PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI BAGIAN KEUANGAN

  hal. 126-134

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI BAGIAN KEUANGAN

  Eva Faridah Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis vae_everal@gmail.com

  ABSTRAK Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kinerja Pegawai Bagian Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar. Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini meliputi: 1) Bagaimana pelaksanaan pengendalian internal di RSUD Kota Banjar?; 2) Bagaimana kinerja pegawai bagian keuangan di RSUD Kota Banjar?; 3) Bagaimana pengaruh pengendalian internal terhadap kinerja pegawai bagian keuangan di RSUD Kota Banjar? Metode yang digunakan dalam penelitian ini analisis desain deskriptif teknik survey. Sedangkan untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan Analisis Koefisien Korelasi Pearson Product Moment (PPM), Uji Koefisien Determinasi dan Uji Hipotesis menggunakan Uji Signifikansi (Uji t). Hasil dari penelitian dan pengolahan data menunjukan bahwa pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai bagian keuangan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar dengan besarnya pengaruh 31% dan sisanya 69% dipengaruhi oleh factor lain. Diharapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar dalam pelaksanaan pengendalian internal, sebaiknya semua elemen organisasi saling bekerja sama dalam menjalankan proses pengendalian internal. Karena halal tersebut harus dilakukan agar semua kegiatan yang dilakukan di RSUD Kota Banjar dapat berjalan dengan lebih baik lagi.

  Kata Kunci: Pengendalian Internal, Kinerja Pegawai.

I. Pendahuluan Rumah sakit merupakan organisasi atau perusahaan berorientasi non profit.

  Perusahaan yang berorientasi non profit biasanya menggunakan pendapatan atas jasa yang diperoleh untuk mempertahankan kelangsungan operasionalnya agar dapat terus memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.

  Menurut Bastian (2010:6) bahwa Rumah Sakit merupakan salah satu organisasi sektor publik, dimana organisasi sektor publik adalah organisasi yang menghimpun dana dari masyarakat dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat/publik. Rumah Sakit milik Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang menghimpun dana dari masyarakat dengan tujuan untuk mensejahterkan masyarakat dalam bentuk memberikan pelayanan yang memadai di bidang kesehatan.

  Perbedaan yang mencolok dari organiasi jenis ini terletak pada perolehan sumber dana. Rumah Sakit Pemerintah dapat memperoleh dana dari pemerintah daerah provinsi/kabupaten atau kota (APBD) maupun dana yang berasal dari Pemerintah Pusat (DIK, DIPOPRS, dan DIP). Selain itu Rumah Sakit Pemerintah memperoleh dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk pendapatan yang berasal dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

  Sebagai lembaga penghimpun dana dari masyarakat, Rumah Sakit Pemerintah wajib memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat, karena hal tersebut merupakan salah satu indikator akan penilaian kinerjanya. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Rumah Sakit Pemerintah tidak hanya mengandalkan pendanaan yang berasal dari Pemerintah, tetapi harus memaksimalkan pendapatannya. Sebagai organisasi sektor publik, Rumah Sakit Pemerintah tidak memanfaatkan pendapatannya untuk tujuan keuntungan, tetapi lebih bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan.

  Sebagai badan yang mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki, Rumah Sakit Pemerintah memerlukan manajemen pengendalian internal yang baik sehingga dapat menjalankan kegiatannya secara continue dan mampu untuk memaksimalkan pendapatannya, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat.

  Menurut COSO dalam Akbar (2013) pengendalian internal didefinisikan sebagai berikut:

  internal control is a process, effected by an entity’s board of directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: (1) effectiveness and efficiency of operations; (2) reability of financial reporting; and (3) compliance with applicable laws and regulations.

  Pengendalian internal yang didefinisikan oleh COSO di atas dapat disimpulkan sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen dan personal lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian ketiga golongan tujuan sebagai berikut: efektivitas dan efisiensi kegiatan, dapat dipercayainya pelaporan keuangan, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

  Terciptanya pengendalian intern yang memadai tidak terlepas dari unsur pendukungnya, yaitu lingkungan pegendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian informasi dan komunikasi serta pemantauan berperan penting dalam menciptakan pengendalian intern untuk terciptanya tujuan (Agoes, 2004:75).

  Prosedur-prosedur yang dijalankan pada proses pengendalian internal pada dasarnya tidak terlepas dari upaya memperbaiki kinerja manajemen dan meningkatkan akuntabilitas (internal accountability) yang berdampak pada pelayanan masyarakat. Pengukuran kinerja merupakan bagian yang sangat penting untuk mengukur tingkat akuntabilitas internal dan akuntabilitas eksternal.

  Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara dalam Trinaningsih (2007:28) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

  Seluruh komponen yang menjalankan proses pengendalian internal di RSUD Kota Banjar belum sepenuhnya menjalankan tugasnya dengan baik. Hal tersebut terbukti dari hasil audit eksetrnal yang dilakukan oleh BPK semenjak 3 tahun terakhir, RSUD Kota Banjar mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dimana hal tersebut menunjukan bahwa kualitas pelaporan keuangan RSUD Kota Banjar belum sesuai dengan yang diharapkan.

  Hal tersebut di atas menunjukan bahwa kinerja pegawai khususnya bagian keuangan RSUD Kota Banjar mulai dari Kepala Bagian Keuangan, Sub-sub bagiannya sampai kepada para pegawainya dirasakan kurang maksimal, karena tidak mampu untuk memperbaiki kualitas lepaoran keuangan organisasinya.

  Kinerja dalam organisasi adalah cerminan dari berhasil tidaknya suatu organisasi berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seringnya para atasan atau Manajer tidak mengetahui apakah kinerja organisasinya sedang baik atau buruk dikarenakan manajer kurang memperhatikan kinerja karyawan dan organisasi sampai suatu ketika kinerja sudah sangat buruk atau segala sesuatu menjadi serba salah, sehingga manajer baru mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot dan perusahaan/instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam terjadi akibat manajer mengabaikan tanda- tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.

  Dalam usahanya untuk memperbaiki kualitas laporan keuangannya, pimimpinan RSUD Kota Banjar harus mampu mengevaluasi hasil-hasil yang telah diperoleh pihak rumah sakit, dan evaluasi tersebut baru dapat dilakukan apabila informasi yang baik dan layak dipercaya, maka perusahaan membutuhkan sistem informasi yang dapat menunjang pengendalian intern yang baik yang dapat diterapkan pada rumah sakit tersebut. Semakin baik pelaksanaan pengendalian internal, maka semakin baik pula pelaksanaan operasi perusahaan yang didukung oleh kinerja pegawai yang baik pula.

  Dengan adanya pengendalian internal yang memadai diharapkan segala kesalahan, penyimpangan, kecurangan dan hal-hal yang dapat menurunkan kualitas laporan keuangan dapat ditekan seminimal mungkin. Pengendalian internal merupakan suatu usaha yang terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu suatu satuan usaha akan dicapai. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian internal di RSUD Kota Banjar; 2) Untuk mengetahui kinerja pegawai bagian keuangan di RSUD Kota Banjar; 3) Untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal terhadap kinerja pegawai bagian keuangan di RSUD Kota Banjar.

II. Metode

  Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif, dimana metode peneltian deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian.

  Pengendalian internal di ukur menggunakan 5 komponen yang saling terkait menurut Agoes (2004:75), yaitu:

  1. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, memengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.

  2. Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaiman risiko harus dikelola.

  3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

  4. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.

  5. Pemantauan adalah proses yang menetukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.

  Sementara itu kinerja pegawai diukur menggunakan 7 kriteria pengukuran kinerja pegawai secara individu menurut Soedjono dalam Mariam (2009:46), yaitu:

  1. Kualitas Hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.

  2. Kuantitas Jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan.

  3. Ketepatan waktu Yaitu dapat menyelesaikan pada waktu yang telah ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas yang lain.

  4. Efektivitas Pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi kerugian.

  5. Kemandirian Yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa bantuan guna menghindari hasil yang merugikan.

  6. Komitmen kerja Yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan organisasinya.

  7. Tanggung jawab pegawai Tanggung jawab pegawai terhadap organisasinya.

  Popoulasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai RSUD Kota Banjar dimulai dari pimpinan puncak sampai pegawai biasa, yaitu sebanyak 568 orang pegawai. Ukuran sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2008:54) sebagai berikut: Keterangan: n = Ukuran sampel yang dicari

  N = Jumlah Populasi

  2

  d = Presisi yang di tetapkan sebesar 10% Berdasarkan rumus di atas maka dalam penelitian ini ukuran sampelnya adalah sebgai berikut:

  568 n2

   568 ( , 10 )

  1 568 n

  568 ( , 01 ) 

  1 568 n

  5 ,

  68

  1  568 n

   6 ,

  68 n

  85 ,

  3 Berdasarkan hasil perhitungan penentuan sampel dengan menggunakan rumus di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran sampel adalah 85, yaitu pegawai RSUD Kota Banjar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan penyebaran kuesioner. Observasi yang dilakukan penulis yaitu bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian internal dan kinerja pegawai bagia keuangan pada RSUD Kota Banjar, sedangkan penyebaran kuesioner dilakukan di tempat penelitian, yaitu di RSUD Kota Banjar.

  Teknik analisis data menggunakan teknik anlisis statistik yang terdiri dari beberapa teknik, yaitu:

  2

  2 r n r t hitung

  1

  4. Uji t 2

  x 100% Keterangan: KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien korelasi

  2

  ) KD = r

  Ŷ = a + bX Dimana: Ŷ = Kualitas pelaporan keuangan X = Audit internal a = Konstanta b = Koefisien regresi dari variabel X 3. Analisis Koefisien Determinasi (R

  1. Korelasi Pearson Product Moment (PPM)

  Keterangan: X = Audit Internal Y = Kualitas Pelaporan Keuangan n = Jumlah sampel r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y 2. Analisis Regresi Linier Sederhana

  X XY n r xy

  X X n Y

  Y Y n

           

      2 2 2 2

        

    Keterangan: t hitung = Nilai t r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel Ketentuan:

  1) hitung > t tabel maka pengaruh variabel X terhadap variabel Y mempunyai pengaruh Jika t yang signifikan.

  hitung tabel

  2) < t maka pengaruh variabel X terhadap variabel Y mempunyai pengaruh Jika t yang tidak signifikan.

III. Hasil

  Skor yang dihasilkan atas tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan pelaksanaan pengendalian internal di RSUD Kota Banjar adalah sebesar 7.299. Berdasarkan tabel klasifikasi interval variabel pengendalian internal, menunjukan bahwa penilaian terhadap capaian skor tersebut adalah baik. Hal tersebut menjelaskan bahwa pelaksanaan pengendalian internal di RSUD Kota Banjar telah dilaksanakan dengan baik.

  Skor yang dihasilkan atas tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan kinerja pegawai bagian keuangan di RSUD Kota Banjar adalah sebesar 2.305. Berdasarkan tabel klasifikasi interval variabel kinerja pegawai, menunjukan bahwa penilaian terhadap capaian skor tersebut adalah baik. Hal tersebut menjelaskan bahwa kinerja pegawai bagian keuangan di RSUD Kota Banjar telah menjalankan tugasnya dengan baik.

  Berdasarkan analisis statistik dalam penelitian ini dihasilkan nilai signifikansi yaitu 0,31, dimana nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05 (0,31 > 0,05), artinya variabel dependen kinerja pegawai (Y) dapat dijelaskan oleh variabel

  hitung independen pengendalian internal (X). Nilai t untuk pengendalian internal adalah 6,050.

  Dengan demikian dapat diketahui bahwa t hitung > dari t tabel yaitu 6.050 > 1,988, maka Hipotesis (H a ) pada penelitian ini diterima, artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan pengendalian internal terhadap kinerja pegawai bagian keuangan di RSUD Kota Banjar.

  Penelitian ini sejalan dengan penilitian yang dilakukan oleh Linda Oktarnia (2010), dimana hasil penelitiannya menjelaskan bahwa pengendalian internal berperan terhadap kinerja karyawan, dimana sampel dalam penelitian tersebut adalah karyawan bagian keuangan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sarita Permata Dewi (2012) berdasarkan uji t didapat hasil bahwa pengendalian internal berpengaruh terhadap kinerja karyawan SPBU di Yogyakarta. Sedangkan penelitian terdahulu lainnya yang sejalan dengan penelitian ini dilakukan oleh Marzuki (2013), di mana penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa pengenddalian internal berpengaruh terhadap kinerja manajerial, dimana pada Lembaga Keuangan Mikro Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.

  Dari ketiga penelitian terdahulu di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian internal berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal tersebut menjelaskan bahwa pelaksanaan pengendalian internal yang baik dapat meningkatkan kinerja pegawai/karyawan.

IV. Simpulan

  Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dari pengaruh yang diberikan oleh variabel independen (pengendalian internal) terhadap variabel dependen (kinerja pegawai) bagian keuangan di RSUD Kota Banjar adalah sebagai berikut: 1.

  Pengendalian internal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar mendapatkan penilaian yang baik dari responden, artinya pengendalian internal di RSUD Kota Banjar telah dilaksanakan dengan baik 2. Kinerja pegawai bagian keuangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar mendapat penilaian yang baik dari responden, artinya pegawai bagian keuangan di RSUD

  Kota Banjar memiliki kinerja yang baik.

3. Pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai bagian keuangan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar.

  Daftar Pustaka Agoes, S. 2004. Audting Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.

  Alvin, Arren & Loebeckee. 2006. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat. Akbar, DS. 2013. Pengaruh Sensitivitas Kekayaan Eksekutif Terhadap Manajemen Laba

  Dengan Pengendalian Internal Sebagai Variabel Modertaing (Studi Pada Emiten

Manufaktur) . Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi. Vol 1, No 1. September 2013.

  Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Baidaie, M. 2005. Corporate Governance dan Kebijakan Audit. Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit.

  Baridwan, Z. 1998. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Bastian, I. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Boynton, W.C. Johnson, R.N & Kell, W.G. 2003. Modern Auditing Jilid 1. Edisi 7. Jakarta: Erlangga.

  

Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). 1992.

  Internal Control-Integrated Framework.

  Dewi, S. P. 2012. Pengaruh Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan terhadap

  Kinerja Karyawan SPBU Yogyakarta (Studi Kasus pada SPBU Anak Cabang Perusahaan RB. Group). Jurnal Nominal Vol. 1 No. 1. Yogyakarta: Universitas Negeri

  Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Penyajian Laporan Keuangan. Edisi Revisi.

  Indriantoro, N. & Sutomo, B. 2002. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Gillespie, C. 2006. Accounting System Procedures and Method. Third Edition. New York: Prentice Hall of India. La Midjan & Susanto, A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: PT. Lingga Jaya. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Nadhiroh, A.S. 2010. Pengaruh Kompleksitas Tugas, Orientasi Tujuan dan Celf-Effcacy

  Terhadap Kinerj Auditor Dalam Pembuatan Audit Judgment . Skripsi. Semarang: UNDIP.

  Niswonger, Warren, Reeve, Fees. 2000. Prinsip-prinsip Akuntansi Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Oktarnia, L. 2010. Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Karyawan Pada

  Bidang Keuangan Rumah Sakit Tanjung Pinang dan Bintan . Tanjungpinang: Jurnal Akuntansi. FE Universitas Maritim Raja Ali Haji. Sarbana-Oxley Act of (Sarbox). 2002. An Act. 107 th Congress USA.

  Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Trianingsih, S. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi

  Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor

  . Jurnal Simposium Akuntansi Nasional. Makasar: UNHAS. Tuanakotta, T.M. 2005. Akuntansi Forensik dan Audit Infestigatif. Jakarta: FE UI.

Dokumen yang terkait

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI DINAS CIPTA KARYA, KEBERSIHAN DAN TATA RUANG KABUPATEN CIAMIS Oleh : Wawan Risnawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. RE.Martadinata No 150 Ciamis ABSTRAK - PENG

0 2 10

ETOS KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN CIAMIS EGI GANDANA Egigandana01gmail.com Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No. 150 Ciamis ABSTRAK - ETOS KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA K

0 0 7

PENGARUH PENDELEGASIAN WEWENANG OLEH CAMAT TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KECAMATAN CIMERAK KABUPATEN PENGANDARAN Oleh : Andri Fahruzi Fahruzi123Gmail.com Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No. 150 Ciamis

0 0 10

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

1 6 10

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPETENSI DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

0 1 6

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN

1 1 5

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

0 0 8

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU

1 1 9

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN

0 2 10

KAJIAN INTERFERENSI SINTAKSIS BAHASA SUNDA TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN SISWA Oleh AAH SARIAH, SRI MULYANI Universitas Galuh Ciamis ABSTRAK - KAJIAN INTERFERENSI SINTAKSIS BAHASA SUNDA TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA KARANG

0 1 8