A. Musthofa Asrori - Diniyyah putri lampung
PERGURUAN DINIYYAH PUTRI LAMPUNG:
Pesantren Pencetak Pendidik Perempuan PERGURUAN DINIYYAH PUTRI LAMPUNG:
Pesantren for Female Educators
Jejen Musfah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta Jl. Ir H Juanda Ciputat, Tangerang Selatan, Banten Email: jejen@uinjkt.ac.id
A. Musthofa Asrori
Sekretariat Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI Jl. MH Thamrin No 6 Jakarta Pusat Email: wongkopati007@gmail.com
Abstrak
Kehadiran pesantren putri di indonesia bukan fenomena baru. sejak puluhan tahun silam, pesantren yang hanya khusus mendidik perempuan ini memiliki andil tersendiri bagi masyarakat. selain memiliki kekhasan, pesantren putri tentu tak kalah dalam menyiapkan generasi muda pendidik di masa mendatang. diniyah putri lampung (dpl) bisa disebut satu-satunya pesantren putri yang memiliki nilai plus dalam pendidikan di wilayah ini. selain membekali santri dengan ilmu akademis, juga menyiapkan mereka dengan sejumlah ilmu praktis sebagai calon ibu rumah tangga. melalui penelitian kualitatif, ditemukan bahwa diniyah putri lampung didirikan oleh beberapa tokoh masyarakat lampung yang peduli pendidikan. mereka mengirimkan beberapa remaja putri untuk belajar di diniyah putri padang panjang, sumatera barat, untuk belajar. bisa disimpulkan bahwa dpl merupakan “fotokopi” diniyah putri padang panjang dalam pendidikan, pengkaderan, dan kurikulumnya.
Kata kunci : pesantren, pendidik, santri putri
Abstract
The presence of Pesantren for women in Indonesia is nothing new as since tens of years ago, Islamic boarding schools for women have their own share in the society. Besides having peculiarities, Islamic boarding school for women is certainly capable of preparing the younger generation of educators in the future. Diniyah putri lampung (dpl) can be considered the only female Islamic boarding school that has a plus in education in this region. In addition to equipping students with academic knowledge, it also prepares them with a number of practical knowledge which would be useful when they get married. Through qualitative research, it was found that Diniyah Putri Lampung was founded by some public figures of Lampung who care about education. They sent some young women to study at Diniyah Putri in Padang Panjang, West Sumatera, to study. It can
be concluded that DPL is a “copy” of Diniyah Putri in Padang Panjang in terms of education, cadre preparation and curriculum.
Keywords : Pesantren, educator, female Islamic boarding school students
Naskah diterima 3 april 2017, direvisi 16 Mei 2017, disetujui 10 Juli 2017
We b s i t e : h t t p : / / j u r n a l e d u k a s i k e m e n a g . o r g EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 15(2), 2017, 161-181
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN:1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
J E J E N M U S FA H DA N A . M U S T H O FA A S RO R I
PENDAHULUAN
Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor dapat dikatakan tinggi. Hal ini terbukti dari
Ide mendirikan lembaga pendidikan perbandingan jumlah siswa laki-laki dan
khusus putri dengan tujuan melahirkan perempuan dari tingkat SMP menuju SMA.
ibu pendidik yang terampil dan pandai Siswa perempuan semakin berkurang seiring
berwirausaha sangat relevan dari dulu dengan meningkatnya jenjang pendidikan. 3
hingga sekarang. Hal ini karena kesenjangan Padahal, secara umum prestasi akademik
gender antara laki-laki dan perempuan perempuan lebih baik dibandingkan dengan
sangat besar, tidak saja dalam bidang laki-laki. Indikasi temuan ini sebenarnya
pendidikan, ekonomi, pemerintahan, tetapi
1 juga dalam politik. Widodo sudah ada sejak dasawarsa tujuh puluhan. menjelaskan, Mereka ini lebih tekun, lebih teliti
semua indikator pendidikan yang terdapat (terutama untuk bidang ajar Matematika),
pada akses dan pemerataan pendidikan, mutu dan bersedia mendengarkan dengan baik.
dan relevansi pendidikan dan manajemen Sikap emosionalnya yang lebih dominan
pendidikan menunjukkan bahwa terjadi ketidaksetaraan atau kesenjangan gender di
dibanding pada kemampuan fisiknya telah menempatkan perempuan pada posisi
pihak perempuan. Sehingga dalam bidang yang sangat baik. Akibatnya, banyak sekali
pendidikan, perempuan masih menjadi dijumpai kenyataan bahwa perempuan
pihak yang masih perlu dioptimalkan menempati sebagian besar dari urutan 10
keikutsertaannya. terbesar di setiap sekolah. Kenyataan ini Akibat dari modernitas, perempuan
berlaku sejak pendidikan di tingkat primer mengalami marginalisasi dalam
(SD) hingga perguruan tinggi. Suatu contoh sektor pekerjaan yang berakibat pada
yang dapat diambil dari Harian Kedaulatan kecenderungan perempuan untuk
Rakyat menunjukkan nilai tertinggi lulusan melakukan pekerjaan informal yang kurang SD se-DIY diraih oleh Sofia Imaculata dengan
memberikan per lindungan hukum dan upah NEM 48,10 (KR, 29/5/1999). Nilai tertinggi
yang rendah. Di samping itu, faktor sub- SLTP 8 Yogyakarta diraih oleh Lia Nurlela
ordinat perempuan dalam sosial maupun dengan NEM 51,69 (KR, 14/6/1999) dan nilai
kultural, stereotipe terhadap perempuan tertinggi dari SMU 8 Yogyakarta diraih oleh
serta pendidikan yang rendah juga turut Bety Sulistyorini dengan NEM 55,88 (KR,
mem pengaruhi diskriminasi perempuan
2 28/5/99). dalam pe kerjaan. 4 Kesenjangan gender terjadi karena
Data menunjukkan misalnya, budaya patriarki, sistem yang dipakai dalam
ketimpangan gender yang terjadi di
1 Wahyu Widodo. 2006. “Analisis Situasi Pendidikan Berwawasan Gender di Provinsi Jawa
3 Fitri Gayatri. 2008. Faktor dan Dampak Timur.” Jurnal Humanity, Volume I, Nomor 2, Maret:
Ketimpangan Pendidikan; Pendidikan dalam Kehidupan 127.
Perempuan. Skripsi, Prodi Komunikasi dan 2 Khusnul Khotimah. 2008. “Diskriminasi Gender
Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian IPB. Terhadap Perempuan dalam Sektor Pekerjaan.”
4 Sartini Nuryoto. 1998. “Perbedaan Prestasi Jurnal Studi Gender dan Anak, Volume 4, No. 1, Januari-
Akademik Antara Laki-Laki dan Perempuan.” Jurnal Juni: 179.
Psikologi, No. 2: 23.
162 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org
This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
PERGURUAN DINIYYAH PUTRI LAMPUNG: PESANTREN PENCETAK PENDIDIK PEREMPUAN
masyarakat modern dalam pekerjaan 5 ,
kehidupan perempuan, baik bagi kehidupan dan pemikiran yang ortodoks dan parsial. 6 individu perempuan itu sendiri, kehidupan
Pemahaman patriarkat yang tertanam perempuan dalam keluarga, dan kehidupan di kalangan masyarakat kita bahwa perempuan dalam masyarakat. 9 Oleh karena wanita hanya bisa mengurus rumah saja itu, berbagai upaya harus dilakukan oleh menyebabkan keengganan bagi kaum banyak pihak agar hal ini tidak makin
perempuan untuk melanjutkan sekolah ke buruk. Menurut Natasha 10 , hendaknya para jenjang yang lebih tinggi 7 , persepsi orang orang tua mempunyai pengetahuan dan tua dan persepsi anak terhadap pendidikan
mengubah pola pikir terhadap kesetaraan perempuan.
gender di antara anak perempuan dan anak Sementara Pawitasari 8 menjelaskan, laki- laki. Memberikan kesempatan yang
pendidikan yang menyamakan kurikulum sama kepada anak-anak mereka, sehingga laki-laki dan perempuan telah menyebabkan
tidak ada perasaan yang berbeda pada diri efek negatif dalam masyarakat, yakni anak perempuan. Bahwa anak perempuan
terjadinya perebutan dalam kehidupan dan anak laki-laki adalah manusia non-domestik serta kekosongan SDM yang sama-sama memiliki kemampuan berkualitas dalam kehidupan domestik. mengaktualisasikan diri. Pendidikan berorientasi karir non-domestik
Sementara dalam pandangan Mawardi 11 , cenderung menjauhkan perempuan dari tidak ada diskriminasi antara laki-laki keinginan berumah tangga dan memiliki dan perempuan dalam pendidikan di anak. Semakin tinggi pendidikan yang ia lingkungan NU. Misal, Madrasah Banat raih, semakin ia dihadapkan pada pilihan didirikan selain dijiwai oleh pandangan Fiqh sulit antara karir dan rumah tangga; antara
tentang perempuan, juga untuk membentuk ijazah dan fitrah. Inilah hasil pendidikan
perempuan-perempuan yang berkualitas ( al- yang merusak potensi manusia, terutama mar’atu as-shalihah). Perempuan-perempuan kaum perempuan.
berkualitas inilah yang diharapkan untuk Ketimpangan gender dalam pendidikan
dapat memberikan pendidikan yang baik menyebabkan dampak negatif terhadap bagi generasi berikutnya. Demikian pula dengan pesantren Al Is
5 Khusnul Khotimah. 2008. “Diskriminasi Gender
(Malang). Komitmen pada kesetaraan gender
Terhadap Perempuan dalam Sektor Pekerjaan.”
sudah terbangun sejak awal berdirinya
Jurnal Studi Gender dan Anak, Volume 4, No. 1, Januari- Juni: 179.
6 Harum Natasha. 2013. “Ketidakutamaan Gender 9 Fitri Gayatri. 2008. Faktor dan Dampak Bidang Pendidikan: Faktor Penyebab, Dampak, dan
Ketimpangan Pendidikan; Pendidikan dalam Kehidupan Solusi.” Marwah, Vol. XII, No. 1, Juni: 61.
Perempuan. Skripsi, Prodi Komunikasi dan 7 Fitri Gayatri. 2008. Faktor dan Dampak
Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian IPB. Ketimpangan Pendidikan; Pendidikan dalam Kehidupan
10 Harum Natasha. 2013. “Ketidakutamaan Gender Perempuan. Skripsi, Prodi Komunikasi dan Bidang Pendidikan: Faktor Penyebab, Dampak, dan
Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian IPB. Solusi.” Marwah, Vol. XII, No. 1, Juni: 61. 8 Erma Pawitasari. 2015. “Pendidikan Khusus
11 Kholid Mawardi. 2008. “Madrasah Banat: Potret Perempuan; Antara Kesetaraan Gender dan Islam.”
Pendidikan Anak Perempuan NU Masa Kolonial Tsaqafah: Jurnal Peradaban Islam, Vol. II, No. 2,
Belanda.” Jurnal Studi Gender dan Anak, Volume 3, No. November: 268.
2, Juli-Desember: 251.
Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
J E J E N M U S FA H DA N A . M U S T H O FA A S RO R I
pesantren Al Is, bertekad memberdayakan laki-laki dalam kehidupan keluarga maupun perempuan dengan memberikan pendidikan
masyarakat. Oleh karena itu, perempuan kepada remaja putri. 12 Pawitasari 13 harus berpendidikan dan memiliki
menjelaskan, pendidikan khusus perempuan keterampilan. Dengan demikian, ia bisa sangat diperlukan untuk memenuhi menjalankan peranannya sebagai ibu atau kebutuhan dan karakter perempuan yang pendidik masyarakat dengan baik. unik dari laki-laki, memberikan kesempatan
bagi perempuan memaksimalkan potensi METODOLOGI PENELITIAN
keperempuanannya. Sementara menurut Zaduqisti 14 , guru, orang tua, bahkan
Penelitian ini menggunakan pendekatan pemerintah dalam menentukan kebijakan-
kualitatif, dengan menggunakan metode kebijakannya, harus terstrukturkan dalam deskriptif analisis. Pengumpulan data
kerangka yang sepadan, terarah kepada dilakukan dengan menggunakan teknik pencapaian pendidikan yang adil gender, observasi partisipatif, wawancara dan jauh dari bias gender.
mendalam, dan dokumentasi. Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran
Menurut Bakar 15 , wanita perlu bekerja
di kelas, ekstrakurikuler, dan kegiatan santri untuk mencapai keperluan ekonomi
di pesantren. Wawancara dilakukan dengan keluarga. Pekerjaan yang sesuai dilakukan
pimpinan pesantren, kepala dan wakil oleh wanita seperti sebagai pendidik,
madrasah, guru, dan siswi/ santri. Dokumen doktor, kerani, juru rawat, dan tukang
yang dikumpulkan adalah buku sejarah jahit. Pekerjaan yang disenaraikan bagi
pesantren, data guru dan santri, buku, dan wanita didapati memerlukan pendidikan
dokumen kerjasama dengan pihak lain. formal dan juga latihan yang berbentuk
Teknik analisis data meliputi reduksi data, khusus. Bimbingan vokasional khususnya
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. di peringkat menengah harus dilaksanakan
Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan baik untuk mencapai kesamaan
dengan cara perpanjangan kehadiran pemilihan pekerjaan mengikut gender.
peneliti, pengamatan terus menerus dan Demikianlah, perempuan memiliki
cermat, serta teknik triangulasi dengan peran yang tidak kalah penting dibanding
menggunakan berbagai sumber, metode,
dan teori.
Siti Malikhah Towaf. 2008. “Peran Perempuan, Wawasan Gender dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Di Pesantren.” Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid
HASIL DAN PEMBAHASAN
15, Nomor 3, Oktober: 147. 13 Erma Pawitasari. 2015. “Pendidikan Khusus
Sejarah Berdirinya Diniyah Puteri
Perempuan; Antara Kesetaraan Gender dan Islam.”
Lampung (DPL)
Tsaqafah: Jurnal Peradaban Islam, Vol. II, No. 2, November: 268.
Diniyyah Putri Lampung atau kerap
14 Esti Zaduqisti. 2009. “Stereotype Peran Gender
disebut akronimnya saja, DPL, ini memang
bagi Pendidikan Anak.” Muwazah, Vol. I, Januari-Juni: 81.
unik dan menarik. Sejarah berdirinya DPL
dilatarbelakangi kehidupan beragama yang dan Segregasi Pekerjaan Mengikut Gender.” sudah mulai marak di kawasan Lampung
15 Noor Rahamah Abu Bakar. 2006. “Pendidikan
Akademika, 67, Januari: 73.
164 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org
This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
PERGURUAN DINIYYAH PUTRI LAMPUNG: PESANTREN PENCETAK PENDIDIK PEREMPUAN
sejak tahun 1960. Hal itu dibuktikan awal gagasan itu, dikirimlah tiga orang dengan tingginya minat orang tua untuk calon pelajar putri ke Perguruan Diniyyah menyekolah anak-anaknya ke lembaga Putri Padang Panjang, yaitu Ibu Halimah pendidikan Islam atau pesantren. Dengan binti Abdul Syukur Thoyyib, Ibu Rokayah pecahnya pemberontakan G/30s/PKI pada binti Harun Jaurin, dan Ibu Ernawati 1965 kehidupan beragama yang kondusif binti Mukhtar Malin. Ketika tiba saatnya berubah menjadi labil. Bahkan misi zending
berangkat, Ernawati batal karena sudah pun turut memperkeruh suasana dikalangan
mendaftar di sebuah sekolah di Tanjung umat Islam dengan semakin meningkatnya
Karang.
aktivitas kristenisasi yang ditujukan kepada Pada tahun 1964, Halimah Syukur dan umat Islam.
Rokayah Harun berangkat ke Sumatera Sebagai salah satu bentuk kewaspadaan
Barat diantar Abdul Syukur Thoyyib melalui para orang tua terhadap keimanan dan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, setelah pendidikan anak-anak perempuannya, sebelumnya sempat menunggu selama 15 mereka mengirimkan anak-anak hari di pelabuhan tersebut (keberangkatan perempuannya untuk bersekolah dan belajar
kapal lima belas hari sekali). Dengan keluar Lampung yaitu ke sebuah pondok menggunakan kapal laut dari Tanjung Priok pesantren khusus putri yang berada di Kota
Jakarta menuju Pelabuhan Teluk Bayur Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat. Sumatera Barat, keduanya memulai sebuah Pesantren itu adalah Perguruan Diniyyah perjuangan panjang. Perjalanan yang cukup Putri Padang Panjang yang berdiri pada 1 melelahkan selama dua hari dua malam November 1923. Perguruan khusus putri ini
dipermainkan ombak, tidak menyurutkan didirikan oleh Ibu Rahmah el-Yunusiyyah. langkah keduanya untuk menuntut ilmu di Beliau adalah seorang pendidik wanita yang
rantau orang.
mempunyai cita-cita mulia mencerdaskan Pada 1969, Abdul Syukur Thoyyib kaum perempuan.
mewakafkan tanah miliknya seluas 2 ha yang Kondisi ini dipahami dengan sangat terletak di Desa Negeri Sakti, Kecamatan mendalam oleh para tokoh Dewan Dakwah
Gedong Tataan, Kabupaten Lampung Selatan Islamiyah Indonesia (DDII) dan Gerakan (kini menjadi Kabupaten Pesawaran), kepada Mubaligh Islam (GMI). Kondisi ini membuat
GMI agar bisa mewujudkan cita-citanya tokoh-tokoh lslam tersebut menjadi resah.
mendirikan pesantren putri di Lampung. Mereka tidak rela jika umat Islam lampung
Bersebelahan dengan tanah wakaf tersebut, menjadi objek misi kristenisasi dan sejak 1957 berdiri pula Madrasah Ibtidaiyyah pemurtadan dari kelompok lainnya.
Al-Khairiyah Cabang Citangkil yang dibina Sehingga muncullah gagasan untuk Ustad M. Sanusi Hasan. Madrasah ini
mendirikan Perguruan Diniyyah Putri memiliki bangunan sekolah yang terdiri dari di Lampung. Gagasan ini dimotori oleh tiga ruang kelas semi permanen dan sebuah bapak Rafi’un Rafdi yang kala itu menjabat
kantor guru sebagai hasil swadaya murni sebagai Ketua GMI sekaligus pengurus DI
masyarakat sekitar Negeri Sakti dengan perwakilan Lampung. Sebagai realisasi ukuran 8 x 7 meter serta murid sebanyak
60 orang. Berdasarkan kesepakatan antara
Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
J E J E N M U S FA H DA N A . M U S T H O FA A S RO R I
pengurus madrasah, lokal dan seluruh Selama dua tahun, GMI mempersiapkan fasilitas belajar yang ada diwakafkan cikal bakal Perguruan Diniyyah Putri kepada GMI. Dengan adanya wakaf tersebut
Lampung.Pengurus GMI lalu berangkat ke menambah sarana dan prasarana cikal bakal
Padang Panjang untuk mengurus perizinan Diniyyah Putri Lampung.
digunakannya konsep dan pola pendidikan Pada tahun 1971 setamat dari KMI, yang sama dengan Diniyyah Putri Padang Halimah Syukur kembali ke Lampung, dan
Panjang sekaligus minta dukungan dan mengajar di MTs Islamiyah. Lebih kurang bantuan tenaga guru. Hal ini disambut baik
enam bulan mengajar di MTs tersebut, dan sangat terbuka oleh Pimpinan Diniyyah Halimah harus meninggalkan anak didiknya
Putri Padang Panjang yang kala itu dijabat lantaran tuntutan tugas dan amanah oleh lbu Dra Hj Isnaniyah Saleh. yang dibebankan ke pundaknya untuk
Setelah menyelesaikan perkuliahan memimpin Perguruan Diniyyah Putri yang
tingkat sarjana muda pada Desember sedang dipersiapkan oleh pengurus GMI. 1973, Halimah Syukur pulang ke Lampung Kondisi ini memaksa dirinya untuk kembali
dan diserahi tanggung jawab memimpin meneruskan pembelajaran di Diniyyah Putri
Perguruan Diniyyah Putri yang baru Padang Panjang.
lahir. Saat itu ia berusia 23 tahun. Mulai Agustus 1972, Halimah kembali ke Padang
1 Desember 1973 hingga awal Januari Panjang untuk meneruskan pendidikan di 1974 dimulailah masa pendaftaran dan
FDI (Fakultas Dirasat Islamiyah) Diniyyah penerimaan siswi baru. Pada 6 Januari Putri Padang Panjang. Pada masa-masa 1974 dengan fasilitas yang ada dimulailah inilah ia mendapatkan pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan tahun ajaran penggemblengan yang sangat kuat dari Ibu
baru untuk pertama kalinya di Perguruan Dra Hj Isnaniyah Saleh selaku Pimpinan Diniyyah Putri. Diniyyah Putri Padang Panjang dan Bapak
Tekad keras dan semangat membaja Yunas Saleh. Putri pertama Abdul Syukur mendorong dirintisnya pendidikan modern ini betul-betul dipersiapkan, dibimbing, bagi putri pertama di Lampung. Memang dan dilatih agar kelak mampu memimpin tak mudah ketika memulai. Diniyyah Putri Perguruan Diniyyah Putri Lampung yang yang baru lahir membutuhkan waktu sedang dipersiapkan oleh para pengurus panjang untuk memperkenalkan diri GMI tersebut.
kepada masyarakat Lampung. Terlebih
Pada tahun 1972 itu pulalah GMI ada beberapa persyaratan yang ditetapkan Lampung mulai memanfaatkan tanah wakaf
oleh perguruan yang belum pernah ada dari Abdul Syukur Thoyyib tersebut dengan
pada lembaga pendidikan lainnya. Seperti membuat pondasi lokal belajar sebanyak persyaratan harus tinggal di asrama,
lima kelas dengan ukuran 8 x40 m, dan memakai baju kurung panjang yang ketika membuat kolam pembibitan ikan berukuran
itu dianggap identik dengan baju orang 10x4 m sebanyak empat buah. Kolam ini yang sudah tua, kewajiban menutup aurat,
dibuat selain untuk keindahan lingkungan dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak juga untuk membudidayakan ikan kolam.
mudah disosialisasikan kepada masyarakat. Namun tantangan-tantangan yang dihadapi
166 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org
This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
PERGURUAN DINIYYAH PUTRI LAMPUNG: PESANTREN PENCETAK PENDIDIK PEREMPUAN
oleh perguruan tidak mematahkan cita-cita Kedua, pembubaran PKI dan ormas- untuk terus melaksanakan pendidikan dan
ormas pendukungnya didaerah Lampung, pengajaran dalam rangka li i’laa’i kalimatillah.
banyak anggota dan pendukungnya Justru hal itu menjadi penyemangat segenap
berpindah atau masuk Kristen, sehingga pengurus dan guru perguruan DPL.
sangat terasa kuatnya misi zending Kristen
Berdirinya perguruan DPL ini sebagai dan upaya pemurtadan umat Islam. Ketiga, realisasi program kerja ke III Yayasan di daerah Lampung belum ada satupun Gerakan Muballigh Islam (GMI) Lampung, lembaga pendidikan Islam khusus putri. yaitu sebagai pelaksana proyek kaderisasi Dampaknya, remaja putri Islam di Lampung dakwah Islam yang pelaksanaannya terpaksa keluar daerah untuk belajar agama, diwujudkan dengan pendidikan khusus diantaranya ke Jawa, Sumatera Selatan, dan untuk putri yang diberi nama Lembaga Sumatera Barat. Perguruan Diniyyah Putri, berada dibawah
Untuk angkatan pertama tahun 1974, naungan GMI Lampung.
terdaftarlah sebanyak 70 siswi dari berbagai
GMI sendiri sebenarnya berdiri sejak daerah dengan guru sebanyak tujuh orang,
6 Februari 1960. Diketuai oleh Baidhawi yaitu Halimah Syukur B.A., tiga guru yang Mursyid dan Rafi’un Rafdi sebagai sekretaris-
didatangkan dari Padang Panjang (Isnawati nya. GMI ini merupakan organisasi dakwah
Jar, Nurlela Kabra, Martini Jalil), Sa’diyah tingkat regional Provinsi Lampung yang Daud (alumnus Diniyyah Putri Padang masa awal berdirinya beralamatkan di Jalan
Panjang), Muhammad Sanusi Hasan, dan Raden Intan, Tanjung Karang, Lampung. Irsyad. Organisasi ini bertujuan untuk melestarikan
Pada 24 Februari 1974, perguruan DPL Dakwah Islamiyah, sehingga tugas pokok diresmikan oleh Gubernur Lampung pada GMI diantaranya mengkoordinir mubaligh/
masa itu, R. Sutiyoso. Awalnya, peresmian da’i untuk memberikan pelayanan kepada tersebut sedianya diadakan pada 17 Februari kaum muslimin.
1974. Akan tetapi rencana itu tidak dapat
Tentang “perguruan”, sebetulnya kata dilaksanakan karena pejabat yang diundang ini digunakan untuk menyebut sekolah sedang berada diluar kota, sehingga agama di Sumatera Barat pada masa kolonial.
pelaksanaannya diundur. Pada hari tersebut Istilah ini maknanya sama dengan pondok
dilaksanakan juga peresmian gedung pesantren. Keputusan untuk mendirikan sekolah dan asrama. Akhirnya, 24 Februari lembaga perguruan DPL ini dilatarbelakangi
ditetapkan sebagai tanggal lahir Perguruan setidaknya tiga hal. Pertama, dengan Diniyyah Putri Lampung. dilarangnya paham atheisme-komunisme
dan leninisme di Indonesia, maka Lampung
Kekhasan Madrasah DPL
sebagai daerah perkebunan dan daerah Madrasah atau Perguruan Diniyyah
transmigrasi tingkat nasional, sejak lama Putri Lampung (DPL) ini memiliki
dicekoki oleh paham komunisme dan sejumlah kekhasan. Antara lain, mendidik
leninisme serta dangkalnya pengetahuan generasi multi talenta melalui kegiatan
agama bagi kaum muslimin.
ekstrakurikuler.
Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
J E J E N M U S FA H DA N A . M U S T H O FA A S RO R I
Cetak Generasi Pendidik Multitalenta
siswi sesuai minat dan bakat mereka masing-
Salah satu putra pendiri perguruan masing. Berikut gambaran singkat kegiatan Diniyyah Putri Lampung (DPL) KH Iskandar
beberapa ekskul tersebut.
Syukur mengatakan, pesantren yang Pertama, bidang olahraga, yaitu: basket, didirikan orang tuanya hendak melahirkan
badminton, volley ball, karate, silat, catur, pendidik multi talenta. “Mau jadi apapun, senam, dan tenis meja. Silat paling banyak yang penting para santri putri ini tidak meraih prestasi dari level kabupaten/ melupakan peran sentralnya, yaitu jadi kota hingga nasional. Kedua, bidang seni pendidik. Minimal mendidik anak-anaknya,”
budaya, yaitu: tari daerah, paduan suara, ujar Iskandar.
dan hadroh. Tari daerah dan paduan suara Pihaknya hanya berkewajiban memberi
Diniyyah Putri terbiasa diminta tampil di ruang seluas-luasnya kepada para santri level kabupaten maupun provinsi. Ketiga,
untuk terus tumbuh dalam kemandirian seni keterampilan, yaitu: kaligrafi naskah, dan penuh kreativitas. Bagi dia dan para kaligrafi kontemporer, lukis, komik, letter, guru pesantren, kemampuan seorang ibu dan keterampilan tangan. Siswi membuat menjadi pendidik harus ditopang dan kotak tisu, boneka, dan bunga dari manik- didukung berbagai ilmu pengetahuan manik, wadah tisu dari CD bekas, dan dan keterampilan. Untuk mendukung membuat wadah hantaran. kemampuan sebagai pendidik, seluruh santri
Menurut Wakil Kepala Madrasah Diniyyah Putri Lampung dibekali berbagai Bidang Kesiswaan, Hidayati Rusydi, ada keterampilan melalui kegiatan kurikuler, kegiatan para santri yang tak kalah menarik. ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler.
Yakni, pengolahan barang bekas. Mereka mengolah barang-barang bekas, misalnya
Ekstra-kurikuler
drum bekas, ban bekas, dan kayu-kayu sisa, menjadi barang bermanfaat misalnya
Kegiatan ekstra-kurikuler (ekskul) di tempat duduk, bangku, dan ornamen Diniyyah Putri berada di bawah pengawasan cantik lainnya. Hebatnya lagi, itu mereka dan pembinaan wakil kepala kesiswaan olah dengan tangannya sendiri. Mereka dan dikelola oleh organisasi siswi yang bekerja profesional seperti layaknya tukang bernama Persatuan Kulliyatul Mu’allimat
berpengalaman.
El-Islamaiyyah (PKM). Adapun jenis kegiatannya adalah sebagai berikut: 1)
Hidayati mengaku awalnya sempat ragu bidang olahraga, 2) bidang seni budaya, atas niat awal mereka mengajak dirinya
3) seni keterampilan, 4) bidang karya membuat daur ulang barang yang ada di ilmiah/ jurnalistik/ literasi, 5) dakwah dan
gudang. Herannya, kenapa ia memilih muhadharah, 6) bidang bahasa, 7) bidang bongkahan kayu bekas lemari tanpa ia
pengembangan diri, 8) bidang kesehatan, pikirkan cara mereka menggergaji kayu-kayu
9) bidang kewirausahaan, 10) bidang tersebut. Semua terjadi diluar dugaannya. perfilman, dan 11) bidang olimpiade. Dari Mereka otodidak belajar nyongkel paku dari
sebelas (11) bidang ekskul ini setidaknya lemari bekas pakai. Dipilihnya kayu yang ada 47 kegiatan ekskul yang dijalankan oleh
masih kuat. Mereka pun mulai beraksi.
168 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org
This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
PERGURUAN DINIYYAH PUTRI LAMPUNG: PESANTREN PENCETAK PENDIDIK PEREMPUAN
Menggergaji dan memukulkan palu ke paku
5) Deru di Lorong Keikhlasan (kumpulan puisi pun mereka belajar sendiri.
santri DPL), 6) Shela Aprilia Hanada, Kado Bahkan, sang tukang kayu yang ia suruh
Terindah Masa Sekolah, dan 7) Aulia Salsabila, mengecek sampai terheran-heran, kok bisa
Love in The Silence.
anak-anak gadis berjilbab menggergaji kayu. Kelima, bidang dakwah dan muhadharah, Pak tukang menyebut hasil menggergaji yaitu: membentuk klub-klub muhadharah para santri putri terlihat rapi. Hida mengaku
(pidato), latihan pidato, latihan pembawa untuk menggergaji ia tak pernah mengajari.
acara (MC)/ public speaking, latihan Bahkan ia sendiri masih kerepotan penyarahan (ayat Quran), membentuk memegang gergaji.
Komunitas Dai Muda, pelatihan hafalan Wal hasil, kursi dari kayu bekas pakai Quran, pelatihan tilawatil Quran, dan
pun nampak lebih cantik. Ia berharap pelatihan tartilil Quran. Bidang ini sudah mudah-mudahan Allah memperlancar hajat
mendapatkan banyak prestasi. Prestasi mereka untuk go green pondok tercinta. tertinggi pidato siswi diniyyah adalah juara Inilah kesibukan dan hiburan kami yang
III tingkat nasional Akademi Sahur Indonesia tanpa gawai dan televisi. Meski demikian, (Aksi) Indosiar. mereka tetap berkembang dan berkarya
Keenam, bidang bahasa Arab dan Inggris, jauh dan ingin lebih jauh dari dunia luar. yaitu: muhadasah/ conversation, pidato Hidayati mengaku kagum sekaligus bangga
bahasa Arab/ Inggris, MC bahasa Arab/ dan geleng-geleng kepala dengan kreativitas
Inggris, dan scrabble (permainan kata). dan kemauan anak-anak.
Wakil kepala madrasah, Hidayati Rusydi, Keempat, bidang karya ilmiah/
mengatakan Persatuan Kullliyatul Muallimat jurnalistik/literasi, yaitu: membuat karya (PKM) sebagai organisasi siswa intra sekolah
ilmiah, menerbitkan majalah TUNAS, (OSIS) di Diniyyah Putri Lampung, diakuinya kunjungan ke media, pelatihan jurnalistik, menjadi penggerak seluruh kegiatan siswa pelatihan presenter, dan pelatihan di pesantren dan madrasah ini. “Jika PKM wawancara narasumber. Dalam bidang mogok, Diniyyah mati. Sebab, hampir semua literasi siswi membentuk Komunitas urusan terkait santri, mulai dari sakit, Penulis Muda, pelatihan kepenulisan setiap
kebersihan, bangun, tidur, olahraga, seni, Senin sore, mengikuti lomba kepenulisan, budaya, kedisiplinan, mereka lah yang jadi mengikuti pelatihan kepenulisan dan temu
penggerak,” kata Hidayati. penulis, mengadakan lomba menulis cerpen
Pengurus PKM, bagi dia, pada titik islami, dan membukukan karya siswi, tertentu telah menjadi asisten utama baik cerpen maupun puisi. Di antara buku
bagi para guru. Jadi, tanggung jawab tersebut adalah: 1) Shela Aprilia Hanada dan
mereka besar. Hebatnya, anak-anak ini Miceleh Claudia, Kenangan Masa Kecil yang mampu. Padahal belajarnya otodidak. Membekas di Hati, 2) Shela Aprilia Hanada, Pokoknya,segala urusan teknis terkait santri Dongeng dari Masa ke Masa, 3) Terima Kasih
beres di tangan mereka. “Saya kira layak Guruku (kumpulan puisi siswi kelas X dan jadi pemimpin. Mereka mampu menangani XI), 4) Tamara Nur Imaniah, Hold the Moon,
hal yang tidak bisa dilakukan guru, seperti
Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
J E J E N M U S FA H DA N A . M U S T H O FA A S RO R I
membangunkan santri untuk salat Subuh,” tema ini, hebatnya lagi dengan teks Bahasa ujarnya.
Inggris,” ujarnya bangga.
Seperti disampaikan Sekretaris PKM, Kedua, percakapan dalam Bahasa Arab Putri Nurmala Suci, para santri harus sudah
dan Inggris. Semua santri berkewajiban bangun pada jam 04.00 dini hari. PKM dan
mempraktikkan percakapan dalam dua PMDM, Osis-nya MTs, selalu bekerja sama bahasa internasional tersebut. Sudah untuk urusan yang satu ini. Memang, tentu, jika tidak melakukannya dianggap sebagian besar ditangani oleh PKM. Untuk
telah melanggar peraturan. Oleh karena bangun di pagi buta, mereka harus bangun
itu, hukuman pun siap menanti. Hukuman sebelum para santri. Semua kompak meski
untuk level pertama, biasanya membaca kegiatan sampai jam 22.00 WIB malam.
istighfar seratus kali secara bersama-sama
Terkait peningkatan kemampuan di lapangan. Untuk pelanggaran level kedua bahasa asing, ada sejumlah kegiatan yang dan seterusnya diberlakukan hukuman yang menunjang. Pertama, pidato. Kegiatan ini berbeda-beda. dilaksanakan sekali dalam sepekan, persisnya
Untuk meningkatkan kemampuan pada Kamis malam Jumat. Kegiatan untuk percakapan tersebut, PKM memberikan dua mengasah kemampuan berbicara di depan kosakata setiap selesai jamaah salat Subuh. umum yang akrab disebut muhadharah ini Dengan demikian, para santri dalam sebulan wajib diikuti seluruh santri. Di DPL memiliki
memiliki 60 kosakata baru. Agar efektif, komunitasdai muda. Di dalamnya ada para
pelaksanaan kegiatan ini dibagi dua. Yakni, koordinator yang mengoordinir 40 santri.
dua minggu berbahasa Arab, dua minggu
Ketua PKM Fanisa Kurnia Putri berikutnya berbahasa Inggris. Di lingkungan menambahkan, dari kegiatan yang diadakan
pesantren dibagi 11 asrama. Tiap asrama tiap malam Jumat tersebut sudah melahirkan
terdapat 11 kelompok yang dipimpin satu banyak santri yang juara lomba pidato baik
orang tutor.
level kabupaten, provinsi, maupun nasional. “Kami biasanya menuliskan kosakata Dalam kegiatan muhadharah, selain latihan
baru di white board dalam bahasa Arab atau pidato yang disampaikan dalam tiga bahasa,
Inggris. Lalu kami taruh di taman, di kelas, juga belajar menjadi pembawa acara (MC),
di kantin, hingga kami gantung di dekat tilawah, dan sari tilawah. “Kami memiliki lapangan dan tempat umum lainnya. Ada 10-12 klub.Temanya ditentukan oleh bagian bahasa. Pelanggaran sekali membaca siswi sendiri dikoreksi oleh PKM. Siswi istigfar; dua kali menghafal mufrodat. baru ditoleransi tidak menghafal. Setiap Pelanggaran lebih dari dua kali memakai santri bisa dua kali tampil dalam forum seragam yang berbeda atau memakai kalung muhadharah tersebut. Setiap setahun ada bertuliskan: “I HAVE SPOKEN INDONESIA” lomba muhadarah. Soal tema, kami tidak atau “KHOOLAFTU AN-NIDZAAM”. hanya membahas persoalan keagamaan
Ketiga, belajar ke “Kampung Inggris” di semata, tetapi mengikuti perkembangan Pare, Kediri. Menurut wakil kepala bidang
kekinian. Pada saat lagi ramai-ramainya kurikulum, Nazaruddin, program belajar LGBT, ada juga santri yang berpidato tentang
Bahasa Inggris ke Pare ini diawali dua isu
170 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org
This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
PERGURUAN DINIYYAH PUTRI LAMPUNG: PESANTREN PENCETAK PENDIDIK PEREMPUAN
utama, Ujian Nasional (UN) dan Rancangan Sementara itu, saat pengayaan kosakata, Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). ketua PKM Fanisa Kurnia Putri menyebut Ketatnya soal-soal UN hingga kecemasan para santri pada pukul 5.30 pagi sudah keluar tentang kelulusan terutama untuk mata dari asrama menuju lokasi kursus bahasa. pelajaran Bahasa Inggris dan rencana Selama 15 menit mereka mempraktikkan pemerintah melalui Kemenag mendirikan conversation (dialog) dan grammar (tata RSBI membuat para guru di perguruan DPL
bahasa), di pinggir sawah. Saat ditanyakan berpikir keras.
bagaimana perasaannya setelah mengikuti “Dua tantangan itu menyita pikiran program bahasa asing di Pare, tentu lebih
kami, khususnya saat mau UN. Pesantren menyenangkan.Tutornya juga beda cara sejak awal bertaraf internasional karena belajarnya. memiliki santri dari luar negeri, yakni
“Kami merasa lebih pede alias percaya Thailand. Anak-anak setuju belajar ke Pare
diri. Tidak nervous lagi.Pengetahuan budaya JawaTimur. Anak kelas III MTs berangkatnya
bahasa naik. Kami juga merasa mampu dan selesai UN,” kata Nazaruddin.
mumpuni untuk mengajar bahasa Inggris.
Menurut dia, dengan berangkat ke Nah, di kelas kami saat KBM juga bilingual. Pare, bisa mencakup tiga kegiatan. Yakni Bukan untuk bahasa Inggris saja, namun belajar, budaya, dan wisata. Pada 2017 juga untuk mata pelajaran lainnya, misal program ke Pare hanya ditempuh selama IPA,” tutur Fanisa.
30 hari karena bersamaan datangnya bulan Pada saat praktik mengajar, para santri Ramadhan dan Lebaran. Pesertanya 91 siswi
kelas III KMI atau aliyah juga menyampaikan dari MTs. “Program ini mutlak kehendak pelajaran ilmu jiwa, psikologi, ilmu anak. Setiap periode anak-anak selalu tanya
pendidikan. Kelas III sejak semester awal kepada kami kapan berangkat ke Pare. praktik mengajar, membuat RPP, latihan Pertanyaan itu lalu kami kembalikan ke mengajar, dan membimbing cara mengajar. mereka. Apa betul mereka siap. Lalu kami
Ketujuh, bidang pengembangan diri, pun mendiskusikannya dengan wali santri,”
yaitu: tataboga, tatabusana, dan administrasi ungkapnya.
perkantoran. Kecuali kemampuan bahasa, Program belajar bahasa Inggris ini, kata
siswi diniyyah putri juga dibekali dengan Nazaruddin, sudah dilaksanakan selama keterampilan memasak melalui kurikuler enam kali. Tiap keberangkatan biasanya maupun ekstrakurikuler. Pertama, pada diikuti dua hingga tiga pembimbing. Selain
muatan lokal yaitu pelajaran PKK siswi kelas bertugas memonitor siswi, pembimbing
VII hingga kelas XII belajar memasak setiap juga ikut belajar.Ya, guru yang menemani dua minggu sekali dibimbing seorang guru. para santri ini menjadi pamong sekaligus Guru pembimbing melatih mereka memasak pelajar. “Dalam pelaksanaan penguasaan setelah sebelumnya belajar teori di kelas. bahasa ( tarqiyah al-lughah) para santriyang
Siswi belajar membuat gorengan, es, cilok, ke Pare mulai 2015. Di sana mereka belajar
cireng, tahu isi, dan lainnya. bahasa selama dua bulan,” tandasnya.
Kedua, pada ekstrakurikuler kemam- puan memasak siswi diniyyah putri juga
Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
J E J E N M U S FA H DA N A . M U S T H O FA A S RO R I
diasah dan dilatih melalui ekskul tataboga. siswi semua kelas memasak dalam jumlah Siswi membayar 650 ribu rupiah untuk besar selama tiga hari berturut-turut. ekskul ini selama setahun yang dibayarkan
Mereka dibagi kelompok memasak di hari pada awal tahun. Setiap dua minggu sekali
pertama, kedua, dan ketiga, juga dengan siswi di ekskul ini belajar membuat beragam
jenis masakan yang berbeda-beda. Untuk makanan tradisional dan modern, kue-kue,
merasakan hasil masakan siswi, yang dan minuman, seperti ketpoprak. Pada diundang pada hari pertama adalah dari tataboga ini siswi juga belajar table manner.
keluarga besar pondok, hari kedua dari Mereka akan mendapatkan sertifikat dari
keluarga besar guru, dan hari ketiga dari Disnaker. Putri Nurmala (16) siswi kelas XI
keluarga karyawan. “Saya biasa menjadi juru menyatakan, “Saya ikut tataboga karena foto di kegiatan memasak santri, sehingga hobi, dan sebagai pondasi pada pelajaran bisa setiap hari makan walaupun tidak PKK.”
membawa undangan,” canda Supriyadi (36) Selain memasak, pengembangan wakil kepala hubungan masyarakat. diri siswi diniyyah putri juga dilakukan
Kedelapan, bidang kesehatan, yaitu: melalui ekskul tatabusana dan manajemen
membawa siswi yang sakit ke klinik perkantoran. Dalam satu kelas ada 21 madrasah, penyuluhan kesehatan orang. Yayasan mendapatkan bantuan lingkungan, penyuluhan kesehatan gedung, peralatan, pelatihan instruktur reproduksi, penyuluhan kesehatan tubuh, menjahit selama dua bulan, dan guru pemeriksaan golongan darah secara PNS. “Pada tahun 1990 samppai 1998 saya berkala kerjasama dengan Poltekes Bandar mengembangkan tatabusana,” kata Sri. Pada
Lampung.
tahun 1999 datang bantuan dari Kemenag Kesembilan, bidang kewirausahaan, guru dan dana operasional. Mesin-mesin yaitu: menanam sayur dengan hidroponik,
jahit tenaga listrik itu tidak berfungsi wirausaha bisnis sayur hidroponik, dan lagi karena daya listrik yang dibutuhkan mengelola keuangan hasil tanaman itu. sangat tinggi. Berbeda dengan tataboga Di perguruan Diniyyah Putri Lampung, dan memasak, keterampilan menjahit ini terdapat berbagai keterampilan yang hanya untuk siswi saja. “Tidak ada waktu dikembangkan. Salah satunya, menanam untuk pengembangan karena mereka harus
hidroponik. Menurut wakil kepala bidang belajar,” tutur Sri. Beberapa alumni menjadi
kesiswaan Hidayati Rusydi, kegiatan ini penjahit di rumahnya, ada juga yang sukses
merupakan bagian dari program kerja seksi menjadi pengusaha besar. Di antaranya Uni
kewirausahaan. “Ini seksi atau bagian baru Lili sebagai pengusaha kerajinan tapis khas
dalam struktur PKM. Baru dimulai tahun Lampung yang cukup terkenal.
2017 ini,” ujar Hidayati.
Kecuali itu, kegiatan memasak juga Para santri, lanjut dia, dilatih dan dilakukan siswi pada saat ujian memasak dibimbing oleh Komunitas Petani Muda
pada mata pelajaran PKK. Ujian memasak di Lampung. Mereka ini para mahasiswa kelas masing-masing dilakukan dua bulan Universitas Lampung (UNILA) yang memiliki
sekali, sedangkan ujian massal dilakukan hobi hidroponik. Saat ditanya dari mana setiap tahun sekali. Setiap setahun sekali
172 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org
This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
PERGURUAN DINIYYAH PUTRI LAMPUNG: PESANTREN PENCETAK PENDIDIK PEREMPUAN
idenya, Hida, sapaan akrab guru muda yang asrama kelak bisa memiliki kebun sayur juga alumnus DPL ini mengatakan, dirinya
disetiap halaman asramanya. Ia melihat ini lah yang pertama kali melontarkan gagasan
lebih bermanfaat daripada sekedar hanya tersebut kepada para santri.
menanam bunga. “Peralatannya antara lain “Ide menanam teknik hidroponik ini instalasi, 1 unit dibeli dari keuangan PKM
awalnya saya usulkan kepada anak-anak. atau OSIS. 1 unit lagi sumbangan seorang Ternyata mendapat sambutan positif. alumni,” ungkapnya. Saya ingin, para santri punya keberanian
Tidak sampai di situ, selain terampil mencoba sesuatu yang baru. Setiap minggu
memasak dan membuat kue, siswi di diniyyah pelatih datang dan membimbing mereka putri dilatih wirausaha. Setiap kamis dari dasar,” ungkapnya.Hida menambahkan,
malam Jumat siswi memasak makanan dan akhirnya hasil menanam hidroponik ini membuat minuman berdasarkan keinginan pun menuai hasil. Sayurnya sudah dua kali
siswi lainnya. Pada malam itu siswi latihan panen. Pertama tanaman pakcoy, kedua muhadarah/ pidato dan besoknya libur selada. “Alhamdulillah tanaman mereka sekolah. Wakil kepala bagian kurikulum tumbuh subur dan bagus,” ujar Hida bangga.
Nazarudin (43) menyatakan, “Siswi membuat
Menurut dia, para santri tekun apa nanti dilakukan dengan membaca pasar sekali merawat tanamannya itu. Tak yaitu dengan sistem komunikasi kepada lupa mereka menambahkan nutrisi dan para siswi.” membersihkannya dari rumput dan hama
Meski memiliki uang kas, siswi juga lainnya. Hasilnya dijual kepada para guru
tidak jarang berhutang ke kantin yayasan. dan wali santri yang datang menjenguk. “Mereka ngebon ke kantin untuk membeli “Sehari sebelum panen, saya promosikan bahan-bahan, dan membayarnya setelah hasil karya anak-anak di grup WA guru. jualannya laku,” kata Sri Baniyah kepala Oleh mereka, sayuran di-packing cantik. MTs. Setiap malam Jumat dan Jumat siswi Dagangan mereka selalu habis dalam waktu
berjualan hasil masakannya. “Dengan modal tiga hari,” paparnya.
200 ribu bisa dapat 500 ribu dalam setengah Sebagai Wakasis, Hidayati tak hanya hari,” kata Almira (17) siswi kelas XI. mengajarkan untuk sesuatu yang baru
Keuntungan hasil berjualan siswi itu seperti menanam. Namun juga mengelola bisa mencapai 30 juta rupiah dalam setahun hasilnya. “Keuangan sepenuhnya saya di tingkat MTs dan Aliyah. Pada saat percayakan kepada anak-anak agar mereka
kelulusan uang itu diberikan ke yayasan belajar jujur dan bertanggung jawab. sebagai sumbangan dalam bentuk barang- Namun tetap saya pantau. Ternyata, mereka
barang yang akan digunakan di pesantren, senang dengan kegiatan hidroponik ini. asrama, kelas, atau kantor. Para siswi yang Untuk peserta pelatihan, selain pengurus menentukan mereka akan membeli apa dari kewirausahaan empat orang. Ditambah uang tersebut. Uang tersebut sepenuhnya utusan setiap asrama tiga orang,” ujarnya.
milik siswi sehingga mereka berhak Hida, punya rencana jika tanaman menentukan untuk apa dan dibelikan apa.
dan pelatihan pertama ini berhasil, setiap “Agar mereka punya kenangan saat kembali
Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
J E J E N M U S FA H DA N A . M U S T H O FA A S RO R I
ke madrasah. Oh ini dulu angkatan kami masing-masing. Pola ini sangat bagus tidak yang menyumbangkan,” kata Iskandar hanya pembentukan jiwa kepemimpinan Syukur, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)
kakak pembimbing tetapi juga mendekatkan Bagian Pendidikan dan Pengajaran. Kegiatan
hubungan antara senior-yunior di Diniyyah memasak dan menjual itu cukup mendidik
Putri. Dengan demikian kebersamaan itu siswi diniyyah putri belajar kewirausahaan.
berdampak positif bukan sebaliknya. Prestasi Selebihnya mereka fokus ke belajar yang dicapai murid DP juga merupakan akademik karena tujuan awal mereka jelas
keberhasilan pembimbingnya yaitu kakak mencari ilmu yang luas.
kelas mereka.
Kesepuluh , bidang perfilman, yaitu Prestasi siswi diniyyah putri sangat membuat film pendek. Produksi perdana
membanggakan karena banyak meraih juara pada April 2017 berjudul Harus Gitu Ya? telah
dalam setiap perlombaan. Karena banyaknya berhasil meraih juara I dalam ajang festival
prestasi itu, di sini hanya akan disebutkan film pendek se-Lampung. Hidayati Rusydi
yang telah berhasil mendapatkan juara juga menceritakan soal film pendek yang
satu (I) saja, di antaranya: Cabang Biologi digarap para santri. “Untuk film pendek,
KSM Tingkat MA se-Kabupaten Pesawaran awalnya saya nantang anak-anak. Berani 2014, Kaligrafi Teknokrat Festival Pentas nggak melakukan kegiatan baru. Ada lomba
Seni Islami 7 2014, MTQ Putri SMP se- film pendek di kampus teknokrat. Ternyata
Lampung (Porseni) 2014, Ajang Kompetisi mereka juga merespon positif,” kenangnya.
Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) Ia mengisahkan, dalam waktu tiga hari, Pesawaran Cabang Bulutangkis 2015,
terbentuklah team film. Kemudian mereka Aksioma Cabang Kaligrafi Putri MA 2015, membuat skenario. “Lalu saya carikan Komik Al-Banna Fair Polinela 2015, Analisa pelatih dari komunitas film mahasiswa.
Musik Melodi Non Brass UNILA Marching Akhirnya dapat pelatih yang sesuai. Band Competition2016, Pencak Silat Dispora
Dari arahan sang pelatih, seminggu film Pesawaran 2016, Pencak Silat Internasional pendeknya jadi. Untuk seleksi pemain, Hida
di Padang 2016, Basket Lampung Kobalam meminta bantuan alumni yang aktif di teater
U-14 2016, Kaligrafi Kontemporer Festival dan drama. Alhamdulillah, film garapan
Pesantren IAIN Lampung 2016, Pencak Silat anak-anak dapat juara 1 se-Lampung,” papar
Bupati Cup Pesawaran 2016, Pencak Silat Hida.
IKPM Gontor 2017, Muley Hijab Kampung
Kesebelas, bidang olimpiade, yaitu Nasyid Povinsi Lampung 2017, Dai Pentas Matematika, Biologi, dan Fisika, di tingkat Islami X Universitas Teknokrat 2017, Tilawah DMP/ MTs, Kimia, Matematika, dan Biologi,
IBI Darmajaya Bandar Lampung 2017, Fahmil di tingkat KMI/ MA.
Quran Ponpes Jabal Nur 2017, Kaligrafi Ponpes Jabal Nur 2017, Pidato tingkat SMP
Semua kegiatan ekskul itu dibimbing Balai Bahasa se-Provinsi Lampung. Data
oleh satu sampai dua kakak kelas ini menunjukkan variasi prestasi siswi
yang tergabung dalam Osis. Mereka diniyyah putri yang sangat beragam. Hal ini
sangat berperan dalam pengembangan menunjukkan keragaman bakat siswi yang
keterampilan murid sesuai bidangnya berhasil dikembangkan oleh diniyyah putri.
174 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org
This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
PERGURUAN DINIYYAH PUTRI LAMPUNG: PESANTREN PENCETAK PENDIDIK PEREMPUAN
Wawasan Global
hanya akan memilih 20 siswi. Siswi dan dua Pramuka di Diniyyah Putri tidak sekedar
orang pembina yang berangkat akan tinggal kegiatan kedisiplinan dan kepemimpinan di Phanga 10 hari dan di Hatyai 10 hari.
biasa. Ia telah menorehkan prestasi yang Target lain ke depan dari kerjasama dengan membanggakan tidak hanya bagi madrasah
Thailand ini adalah pertukaran guru atau tetapi bagi provinsi Lampung dan bangsa pertukaran alumni untuk mengajar. Dengan
Indonesia. Siswi madrasah diniyyah putri harapan mereka bisa kuliah di sana. tidak hanya berprestasi di level kabupaten/
Berikutnya tidak hanya pertukaran kota, provinsi, dan nasional, tetapi pelajaran. Muslimah Thailand juga berprestai juga di level internasional, yaitu
bersekolah di Diniyyah Putri. Satu orang dalam pramuka. Anggota pramuka DPL sudah lulus. Sedangkan yang masih sekolah tidak hanya berpartisipasi dalam kegiatan ada 6 orang, yaitu kelas VII dua orang dan pramuka di luar negeri, mereka bahkan kelas IX ada 4 orang. Siswi asal Thailand Issara meraih sejumlah prestasi.
dan Assama, anak kembar, tidak mengalami
Pengalaman internasional lainnya kesulitan belajar di diniyyah putri Lampung adalah pertukaran pelajar ke Thailand Indonesia. Kedua siswi kelas VII MTs yang selama 20 hari. Sejak 9 Oktober 2012 yayasan
berbadan tinggi ini sudah pandai berbahasa telah menandatangani perjanjian kerjasama
Indonesia. Issara yang hobi basket dan suka dengan Ma’had Tarbiyah Islamiyah Thailand
bahasa Inggris ini bercita-cita jadi dokter, dan Thayaiwitaya School Hatyai Thailand. sedangkan Assama bercita-cita jadi guru. Program ini lahir atas jaringan yang telah
Menurut mereka, makanan di Indonesia enak dimiliki oleh yayasan dengan lembaga dan tidak masalah dengan selera mereka.
kursus FEE Center di Pare yang dipimpin Tetapi jika dibandingkan dengan makanan oleh Malik. Malik mengenalkan madrasah di Thailand lebih enak makanan Tailand. diniyyah putri ke Abdul Aziz pemilik sekolah
“Masakan di Indonesia kurang bumbunya,” di Tailand. “Ada pondok khusus wanita yang
kata Issara sambil tersenyum. Tidak hanya bagus di Lampung,” demikian Nazarudin dengan Thailand, kerjasama dengan negara menirukan ucapan Malik.
mitoritas muslim Laos dan Myanmar sedang dalam proses.
Pada 2012 Abdul Aziz datang ke Lampung. Kemudian disepakati pertukaran
Mutu alumni Diniyyah Putri tahun pelajar. Sudah dikirim dua angkatan pada 2015, 2016, dan 2017 dapat dibanggakan 2014 dan 2016. Di sana siswi belajar bahasa,
setidaknya dilihat dari kampus mereka kegiatan sekolah, budaya. Demikian pula belajar saat ini, di antaranya UIN Raden
siswi Thailand selama di diniyyah putri. Intan Lampung, UIN Walisongo Semarang, “Mereka bergabung dengan kegiatan Osis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN dan kami ajak mereka ke sentra-sentra Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Arraniri industri di Lampung,” kata Maimun.
Banda Aceh, Universitas Negeri Semarang, UNILA, IAIN Metro, Universitas Ahmad
Untuk bisa mengikuti program Dahlan Yogyakarta, Jerman (Windi
pertukaran pelajar tersebut siswi kelas IX Wahyuni, Dini Devika Yani, dan Suci Eka