ANALISIS PERBEDAAN PENGARUH VARIABEL DER, E/P , PBV, TERHADAP R SAHAM DI BEJ ANTARA PERIODE SEBELUM KRISIS DAN SETELAH KRISIS
BEJ ANTARA PERIODE SEBELUM KRISIS DAN SETELAH KRISIS Liestyowati
Akademi Telkom Jakarta ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis ada tidaknya perbedaan pengaruh variabel variabel BETA (Market Risk),
(Market Equity, Size) dan (Price to Book Value) secara individual maupun secara bersama-sama terhadap (Return) saham di BEJ periode sebelum krisis (Januari-Desember 1995-1996) dan setelah krisis ( Januari- Desember 1997-1999). Hasil penelitian Fama & French (1992) menemukan ada perbedaan pengaruh variabel Beta, Size dan Be/Me terhadap return secara individual antara periode 1963- 1976 dan periode 1977-1990 meskipun tanpa ada uji pembedaan. Hasil penelitian yang sama oleh Davis pada periode observasi antara Januari 1941-1962 dan Pebruari-Desember 1940-1962. Sedang penelitian di Indonesia dilakukan Sulastri, 1999 yang menguji perbedaan pengaruh BETA (risiko) terhadap return antara periode sebelum dan setelah krisis, hasilnya adalah ada perbedaan yang signifikan pada pemodal domistik.
(Debt to Equity Ratio),
(Earning to Price),
Berdasarkan studi empiris tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan pengaruh variabel BETA,
, . , terhadap saham di BEJ antara periode sebelum krisis (Januari-Desember 1995- 1996) dan setelah krisis ( Januari- Desember 1997-1999). Metode penelitian ini melalui beberapa tahap, tahap pertama adalah seleksi sampel yaitu saham teraktif dan mempunyai market equity besar selama periode observasi.Tahap kedua merupakan analisis uji perbedaan pengaruh factor BETA,
, . dan terhadap - antara periode sebelum dan setelah krisis. Pada tahap kedua ini juga dilakukan terhadap data observasi sebelum dan setelah dikeluarkan data yang tidak normal (outlier). Pada analisa setelah outlier dikeluarkan juga dilakukan analisa terhadap variabel Leverage dan BE/ME. Uji perbedaan pengaruh sebelum outlier dikeluarkan dengan menggunakan uji perbedaan Model variabel dummy secara individual ditemukan faktor-faktor yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis yaitu
(*). Uji perbedaan pengaruh dengan uji dummy secara berganda ditemukan faktor - faktor yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan setelah krisis yaitu
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan pengaruh variabel BETA, , . , terhadap . antara periode sebelum dan selama krisis. Secara individual ditemukan hanya variabel BETA yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis. Dan secara berganda ketika model regresi dibentuk dengan variabel independen BETA,
, ditemukan semua variabel punya pengaruh yang signifikan berbeda antara periode sebelum dan selama krisis terhadap , keuali PBV. Sedang ketika model regresi dibentuk dengan variabel independen BETA,
, . , LEV dan BE/ME hasilnya adalah hanya variabel
yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan setelah krisis terhadap .
ABSTRACT
This study aims to identify and analyze the existence of differences in the effect of variable variables (Market Risk), DER (Debt to Equity Ratio), E / P (Earning to Price), (Ln.ME) (Market Equity , Size) and PBV (Price to Book Value) individually or jointly against R (Return) of the shares on the JSE before-crisis period (January- December 1995-1996) and after the crisis (January-December 1997 - 1999). Based on research by Fama and French (1992) without any distinction trials found no difference in the influence of Beta, Size and Be / Me against the return on an individual basis between the periods 1963-1976 and 1977-1990 periods, as well as the discovery of Davis observation period between January 1941 to 1962 and January-December 1940-1962. Research in Indonesia do Sulastri, 1999 that examined differences in the influence of beta (risk) of returns between the period before and during the crisis, the result was no significant difference in domistik investors. Based on the empirical study of the hypothesis in this study is that there are differences in the influence of BETA,
, . , to R shares on the BEJ between the period before and after the crisis. Research methods in several stages, the first stage is the selection of the sample that is most active stock market and has a large equity during the period observasi.Tahap second is an analysis of the influence of differences in factor BETA test, DER , E / P, Ln.ME and PBV against R - between the period before and b after the crisis. In the second stage was also conducted on the data before and after observational data that are not normally excluded (outlier). In the analysis after outliers removed also conducted an analysis of the variable Leverage and BE / ME. The conclusion of this study is that there are differences in the effect of variable BETA, DER, E / P , Ln.ME,
PBV to R. Between the period before and during the crisis. Found only individually significant variables BETA has a different effect between the period before and during the crisis. And the multiple regression model formed as independent variables BETA, DER, E / P,Ln.ME, PBV found all the variables have a significant effect differed between the period before and during the crisis of the R , PBV. Being formed when the regression model with the independent variable BETA, (DER) , E / P, Ln.ME , LEV and BE / ME result is the only variable
E / P significant have different effects between the period before and after the crisis on R .
1.PENDAHULUAN
turut 0,15; 0,5; 4,72; 0,5 dan 0,0136 terhadap return.
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Fama & French kemudian membedakan periode penelitian tersebut menjadi dua periode dan pada
Harapan dari kegiatan investasi adalah adanya masing-masing periode tersebut dilakukan regresi tingkat pengembalian (return) yang diterima
secara cross section berganda antara BETA, SIZE dimasa yang akan datang. Menurut Husnan (1994)
dan BE/ME terhadap return. Hasillnya adalah hampir semua kesempatan investasi mengandung
terdapat perbedaan besar pengaruh variable BETA, unsur ketidakpastian atau risiko. Investasi dalam
Ln. ME dan Ln. BE/ME terhadap return pada kedua saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih
periode tersebut, meskipun perbedaan tersebut besar dibandingkan dengan alternatif investasi
belum dibuktikan melalui uji perbedaan. seperti obligasi, deposito dan tabungan. Hal ini
Mamduh dkk. (1995) melakukan penelitian yang disebabkan oleh return yang diharapkan dari
sama dengan Fama & French 1992 terhadap saham investasi pada saham bersifat tidak pasti, dimana
teraktif yang beredar di Bursa Efek Jakarta periode return saham dapat diperoleh dari dividend dan
observasi tahun 1992 sampai 1993. Penelitian capital gain. Kesanggupan suatu perusahan untuk
tersebut menghasilkan koefisien regresi (pengaruh) membayar dividend ditentukan oleh kemampuan
yang berbeda yaitu berturut-turut 0,201; 0,05; 6,38; perusahaan dalam menghasilkan laba, sedangkan
0,00 dan 0,50. Penelitian Fama & French 1992 dan capital gain ditentukan oleh fluktuasi harga saham
Mamduh 1995 ini telah mengidentifikasikan bahwa (yaitu diperoleh dari perbedaan harga beli dan jual
besar pengaruh BETA, Leverage, E/P, ME, dan saham).
BE/ME terhadap return tidak berbeda pada pasar, sampel dan periode berbeda.
Fama& French (1992) melakukan penelitian Penelitian terakkhir tahun 1999 oleh Sulastri dengan periode observasi tahun 1963 sampai 1990,
terhadap perbedaan risiko saham di bursa –bursa hasilnya ditemukan bahwa secara cross sectional,
saham negara Asia antara periode krisis dan SIZE ( kapasitas pasar, ME) dan book equity ratio
sebelumnya yang juga menggunakan standart to market equity ( BE/ME) merupakan kontribusi
CAPM, Hasilnya adalah terdapat variasi perbedaan variabel - variabel yang dapat menjelaskan average
risiko saham pada beberapa bursa tersebut. return (
) saham di NYSE. Tetapi hubungan Kususnya di negara Indonesia diambil dari saham antara risiko pasar dengan return sangat lemah
yang terdaftar pada Jakarta Stock Exchange . Hasil (flat). Dalam penelitian tersebut juga dilakukan
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan regresi cross section tunggal antara variable BETA,
risiko yang signifikan bagi pemodal asing antara Leverage, E/P, ME, dan PBV terhadap return dan
periode krisis dan seebelumnya. Sedang bagi dihasilkan koefisien (pengaruh) regresi berturut –
pemodal domistik ada perbedaan risiko tapi tidak pemodal domistik ada perbedaan risiko tapi tidak
2.LANDASAN TEORI
saham pada masa krisis adalah lebih besar. Berdasarkan kenyataan tersebut penulis terdorong
2.1. TINGKAT PENGEMBALIAN (RETURN)
melakukan penelitian untuk menguji ada tidaknya
DARI SUATU INVESTASI
perbedaan pengaruh variable BETA dan variabel Secara rasional tujuan melakukan investasi adalah lainnya terhadap return saham di BEJ pada
pengembalian (return). periode sebelum dan setelah krisis , sehingga judul
memperoleh
tingkat
Demikian pula dengan investasi dalam saham, yang diambil dalam penelitian ini adalah
investor tentu ingin mendapatkan return yang ANALISIS
maksimal dari investasi yang ditanamkan. Dalam VARIABEL
PERBEDAAN
PENGARUH
teori keuangan apabila investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi
TERHADAP SAHAM DI BEJ ANTARA maka ia harus bersedia menanggung risiko yang PERIODE SEBELUM KRISIS DAN SETELAH
tinggi pula. (Husnan, 1994) KRISIS.
Return dari invesatasi pada saham terdiri
1.2. PERUMUSAN MASALAH
dari dua komponen yaitu dividend dan capital gain (loss) . Dividend merupakan pendapatan yang
Apakah ada perbedaan pengaruh yang signifikan diperoleh secara periodik dari investasi yang variabel independen [ (Market Risk) ,
ditanamkan. Besar devidend sangat dipengaruhi to Equity Ratio ),
(Debt
(Earning to Price), oleh kinerja /prospek perusahaan yaitu bisa lebih (Market Equity, Size) dan
(Price to Book
besar atau sama dengan nol. Sedang capital gain (loss) adalah diperoleh dari perbedaan harga jual
dan harga beli suatu saham. Apabila harga jual saham di BEJ antara periode sebelum krisis
Value )] terhadap variabel dependen [
(Return)]
saham lebih besar dari harga beli disebut capital (Januari - Desember 1995-1996) dan setelah krisis
loss. Komponen kedua ini lebih sering digunakan (Januari- Desember 1997-1999).
dalam menghitung return saham dan sangat penting terutama untuk saham biasa (common stocts).
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui dan menganalisis ada tidaknya
2.2. MODEL KESEIMBANGAN ANTARA
perbedaan pengaruh
BETA,
RETURN DAN RISIKO (CAPM)
dan terhadap ( ) saham di BEJ Lintner (1963) dan Miller & schools ( 1972) telah antara periode sebelum kritis dan setelah krisis.
menemukan keseimbangan antara return dengan BETA (risiko) dengan menggunakan model CAPM
1.4. MANFAAT PENELITIAN
( Capita Asset Pricing Model). Model ini mendasarkan diri pada kondisi ekuilibrium. Dalam
1. Dengan mengetahui rata rata return dari keaadaan ekuilibrium tingkat pengembalian yang saham
diharapkan oleh investror dari suatu saham akan mempengaruhinya, penelitian ini diharapkan
serta factor
factor
yang
dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Disini dapat digunakan untuk membantu memilih
risiko diukur dengan BETA ( β ) yang merupakan berbagai kesempatan investasi yang optimal
koefisien risiko suatu saham terhadap pasar. BETA pada saham saham yang terdaftar di BEJ
mempunyai hubungan positif dan linier dengan periode sebelum krisis, setelah krisis.
tingkat keuntungan . Adapun formula untuk
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberiikan menaksir beta sering seperti yang digunakan dalam informasi
penelitian Lintner dan Miller & Scholes ( 1968 & perbedaan pengaruh variabel BETA,
1972) adalah sebagai berikut:
saham di BEJ antara periode sebelum kritis R t = return saham I pada periode t dan selama krisis.
α t = intercept
= koefisien regresi ( taksiran beta) saham
1.5. HIPOTESIS PENELITIAN
m t = return pasar saham I pada periode t R Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis yang
menguji ada tidaknya perbedaan pengaruh variable
2.3. BUKTI BUKTI EMPIRIS PADA CAPM
variabel BETA, ,
dan
ANOMALI PADA CAPM
terhadap Average Return ( ) saham di BEJ Meskipun Linier (1986) dan Miller & Scholes antara periode sebelum krisis (Januari 1995 s/d
(1972) telah menemukan model keseimbangan Desember 1996) dan selama krisis ( Januari 1997
antara return dan resiko yang dikenal dengan model s/d Desember 1999)
CAPM dan beta merupakan satu-satunya variabel yang dapat menjelaskan tingkat pengembalian
(return) saham, tetapi kenyataan masih banyak (return) saham, tetapi kenyataan masih banyak
krisis dan sebelum krisis pada beberapa bursa Asia ternyata ditemukan variabel vatriabel lain selain
antara lain di Negara Malaysia (KLSE), Thailand BETA
(SET), Phillippness (PSE), Korea (KSE) dan pengembalian (return) saham, variabel variabel
yang dapat
menjelaskan
tingkat
Indonesia (JSX) baik untuk pemodal domistik tersebut antara lain DER,E/P,ME dan PBV.
maupun pemodal asing. Untuk mengetahui risiko Fama dan French (1992) melakukan regresi cross
investasi diukur dengan nilai beta ( β ) seperti pada section tunggal variable Beta, Laverage, E/P, ME
model CAPM yang digunakan oleh Husnan (1998). dan BE/ME terhadap average return dari data
Sedang untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan observasi tahun 1963 sampai dengan 1990.
risiko investasi pada kedua periode tersebut Selanjutnya dalam penelitian tersebut dilakukan
dilakukan pengujian dengan menggunakan metode regrasi secara cross section antara BETA, ME dan
Chow dan metode Dummy. Hasilnya adalah BE/ME terhadap return dengan memecah dengan
terdapat variasi perbedaan risiko investasi pada menjadi dua periode observasi yaitu periode I
kedua periode tersebut baik ditinjau dari pemodal antara tahun 1963 sampai 1977 dan tahun 1977
asing maupun pemodal domistik. Untuk hasil sampai 1990 (periode II). Hasilnya adalah terdapat
pengujian pada bursa di Negara Indonesia (Jakarta perbedaan pengaruh variable BETA, Ln. ME dan
Stock Exchange) sendiri terlihat bahwa pada Ln BE/ME terhadap return pada kedua periode
pemodal domistik terjadi peningkatan risiko tersebut yaitu pada periode I berturut-turut 0.10, -
investasi tetapi tidak cukup signifikan sehingga
0.15 dan 0.34 dan pada periode II berturut-turut – dapat dikatakan tidak ada perbedaan risiko pada O.44, -0.099 dan 3.1 meskipun perbedaan tersebut
kedua periode tersebut untuk pemodal domistik dan belum dibuktikan melalui uji perbeedaan.
pada pemodal asing menunnjukkan adanya Penelitian lain dilakukan Davis (1994) yang juga
peningkatan risiko investasi pada masa krisis. menguji konsistesi pengaruh variable BETA, log. (BV/ME), CF/P , E/P dan Growth terhadap return
3.METODOLOGI PENELITIAN
pada dua periode observasi yang berbeda yaitu pada
3.1. KONSEP DAN MODEL PENELITIAN
periode I : tiap Januari (Tahun 1940-1962) dan Dalam proses pemilihan investasi pada periode II : Februari-Desember (1940-1962) setelah
financial asset diperlukan dua langkah penting dilakukan regresi cross sectional tunggal dihasilkan
sebelum pilihan dijatuhkan pertama melakukan pengaruh variabel BETA, Log. BV/ME, CF/P+,
analisis atas sekuritas (saham) dan pasar, kedua CF/P-, E/P+, E/P-, Growth terhadap return saham
menentukan asset dalam portfolio yang optimal. berturut-turut pada periode I : 0.20, 1.95, 15.83,
Dengan demikian perlu untuk mengetahui variabel
3.77, 25.54, 4.73, dan – 4.59 , sedang periode II : – variabel apa saja yang dapat mempengaruhi
0.15, 0.11, 0.35, -0.02, 2.42, 0.14 dan -0,08. return suatu saham. Dengan mengetahui variasi Beberapa Penelitian di Indonesia
dari return suatu saham tersebut maka portfolio Tahun 1995 penelitian di Indonesia dilakukan oleh
yang optimal dapat dibentuk. Disamping itu sangat Mamduh MH. Dkk. . Mereka meneliti di Vasidilitas
penting bagi investor untuk mengetahui apakah ada CAPM, dimana nilai BETA diperoleh dengan
perbedaan pengaruh variabel variabel tersebut menggunakan
terhadap return pada periode yang berbeda. digunakan Litnier. Miller dan Scholes (1972)
Agar tercapai tujuan penelitian yang diatas. Kemudian dilakukan pengujian pengaruh
diharapkan, model penelitian ini dilakukan melalui variabel-variabel anomali (size earning/price,
beberapa tahap. Tahap pertama adalah menaksir laverage dan price to book value) terhadap return.
BETA masing-masing saham yang diobservasi. Pengujian dilakukan terhadap saham taraktif di
Pada tahap ini dilakukan uji signifikansi koefisien Bursa Efek Jakarta secara cross section dengan
BETA dengan uji t pada periode sebelum krisis dan sampai dua puluh delapan saham dari data
setelah krisis sehingga akan ditemukan saham- mingguan selama ttahun 1992-1993. Setelah
saham yang mempunyai BETA signifikan pada dua dilakukan regresi tunggal atas variabel BETA dan
periode tersebut. Tahap kedua adalah metode variabel anomali ditemukan pengaruh variabel
pelaksanaan regresi berganda secara cross section BETA terhadap return sebesar 0.201, pengaruh
pada saham-saham yang mempunyai BETA variabel Leverage (Debt/Equity) terhadap return
ebagai variable dependen sebesar 0.05, pengaruh variabel E/P terhadap return
signifikan, dimana
. dan sebesar 6.68, pengaruh variabel ME terhadap return
sedang BETA,
independen, sehingga sebesar 0.50. Perbedaan ini menunjukkan bahwa
merupakan
variable
dihasilkan persamaan regresi cross section pada tanpa menggunakan uji beda dengan sampel , pasar
periode sebelum krisis, setelah krisis. Tahap ketiga dan periode yang berbeda akan dihasilan besar
diuji ada tidaknya perbedaan struktur regresi dan pengaruh yang berbeda.
koefisien
regresi variabel variabel yang mempengaruhi return pada periode sebelum dan
Penelitian selanjutnya adalah dilakukan
selama krisis .
oleh Sulastri (1999). Penelitiannya menguji apakah
terdapat perbedaan risiko investasi dan kinerja
saham selama periode krisis dan sebelum krisis
3.1.1. Tahap Pertama : Model penaksiran BETA
i = α + β. Beta……………………...………… 3.2
masing-masing saham
i =α + β. ……………………………… 3.3 Dalam tahap ini perhitungan BETA pada tiga
i =α + β. …………………….………… 3.4 R it = α i +β i .R m ……………………………… 3.1
periode ditaksir dengan dengan formula berikut
i =α + β. ………………………… 3.5 Parameter α i
i =α + β. …………………………… 3.6 keuntungan saham i yang tidak terpengaruh oleh
merupakan bagian dari
perubahan indeks pasar. BETA (β
Formula regresi cross section berganda; pada regresi yang merupakan taksiran atas BETA yang
i ) adalah koefisien
masing-masing periode:
sebenarnya (true beta) untuk saham i. Metode
perhitungan variable R it (return saham individual) adalah harga saham bulan ini dikurangi harga
i = β 0 + β 1 . BETA + β 2 +β 3 +β 4 . saham bulan lalu dibagi saham dibagi harga saham
… ….………………..…… 3.7 bulan lalu.
Adapun formulanya seperti berikut:
dimana :
R it = (P it -P i(t-1) )/P i(t-1) . = average return saham; R mit (return pasar saham i bulan t)diperoleh dari
BETA = risiko saham; IHSG (Indeks Harga Saham gabungan), dimana
= average earning / price; Rmit sama dengan IHSG bulan ini dikurangi IHSG
bulan lalu IHSG bulan lalu, seperti formula berikut: = average debt/equity saham; R mit = (IHSG j –IHSG j-1 ) IHSG j-1 .
= average market equity; Uji t pada koefisien pengaruh BETA terhadap
= average price to book value. masing-masing saham dari hipotesis sebagai
berikut:
β 0 = intersep ;
Ho : Koefisien regresi tidak signifikan, faktor β 1 = koefisien pengaruh BETA terhadap , BETA tidak berpengaruh signifikan terhadap
β 2 = koefisien pengaruh terhadap Ha : Koefisien regresi signifikan, faktor BETA
β 3 = koefisien pengaruh terhadap berpengaruh signifikan terhadap ,
β 4 = koefisien pengaruh terhadap maka dalam uji t adalah :
- jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak β 5. = koefisien pengaruh terhadap
atau Ha diterima
Untuk melihat pengaruh variable independen -
jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima terhadap variable dependen pada regresi cross dan Ha ditolak
section tunggal digunakan uji t, sedang pada regresi cross section berganda digunakan uji F
dan uji R Dengan menggunakan persamaan 3.1 dan uji t di 2 . atas akan diperoleh saham-saham yang mempunyai
BETA signifikan pada tiga periode ( sebelum krisis,
3.1.3. Tahap ketiga : Menguji ada tidaknya
selama krisis pada periode gabungan ).
perbedaan struktur regresi dan koefisien regresi antara periode sebelum krisis dan
3.1.2. Tahap kedua : Melakukan regresi tunggal
selama krisis
dan berganda secara cross section pada saham-
saham yang mempunya BETA signifkan
Untuk menguji ada tidaknya perbedaan model Dari uji t yang dilakuakan pada tahap pertama
struktur regresi sebelum krisis dan selama krisis ditemukan saham-saham yang mempunyai BETA
digunakan Model Tes Chow. Sedang untuk menguji signifikan. Saham dipilih terutama yang signifikan
perbedaan pengaruh variabel pada periode selama krisis. Saham-saham terpilih
ada tidaknya
independen terhadap return rata-rata digunakan kemudian dilakukan regresi tunggal dan berganda
Variable Dummy.
secara cross sectional pada periode tiga periode, Ada empat kemungkinan perbedaan dari dimana
sebagai variable dependen dan BETA, dua struktur regresi yang masing-masing punya satu variable independen. Tetapi apabila variabel
independennya lebih banyak seperti dalam independen. Pada tahap kedua ini dapat dijelaskan
, . dan
sebagai variable
penelitian ini ada lima variabel independen maka dengan menggunakan model penelitian regresi
kemungkinan perbedaan dua regresi tersebut akan cross-section tunggal dan berganda pada ketiga
lebih banyak lagi (2 6 ). Berikut ini adalah contoh periode tersebut, masing-masing mengacu pada
empat perbedaan apabida dua regresi masing- eksperimen Fama & French (1992) dengan formula
masing hanya punya satu variabel independen: sebagai berikut:
Struktur Regresi Sebelum Krisis:
i = α 0 +α 1 . BETA , dimana i = 1,2….n…(3.8) Formula regresi cross section tungga; pada masing-
masing periode:
Struktur Regresi Selama Krisis: karena α atau β . Model dengan variabel dummy
i = β 0 +β 1 . BETA dimana i = 1,2….n… (3.9) punya kelebihan dibanding model tes Chow karena untuk menguji perbedaan persamaan regresi cukup
Maka empat kemungkinan perbedaan yang terjadi dilakukan satu kali regresi tetapu dapat diuji dengan adalah:
beberapa hipotesis. Apabila penelitian digunakan
1. α 0 =β 0 dan α 1 =β 1 , bahwa kedua regresi tersebut untuk menguji perbedaan pengaruh satu variabel identik sama
independen terhadap variabel dependen maka
2. α 0 ≠β 0 dan α 1 =β 1 , bahwa kedua regresi berbeda digunakan model regresi cross section tunggal. intercept (parallel regression)
Adapun prosedur penggunaan model variabel
3. α 0 =β 0 dan α 1 ≠β 1 , bahwa kedua regresi berbeda dummy uuntuk regresi cross section tunggal adalah slope (concrurrent regression)
seperti yang digunakan Sulastri (1999) adalah
4. α 0 ≠β 0 dan α 1 ≠β 1 , bahwa kedua regresi
sebagai berikut.
berbeda keseluruhan (dissimilar regression) Awalnya seluruh data cross section untuk kedua periode (sebelum dan selama krisis) dikelompokkan
(pooed) dengan menambahkan variabel dummy Dari uji Chow hanya akan diperoleh kesimpulan
3.1.3.1 Model Tes Chow
dimana D i =0 (untuk periode sebelum krisis) dan ada tidaknya perbedaan struktur regresi pada dua
D i =1 (untuk periode selama krisis). Maka rumus periode. Belakangan dilakukan oleh Sulastri (1999)
struktur regresi dengan ditambahkan variabel untuk menguji ada tidaknya perbedaan risiko
dummy menjadi seperti berikut: sebelum dan pada masa krisis pada beberapa bursa
Y i = α 1 +α 2 .D i +β 1. X 1 +β 2 (D i .X 1 )u i ……. (3.10) di Asia (Korea, Thailand, Filipina, Malaysia dan
Indonesia) ditinjau dari pemodal asing dan Dengan asumsi e(u)=0, maka dapat ditemukan domestic.
persamaan untuk periode sebelum krisis dan Untuk mengetahui apakah ada perbedaan secara
periode selama krisis sebagai berikut: keseluruhan pada kedua struktur regresi tersebut
metode ini membandingkan antara struktur regresi Persamaan regresi sebelum krisis dari periode pooled dengan struktur regresi periode
E (Y i .D i =0, X i )= Y i = α 1 +β 1. X i ……………. (3.11) sebelum krisis dan selama krisis yang dipisahkan,
dan kemudian uji F. Adapun prosedur penggunaan Persamaan regresi selama krisis model tes Chow adalah sebagai berikut:
E(Y i .Di=0, X i )= (α 1 +α 2 ) + (β 1. +β 2 ). X i ….(3.12)
Dengan persamaan 3.10, α 2 adalah diferensial nilai residual sum of squared (RSS) yang
1. Pertama regresikan dari kombinasi seluruh
observasi (n 1 & n 2 ) sehingga ditemukan
intercept β 2 adalah differential slope coefficient
yang mengidentifikasikan berapa besar koefisien dimana k adalah jumlah variabel dalam
diberi notasi S1 dengan df= (n 1 +n 2 -k),
slope berbeda pada fungsi regresi persamaan persamaan regresi.
sebelum krisis dan selama krisis.
2. Kedua adalah melakukan estimasi secara
individual terhadap observasi secara
apakah terdapat perbedaan individual terhadap observasi secara
Untuk menguji
pengaruh variabel independen terhadap variabel
individual n 1 & n 2 sehingga ditemukan
dependen pada periode sebelum dan selama krisis
RSS (S2) dengan df = (n 1 -k) dari n 1 , dan
adalah dengan melihat nilai-nilai signifikansi pada
koefisien α 2 dan differensial intercept β . Jika 2 selanjutnya dilakukan penjumlahan RSS
koefisien α 2 secara statistik tidak signifikan maka kedua
RSS (S3) dengan df =(n 2 -k) dari n 2 ,
kita dapat menerima H o bahwa kedua regresi df=n 1 +n 2 -2k.
regresi
(S2+S3=S4)
dengan
tersebut mempunyai intercept yang sama, dan
3. Ketiga adalah menentukan niulai S5=S1- kedua regresi tersebut berbentuk concirerrent. Jika S4.
differential, slope coefficient β 2 secara statistik
4. Keempat adalah menentukan nilai F tidak signifikan tetapi α 2 signifikan, maka tolak H o
sebagai nilai krtiis dari uji signifikansi yang menyatakan bahwa kedua regresi tersebut perbedaan struktur regresi dengan formula
punya slopeyang sama atau berbentuk paralel.
F = (S5/k)/(S4/n 1 +n 2 -2k).
Dalam penelitian ini pengujian ada tidaknya
5. Kelima adalah mengestimasikan hasil uji perbedaan koefisien pengaruh antara periode yaitu bila F hitung <F tabel berarti bahwa tidak
krisis dan setelah krisis dengan ada perbedaan dari kedua persamaan
sebelum
menggunakan variabel dummy adalah digunakan regresi.
model regresi cross section berganda dimana ada lebih dari satu variabel independen yang
mempengaruhi variabel dependen. Pengujian model Model ini digunakan untuk mengetahui ada
3.1.3.2. Model Variable Dummy
multi regeression akan digunakan uji signifikansi F tidaknya perbedaan koefisien regresi (pengaruh)
. Sedang prosedur pengujiannya adalah pertama variabel independen terhadap variabel dependen
dilakukan regresi berganda terhadap semua variabel antara
yang mempengaruhi (semua variabel independen mengidentifikasikan apakah perbedaan tersebut
dua periode.
dimasukkan), seperti pada persamaan berikut: dimasukkan), seperti pada persamaan berikut:
= α 0 + α 1 .D + β 1 (BETA)+ β 2 . (D.BETA) + β 3 .(
dilakukan pengujian apakah ada perbedaan struktur
regresi antara periode sebelum dan selama krisis )+
dengan menggunakan model Chow, serta menguji β 7. ( )+ β 8. (D.
)+ β 10 apa ada perbedaan pengaruh variabel BETA, , .(D.
terhadap , pada periode sebelum krisis, setelah krisis dengan Persamaan Regresi Sebelum krisis:
) +u it …………………………… 3.13
dan
metode variabel dummy.
a. Hasil langkah pertama ditemukan data observasi + β 7 .(
50 saham teraktif dan kapitalisasi pasar terbesar di BEJ
Persamaan Regresi Selama krisis: MEDCO, TINS, SMCB, INTP, SMGR, BNBR,
R i =( α 0 + α 1 )+ (β 1 + β 2 ).BETA + (β 3 + β 4 ).
POLY, BRPT, INKP, INRU, TKIM, ASII, GJTL, TEXM, INDF, MYOR, GGRM, HMSP,
+ (β 9 DVLA, KLBF, UNVR, CTRA, DART, DILD, + β 10 ).
……………………………………. 3.15 DUTI, JIHD, KBLM, MLND, PTRA, SMDM, CMNP, ISAT, TKIM, BLTA, SAFE, BDMN, Selanjutnya dilakukan uji F dan R 2 serta uji Adj. R 2 BNII, BNLI, LPBN, BFCC, OMCM, SMMT,
terhadap struktur regresi cross section berganda LPST, GRIV, HERO, MPPM, BMTR, CITU. tersebut. Struktur regresi dengan nilai F >3, dan
b. Hasil langkah kedua ditemukan 28 saham
dengan BETA positif dan signifikan pada dua rergresi diterima untuk digunakan melakukan uji
nilai R 2 serta uji Adj. R 2 terbesar maka struktur
periode.
pembedaan dengan variabel dummy. Beta ditaksir dengan menggunakan Simple Market Model yaitu Ri = αi + βi.Rm +ei,
3.2. POPULASI, SAMPEL DAN
metode pemilihan melalui tiga tahap yaitu
PENGUMPULAN DATA
menghitung BETA pada tiga periode. Setelah Populasi adalah saham-saham dari perusahaan yang
dilakukan perhitungan dengan metode time go public di Bursa Efek Jakarta. Periode observasi
series , hasilnya terdapat 28 saham dengan dumulai dari Januari 1995 sampai Juli 1999. Dari
BETA positif dan signifikan mempengaruhi periode ini dibedakan menjadi tiga periode yaitu
return sebagai berikut:
periode sebelum krisis (Januari 1995 s/d Desember
19 MPPM 25 PTRA
1996), periode selama krisis (Juli 1997 s/d Juli 1999)dan periode keduanya . Sampel dipilih
20 BMTR 26 TLKM
sebesar lima puluh saham dengan kapitalisasi pasar
21 BNBR 27 BLTA
besar dan teraktif (artinya tersedia) selama periode
22 TKIM 28 LPPS
observasi. Data yang diambil dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal),
Laporan Bursa Efek Jakarta dan Monthly Report
Jakarta Stock Exchange (laporan bulanan JSX) dari
4.2. STATISTIK DESKRIPTIF
tahu 1995 s/d tahun 1999. Untuk mempermudah dalam melakukan analisis selanjutnya, maka terlebih dahulu dibuat staistik
deskriptif variabel dependen dan independen pada Hasil penelitian akan disajikan analisis terhadap
4. HASIL PENELITIAN
2 periode:
hasil pengujian hipotesis ada tidaknya perbedaan
saham yang pengaruh variabel variabel BETA,
Hasilnya menunjukkan bahwa
diharapkan pada periode sebelum krisis 0.050 dan dan
setelah krisis 0.019 berbeda. Variabel sebelum krisis dan setelah krisis.
terhadap
, pada periode
BETA,
dan mengalami sedikit kenaikan dari periode setelah
krisis ke periode sebelumnya. Hanya variabel pada periode selama krisis sedikit menurun
DATA DESKRIPTIF
dari periode sebelum krisis.
Dalam penelitian ,pengolahan dan analisan data Pada dua periode tersebut faktor punya dipilih saham yang memiliki kapilasasi pasar besar
standar deviasi terbesar, bahkan di periode selama dan selalu aktif (tersedia) selama periode observasi
krisis. Ini menunjuukan bahwa perbedaan variabel yaitu Januari 1995 s/d Juli 1999. Data ini dibedakan
menjadi dua periode sebelum krisis ( 20 bulan),
D . antar perusahaan sangat besar, karena setelah krisis ( 23 bulan). Langkah pengolahan data
standar deviasi yang besar menunjukkan data pertama diambil 50 data saham sesuai criteria
tersebut semakin heterogin.
diatas, kedua dari 50 saham terpilih, pilih yang
mepunyai beta positif dan signifkan, ketiga data
4.3. ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR
pengaruh berbeda terhadap Average
REGRESI DAN KOEFISIEN REGRESI
Return antara periode sebelum dan setelah
PERIODE SEBELUM DAN SETELAH
krisis, karena F hitung (7.685) > F table (4.23).
Sedangkan pengaruh masing masing Langkah ketiga merupakan pengujian terhadap
KRISIS.
variabel independen terhadap Average hipotesis untuk menguji apakah ada perbedaan
Return secara individual antara periode struktur regresi dan besar pengaruh variabel
sebelum dan setelah krisis tidak ada yang independen terhadap variabel dependen pada
berbeda, karena masing masing variabel periode sebelum dan setelah krisis. Dalam
nila F hitung <F tabel . pengujian ini digunakan dua metode yaitu pertama dengan model tes Chow dan kedua dengan metode
4.3.1.2. Hasil pengolahan dan analisis data
variabel Dummy.
dengan model tes Chow pada struktur regresi Cross Section berganda dengan
4.3.1. Pengujian pada model tes Chow
seluruh
variabel independen
Pengujian dengan Model Tes Chow pertama
dimasukkan
dilakukan pada struktur cross section tunggal, Bentuk Struktur regresi berganda pada sebelum kedua terhadap struktur regresi berganda dengan
krisis adalah sbb:
= 0.0239 + 0.018.BETA + 0.003. + ketiga dilakukan terhadap struktur regresi berganda
memasukkan seluruh variabel independen dan
+ 0.031. dengan memasukkan variabel variabel independen
yang terbaik. Bentuk Struktur regresi berganda pada selama Prosedur pengguanaan model tes chow adalah
krisis adalah sbb:
= 0.11 + 0.068.BETA - 0.000. - seluruh observasi ( n1&n2) sehingga
1. Pertama meregresikan dari kombinasi
+ 0.006. + 0.031. ditemukan nilai residual sum of squared
Dengan bantuan Prorgam SPSS diperoleh hasil (RSS) yang diberi notasi S1, dengan df =
perhitungan sbb.:
(n1+n2-k), dimana k adalah jumlah
= (S5/k) / (S4/n1 +n3 -2k) variabel dalam persamaan regresi.
F hitung
2. Kedua adalah melakukan estimasi secara = 0.0166 /0.0011 = 1.509 individual terhadap observasi secara individual n1 & n2 sehingga ditemukan
F tabel = dengan tk keyakinan 95% RSS (S2) dengan df = (n1-k) dari n1, dan
= F(5,22) = 2.66
RSS (S3) dengan df = (n2-k) dari n2, selanjutnya dilakukan penjumlahan RSS kedua regresi (S2 + S3 = S4) dengan df=
Sehingga F hitung (1.509) < F tabel (2.66) artinya n1+n2-2k.
terima H o dan tolak H 1 , yang menunjukkan bahwa
3. Ketiga adalah menentukan nilai S5=S1-S4. kedua persamaan regresi tersebut adalah sama
4. Keempat adalah menentukan nilai F (tidak ada perbedaan persamaan antara periode sebagai nilai kritis dari uji signifikansi
sebelum dan setelah krisis). perbedaan struktur regresi dengan formula,
F = (S5/k) / (S4/(n1+n2-2k).
4.4.1.3. Hasil Pengolahan dan analisa data
5. Kelima adalah mengestimasikan hasil uji
dengan model tes Chow pada struktur
yaitu bila Fhitung > F table dengan tingkat
regresi Cross Section Berganda dengan
signifikan 5% ( tingkat keyakinan 95%)
variabel variabel independen terbaik
atau sesuai dengan pilihan tingkat
dimasukkan
kepercayaan maka tolak Ho atau terima Bentuk struktur regresi berganda periode sebelum H1 yang menyatakan bahwa kedua
krisis:
persamaan regresi adalah tidak sama. = 0.028 + 0.009.BETA + 0.008. – Sebaiknya bila Fhitung < Ftabel berarti
bahwa tidak ada perbedaan dari kedua
persamaan regresi. Bentuk struktur regresi berganda pada periode selama krisis:
4.3.1.1. Hasil pengolahan data dengan model Uji
= 0.006 + 0.052.BETA + 0.020. –
Chow pada struktur regresi Cross section
Tunggal
Dengan bantuan Prorgam SPSS diperoleh hasil Dengan
menggunakan
prosedur
perhiitungan sbb.:
perhitungan model tes Chow dan bantuan
= (S5/k) / (S4/n1 +n3 -2k) nilai F masing – masing variabel
program SPSS diperoleh hasil perhitungan
F hitung
= (0.072/3) / 0.0106 independen pada regresi Cross Sectional
tunggal. Hasilnya ditemukan bahwa hanya
variabel
yang mempunyai
F tabel
= dengan tk keyakinan 95%
= F(5,22) = 3.01
i = (α1 + α2). + (β1 + β2). BETA + ( β3 + β4)
Sehingga F hitung (2.264) < F tabel (3.01) artinya
) it
terima Ho dan tolak H 1 , yang menunjukkan bahwa
kedua persamaan regresi tersebut adalah sama Bentuk struktur regresi Cross section berganda (tidak ada perbedaan persamaan antara periode
dengan tiga variabel independen terbaik sebelum dan setelah krisis).
dimasukkan, pada metode variabel dummy dirumuskan sbb:
4.3.2. Pengujian Dengan Menggunakan Metode
Variabel Dummy
i = (α1 + α2.) + β1.(BETA) + β2.(D. BETA) + Model pengolahan data untuk menguji ada tidaknya
) + β5.( ) +β6. perbedaan variabel independen terhadap variabel
dependen antara periode sabelum dan setelah krisis
it
adalah melalui tiga tahap. Tahap pertama pada
regresi Cross section tunggal, kedua pada regresi Apabila asumsi e (u) = 0, maka dapat ditemukan Cross Section berganda dengan seluruh variabel
persamaan untuk periode sebelum dan selama krisis independen dimasukkan dan ketiga pada regresi
sbb:
Cross section berganda dengan tiga variabel terbaik
dimasukkan. Persamaan regresi sebelum krisis : Prosedur pengujian menggunakan metode variabel
i = α1 + β1. ( BETA) + β3. . + β5. dummy:
) it
Dilakukan dengan mengelompokkan (pooled) seluruh data Cross Section untuk kedua periode (
Persamaam regresi selama krisis : sebelum dan setelah krisis) dengan menambahkan
i = (α1 + α2). + (β1 + β2). BETA + ( β3 + β4) . variabel dummy , dimana Di =0 (untuk periode
+ ( β5 + β6) . ( ) it krisis).
sebelum krisis) dan Di =1 (untuk periode selama
Bentuk struktur regresi Cross Section Tunggal yaitu Dalam persamaan – persa maan diatas , α2 adalah
differential intercept dan β2, β4 , β6, β8 dan β10 mempengaruhi , pada metode variabel Dummy
dengan hanya ada
slope coefficient yang dirumuskan sbb.:
adalah
differential
mengindentifikasikan berapa besar coefisien slope Yi = α2 . Di + βi . Xi + β2. (Di.Xi) + ei…… berbeda pada fungsi regresi persamaan sebelum
Dengan asumsi e(u ) = 0, maka dapat ditemukan krisis dan setelah krisis. Untuk menguji apakah persamaan periode sebelum dan selama krisis sbb:
terdapat perbedaan pengaruh variabel independen Persamaan Regresi Sebelum Krisis: E (YiІDi
terhadap varibel dependen pada periode sebelum =0,Xi) = α1 + βi .Xi….
dan setelah krisis adalah dengan melihat nilai –nilai Persamaan Regresi Sebelum Krisis: E (YiІDi
signifikansi pada coefisient α2 dan differensial =0 ,Xi) =( α1 + α1 ) + (β1 + β)i .Xi….
intercept β8 dan β10. Pada regresi Cross Section Bentuk struktur regresi Cross Section berganda
tunggal jika α2 dan β2 keduanya secara statistic dengan seluruh variabel variabel independen
tidak signifikan berarti bahwa kedua regresi dimasukkan, pada metode variabel dummy
tersebut mempunyai intercept yang sama, dan dirumuskan sbb:
kedua regresi tersebut berbentuk concruent. Jika differensial slope coefficient β2 secara stastistik
i = α1 + α2 .D1 + β1. BETA) + β2.(D. BETA) tidak sig nifikan tetapi α2 signifikan, maka tolak + β3.(
H0 yang menyatakan bahwa kedua regresi tersebut β6.(D
) + β4.(D.
) punya slope yang sama atau berbentuk parallel. Dan +β7.( ) + β8(D.
apabila α2 + β2 keduanya secara statistic signifikan β9.(( maka dapat dikatakan bahwa regresi berbeda secara ) + β10.(D.(
)+u it keseluruhan ( dissimilar regression).
Menggunakan asumsi e u = 0, maka dapat ditemukan
4.3.2.1.Hasil pengolahan data dengan Variabel
persamaan periode sebelum dan selama krisis sbb:
Dummy pada Regressi Cross Section Tunggal
Pengolahan data dengan metode Variabel Dummy Persamaam regresi sebelum krisis :
pada Regressi Cross Section Tunggal menghasilkan
analisis terhadap ada tidaknya perbedaan pengaruh + β7.
i = α1 + β1. (BETA + β3. . + β5.
) it veriable variabel independen pada periode sebelum dam setelah krisis akan dilihat pada tingkat
Persamaam regresi selama krisis : signifikansi koefisien α2 dan β2 . Untuk variabel
BETA dilihat dari intersept α2 = -0.108 dan slope β2 = 0.051 keduanya tak signifikan. Ini berarti kedua regresi tersebut tidak ada perbedaan secara BETA dilihat dari intersept α2 = -0.108 dan slope β2 = 0.051 keduanya tak signifikan. Ini berarti kedua regresi tersebut tidak ada perbedaan secara
dummy lebih baik dari pada uji Chow karena BETA terhadap Average Return saham di BEJ pada
walaupun dalam bentuk regresi berganda, pada uji periode sebelum dan setelah krisis adalah sama.
variabel dummy tetap dapat menunjukkan variabel variabel mana yang secara signifikan mempunyai
4.3.2.2. Hasil pengolahan data dengan metode
perbedaan pengaruh antara dua periode tersebut.
Variabel Dummy pada Regressi Cross
Pada struktur regresi cross section
Section Berganda dengan Seluruh
berganda yang memasukkan tiga variabel indenden
terbaik dengan uji Chow ditemukan bahwa ketiga Pengolahan data dengan metode Variabel Dummy
Variabel Independent Dimasukkan
variabel tersebut tidak mempunyai perbedaan pada Regressi Cross Section Berganda menjelaskan
pengaruh antara periode sebelum dan setelah krisis. perbedaan pengaruh variabel BETA,
Sedang dengan uji variabel dummy ditemukan dan
dengan tingkat keyakinan 95% dan sama antara periode sebelum dan setelah krisis.
terhadap
secara bersama
variabel
dengan tingkat keyakinan 90% mempunyai Hasilnya pengolahan bahwa intercept α2 adalah
pengaruh yang berbeda antara sebelum dan setelah tidak signifikan, hal ini mengidentifkasi bahwa
krisis terhadap el .
secara bersama-sama vaiabel tersebut punya
intersep yang sama pada kedua periode sebelum
4.5 . Model Perbaikan
dan sete lah krisis. Sedang Slope β2 masing masing Sehubungan dengan adanya data yang variabel yang mempengaruhi
tidak normal (dianggap outlier) pada variabel variabel
, terlihat hanya
, yaitu emiten INTP, PTRA, TLK , BLTA ada pebedaan pengaruh
dan
yang signifikan. Artinya
dan LPPS di tiga periode observasi serta pada saham di BEJ antara periode sebelum dan
dan
terhadap
, emiten DILD, sehingga pada Bab setelah krisis. Hasil ini ternyata sama dengan pada
variabel
4.5. ini dilakukan pengolahan dan analisis terhadap regresi cross section berganda seluruh variabel
data observasi yang lebih dihilangkan data independen dimasukkan diatas.
outliernya. Sehingga pada model perbaikan ini perlu dilakukan pengolahan dan analisis data yang
Pembedaan Model Tes Chow dan Uji
Alasan lain dilakukan model perbaikan
karena pada model sebelumnya variabel leverage Untuk membandingkan uji perbedaan antara
Metode Variabel Dummy
yang diukur dengan variabel (debt/quity) metode tes Chow dengan metode variabel dummy
tidak menunjukkan pengaruh yang segnifikan maka ada tiga bentuk struktur regresi yang
pada dua periode observasi, sehingga dibandingkan. Pertama pada bentuk struktur regresi
terhadap
pada model perbaikan ini model pengolahan dan cross section tunggal, kedua berganda dengan
analisisnya dilakukan dengan mengganti variabel seluruh variabel independen terbaik dimasukkan.
(debt/quity) menjadi variabel Leverage yang Pada struktur regresi cross section tunggal dengan
diharapkan dapat merubah pengaruhnya terhadap uji Chow pada tingkat keyakinan 95% dinyatakan
menjadi signifikan.
bahwa hanya variabel
yang mempunyai
Disamping itu juga mengganti menjadi perbedaan pengaruh terhadap R antara periode
setelah krisis dan sebelumnnya. Sedang dengan
, ini karena karena bukti-bukti menggunakan uji pembedaan dengan variabel
variabel
empiris menyatakan bahwa salah satu variabel dummy ditemukan tiga variabel yang mempunyai
yang signifikan mempengaruh return adalah pengaruh berbeda antara dua periode tersebut yaitu
BE/ME dan ini ditemukan merupakan anomali pada variabel
dengan tingkat keyakinan 99% dan CAPM. Untuk itu penggantian variabel ini diharapkan pengaruh variabel BE/ME akan lebih
variabel
terbukti. Dengan demikian maka model perbaikan tingkat keyakinan 90%.
masing-masing dengn
yang dilakukan dalam sub bab ini adalah : Pada struktur regresi cross section berganda dan
1. Model pengolahan dan analisis data pada seluruh variabel indenden dimasukkan dengan uji
regresi cross section tunggal dan berganda Chow ditemukan bahwa kelima variable tersebut
pereode sebelum krisis, setelah krisis yang secara bersama-sama tidak mempunyai perbedaan
telah dikeluarkan data outliernya. pengaruh terhadap
2. Model pengolahan dan analisis data seperti krisis dan setelah
antara periode sebelum
pada nomor 1, tetapi dengan mengganti menggunakan metode variabel dummy ditemukan
krisis. Sedang
dengan
menjadi variabel bahwa secara bersama-sama , variabelb
variabel
dan mengganti variabel pengukur leverage dengan tingkat 99% dan
(debt/equity:DER menjadi debt/total asset keyakinan 95% yang mempunyai pengaruh berbeda
dengan tingkat
(Leverage).
antara periode sebelum selama krisis terhadap .
4.5.1. Hasil Pengolahan dan analisis dari model
dan berganda ( 3 var. independen), variabel
perbaikan
yang signifikan punya pengaruh berbeda
4.5.1. Hasil Analisis Perbedaan Pengaruh
adalah E/Pdan (PBV,masing masing 1% dan 5
variabel Independen terhadap
antara
% variabel independen serta 5% dan 10%
Periode Sebelum dan setelah Krisis
untuk 3 variabel independen.
secara Individual dan Secara Berganda
4.5.1.1.Perbedaan
5.1.2. Kesimpulan setelah Outlier dikeluarkan Independen terhadap
Pengaruh
variabel
pada Regresi
a. Hasil regreesi cross section tunggal variabel
Cross Section Tunggal antara Periode
BETA,
, LEVERAGE, ,
Sebelum dan setelah Krisis
terhadap Average R ditentukan ada dua faktor Setelah dilakukan pengolahan ditemukan
yang secara signifikan hasil analisis yang menunjukkan bahwa
BETA dan
berpengaruh terhadap Return pada periode setelah data outyliner dikeluarkan scara
selama krisis. Hasil ini sejalan dengan individual hanya variabel beta yang punya
kesimpulan pertama ketika belum dikeluarkan perbedaan pengaruh terhadap return antara
outlier bahwa BETA bukan satu satunya faktor periode sebelum dan selama krisis.
yang dapat menjelaskan return.
b. Secara bersama sama variabel BETA, ,
Independen terhadap
Secara Cross
pada struktur
Section Berganda antara Periode Sebelum dan setelah Krisis
section bergasnda tidak Perbedaan pengaruh variabel independen
regresi
cross
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel BETA, terhadap
Begitupun
secara berganda antara periode sebelum dan setelah krisis, setelah data
LEVERAGE, , outliner dikeluarkan, ditemukan bahwa
secara bersama sama juga tidak mempunyai secara bersama sama variabel independen
pengaruh yang berarti terhadap . mempunyai pengaruh terhadap
c. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa tidak berbeda antara periode sebelum dan setelah
yang
semua faktor mempunyai pengaruh yanh krisis, kecuali variabel PBV .
berbeda terhadap pada periode sebelum dan selama krisis adalah benar apabila pengaruh
5.KESIMPULAN & SARAN
variabel variabel tersebut dilakukan secara Berdasarkan hasil pengolaha dan analisis data yang
individual. Karena berdasarkan hasil analisa telah disajikan diatas , dapat disimpulkan:
dengan metode variabel Dummy disimpulkan bahwa secara hanya variabel BETA yang
5.1.Kesimpulan Sebelum Dikeluarkan Outlier
signifikan mempunyai pengaruh berbeda
a. Hasil penelitian ini berdasarkan metode tes
terhadap .
Chow dan metode
variabel
Dummy
menagatakan bahwa tidak semua faktor
d. Begitupun dari hasil analisis perbedaan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
pengaruh variabel BETA, , , return pada periode sebelum dan selama krisis.
secara bersama sama
a. Hasil uji pembedaan Metode Uji Chow, dengan struktur regresi seluruh var independen
terhadap hanya ada satu variabel yang dimasukkan mnyatakan bahwa: