Lokasi dan Waktu Penelitian

  

HUBUNGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KONSEP DIRI LANSIA

DI DESA BLANG JAMBE KECAMATAN JULOK KABUPATEN ACEH TUMUR

KECAMATAN IDI RAYEUK TAHUN 2015

  Muhammad Khairurrozi 1 1 Dosen Program Studi Keperawatan STIKes Bina Nusantara ABSTRAK

  Lanjut usia (lansia) merupakan suatu kejadian yang pasti dialami secara fisiologis oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang. Lansia akan mengalami Proses penuaan, yang merupakan proses terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Mulai dari lahir sampai meninggal dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup. Menua (menjadi tua) ditandai dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi (Nugroho, 2000).

  Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pemenuhan kebutuhan psikososial dengan konsep diri lansia di desa Blang Jambe Kecamatan Julok Kabupaten Aceh Timur 2014. Desain Penelitian adalah cross sectional.

  Pengumpulan data penelitian dilakukan pada tanggal 14-23 Agustus 2014, dengan jumlah responden 50 orang dan alat pengumpulan data berupa kuesioner.

  Kata Kunci : keintiman, generatif dan integritas, konsep diri, lansia PENDAHULUAN

  Lanjut usia (lansia) merupakan suatu kejadian yang pasti dialami secara fisiologis oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang. Lansia akan mengalami Proses penuaan, yang merupakan proses terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Mulai dari lahir sampai meninggal dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup. Menua (menjadi tua) ditandai dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi (Nugroho, 2000).

  Kemunduran yang dialami lansia mendorong pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional khususnya pembangunan di bidang medis. Untuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya lansia, kebijakan pelayanan kesehatan dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia, yaitu dengan dibentuknya posyandu lansia maka lansia akan mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat (Erfandi, 2008).

  Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup (BPS,

  2000 dalam Setiawan 2009). Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2006 sebesar ±19 juta jiwa dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Sedangkan pada tahun 2020 diprediksi jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (Effendi, 2009).

  Usia individu tidak dapat dielakkan terus bertambah dan berlangsung konstan dari lahir sampai mati, sedangkan penuaan dalam masyarakat tidak seperti itu, proporsi populasi lansia relatif meningkat dibandingkan populasi usia muda (Clement, 1985 dalam Stanley 2006). Pada hakikatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu : masa anak, masa dewasa, dan masa tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis.

  Selain keterbatasan dalam kemampuan perawatan diri (self care), lansia juga memiliki gambaran diri yang berubah terhadap dirinya sendiri dan perubahan pada konsep dirinya. Konsep diri terdiri dari beberapa komponen yaitu : identitas, citra tubuh, harga diri, ideal diri dan peran. Perubahan dalam penampilan, struktur atau fungsi bagian tubuh akan membutuhkan perubahan dalam gambaran diri (citra diri). Persepsi seseorang tentang perubahan tubuh dapat dipengaruhi oleh perubahan tersebut terjadi (Potter & Perry, 2005).

  Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000). Seiring dengan bertambahnya usia populasi kita, perawat perlu untuk memeriksa kebutuhan lansia, untuk mempengaruhi kebijakan kesehatan dan untuk mengevaluasi standar praktik keperawatan gerontik, dan untuk membuat perencanaan di masa yang akan datang (Stanley, 2006).

  Meningkatnya jumlah lansia akan mempunyai dampak positif dan negatif, dampak negatif yang mungkin muncul pada lansia terkait aspek biologis atau fisik, aspek sosial dan aspek psikologis atau emosional. Salah satu masalah dari aspek psikologis adalah penurunan konsep diri karena kemunduran-kemunduran pada lansia. Tugas perkembangan lansia diantaranya dapat menerima perubahan dalam penampilan dan ketahanan. Lansia yang memiliki konsep diri rendah tidak menghargai perawatan dan cenderung tidak akan mencari bantuan untuk kesehatan fisik atau emosional (Perry & Potter, 2005). Konsep diri dapat mempengaruhi kemunduran pada lansia, karena konsep diri merupakan hasil dari aktivitas pengeksplorasian dan pengalamanya dengan tubuhnya sendiri, yang sering mempengaruhi adalah perubahan fisik pada lansia. Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu, hubungan dengan orang lain dan interaksi dengan dunia luar dirinya (Suliswati, dkk, 2005).

  Setiap tahap perubahan dalam perjalanan hidup manusia senantiasa mendatangkan perasaan tegang atau stres dalam jiwa manusia. Perasaan tegang dapat timbul karena kecewa mengalami situasi yang sama sekali tak diduga dan tak diharapkan terjadi dalam hidupnya. Seringkali kita sebagai seorang perawat mudah sekali memberi dukungan moril dan memberi nasehat agar bersabar kepada mereka, tetapi bagi seseorang yang mengalami sendiri dengan seluruh perasaannya peristiwa perubahan tersebut, tidaklah sesederhana itu (Pdpersi, 2006)

  Gangguan pemenuhan kebutuhan psikososial dapat mengakibatkan peristiwa traumatic kehidupan dan lingkungan sosial denga suasa yang menegangkan sehingga dapat menjadi kausa gangguan neurosa depresi. Sejumlah data yang kuat menunjukkan bahwa perasaan kehilangan dapat memacu serangan awal gangguan neurosa depresi (Anwar, 2002) perasaan sedih tertekan seperti depresif merupakan ketegangan jiwa yang dampaknya menjadikan jiwa manusia bergolak gelombang tidak tentram. Secara perlahan pergolakan gelombang rasa duka itu bergulir mulai dari seluruh perhatian tersedot kepada peristiwa baru, mengurang perhatian kepada subjek lain, gangguan kualitas kinerja sampai mengalami kondisi tidak bisa istirahat, gelisah, dan tidak dapat tidur pada malam hari. Kondisi gangguan ini bisa berlangsung selama beberapa hari, minggu, bulan bahkan bertahun-tahun (Pdpersi, 2006)

  Tak jarang akibat stressor yang sering dialami lansia akibat berbagai penurunan fungsi tubuh dapat menganggu konsep dirinya. Konsep diri sangat erat katanya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat, baik fisik maupun psikologi salah satunya di dukung oleh konsep diri yang baik dan stabil. Konsep diri adalah hal- hal yang berkaitan dengn ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui individu dalam membina hubungan interpersonal. Meskipun konsep diri tidak langsung ada, begitu individu di lahirkan, tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu, konsep diri akan terbentuk karena pengaruh lingkungannya (Keliat, 1992)

  Berdasarkan studi pendahuluan yang pernah peneliti lakukan selama 3 hari di desa kuala peudawa puntong, didapatkan data awal jumlah kepala keluarga yang tinggal 345 KK, dengan jumlah lansia 98 jiwa, penulis melakukan wawancara sekilas dengan 10 orang lansia terdapat data lansia kurang diperhatikan hampir 40% dengan berbagai alasan, kemudian sering tidak dihargai bahkan kadang dilecehkankarena minimnya pendapatan dan menurunnya kemampuan fisik sebanyak 30%. Kemudian dari hasil wawancara juga didapatkan bahwa lansia malu dan sulit bergaul karena kondisi fisik yang menurun sebanyak 40% dan tidak mampu berperan sebagai mana mestinya sebanyak 60%.

  Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk meneliti Hubungan pemenuhan kebutuhan psikososial dengan konsep diri lansia di desa Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk tahun 2014

RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan uraian masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada hubungan pemenuhan kebutuhan psikososial dengan konsep diri lansia di desa Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk tahun 2014.

  Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Keintiman Dengan

  1. Kebutuhan Keintiman

  Penelitian telah dilakukan mulai tanggal 14-23 Agustus 2014, dengan jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian sebanyak 50 orang, dimana penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan pemenuhan kebutuhan psikososial dengan konsep diri lansia di desa Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur tahun 2014, dimana di dapatkan data :

  I. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Lokasi penelitian ini dilakukan di desa Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur serta waktu penelitian pengumpulan data penelitian dilakukan pada tanggal 14-23 Agustus 2014.

  Lokasi dan Waktu Penelitian

  Jadi jumlah responden pada penelitian ini adalah 50 orang lansia Responden diambil berdasarkan penarikan lotre nama-nama lansia. Kemudian lansia tersebut dimintakan kesediaan untuk menjadi responden, bila ada yang tidak bersedia, maka akan di lotte nama lansia yang lain.

  98 n = 1,98 n = 49,78

  1 + 98 (0,01)

  Dengan menggunakan rumus Slovin, dimana besar populasi adalah 98 orang 98 n =

  Keterangan :N = Besar populasi n = Besar sampel d = Tingkat Kelonggaran 10 %

  N n = 1 + N (d 2 )

  Perhitungan besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Slovin (1960; dikutip dari Notoatmodjo, 2002) sebagai berikut :

TUJUAN PENELITIAN

  Populasi dalam penelitian ini adalah di seluruh lansia yang berada di desa Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur, yang berjumlah 98 orang.

  hubungan pemenuhan kebutuhan psikososial dengan konsep diri lansia di desa Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur tahun 2014.

  independent secara bersamaan untuk mengetahui

  Jenis penelitian ini adalah bersifat korelasidengan rancangan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana untuk menilai atau meneliti variabel dependent dan variabel

  c. Untuk mengetahui hubungan pemenuhan kebutuhan integritas dengan konsep diri lansia di desa Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk tahun 2014.

  b. Untuk mengetahui hubungan pemenuhan kebutuhan generatif dengan konsep diri lansia di desa Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk tahun 2014

  a. Untuk mengetahui hubungan pemenuhan kebutuhan keintiman dengan konsep diri lansia di desa Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk tahun 2014

  2. Tujuan Khusus

  1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pemenuhan kebutuhan psikososial dengan konsep diri lansia di desa Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk tahun 2014

METODE PENELITIAN

POPULASI DAN SAMPEL

  Konsep Diri Lansia Di Desa Kuala Peudawa Berdasarkan tabel diatas didapatkan Puntong Kecamatan Idi Rayeuk tahun 2014 bahwa mayoritas lansia memiliki Konsep diri baik yaitu 40 responden (80%).

  5. Hubungan Pemenuhan Kebutuhan

  No Kebutuhan Keintiman F % Keintiman Dengan Konsep Diri Lansia

  Tabel

  5Distribusi Frekuensi Hubungan

  1. Baik

  37

  74 Pemenuhan Kebutuhan Keintiman Dengan

  2. Kurang

  13

  26 Konsep Diri Lansia Di Desa Kuala Peudawa Jumlah 50 100

  Puntong Kecamatan Idi Rayeuk tahun 2014 Sumber : Data Primer (Tahun 2014)

  Konsep Berdasarkan tabel diatas didapatkan

  Kebutuhan Diri Lansia Juml P bahwa dari 50 responden, mayorita lansia dapat α

  No Keintiman ah value

  Kebutuhan Keintiman baik yaitu 37 responden Kur Baik (74%). ang

  2. Pemenuhan Kebutuhan Generatif

  1 Baik

  73 27 100 Tabel

  2. Distribusi Frekuensi Hubungan 0,05 0,034

  Pemenuhan Kebutuhan Generatif Di Desa Kuala

  • 2 Kurang 100 100

  Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk tahun 2014

  Sumber : Data Primer (Tahun 2014) Pemenuhan Kebutuhan

  Berdasarkan tabel diatas di dapat bahwa No F %

  Generatif lansia dapat pemenuhan kebutuhan keintiman

  1. Baik

  26

  52 dengan baik yaitu 37 responden (100%) dimana

  2. Kurang

  24

  48 mayoritas memiliki konsep diri baik yaitu 27 Jumlah 50 100 responden (73%) dan minoritas lansia memiliki

  Sumber : Data Primer (Tahun 2014) konsep diri kurang 10 responden (27%).

  Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa Nursalam (2003) juga mengemukakan hasil mayoritas lansia dapat Pemenuhan Kebutuhan analisa bivariat yaitu keputusan hipotesis Ha Generatif dengan baik yaitu 26 responden (52%). diterima bila nilai P (P value) lebih kecil dari α

  3. Pemenuhan Kebutuhan Integritas

  (alpha) atau (p<0,05) maka keputusannya adalah Tabel

  3Distribusi Frekuensi Hubungan menerima hipotesis Ha. Sebaliknya bila P value Pemenuhan Kebutuhan Integritas Dengan lebih besar dari alpha (p>0,05) maka hipotesis Konsep Diri Lansia Di Desa Kuala Peudawa ditolak. Berdasarkan bahwa analisa bivariat dapat Puntong Kecamatan Idi Rayeuk tahun 2014 disimpulkan ada hubungan Pemenuhan Kebutuhan

  Kebutuhan

  Keintiman Dengan Konsep Diri Lansia No F %

  Integritas

  6. Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Generatif

  1. Baik

  37

  74 Dengan Konsep Diri Lansia

  2. Kurang

  13

  26 Tabel

  6Distribusi Frekuensi Hubungan Jumlah 30 100

  Pemenuhan Kebutuhan Generatif Dengan Sumber : Data Primer (Tahun 2014)

  Konsep Diri Lansia Di Desa Kuala Peudawa Berdasarkan tabel 5.3, didapatkan bahwa

  Puntong Kecamatan Idi Rayeuk Tahun 2014 mayoritas lansia dapat Pemenuhan Kebutuhan

  Konsep Diri P

  Kebutuhan Integritas dengan baik yaitu 37 responden (74%).

  Lansia α No Jmh valu Generatif

  4. Konsep Diri Lansia Baik Kurang e

  Tabel 4Distribusi Frekuensi Konsep Diri Lansia

  1 Baik

  Di Desa Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi

  69,2 30,8 100

  Rayeuk tahun 2014

  0,05 0,04

  No Konsep Diri Lansia F %

  2 Kurang 91,7 8,3 100

  1. Baik

  40

  80

  2. Kurang

  10

  20 Sumber : Data Primer (Tahun 2014) Jumlah 50 100

  Berdasarkan tabel diatas di dapat bahwa Sumber : Data Primer (Tahun 2014) lansia dapat pemenuhan kebutuhan generatif dengan baik yaitu 26 responden (100%) dimana mayoritas

  penelitian dilakukan untuk mengetahui

  memiliki konsep diri baik yaitu 18 responden

  hubungan pemenuhan kebutuhan psikososial

  (69,2%) dan minoritas lansia memiliki konsep diri

  dengan konsep diri lansia di desa Kuala kurang 8 responden (30,8%). Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk

  Nursalam (2003) juga mengemukakan hasil

  Kabupaten Aceh Timur tahun 2014, dimana di

  analisa bivariat yaitu keputusan hipotesis Ha

  dapatkan data :

  diterima bila nilai P (P value) lebih kecil dari α

  a. Ada hubungan pemenuhan kebutuhan (alpha) atau (p<0,05) maka keputusannya adalah keintiman dengan konsep diri lansia menerima hipotesis Ha. Sebaliknya bila P value

  b. Ada hubungan pemenuhan kebutuhan generatif lebih besar dari alpha (p>0,05) maka hipotesis dengan konsep diri lansia. ditolak c. Tidak ada hubungan pemenuhan kebutuhan

  Berdasarkan analisa bivariat dapat integritas dengan konsep diri lansia. disimpulkan bahwa ada pemenuhan kebutuhan

  Saran

  generatif dengan konsep diri lansia

  1. Bagi reponden

7. Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Integritas

  Memberi gambaran bagi responden dan

  Dengan Konsep Diri Lansia

  lansia dalam berinteraksi, berkomunikasi dan Tabel

  7Distribusi Frekuensi Hubungan merawat dirinya dalam pemenuhan Pemenuhan Kebutuhan Integritas Dengan kebutuhan keintiman, generatif dan integritas Konsep Diri Lansia Di Desa Kuala Peudawa dalam kehidupan sehari. PuntongKecamatan Idi Rayeuk Tahun 2014

  2. Bagi keluarga .

  Memberikan informasi dan motivasi bagi

  Konsep Diri

  keluarga agar dapat merawat lansia

  Lansia N Kebutuhan P Jmh α

  3. Bagi Intitusi Kesehatan

  o Integritas Kura value Baik

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat

  ng

  memberikan informasi dan saran yang dapat dimanfaatkan pihak Intitusi Kesehatan

  1 Baik 75,7 24,3 100 % % %

  sebagai bahan pertimbangan dalam intervensi

  0,05 0,191

  penyuluhan, perhatian atau pelayanan khusus pada asuhan keperawatan gerontik

  2 Kurang 92,3 100 7,7%

  4. Bagi penelitian keperawatan % %

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat Sumber : Data Primer (Tahun 2014) dijadikan data dasar untuk penelitian

  Berdasarkan tabel diatas di dapat bahwa berikutnya khususnya yang terkait dengan lansia dapat pemenuhan kebutuhan generatif upaya keluarga dalam perawatan anggota dengan baik yaitu 37 responden (100%) dimana keluarga. mayoritas memiliki konsep diri baik yaitu 28

DAFTAR PUSTAKA

  responden (75,7%) dan minoritas lansia memiliki

  1. Aboloje, E. (2010). Hypertension and konsep diri kurang 9 responden (24,3%).

  The Family. Diakses pada tanggal 11

  Nursalam (2003) juga mengemukakan

  Agustus 2012 dari

  hasil analisa bivariat yaitu keputusan hipotesis Ha diterima bila nilai P (P value) lebih kecil dari α http://ezinearticles.com/?Hypertension- (alpha) atau (p<0,05) maka keputusannya adalah

  and-the-Family&id=3547296,American

  menerima hipotesis Ha. Sebaliknya bila P value

  Thoracic Society . (2002). Quality of life

  lebih besar dari alpha (p>0,05) maka hipotesis

  resource . Diakses pada tanggal 22 Juni

  ditolak.Berdasarkan analisa bivariat dapat

  2012daridownloads.tswj.com/2003/32525

  disimpulkan bahwa tidak ada pemenuhan

  1.pdf kebutuhan integritas dengan konsep diri lansia.

  2. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kesimpulan

  Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi . Jakarta Penelitian telah dilakukan mulai tanggal : EGC.

  14-23 Agustus 2014, dengan jumlah

  3. Ayalon, Revital, Hava, Avi, Anthony dan responden yang berpartisipasi dalam Boaz . (2006). Correlates of Quality of penelitian sebanyak 50 orang, dimana Life in Primary Care Patients with Hypertension.International Journal of Psychiatry in Medicine, 36( 4), 483-97.

  Diakses pada tanggal 17 Juni 2012 dari http://search.proquest.com/docview/1963 04796/137D25BA1096DBC006B/2?acco untid=50268

  10. Friedman, M. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

  19. Mubarak, WI., BA. Santoso, K. Rozikin, S. Patonah. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : CV.

  18. Meiner, S.E. (2011). Gerontologic Nursing Fourth Edition. USA : Elsevier Mosby

  Hypertension. Diakses pada Tanggal 2 Oktober 2012 dari http://meetdoctor.com/topic/hipertensi

  17. Martono, H. (2011). Lanjut Usia dan Dampak Sistemik Dalam Siklus Kehidupan. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2012 dari http://www.komnaslansia.or.id/modules .php?name=News&file=print&sid=63 1Meetdoctor Team . (2012).

  16. Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius

  15. Levine & Fodor. (2003). Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi . Jakarta: Ladang Pustaka Media

  14. Kuntjoro, Z.S. (2002). Masalah kesehatan jiwa lansia. Diakses pada tanggal 17 Juni 2012 dari http://www.e- psikologi.com/epsi/lanjutuisa_detail.asp ?id=182-17k- 15.

  13. Kao, CC. (2008). Social Support, Exercise Behavior, and Quality of life in Older Adults. Proquest Disertation and Thesis. Diakses pada tanggal 24 Juni 2012 dari http://search.proquest.com/health/docvi ew/304457538/1383FC79FD65BE2E21 3/1?accountid=50268

  E. (2009). Development psychology (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.

  12. Hurlock,

  11. Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Family Nursing, Research, Theory and Practice. New Jersey: Prentice Hall 12.

  Diakses pada Tanggal 3 Oktober 2012 dari journal.ui.ac.id/health/article/download/1 69/165

  4.

  9. Fatmah. (2006). Respons Imunitas yang Rendah pada Tubuh Manusia Usia Lanjut. Makara, Kesehatan, 10(1), 47-53.

  8. Elvinia. (2006). Quality Of Life Pada Lanjut Usia Studi Perbandingan pada Janda atau Duda Lansia antara yang Tinggal di Rumah Bersama Keluarga dengan yang Tinggal di Panti Werdha. Tesis Universitas Atma Jaya. Diakses pada Tanggal 3 Oktober 2012 dari http://adl.aptik.or.id/default.aspx?tabID= 61&src=k&id=124555

  16 Juli 2012 dari http://books.google.co.id/books?id=LKpz 4vwQyT8C&pg=PT233&dq=tugas+kese hatan+keluarga+menurut+bailon+dan+m aglaya&hl=id&sa=X&ei=dWUDUIvQGc LmrAe30dCTBg&ved=0CDcQ6AEwAA

  Jakarta: Salemba Medika. Diakses pada tanggal

  Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan.

  7. Effendi, F., Makhfudli. (2009).

  22 Juni 2012 dari http://www.medicine.ox.ac.uk/bandolier/ painres/download/whatis/WhatisQOL.pdf

  6. Donald, A. (2009). What is Quality of life? . UK : Hayward Group Ltd. Diakses pada tanggal

  Diakses pada tanggal 17 Juni 2012 dari http://www.depkes.go.id

  5. Departemen Kesehatan. (2008). Jumlah Penduduk Lanjut Usia Meningkat .

  4. Dalyoko , D.A.P. (2010) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya pengontrolan hipertensi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Mojosongo Boyolali. Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses pada Tanggal 28 September 2012 dari http://etd.eprints.ums.ac.id/9817/

  Sagung Seto

  20. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

  29. Tadjoedin, F. (2008). Hipertensi.

  33. Ware, JE. (2000). SF-36 Health Survey Update. SPINE, 25( 24), 3130–3139.

  32. WHO. (1994). Department of Psychiatry Centre for Participant Report Outcomes. Diakses pada tanggal 17 Juni 2012 dari http://www.psychiatry.unimelb.edu.au/c entres-units/cpro/index.html

  2 Oktober dari www.googlebooks.com

  31. Vitahealth. (2004). Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Diakses pada Tanggal

  22 Juni 2012 dari downloads.tswj.com/2003/325251.pdf

  QOL I.the IQOL Theory of Global Quality of Life Concept . Diakses pada tanggal

  Diakses pada tanggal 24 Juni 2012 dari http://www.espromedical.com/id/hiperte nsi.html 30. Ventegodt, Merrick & Andersen. (2003).

  Tanggal 28 September 2012 dari http://pasca.uns.ac.id/?p=1627

  21. Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta : EGC.

  28. Sutikno, E. (2012). Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia . Tesis UNS Solo. Diakses pada

  1 Oktober 2012 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article s/PMC2901238/

  27. Soni, R.K., dkk. (2010). Health-Related Quality of Life in Hypertension, Chronic Kidney Disease and Coexistent Chronic Health Conditions. Adv Chronic Kidney Dis, 17(4), e17–e26. Diakses pada Tanggal

  26. Ramlah. (2011). Hubungan Pelaksanaan Tugas Kesehatan dan Dukungan Keluarga dengan Pengabaian Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makasar. Depok : Tesis Universitas Indonesia. Diakses pada tanggal 18 Juli 2012 dari http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/green/d etail2.jsp?id=20281102&lokasi=lokal

  Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Kelurahan Wirobrajan Yogyakarta. Diakses pada Tanggal 28 September 2012 dari W Amilia Rosmita Putri - FKIK (Pendidikan Dokter), 2012 - publikasi.umy.ac.id

  24. Pratiwi, A. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurangnya Perhatian pada Lansia di Desa Sengkleyan Jenggrik Kedawung Sragen. Universitas Diponegoro. Diakses pada Tanggal 2 Oktoberber 2012 dari http://eprints.undip.ac.id/10467/1/artikel. pdf 25. Putri, W.A.R. & Iman, P. (2012).

  Fisioterapi pada Lansia. Jakarta : EGC

  22. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3 . Jakarta : Salemba Medika 23. Pudjiastuti, SS dan Budi Utomo. (2003).

  Diakses pada tanggal 17 Juni 2012 dari http://qolce.ntumc.org/pdf/sf36update.pd f

Dokumen yang terkait

Perbandingan Ekstrak Bayam dan Ubi Jalar, Serta Lama Pemasakan terhadap Sifat Fisikokimia Saus Bayam The Ratio of Spinach Extract and Sweet Potato, and The Cooking Time Influence to the Physicochemical Properties of Spinach Sauce

0 0 5

Penambahan Ampas Tebu dan Jerami Padi pada Medium Tanam Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia chinensis) terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) The Addition of Sugarcane Bagasse and Rice Straw on Sengon (Albizia chine

0 0 8

Kadar Isoflavon Aglikon pada Ekstrak Susu Kedelai dan Tempe Determination of Isoflavon Aglicone in Extract of Soymilk and Tempeh

0 0 7

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri http:www.industria.ub.ac.id ISSN 2252-7877 (Print) ISSN 2549-3892 (Online) https:doi.org10.21776ub.industria.2017.006.03.5 Tingkat Kepatuhan Pedagang Minuman Es terhadap Cara Produksi Pangan yang Baik

0 5 7

Pengaruh Konsentrasi Sel Awal dan pH Medium pada Fermentasi Xilitol dari Hidrolisat Tandan Kosong Sawit The Effect of Initial Cell and pH on Xylitol Fermentation from Oil Palm Empty Fruit Bunch

0 0 8

Analisis Postur Tubuh Pekerja Minuman Sari Buah Menggunakan Metode OWAS dan REBA Working Body Posture Analysis on Workers of Fruit Juice Drinks using OWAS and REBA Method

0 0 11

A. Pengantar - Book Review: Syi‘ah dan Wacana Perubahan Mushaf al-Quran, Tahrif al-Qurâ€

0 0 14

Book Review: Islam, Antara Negara Agama dan Negara Sipil

0 0 9

Lukisan Peleburan Cinta yang Erotik: Puisi Sufi di antara Estetika dan Etika Cinta Ilahiyah

0 0 25

Book Review: Islam Politik, Teori Gerakan Sosial, dan Pencarian Model Pengkajian Islam Baru Lintas-Disiplin

0 0 10