Kata kunci: Asuransi Syariah, Dana Tabarru’, Surplus underwriting, Wakalah,

EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies

Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017

Yefri Joni
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi
Email : yefrijoni@gmail.com

Adelina Zuleika
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi
Email : adelina.zuleika@gmail.com
Diterima: 20 Oktober 2017

Direvisi : 27 Desember 2017

Diterbitkan: 28 Desember 2017

ABSTRACT
Takaful industry has shown significant growth in term of assets and market penetrations, for the
past few years. Despite its significant growth and role, it keeps several issues pertaining its fund
management i.e. the tabarru’ fund. Hence, this paper attemps to analyze its issues and challenges,

and to propose a way forward to overcome those issues. Researcher argue that applying Waqf
mchanism would solve those issues.

Method and Findings: applying literature review approach, researchers analyzed the Wakalah
and Mudarabah model that are applied to manage Tabarru’ fund which based on Hibah. Takaful
Operator has to ensure the availability of Tabarru’ fund to meet the participant claims, and to make
use of the fund through investment activities. It is found that the underwriting surplus of Tabarru’
fund is divided among the participant and Takaful Operator, which invites the Shariah issue, since
the fund is not belong to Operator neither returned back to participant. Accordingly, the cash Waqf
mechanism is better applied. The benefit of cash wakaf could be used by contracting parties, while the
main matter should be kept. Accordingly, by applying cash wakaf mechanism the shariah issue of
underwriting surplus could be overcome; while the Operator could keep the fund as third party’s
capital for its long term sustainability.

Key words: Takaful, Tabarru’ Fund, Underwriting Surplus, Wakalah, Mudarabah, Cash
Waqf
ABSTRAK
Beberapa tahun belakangan ini Industri Asuransi Syariah berkembang signifikan
dalam hal pertunbuhan aset dan penetrasi pasar. Namun dibalik perkembangan
signifikan tersebut, terdapat isu terkait manajemen dana Asuransi Syariah, tepatnya

manajemen dana Tabarru’. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis isu,
tantangan, berikut saran untuk mengatasi masalah tersebut. Peneliti berargumen,
bahwa dengan menerapkan mekanisme wakaf tunai bisa mengatasi masalah yang
dimaksud.

Yefri Joni, Adelina Zuleika

1

Wakaf Sebagai Alternatif........

EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies

Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017

Metode dan Temuan: menggunakan pendekatan tinjauan pustaka, peneliti
menganalisis model Wakalah dan Mudarabah yang diterapkan untuk mengelola dana
Tabarru’. Perusahaan harus memastikan ketersediaan dana Tabarru’ untuk memenuhi
klaim kerugian peserta, dan untuk investasi. Dalam prakteknya surplus underwriting,
yaitu; surplus dari iyuran tabarru’ ditambah keuntungan investasi dikurangi biaya

klaim dan tanggungan lainnya; dibagikan kepada peserta dan perusahaan Asuransi
Syariah, yang kemudian menimbulkan isu ketaatan Syariah, karena dana tabarru’
bukan ditujukan untuk perusahaan dan tidak boleh dikembalikan kepada peserta.
Oleh karenanya, mekanisme wakaf tunai dipandang lebih baik untuk diterapkan.
Manfaat dari wakaf tunai dapat digunakan oleh pihak yang terikat kontrak sedangkan
wakaf itu sendiri harus tetap dijaga kelestariannya. Dengan demikian, isu pelanggaran
ketaatan Syariah karena pembagian surplus underwriting dapat ditanggulangi;
sekaligus perusahaan mengelola dana wakaf sebagai modal pihak ketiga untuk
keberlangsungan jangka panjang perusahaan.
Kata kunci: Asuransi Syariah, Dana Tabarru’, Surplus underwriting, Wakalah,
Mudarabah, Wakaf Tunai
I.

milyar dolar Amerika. Perusahaan Takaful

Pendahuluan
perkembangan

seluruh dunia tercatat sebanyak 308, dimana


Keuangan Syariah semakin signifikan dari

hanya 93 perusahaan diantaranya beroperasi

waktu ke waktu. Asset keuangan syariah

sebagai unit Syariah dibawah perusahaan

secara global tercatat sebesar lebih dari 2

Takaful konvensional, dan lainnya sebanyak

trilliun dolar Amerika, dan diprediksikan

215 perusahaan, merupakan full-fledge Takaful

akan mencapai 3.4 triliun dolar Amerika

operator.


pada tahun 2018. Qatar, Indonesia, Malaysia,

tersebut terkonsentrasi di Timur Tengah dan

Saudi Arabia, Turkey dan Uni Emirat Arab

Asia Tenggara (Advisor, 2016).

Kemajuan

dan

Sebagian

besar

perusaahan

Asuransi syariah di Indonesia mulai


memegang lebih kurang 80 persen asset
global keuangan syariah dengan persentase

dikenal

sejak

pertumbuhan pertahun sebesar 18% dari

Indonesia pada tahun 1994. Pendirian PT.

tahun 2009-2013, dan diperkirakan akan

Takaful

meningkat menjadi 19% pertahun dari tahun

Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)

2014-2019 (Kustin, 2015).


yang ketika itu diketuai oleh Bapak BJ.

ini

berdirinya
diprakarsai

PT.
oleh

Takaful
Ikatan

Salah satu industri keuangan syariah

Habibie, bekerjasama dengan PT. Takaful

yang berkembang cukup massive setelah


Malaysia Berhad. Persentase pertumbuhan

sektor Perbankan Syariah adalah industri

asset industri takaful Indonesia (CGAR)

Asurani Syariah atau secara internasional

diproyeksikan mencapai 29,05% hingga

dikenal sebagai industri Takaful. Pada akhir

tahun 2018. Beberapa perusahaan yang

tahun 2014 aset global Takaful mencapai 33

berperan

Yefri Joni, Adelina Zuleika


2

cukup

signifikan

dalam

Wakaf Sebagai Alternatif........

EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies

Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017

menyumbangkan pertumbuhan pada industri

mengoptimalkan investasi (Alhabshi, Sharif,

Takaful adalah: PT. Takaful Keluarga dan


Razak, & Ismail, 2013).
Dari

Umum, PT. Allianz Life Indonesia, PT.

pembahasan

diatas

dapat

Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT.

dipahami bahwa pengelolaan dana tabarru’

Asuransi Jiwa Bringin Indonesia, PT. Axa

merupakan core business perusahaan Takaful,

Syariah, Axa-Mandiri Syariah, dan lain


yang mana terkait langsung dengan kapasitas

sebagainya.

retensi, tingkat ketahanan, dan reputasi
Takaful

perusahaan. Oleh karenanya dana Tabarru’

secara tidak langsung menuntut peningkatan

harus senantiasa tersedia untuk pembayaran

pada kualitas pengelolaan dan manajemen

klaim (manfaat) peserta Tabarru’, baik untuk

dana

jangka

Perkembangan

Takaful.

industri

Hal

ini

urgent

karena

panjang

seperti

pada

Takaful

keberadaan industri Takaful terhitung baru

Keluarga (Family Takaful), yang sebagian

dibandingkan sektor perbankan syariah,

besar produknya berjangka panjang, seperti

namun permintaan pasar terhadap Takaful

produk Takaful pendidikan dan pensiunan,

semakin

sebisa

maupun pada jangka pendek seperti produk

mungkin perusahaan Takaful bisa menjawab

Takaful kendaraan dan kebakaran pada

permintaan ini dengan kapasitas retensi

Takaful

perusahaan yang prima dan senantiasa

Keberlangsungan dana Tabarru’ ini akan

meningkat.

berbanding lurus dengan tingkat retensi

meningkat,

sehingga

Umum

(General

Takaful).

Kapasitas retensi dapat dipahami

Perusahaan,

yang

dengan

kata

lain

sebagai kapasitas dan tingkat ketahanan

berbanding

lurus

dengan

sustainability

perusahaan Takaful dalam menanggung

perusahaan Takaful (Akhter, 2012; Alhabshi,

resiko. Beberapa faktor yang menentukan

Sharif, Razak, & Ismail, 2013).

besarnya

Diantara isu yang melatar belakangi

perusahaan; yang terkait dengan besarnya

penelitian ini, diantaranya Isu pada model

modal, cadangan dan aset, (b) besarnya

dan akad yang diterapkan pada Takaful;

income perusahaan; baik dari banyaknya

Takaful Isu terkait fee atau ujrah pada model

jumlah premi dan kontribusi dan hasil

Wakalah, isu terkait bagi hasil investasi dana

investasi, (c) kapasitas manajerial perusahaan

Tabarru’

dalam pengelolaan cashflow perusahaan, yaitu

underwriting surplus. Isu-isu tersebut dinilai

seberapa mampu perusahaan mengatur dan

perlu untuk diteliti karena terkait dengan

mempertahankan

ketaatan Syariah Takaful, yang akan sejalan

kapasistas

retensi

adalah

(a)

portfolio

bisnis

perusahaan dalam mengelola dana Tabarru’

dengan

untuk

Takaful.

pembayaran

Yefri Joni, Adelina Zuleika

klaim

dan

3

pada

model

Mudarabah;

keberlangsungan

isu

perusahaan

Wakaf Sebagai Alternatif........

EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies

II.

Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017

Metode kualitatif dengan pendekatan

Metodologi Riset

tinjauan pustaka digunakan untuk meneliti

Objektivitas dari penelitian ini adalah
untuk;

(a)

menganalisis

aturan

topik terkait pengelolaan dana Tabarru’,

terkait

karena riset dengan metode kualitatif dapat

Asuransi Syariah (Takaful); landasan hukum
Syariah

dan

regulasi

menganalisis

pemerintah,

penerapan

dan

mengakumulasi teori dan konsep, dari

(b)

landasan teori dan konsep yang telah ada

praktek

sebelumnya, dimana konsep hasil akumulasi

manajemen pengelolaan dana takaful yang

tersebut dapat dipandang sebagai suatu

tengah berkembang; dalam konteks ini

konsep yang tidak lagi bersifat kondisional,

difokuskan pada pengelolaan dana Tabarru’,

atau tanpa landasan hipotesa (Silverman,

(c) menganalisis isu Syariah pada pengelolaan
dana

Takaful;

(d)

menganalisa

2004).

dan

sesuai syariah dan yang tengah berkembang,

mengatasi dan isu Syariah pada pengelolaan
Tabarru;

menganalisa

(e)

membahas

pengoptimalan

peneliti merujuk kepada sumber primer Al-

dan

Qur’an, hadits, kitab fiqh, dan sumber

mekanisme

sekunder berupa hasil penelitian, jurnal

Wakaf produktif sebagai salah satu alternatif

ilmiah dan hasil riset terkait. Demikian juga

untuk mengatasi isu dan pelanggaran hukum

halnya dengan penerapan wakaf tunai untuk

Syariah pada pengelolaan dana Takaful.
Untuk

mencapai

menanggulangi

objektivitas-objektivitas

metode

kualitatif,

yang

ada

pada

merujuk kepada Al-Qur’an, hadits, kitab

yang

fiqh, selanjutnya hasil penelitian, jurnal

ditikberatkan kepada pendekatan tinjauan

ilmiah dan hasil riset terkait wakaf tunai.

pustaka.

Selanjutnya, terkait implementasi dan

Menurut Denzin and Lincoln (1994),
sebagaimana

isu

pengelolaan dana Tabarru’, penulis juga

tersebut, penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan

karenanya untuk konsep,

penerapan pengelolaan dana Takaful yang

membahas beberapa kemungkinan untuk
dana

Oleh

dikutip

oleh

praktek pada industri Takaful global yang

Maxwell

tengah berkembang, dan data terkait peneliti

(Qualitative Research Design: An Interactive

menganalisis data statistik laporan tahunan

Approach, 2005), riset kualitatif adalah

(Annual Report) perusahaan PT. Takaful

sebuah riset yang menggunakan pendekatan

Indonesia. Dari Annual Report perusahaan

natural dan interpretatif terhadap objek

tersebut, bisa dilihat jenis income yang bagi

penelitian. Riset jenis ini bertujuan untuk

perusahaan, untuk dapat melihat penerapan

menjembatani gap antara teori yang telah

bagaihasil pada perusahaan, terutama terkait

terbangun, dan implementasi dari teori

pembagian surlpus underwriting. Selanjutnya

tersebut (Maxwell, 2005).

Yefri Joni, Adelina Zuleika

World Report Takaful, Global Report Takaful;

4

Wakaf Sebagai Alternatif........

EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies

Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017

untuk trend perkembangan Takaful secara

6

Pengelola
an Dana
dan
investasi

7

Hukum
akad

global dari berbagai negara; serta hasil riset
terkait lainnya.
Sesuai dengan tujuan penelitian, hasil
penelitian ini memiliki pembahasan terkait

Terserah perusahaan,
karena premi yang
dibayar telah menjadi
milik
perusahaan,
baik dibisni hala atau
non-halal
Tidak boleh, karena
mengandung unsur
gharar, maysir, dan
riba pada objek jaul
beli

Sesuai dengan
kesepakatan
dengan peserta,
investasi harus
pada bisnis halal
Boleh,
karena
akad adalah akad
satu arah, tidak
bermaksud
untuk exchange

landasan hukum Takaful, pengelolaan dana
Takaful;

landasan

hukum

Wakaf

dan

Selanjutnya produk Takaful. Seperti

mekanisme Wakaf produktif.
III.

produk Asuransi, Produk Takaful terbagi
menjadi dua, yaitu Family Takaful (asuransi

PEMBAHASAN

keluarga) dan general Takaful (asuransi

Dari landasan teori dan tinjauan

syariah umum/kerugian). Family Takaful

literatur dapat diringkas beberapa point

merupakan asuransi terkait perencanaan

penting terkait Takaful. Pertama adalah

masa depan, dengan ciri utama adalah unsur

perbedaaan karakteristik yang mendasar

tabungan pada produknya, dan General

antara Asuransi konvensional dan Takaful,

Takaful, terkait penanggungan berbagai

perlu diperjelas untuk menjadi acuan, jika

macam jenis kerugian, seperrti motor,

ada praktek dari Takaful yang menyerupai

rumah,dan lain sebagainya.

praktek Asuransi konvensional, maka perlu

Perbedaan Produk Family Takaful dan

ditinjau ulang.

General Takaful

Perbedaan Asuransi Konvensional dan

Berikut perbedaan Produk Family

Asuransi Syariah (Takaful)
No.
1
2
3

Perbedaa
n
Akad
Kategori
Akad
Contracting
parties

4

Posisi
perusahaa
n

5

Kepemili
kan dana
dari
premi
yang telah
dibayar

Asuransi
Konvensional
Jual
Beli
antara
nasabah
dan
perusahaan
Akad tijarah/
komersil
Dua pihak, yaitu
nasabah
sebagai
pembeli polis, dan
perusahaan asuransi
sebagai penjual jasa
penanggungan.
Sebagai penjual polis
yang
merupakan
sertifikat
jaminan
penanggungan
kerugian
dari
perusahaan
Dana premi yang
dibayar menjadi milik
perusahaan

Yefri Joni, Adelina Zuleika

Takaful dan General Takaful:
Takaful
No. Perbedaan
1
Contoh
produk

Tabarru antara
sesama Peserta
akad sosial/
non-komersil
Tiga pihak atau
lebih,
yaitu
peserta-peserta
dan perusahaan
sebagai operator.
Sebagai
operator:
mediator antar
peserta;
dan
pengelola dana
peserta
Kontribusi
tabarru’
milik
seluruh peserta
Takaful

2

Objek

3

Jangka waktu

Family Takaful
Takaful
kesehatan dan
jiwa;
Takaful
pendidikan;
Takaful Pensiun,
takaful
pembiayaan,
tabunga
haji,
dsb.
Perencanna
keuangan masa
depan

Panjang

General Takaful
Takaful
kendaraan
bermotor,
Takaful
kebakaran
dan
bencana
alam,
takaful;
Takaful
keselamatan pekerja;
Takaful
barang
berharga/antik, dsb.
Objek
selain
perencanaan
masa
depan, seperti benda,
manusia
pada
keadaan tertentu, dan
lain sebagainya
Pendek

Perbedaan karakteristik pada family
takaful, dan
5

general

Takaful

memberi

Wakaf Sebagai Alternatif........

EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies

implikasi

terhadap

pengelolaan

Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017

dikombinasikan dengan property (Alhabshi,

dana

kontribusi peserta; dana Tabarru’ untuk

Sharif, Razak, & Ismail, 2013) .

memenuhi klaim, dan pengelolaan dana
Perbedaan Model Wakalah dan

investasi.

Mudarabah dari segi income untuk
Pada family takaful, karena berbasis

perusahaan Takaful

perencanaan masa depan, maka kontribusi
Perbedaan income yang di dapatkan

peserta dibagi menjadi dua bagian yaitu

perusahaan dari model bisnis Wakalah dan

untuk tabungan dan saving pribadi peserta

Mudarabah:

dan sebagian untuk dana tabarru’. Pada
general Takaful, karena jangka waktu singkat

No.
Tugas
1
Mengelola dana
Tabarru’ untuk
klaim
2
Mengelola dana
investasi
3
Karakteristik
income

dan tidak dalm rangka untuk menabung,
maka kontribusi menjadi satu pos saja, yaitu
dana Tabarru’.
Pada family Takaful yang memiliki

Wakalah
Fee

Fee
dan/atau
Performance fee
Fix

Mudarabah
Management cost
(biaya
operasional)
Bagi hasil dari
profit investasi
Flexible

Mekanisme Takaful

jangka waktu yang panjang, maka tendensi
investasi ditik beratkan pada jenis instrumen

Perusahaan Takaful, seperti Asuransi,

investasi jangka panjang seperti properti, lalu

keberadaanya

disusul saham, sukuk atau listed property.

korporat sebagai instrumen manajemen

Karakteristik investasi untuk mengelola dana

resiko. Perusahaan membantu meng-cover

Family Takaful adalah tingkat profitabilitas

jika selama masa kesepakatan terjadi suatu

instrument yang tahan inflasi, meskipun

resiko yang mendatangkan kerugian finansial

tidak liquid, lalu disusul jenis investasi yang

terhadap peserta.

lebih liquid seperti saham, sukuk atau listed

diperlukan

individu

dan

Perbedaan mendasar antara asuransi

property.

konvensional dan Takaful adalah pada akad.
Kesepakatan asuransi adalah jual-beli, antara

Pada general takaful, strategi yang

nasabah

diterapkan kebalikan dari strategi pada family

asuransi

dengan

perusahaan

asuransi. Nasabah membayar premi sebagai

Takaful, karena jangka waktu akad pada

harga beli atas objek yang dijual perusahaan

general Takaful singkat dan dalam waktu

yaitu berupa penanggungan jika terjadi

singkat bisa terjadi banyak klaim, maka jenis

kerugian selama kesepakatan berlangsung1.

instrumen yang diperlukan diprioritaskan
kepada insttrumen liquid seperti saham,
sukuk,

listed

Yefri Joni, Adelina Zuleika

properties,

1

yang

Jual beli seperti ini, seperti yang kita ketahui
bersama mengandung unsur ketidak tentuan yang
tinggi pada objek (gharar), dimana kemudian

6

Wakaf Sebagai Alternatif........

EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies

Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017

Dengan demikian kesepakatan ini adalah

Konsep dan Mekanisme Pengelolaan

kesepakan

Dana Takaful

dua

pihak,

dimana

hak

perusahaan adalah dana premi, yang setelah
dibayarkan

merupakan

hak

Beberapa konsep dan mekanisme

penuh

perusahaan,

sedangan

sebagai

konsekuensinya,

kewajiban

perusahaan

yang diterapkan dalam pengelolaan dana
Takaful adalah konsep wakalah, mudarabah,
hybrid model wakalah dan mudarabah, dan

adalah menanggung kerugian nasabah.
Lain
mekanisme
ta’awun

halnya

pada

Takaful

berlandaskan

(tolong-menolong).

wakaf (Akhter, 2012; Alhabshi, Sharif,

Takaful,
Jika

Razak, & Ismail, 2013; Advisor, 2016).

asas

Adapun

pada

perusahaan,

pada

wakalah; mudarabah maupun hybrid model
wakalah dan mudarabah diterapkan di

Fungsi perusahaan Takaful hanyalah sebagai

negara-negara asia tenggara; yaitu Indonesia,

operator penghubung antara para peserta,

Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam

dan menyalurkan dana bersama peserta

(Advisor, 2016; Alhabshi, Sharif, Razak, &

kepada peserta yang menderita kerugian

Ismail, 2013; Rosly, 2005; Soualhi, 2008;

(pengelola dana peserta).

Wahab, Lewis, & Hassan, 2007)

Pembayaran Premi atau Kontribusi

Pada

Takaful berdasarkan akad Tabarru’ yaitu

mekanisme

wakalah,

perusahaan bertindak sebagai wakil dari para

Hibah. Pada Takaful keluarga kontribusi

peserta dalam mengelola dana tabarru’,

tersebut dibagi dua; sebagian sebagai dana

membayar dan menjaga ketersediaan dana

saving personal peserta dan sebagian lainnya

klaim (manfaat) untuk para peserta, dan

sebagai danan hibah untuk kepentingan

untuk

bersama anggota Takaful (Alhabshi &
Concept,

di

Model pengelolaan dana berdasarkan

sama oleh para peserta secara keseluruhan.

Takaful;

dipakai

(DSN-MUI, NO: 81/DSN-MUI/III/2011).

Takaful

kerugian peserta ditanggung secara bersama-

Razak,

yang

Indonesia adalah wakalah dan mudarabah

asuransi konvensional kerugian nasabah
ditanggung

mekanisme

jasa

ini,

perusahaaan

Takaful

mendapat fee, yang ditentukan sejak awal

History

akad dengan nominal yang tetap. Selanjutnya

Development, and Future Chalenges of Its

untuk

Industry, 2009).

pengelolaan

dana

untuk

tujuan

investasi perusahaan mendapat fee dan dalam
keadaan

tertentu

perusahaan

berhak

mendapat performance fee (Alhabshi, Sharif,
Razak, & Ismail, 2013)
Adapun
mengundang unsur gambling (maysir); dan riba
(DSN-MUI, NO: 81/DSN-MUI/III/2011).

Yefri Joni, Adelina Zuleika

pada

mekanisme

mudarabah, untuk mengelola dana tabarru’
7

Wakaf Sebagai Alternatif........

EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies

Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017

ini perusahaan mendapat gaji atau upah yang

Hal ini disebabkan karena akad Tabarru’

dikategorikan sebagai biaya operasional, yang

adalah akad sosial, yaitu Hibah.

diambil dari dana tabarru’. Biaya operasional

Jika

nasabah

tidak

mengalami

ini lebih bersifat kondisional dibandingkan

kerugian apapun hingga akhir akad takaful,

fee dari wakalah, karena disesuaikan dengan

secara teori dana tetap akan berada di pos

biaya

untuk

dana tabarru’ yang bisa dipergunakan oleh

pengelolaan dana tabarru’ setiap termin.

perusahaan sebagai modal investasi setelah

Selanjutnya pada tahapan investasi dana,

dana klaim (manfaat) mendapat alokasi yang

perusahaan

mudarib

cukup. Semakin minim klaim terjadi semakin

berhak

bertambah modal untuk investasi yang

keuntungan

artinya bisa meningkatkan jumlah profit hasil

investasi (Akhter, 2012; Alhabshi, Sharif,

investasi yang sebagian menjadi hak untuk

Razak, & Ismail, 2013).

perusahaan. Oleh karenanya, dana tabarru’

operasional

perusahaan

bertindak

sebagai

pengelola

dana

investasi

mendapat

bagi

hasil

dan

dari

ini dikelola sedemikian rupa sehingga dapat

Pengelolaan Dana Tabarru’
Selanjutnya

menguntungkan peserta dan juga perusahaan

pembahasan

Takaful.

akan

Secara

terfokus pada pengelolaan dana Tabarru’.

umum

pengelolaan

dana

Secara sederhana, dana Tabarru’ ini adalah

Tabarru’ dengan mekanisme wakalah dan

dana milik para peserta, bukan milik

mudarabah tidak melanggar aturan Syariah.

perusahaan dan perusahaan hanya bertindak

Namun mekanisme wakalah dan mudarabah

sebagai

Tujuan

memiliki celah yang dapat mendatangkan isu,

pengumpulan dana (pembayaran kontribusi)

yang hingga saat ini masih diperdebatkan.

adalah

menolong

Celah ini mengantarkan pada beberapa isu

diantara peserta, jika salah seorang diantara

dan masalah yang terkait dengan pelanggaran

peserta terkena musibah yang menyebabkan

aturan syariah, selain itu terkait dengan

kerugian finansial.

financial sustainability untuk jangka panjang

pengelola
untuk

saling

dana.
tolong

perusahaan (Akhter, 2012; Soualhi, 2008),

Namun demikian ketersediaan dana
tabarru’ ini berarti ketersediaan modal bagi

Berikut

perusahaan. Berbeda dengan deposito dan

pengelolaan dana tabarru’.

tabungan pada Bank, yang bisa ditarik

pembahasan

terkait

isu

pada

Analisis Pengelolaan dana Takaful; Isu,

kembali oleh nasabah, dana tabarru’ tidak

Kritik dan Rekomendasi

bisa kembali kepada peserta kecuali peserta
Isu pada model Takaful:

yang bersangkutan mendapat musibah dan
kemalangan yang menyebabkan kerugian.

Yefri Joni, Adelina Zuleika

8

Wakaf Sebagai Alternatif........

EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies

Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017

model

kontribusi peserta yang bersangkutan? Inilah

wakalah, mudarabah atau penggabungan

yang menjadi salah satu isu pada takaful yang

antara

menggunakan mekanisme wakalah.

Ada

beberepa

wakalah

dan

isu

dari

mudarabah

yang

diterapkan di Indonesia dan beberapa negara

Diagram

muslim lainnya, yang patut ditinjau ulang

Keperluan

Wakaf

dan

di

fee

dengan model Wakalah:

Akhter, 2012; Rosele & Johari, Aplikasi
Model

pengambilan

diawal, dari dana kontribusi pada Takaful

(Alhabshi, Sharif, Razak, & Ismail, 2013;
Takaful

IV.1:

Malaysia:

Permasalahannya, 2016;

Wahab, Lewis, & Hassan, 2007; Wahab,
2006), diantaranya:
Isu terkait fee atau ujrah pada model
Wakalah
Pada model wakalah, perusahaan
Takaful bertindak sebagai wakil peserta
Sumber: Syed Othman Alhabshi, Sharif, Razak,
& Ismail (Takaful Realities and Chalenges, 2013)

untuk mengelola dana Takaful, untuk jasanya
ini perusahaan mendapat fee/ujrah. Fee atau

Keterangan:

komisi sebagai wakil pada pengelolaan dana



tabarru’ berdasarkan wakalah, biasanya di

Pada Family Takaful kontribusi

ambil diawal, ketika peserta membayar

peserta dibagi menjadi 2, yaitu

kontribusi atau premi Takaful. Berdasarkan

saving (tabungan) dan dana

prinsip accrual pada akuntansi syariah, status

Tabarru’


fee tersebut adalah unearned fee, dimana akan

Untuk mengelola dan Tabarru’

berubah status menjadi earned fee di akhir

model

periode tahun yang ditentukan.

Tabarru’ mendapat fee di awal,

Metode

pemotongan

diawal

Wakalah,

perusahaan

inilah yang menjadi isu, yang

ini

patut ditijnaju ulang.

menjadi masalah ketika peserta hendak



membatalkan kontrak ditengah waktu akad.

Untuk

mengelola

investasi

perusahaan mendapat fee dan

Jika peserta membatalkan kontrak sebelum

atau performance fee, sebagai

masa akad berakhir, maka kontribusi peserta

insentif

yang telah dibayarkan akan dikembalikan,
namun bagaimana cara mengembalikan fee
yang telah dipotong oleh perusahaan dari

Yefri Joni, Adelina Zuleika

9

Wakaf Sebagai Alternatif........

EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies

Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017

Isu terkait bagi hasil investasi dana
Tabarru’ pada model Mudarabah
Sebagian Ulama berpendapat bahwa
bagi hasil dari investasi dana Tabarru’ tidak
boleh dibagikan kepada peserta dan kepada
perusahaan Takaful. Tindakan ini dinilai
illegal dan melanggar aturan syariah. Hal ini
dikarenakan karakteristik dari akad tabarru’
seperti hibah dan sedekah adalah akad
sepihak yang tidak boleh mengharapkan

Sumber: Waheed Akhter, (Takaful Models and
Global Practices, 2012, hal. 10), sebagaimana yang
dipraktekan oleh Syarikat Takaful Malaysia Bhd.,
dan keterangan tambahan peneliti.

keuntungan kembali dari apa yang telah di
berikan. Jika peserta mengambil keuntungan
dari apa yang telah diberikan, maka akad
tabarru’ akan menyamai akad tijarah, namun

Keterangan:

tanpa kejelasan dari timbal balik, dan ini



peserta dibagi menjadi 2, yaitu

melanggar aturan Syariah.
Demikian

juga

halnya

saving (tabungan) dan dana

dengan

Tabarru’

perusahaan. Perusahaan bertindak sebagai
pihak

pemegang

manajer

amanah

pengelolaan

dan

dana;



sebagai

yang

tetap,



sehingga

hasil dari investasi dana tabarru’,
karena

hasil investasi dana tabarru’ (Akhter, 2012)

Tabarru’

Diagram IV.2: Profit sharing dana

untuk

mengelola

perusahaan

telah

mendapat komisi yang telah

model

dibayarkan senbelumnya.

Mudarabah



Adapun investasi dana saving,
atau

Yefri Joni, Adelina Zuleika

investasi

objek perdebatan adalah bagi

pada pengelolaan dana Takaful, dalam hal ini

dengan

mengelola

Adapun bagi hasil yang menjadi

Tabarru’. Inilah yang menjadi salah satu isu

Takaful

Untuk

perusahaan mendapat bagi hasil.

tetap tersebut, bukan atas profit dana

pada

mudarabah,

komisi

perusahaan hanya berhak atas nominal yang

tabarru’

model

perusahaan Tabarru’ mendapat

dimana gaji dan remunerasi telah ditentukan
nominal

Untuk mengelola dan Tabarru’
pada

semestinya

bertindak sebagai penjaga amanah yang baik,
dengan

Pada Family Takaful kontribusi

10

tabungan

peserta,

Wakaf Sebagai Alternatif........

EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies

Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017

Sumber: Annual Report PT. Asuransi Takaful

perusahaan berhak mendapat

Keluarga, Tahun 2015

bagi hasil, seperti yang berlaku
pada tabungan wadi’ah atau
tabungan

dan

Para ‘ulama berpendapat bahwa baik

deposito

peserta maupun perusahaan Takaful tidak

mudarabah di Bank.

berhak atas surplus dari dana tabarru’ yang
telah didonasikan. Seperti halnya bagi hasil

Isu underwriting surplus

dari keuntungan investasi dana Tabarru’

Isu underwriting surplus merupakan

pada model mudarabah. Menurut hemat

isu signifikan yang menjadi salah penekanan

peneliti, pembagian underwriting surplus ini

pada penelitian ini. Underwriting surplus adalah

merupakan pelanggaran yang lebih berat

surplus dari; dana tabarru’ ditambah profit

dibandingkan pembagian profit dari hasil

investasi dana tabarru’ dikurangi klaim,

investasi dana tabarru’, karena yang dibagi

cadangan, management cost pengelolaan dana

bukan hanya profit dari investasi dana

tabarru’ dan retakaful jika ada. Surplus ini
lalu

dibagikan

kepada

peserta

tabarru’, tapi termasuk dana tabarru’ itu

dan

sendiri.

perusahaan dengan porsi yang disepakati.
Berikut beberapa alasan underwriting

(Akhter, 2012; Rosele & Johari, 2016;

surplus tidak bisa dibagikan kepada peserta

Alhabshi, Sharif, Razak, & Ismail, 2013).

maupun kepada perusahaan:
Praktek ini dilakukan hingga saat ini,
1. Dari sisi peserta:

sebagaimana yang tercatat pada laporan
tahunan perusahaan Takaful yang diteliti,

Peserta telah mendonasikan dana

salah satunya adalah perusahaan Takaful

tabarru’

Keluarga (Takaful, 2016). Berikut laporan

menolong, namun pada akhirnya

pembagian Underwriting Surplus PT. Asuransi

dana

Takaful Keluarga untuk tahun 2015 dan

artinya peseta mengambil kembali

2014:

apa yang telah disedekahkannya, dan

untuk

tersebut

tujuan

tolong

dikembalikan,

ini

bertentangan dengan hadith Nabi
saw, yang diriwayatkan Ibnu Abbas
r.a

(DSN-MUI,

NO:

81/DSN-

MUI/III/2011):
Dari

Ibnu

Abbas

r.a

bahwa

Rasulullah saw bersabda :

Yefri Joni, Adelina Zuleika

11

Wakaf Sebagai Alternatif........

EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies

Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017

“orang yang mengambil kembali hibah

selain daripada uang jasa yang telah

seperti anjing

disepakati.

yang menelan kembali muntahnya”2

Sebagian Ulama’ berargumentasi, bahwa

2. Selanjutnya dari sisi peserta, jika
peserta

berdonasi

mengharapkan

perusahaan bisa mendapat underwriting

dengan

kembali,

surplus jika dengan persetujuan peserta

maka

(Akhter, 2012, hal. 15),

prinsip tolong menolong disini akan

termasuk

Indonesia, berdasarkan Fatwa

rusak, dan menghilangkan esensi dari

di

DSN-MUI

No. 53 Tahun 20063.

akad tabarru’ itu sendiri.

Namun jika ditelusuri lebih lanjut ini

3. Dari sisi perusahaan:
Perusahaan sebagai operator Takaful

akan melanggar esensi dari Takaful, yang

bertugas sebagai pengelola dana, dan

dicerminkan dari akad Tabarru’, dimana

untuk

tujuannya adalah untuk tolong menolong

jasa

pengelolaan

ini

perusahaan mendapat fee, dan atau

bukan

management

kerananya

Perusahaan adalah jasa pengelolaan dana

perusahaan tidak berhak turut serta

tabarru’, bukan mengambil dana itu sebagai

menikmati surplus dari dana tabarru’

income utama. Jika demikian halnya, maka

tersebut

Takaful

cost,

oleh

profit-oriented.

Bisnis

Operator

utama

dan

dari

Asuransi

konvensional tidak jauh berbeda. Karena

4. Kontribusi yang didonasikan peserta
adalah untuk kepentingan bersama

underwriting

peserta

untuk

konvensional merupakan salah satu element

demikian

utama untuk kepentingan perusahaan dan

bukan

perusahaan,

ditujukan
dengan

surplus

pada

asuransi

untuk mengikat loyalitas nasabah asuransi.

perusahaan tidak berhak atas surplus

3

Ketetapan Keenam Fatwa DSN-MUI, No. 53 tahun
2006: Surplus Underwriting
1.Jika terdapat surplus underwriting atas dana
tabarru’, makaboleh dilakukan beberapa alternatif
sebagai berikut:
(a)Diperlakukan seluruhnya sebagai dana cadangan
dalam akun tabarru’. (c) Disimpan
sebagian
sebagai dana cadangan dan dibagikan sebagian
lainnya kepada para peserta yang memenuhi
syarat aktuaria/manajemen risiko. (d) Disimpan
sebagian sebagai dana cadangan dan dapat
dibagikan sebagian lainnya kepada perusahaan
asuransi dan para peserta sepanjang disepakati
oleh para peserta.
2.Pilihan terhadap salah satu alternatif tersebut di
atas harus disetujui terlebih dahulu oleh peserta
dan dituangkan dalam akad.

ُّ‫ قَا َل النَّبِي‬:َ‫ قَال‬،‫ي اللَّهُ عَ ْنهُمَا‬
َ ِ‫عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَض‬
‫ «العَائِدُ فِي هِبَتِهِ كَالعَائِدِ فِي‬:َ‫صَلَّى اهللُ عَلَيْ ِه وَسَلَّم‬