Kata kunci: Asuransi Syariah, Dana Tabarru’, Surplus underwriting, Wakalah,
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
Yefri Joni
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi
Email : yefrijoni@gmail.com
Adelina Zuleika
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi
Email : adelina.zuleika@gmail.com
Diterima: 20 Oktober 2017
Direvisi : 27 Desember 2017
Diterbitkan: 28 Desember 2017
ABSTRACT
Takaful industry has shown significant growth in term of assets and market penetrations, for the
past few years. Despite its significant growth and role, it keeps several issues pertaining its fund
management i.e. the tabarru’ fund. Hence, this paper attemps to analyze its issues and challenges,
and to propose a way forward to overcome those issues. Researcher argue that applying Waqf
mchanism would solve those issues.
Method and Findings: applying literature review approach, researchers analyzed the Wakalah
and Mudarabah model that are applied to manage Tabarru’ fund which based on Hibah. Takaful
Operator has to ensure the availability of Tabarru’ fund to meet the participant claims, and to make
use of the fund through investment activities. It is found that the underwriting surplus of Tabarru’
fund is divided among the participant and Takaful Operator, which invites the Shariah issue, since
the fund is not belong to Operator neither returned back to participant. Accordingly, the cash Waqf
mechanism is better applied. The benefit of cash wakaf could be used by contracting parties, while the
main matter should be kept. Accordingly, by applying cash wakaf mechanism the shariah issue of
underwriting surplus could be overcome; while the Operator could keep the fund as third party’s
capital for its long term sustainability.
Key words: Takaful, Tabarru’ Fund, Underwriting Surplus, Wakalah, Mudarabah, Cash
Waqf
ABSTRAK
Beberapa tahun belakangan ini Industri Asuransi Syariah berkembang signifikan
dalam hal pertunbuhan aset dan penetrasi pasar. Namun dibalik perkembangan
signifikan tersebut, terdapat isu terkait manajemen dana Asuransi Syariah, tepatnya
manajemen dana Tabarru’. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis isu,
tantangan, berikut saran untuk mengatasi masalah tersebut. Peneliti berargumen,
bahwa dengan menerapkan mekanisme wakaf tunai bisa mengatasi masalah yang
dimaksud.
Yefri Joni, Adelina Zuleika
1
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
Metode dan Temuan: menggunakan pendekatan tinjauan pustaka, peneliti
menganalisis model Wakalah dan Mudarabah yang diterapkan untuk mengelola dana
Tabarru’. Perusahaan harus memastikan ketersediaan dana Tabarru’ untuk memenuhi
klaim kerugian peserta, dan untuk investasi. Dalam prakteknya surplus underwriting,
yaitu; surplus dari iyuran tabarru’ ditambah keuntungan investasi dikurangi biaya
klaim dan tanggungan lainnya; dibagikan kepada peserta dan perusahaan Asuransi
Syariah, yang kemudian menimbulkan isu ketaatan Syariah, karena dana tabarru’
bukan ditujukan untuk perusahaan dan tidak boleh dikembalikan kepada peserta.
Oleh karenanya, mekanisme wakaf tunai dipandang lebih baik untuk diterapkan.
Manfaat dari wakaf tunai dapat digunakan oleh pihak yang terikat kontrak sedangkan
wakaf itu sendiri harus tetap dijaga kelestariannya. Dengan demikian, isu pelanggaran
ketaatan Syariah karena pembagian surplus underwriting dapat ditanggulangi;
sekaligus perusahaan mengelola dana wakaf sebagai modal pihak ketiga untuk
keberlangsungan jangka panjang perusahaan.
Kata kunci: Asuransi Syariah, Dana Tabarru’, Surplus underwriting, Wakalah,
Mudarabah, Wakaf Tunai
I.
milyar dolar Amerika. Perusahaan Takaful
Pendahuluan
perkembangan
seluruh dunia tercatat sebanyak 308, dimana
Keuangan Syariah semakin signifikan dari
hanya 93 perusahaan diantaranya beroperasi
waktu ke waktu. Asset keuangan syariah
sebagai unit Syariah dibawah perusahaan
secara global tercatat sebesar lebih dari 2
Takaful konvensional, dan lainnya sebanyak
trilliun dolar Amerika, dan diprediksikan
215 perusahaan, merupakan full-fledge Takaful
akan mencapai 3.4 triliun dolar Amerika
operator.
pada tahun 2018. Qatar, Indonesia, Malaysia,
tersebut terkonsentrasi di Timur Tengah dan
Saudi Arabia, Turkey dan Uni Emirat Arab
Asia Tenggara (Advisor, 2016).
Kemajuan
dan
Sebagian
besar
perusaahan
Asuransi syariah di Indonesia mulai
memegang lebih kurang 80 persen asset
global keuangan syariah dengan persentase
dikenal
sejak
pertumbuhan pertahun sebesar 18% dari
Indonesia pada tahun 1994. Pendirian PT.
tahun 2009-2013, dan diperkirakan akan
Takaful
meningkat menjadi 19% pertahun dari tahun
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
2014-2019 (Kustin, 2015).
yang ketika itu diketuai oleh Bapak BJ.
ini
berdirinya
diprakarsai
PT.
oleh
Takaful
Ikatan
Salah satu industri keuangan syariah
Habibie, bekerjasama dengan PT. Takaful
yang berkembang cukup massive setelah
Malaysia Berhad. Persentase pertumbuhan
sektor Perbankan Syariah adalah industri
asset industri takaful Indonesia (CGAR)
Asurani Syariah atau secara internasional
diproyeksikan mencapai 29,05% hingga
dikenal sebagai industri Takaful. Pada akhir
tahun 2018. Beberapa perusahaan yang
tahun 2014 aset global Takaful mencapai 33
berperan
Yefri Joni, Adelina Zuleika
2
cukup
signifikan
dalam
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
menyumbangkan pertumbuhan pada industri
mengoptimalkan investasi (Alhabshi, Sharif,
Takaful adalah: PT. Takaful Keluarga dan
Razak, & Ismail, 2013).
Dari
Umum, PT. Allianz Life Indonesia, PT.
pembahasan
diatas
dapat
Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT.
dipahami bahwa pengelolaan dana tabarru’
Asuransi Jiwa Bringin Indonesia, PT. Axa
merupakan core business perusahaan Takaful,
Syariah, Axa-Mandiri Syariah, dan lain
yang mana terkait langsung dengan kapasitas
sebagainya.
retensi, tingkat ketahanan, dan reputasi
Takaful
perusahaan. Oleh karenanya dana Tabarru’
secara tidak langsung menuntut peningkatan
harus senantiasa tersedia untuk pembayaran
pada kualitas pengelolaan dan manajemen
klaim (manfaat) peserta Tabarru’, baik untuk
dana
jangka
Perkembangan
Takaful.
industri
Hal
ini
urgent
karena
panjang
seperti
pada
Takaful
keberadaan industri Takaful terhitung baru
Keluarga (Family Takaful), yang sebagian
dibandingkan sektor perbankan syariah,
besar produknya berjangka panjang, seperti
namun permintaan pasar terhadap Takaful
produk Takaful pendidikan dan pensiunan,
semakin
sebisa
maupun pada jangka pendek seperti produk
mungkin perusahaan Takaful bisa menjawab
Takaful kendaraan dan kebakaran pada
permintaan ini dengan kapasitas retensi
Takaful
perusahaan yang prima dan senantiasa
Keberlangsungan dana Tabarru’ ini akan
meningkat.
berbanding lurus dengan tingkat retensi
meningkat,
sehingga
Umum
(General
Takaful).
Kapasitas retensi dapat dipahami
Perusahaan,
yang
dengan
kata
lain
sebagai kapasitas dan tingkat ketahanan
berbanding
lurus
dengan
sustainability
perusahaan Takaful dalam menanggung
perusahaan Takaful (Akhter, 2012; Alhabshi,
resiko. Beberapa faktor yang menentukan
Sharif, Razak, & Ismail, 2013).
besarnya
Diantara isu yang melatar belakangi
perusahaan; yang terkait dengan besarnya
penelitian ini, diantaranya Isu pada model
modal, cadangan dan aset, (b) besarnya
dan akad yang diterapkan pada Takaful;
income perusahaan; baik dari banyaknya
Takaful Isu terkait fee atau ujrah pada model
jumlah premi dan kontribusi dan hasil
Wakalah, isu terkait bagi hasil investasi dana
investasi, (c) kapasitas manajerial perusahaan
Tabarru’
dalam pengelolaan cashflow perusahaan, yaitu
underwriting surplus. Isu-isu tersebut dinilai
seberapa mampu perusahaan mengatur dan
perlu untuk diteliti karena terkait dengan
mempertahankan
ketaatan Syariah Takaful, yang akan sejalan
kapasistas
retensi
adalah
(a)
portfolio
bisnis
perusahaan dalam mengelola dana Tabarru’
dengan
untuk
Takaful.
pembayaran
Yefri Joni, Adelina Zuleika
klaim
dan
3
pada
model
Mudarabah;
keberlangsungan
isu
perusahaan
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
II.
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
Metode kualitatif dengan pendekatan
Metodologi Riset
tinjauan pustaka digunakan untuk meneliti
Objektivitas dari penelitian ini adalah
untuk;
(a)
menganalisis
aturan
topik terkait pengelolaan dana Tabarru’,
terkait
karena riset dengan metode kualitatif dapat
Asuransi Syariah (Takaful); landasan hukum
Syariah
dan
regulasi
menganalisis
pemerintah,
penerapan
dan
mengakumulasi teori dan konsep, dari
(b)
landasan teori dan konsep yang telah ada
praktek
sebelumnya, dimana konsep hasil akumulasi
manajemen pengelolaan dana takaful yang
tersebut dapat dipandang sebagai suatu
tengah berkembang; dalam konteks ini
konsep yang tidak lagi bersifat kondisional,
difokuskan pada pengelolaan dana Tabarru’,
atau tanpa landasan hipotesa (Silverman,
(c) menganalisis isu Syariah pada pengelolaan
dana
Takaful;
(d)
menganalisa
2004).
dan
sesuai syariah dan yang tengah berkembang,
mengatasi dan isu Syariah pada pengelolaan
Tabarru;
menganalisa
(e)
membahas
pengoptimalan
peneliti merujuk kepada sumber primer Al-
dan
Qur’an, hadits, kitab fiqh, dan sumber
mekanisme
sekunder berupa hasil penelitian, jurnal
Wakaf produktif sebagai salah satu alternatif
ilmiah dan hasil riset terkait. Demikian juga
untuk mengatasi isu dan pelanggaran hukum
halnya dengan penerapan wakaf tunai untuk
Syariah pada pengelolaan dana Takaful.
Untuk
mencapai
menanggulangi
objektivitas-objektivitas
metode
kualitatif,
yang
ada
pada
merujuk kepada Al-Qur’an, hadits, kitab
yang
fiqh, selanjutnya hasil penelitian, jurnal
ditikberatkan kepada pendekatan tinjauan
ilmiah dan hasil riset terkait wakaf tunai.
pustaka.
Selanjutnya, terkait implementasi dan
Menurut Denzin and Lincoln (1994),
sebagaimana
isu
pengelolaan dana Tabarru’, penulis juga
tersebut, penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan
karenanya untuk konsep,
penerapan pengelolaan dana Takaful yang
membahas beberapa kemungkinan untuk
dana
Oleh
dikutip
oleh
praktek pada industri Takaful global yang
Maxwell
tengah berkembang, dan data terkait peneliti
(Qualitative Research Design: An Interactive
menganalisis data statistik laporan tahunan
Approach, 2005), riset kualitatif adalah
(Annual Report) perusahaan PT. Takaful
sebuah riset yang menggunakan pendekatan
Indonesia. Dari Annual Report perusahaan
natural dan interpretatif terhadap objek
tersebut, bisa dilihat jenis income yang bagi
penelitian. Riset jenis ini bertujuan untuk
perusahaan, untuk dapat melihat penerapan
menjembatani gap antara teori yang telah
bagaihasil pada perusahaan, terutama terkait
terbangun, dan implementasi dari teori
pembagian surlpus underwriting. Selanjutnya
tersebut (Maxwell, 2005).
Yefri Joni, Adelina Zuleika
World Report Takaful, Global Report Takaful;
4
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
untuk trend perkembangan Takaful secara
6
Pengelola
an Dana
dan
investasi
7
Hukum
akad
global dari berbagai negara; serta hasil riset
terkait lainnya.
Sesuai dengan tujuan penelitian, hasil
penelitian ini memiliki pembahasan terkait
Terserah perusahaan,
karena premi yang
dibayar telah menjadi
milik
perusahaan,
baik dibisni hala atau
non-halal
Tidak boleh, karena
mengandung unsur
gharar, maysir, dan
riba pada objek jaul
beli
Sesuai dengan
kesepakatan
dengan peserta,
investasi harus
pada bisnis halal
Boleh,
karena
akad adalah akad
satu arah, tidak
bermaksud
untuk exchange
landasan hukum Takaful, pengelolaan dana
Takaful;
landasan
hukum
Wakaf
dan
Selanjutnya produk Takaful. Seperti
mekanisme Wakaf produktif.
III.
produk Asuransi, Produk Takaful terbagi
menjadi dua, yaitu Family Takaful (asuransi
PEMBAHASAN
keluarga) dan general Takaful (asuransi
Dari landasan teori dan tinjauan
syariah umum/kerugian). Family Takaful
literatur dapat diringkas beberapa point
merupakan asuransi terkait perencanaan
penting terkait Takaful. Pertama adalah
masa depan, dengan ciri utama adalah unsur
perbedaaan karakteristik yang mendasar
tabungan pada produknya, dan General
antara Asuransi konvensional dan Takaful,
Takaful, terkait penanggungan berbagai
perlu diperjelas untuk menjadi acuan, jika
macam jenis kerugian, seperrti motor,
ada praktek dari Takaful yang menyerupai
rumah,dan lain sebagainya.
praktek Asuransi konvensional, maka perlu
Perbedaan Produk Family Takaful dan
ditinjau ulang.
General Takaful
Perbedaan Asuransi Konvensional dan
Berikut perbedaan Produk Family
Asuransi Syariah (Takaful)
No.
1
2
3
Perbedaa
n
Akad
Kategori
Akad
Contracting
parties
4
Posisi
perusahaa
n
5
Kepemili
kan dana
dari
premi
yang telah
dibayar
Asuransi
Konvensional
Jual
Beli
antara
nasabah
dan
perusahaan
Akad tijarah/
komersil
Dua pihak, yaitu
nasabah
sebagai
pembeli polis, dan
perusahaan asuransi
sebagai penjual jasa
penanggungan.
Sebagai penjual polis
yang
merupakan
sertifikat
jaminan
penanggungan
kerugian
dari
perusahaan
Dana premi yang
dibayar menjadi milik
perusahaan
Yefri Joni, Adelina Zuleika
Takaful dan General Takaful:
Takaful
No. Perbedaan
1
Contoh
produk
Tabarru antara
sesama Peserta
akad sosial/
non-komersil
Tiga pihak atau
lebih,
yaitu
peserta-peserta
dan perusahaan
sebagai operator.
Sebagai
operator:
mediator antar
peserta;
dan
pengelola dana
peserta
Kontribusi
tabarru’
milik
seluruh peserta
Takaful
2
Objek
3
Jangka waktu
Family Takaful
Takaful
kesehatan dan
jiwa;
Takaful
pendidikan;
Takaful Pensiun,
takaful
pembiayaan,
tabunga
haji,
dsb.
Perencanna
keuangan masa
depan
Panjang
General Takaful
Takaful
kendaraan
bermotor,
Takaful
kebakaran
dan
bencana
alam,
takaful;
Takaful
keselamatan pekerja;
Takaful
barang
berharga/antik, dsb.
Objek
selain
perencanaan
masa
depan, seperti benda,
manusia
pada
keadaan tertentu, dan
lain sebagainya
Pendek
Perbedaan karakteristik pada family
takaful, dan
5
general
Takaful
memberi
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
implikasi
terhadap
pengelolaan
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
dikombinasikan dengan property (Alhabshi,
dana
kontribusi peserta; dana Tabarru’ untuk
Sharif, Razak, & Ismail, 2013) .
memenuhi klaim, dan pengelolaan dana
Perbedaan Model Wakalah dan
investasi.
Mudarabah dari segi income untuk
Pada family takaful, karena berbasis
perusahaan Takaful
perencanaan masa depan, maka kontribusi
Perbedaan income yang di dapatkan
peserta dibagi menjadi dua bagian yaitu
perusahaan dari model bisnis Wakalah dan
untuk tabungan dan saving pribadi peserta
Mudarabah:
dan sebagian untuk dana tabarru’. Pada
general Takaful, karena jangka waktu singkat
No.
Tugas
1
Mengelola dana
Tabarru’ untuk
klaim
2
Mengelola dana
investasi
3
Karakteristik
income
dan tidak dalm rangka untuk menabung,
maka kontribusi menjadi satu pos saja, yaitu
dana Tabarru’.
Pada family Takaful yang memiliki
Wakalah
Fee
Fee
dan/atau
Performance fee
Fix
Mudarabah
Management cost
(biaya
operasional)
Bagi hasil dari
profit investasi
Flexible
Mekanisme Takaful
jangka waktu yang panjang, maka tendensi
investasi ditik beratkan pada jenis instrumen
Perusahaan Takaful, seperti Asuransi,
investasi jangka panjang seperti properti, lalu
keberadaanya
disusul saham, sukuk atau listed property.
korporat sebagai instrumen manajemen
Karakteristik investasi untuk mengelola dana
resiko. Perusahaan membantu meng-cover
Family Takaful adalah tingkat profitabilitas
jika selama masa kesepakatan terjadi suatu
instrument yang tahan inflasi, meskipun
resiko yang mendatangkan kerugian finansial
tidak liquid, lalu disusul jenis investasi yang
terhadap peserta.
lebih liquid seperti saham, sukuk atau listed
diperlukan
individu
dan
Perbedaan mendasar antara asuransi
property.
konvensional dan Takaful adalah pada akad.
Kesepakatan asuransi adalah jual-beli, antara
Pada general takaful, strategi yang
nasabah
diterapkan kebalikan dari strategi pada family
asuransi
dengan
perusahaan
asuransi. Nasabah membayar premi sebagai
Takaful, karena jangka waktu akad pada
harga beli atas objek yang dijual perusahaan
general Takaful singkat dan dalam waktu
yaitu berupa penanggungan jika terjadi
singkat bisa terjadi banyak klaim, maka jenis
kerugian selama kesepakatan berlangsung1.
instrumen yang diperlukan diprioritaskan
kepada insttrumen liquid seperti saham,
sukuk,
listed
Yefri Joni, Adelina Zuleika
properties,
1
yang
Jual beli seperti ini, seperti yang kita ketahui
bersama mengandung unsur ketidak tentuan yang
tinggi pada objek (gharar), dimana kemudian
6
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
Dengan demikian kesepakatan ini adalah
Konsep dan Mekanisme Pengelolaan
kesepakan
Dana Takaful
dua
pihak,
dimana
hak
perusahaan adalah dana premi, yang setelah
dibayarkan
merupakan
hak
Beberapa konsep dan mekanisme
penuh
perusahaan,
sedangan
sebagai
konsekuensinya,
kewajiban
perusahaan
yang diterapkan dalam pengelolaan dana
Takaful adalah konsep wakalah, mudarabah,
hybrid model wakalah dan mudarabah, dan
adalah menanggung kerugian nasabah.
Lain
mekanisme
ta’awun
halnya
pada
Takaful
berlandaskan
(tolong-menolong).
wakaf (Akhter, 2012; Alhabshi, Sharif,
Takaful,
Jika
Razak, & Ismail, 2013; Advisor, 2016).
asas
Adapun
pada
perusahaan,
pada
wakalah; mudarabah maupun hybrid model
wakalah dan mudarabah diterapkan di
Fungsi perusahaan Takaful hanyalah sebagai
negara-negara asia tenggara; yaitu Indonesia,
operator penghubung antara para peserta,
Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam
dan menyalurkan dana bersama peserta
(Advisor, 2016; Alhabshi, Sharif, Razak, &
kepada peserta yang menderita kerugian
Ismail, 2013; Rosly, 2005; Soualhi, 2008;
(pengelola dana peserta).
Wahab, Lewis, & Hassan, 2007)
Pembayaran Premi atau Kontribusi
Pada
Takaful berdasarkan akad Tabarru’ yaitu
mekanisme
wakalah,
perusahaan bertindak sebagai wakil dari para
Hibah. Pada Takaful keluarga kontribusi
peserta dalam mengelola dana tabarru’,
tersebut dibagi dua; sebagian sebagai dana
membayar dan menjaga ketersediaan dana
saving personal peserta dan sebagian lainnya
klaim (manfaat) untuk para peserta, dan
sebagai danan hibah untuk kepentingan
untuk
bersama anggota Takaful (Alhabshi &
Concept,
di
Model pengelolaan dana berdasarkan
sama oleh para peserta secara keseluruhan.
Takaful;
dipakai
(DSN-MUI, NO: 81/DSN-MUI/III/2011).
Takaful
kerugian peserta ditanggung secara bersama-
Razak,
yang
Indonesia adalah wakalah dan mudarabah
asuransi konvensional kerugian nasabah
ditanggung
mekanisme
jasa
ini,
perusahaaan
Takaful
mendapat fee, yang ditentukan sejak awal
History
akad dengan nominal yang tetap. Selanjutnya
Development, and Future Chalenges of Its
untuk
Industry, 2009).
pengelolaan
dana
untuk
tujuan
investasi perusahaan mendapat fee dan dalam
keadaan
tertentu
perusahaan
berhak
mendapat performance fee (Alhabshi, Sharif,
Razak, & Ismail, 2013)
Adapun
mengundang unsur gambling (maysir); dan riba
(DSN-MUI, NO: 81/DSN-MUI/III/2011).
Yefri Joni, Adelina Zuleika
pada
mekanisme
mudarabah, untuk mengelola dana tabarru’
7
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
ini perusahaan mendapat gaji atau upah yang
Hal ini disebabkan karena akad Tabarru’
dikategorikan sebagai biaya operasional, yang
adalah akad sosial, yaitu Hibah.
diambil dari dana tabarru’. Biaya operasional
Jika
nasabah
tidak
mengalami
ini lebih bersifat kondisional dibandingkan
kerugian apapun hingga akhir akad takaful,
fee dari wakalah, karena disesuaikan dengan
secara teori dana tetap akan berada di pos
biaya
untuk
dana tabarru’ yang bisa dipergunakan oleh
pengelolaan dana tabarru’ setiap termin.
perusahaan sebagai modal investasi setelah
Selanjutnya pada tahapan investasi dana,
dana klaim (manfaat) mendapat alokasi yang
perusahaan
mudarib
cukup. Semakin minim klaim terjadi semakin
berhak
bertambah modal untuk investasi yang
keuntungan
artinya bisa meningkatkan jumlah profit hasil
investasi (Akhter, 2012; Alhabshi, Sharif,
investasi yang sebagian menjadi hak untuk
Razak, & Ismail, 2013).
perusahaan. Oleh karenanya, dana tabarru’
operasional
perusahaan
bertindak
sebagai
pengelola
dana
investasi
mendapat
bagi
hasil
dan
dari
ini dikelola sedemikian rupa sehingga dapat
Pengelolaan Dana Tabarru’
Selanjutnya
menguntungkan peserta dan juga perusahaan
pembahasan
Takaful.
akan
Secara
terfokus pada pengelolaan dana Tabarru’.
umum
pengelolaan
dana
Secara sederhana, dana Tabarru’ ini adalah
Tabarru’ dengan mekanisme wakalah dan
dana milik para peserta, bukan milik
mudarabah tidak melanggar aturan Syariah.
perusahaan dan perusahaan hanya bertindak
Namun mekanisme wakalah dan mudarabah
sebagai
Tujuan
memiliki celah yang dapat mendatangkan isu,
pengumpulan dana (pembayaran kontribusi)
yang hingga saat ini masih diperdebatkan.
adalah
menolong
Celah ini mengantarkan pada beberapa isu
diantara peserta, jika salah seorang diantara
dan masalah yang terkait dengan pelanggaran
peserta terkena musibah yang menyebabkan
aturan syariah, selain itu terkait dengan
kerugian finansial.
financial sustainability untuk jangka panjang
pengelola
untuk
saling
dana.
tolong
perusahaan (Akhter, 2012; Soualhi, 2008),
Namun demikian ketersediaan dana
tabarru’ ini berarti ketersediaan modal bagi
Berikut
perusahaan. Berbeda dengan deposito dan
pengelolaan dana tabarru’.
tabungan pada Bank, yang bisa ditarik
pembahasan
terkait
isu
pada
Analisis Pengelolaan dana Takaful; Isu,
kembali oleh nasabah, dana tabarru’ tidak
Kritik dan Rekomendasi
bisa kembali kepada peserta kecuali peserta
Isu pada model Takaful:
yang bersangkutan mendapat musibah dan
kemalangan yang menyebabkan kerugian.
Yefri Joni, Adelina Zuleika
8
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
model
kontribusi peserta yang bersangkutan? Inilah
wakalah, mudarabah atau penggabungan
yang menjadi salah satu isu pada takaful yang
antara
menggunakan mekanisme wakalah.
Ada
beberepa
wakalah
dan
isu
dari
mudarabah
yang
diterapkan di Indonesia dan beberapa negara
Diagram
muslim lainnya, yang patut ditinjau ulang
Keperluan
Wakaf
dan
di
fee
dengan model Wakalah:
Akhter, 2012; Rosele & Johari, Aplikasi
Model
pengambilan
diawal, dari dana kontribusi pada Takaful
(Alhabshi, Sharif, Razak, & Ismail, 2013;
Takaful
IV.1:
Malaysia:
Permasalahannya, 2016;
Wahab, Lewis, & Hassan, 2007; Wahab,
2006), diantaranya:
Isu terkait fee atau ujrah pada model
Wakalah
Pada model wakalah, perusahaan
Takaful bertindak sebagai wakil peserta
Sumber: Syed Othman Alhabshi, Sharif, Razak,
& Ismail (Takaful Realities and Chalenges, 2013)
untuk mengelola dana Takaful, untuk jasanya
ini perusahaan mendapat fee/ujrah. Fee atau
Keterangan:
komisi sebagai wakil pada pengelolaan dana
tabarru’ berdasarkan wakalah, biasanya di
Pada Family Takaful kontribusi
ambil diawal, ketika peserta membayar
peserta dibagi menjadi 2, yaitu
kontribusi atau premi Takaful. Berdasarkan
saving (tabungan) dan dana
prinsip accrual pada akuntansi syariah, status
Tabarru’
fee tersebut adalah unearned fee, dimana akan
Untuk mengelola dan Tabarru’
berubah status menjadi earned fee di akhir
model
periode tahun yang ditentukan.
Tabarru’ mendapat fee di awal,
Metode
pemotongan
diawal
Wakalah,
perusahaan
inilah yang menjadi isu, yang
ini
patut ditijnaju ulang.
menjadi masalah ketika peserta hendak
membatalkan kontrak ditengah waktu akad.
Untuk
mengelola
investasi
perusahaan mendapat fee dan
Jika peserta membatalkan kontrak sebelum
atau performance fee, sebagai
masa akad berakhir, maka kontribusi peserta
insentif
yang telah dibayarkan akan dikembalikan,
namun bagaimana cara mengembalikan fee
yang telah dipotong oleh perusahaan dari
Yefri Joni, Adelina Zuleika
9
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
Isu terkait bagi hasil investasi dana
Tabarru’ pada model Mudarabah
Sebagian Ulama berpendapat bahwa
bagi hasil dari investasi dana Tabarru’ tidak
boleh dibagikan kepada peserta dan kepada
perusahaan Takaful. Tindakan ini dinilai
illegal dan melanggar aturan syariah. Hal ini
dikarenakan karakteristik dari akad tabarru’
seperti hibah dan sedekah adalah akad
sepihak yang tidak boleh mengharapkan
Sumber: Waheed Akhter, (Takaful Models and
Global Practices, 2012, hal. 10), sebagaimana yang
dipraktekan oleh Syarikat Takaful Malaysia Bhd.,
dan keterangan tambahan peneliti.
keuntungan kembali dari apa yang telah di
berikan. Jika peserta mengambil keuntungan
dari apa yang telah diberikan, maka akad
tabarru’ akan menyamai akad tijarah, namun
Keterangan:
tanpa kejelasan dari timbal balik, dan ini
peserta dibagi menjadi 2, yaitu
melanggar aturan Syariah.
Demikian
juga
halnya
saving (tabungan) dan dana
dengan
Tabarru’
perusahaan. Perusahaan bertindak sebagai
pihak
pemegang
manajer
amanah
pengelolaan
dan
dana;
sebagai
yang
tetap,
sehingga
hasil dari investasi dana tabarru’,
karena
hasil investasi dana tabarru’ (Akhter, 2012)
Tabarru’
Diagram IV.2: Profit sharing dana
untuk
mengelola
perusahaan
telah
mendapat komisi yang telah
model
dibayarkan senbelumnya.
Mudarabah
Adapun investasi dana saving,
atau
Yefri Joni, Adelina Zuleika
investasi
objek perdebatan adalah bagi
pada pengelolaan dana Takaful, dalam hal ini
dengan
mengelola
Adapun bagi hasil yang menjadi
Tabarru’. Inilah yang menjadi salah satu isu
Takaful
Untuk
perusahaan mendapat bagi hasil.
tetap tersebut, bukan atas profit dana
pada
mudarabah,
komisi
perusahaan hanya berhak atas nominal yang
tabarru’
model
perusahaan Tabarru’ mendapat
dimana gaji dan remunerasi telah ditentukan
nominal
Untuk mengelola dan Tabarru’
pada
semestinya
bertindak sebagai penjaga amanah yang baik,
dengan
Pada Family Takaful kontribusi
10
tabungan
peserta,
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
Sumber: Annual Report PT. Asuransi Takaful
perusahaan berhak mendapat
Keluarga, Tahun 2015
bagi hasil, seperti yang berlaku
pada tabungan wadi’ah atau
tabungan
dan
Para ‘ulama berpendapat bahwa baik
deposito
peserta maupun perusahaan Takaful tidak
mudarabah di Bank.
berhak atas surplus dari dana tabarru’ yang
telah didonasikan. Seperti halnya bagi hasil
Isu underwriting surplus
dari keuntungan investasi dana Tabarru’
Isu underwriting surplus merupakan
pada model mudarabah. Menurut hemat
isu signifikan yang menjadi salah penekanan
peneliti, pembagian underwriting surplus ini
pada penelitian ini. Underwriting surplus adalah
merupakan pelanggaran yang lebih berat
surplus dari; dana tabarru’ ditambah profit
dibandingkan pembagian profit dari hasil
investasi dana tabarru’ dikurangi klaim,
investasi dana tabarru’, karena yang dibagi
cadangan, management cost pengelolaan dana
bukan hanya profit dari investasi dana
tabarru’ dan retakaful jika ada. Surplus ini
lalu
dibagikan
kepada
peserta
tabarru’, tapi termasuk dana tabarru’ itu
dan
sendiri.
perusahaan dengan porsi yang disepakati.
Berikut beberapa alasan underwriting
(Akhter, 2012; Rosele & Johari, 2016;
surplus tidak bisa dibagikan kepada peserta
Alhabshi, Sharif, Razak, & Ismail, 2013).
maupun kepada perusahaan:
Praktek ini dilakukan hingga saat ini,
1. Dari sisi peserta:
sebagaimana yang tercatat pada laporan
tahunan perusahaan Takaful yang diteliti,
Peserta telah mendonasikan dana
salah satunya adalah perusahaan Takaful
tabarru’
Keluarga (Takaful, 2016). Berikut laporan
menolong, namun pada akhirnya
pembagian Underwriting Surplus PT. Asuransi
dana
Takaful Keluarga untuk tahun 2015 dan
artinya peseta mengambil kembali
2014:
apa yang telah disedekahkannya, dan
untuk
tersebut
tujuan
tolong
dikembalikan,
ini
bertentangan dengan hadith Nabi
saw, yang diriwayatkan Ibnu Abbas
r.a
(DSN-MUI,
NO:
81/DSN-
MUI/III/2011):
Dari
Ibnu
Abbas
r.a
bahwa
Rasulullah saw bersabda :
Yefri Joni, Adelina Zuleika
11
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
“orang yang mengambil kembali hibah
selain daripada uang jasa yang telah
seperti anjing
disepakati.
yang menelan kembali muntahnya”2
Sebagian Ulama’ berargumentasi, bahwa
2. Selanjutnya dari sisi peserta, jika
peserta
berdonasi
mengharapkan
perusahaan bisa mendapat underwriting
dengan
kembali,
surplus jika dengan persetujuan peserta
maka
(Akhter, 2012, hal. 15),
prinsip tolong menolong disini akan
termasuk
Indonesia, berdasarkan Fatwa
rusak, dan menghilangkan esensi dari
di
DSN-MUI
No. 53 Tahun 20063.
akad tabarru’ itu sendiri.
Namun jika ditelusuri lebih lanjut ini
3. Dari sisi perusahaan:
Perusahaan sebagai operator Takaful
akan melanggar esensi dari Takaful, yang
bertugas sebagai pengelola dana, dan
dicerminkan dari akad Tabarru’, dimana
untuk
tujuannya adalah untuk tolong menolong
jasa
pengelolaan
ini
perusahaan mendapat fee, dan atau
bukan
management
kerananya
Perusahaan adalah jasa pengelolaan dana
perusahaan tidak berhak turut serta
tabarru’, bukan mengambil dana itu sebagai
menikmati surplus dari dana tabarru’
income utama. Jika demikian halnya, maka
tersebut
Takaful
cost,
oleh
profit-oriented.
Bisnis
Operator
utama
dan
dari
Asuransi
konvensional tidak jauh berbeda. Karena
4. Kontribusi yang didonasikan peserta
adalah untuk kepentingan bersama
underwriting
peserta
untuk
konvensional merupakan salah satu element
demikian
utama untuk kepentingan perusahaan dan
bukan
perusahaan,
ditujukan
dengan
surplus
pada
asuransi
untuk mengikat loyalitas nasabah asuransi.
perusahaan tidak berhak atas surplus
3
Ketetapan Keenam Fatwa DSN-MUI, No. 53 tahun
2006: Surplus Underwriting
1.Jika terdapat surplus underwriting atas dana
tabarru’, makaboleh dilakukan beberapa alternatif
sebagai berikut:
(a)Diperlakukan seluruhnya sebagai dana cadangan
dalam akun tabarru’. (c) Disimpan
sebagian
sebagai dana cadangan dan dibagikan sebagian
lainnya kepada para peserta yang memenuhi
syarat aktuaria/manajemen risiko. (d) Disimpan
sebagian sebagai dana cadangan dan dapat
dibagikan sebagian lainnya kepada perusahaan
asuransi dan para peserta sepanjang disepakati
oleh para peserta.
2.Pilihan terhadap salah satu alternatif tersebut di
atas harus disetujui terlebih dahulu oleh peserta
dan dituangkan dalam akad.
ُّ قَا َل النَّبِي:َ قَال،ي اللَّهُ عَ ْنهُمَا
َ ِعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَض
«العَائِدُ فِي هِبَتِهِ كَالعَائِدِ فِي:َصَلَّى اهللُ عَلَيْ ِه وَسَلَّم
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
Yefri Joni
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi
Email : yefrijoni@gmail.com
Adelina Zuleika
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi
Email : adelina.zuleika@gmail.com
Diterima: 20 Oktober 2017
Direvisi : 27 Desember 2017
Diterbitkan: 28 Desember 2017
ABSTRACT
Takaful industry has shown significant growth in term of assets and market penetrations, for the
past few years. Despite its significant growth and role, it keeps several issues pertaining its fund
management i.e. the tabarru’ fund. Hence, this paper attemps to analyze its issues and challenges,
and to propose a way forward to overcome those issues. Researcher argue that applying Waqf
mchanism would solve those issues.
Method and Findings: applying literature review approach, researchers analyzed the Wakalah
and Mudarabah model that are applied to manage Tabarru’ fund which based on Hibah. Takaful
Operator has to ensure the availability of Tabarru’ fund to meet the participant claims, and to make
use of the fund through investment activities. It is found that the underwriting surplus of Tabarru’
fund is divided among the participant and Takaful Operator, which invites the Shariah issue, since
the fund is not belong to Operator neither returned back to participant. Accordingly, the cash Waqf
mechanism is better applied. The benefit of cash wakaf could be used by contracting parties, while the
main matter should be kept. Accordingly, by applying cash wakaf mechanism the shariah issue of
underwriting surplus could be overcome; while the Operator could keep the fund as third party’s
capital for its long term sustainability.
Key words: Takaful, Tabarru’ Fund, Underwriting Surplus, Wakalah, Mudarabah, Cash
Waqf
ABSTRAK
Beberapa tahun belakangan ini Industri Asuransi Syariah berkembang signifikan
dalam hal pertunbuhan aset dan penetrasi pasar. Namun dibalik perkembangan
signifikan tersebut, terdapat isu terkait manajemen dana Asuransi Syariah, tepatnya
manajemen dana Tabarru’. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis isu,
tantangan, berikut saran untuk mengatasi masalah tersebut. Peneliti berargumen,
bahwa dengan menerapkan mekanisme wakaf tunai bisa mengatasi masalah yang
dimaksud.
Yefri Joni, Adelina Zuleika
1
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
Metode dan Temuan: menggunakan pendekatan tinjauan pustaka, peneliti
menganalisis model Wakalah dan Mudarabah yang diterapkan untuk mengelola dana
Tabarru’. Perusahaan harus memastikan ketersediaan dana Tabarru’ untuk memenuhi
klaim kerugian peserta, dan untuk investasi. Dalam prakteknya surplus underwriting,
yaitu; surplus dari iyuran tabarru’ ditambah keuntungan investasi dikurangi biaya
klaim dan tanggungan lainnya; dibagikan kepada peserta dan perusahaan Asuransi
Syariah, yang kemudian menimbulkan isu ketaatan Syariah, karena dana tabarru’
bukan ditujukan untuk perusahaan dan tidak boleh dikembalikan kepada peserta.
Oleh karenanya, mekanisme wakaf tunai dipandang lebih baik untuk diterapkan.
Manfaat dari wakaf tunai dapat digunakan oleh pihak yang terikat kontrak sedangkan
wakaf itu sendiri harus tetap dijaga kelestariannya. Dengan demikian, isu pelanggaran
ketaatan Syariah karena pembagian surplus underwriting dapat ditanggulangi;
sekaligus perusahaan mengelola dana wakaf sebagai modal pihak ketiga untuk
keberlangsungan jangka panjang perusahaan.
Kata kunci: Asuransi Syariah, Dana Tabarru’, Surplus underwriting, Wakalah,
Mudarabah, Wakaf Tunai
I.
milyar dolar Amerika. Perusahaan Takaful
Pendahuluan
perkembangan
seluruh dunia tercatat sebanyak 308, dimana
Keuangan Syariah semakin signifikan dari
hanya 93 perusahaan diantaranya beroperasi
waktu ke waktu. Asset keuangan syariah
sebagai unit Syariah dibawah perusahaan
secara global tercatat sebesar lebih dari 2
Takaful konvensional, dan lainnya sebanyak
trilliun dolar Amerika, dan diprediksikan
215 perusahaan, merupakan full-fledge Takaful
akan mencapai 3.4 triliun dolar Amerika
operator.
pada tahun 2018. Qatar, Indonesia, Malaysia,
tersebut terkonsentrasi di Timur Tengah dan
Saudi Arabia, Turkey dan Uni Emirat Arab
Asia Tenggara (Advisor, 2016).
Kemajuan
dan
Sebagian
besar
perusaahan
Asuransi syariah di Indonesia mulai
memegang lebih kurang 80 persen asset
global keuangan syariah dengan persentase
dikenal
sejak
pertumbuhan pertahun sebesar 18% dari
Indonesia pada tahun 1994. Pendirian PT.
tahun 2009-2013, dan diperkirakan akan
Takaful
meningkat menjadi 19% pertahun dari tahun
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
2014-2019 (Kustin, 2015).
yang ketika itu diketuai oleh Bapak BJ.
ini
berdirinya
diprakarsai
PT.
oleh
Takaful
Ikatan
Salah satu industri keuangan syariah
Habibie, bekerjasama dengan PT. Takaful
yang berkembang cukup massive setelah
Malaysia Berhad. Persentase pertumbuhan
sektor Perbankan Syariah adalah industri
asset industri takaful Indonesia (CGAR)
Asurani Syariah atau secara internasional
diproyeksikan mencapai 29,05% hingga
dikenal sebagai industri Takaful. Pada akhir
tahun 2018. Beberapa perusahaan yang
tahun 2014 aset global Takaful mencapai 33
berperan
Yefri Joni, Adelina Zuleika
2
cukup
signifikan
dalam
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
menyumbangkan pertumbuhan pada industri
mengoptimalkan investasi (Alhabshi, Sharif,
Takaful adalah: PT. Takaful Keluarga dan
Razak, & Ismail, 2013).
Dari
Umum, PT. Allianz Life Indonesia, PT.
pembahasan
diatas
dapat
Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT.
dipahami bahwa pengelolaan dana tabarru’
Asuransi Jiwa Bringin Indonesia, PT. Axa
merupakan core business perusahaan Takaful,
Syariah, Axa-Mandiri Syariah, dan lain
yang mana terkait langsung dengan kapasitas
sebagainya.
retensi, tingkat ketahanan, dan reputasi
Takaful
perusahaan. Oleh karenanya dana Tabarru’
secara tidak langsung menuntut peningkatan
harus senantiasa tersedia untuk pembayaran
pada kualitas pengelolaan dan manajemen
klaim (manfaat) peserta Tabarru’, baik untuk
dana
jangka
Perkembangan
Takaful.
industri
Hal
ini
urgent
karena
panjang
seperti
pada
Takaful
keberadaan industri Takaful terhitung baru
Keluarga (Family Takaful), yang sebagian
dibandingkan sektor perbankan syariah,
besar produknya berjangka panjang, seperti
namun permintaan pasar terhadap Takaful
produk Takaful pendidikan dan pensiunan,
semakin
sebisa
maupun pada jangka pendek seperti produk
mungkin perusahaan Takaful bisa menjawab
Takaful kendaraan dan kebakaran pada
permintaan ini dengan kapasitas retensi
Takaful
perusahaan yang prima dan senantiasa
Keberlangsungan dana Tabarru’ ini akan
meningkat.
berbanding lurus dengan tingkat retensi
meningkat,
sehingga
Umum
(General
Takaful).
Kapasitas retensi dapat dipahami
Perusahaan,
yang
dengan
kata
lain
sebagai kapasitas dan tingkat ketahanan
berbanding
lurus
dengan
sustainability
perusahaan Takaful dalam menanggung
perusahaan Takaful (Akhter, 2012; Alhabshi,
resiko. Beberapa faktor yang menentukan
Sharif, Razak, & Ismail, 2013).
besarnya
Diantara isu yang melatar belakangi
perusahaan; yang terkait dengan besarnya
penelitian ini, diantaranya Isu pada model
modal, cadangan dan aset, (b) besarnya
dan akad yang diterapkan pada Takaful;
income perusahaan; baik dari banyaknya
Takaful Isu terkait fee atau ujrah pada model
jumlah premi dan kontribusi dan hasil
Wakalah, isu terkait bagi hasil investasi dana
investasi, (c) kapasitas manajerial perusahaan
Tabarru’
dalam pengelolaan cashflow perusahaan, yaitu
underwriting surplus. Isu-isu tersebut dinilai
seberapa mampu perusahaan mengatur dan
perlu untuk diteliti karena terkait dengan
mempertahankan
ketaatan Syariah Takaful, yang akan sejalan
kapasistas
retensi
adalah
(a)
portfolio
bisnis
perusahaan dalam mengelola dana Tabarru’
dengan
untuk
Takaful.
pembayaran
Yefri Joni, Adelina Zuleika
klaim
dan
3
pada
model
Mudarabah;
keberlangsungan
isu
perusahaan
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
II.
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
Metode kualitatif dengan pendekatan
Metodologi Riset
tinjauan pustaka digunakan untuk meneliti
Objektivitas dari penelitian ini adalah
untuk;
(a)
menganalisis
aturan
topik terkait pengelolaan dana Tabarru’,
terkait
karena riset dengan metode kualitatif dapat
Asuransi Syariah (Takaful); landasan hukum
Syariah
dan
regulasi
menganalisis
pemerintah,
penerapan
dan
mengakumulasi teori dan konsep, dari
(b)
landasan teori dan konsep yang telah ada
praktek
sebelumnya, dimana konsep hasil akumulasi
manajemen pengelolaan dana takaful yang
tersebut dapat dipandang sebagai suatu
tengah berkembang; dalam konteks ini
konsep yang tidak lagi bersifat kondisional,
difokuskan pada pengelolaan dana Tabarru’,
atau tanpa landasan hipotesa (Silverman,
(c) menganalisis isu Syariah pada pengelolaan
dana
Takaful;
(d)
menganalisa
2004).
dan
sesuai syariah dan yang tengah berkembang,
mengatasi dan isu Syariah pada pengelolaan
Tabarru;
menganalisa
(e)
membahas
pengoptimalan
peneliti merujuk kepada sumber primer Al-
dan
Qur’an, hadits, kitab fiqh, dan sumber
mekanisme
sekunder berupa hasil penelitian, jurnal
Wakaf produktif sebagai salah satu alternatif
ilmiah dan hasil riset terkait. Demikian juga
untuk mengatasi isu dan pelanggaran hukum
halnya dengan penerapan wakaf tunai untuk
Syariah pada pengelolaan dana Takaful.
Untuk
mencapai
menanggulangi
objektivitas-objektivitas
metode
kualitatif,
yang
ada
pada
merujuk kepada Al-Qur’an, hadits, kitab
yang
fiqh, selanjutnya hasil penelitian, jurnal
ditikberatkan kepada pendekatan tinjauan
ilmiah dan hasil riset terkait wakaf tunai.
pustaka.
Selanjutnya, terkait implementasi dan
Menurut Denzin and Lincoln (1994),
sebagaimana
isu
pengelolaan dana Tabarru’, penulis juga
tersebut, penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan
karenanya untuk konsep,
penerapan pengelolaan dana Takaful yang
membahas beberapa kemungkinan untuk
dana
Oleh
dikutip
oleh
praktek pada industri Takaful global yang
Maxwell
tengah berkembang, dan data terkait peneliti
(Qualitative Research Design: An Interactive
menganalisis data statistik laporan tahunan
Approach, 2005), riset kualitatif adalah
(Annual Report) perusahaan PT. Takaful
sebuah riset yang menggunakan pendekatan
Indonesia. Dari Annual Report perusahaan
natural dan interpretatif terhadap objek
tersebut, bisa dilihat jenis income yang bagi
penelitian. Riset jenis ini bertujuan untuk
perusahaan, untuk dapat melihat penerapan
menjembatani gap antara teori yang telah
bagaihasil pada perusahaan, terutama terkait
terbangun, dan implementasi dari teori
pembagian surlpus underwriting. Selanjutnya
tersebut (Maxwell, 2005).
Yefri Joni, Adelina Zuleika
World Report Takaful, Global Report Takaful;
4
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
untuk trend perkembangan Takaful secara
6
Pengelola
an Dana
dan
investasi
7
Hukum
akad
global dari berbagai negara; serta hasil riset
terkait lainnya.
Sesuai dengan tujuan penelitian, hasil
penelitian ini memiliki pembahasan terkait
Terserah perusahaan,
karena premi yang
dibayar telah menjadi
milik
perusahaan,
baik dibisni hala atau
non-halal
Tidak boleh, karena
mengandung unsur
gharar, maysir, dan
riba pada objek jaul
beli
Sesuai dengan
kesepakatan
dengan peserta,
investasi harus
pada bisnis halal
Boleh,
karena
akad adalah akad
satu arah, tidak
bermaksud
untuk exchange
landasan hukum Takaful, pengelolaan dana
Takaful;
landasan
hukum
Wakaf
dan
Selanjutnya produk Takaful. Seperti
mekanisme Wakaf produktif.
III.
produk Asuransi, Produk Takaful terbagi
menjadi dua, yaitu Family Takaful (asuransi
PEMBAHASAN
keluarga) dan general Takaful (asuransi
Dari landasan teori dan tinjauan
syariah umum/kerugian). Family Takaful
literatur dapat diringkas beberapa point
merupakan asuransi terkait perencanaan
penting terkait Takaful. Pertama adalah
masa depan, dengan ciri utama adalah unsur
perbedaaan karakteristik yang mendasar
tabungan pada produknya, dan General
antara Asuransi konvensional dan Takaful,
Takaful, terkait penanggungan berbagai
perlu diperjelas untuk menjadi acuan, jika
macam jenis kerugian, seperrti motor,
ada praktek dari Takaful yang menyerupai
rumah,dan lain sebagainya.
praktek Asuransi konvensional, maka perlu
Perbedaan Produk Family Takaful dan
ditinjau ulang.
General Takaful
Perbedaan Asuransi Konvensional dan
Berikut perbedaan Produk Family
Asuransi Syariah (Takaful)
No.
1
2
3
Perbedaa
n
Akad
Kategori
Akad
Contracting
parties
4
Posisi
perusahaa
n
5
Kepemili
kan dana
dari
premi
yang telah
dibayar
Asuransi
Konvensional
Jual
Beli
antara
nasabah
dan
perusahaan
Akad tijarah/
komersil
Dua pihak, yaitu
nasabah
sebagai
pembeli polis, dan
perusahaan asuransi
sebagai penjual jasa
penanggungan.
Sebagai penjual polis
yang
merupakan
sertifikat
jaminan
penanggungan
kerugian
dari
perusahaan
Dana premi yang
dibayar menjadi milik
perusahaan
Yefri Joni, Adelina Zuleika
Takaful dan General Takaful:
Takaful
No. Perbedaan
1
Contoh
produk
Tabarru antara
sesama Peserta
akad sosial/
non-komersil
Tiga pihak atau
lebih,
yaitu
peserta-peserta
dan perusahaan
sebagai operator.
Sebagai
operator:
mediator antar
peserta;
dan
pengelola dana
peserta
Kontribusi
tabarru’
milik
seluruh peserta
Takaful
2
Objek
3
Jangka waktu
Family Takaful
Takaful
kesehatan dan
jiwa;
Takaful
pendidikan;
Takaful Pensiun,
takaful
pembiayaan,
tabunga
haji,
dsb.
Perencanna
keuangan masa
depan
Panjang
General Takaful
Takaful
kendaraan
bermotor,
Takaful
kebakaran
dan
bencana
alam,
takaful;
Takaful
keselamatan pekerja;
Takaful
barang
berharga/antik, dsb.
Objek
selain
perencanaan
masa
depan, seperti benda,
manusia
pada
keadaan tertentu, dan
lain sebagainya
Pendek
Perbedaan karakteristik pada family
takaful, dan
5
general
Takaful
memberi
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
implikasi
terhadap
pengelolaan
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
dikombinasikan dengan property (Alhabshi,
dana
kontribusi peserta; dana Tabarru’ untuk
Sharif, Razak, & Ismail, 2013) .
memenuhi klaim, dan pengelolaan dana
Perbedaan Model Wakalah dan
investasi.
Mudarabah dari segi income untuk
Pada family takaful, karena berbasis
perusahaan Takaful
perencanaan masa depan, maka kontribusi
Perbedaan income yang di dapatkan
peserta dibagi menjadi dua bagian yaitu
perusahaan dari model bisnis Wakalah dan
untuk tabungan dan saving pribadi peserta
Mudarabah:
dan sebagian untuk dana tabarru’. Pada
general Takaful, karena jangka waktu singkat
No.
Tugas
1
Mengelola dana
Tabarru’ untuk
klaim
2
Mengelola dana
investasi
3
Karakteristik
income
dan tidak dalm rangka untuk menabung,
maka kontribusi menjadi satu pos saja, yaitu
dana Tabarru’.
Pada family Takaful yang memiliki
Wakalah
Fee
Fee
dan/atau
Performance fee
Fix
Mudarabah
Management cost
(biaya
operasional)
Bagi hasil dari
profit investasi
Flexible
Mekanisme Takaful
jangka waktu yang panjang, maka tendensi
investasi ditik beratkan pada jenis instrumen
Perusahaan Takaful, seperti Asuransi,
investasi jangka panjang seperti properti, lalu
keberadaanya
disusul saham, sukuk atau listed property.
korporat sebagai instrumen manajemen
Karakteristik investasi untuk mengelola dana
resiko. Perusahaan membantu meng-cover
Family Takaful adalah tingkat profitabilitas
jika selama masa kesepakatan terjadi suatu
instrument yang tahan inflasi, meskipun
resiko yang mendatangkan kerugian finansial
tidak liquid, lalu disusul jenis investasi yang
terhadap peserta.
lebih liquid seperti saham, sukuk atau listed
diperlukan
individu
dan
Perbedaan mendasar antara asuransi
property.
konvensional dan Takaful adalah pada akad.
Kesepakatan asuransi adalah jual-beli, antara
Pada general takaful, strategi yang
nasabah
diterapkan kebalikan dari strategi pada family
asuransi
dengan
perusahaan
asuransi. Nasabah membayar premi sebagai
Takaful, karena jangka waktu akad pada
harga beli atas objek yang dijual perusahaan
general Takaful singkat dan dalam waktu
yaitu berupa penanggungan jika terjadi
singkat bisa terjadi banyak klaim, maka jenis
kerugian selama kesepakatan berlangsung1.
instrumen yang diperlukan diprioritaskan
kepada insttrumen liquid seperti saham,
sukuk,
listed
Yefri Joni, Adelina Zuleika
properties,
1
yang
Jual beli seperti ini, seperti yang kita ketahui
bersama mengandung unsur ketidak tentuan yang
tinggi pada objek (gharar), dimana kemudian
6
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
Dengan demikian kesepakatan ini adalah
Konsep dan Mekanisme Pengelolaan
kesepakan
Dana Takaful
dua
pihak,
dimana
hak
perusahaan adalah dana premi, yang setelah
dibayarkan
merupakan
hak
Beberapa konsep dan mekanisme
penuh
perusahaan,
sedangan
sebagai
konsekuensinya,
kewajiban
perusahaan
yang diterapkan dalam pengelolaan dana
Takaful adalah konsep wakalah, mudarabah,
hybrid model wakalah dan mudarabah, dan
adalah menanggung kerugian nasabah.
Lain
mekanisme
ta’awun
halnya
pada
Takaful
berlandaskan
(tolong-menolong).
wakaf (Akhter, 2012; Alhabshi, Sharif,
Takaful,
Jika
Razak, & Ismail, 2013; Advisor, 2016).
asas
Adapun
pada
perusahaan,
pada
wakalah; mudarabah maupun hybrid model
wakalah dan mudarabah diterapkan di
Fungsi perusahaan Takaful hanyalah sebagai
negara-negara asia tenggara; yaitu Indonesia,
operator penghubung antara para peserta,
Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam
dan menyalurkan dana bersama peserta
(Advisor, 2016; Alhabshi, Sharif, Razak, &
kepada peserta yang menderita kerugian
Ismail, 2013; Rosly, 2005; Soualhi, 2008;
(pengelola dana peserta).
Wahab, Lewis, & Hassan, 2007)
Pembayaran Premi atau Kontribusi
Pada
Takaful berdasarkan akad Tabarru’ yaitu
mekanisme
wakalah,
perusahaan bertindak sebagai wakil dari para
Hibah. Pada Takaful keluarga kontribusi
peserta dalam mengelola dana tabarru’,
tersebut dibagi dua; sebagian sebagai dana
membayar dan menjaga ketersediaan dana
saving personal peserta dan sebagian lainnya
klaim (manfaat) untuk para peserta, dan
sebagai danan hibah untuk kepentingan
untuk
bersama anggota Takaful (Alhabshi &
Concept,
di
Model pengelolaan dana berdasarkan
sama oleh para peserta secara keseluruhan.
Takaful;
dipakai
(DSN-MUI, NO: 81/DSN-MUI/III/2011).
Takaful
kerugian peserta ditanggung secara bersama-
Razak,
yang
Indonesia adalah wakalah dan mudarabah
asuransi konvensional kerugian nasabah
ditanggung
mekanisme
jasa
ini,
perusahaaan
Takaful
mendapat fee, yang ditentukan sejak awal
History
akad dengan nominal yang tetap. Selanjutnya
Development, and Future Chalenges of Its
untuk
Industry, 2009).
pengelolaan
dana
untuk
tujuan
investasi perusahaan mendapat fee dan dalam
keadaan
tertentu
perusahaan
berhak
mendapat performance fee (Alhabshi, Sharif,
Razak, & Ismail, 2013)
Adapun
mengundang unsur gambling (maysir); dan riba
(DSN-MUI, NO: 81/DSN-MUI/III/2011).
Yefri Joni, Adelina Zuleika
pada
mekanisme
mudarabah, untuk mengelola dana tabarru’
7
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
ini perusahaan mendapat gaji atau upah yang
Hal ini disebabkan karena akad Tabarru’
dikategorikan sebagai biaya operasional, yang
adalah akad sosial, yaitu Hibah.
diambil dari dana tabarru’. Biaya operasional
Jika
nasabah
tidak
mengalami
ini lebih bersifat kondisional dibandingkan
kerugian apapun hingga akhir akad takaful,
fee dari wakalah, karena disesuaikan dengan
secara teori dana tetap akan berada di pos
biaya
untuk
dana tabarru’ yang bisa dipergunakan oleh
pengelolaan dana tabarru’ setiap termin.
perusahaan sebagai modal investasi setelah
Selanjutnya pada tahapan investasi dana,
dana klaim (manfaat) mendapat alokasi yang
perusahaan
mudarib
cukup. Semakin minim klaim terjadi semakin
berhak
bertambah modal untuk investasi yang
keuntungan
artinya bisa meningkatkan jumlah profit hasil
investasi (Akhter, 2012; Alhabshi, Sharif,
investasi yang sebagian menjadi hak untuk
Razak, & Ismail, 2013).
perusahaan. Oleh karenanya, dana tabarru’
operasional
perusahaan
bertindak
sebagai
pengelola
dana
investasi
mendapat
bagi
hasil
dan
dari
ini dikelola sedemikian rupa sehingga dapat
Pengelolaan Dana Tabarru’
Selanjutnya
menguntungkan peserta dan juga perusahaan
pembahasan
Takaful.
akan
Secara
terfokus pada pengelolaan dana Tabarru’.
umum
pengelolaan
dana
Secara sederhana, dana Tabarru’ ini adalah
Tabarru’ dengan mekanisme wakalah dan
dana milik para peserta, bukan milik
mudarabah tidak melanggar aturan Syariah.
perusahaan dan perusahaan hanya bertindak
Namun mekanisme wakalah dan mudarabah
sebagai
Tujuan
memiliki celah yang dapat mendatangkan isu,
pengumpulan dana (pembayaran kontribusi)
yang hingga saat ini masih diperdebatkan.
adalah
menolong
Celah ini mengantarkan pada beberapa isu
diantara peserta, jika salah seorang diantara
dan masalah yang terkait dengan pelanggaran
peserta terkena musibah yang menyebabkan
aturan syariah, selain itu terkait dengan
kerugian finansial.
financial sustainability untuk jangka panjang
pengelola
untuk
saling
dana.
tolong
perusahaan (Akhter, 2012; Soualhi, 2008),
Namun demikian ketersediaan dana
tabarru’ ini berarti ketersediaan modal bagi
Berikut
perusahaan. Berbeda dengan deposito dan
pengelolaan dana tabarru’.
tabungan pada Bank, yang bisa ditarik
pembahasan
terkait
isu
pada
Analisis Pengelolaan dana Takaful; Isu,
kembali oleh nasabah, dana tabarru’ tidak
Kritik dan Rekomendasi
bisa kembali kepada peserta kecuali peserta
Isu pada model Takaful:
yang bersangkutan mendapat musibah dan
kemalangan yang menyebabkan kerugian.
Yefri Joni, Adelina Zuleika
8
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
model
kontribusi peserta yang bersangkutan? Inilah
wakalah, mudarabah atau penggabungan
yang menjadi salah satu isu pada takaful yang
antara
menggunakan mekanisme wakalah.
Ada
beberepa
wakalah
dan
isu
dari
mudarabah
yang
diterapkan di Indonesia dan beberapa negara
Diagram
muslim lainnya, yang patut ditinjau ulang
Keperluan
Wakaf
dan
di
fee
dengan model Wakalah:
Akhter, 2012; Rosele & Johari, Aplikasi
Model
pengambilan
diawal, dari dana kontribusi pada Takaful
(Alhabshi, Sharif, Razak, & Ismail, 2013;
Takaful
IV.1:
Malaysia:
Permasalahannya, 2016;
Wahab, Lewis, & Hassan, 2007; Wahab,
2006), diantaranya:
Isu terkait fee atau ujrah pada model
Wakalah
Pada model wakalah, perusahaan
Takaful bertindak sebagai wakil peserta
Sumber: Syed Othman Alhabshi, Sharif, Razak,
& Ismail (Takaful Realities and Chalenges, 2013)
untuk mengelola dana Takaful, untuk jasanya
ini perusahaan mendapat fee/ujrah. Fee atau
Keterangan:
komisi sebagai wakil pada pengelolaan dana
tabarru’ berdasarkan wakalah, biasanya di
Pada Family Takaful kontribusi
ambil diawal, ketika peserta membayar
peserta dibagi menjadi 2, yaitu
kontribusi atau premi Takaful. Berdasarkan
saving (tabungan) dan dana
prinsip accrual pada akuntansi syariah, status
Tabarru’
fee tersebut adalah unearned fee, dimana akan
Untuk mengelola dan Tabarru’
berubah status menjadi earned fee di akhir
model
periode tahun yang ditentukan.
Tabarru’ mendapat fee di awal,
Metode
pemotongan
diawal
Wakalah,
perusahaan
inilah yang menjadi isu, yang
ini
patut ditijnaju ulang.
menjadi masalah ketika peserta hendak
membatalkan kontrak ditengah waktu akad.
Untuk
mengelola
investasi
perusahaan mendapat fee dan
Jika peserta membatalkan kontrak sebelum
atau performance fee, sebagai
masa akad berakhir, maka kontribusi peserta
insentif
yang telah dibayarkan akan dikembalikan,
namun bagaimana cara mengembalikan fee
yang telah dipotong oleh perusahaan dari
Yefri Joni, Adelina Zuleika
9
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
Isu terkait bagi hasil investasi dana
Tabarru’ pada model Mudarabah
Sebagian Ulama berpendapat bahwa
bagi hasil dari investasi dana Tabarru’ tidak
boleh dibagikan kepada peserta dan kepada
perusahaan Takaful. Tindakan ini dinilai
illegal dan melanggar aturan syariah. Hal ini
dikarenakan karakteristik dari akad tabarru’
seperti hibah dan sedekah adalah akad
sepihak yang tidak boleh mengharapkan
Sumber: Waheed Akhter, (Takaful Models and
Global Practices, 2012, hal. 10), sebagaimana yang
dipraktekan oleh Syarikat Takaful Malaysia Bhd.,
dan keterangan tambahan peneliti.
keuntungan kembali dari apa yang telah di
berikan. Jika peserta mengambil keuntungan
dari apa yang telah diberikan, maka akad
tabarru’ akan menyamai akad tijarah, namun
Keterangan:
tanpa kejelasan dari timbal balik, dan ini
peserta dibagi menjadi 2, yaitu
melanggar aturan Syariah.
Demikian
juga
halnya
saving (tabungan) dan dana
dengan
Tabarru’
perusahaan. Perusahaan bertindak sebagai
pihak
pemegang
manajer
amanah
pengelolaan
dan
dana;
sebagai
yang
tetap,
sehingga
hasil dari investasi dana tabarru’,
karena
hasil investasi dana tabarru’ (Akhter, 2012)
Tabarru’
Diagram IV.2: Profit sharing dana
untuk
mengelola
perusahaan
telah
mendapat komisi yang telah
model
dibayarkan senbelumnya.
Mudarabah
Adapun investasi dana saving,
atau
Yefri Joni, Adelina Zuleika
investasi
objek perdebatan adalah bagi
pada pengelolaan dana Takaful, dalam hal ini
dengan
mengelola
Adapun bagi hasil yang menjadi
Tabarru’. Inilah yang menjadi salah satu isu
Takaful
Untuk
perusahaan mendapat bagi hasil.
tetap tersebut, bukan atas profit dana
pada
mudarabah,
komisi
perusahaan hanya berhak atas nominal yang
tabarru’
model
perusahaan Tabarru’ mendapat
dimana gaji dan remunerasi telah ditentukan
nominal
Untuk mengelola dan Tabarru’
pada
semestinya
bertindak sebagai penjaga amanah yang baik,
dengan
Pada Family Takaful kontribusi
10
tabungan
peserta,
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
Sumber: Annual Report PT. Asuransi Takaful
perusahaan berhak mendapat
Keluarga, Tahun 2015
bagi hasil, seperti yang berlaku
pada tabungan wadi’ah atau
tabungan
dan
Para ‘ulama berpendapat bahwa baik
deposito
peserta maupun perusahaan Takaful tidak
mudarabah di Bank.
berhak atas surplus dari dana tabarru’ yang
telah didonasikan. Seperti halnya bagi hasil
Isu underwriting surplus
dari keuntungan investasi dana Tabarru’
Isu underwriting surplus merupakan
pada model mudarabah. Menurut hemat
isu signifikan yang menjadi salah penekanan
peneliti, pembagian underwriting surplus ini
pada penelitian ini. Underwriting surplus adalah
merupakan pelanggaran yang lebih berat
surplus dari; dana tabarru’ ditambah profit
dibandingkan pembagian profit dari hasil
investasi dana tabarru’ dikurangi klaim,
investasi dana tabarru’, karena yang dibagi
cadangan, management cost pengelolaan dana
bukan hanya profit dari investasi dana
tabarru’ dan retakaful jika ada. Surplus ini
lalu
dibagikan
kepada
peserta
tabarru’, tapi termasuk dana tabarru’ itu
dan
sendiri.
perusahaan dengan porsi yang disepakati.
Berikut beberapa alasan underwriting
(Akhter, 2012; Rosele & Johari, 2016;
surplus tidak bisa dibagikan kepada peserta
Alhabshi, Sharif, Razak, & Ismail, 2013).
maupun kepada perusahaan:
Praktek ini dilakukan hingga saat ini,
1. Dari sisi peserta:
sebagaimana yang tercatat pada laporan
tahunan perusahaan Takaful yang diteliti,
Peserta telah mendonasikan dana
salah satunya adalah perusahaan Takaful
tabarru’
Keluarga (Takaful, 2016). Berikut laporan
menolong, namun pada akhirnya
pembagian Underwriting Surplus PT. Asuransi
dana
Takaful Keluarga untuk tahun 2015 dan
artinya peseta mengambil kembali
2014:
apa yang telah disedekahkannya, dan
untuk
tersebut
tujuan
tolong
dikembalikan,
ini
bertentangan dengan hadith Nabi
saw, yang diriwayatkan Ibnu Abbas
r.a
(DSN-MUI,
NO:
81/DSN-
MUI/III/2011):
Dari
Ibnu
Abbas
r.a
bahwa
Rasulullah saw bersabda :
Yefri Joni, Adelina Zuleika
11
Wakaf Sebagai Alternatif........
EKONOMIKA SYARIAH: Journal of Economic Studies
Vol. 1 , No. 2, Januari-Juli 2017
“orang yang mengambil kembali hibah
selain daripada uang jasa yang telah
seperti anjing
disepakati.
yang menelan kembali muntahnya”2
Sebagian Ulama’ berargumentasi, bahwa
2. Selanjutnya dari sisi peserta, jika
peserta
berdonasi
mengharapkan
perusahaan bisa mendapat underwriting
dengan
kembali,
surplus jika dengan persetujuan peserta
maka
(Akhter, 2012, hal. 15),
prinsip tolong menolong disini akan
termasuk
Indonesia, berdasarkan Fatwa
rusak, dan menghilangkan esensi dari
di
DSN-MUI
No. 53 Tahun 20063.
akad tabarru’ itu sendiri.
Namun jika ditelusuri lebih lanjut ini
3. Dari sisi perusahaan:
Perusahaan sebagai operator Takaful
akan melanggar esensi dari Takaful, yang
bertugas sebagai pengelola dana, dan
dicerminkan dari akad Tabarru’, dimana
untuk
tujuannya adalah untuk tolong menolong
jasa
pengelolaan
ini
perusahaan mendapat fee, dan atau
bukan
management
kerananya
Perusahaan adalah jasa pengelolaan dana
perusahaan tidak berhak turut serta
tabarru’, bukan mengambil dana itu sebagai
menikmati surplus dari dana tabarru’
income utama. Jika demikian halnya, maka
tersebut
Takaful
cost,
oleh
profit-oriented.
Bisnis
Operator
utama
dan
dari
Asuransi
konvensional tidak jauh berbeda. Karena
4. Kontribusi yang didonasikan peserta
adalah untuk kepentingan bersama
underwriting
peserta
untuk
konvensional merupakan salah satu element
demikian
utama untuk kepentingan perusahaan dan
bukan
perusahaan,
ditujukan
dengan
surplus
pada
asuransi
untuk mengikat loyalitas nasabah asuransi.
perusahaan tidak berhak atas surplus
3
Ketetapan Keenam Fatwa DSN-MUI, No. 53 tahun
2006: Surplus Underwriting
1.Jika terdapat surplus underwriting atas dana
tabarru’, makaboleh dilakukan beberapa alternatif
sebagai berikut:
(a)Diperlakukan seluruhnya sebagai dana cadangan
dalam akun tabarru’. (c) Disimpan
sebagian
sebagai dana cadangan dan dibagikan sebagian
lainnya kepada para peserta yang memenuhi
syarat aktuaria/manajemen risiko. (d) Disimpan
sebagian sebagai dana cadangan dan dapat
dibagikan sebagian lainnya kepada perusahaan
asuransi dan para peserta sepanjang disepakati
oleh para peserta.
2.Pilihan terhadap salah satu alternatif tersebut di
atas harus disetujui terlebih dahulu oleh peserta
dan dituangkan dalam akad.
ُّ قَا َل النَّبِي:َ قَال،ي اللَّهُ عَ ْنهُمَا
َ ِعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَض
«العَائِدُ فِي هِبَتِهِ كَالعَائِدِ فِي:َصَلَّى اهللُ عَلَيْ ِه وَسَلَّم