Metodologi Rakayasa Perangkat Lunak

  SNTI III-2012 Universitas Trisakti

  ISBN : 978-979-18265-4-9

INTEGRASI SISTEM INFORMASI WAREHOUSE PADA PT XYZ

  

Ratna Mutu Manikam, Erwin Catur Kurniawan

  Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan Kembangan Jakarta Barat 11650

  

E-mail

ABSTRAK

  

PT XYZ merupakan perusahaan bergerak di bidang teknologi komunikasi yang memiliki 4 warehouse

yang berlokasi di Jakarta, Bitung, Medan dan Balikpapan. Pada masing-masing warehouse memiliki

stock material dan transaksi pengiriman yang cukup banyak per hari. Dengan menggunakan aplikasi

manajemen warehouse dapat mengatur segala kegiatan pengolahan data, penerimaan dan mengiriman

material, data stock material dan data material yang masih aktif dan tidak aktif secara terintegrasi.

Manajemen warehouse dapat membantu user dalam mengelola administrasi sehingga user tidak

mengalami kesulitan dalam mendapatkan laporan yang real time dan cepat dalam mengelola aktifitas

sistem.

  Kata kunci : manajemen warehouse, integrasi, efektifitas PENDAHULUAN

  PT XYZ memiliki proses penjualan yang dapat dikerjakan dengan dua macam proses penjualan dalam hal ini project maupun penjualan langsung ke pada customer. Penjualan berdasarkan project disini adalah penjualan yang dilakukan dengan adanya perjanjian kerjasama atau kontrak awal dengan customer sampai project tersebut selesai. Untuk memenuhi kebutuhan

  

customer dalam mendukung project yang sedang berjalan dibutuhkan sistem manajemen

warehouse untuk mengelola data transaksi pemesanan dan penerimaan material dari warehouse

  pusat, data stock barang, data barang yang reject, baik, atau hilang, data permintaan barang oleh customer , pengeluaran barang dari warehouse, dan pengiriman barang ke lokasi.

  Rumusan Masalah

  Masalah yang dihadapi dalam manajemen warehouse pada PT XYZ adalah:

  1. Tidak adanya aplikasi yang digunakan untuk mengelola data transaksi permintaan dan penerimaan barang, stock barang, dan pengiriman barang, sehingga untuk melakukan proses transaksi tersebut diperlukan waktu yang cukup lama dikarenakan proses transaksi tersebut dilakukan secara manual.

  2. Terjadinya kesalahan transaksi yang dilakukan oleh user karena dilakukan dan dikelola secara manual,

  3. Data transaksi yang belum terintegrasi, sehingga user kesulitan dalam memperoleh data yang relevan.

  4. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan laporan yang dibutuhkan oleh manajemen sehingga menghambat dalam pengambilan keputusan.

  Ruang Lingkup

  Ruang lingkup pembahasan dari sistem informasi warehouse yaitu: dimulai dari transaksi permintaan barang ke warehouse pusat, kemudian penerimaan barang, stock barang, kemudian permintaan barang oleh customer, pengeluaran barang dari stock warehouse, pengepakan barang, pembuatan surat jalan, kemudian pengiriman barang. serta pengelolaan data material.

  Tujuan

  Tujuan dibangunnya sistem informasi warehouse adalah :

  1. Mempermudah user dalam pengelolaan data transaksi penerimaan dan pengeluaran material,

  2. Mempermudah user dalam menyajikan report yang dibutuhkan, dan 3. Mempermudah dan mempercepat user dalam memperoleh data yang relevan.

  IF016-1 Adapun manfaat yang diperoleh adalah :

  1. Meminimalisasi human error

  2. Membantu user dalam mengelola administrsi lebih efisien dan efektif 3. Mempercepat manajer dalam mendapatkan laporan yang relevan dan real time.

LANDASAN TEORI

  Metodologi Rakayasa Perangkat Lunak

  1. DAD (Diagram Arus Data)

  yang berlokasi di Jakarta, pada masing-masing warehouse memiliki stock material dan transaksi pengiriman yang cukup banyak per hari.

  

warehouse yang berlokasi di Jakarta, Bitung, Medan, dan Balikpapan. Pada masing – masing

warehouse memiliki sistem yang terintegrasi dengan sistem pada warehouse pusat yaitu warehouse

  PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang teknologi komunikasi yang memiliki

  Analisa Dan Perancangan

  4. STD (Stade Transition Diagram)

  3. DD ( Data Dictionary)

  2. ERD (Entity Relation Diagram)

  Jenis – jenis perangkat permodelan analisis terstruktur adalah :

  Pendekatan model Waterfall berisi rangkaian aktivitas proses yang disajikan dalam proses yang terpisah, seperti spesifikasi kebutuhan, implementasi desain perangkat lunak, uji coba dan sebagainya. Berikut dibawah ini rangkaian aktivitas proses dalam model Waterfall :

  Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi, dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

  Analisis Terstruktur

  5. Operasi dan pemeliharaan Biasanya operasi ini adalah fase putaran pengujian yang cukup lama. Sistem dipasang dan digunakan. Pemeliharaan meliputi pengoreksian kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru ditemukan.

  4. Integrasi dan uji sistem Unit individual program atau program-program yang digabungkan (diintegrasikan) dan pengujian dengan sistem komplit untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah dilakukan, kemudian sistem perangkat lunak dikirim ke pengguna.

  3. Implementasi dan uji coba unit Selama tahap ini desain perangkat lunak disadari sebagai sebuah program lengkap atau unit program. Uji unit termasuk pengujian bahwa setiap unit sesuai spesifikasi.

  2. Sistem dan desain perangkat lunak Proses desain sistem membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi sistem perangkat lunak atau perangkat keras. Proses tersebut menghasilkan sebuah arsitektur sistem keseluruhan. Desain perangkat lunak termasuk menghasilkan fungsi sistem perangkat lunak dalam bentuk yang mungkin ditransformasi ke dalam satu atau lebih program yang dapat dijalankan.

  1. Penentuan dan analisis kebutuhan Dalam pelayanan sistem, pembatasan masalah dan hasil tidak bisa dihindari dari konsultasi dengan pengguna sistem. Mereka mendefinisikan cara apa yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak yaitu pengguna dan staff pengembang untuk menghasilkan perangkat lunak yang diinginkan.

  Analisis terstruktur merupakan aktivitas pembangunan model data (informasi yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi) yang memungkinkan perekayasa dapat menciptakan atau merekayasa perangkat lunak secara sistematis, efektif dan efisien sehingga memudahkan dalam pemeliharaan perangkat lunak.

  Sistem informasi warehouse dibuat untuk membantu pengguna dalam mengelola administrasi yang lebih efisien dan efektif dan mendapatkan laporan yang real dan cepat mengenai data pemesanan, penerimaan dan pengiriman material, data stock material, data material yang masih aktif dan tidak aktif, serta data material yang rusak, baik, dan hilang.

  Pengelolaan stock barang pada sistem informasi warehouse dilakukan berdasarkan yang diberikan oleh customer, sehingga setiap barang pada gudang sudah di

  purchase order

  alokasikan per purchase order, dan untuk barang–barang yang sering diminta oleh customer pihak gudang menyediakan barang–barang tersebut, meskipun purchase order belum diberikan oleh

  customer .

  Untuk proses – proses yang berhubungan dengan stock barang pada sistem informasi

  

warehouse terdapat proses approval dan setiap user yang melakukan proses tersebut sistem

  informasi manajemen warehouse akan memberikan notification berupa email kepada masing- masing user yang berkaitan dengan proses tersebut.

  Diagram Konteks

  Gambar 1. Konteks Diagram Sistem informasi manajemen warehouse Konteks Diagram pada Sistem Informasi Manajemen Warehouse memiliki 3 entity, yaitu :

  1. Entity Customer customer memberikan data purchase order dan material request kepada sistem

  Entity

  informasi manajemen warehouse, yang kemudian akan diproses pengiriman material nya dan sistem informasi manajemen warehouse akan memberikan delivery note kepada entity

  customer .

  2. Entity XYZ Integrated System

  Entity XYZ Integrated System menerima data request material yang diberikan oleh sistem

  informasi manajemen warehouse dan data request material tersebut akan diproses dan entity

  XYZ Integrated System akan memberikan data delivery note kepada sistem informasi manajemen warehouse.

  3. Manager

  Entity manager menerima data report incoming material dan report outgoing material yang

  dihasilkan oleh sistem informasi manajemen warehouse

  DAD Level 1 Sistem informasi warehouse

  Gambar 2. DAD Level 1 Sistem informasi manajemen warehouse

  Diagram Alur Data

  Gambar 3. DAD Level 2 Proses Create Request Proses create request pada level material 1 dapat di breakdown di DAD level 2 menjadi 4 proses utama.

  1. Proses Input Request PO Dalam proses input request PO menerima data purchase order yang diperoleh dari datastore

  purchase order . Data purchase order yang masuk pada proses input request PO kemudian disimpan ke dalam datastore request.

  2. Proses Input Request Buffer Dalam proses input request buffer memperoleh data request dari entity customer. Data request yang masuk pada proses input request buffer kemudian disimpan ke dalam datastore request.

3. Edit Request

  Dalam proses edit request memperoleh data request dari datastore request. Proses ini mengubah data request dan data request yang telah diubah disimpan kembali ke dalam

  datastore request.

  4. Proses Approval Request Dalam proses approval request memperoleh data request dari datastore request, proses ini merubah status request menjadi approve atau reject. Jika request tersebut di approve, request tersebut akan dilanjutkan ke proses receive material, sedangkan request di reject, request tersebut tidak akan diproses.

  DAD Level 2 Create Receive

  Gambar 4. DAD Level 2 Proses Receive Proses create receive pada level material 1 dapat di breakdown di DAD level 2 menjadi 2 proses utama.

  1. Proses input Receive Dalam proses input receive menerima data request yang diperoleh dari datastore request. Data

  request yang masuk pada proses input receive kemudian disimpan ke dalam datastore receive, dan pada proses input receive juga merubah status dan quantity request pada datastore request.

  2. Proses Approval Receive Dalam proses approval receive memperoleh data receive dari datastore receive, proses ini merubah status receive menjadi approve atau reject. Jika receive tersebut di approve maka proses tersebut mengirim data barang ke dalam datastore stock dan mengubah quantity stock, sedangkan jika proses receive di reject, data proses akan merubah status menjadi reject dan proses approval receive tidak mengirim data barang ke dalam datastore stock dan merubah quantity stock nya.

  DAD Level 2 Transfer Material

  Gambar 5. DAD Level 2 Proses Transfer Proses transfer material pada level 1 dapat di breakdown di DAD level 2 menjadi 2 proses utama.

  1. Proses Input Transfer Dalam proses input transfer menerima data transfer yang diperoleh dari permintaan user. Data yang masuk pada proses input transfer kemudian disimpan ke dalam datastore

  transfer transfer .

  2. Proses Approval Transfer Dalam proses approval transfer memperoleh data transfer dari datastore transfer, proses ini merubah status transfer menjadi approve atau reject. Jika transfer tersebut di approve maka proses approval transfer tersebut mengirim data barang ke dalam datastore stock dan mengubah quantity stock, sedangkan jika proses approval transfer di reject, proses approval

  transfer akan merubah status menjadi reject dan proses approval transfer tidak mengirim data barang ke dalam datastore stock dan merubah quantity stock nya.

  DAD Level 2 Return Material

12.1 Create Return

  12.2 Approval return Return Data return Data return Approved_by, approved_date, approve_note, rejected_by, rejected_date, rejected_note Delivery Note Stock Qty_stock Delivery note Status_return Status_return barang barang

  Gambar 6. DAD Level 2 Proses Return Proses return material pada level 1 dapat di breakdown di DAD level 2 menjadi 2 proses utama.

  1. Proses Create Return Dalam proses create return menerima data delivery note yang diperoleh dari datastore delivery

  note . Data delivery note yang masuk pada proses create return kemudian disimpan ke dalam datastore return dan proses tersebut juga mengubah data status return pada datastore delivery note .

  2. Proses Approval Return Dalam proses approval return memperoleh data return dari datastore return, proses ini merubah status return menjadi approve atau reject. Jika return tersebut di approve maka proses

  approval return tersebut mengirim data barang ke dalam datastore stock dan mengubah quantity stock , sedangkan jika proses approval return di reject, proses approval return akan

  merubah status menjadi reject dan proses approval transfer tidak mengirim data barang ke dalam datastore stock dan merubah quantity stock nya.

TESTING IMPLEMENTASI

  2. Semua link dapat terhubung dengan sub – sub form yang telah direncanakan.

  3. Setiap antar muka atau form yang langsung berhubungan dengan database dapat tersimpan dengan baik.

  4. Dibutuhkan koneksi yang cepat dan stabil apabila akan digunakan pada seluruh gudang.

  5. Jika dipakai oleh banyak user maka dibutuhkan spesifikasi server yang sesuai agar sistem berjalan dengan maksimal.

  6. Untuk meminimalisasi kerusakan pada database atau perangkat keras pada server, sebaiknya didukung dengan infrastruktur yang baik, melihat lokasi gudang yang terdapat di daerah yang pasokan listrik kadang mengalami gangguan.

  7. Karena pihak manajemen tidak memberlakukan perubahan data melalui sistem, user diminta untuk lebih teliti dan disiplin dalm menggunakan sistem ini.

  8. Untuk menjaga konsistensi data agar tetap akurat, maka pengguna sebaiknya meminimalisasi perubahan data transaksi pada sistem.

  Setelah dilakukan pengujian secar menyeluruh terhadap sistem informasi warehouse, hasil pengujian yang diperoleh mendapat analisis sebagai berikut :

  1. Seluruh antar muka atau form pada sistem informasi manajemen warehouse tersebut dapat berjalan dengan baik.

  KESIMPULAN

  a) Sistem informasi warehouse dibuat untuk menangani proses permintaan sampai pengiriman barang ke customer.

  b) Dengan sistem ini dapat melakukan permintaan barang, penerimaan barang, pengelolaan barang sampai kepada pengiriman barang.

  c) Dengan sistem ini perusahaan akan mengalami penurunan biaya karena berkurangnya karyawan yang menangani administrasi karena selama ini dilakukan manual, efektifitas waktu karena admin tidak perlu menginput berulang-ulang kali pada setiap proses yang ada, melakukan tracking secara manual dengan mencari dokumen satu persatu.

  d) Dengan adanya sistem informasi warehouse dapat meminimalisasi kesalahan user dalam melakukan transaksi karena selama ini semua transaksi dilakukan secara manual.

  e) Dengan sisitem manajemen warehouse semua data terintegrasi dalam satu database sehingga dapat memudahkan user dalam mendapatkan data yang real time dan relevan dan juga dapat memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan.

  DAFTAR PUSTAKA Bambang hariyanto, Ir., MT.,2004, Sistem Manajemen Basis Data, Informatika.

  Fathansyah , 2007, Buku Teks Komputer Basis data, Informatika Jogiyanto Hartono, MBA,PH.D, 2005, Analisis Dan Disain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis , Andi Yogyakarta Al-maarif.com, June 24, 2009 , Diakses pada tanggal 12 April 2010

  

,

  Edward Yourdon, 2005 Diakses pada tanggal

  14 April 2010 Edward Yourdon, 2005 , Diakses pada tanggal 14 April 2010 Edward Yourdon, 2005 , Diakses pada tanggal 14 April 2010 Nando, January 09, 2009 Diakses pada tanggal 12 April 2010