  2. Pegang genteng dengan satu tangan, lalu ketuk-ketuk genteng dengan jari tangan ataupun penggaris

  3. Dengarkan apakah genteng tersebut berbunyi nyaring atau lengking

VII. Data Analisis GENTENG UKURAN KAIT

TAMPAK LUAR

  

BERAT

(kg)

  1 IV 292,4 210.35 14,22 34,6 17,3 9,5 1,720 TERANG TIDAK RETAK NYARING

   Susunan gentang diatas tergolong baik  Panjang berguna untuk 10 genteng = 2.39 m  Lebar berguna untuk 10 buah gentang = 0.2105 m

  Panjang rata-rata = 296,68 mm Lebar rata-rata = 210,56 mm Tinggi rata-rata = 13,874 mm Berat rata-rata = 1,64882 kg

  4 Rata -rata 296,68 210,56 13,874 33,7 16,596 9,648 1,64882

  2 V 296,4 210 13,35 35,9 15,5 9,1 1,776 TERANG RATA AMAN NYARING

  5 III 295,3 209,9 14,8 30,6 16,68 9,2 1,1841 TERANG TIDAK RETAK NYARING

  P (mm) L (mm)

  14 31 16,8 10,94 1,786 TERANG TIDAK AMAN NYARING

  9 II 298,35 210,14

  I 300,95 212,2 13 36,4 16,7 9,5 1,778 TERANG TIDAK AMAN NYARING

  WARNA KERATAAN KERETAKAN SUARA KELENGKUNGAN (mm)

  L (mm) TEBAL (mm)

  TEBAL (mm) P (mm)

PEMERIKSAAN TAMPAK LUAR GENTENG

VIII. Dokumentasi

  Pemilihan genteng yang Pilih genteng yang baik Pemilihan genteng yang Pilih genteng yang baik

akan di gunakan untuk dilakukan pengujian

akan di gunakan untuk dilakukan pengujian

  Pengukuran ketebalan penimbangan genteng Pengukuran ketebalan penimbangan genteng genteng dengan timbangan digital genteng dengan timbangan digital Pemeriksaan Pemeriksaan

  Pemeriksaan bunyi Pemeriksaan bunyi kelengkungan kelengkungan Pemeriksaan Pemeriksaan

  Pemeriksaan bunyi Pemeriksaan bunyi kelengkungan kelengkungan

IX. Kesimpulan

  Hasil pengukuran tampak luar, beban berguna, dan lain lain di dapat bahwa genteng tersebut tergolong genteng baik.

  Genteng sebagai salah satu material penutup atap yang paling banyak digunakan pada masyrakat luas, dikarenakan memiliki keunggulan yang cukup baik dari pada material penutup atap lainnya. Genteng banyak dipilih untuk penutup atap bangunan tinggal yang sederhana. Di Indonesia tentunya,

  IV. Peralatan dan Bahan

  V. Dasar Teori

  d. Air

  c. Genteng

  b. Semen Portland

  a. Pasir

  2. Bahan

  Spatula Ember Water pas Mesin penekan

  

No. Alat Nama Peralatan Keterangan

  1. Peralatan

  2. Melaksanakan praktek pemeriksaan kuat lentur genteng dengan cara yang benar.

  SUBJEK : PENGUJIAN GENTENG TOPIK : PENGUJIAN KUAT LENTUR GENTENG

  1. Menerangkan prosedur pemeriksaan kuat lentur pada genteng

  Setelah akhir pelajaran, mahasiswa diharapkan dapat :

  III. Tujuan Khusus

  2. Dapat menentukan beban lentur maximum suatu genteng

  1. Dapat menentukan cara pemeriksaan kuat lentur genteng

  II. Tujuan Umum

  1. SII.0022-81

  I. Referensi

  NO TEST : 5 HAL : 5

  • ------ Kayu penumpu
persyaratan tentang genteng telah diatur dalam SII 022-81. Berikut pembagian kelas kuat lentur :

  Kelas Beban Lentur Maksimum I 150

  II 120

  III

  80 IV

  50 V

  25 VI. Prosedur Pelaksanaan

  1. Ambil genteng yang telah di uji tampak luarnya

  2. Ambil 3 kg pasir dan 1 kg semen Portland dan air secukupnya untuk dijadikan adukan

  3. Campur semua bahan tadi dan aduk hingga merata

  4. Siapkan kayu penumpu yang terbuat dari kayu, sebagai penopang benda uji ketika uji kuat lentur dilakukan

  5. Setelah itu letakkan kayu penumpu tersebut diatas genteng

  6. Gambar garis membentuk cetakan kayu penumpu dengan menggunakan spidol berwarna terang

  7. Letakkan adukan yang telah di buat kearea genteng yang telah di beri garis tadi kira kira setebal 1 cm

  8. Lalu letakkan kayu penumpu tadi diatas adukan dengan posisi sejajar satu sama lain. Untuk posisi yang sejajar bisa di bantu alat water pas.

  9. Rapihkan adukan yang telah di buat tadi

  10. Simpan genteng yang telah di dan diamkan hingga 1 hari adukan mengering sempurna

  11. Setelah mengering, genteng siap untuk di uji kuat lenturnya.

VII. Data Analisis

  

Genteng P L Uji Lentur

  IV 292,4 210 165 x 2.5876 = 426.954

VIII. Dokumentasi

  Siapkan genteng yang Proses pembersihan kayu Siapkan genteng yang Proses pembersihan kayu telah di uji tampak luarnya untuk pengujian telah di uji tampak luarnya untuk pengujian

  Penandaan genteng dengan kayu Penandaan genteng dengan kayu

  Siapkan adukan untuk bahan pengujian Siapkan adukan untuk bahan pengujian Oleskan adukan ke Oleskan adukan ke

  Tempelkan kayu Tempelkan kayu genteng yang akan genteng yang akan penyeimbang ke adukan penyeimbang ke adukan dipasang kayu dipasang kayu

  

Pasang penyeimbang dudukan Genteng siap untuk diuji

Pasang penyeimbang dudukan Genteng siap untuk diuji

dengan cara ditekan lentur dengan cara ditekan lentur

IX. Kesimpulan

  Dari hasil pengujian, didapat bahwa besarnya kuat lentur gentanng tersebuat 2 sebesar 426.954 satuan kuat lentur/mm .

  SUBJEK : PENGUJIAN GENTENG TOPIK :

  NO TEST : 6 HAL : 6

PENENTUAN KETAHANAN GENTENG TERHADAP REMBESAN AIR

  I. Referensi

  1. SII. 0022-81

  II. Tujuan Umum

  1. Mahasiswa dapat mengetahui / menentukan daya perembesan air pada genteng

  2. Terampil dan memehami proses pengujian

  III. Tujuan Umum

  IV. Peralatan dan Bahan

  A. Peralatan

  1. Alat penggunting seng

  2. Alat- alat tulis

  B. Bahan

  1. Genteng lengkung satu buah

  2. Plat seng 3. majun

  4. Bahan perekat kedap air dari lilin camuran (paraffin dan arfus bening)

  V. Dasar Teori

  Genteng keramik sebagai bahan penutup atap sebenarnya merupakan bahan penutup yang paling baik dan paling murah di negara kita. Dikatakan paling baik karena dengan menggunakan genteng keramik, ketahanan benda ini paling lama (tidak akan busuk atau berkarat), menyekat panas, tahan terhadap api (tidak terbakar).

  Keterbatasan genteng keramik hanya pada kemiringan atap yang harus dibuat. Mengingat ukurannya kecil pada kemiringan atau sebaliknya tidak dibuat lebih rendah dari 35° dan tidak lebih dari 60°. Lebih tegak dari sudut itu genteng harus diberi lubang agar dapat dipaku dengan seng, dan bila sudut atap lebih datar dari 35° akan mudah bocor terlebih lagi apabila tiupan angin cukup kencang.

  VI. Prosedur Pelaksanaan

  1. Siapkan alat dan bahan

  2. Lelehkan lilin (campuran paraffin dan arfus bening)

  3. Letakkan seng yang berbentuk balok di atas genteng

  4. Lilitkan majun pada tepi seng di bagian luar balok seng

  5. Siram lelehan lilin (lilin panas) pada majun yang sudah di lilitkan di luar balok, usahakan agar lelehan paraffin dan arfus bening tidak masuk pada bagian dalam seng. Tunggu hingga kering

  6. Ulangi langkah kerja 5 dan 6 hingga lapisan paraffin dan arfus menebal

  7. Siapkan air, penggaris dan 4 buah batu bata

  8. Susun batu bata sebanyak 2 tumpuk di bagian kanan dan di bagian kiri jarak antara bata kiri dan bata kanan sejauh panjang genteng

  9. Simpan kertas dibawah genteng tepat di antara bata kanan dan bata kiri

  10. Simpan genteng yang sudah di lapisi dengan majun, seng dan lapisan paraffin dan arfus bening.

  11. Masukan air setinggi 5 cm

  12. Dan tunggu hingga 2 jam, Apabila tidak ada tetesan yang terjadi pada dua jam pertama, dapat dinyatakan bahwa mutu gentang tergolong bagus

  VII. Data Analisis

  Setelah di amati selama kurang lebih 2 jam, genteng tidak mengalami rembesan sama sekali.

VIII. Dokumentasi

  Pemilihan genteng yang akan di uji rembes Pemilihan genteng yang akan di uji rembes

  Tempelkan seng di tengah- tengah genteng Tempelkan seng di tengah- tengah genteng Genteng- genteng dianggap rapat air, apabila dalam waktu 2 jam dari bagian bawah genteng tidak ada air yang menetes. Hasil pengujian yang dilakukan, dapat disimpulan bahwa genteng yang diuji termasuk genteng yang bagus untuk di gunakan sebagai penutup atap.

  Pelilitan majur di bagian luar seng Pelilitan majur di bagian luar seng

  Campuran Lilin ( Paraffin dan Arfus) Campuran Lilin ( Paraffin dan Arfus)

  Proses pencairan lilin di atas wajan yang dipanasi oleh api Proses pencairan lilin di atas wajan yang dipanasi oleh api

  Proses penyiraman lilin pada bagian majur Proses penyiraman lilin pada bagian majur

IX. Kesimpulan

  Laporan Praktikum Uji Bahan

  Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahan Bangunan I Dosen pembimbing Nursyafril, Ir, Sp1

  Disusun oleh: Kelompok 3

  1. Satriopuji Suryono ( 131111024 )

  2. Sigit Bronto Larras ( 131111025 )

  3. Supian Munawwar ( 131111026 )

  4. Taufan Hidayat ( 131111027 )

  5. Taufik Aditya Nirwan ( 131111028 )

  6. Tsara F Ismayanti ( 131111029 )

  7. Wiwit Utami ( 131111030 )

  8. Yedie Chahyadie ( 131111031 )

  9. Yoga Try Kandidat ( 131111032 )

  10. Salma ST Zakiah ( 131111065 )

  PROGRAM STUDI DIII KONSTRUKSI GEDUNG - A JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013