PENGARUH ZAKAT MAAL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MUSTAHIQ DI YATIM MANDIRI KEDIRI
PENGARUH ZAKAT MAAL TERHADAP TINGKAT
KESEJAHTERAAN MUSTAHIQ DI YATIM MANDIRI KEDIRI
Siti Nur Mahmudah
Fath Ervan Zulfa
STAI Badrus Sholeh
nurmaaja2@gmail.com
Fath769@gmail.com
F
Abstract
Yatim Mandiri merupakan salah satu embaga yang menangani masalah zakat, yang
juga merupakan salah satu Lembaga Pengelola Zakat Nasional yang telah memiliki
legalitas melalui aspeklegal formal yang didirikan pada tahun 2008. Dibandingkan
dengan lembaga infaq lainnya, yang mana Yatim Mandiri lebih mengkhususkan
membantu yatim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknis penyaluran
zakat maal, tingkat kesejahteraan masyarakat, dan pengaruh zakat maal terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat (mustahiq) di Lembaga Yatim Mandiri.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif yang
bersifat deskriptifyakni berupa angka dan statistik. Sumber data diperoleh dari hasil
angket yang disebarkan pada mustahiq yang telah menerima bantuan dari zakat
maal dan datatambahan berupa dokumen. Analisis dilakukan dengan cara pengujian
validitas & realibilitas Instrumen penelitian, uji normalitas, analisis korelasi, analisis
regresi linier sederhana, dan terakhir uji t.Hasil penelitian ini mengungkapkan
bahwa variabel zakat maal (X) dan variabel tingkat kesejahteraan masyarakat (Y)
berdistribusi normal, dilihat dari plot yang titik-titiknya mengikuti garis sumbu.
Dari analisis menggunakan Korelasi Pearson Product Moment mengemukakan
bahwa nilai r sebesar 0,787, artinya hubungan antara variabel zakat maal (X) dan
variabel tingkat kesejahteraan masyarakat (Y) adalah searah. Sedangkan dari
analisis menggunakan rumus Regresimenghasilkan model persamaan Y= 15,764+
0,690x. Kesimpulannya penelitian ini menerima Ha, artinya terdapat pengaruh
zakat maal terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Lembaga Yatim Mandiri.
Keywords : Zakat Maal, Kesejahteraan Masyarakat
Pendahuluan
Zakat sebagaimana sudah banyak
dipahami merupakan sebuah konsep
yang unik dalam ajaran Islam. Dikatakan
demikian, karena pertama, tidak ada
konsep yang sebanding dengan zakat
dalam agama lain. Kedua, zakat sekaligus
menyentuh dua dimensi, yakni vertikal
dan horizontal. Dalam bahasa lain dapat
dikatakan bahwa zakat, sekaligus
berkaitan dengan dua aspek, yakni
ukhrawi sebagai bagian dari ibadah
mahdhah, dan aspek duniawi karena
sangat erat kaitannya dengan kehidupan
sosial kemanusiaan. Ketiga, ketentuan
zakat sudah diatur sedemikian rinci oleh
Islam, tidak hanya menyangkut jenis
harta yang wajib dizakatkan, tetapi juga
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
75
perhitungan, bahkan pihak-pihak yang
berhak menerimanya.
Dalam perbincangan perspektif
fiqh pun, kewajiban zakat tidak pernah
menjadi bahan yang diperdebatkan oleh
kalangan ulama’, karena dasar kewajiban
dari ibadah ini sangat jelas berdasarkan
Al-Qur’an maupun hadits Nabi. Ibadah ini
harus dijalankan bagi mereka yang telah
memenuhi persyaratan putaran (haul)
dan jumlah (nisab) yang ditentukan,
misalnya 2,5% dari emas, perak dan
perdagangan, 5% sampai 10% dari hasil
pertanian dan perkebunan. Sedangkan
dari hasil peternakan , wujud dan jumlah
zakatnya bervariasi tergantung pada jenis
ternak yang dipelihara. Pembayaran zakat
juga telah diyakini sebagai bagian dari
upaya membersihkan harta dari hak
orang miskin. Singkatnya, secara teologis
zakat sudah menjadi bagian ajaran Islam
yang harus ditunaikan
Dalam sejarah perkembangannya,
zakat telah menjadi instrumen yang
mampu menggeser status sosial umat
dari mustahik (orang yang berhak
menerima zakat) menjadi muzakki dan
mampu memberdayakan ekonomi umat.
Pergeseran status sosial dan kemampuan
dana zakat dalam memberdayakan
ekonomi umat tidak lepas dari
mekanisme dan prinsip pengelolaan zakat
yang dilakukan secara profesional,
akuntabel dan amanah. Keberhasilan
pengelolaan potensi zakat ini terjadi pada
masa Khalifah Umar bin Abdul ‘Azis. Pada
masa ini masyarakat yang semula
menjadi mustahik dianggap tidak layak
menerima zakat. Secara ekonomi mereka
76
telah masuk dalam kategori masyarakt
sejahtera dan wajib membayar zakat.
Dana zakat yang tidak terdistribusi akibat
ketiadaan penerima menjadi melimpah
dan disalurkan ke wilayah lain untuk
membantu
memenuhi
kepentingan
masyarakat yang membutuhkan
Pengelolaan zakat sudah ada sejak
zaman
Nabi
guna
meningkatkan
kesejahteraan bangsa Indonesia yang
mayoritas
beragama
Islam,
maka
pengelolaan zakat seharusnya ditangani
oleh pemerintah. Umat Islam melalui
lembaga-lembaga, wajib mengusahakan
pengelolaan zakat dengan sebaikbaiknya.1 Pelaksanaan zakat oleh negara
menunjukkan terbentuknya keadaan
ekonomi yakni peningkatan produktivitas
yang dibarengi dengan pemerataan
pendapatan serta peningkatan lapangan
kerja bagi masyarakat.
Sampai saat ini, tidak sedikit
muncul Badan Amil Zakat, yang berada di
tingkat pusat, wilayah, daerah dan
bahkan tingkat desa, baik yang dibentuk
oleh pemerintah maupun oleh organisasi
sosial keagamaan seperti Nahdhatul
Ulama,
Muhammadiyah,
maupun
organisasi
keagamaan
lainnya.
Masyarakat pada saat ini, sudah tidak
akan mengalami kesulitan saat akan
mengeluarkan zakat. Bahkan, akhir-akhir
ini muncul berbagai model pelayanan
zakat, seperti diantaranya telah muncul di
beberapa tempat relawan (volunteer)
yang
bersedia
melayani
untuk
menghitung.
1
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (Jakarta : Gema
Press, 2002), 193.
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
Yatim Mandiri merupakan salah
satu lembaga yang menangani masalah
zakat, yang juga merupakan salah satu
Lembaga Pengelola Zakat Nasional yang
telah memiliki legalitas melalui aspek
legal formal yang didirikan pada tahun
2008. Kelebihan Yatim Mandiri yaitu
menjemput donasi yang terkumpul sesuai
jadwal yang telah disepakati dalam setiap
bulannya.
Carapenyalurannya yaitu melalui
program-programnya antara lain :
program pendidikan, program kesehatan,
program kemandirian yatim purna asuh,
Thn.
2010
2011
2012
Zakat
Rp. 650.
Rp. 950.
Rp. 1.100.
program pemberdayaan bunda yatim, dan
program kemanusiaan. Selama ini
program yang dijalankan Yatim Mandiri
berjalan dengan baik, hal ini terbukti dari
Penganugerahan Rekor MURI(Museum
Rekor Indonesia) : Yatim Mandiri
ditetapkan sebagai Lembaga Sosial
Pemberi Beasiswa Terbanyak untuk Anak
Yatim Tidak Mampu.
Berikut
akan
dijelaskan
pencapaian zakat yang diterima Yatim
Mandiri dalam tiga tahun terakhir :
Tabel 1
Pencapaian Zakat dan Pendistribusian Program
Yatim Mandiri Wilayah Kediri
Periode 2010-2012
(Dalam Jutaan)
Pendidikan
Rp. 59.
Rp. 116.
Rp. 39.
Kesehatan
Rp. 45.
Rp. 18.
Rp. 149.
Program
Penyaluran
Kemandirian
Rp. 400.
Rp. 253.
Rp. 669.
Pemberda
-yaan
Rp. 55.
Rp. 10.5
Rp. 0,362
Kemanusi
aan
Rp. 34.
Rp. 71.
Rp. 164.
%pertumbuhan
0,1 %
0,03%
0,013%
Sumber Data : Laporan Pembukuan Penerimaan Zakat di Yatim Mandiri
terakhir tersebut, pada tahun 2012
Dari penjelasan tabel diatas, dapat
mengalami selisih penerimaan yang
disimpulkan bahwa zakat di Yatim
signifikan. Dimana pada tahun 2010-2011
Mandiri yang disalurkan hanya zakat
selisih 0.03% lalu pada tahun 2011-2012
maal. Dalam hal ini memang zakat maal
mengalami
penurunan
0.013%.
lebih rutin dibandingkan dengan zakat
Penurunan
penerimaan
zakat
ini
fitrah yang hanya setahun sekali diterima
disebabkan para donatur lebih ingin
dari donatur. Lalu dalam tabel ini juga
menyalurkan zakatnya lewat infaq dan
menjelaskan antara tahun 2010-2012
sodaqoh di Yatim Mandiri Kediri yang
mengalami peningkatan yang semua itu
lebih dikenal oleh masyarakat luas
dapat ditunjukkan di tahun 2010 sebesar
dibandingkan
kewajiban
untuk
Rp. 650.000.000,- lalu tahun 2011 sebesar
membayar zakat atas hartanya.
Rp. 950.000.000,- kemudian di tahun
Pengertian Zakat
2012 sebesar Rp. 1.100.000.000,- . Namun
bila diperhatikan dalam tiga
tahun
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
77
Zakat berasal dari bentukan kata
zaka yang berarti suci, baik, berkah,
tumbuh
dan
berkembang.
Menurut
terminologi syari’at (istilah) zakat adalah
nama dari sejumlah harta tertentu yang
telah mencapai syarat tertentu yang
diwajibkan
oleh
Alloh
SWT
untuk
dikeluarkan dan diberikan kepada yang
berhak dengan persyaratan tertentu pula.
Dalam Al-Qur’an zakat seringkali
digandeng penyebutannya dengan shalat,
ini menunjukkan bahwa antara zakat dan
shalat mempunyai kaitan yang sangat
erat, meskipun terdapat perbedaan antar
keduanya. Zakat adalah suatu ibadah
maliyah yang lebih menjurus kepada
aspek
sosial
kemasyarakatan
(ijtima’iyah), untuk mengatur hubungan
kehidupan manusia dan hubungannya
dengan
Alloh
SWT,
serta
dalam
hubungannya dengan sesama manusia.
Sedangkan shalat lebih menjurus kepada
kepribadian yang mulai dan bersifat
personal (fardiyah). Oleh karena itu,
kewajiban mengeluarkan zakat ini sama
dengan
wajibnya
shalat lima waktu
kita
melaksanakan
Dasar Disyariatkannya Zakat
Dalam kajian keuangan negara dan
ekonomi pembangunan, sistem zakat
disebut-sebut sebagai suatu sistem yang
mirip dengan sistem perpajakan. Fatwa
ulama mengenai hal ini cukup beragam,
walau pada akhirnya tertuju kepada suatu
pemahaman bahwa sistem zakat berbeda
dengan sistem pajak terutama pada
keeratan aspek normatif sistem zakat.
Perbedaan cara pandang antara seorang
muslim dengan muslim lainnya dalam
78
memahami pajak akan berimbas kepada
cara menghitung keduanya. Artinya, bila
kesepakatan menyatakan bahwa zakat
sama dengan pajak, maka implikasinya
adalah seorang muslim tidak perlu lagi
membayar zakat setelah membayar pajak.
Sedangkan
apabila
kesepakatan
mengarah kepada adanya perbedaan
antara
zakat
dan
pajak,
maka
implikasinya
adalah
munculnya
perdebatan tentang kewajiban membayar
zakat setelah pajak atau malah
sebaliknya.
Pemerintah Republik Indonesia
secara tegas telah mengeluarkan UU
N0.38 Tahun 1999, tanggal 23 September
1999 tentang pengelolaan zakat, yang
menyebutkan bahwa : “Zakat yang telah
dibayarkan kepada badan amil zakat atau
lembaga amil zakat dikurangkan dari laba
atau pendapatan sisa kena pajak dari
wajib pajak yang bersangkutan sesuai
dengan
peraturan
perundanganundangan yang berlaku”. Kemudian
disusul ketetapan UU No. 17 Tahun 2000,
yang diberlakukan mulai tahun 2001
tentang perubahan ketiga atas UU No. 7
Tahun 1983 tentang pajak penghasilan,
dimana UU tersebut menegaskan bahwa
zakat atas penghasilan yang nyata-nyata
dibayarkan kepada badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk dan
disahkan
oleh
pemerintah
dapat
dikurangkan atas penghasilan kena pajak.
Selain itu, UU ini juga menetapkan bahwa
zakat yang diterima mustahik tidak
menjadi objek wajib pajak.
Perkembangan
pemerintahan
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
Indonesia
intervensi
dalam
memberikan pendidikan manajemen
zakat yang profesional terus dilaksanakan
hingga kini. Tercatat beberapa peraturan
yang pernah dikeluarkan, yaitu :
a. UU No 38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat.
b. Keputusan Menteri Agama RI No.373
/ 2003 tentang pengelolaan zakat
sebagai
upaya
menyadarkan
masyarakat
muslim
untuk
menunaikan zakat.
c. Keputusan
Direktorat
Jenderal
Masyarakat Islam dan Urusan Haji
No. D/291 tahun 2000 tentang
pedoman teknis pengelolaan zakat.
Pada tanggal 29 Mei 2002 Presiden RI
meresmikan silaturahmi dan rapat
koordinasi nasional kesatu Badan Amil
Zakat dan Lembaga Amil Zakat seluruh
Indonesia di Istana Negara. Dalam
pidatonya, Presiden menekankan agar
Badan Amil Zakat baik ditingkat Nasional
maupun Daerah untuk tidak ragu-ragu
bekerjasama dengan Menteri Agama,
Menteri Keuangan, Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
dan maupun Menteri terkait lainnya.
Macam-macam Zakat
No.
1.
Nama Golongan
Fakir
3.
Amil Zakat
2.
Orang Miskin
4.
Muallaf
6.
Orang yang
5.
Budak
Setiap
muslimin
diwajibkan
mengeluarkan zakat, ada dua macam
zakat yaitu : zakat maal (bagi yang
berpunya) dan zakat fitrah (zakat jiwa).
a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah yaitu zakat yang
dikeluarkan
pada
saat
bulan
Ramadhan
diwajibkan
untuk
menyucikan diri dari orang yang
berpuasa dari ucapan kotor dan
perbuatan yang tidak ada gunanya.
Zakat fitrah itu diberikan kepada orang
miskin untuk memenuhi kebutuhan
mereka dan jangan sampai memintaminta pada hari raya itu.
b. Zakat Harta (Zakat Maal)
Zakat harta yaitu bagian dari
harta kekayaan seseorang (juga badan
hukum) yang wajib dikeluarkan untuk
golongan orang-orang tertentu, setelah
dipunyai selama jangka waktu tertentu
dalam jumlah minimal tertentu.
Pihak Yang Berhak Menerima Zakat
Agama Islam memberi petunjuk
siapa orang yang pantas dan perlu
dibantu dan diperhatikan menurut
keadaan yang sebenarnya. Kelompok
penerima zakat (mustahiq al-zakat) ada
delapan orang, yaitu :
Tabel
Kelompok Penerima Zakat
Penjelasan
Orang yang tidak memiliki harta untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan
keluarganya, seperti makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal.
Orang yang tidak memiliki harta untuk mencukupi dirinya dan keluarganya,
seperti makanan. Minuman, pakaian, dan tempat tinggal.
Orang yang bekerja dan sibuk mengurusi zakat, seperti orang yang menjaga,
mengumpulkan, dan membawa zakat kepada imam, menulis, dan
membagikannya.
Orang yang lemah niatnya untuk memasuki Islam, mereka diberi bagian dari
zakat agar niat mereka masuk Islam menjadi kuat
Seorang muslim yang menjadi budak, lalu dibeli dari harta zakat dan
dibebaskan di jalan Allah.
Orang yang memiliki utang bukan untuk bermaksiat kepada Allah dan Rasul-
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
79
7.
8.
berutang
Fi sabilillah
Ibnu Sabil
nya dan tidak sanggup melunasi.
Orang-orang yang berperang dijalan Allah secara sukarela.
Musafir yang tidak dapat melanjutkan perjalanannya di negeri lain.
Salah satu yang diwajibkan membagi
zakat yang dianjurkan adalah kepada
anak yatim. Yatim itu sendiri dapat
diartikan sebagai berikut : yatimani atau
yatimaini. Sedangkan bentuk jamaknya
banyak, yaitu aitam, yatama, yatmah,
maitamah, dan yata'im. Menurut Syafii,
dalam Ensiklopedia Al-Qur'an, bentuk
tunggal, dual, dan jamak kata ini akan
ditemukan seluruhnya di dalam AlQur'an. Namun, bentuk jamak yang
digunakan dalam Al-Qur'an hanyalah
satu, yaitu yatama. Ketiga bentuk kata itu
disebut oleh Al-Qur'ān sebanyak 23 kali
dan tersebar di dua belas surah. An-Nisa
(Perempuan) adalah surah yang paling
banyak menyebut kata yatim dengan
segala bentukannya, yaitu 8 kali. Ini
menjadi isyarat bahwa:
(1) Wanita adalah yang paling berat
menanggung beban anak yatim itu,
sama seperti nasib anak yatim itu
sendiri.
(2) Anak yatim dan wanita adalah dua
kelompok yang sama-sama lemah
dalam struktur masyarakat.
Anak yatim mendapat perhatian serius
dari
Al-Qur'an
bersama
dengan
kelompok-kelompok masyarakat lain,
yaitu orang-orang miskin, budak-budak,
anak-anak perempuan, dan orang-orang
yang tidak bersuku dalam budaya
masyarakat Arab. Kelompok-kelompok
ini harus diberdayakan dengan cara
meningkatkan kesejahteraan mereka.
Kelembagaan Zakat
80
Lembaga zakat sebagaimana tercantum
dalam UU No. 38 Tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat adalah lembaga yang
dibentuk oleh lembaga masyarakat.
Lembaga-lembaga ini bisa lingkup
operasinya tingkat regional ataupun
nasional. Lembaga tersebut bisa dibentuk
organisasi
politik,
takmir
masjid,
pesantren, media massa, bank dan
lembaga
keuangan
dan
lembaga
kemasyarakatan.
Tumbuhnya lembaga-lembaga zakat
merupakan cermin timbulnya kesadaran
akan perlunya lembaga yang mampu
mengelola zakat masyarakat. Selain itu,
hal ini merupakan hasil yang telah
dilakukan lembaga zakat tersebut dalam
membangun kesejahteraan masyarakat.
Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan mempunyai arti aman,
sentosa makmur atau selamat (terlepas
dari segala macam gangguan, kesukaran
dan sebagainya). Dalam ilmu ekonomi
modern, kesejahteraan ekonomi dapat
didefinisikan
sebagai
bagian
kesejahteraan yang dapat dikaitkan
dengan alat pengukur uang.2 Dalam
bahasa Inggris kesejahteraan sama
dengan welfare yang berarti keselamatan.
Sedangkan
dalam
bahasa
Arab
kesejahteraan sepadan dengan kata ararafah atau ar-rafahiyah yang berati
kemakmuran atau kenyamanan
Kesejahteraan memiliki lima fungsi
pokok, antara lain :
2
M. Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, (Yogyakarta : Dana Bakti Wakaf, 1997), 54.
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
1.
Perbaikan secara progresif daripada
kondisi-kondisi kehidupan orang.
3.
Berorientasi
orang
terhadap
perubahan sosial dan penyesuaian
diri.
2.
4.
5.
Pengembangan
manusia.
sumber
daya
Penggerakan dan penciptaan sumbersumber komunitas untuk tujuantujuan pembangunan.
Pengertian
struktur-struktur
intutisional
untuk
berfungsinya
pelayanan-pelayanan
terorganisir
lainnya.
Jadi,
kesejahteraan masyarakat
yaitu
terpenuhinya
kebutuhan
masyarakat yang diperlukan dalam
kehidupan setiap masyarakat.
Tingkat Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan manusia
terdiri dari beberapa pemenuhan
kebutuhan yaitu sebagai berikut :
a.
Tingkat Kesejahteraan Dasar
b.
Tingkat Kesejahteraan Menengah
c.
Tingkat kesejahteraan dasar
adalah
terpenuhinya
kebutuhan
dasar manusia secara fisiologis.
Misalkan:
Kebutuhan
pangan,
sandang, dan papan.
Tingkat
kesejahteraan
menengah
adalah
terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia dan
kebutuhan sekundernya. Misalkan:
kebutuhan
akan
pendidikan,
kendaraan, lemari es dan lain-lain.
Tingkat Kesejahteraan Atas
Tingkat kesejahteraan atas
adalah
terpenuhinya
kebutuhan
primer dan sekunder ditambah
dengan kebutuhan akan aktualisasi
diri, kebanggaan (prestige) dan
kebutuhan akan eksistensi diri.
Sedangkan untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat kota Kediri,
peneliti mengambil indikator dan kriteria
kesejahteraan
berdasarkan
aspek
tahapan keluarga sejahtera Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) Kota Kediri, dengan melihat
kriteria mana yang tidak terpenuhi maka
dapat diasumsikan bahwa semakin
seseorang tidak termasuk ke dalam
kriteria kesejahteraan yang dicantumkan
BKKBN Kota Kediri, maka seseorang
tersebutsemakin
tidak
sejahtera.
Sebaliknya, semakin seseorang banyak
memiliki
kriteria
yang
diberikan,
makaseseorang tersebut semakin dekat
dengan yang dikategorikan sejahtera.
Indikator dan kriteria keluarga sejahtera
pada dasarnya berangkat dari pokok
pikiran yang terkandung di dalam UU No.
10 Tahun 1992 disertai asumsi bahwa
kesejahteraan
merupakan
variabel
komposit yang terdiri dari berbagai
indikator yang spesifik dan operasional.
Karena indikator yang dipilih akan
digunakan oleh kader di desa, yang pada
umumnya tingkat pendidikannya relatif
rendah,
untuk
mengukur
derajat
kesejahteraan para anggotanya dan
sekaligus sebagai pegangan untuk
melakukan intervensi. Maka indikator
tersebut selain harus memiliki validitas
yang tinggi, juga dirancang sedemikian
rupa, sehingga cukup sederhana dan
secara operasional dapat dipahami dan
dilakukan oleh masyarakat di desa.
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
81
Atas dasar pemikiran di atas, maka
indikator dan kriteria keluarga sejahtera
yang ditetapkan adalah berdasarkan
aspek tahapan keluarga sejahtera yang
terdiri dari variabel :
1.
Agama
4.
Papan
2.
3.
5.
6.
7.
8.
9.
Pangan
Sandang
Pendidikan
e.
Keluarga Berencana
Tabungan
f.
Interaksi dalam keluarga
10. Interaksi dalam lingkungan
11. Informasi
12. Peranan dalam masyarakat.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut di
atas, keluarga dikelompokkan menjadi
lima tahapan yaitu Keluarga Pra
Sejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga
Sejahtera II, dan Keluarga Sejahtera III,
dengan penjelasan indikator masingmasing tahapan sebagai berikut :
1. Keluarga Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih dari
kebutuhan
dasarnya
(basic
needs). Sebagai keluarga sejahtera I,
seperti kebutuhan akan pengajaran
agama, pangan, papan, sandang, dan
kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera Tahap I
Adalah keluarga-keluarga yang telah
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara minimal yaitu :
a.
82
c.
d.
Kesehatan
lima
b.
Melaksanakan ibadah menurut
agama
oleh
masing-masing
anggota keluarga.
g.
Pada umumnya seluruh anggota
keluarga makan 2 (dua) kali dalam
sehari atau lebih.
Anggota
keluarga
memiliki
pakaian yang berbeda untuk di
rumah,
bekerja/sekolah,
dan
bepergian.
Rumah yang ditempati keluarga
mempunyai atap, lantai, dinding
yang baik.
Bila ada anggota keluarga sakit
dibawa ke sarana kesehatan.
Bila pasangan usia subur ingin ber
KB pergi ke sarana pelayanan
kontrasepsi.
Semua anak usia 7-15 tahun dalam
keluarga bersekolah.
3. Keluarga Sejahtera Tahap II
Yaitu
keluarga-keluarga
yang
disamping telah memenuhi kriteria
keluarga sejahtera I, harus pula
memenuhi syarat sosial pyikologis
sebagai berikut :
a. Anggota keluarga melakukan ibadah
secara teratur.
b. Paling kurang sekali seminggu
seluruh anggota keluarga makan
daging/ikan/telur.
c. Seluruh
anggota
keluarga
memperoleh paling kurang satu
pasang pakaian baru dalam setahun.
d. Luas lantai rumah paling kurang 8
m2 untuk setiap penghuni rumah.
e. Tiga bulan terakhir keluarga dalam
keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masingmasing.
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
f. Ada seorang atau lebih anggota
keluarga yang bekerja untuk
memperoleh penghasilan.
g. Seluruh anggota keluarga usia 10-60
Tahun bisa baca tulisan latin.
h. Pasangan usia subur dengan dua
anak atau lebih menggunakan
alat/obat kontrasepsi.
4. Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga yang selain memenuhi
syarat keluarga sejahtera tahap I dan
II,
dapat
pula
pengembangan
berikut :
memenuhi
keluarga
syarat
sebagai
a. Keluarga
berupaya
untuk
meningkatkan pengetahuan agama.
b. Sebagian penghasilan keluarga
ditabung dalam bentuk uang atau
barang.
c. Kebiasaan keluarga makan bersama
paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
d. Keluarga ikut serta dalam kegiatan
masyarakat di lingkungan tempat
tinggal.
e. Keluarga memperoleh informasi
dari
surat
kabar/majalah/radio/televisi.
METODOLOGI
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif yaitu suatu
penelitian yang hasil penelitiannya
disajikan dalam bentuk deskriptif dengan
menggunakan
angka
dan
statistik.Penelitian statistik ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana pengaruh
zakat
maal
terhadap
tingkat
kesejahteraan masyarakat pada Yatim
Mandiri Kediri.
Populasi dan Sampel
Populasi
adalah
keseluruhan
gejala
atau
satuan
yang
ingin
diteliti.Adapun yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah jumlah
keseluruhan masyarakat (mustahik) yang
mendapatkan zakat di Yatim Mandiri
Kediri yang berjumlah300orang.
Sampel merupakan penelitian yang
dilakukan dengan mengambil sebagian
anggota populasi untuk mewakili seluruh
anggota populasi. Mengenai jumlah
sampel tidak mempunyai standar baku,
akan tetapi untuk populasi yang
jumlahnya kurang dari 100 maka data
dapat digunakan semua, dan apabila
jumlah populasi besar maka dapat
diambil sampel antara 10-15% atau 2025%.3Sampel yang digunakan penelitian
ini sebesar 15% yaitu sebanyak45orang.
Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat 2 variabel
yaitu variabel bebas (independent) adalah
data yang mempengaruhi dan variabel
terikat (dependent) adalah data yang
dipengaruhi,
variabel
bebas
(independent) adalah variabel X (Zakat)
dan variabel terikat (dependent) adalah
variabel Y (Tingkat Kesejahteraan).
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, secara
garis besar, pekerjaan analisis langkahlangkahnya sebagai berikut:
1. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan, antara
lain: mengecek nama dan kelengkapan
identitas pengisi. Apabila instrumennya
3
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada.1996)
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
83
minim, perlu dicek sejauh mana atau
Validitas adalah suatu ukuran yang
Mengecek kelengkapan data, artinya
memeriksa isi instrument pengumpulan
mengukur
identitas apa saja yang sangat diperlukan
bagi pengolahan data lebih lanjut.
data (termasuk kelengkapan lembaran
instrument, barangkali ada yang terlepas
atau sobek)
2. Memberi Skor atau Scoring
Memberi
scor
digunakan
untuk
mengangkakan
an jawaban dari angket atau
kuisioner yang disebar. Dan dalam
penelitian ini pemberian skor adalah
sebagai berikut :
- Untuk jawaban a, Sangat Setuju
skor 5
- Untuk jawaban b, Setuju skor 4
- Untuk jawaban c, Kurang Setuju
skor 3
- Untuk jawaban d, Tidak Setuju
skor 2
- Untuk Jawaban e, Sangat Tidak
Setuju skor 1
3. Tabulasi Data atau Tabulating
Tabulasi adalah bagian terakhir dari
pengolahan data.Maksud tabulasi adalah
memasukkan
tabel
masukkan data pada tabel-tabel
tertentu dan mengatur angka-angka
angka serta
menghitungnya.
Dalam penelitian
ian ini, tabulasi digunakan
untuk memudahkan menghitung, dan
memasukkan data atau hasil perhitungan
ke dalam rumus.
4. Processing
Processing yaitu menghitung dan
mengolah atau menganalisis data dengan
statistik. Pada tahap ini yang digunakan
adalah analisis statistik
tatistik sebagai berikut :
a. Uji Validitas
menunjukkan
kesahihan
tingkat
suatu
validitas
kevalidan atau
instrument.
konstruk
Cara
yaitu
dengan mencari korelasi antara masing
masing-
masing pertanyaan dengan skor total
menggunakan rumus korelasi product
moment dengan
gan bantuan aplikasi SPPS
for windows 17.
b. Uji Realibilitas
Realibilitas merupakan indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan.
Pengujian
Realibilitas
menggunakan aplikasi SPSS 17.
c. Uji Normalitas
Digunakan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas atau keduanya
mempunyai distribusi yang normal atau
tidak. Untuk menguji apakah distribusi
data normal atau tidak dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Cara yang pertam
pertama
adalah membuat grafik distribusi normal
dengan bantuan program SPSS. Cara yang
kedua adalah melakukan pengujian
secara statistik dengan jalan menghitung
nilai kurtosis dan skwenessnya.
d. Analisis Korelasi (r)
Analisis
ini
menggunakan
tingkat
kesejahteraan
pearson
correlation untuk
tuk mengetahui kuat
lemahnya pengaruh zakat terhadap
Yatim Mandiri.
r=
Keterangan:
r
= Koefisien Korelasi
masyarakatdi
X
Y
n
= Zakat
= Tingkat Kesejahteraan
= Jumlah data yang diobservasi
Jika,
2.
3.
r= 1, hunungan antara X dan y, sempurna positif
r= -1, hubungan antara X dan Y, sempurna negatif
r mendekati 1, hubungan antara X dan Y kuat
positif
r mendekati -1, hubungan antara X dan Y kuat
negatif
r mendekati 0, hubungan antara X dan Y lemah
positif (bergerak dari 1 ke 0) dan lemah
negatif (bergerak dari -1 ke 0)
Pengujian korelasi menggunakan aplikasi SPSS 17.
e. Analisis
Yaitu
Regresi
Sederhana
untuk mengetahui
pengaruh
perubahan
secara
x
Linier
besarnya
kuantitatif
terhadap
dari
perubahan
y.Hubungan x dan y dapat dinyatakan
sebagai fungsi linier sebagai berikut:
Y= a + bx
Dimana:
Y= Tingkat kesejahteraan
a = Konstanta
b= Koefisien regresi dari variabel de penden
x= Zakat
Asumsi agar analisis regresi dapat digunakan
adalah:
1.
Variabel yang dicari hubungannya harus
berdistribusi normal.
Variabel
Variabel x tidak acak dan variabel y harus
acak.
Variabel
yang
dihubungkan
pasangan sama dari subjek yang sama pula.
4. Variabel yang dihubungkan mempunyai data
interval atau rasio.
f. Melakukan Uji t
Yaitu melakukan pengujian koefisien
regresi secara parsial atau sendiri-sendiri.
Uji t digunakan untuk menguji signifikasi
nilai parameter hasil regresi. Uji t
dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung dengan nilai kritisnya (t tabel).Jika
t hitung lebih besar dari t tabel maka
hipotesis alternatifnya diterima dan
apabila t hitung lebih kecil dari t tabel
maka hipotesis alternatifnya ditolak. Nilai
t tabel dapat dilihat dari tabel pengujian
nilai t.
Uji
Validitas
dan
Realibilitas
Instrument Penelitian
1. Uji Validitas Variabel Zakat Maal
(X)
dan
Variabel
Tingkat
Kesejahteraan (Y)
a. Uji Validitas Variabel zakat maal
(X)
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika rhitung> rtabel maka valid
Jika rhitung< rtabel maka tidak valid
Tabel 1
Hasil Uji Validitas Variabel Zakat Maal
perbandingan rhitung dengan rtabel
Keterangan
Soal 1
0,547> 0,246
Valid
Soal 4
0,708>0,246
Valid
Soal 2
Soal 3
Soal 5
Soal 6
Soal 7
Soal 8
Soal 9
mempunyai
0,625>0,246
0,677>0,246
0,823>0,246
0,843>0,246
0,844>0,246
0,806>0,246
0,791>0,246
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
85
Soal 10
0,663>0,246
Valid
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16
Tabel di atas mengungkapkan
bahwa dari semua nilai soal yaitu pada
variabel zakat maal memperoleh nilai
rhitungyang lebih besar dari nilai rtabel yang
nilainya sebesar 0,294. Artinya semua
soal pada variabel zakat maal valid.
b.
Uji Validitas Variabel Tingkat
Kesejahteraan (Y)
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika rhitung> rtabel maka valid
Jika rhitung< rtabel maka tidak valid
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Kesejahteraan
Variabel
perbandingan rhitung dengan rtabel
Keterangan
Soal 1
0,630>0,246
Valid
Soal 4
0,684>0,246
Valid
Soal 2
0,621>0,246
Soal 3
0,630>0,246
Soal 5
Soal 10
Valid
0,862>0,246
0,810>0,246
0,659>0,246
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16
besar dari nilai rtabel yang nilainya
sebesar 0,246. Artinya semua soal
pada variabel tingkat kesejahteraan
valid.
2. Uji Realibilitas Variabel Zakat
Maal dan Variabel Tingkat
Kesejahteraan
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika nilai Alpha > 0,60 maka
Reliabel.
Jika nilai Alpha < 0,60 maka tidak
Reliabel.
a. Uji Realibilitas Variabel Zakat
Maal
86
Valid
0,871>0,246
Tabel di atas mengungkapkan
bahwa dari semua nilai soal yaitu
pada variabel tingkat kesejahteraan
memperoleh nilai rhitungyang lebih
Tabel 3
Reliability Statistics
Valid
0,854>0,246
Soal 7
Soal 9
Valid
0,789>0,246
Soal 6
Soal 8
Valid
Valid
Valid
Valid
Cronbach's
Alpha
N of Items
.906
10
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16
Tabel diatas mengungkapkan
bahwa nilai Alpha variabel zakat maal
adalah 0,906 yang berarti > 0,60 maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen
reliabel.
b.
Uji
Realibilitas
Variabel
Tingkat Kesejahteraan
Tabel 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.902
N of Items
10
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16
Tabel
bahwa nilai
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
diatas mengungkapkan
Alpha variabel tingkat
d. Alternatif jawaban d diberi skor2
e. Alternatif jawaban e diberi skor 1
Data hasil perhitungan dari
kesejahteraan adalah 0,902 yang berarti >
0,60 maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen reliabel.
Deskripsi Data
Berdasarkan deskripsi data dalam
penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu
variabel bebas (zakat maal) dan variabel
terikat (tingkat kesejahteraan). Untuk
mengetahui bagaimana variabel zakat
maal
(X)
dan
variabel
tingkat
kesejateraan (Y) pada LembagaYatim
Mandiri
Kediri,
maka
terdapat
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
kepada para mustahiq Lembaga Yatim
angket yang telah disebarkan kepada
para mustahiq Lembaga Yatim Mandiri
tentang variabel zakat maal dalam
implementasi zakat maal dan t dapat
dilihat dalam lampiran 1.
Setelah
mengetahui
hasil
Mandiri dalam angket yang terdiri dari 10
item soal. Masing-masing soal memiliki
lima pilihan jawaban dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban a diberi skor 5
b. Alternatif jawaban b diberi skor 4
c. Alternatif jawaban c diberi skor3
N
Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
Range
Minimum
Maximum
Percentiles 25
50
75
Tabel 5
Statistics
perhitungan angket antara variabel
zakat maal (X) dan variabel tingkat
kesejahteraan (Y) selanjutnya peneliti
melakukan analisis terhadap data
tersebut. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan software SPSS versi 16.
Variabel zakat maal (X) dan
variabel tingkat kesejahteraan (Y)
dengan menggunakan softwer SPSS 16
untuk
mencari
mean,
standar
deviation dan sebagainya.
zakatmaal
45
0
46.73
47.00
50
3.165
10.018
-.644
.354
-.609
.695
10
40
50
44.00
47.00
50.00
tingkatkesejahteraan
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16
45
0
48.02
50.00
50
2.776
7.704
-1.466
.354
1.671
.695
11
39
50
46.50
50.00
50.00
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
87
Dari tabel di atas dapat
diketahui nilai mean variabel zakat
maal (X)= 46,73, artinya nilai ratarata variabel zakat maal sebesar
46,73. Std.deviation= 3,16, artinya
tingkat kesejahteraan adalah 39.
Dan maximum = 50, artinya nilai
skor paling tinggi pada variabel
tingkat kesejahteraan adalah 50.
Pengujian Hipotesis
zakat maal sebesar 3,16. Minimun
a. Uji Normalitas
Untuk dapat mengetahui apakah
adalah 40. Dan maximum = 50,
digunakan untuk mengetahui masalah
nilai simpangan baku dari data
= 40, artinya nilai skor paling
rendah pada variabel zakat maal
artinya nilai skor paling tinggi
pada variabel zakat maal adalah
data yang diteliti telah memenuhi uji
normalitas maka salah satu metode yang
normalitas dalam regresi adalah dengan
bantuan program SPSS Statistics 16 for
(Y)= 48,02, artinya nilai rata-rata
windows melalui pendekatan grafik, yaitu
grafik Normal P-P Plot of regression
standard.
Jika penyebaran data (titik)
artinya
memenuhi
50.
Sedangkan nilai mean
variabel tingkat kesejahteraan
variabel
tingkat
kesejahteraan
sebesar 48,02. Std.deviation= 2,77,
tingkat
nilai
simpangan
kesejahteraan
baku
sebesar
2,77. Minimum = 39, artinya nilai
skor paling rendah pada variabel
disekitar sumbu diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi
asumsi
normalitas.Jika
sebaliknya maka tidak memenuhi asumsi
normalitas data.Grafik tersebut disajikan
dalam gambar I.
Gambar 2
Grafik Pengujian Normalitas Data
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16
Pada gambar 1 diatas terlihat
bahwa data variabel zakat maal dan
88
variabel
tingkat
kesejahteraan
telah
berdistribusi normal karena penyebaran
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal.
b. Analisis Korelasi
Analisis ini menggunakan pearson
correlation untuk mengetahui kuatnya
hubungan antara variabel x (zakat maal)
dan
y
(tingkat
kesejahteraan).
Tabel 6
Hasil Analisis korelasi
Correlations
Zakatmaal
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
zakatmaal
1
N
tingkatkesejaht
eraan
.787**
.000
45
Tingkatkesejahteraan Pearson Correlation
45
.787**
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
1
.000
45
45
Sumber: SPPS diolah
Besar kecilnya angka korelasi
menentukan
kuat
atau
lemahnya
hubungan kedua variabel. Kriteria
angkanya adalah sebagai berikut :
0 – 0,25
: korelasi lemah
(dianggap tidak ada)
>0,25 – 0,5
: korelasi cukup
>0,5- 0,75
:
korelasi
kuat
>0,75-1
: korelasi sangat
kuat
Jika di lihat dari hasil perhitungan,
maka “Zakat Maal” dengan “Tingkat
Kesejahteraan”
menunjukkan
angka
sebesar 0,787. Angka ini menunjukkan
adanya korelasi yang sangat kuat dan
searah. Ini mengungkapkan bahwa jika
zakat maal diberikan secara rutin, maka
tingkat kesejahteraan masyarakat akan
semakin meningkat.
c. Analisis Regresi Linier Sederhana
Model analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model analisis
regresi linier sederhana dengan tingkat
kesejahteraan sebagai variabel dependen
dan zakat maal sebagai variabel
indepeden. Melalui model tersebut, maka
dapat diketahui sampai seberapa besar
pengaruh variabel zakat maal terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat.
Hasil perhitungan regresi linier
sederhana tersebut disajikan dalam tabel
8 berikut ini :
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Variabel
(Konstanta)
Zakat Maal
Koefisien Regresi
15,764
.690
Std. Error
3.863
.082
thitung
4,080
8,369
Sig
0,000
0,000
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
89
R Squared (R²) : 0,620
Fhitung : 70.032
Durbin-Watson : 2.083
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16(diolah)
maka tingkat kesejahteraan akan naik
Adapun persamaan regresinya adalah
sebesar b yaitu 0,690.
sebagai berikut:
d. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Y = a + bx
Uji hipotesis yang kedua adalah uji t
Y = 15,764+ 0,690x
yaitu menguji koefisien regresi secara
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
parsial untuk mengetahui apakah zakat maal
persamaan di atas dapat diuraikan sebagai
mempunyai pengaruh yang bermakna atau
berikut:
tidak terhadap variabel dependen (tingkat
a) Konstanta (a)
kesejahteraan masyarakat).Uji t dapat
Besarnya nilai konstanta (a) adalah 15,764
dilakukan dengan pendekatan analisa SPSS
memberikan arti bahwa jika lembaga tidak
dan dengan pendekatan statistik, yaitu
memberikan zakat maal, maka tingkat
dengan membandingkan thitung dengan ttabel.
kesejahteraan masyarakat hanya sebesar
15,764.
b) Zakat Maal
Besarnya nilai b adalah sebesar 0,690 angka
tersebut mempunyai arti bahwa jika
variabelzakat maal naik sebesar satu satuan
Tingkat kesalahan 5% (df = 45) sehingga
didapat ttabel sebesar 2,014
Hasil analisa menggunakan SPSS 16tampak
pada
tabel
berikut.
Tabel 8
Hasil Pengujian t
Variabel
Zakat Maal
thitung
Sig
ttabel
Keputusan
0,000
8.369
2,014
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16 (diolah)
Zakat Maal memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
Signifikan
thitung (8.369) yang lebih besar dari nilai ttabel
(2,014) dan nilai signifikan dari zakat maal
sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0,05).
Gambar 3
Kurva Normal Uji t
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
Sumber : Buku Paduan
-2,014SPSS
90
0
2,014
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
8.369
Teknis Penyaluran Zakat Maal di
Lembaga Yatim Mandiri
Yatim Mandiri sebagai lembaga yang
menerima zakat dari para muzakki.
Dalam pendistribusian bantuan ke
mustahiq,
diharapkan
mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang
sesuai
dengan
kriteria
kesejahteraan. Adapun kriteria tersebut
berdasarkan aspek tahapan keluarga
sejahtera Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Kota Kediri
yang terdiri dari :
a. Keluarga Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih dari
lima kebutuhan dasarnya (basic needs).
Sebagai keluarga sejahtera I, seperti
kebutuhan akan pengajaran agama,
pangan,
papan,
sandang,
dan
kesehatan.
b. Keluarga Sejahtera Tahap I
Adalah keluarga-keluarga yang
telah dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal yaitu :
1. Melaksanakan ibadah menurut
agama oleh masing-masing anggota
keluarga.
2. Pada umumnya seluruh anggota
keluarga makan 2 (dua) kali dalam
sehari atau lebih.
3. Anggota keluarga memiliki pakaian
yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah, dan bepergian.
4. Rumah yang ditempati keluarga
mempunyai atap, lantai, dinding
yang baik.
5. Bila ada anggota keluarga sakit
dibawa ke sarana kesehatan.
6. Bila pasangan usia subur ingin ber
KB pergi ke sarana pelayanan
kontrasepsi.
7. Semua anak usia 7-15 tahun dalam
keluarga bersekolah.
c. Keluarga Sejahtera Tahap II
Yaitu keluarga-keluarga yang
disamping telah memenuhi kriteria
keluarga sejahtera I, harus pula
memenuhi syarat sosial psikologis
sebagai berikut :
1. Anggota keluarga melakukan ibadah
secara teratur.
2. Paling kurang sekali seminggu
seluruh anggota keluarga makan
daging/ikan/telur.
3. Seluruh
anggota
keluarga
memperoleh paling kurang satu
pasang pakaian baru dalam setahun.
4. Luas lantai rumah paling kurang 8
m2 untuk setiap penghuni rumah.
5. Tiga bulan terakhir keluarga dalam
keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masingmasing.
6. Ada seorang atau lebih anggota
keluarga yang bekerja untuk
memperoleh penghasilan.
7. Seluruh anggota keluarga usia 10-60
Tahun bisa baca tulisan latin.
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
91
8. Pasangan usia subur dengan dua
anak atau lebih menggunakan
alat/obat kontrasepsi.
d. Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga yang selain
memenuhi syarat keluarga sejahtera
tahap I dan II, dapat pula memenuhi
syarat
pengembangan
keluarga
sebagai berikut :
1. Keluarga
berupaya
untuk
meningkatkan pengetahuan agama.
2. Sebagian penghasilan keluarga
ditabung dalam bentuk uang atau
barang.
3. Kebiasaan keluarga makan bersama
paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
4. Keluarga ikut serta dalam kegiatan
masyarakat di lingkungan tempat
tinggal.
5. Keluarga memperoleh informasi
dari
surat
kabar/majalah/radio/televisi.
Dalam pendistribusian bantuan
zakat maal, Yatim Mandiri melihat
kriteria mana yang tidak terpenuhi
dengan
mengasumsikan
semakin
seseorang tidak termasuk ke dalam
kriteria kesejahteraan yang dicantumkan
BKKBN Kota Kediri, maka seseorang
tersebut semakin tidak sejahtera.
Sebaliknya, semakin seseorang banyak
memiliki kriteria yang diberikan, maka
seseorang tersebut semakin dekat
dengan yang dikategorikan sejahtera.
Pendistribusian zakat maal dari
para muzakki ke mustahiq dengan
kriteria
kesejahteraan
berdasarkan
aspek tahapan keluarga sejahtera Badan
92
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN)
mampu
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Hal ini akan
memberikan kepercayaan yang lebih
bagi muzakki untuk memberikan
zakatnya secara sukarela kepada
lembaga zakat ini, dimana selain
mengedepankan
unsur
kehidupan
duniawi juga menjunjung tinggi nilainilai agama yang merupakan bekal
akhirat kelak.
Seorang fundrising harus pandai
berkomunikasi dengan para muzakki
karena dengan melakukan komunikasi
yang baik maka informasi-informasi
tentang zakat yang wajib dikeluarkan
dapat tersampaikan kepada para
muzakki. Oleh karena itu, dalam
memberikan informasi mengenai zakat
hendaknya
memberikan
informasi
tentang kebutuhan ekonomi yang
semakin tinggi yang mengakibatkan
banyak masyarakat yang memerlukan
bantuan.Karena
seorang
muzakki
mengambil
keputusan
untuk
memberikan zakatnya dari informasi
yang diperoleh. Maka dari itu informasi
yang disampaikan oleh fundrising sangat
mempengaruhi
muzakki
untuk
memberikan zakatnya secara rutin
kepada lembaga tersebut.
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat
di Lembaga Yatim Mandiri
Untuk
mengukur
tingkat
kesejahteraan masyarakat kota Kediri,
peneliti mengambil indikator dan kriteria
kesejahteraan
berdasarkan
aspek
tahapan keluarga sejahtera Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
(BKKBN) Kota Kediri, dengan melihat
kriteria mana yang tidak terpenuhi maka
dapat diasumsikan bahwa semakin
seseorang tidak termasuk ke dalam
kriteria kesejahteraan yang dicantumkan
BKKBN Kota Kediri, maka seseorang
tersebut semakin tidak sejahtera.
Sebaliknya, semakin seseorang banyak
memiliki kriteria yang diberikan, maka
seseorang tersebut semakin dekat
dengan yang dikategorikan sejahtera.
Indikator dan kriteria keluarga
sejahtera pada dasarnya berangkat dari
pokok pikiran yang terkandung di dalam
UU No. 10 Tahun 1992 disertai asumsi
bahwa
kesejahteraan
merupakan
variabel komposit yang terdiri dari
berbagai indikator yang spesifik dan
operasional. Karena indikator yang
dipilih akan digunakan oleh kader di
desa, yang pada umumnya tingkat
pendidikannya relatif rendah, untuk
mengukur derajat kesejahteraan para
anggotanya dan sekaligus sebagai
pegangan untuk melakukan intervensi.
Maka indikator tersebut selain harus
memiliki validitas yang tinggi, juga
dirancang sedemikian rupa, sehingga
cukup sederhana dan secara operasional
dapat dipahami dan dilakukan oleh
masyarakat di desa.
Atas dasar pemikiran di atas,
maka indikator dan kriteria keluarga
sejahtera yang ditetapkan adalah
berdasarkan aspek tahapan keluarga
sejahtera yang terdiri dari variabel :
1. Agama
2. Pangan
3. Sandang
4. Papan
5. Kesehatan
6. Pendidikan
7. Keluarga Berencana
8. Tabungan
9. Interaksi dalam keluarga
10. Interaksi dalam lingkungan
11. Informasi
12. Peranan dalam masyarakat.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut
di atas, keluarga dikelompokkan menjadi
lima
tahapan
yaitu
Keluarga
Pra
Sejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga
Sejahtera II, dan Keluarga Sejahtera
IIIdengan penjelasan indikator masingmasing tahapan sebagai berikut
Berikut
kesejahteraan
peningkatan
masyarakat
yang
menerima bantuan zakat maal dari Yatim
Mandiri dengan menggunakan aspek
tahapan keluarga sejahtera BKKBN Kota
Kediri :
1. Keluarga Sejahtera Tahap I dengan
kriteria :
a. Semua anak usia 7-15 tahun dalam
keluarga bersekolah. Hal ini sesuai
dengan
salah
penyaluran
program
zakat
satu
maal
pendidikan
program
untuk
Bestari
(Beasiswa Yatim Mandiri). Yang
mana
dalam
program
ini
memberikan bantuan biaya sekolah
untuk mendukung pendidikan anak-
anak yatim dhuafa setingkat SD,
SMP,
SMA.
Sehingga
anak-anak
yatim dapat bersekolah tanpa harus
memikirkan biaya sekolah lagi.
b. Bila ada anggota keluarga yang sakit
dibawa ke sarana kesehatan. Hal ini
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
93
yatim purna asuh, setelah menempuh
pendidikan setingkat SMA, yang
berupaya memberi bekal ketrampilan
berwirausaha. Sehingga anak-anak
yatim
mampu
memperoleh
penghasilan sendiri dari bekal
ketrampilan yang diberikan.
juga sesuai dengan salah satu
program penyaluran zakat maal
untuk program kesehatan YES
(Yatim Energik dan Sehat ). Program
ini untuk memberikan kesehatan
kepada anak-anak yatim secara
rutin, berupa : Mobil Sehat Yatim,
Layanan
Kesehatan
Yatim,
Penyuluhan Kesehatan dan Bantuan
Peningkatan
Gizi.
Sehingga
mempermudah anak-anak yatim
untuk memperoleh saran kesehatan
secara rutin.
2.
c. Pada umumnya seluruh anggota
keluarga makan 2 (dua) kali dalam
sehari atau lebih. Dalam hal ini
Lembaga
Yatim
Mandiri
menggunakan zakat maal yang
sudah terkumpul untuk dialihkan ke
program
kemanusiaan
ByPas
Bencana (Bantu Yatim Pasca
Bencana). Yang mana dalam
program ini memberikan kebutuhan
yang diperlukan korban bencana
alam. Salah satunya memberikan
makanan kepada para korban.
Sehingga kebutuhan akan makanan
yang biasanya terbatas saat terjadi
bencana dapat sedikit membantu.
3.
Keluarga Sejahtera Tahap II dengan
kriteria :
a. Ada seseorang atau lebih anggota
keluarga
yang
bekerja
untuk
memperoleh penghasilan. Hal ini
sesuai dengan salah satu program
penyaluran zakat maal untuk
program pendidikan MEC (Mandiri
Entrepreuneur
Centre).
Sebuah
94
program pendidikan untuk anak-anak
4.
b. Tiga bulan terakhir keluarga dalam
keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masingmasing. Hal ini juga sesuai dengan
salah satu program penyaluran zakat
maal untuk program kesehatan YES
(Yatim Energik dan Sehat ). Program
ini untuk memberikan kesehatan
kepada anak-anak yatim secara rutin,
berupa : Mobil Sehat Yatim, Layanan
Kesehatan
Yatim,
Penyuluhan
Kesehatan dan Bantuan Peningkatan
Gizi. Sehingga mempermudah anakanak yatim untuk memperoleh saran
kesehatan secara rutin.
Seluruh anggota keluarga memperoleh
paling kurang satu pasang pakaian baru
dalam setahun. Hal ini juga sesuai
dengan salah satu program penyaluran
zakat maal untuk program kemanusiaan
ByPas Bencana (Bantu Yatim Pasca
Bencana). Yang mana zakat maal
dialihkan untuk membeli pakaian layak
pakai untuk diserahkan ke para korban
bencana. Sehingga para korban bencana
yang kehilangan pakaian saat terjadi
bencana dapat memiliki pakaian baru
tanpa harus membelinya lagi.
Keluarga Sejahtera Tahap III dengan
kriteria :
a. Sebagian
penghasilan
keluarga
ditabung dalam bentuk uang atau
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
barang. Hal ini juga sesuai dengan
salah satu program penyaluran zakat
maal untuk program pemberdayaan
bunda yatim BISA (Bunda Yatim
Sejahtera). Program pemberdayaan
janda dhuafa melalui optimasi
pengelolaan dana zakat dengan
tujuan memperkuat ekonomi bunda
yatim dengan membentuk kelompok
usaha bersama atau usaha mandiri.
Program inimemungkinkan bunda
yatim mendapatkan:
-
-
Pelatihanentrepreneurship
Program
bantuanpermodalanuntukusaha
mikrotanpaagunan
Komunitas Pengajian Bunda
Yatim Sehingga janda dhuafa
mampu menyisihkan sebagian
penghasilan untuk ditabung.
b. Kebiasaan keluarga makan bersama
paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan
untuk
berkomunikasi.Hal ini juga sesuai
dengan program penyaluran zakat
maal untuk program pemberdayaan
bunda yatim BISA (Bunda Yatim
Sejahtera). Sehingga janda dhuafa
lebih memiliki banyak
waktu
dirumah untuk bisa berkomunikasi
dengan keluarga karena program ini
tidak menyita banyak waktu dalam
sehari dan dapat dikerjakan dirumah.
Pengaruh Zakat Maal Terhadap
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di
Lembaga Yatim Mandiri
Pada penelitian ini analisis yang
digunakan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh antara zakat maal terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakatdengan
menggunakan uji normalitas yang diolah
dengan bantuan program SPSS 16 for
windows didapatkan hasil yang bisa
dilihat pada gambar I terlihat bahwa
variabel X (Zakat Maal) dan Variabel Y
(Tingkat Kesejahteraan Masyarakat) telah
berdistribusi normal karena penyebaran
data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal.
Dilihat dari nilai mean (rata-rata)
variabel X (Zakat Maal) dan variabel Y
(Tingkat Kesejahteraan Masyarakat)
menunjukkan nilai cukup baik, yaitu
dengan perolehan nilai 46,73 untuk mean
(rata-rata) variabel X (Zakat Maal) dan
nilai 48,02 untuk variabel Y (Tingkat
Kesejahteraan Masyarakat).
Berdasarkan hasil tersebut, dapat
diketahui bahwa dengan nilai mean 46,7
menunjukkan
rata-rata
masyarakat
(Responden) menyatakan zakat maal
merupakan faktor yang mempengaruhi
dalam
tingkat
kesejahteraannya.
Sedangkan nilai mean 48,02 untuk tingkat
kesejahteraan menunjukkan bahwa ratarata
masyarakat
(Responden)
menyatakan tingkat kesejahteraannya di
pengaruhi oleh zakat maal yang diberikan
oleh lembaga.
Dari hasil perhitungan korelasi
yang telah dilakukan, maka “zakat maal”
dengan
“tingkat
kesejahteraan”
menunjukkan angka sebesar 0,787. Angka
ini menunjukkan adanya korelasi yang
sangat kuat dan searah. Ini berarti zakat
maal semakin besar, maka tingkat
kesejahteraan masyarakat akan semakin
baik pula. Kemudian dari hasil pengujian
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
95
regresi didapatkan hasil besarn
KESEJAHTERAAN MUSTAHIQ DI YATIM MANDIRI KEDIRI
Siti Nur Mahmudah
Fath Ervan Zulfa
STAI Badrus Sholeh
nurmaaja2@gmail.com
Fath769@gmail.com
F
Abstract
Yatim Mandiri merupakan salah satu embaga yang menangani masalah zakat, yang
juga merupakan salah satu Lembaga Pengelola Zakat Nasional yang telah memiliki
legalitas melalui aspeklegal formal yang didirikan pada tahun 2008. Dibandingkan
dengan lembaga infaq lainnya, yang mana Yatim Mandiri lebih mengkhususkan
membantu yatim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknis penyaluran
zakat maal, tingkat kesejahteraan masyarakat, dan pengaruh zakat maal terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat (mustahiq) di Lembaga Yatim Mandiri.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif yang
bersifat deskriptifyakni berupa angka dan statistik. Sumber data diperoleh dari hasil
angket yang disebarkan pada mustahiq yang telah menerima bantuan dari zakat
maal dan datatambahan berupa dokumen. Analisis dilakukan dengan cara pengujian
validitas & realibilitas Instrumen penelitian, uji normalitas, analisis korelasi, analisis
regresi linier sederhana, dan terakhir uji t.Hasil penelitian ini mengungkapkan
bahwa variabel zakat maal (X) dan variabel tingkat kesejahteraan masyarakat (Y)
berdistribusi normal, dilihat dari plot yang titik-titiknya mengikuti garis sumbu.
Dari analisis menggunakan Korelasi Pearson Product Moment mengemukakan
bahwa nilai r sebesar 0,787, artinya hubungan antara variabel zakat maal (X) dan
variabel tingkat kesejahteraan masyarakat (Y) adalah searah. Sedangkan dari
analisis menggunakan rumus Regresimenghasilkan model persamaan Y= 15,764+
0,690x. Kesimpulannya penelitian ini menerima Ha, artinya terdapat pengaruh
zakat maal terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Lembaga Yatim Mandiri.
Keywords : Zakat Maal, Kesejahteraan Masyarakat
Pendahuluan
Zakat sebagaimana sudah banyak
dipahami merupakan sebuah konsep
yang unik dalam ajaran Islam. Dikatakan
demikian, karena pertama, tidak ada
konsep yang sebanding dengan zakat
dalam agama lain. Kedua, zakat sekaligus
menyentuh dua dimensi, yakni vertikal
dan horizontal. Dalam bahasa lain dapat
dikatakan bahwa zakat, sekaligus
berkaitan dengan dua aspek, yakni
ukhrawi sebagai bagian dari ibadah
mahdhah, dan aspek duniawi karena
sangat erat kaitannya dengan kehidupan
sosial kemanusiaan. Ketiga, ketentuan
zakat sudah diatur sedemikian rinci oleh
Islam, tidak hanya menyangkut jenis
harta yang wajib dizakatkan, tetapi juga
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
75
perhitungan, bahkan pihak-pihak yang
berhak menerimanya.
Dalam perbincangan perspektif
fiqh pun, kewajiban zakat tidak pernah
menjadi bahan yang diperdebatkan oleh
kalangan ulama’, karena dasar kewajiban
dari ibadah ini sangat jelas berdasarkan
Al-Qur’an maupun hadits Nabi. Ibadah ini
harus dijalankan bagi mereka yang telah
memenuhi persyaratan putaran (haul)
dan jumlah (nisab) yang ditentukan,
misalnya 2,5% dari emas, perak dan
perdagangan, 5% sampai 10% dari hasil
pertanian dan perkebunan. Sedangkan
dari hasil peternakan , wujud dan jumlah
zakatnya bervariasi tergantung pada jenis
ternak yang dipelihara. Pembayaran zakat
juga telah diyakini sebagai bagian dari
upaya membersihkan harta dari hak
orang miskin. Singkatnya, secara teologis
zakat sudah menjadi bagian ajaran Islam
yang harus ditunaikan
Dalam sejarah perkembangannya,
zakat telah menjadi instrumen yang
mampu menggeser status sosial umat
dari mustahik (orang yang berhak
menerima zakat) menjadi muzakki dan
mampu memberdayakan ekonomi umat.
Pergeseran status sosial dan kemampuan
dana zakat dalam memberdayakan
ekonomi umat tidak lepas dari
mekanisme dan prinsip pengelolaan zakat
yang dilakukan secara profesional,
akuntabel dan amanah. Keberhasilan
pengelolaan potensi zakat ini terjadi pada
masa Khalifah Umar bin Abdul ‘Azis. Pada
masa ini masyarakat yang semula
menjadi mustahik dianggap tidak layak
menerima zakat. Secara ekonomi mereka
76
telah masuk dalam kategori masyarakt
sejahtera dan wajib membayar zakat.
Dana zakat yang tidak terdistribusi akibat
ketiadaan penerima menjadi melimpah
dan disalurkan ke wilayah lain untuk
membantu
memenuhi
kepentingan
masyarakat yang membutuhkan
Pengelolaan zakat sudah ada sejak
zaman
Nabi
guna
meningkatkan
kesejahteraan bangsa Indonesia yang
mayoritas
beragama
Islam,
maka
pengelolaan zakat seharusnya ditangani
oleh pemerintah. Umat Islam melalui
lembaga-lembaga, wajib mengusahakan
pengelolaan zakat dengan sebaikbaiknya.1 Pelaksanaan zakat oleh negara
menunjukkan terbentuknya keadaan
ekonomi yakni peningkatan produktivitas
yang dibarengi dengan pemerataan
pendapatan serta peningkatan lapangan
kerja bagi masyarakat.
Sampai saat ini, tidak sedikit
muncul Badan Amil Zakat, yang berada di
tingkat pusat, wilayah, daerah dan
bahkan tingkat desa, baik yang dibentuk
oleh pemerintah maupun oleh organisasi
sosial keagamaan seperti Nahdhatul
Ulama,
Muhammadiyah,
maupun
organisasi
keagamaan
lainnya.
Masyarakat pada saat ini, sudah tidak
akan mengalami kesulitan saat akan
mengeluarkan zakat. Bahkan, akhir-akhir
ini muncul berbagai model pelayanan
zakat, seperti diantaranya telah muncul di
beberapa tempat relawan (volunteer)
yang
bersedia
melayani
untuk
menghitung.
1
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (Jakarta : Gema
Press, 2002), 193.
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
Yatim Mandiri merupakan salah
satu lembaga yang menangani masalah
zakat, yang juga merupakan salah satu
Lembaga Pengelola Zakat Nasional yang
telah memiliki legalitas melalui aspek
legal formal yang didirikan pada tahun
2008. Kelebihan Yatim Mandiri yaitu
menjemput donasi yang terkumpul sesuai
jadwal yang telah disepakati dalam setiap
bulannya.
Carapenyalurannya yaitu melalui
program-programnya antara lain :
program pendidikan, program kesehatan,
program kemandirian yatim purna asuh,
Thn.
2010
2011
2012
Zakat
Rp. 650.
Rp. 950.
Rp. 1.100.
program pemberdayaan bunda yatim, dan
program kemanusiaan. Selama ini
program yang dijalankan Yatim Mandiri
berjalan dengan baik, hal ini terbukti dari
Penganugerahan Rekor MURI(Museum
Rekor Indonesia) : Yatim Mandiri
ditetapkan sebagai Lembaga Sosial
Pemberi Beasiswa Terbanyak untuk Anak
Yatim Tidak Mampu.
Berikut
akan
dijelaskan
pencapaian zakat yang diterima Yatim
Mandiri dalam tiga tahun terakhir :
Tabel 1
Pencapaian Zakat dan Pendistribusian Program
Yatim Mandiri Wilayah Kediri
Periode 2010-2012
(Dalam Jutaan)
Pendidikan
Rp. 59.
Rp. 116.
Rp. 39.
Kesehatan
Rp. 45.
Rp. 18.
Rp. 149.
Program
Penyaluran
Kemandirian
Rp. 400.
Rp. 253.
Rp. 669.
Pemberda
-yaan
Rp. 55.
Rp. 10.5
Rp. 0,362
Kemanusi
aan
Rp. 34.
Rp. 71.
Rp. 164.
%pertumbuhan
0,1 %
0,03%
0,013%
Sumber Data : Laporan Pembukuan Penerimaan Zakat di Yatim Mandiri
terakhir tersebut, pada tahun 2012
Dari penjelasan tabel diatas, dapat
mengalami selisih penerimaan yang
disimpulkan bahwa zakat di Yatim
signifikan. Dimana pada tahun 2010-2011
Mandiri yang disalurkan hanya zakat
selisih 0.03% lalu pada tahun 2011-2012
maal. Dalam hal ini memang zakat maal
mengalami
penurunan
0.013%.
lebih rutin dibandingkan dengan zakat
Penurunan
penerimaan
zakat
ini
fitrah yang hanya setahun sekali diterima
disebabkan para donatur lebih ingin
dari donatur. Lalu dalam tabel ini juga
menyalurkan zakatnya lewat infaq dan
menjelaskan antara tahun 2010-2012
sodaqoh di Yatim Mandiri Kediri yang
mengalami peningkatan yang semua itu
lebih dikenal oleh masyarakat luas
dapat ditunjukkan di tahun 2010 sebesar
dibandingkan
kewajiban
untuk
Rp. 650.000.000,- lalu tahun 2011 sebesar
membayar zakat atas hartanya.
Rp. 950.000.000,- kemudian di tahun
Pengertian Zakat
2012 sebesar Rp. 1.100.000.000,- . Namun
bila diperhatikan dalam tiga
tahun
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
77
Zakat berasal dari bentukan kata
zaka yang berarti suci, baik, berkah,
tumbuh
dan
berkembang.
Menurut
terminologi syari’at (istilah) zakat adalah
nama dari sejumlah harta tertentu yang
telah mencapai syarat tertentu yang
diwajibkan
oleh
Alloh
SWT
untuk
dikeluarkan dan diberikan kepada yang
berhak dengan persyaratan tertentu pula.
Dalam Al-Qur’an zakat seringkali
digandeng penyebutannya dengan shalat,
ini menunjukkan bahwa antara zakat dan
shalat mempunyai kaitan yang sangat
erat, meskipun terdapat perbedaan antar
keduanya. Zakat adalah suatu ibadah
maliyah yang lebih menjurus kepada
aspek
sosial
kemasyarakatan
(ijtima’iyah), untuk mengatur hubungan
kehidupan manusia dan hubungannya
dengan
Alloh
SWT,
serta
dalam
hubungannya dengan sesama manusia.
Sedangkan shalat lebih menjurus kepada
kepribadian yang mulai dan bersifat
personal (fardiyah). Oleh karena itu,
kewajiban mengeluarkan zakat ini sama
dengan
wajibnya
shalat lima waktu
kita
melaksanakan
Dasar Disyariatkannya Zakat
Dalam kajian keuangan negara dan
ekonomi pembangunan, sistem zakat
disebut-sebut sebagai suatu sistem yang
mirip dengan sistem perpajakan. Fatwa
ulama mengenai hal ini cukup beragam,
walau pada akhirnya tertuju kepada suatu
pemahaman bahwa sistem zakat berbeda
dengan sistem pajak terutama pada
keeratan aspek normatif sistem zakat.
Perbedaan cara pandang antara seorang
muslim dengan muslim lainnya dalam
78
memahami pajak akan berimbas kepada
cara menghitung keduanya. Artinya, bila
kesepakatan menyatakan bahwa zakat
sama dengan pajak, maka implikasinya
adalah seorang muslim tidak perlu lagi
membayar zakat setelah membayar pajak.
Sedangkan
apabila
kesepakatan
mengarah kepada adanya perbedaan
antara
zakat
dan
pajak,
maka
implikasinya
adalah
munculnya
perdebatan tentang kewajiban membayar
zakat setelah pajak atau malah
sebaliknya.
Pemerintah Republik Indonesia
secara tegas telah mengeluarkan UU
N0.38 Tahun 1999, tanggal 23 September
1999 tentang pengelolaan zakat, yang
menyebutkan bahwa : “Zakat yang telah
dibayarkan kepada badan amil zakat atau
lembaga amil zakat dikurangkan dari laba
atau pendapatan sisa kena pajak dari
wajib pajak yang bersangkutan sesuai
dengan
peraturan
perundanganundangan yang berlaku”. Kemudian
disusul ketetapan UU No. 17 Tahun 2000,
yang diberlakukan mulai tahun 2001
tentang perubahan ketiga atas UU No. 7
Tahun 1983 tentang pajak penghasilan,
dimana UU tersebut menegaskan bahwa
zakat atas penghasilan yang nyata-nyata
dibayarkan kepada badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk dan
disahkan
oleh
pemerintah
dapat
dikurangkan atas penghasilan kena pajak.
Selain itu, UU ini juga menetapkan bahwa
zakat yang diterima mustahik tidak
menjadi objek wajib pajak.
Perkembangan
pemerintahan
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
Indonesia
intervensi
dalam
memberikan pendidikan manajemen
zakat yang profesional terus dilaksanakan
hingga kini. Tercatat beberapa peraturan
yang pernah dikeluarkan, yaitu :
a. UU No 38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat.
b. Keputusan Menteri Agama RI No.373
/ 2003 tentang pengelolaan zakat
sebagai
upaya
menyadarkan
masyarakat
muslim
untuk
menunaikan zakat.
c. Keputusan
Direktorat
Jenderal
Masyarakat Islam dan Urusan Haji
No. D/291 tahun 2000 tentang
pedoman teknis pengelolaan zakat.
Pada tanggal 29 Mei 2002 Presiden RI
meresmikan silaturahmi dan rapat
koordinasi nasional kesatu Badan Amil
Zakat dan Lembaga Amil Zakat seluruh
Indonesia di Istana Negara. Dalam
pidatonya, Presiden menekankan agar
Badan Amil Zakat baik ditingkat Nasional
maupun Daerah untuk tidak ragu-ragu
bekerjasama dengan Menteri Agama,
Menteri Keuangan, Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
dan maupun Menteri terkait lainnya.
Macam-macam Zakat
No.
1.
Nama Golongan
Fakir
3.
Amil Zakat
2.
Orang Miskin
4.
Muallaf
6.
Orang yang
5.
Budak
Setiap
muslimin
diwajibkan
mengeluarkan zakat, ada dua macam
zakat yaitu : zakat maal (bagi yang
berpunya) dan zakat fitrah (zakat jiwa).
a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah yaitu zakat yang
dikeluarkan
pada
saat
bulan
Ramadhan
diwajibkan
untuk
menyucikan diri dari orang yang
berpuasa dari ucapan kotor dan
perbuatan yang tidak ada gunanya.
Zakat fitrah itu diberikan kepada orang
miskin untuk memenuhi kebutuhan
mereka dan jangan sampai memintaminta pada hari raya itu.
b. Zakat Harta (Zakat Maal)
Zakat harta yaitu bagian dari
harta kekayaan seseorang (juga badan
hukum) yang wajib dikeluarkan untuk
golongan orang-orang tertentu, setelah
dipunyai selama jangka waktu tertentu
dalam jumlah minimal tertentu.
Pihak Yang Berhak Menerima Zakat
Agama Islam memberi petunjuk
siapa orang yang pantas dan perlu
dibantu dan diperhatikan menurut
keadaan yang sebenarnya. Kelompok
penerima zakat (mustahiq al-zakat) ada
delapan orang, yaitu :
Tabel
Kelompok Penerima Zakat
Penjelasan
Orang yang tidak memiliki harta untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan
keluarganya, seperti makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal.
Orang yang tidak memiliki harta untuk mencukupi dirinya dan keluarganya,
seperti makanan. Minuman, pakaian, dan tempat tinggal.
Orang yang bekerja dan sibuk mengurusi zakat, seperti orang yang menjaga,
mengumpulkan, dan membawa zakat kepada imam, menulis, dan
membagikannya.
Orang yang lemah niatnya untuk memasuki Islam, mereka diberi bagian dari
zakat agar niat mereka masuk Islam menjadi kuat
Seorang muslim yang menjadi budak, lalu dibeli dari harta zakat dan
dibebaskan di jalan Allah.
Orang yang memiliki utang bukan untuk bermaksiat kepada Allah dan Rasul-
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
79
7.
8.
berutang
Fi sabilillah
Ibnu Sabil
nya dan tidak sanggup melunasi.
Orang-orang yang berperang dijalan Allah secara sukarela.
Musafir yang tidak dapat melanjutkan perjalanannya di negeri lain.
Salah satu yang diwajibkan membagi
zakat yang dianjurkan adalah kepada
anak yatim. Yatim itu sendiri dapat
diartikan sebagai berikut : yatimani atau
yatimaini. Sedangkan bentuk jamaknya
banyak, yaitu aitam, yatama, yatmah,
maitamah, dan yata'im. Menurut Syafii,
dalam Ensiklopedia Al-Qur'an, bentuk
tunggal, dual, dan jamak kata ini akan
ditemukan seluruhnya di dalam AlQur'an. Namun, bentuk jamak yang
digunakan dalam Al-Qur'an hanyalah
satu, yaitu yatama. Ketiga bentuk kata itu
disebut oleh Al-Qur'ān sebanyak 23 kali
dan tersebar di dua belas surah. An-Nisa
(Perempuan) adalah surah yang paling
banyak menyebut kata yatim dengan
segala bentukannya, yaitu 8 kali. Ini
menjadi isyarat bahwa:
(1) Wanita adalah yang paling berat
menanggung beban anak yatim itu,
sama seperti nasib anak yatim itu
sendiri.
(2) Anak yatim dan wanita adalah dua
kelompok yang sama-sama lemah
dalam struktur masyarakat.
Anak yatim mendapat perhatian serius
dari
Al-Qur'an
bersama
dengan
kelompok-kelompok masyarakat lain,
yaitu orang-orang miskin, budak-budak,
anak-anak perempuan, dan orang-orang
yang tidak bersuku dalam budaya
masyarakat Arab. Kelompok-kelompok
ini harus diberdayakan dengan cara
meningkatkan kesejahteraan mereka.
Kelembagaan Zakat
80
Lembaga zakat sebagaimana tercantum
dalam UU No. 38 Tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat adalah lembaga yang
dibentuk oleh lembaga masyarakat.
Lembaga-lembaga ini bisa lingkup
operasinya tingkat regional ataupun
nasional. Lembaga tersebut bisa dibentuk
organisasi
politik,
takmir
masjid,
pesantren, media massa, bank dan
lembaga
keuangan
dan
lembaga
kemasyarakatan.
Tumbuhnya lembaga-lembaga zakat
merupakan cermin timbulnya kesadaran
akan perlunya lembaga yang mampu
mengelola zakat masyarakat. Selain itu,
hal ini merupakan hasil yang telah
dilakukan lembaga zakat tersebut dalam
membangun kesejahteraan masyarakat.
Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan mempunyai arti aman,
sentosa makmur atau selamat (terlepas
dari segala macam gangguan, kesukaran
dan sebagainya). Dalam ilmu ekonomi
modern, kesejahteraan ekonomi dapat
didefinisikan
sebagai
bagian
kesejahteraan yang dapat dikaitkan
dengan alat pengukur uang.2 Dalam
bahasa Inggris kesejahteraan sama
dengan welfare yang berarti keselamatan.
Sedangkan
dalam
bahasa
Arab
kesejahteraan sepadan dengan kata ararafah atau ar-rafahiyah yang berati
kemakmuran atau kenyamanan
Kesejahteraan memiliki lima fungsi
pokok, antara lain :
2
M. Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, (Yogyakarta : Dana Bakti Wakaf, 1997), 54.
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
1.
Perbaikan secara progresif daripada
kondisi-kondisi kehidupan orang.
3.
Berorientasi
orang
terhadap
perubahan sosial dan penyesuaian
diri.
2.
4.
5.
Pengembangan
manusia.
sumber
daya
Penggerakan dan penciptaan sumbersumber komunitas untuk tujuantujuan pembangunan.
Pengertian
struktur-struktur
intutisional
untuk
berfungsinya
pelayanan-pelayanan
terorganisir
lainnya.
Jadi,
kesejahteraan masyarakat
yaitu
terpenuhinya
kebutuhan
masyarakat yang diperlukan dalam
kehidupan setiap masyarakat.
Tingkat Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan manusia
terdiri dari beberapa pemenuhan
kebutuhan yaitu sebagai berikut :
a.
Tingkat Kesejahteraan Dasar
b.
Tingkat Kesejahteraan Menengah
c.
Tingkat kesejahteraan dasar
adalah
terpenuhinya
kebutuhan
dasar manusia secara fisiologis.
Misalkan:
Kebutuhan
pangan,
sandang, dan papan.
Tingkat
kesejahteraan
menengah
adalah
terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia dan
kebutuhan sekundernya. Misalkan:
kebutuhan
akan
pendidikan,
kendaraan, lemari es dan lain-lain.
Tingkat Kesejahteraan Atas
Tingkat kesejahteraan atas
adalah
terpenuhinya
kebutuhan
primer dan sekunder ditambah
dengan kebutuhan akan aktualisasi
diri, kebanggaan (prestige) dan
kebutuhan akan eksistensi diri.
Sedangkan untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat kota Kediri,
peneliti mengambil indikator dan kriteria
kesejahteraan
berdasarkan
aspek
tahapan keluarga sejahtera Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) Kota Kediri, dengan melihat
kriteria mana yang tidak terpenuhi maka
dapat diasumsikan bahwa semakin
seseorang tidak termasuk ke dalam
kriteria kesejahteraan yang dicantumkan
BKKBN Kota Kediri, maka seseorang
tersebutsemakin
tidak
sejahtera.
Sebaliknya, semakin seseorang banyak
memiliki
kriteria
yang
diberikan,
makaseseorang tersebut semakin dekat
dengan yang dikategorikan sejahtera.
Indikator dan kriteria keluarga sejahtera
pada dasarnya berangkat dari pokok
pikiran yang terkandung di dalam UU No.
10 Tahun 1992 disertai asumsi bahwa
kesejahteraan
merupakan
variabel
komposit yang terdiri dari berbagai
indikator yang spesifik dan operasional.
Karena indikator yang dipilih akan
digunakan oleh kader di desa, yang pada
umumnya tingkat pendidikannya relatif
rendah,
untuk
mengukur
derajat
kesejahteraan para anggotanya dan
sekaligus sebagai pegangan untuk
melakukan intervensi. Maka indikator
tersebut selain harus memiliki validitas
yang tinggi, juga dirancang sedemikian
rupa, sehingga cukup sederhana dan
secara operasional dapat dipahami dan
dilakukan oleh masyarakat di desa.
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
81
Atas dasar pemikiran di atas, maka
indikator dan kriteria keluarga sejahtera
yang ditetapkan adalah berdasarkan
aspek tahapan keluarga sejahtera yang
terdiri dari variabel :
1.
Agama
4.
Papan
2.
3.
5.
6.
7.
8.
9.
Pangan
Sandang
Pendidikan
e.
Keluarga Berencana
Tabungan
f.
Interaksi dalam keluarga
10. Interaksi dalam lingkungan
11. Informasi
12. Peranan dalam masyarakat.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut di
atas, keluarga dikelompokkan menjadi
lima tahapan yaitu Keluarga Pra
Sejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga
Sejahtera II, dan Keluarga Sejahtera III,
dengan penjelasan indikator masingmasing tahapan sebagai berikut :
1. Keluarga Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih dari
kebutuhan
dasarnya
(basic
needs). Sebagai keluarga sejahtera I,
seperti kebutuhan akan pengajaran
agama, pangan, papan, sandang, dan
kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera Tahap I
Adalah keluarga-keluarga yang telah
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara minimal yaitu :
a.
82
c.
d.
Kesehatan
lima
b.
Melaksanakan ibadah menurut
agama
oleh
masing-masing
anggota keluarga.
g.
Pada umumnya seluruh anggota
keluarga makan 2 (dua) kali dalam
sehari atau lebih.
Anggota
keluarga
memiliki
pakaian yang berbeda untuk di
rumah,
bekerja/sekolah,
dan
bepergian.
Rumah yang ditempati keluarga
mempunyai atap, lantai, dinding
yang baik.
Bila ada anggota keluarga sakit
dibawa ke sarana kesehatan.
Bila pasangan usia subur ingin ber
KB pergi ke sarana pelayanan
kontrasepsi.
Semua anak usia 7-15 tahun dalam
keluarga bersekolah.
3. Keluarga Sejahtera Tahap II
Yaitu
keluarga-keluarga
yang
disamping telah memenuhi kriteria
keluarga sejahtera I, harus pula
memenuhi syarat sosial pyikologis
sebagai berikut :
a. Anggota keluarga melakukan ibadah
secara teratur.
b. Paling kurang sekali seminggu
seluruh anggota keluarga makan
daging/ikan/telur.
c. Seluruh
anggota
keluarga
memperoleh paling kurang satu
pasang pakaian baru dalam setahun.
d. Luas lantai rumah paling kurang 8
m2 untuk setiap penghuni rumah.
e. Tiga bulan terakhir keluarga dalam
keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masingmasing.
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
f. Ada seorang atau lebih anggota
keluarga yang bekerja untuk
memperoleh penghasilan.
g. Seluruh anggota keluarga usia 10-60
Tahun bisa baca tulisan latin.
h. Pasangan usia subur dengan dua
anak atau lebih menggunakan
alat/obat kontrasepsi.
4. Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga yang selain memenuhi
syarat keluarga sejahtera tahap I dan
II,
dapat
pula
pengembangan
berikut :
memenuhi
keluarga
syarat
sebagai
a. Keluarga
berupaya
untuk
meningkatkan pengetahuan agama.
b. Sebagian penghasilan keluarga
ditabung dalam bentuk uang atau
barang.
c. Kebiasaan keluarga makan bersama
paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
d. Keluarga ikut serta dalam kegiatan
masyarakat di lingkungan tempat
tinggal.
e. Keluarga memperoleh informasi
dari
surat
kabar/majalah/radio/televisi.
METODOLOGI
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif yaitu suatu
penelitian yang hasil penelitiannya
disajikan dalam bentuk deskriptif dengan
menggunakan
angka
dan
statistik.Penelitian statistik ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana pengaruh
zakat
maal
terhadap
tingkat
kesejahteraan masyarakat pada Yatim
Mandiri Kediri.
Populasi dan Sampel
Populasi
adalah
keseluruhan
gejala
atau
satuan
yang
ingin
diteliti.Adapun yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah jumlah
keseluruhan masyarakat (mustahik) yang
mendapatkan zakat di Yatim Mandiri
Kediri yang berjumlah300orang.
Sampel merupakan penelitian yang
dilakukan dengan mengambil sebagian
anggota populasi untuk mewakili seluruh
anggota populasi. Mengenai jumlah
sampel tidak mempunyai standar baku,
akan tetapi untuk populasi yang
jumlahnya kurang dari 100 maka data
dapat digunakan semua, dan apabila
jumlah populasi besar maka dapat
diambil sampel antara 10-15% atau 2025%.3Sampel yang digunakan penelitian
ini sebesar 15% yaitu sebanyak45orang.
Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat 2 variabel
yaitu variabel bebas (independent) adalah
data yang mempengaruhi dan variabel
terikat (dependent) adalah data yang
dipengaruhi,
variabel
bebas
(independent) adalah variabel X (Zakat)
dan variabel terikat (dependent) adalah
variabel Y (Tingkat Kesejahteraan).
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, secara
garis besar, pekerjaan analisis langkahlangkahnya sebagai berikut:
1. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan, antara
lain: mengecek nama dan kelengkapan
identitas pengisi. Apabila instrumennya
3
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada.1996)
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
83
minim, perlu dicek sejauh mana atau
Validitas adalah suatu ukuran yang
Mengecek kelengkapan data, artinya
memeriksa isi instrument pengumpulan
mengukur
identitas apa saja yang sangat diperlukan
bagi pengolahan data lebih lanjut.
data (termasuk kelengkapan lembaran
instrument, barangkali ada yang terlepas
atau sobek)
2. Memberi Skor atau Scoring
Memberi
scor
digunakan
untuk
mengangkakan
an jawaban dari angket atau
kuisioner yang disebar. Dan dalam
penelitian ini pemberian skor adalah
sebagai berikut :
- Untuk jawaban a, Sangat Setuju
skor 5
- Untuk jawaban b, Setuju skor 4
- Untuk jawaban c, Kurang Setuju
skor 3
- Untuk jawaban d, Tidak Setuju
skor 2
- Untuk Jawaban e, Sangat Tidak
Setuju skor 1
3. Tabulasi Data atau Tabulating
Tabulasi adalah bagian terakhir dari
pengolahan data.Maksud tabulasi adalah
memasukkan
tabel
masukkan data pada tabel-tabel
tertentu dan mengatur angka-angka
angka serta
menghitungnya.
Dalam penelitian
ian ini, tabulasi digunakan
untuk memudahkan menghitung, dan
memasukkan data atau hasil perhitungan
ke dalam rumus.
4. Processing
Processing yaitu menghitung dan
mengolah atau menganalisis data dengan
statistik. Pada tahap ini yang digunakan
adalah analisis statistik
tatistik sebagai berikut :
a. Uji Validitas
menunjukkan
kesahihan
tingkat
suatu
validitas
kevalidan atau
instrument.
konstruk
Cara
yaitu
dengan mencari korelasi antara masing
masing-
masing pertanyaan dengan skor total
menggunakan rumus korelasi product
moment dengan
gan bantuan aplikasi SPPS
for windows 17.
b. Uji Realibilitas
Realibilitas merupakan indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan.
Pengujian
Realibilitas
menggunakan aplikasi SPSS 17.
c. Uji Normalitas
Digunakan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas atau keduanya
mempunyai distribusi yang normal atau
tidak. Untuk menguji apakah distribusi
data normal atau tidak dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Cara yang pertam
pertama
adalah membuat grafik distribusi normal
dengan bantuan program SPSS. Cara yang
kedua adalah melakukan pengujian
secara statistik dengan jalan menghitung
nilai kurtosis dan skwenessnya.
d. Analisis Korelasi (r)
Analisis
ini
menggunakan
tingkat
kesejahteraan
pearson
correlation untuk
tuk mengetahui kuat
lemahnya pengaruh zakat terhadap
Yatim Mandiri.
r=
Keterangan:
r
= Koefisien Korelasi
masyarakatdi
X
Y
n
= Zakat
= Tingkat Kesejahteraan
= Jumlah data yang diobservasi
Jika,
2.
3.
r= 1, hunungan antara X dan y, sempurna positif
r= -1, hubungan antara X dan Y, sempurna negatif
r mendekati 1, hubungan antara X dan Y kuat
positif
r mendekati -1, hubungan antara X dan Y kuat
negatif
r mendekati 0, hubungan antara X dan Y lemah
positif (bergerak dari 1 ke 0) dan lemah
negatif (bergerak dari -1 ke 0)
Pengujian korelasi menggunakan aplikasi SPSS 17.
e. Analisis
Yaitu
Regresi
Sederhana
untuk mengetahui
pengaruh
perubahan
secara
x
Linier
besarnya
kuantitatif
terhadap
dari
perubahan
y.Hubungan x dan y dapat dinyatakan
sebagai fungsi linier sebagai berikut:
Y= a + bx
Dimana:
Y= Tingkat kesejahteraan
a = Konstanta
b= Koefisien regresi dari variabel de penden
x= Zakat
Asumsi agar analisis regresi dapat digunakan
adalah:
1.
Variabel yang dicari hubungannya harus
berdistribusi normal.
Variabel
Variabel x tidak acak dan variabel y harus
acak.
Variabel
yang
dihubungkan
pasangan sama dari subjek yang sama pula.
4. Variabel yang dihubungkan mempunyai data
interval atau rasio.
f. Melakukan Uji t
Yaitu melakukan pengujian koefisien
regresi secara parsial atau sendiri-sendiri.
Uji t digunakan untuk menguji signifikasi
nilai parameter hasil regresi. Uji t
dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung dengan nilai kritisnya (t tabel).Jika
t hitung lebih besar dari t tabel maka
hipotesis alternatifnya diterima dan
apabila t hitung lebih kecil dari t tabel
maka hipotesis alternatifnya ditolak. Nilai
t tabel dapat dilihat dari tabel pengujian
nilai t.
Uji
Validitas
dan
Realibilitas
Instrument Penelitian
1. Uji Validitas Variabel Zakat Maal
(X)
dan
Variabel
Tingkat
Kesejahteraan (Y)
a. Uji Validitas Variabel zakat maal
(X)
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika rhitung> rtabel maka valid
Jika rhitung< rtabel maka tidak valid
Tabel 1
Hasil Uji Validitas Variabel Zakat Maal
perbandingan rhitung dengan rtabel
Keterangan
Soal 1
0,547> 0,246
Valid
Soal 4
0,708>0,246
Valid
Soal 2
Soal 3
Soal 5
Soal 6
Soal 7
Soal 8
Soal 9
mempunyai
0,625>0,246
0,677>0,246
0,823>0,246
0,843>0,246
0,844>0,246
0,806>0,246
0,791>0,246
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
85
Soal 10
0,663>0,246
Valid
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16
Tabel di atas mengungkapkan
bahwa dari semua nilai soal yaitu pada
variabel zakat maal memperoleh nilai
rhitungyang lebih besar dari nilai rtabel yang
nilainya sebesar 0,294. Artinya semua
soal pada variabel zakat maal valid.
b.
Uji Validitas Variabel Tingkat
Kesejahteraan (Y)
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika rhitung> rtabel maka valid
Jika rhitung< rtabel maka tidak valid
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Kesejahteraan
Variabel
perbandingan rhitung dengan rtabel
Keterangan
Soal 1
0,630>0,246
Valid
Soal 4
0,684>0,246
Valid
Soal 2
0,621>0,246
Soal 3
0,630>0,246
Soal 5
Soal 10
Valid
0,862>0,246
0,810>0,246
0,659>0,246
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16
besar dari nilai rtabel yang nilainya
sebesar 0,246. Artinya semua soal
pada variabel tingkat kesejahteraan
valid.
2. Uji Realibilitas Variabel Zakat
Maal dan Variabel Tingkat
Kesejahteraan
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika nilai Alpha > 0,60 maka
Reliabel.
Jika nilai Alpha < 0,60 maka tidak
Reliabel.
a. Uji Realibilitas Variabel Zakat
Maal
86
Valid
0,871>0,246
Tabel di atas mengungkapkan
bahwa dari semua nilai soal yaitu
pada variabel tingkat kesejahteraan
memperoleh nilai rhitungyang lebih
Tabel 3
Reliability Statistics
Valid
0,854>0,246
Soal 7
Soal 9
Valid
0,789>0,246
Soal 6
Soal 8
Valid
Valid
Valid
Valid
Cronbach's
Alpha
N of Items
.906
10
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16
Tabel diatas mengungkapkan
bahwa nilai Alpha variabel zakat maal
adalah 0,906 yang berarti > 0,60 maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen
reliabel.
b.
Uji
Realibilitas
Variabel
Tingkat Kesejahteraan
Tabel 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.902
N of Items
10
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16
Tabel
bahwa nilai
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
diatas mengungkapkan
Alpha variabel tingkat
d. Alternatif jawaban d diberi skor2
e. Alternatif jawaban e diberi skor 1
Data hasil perhitungan dari
kesejahteraan adalah 0,902 yang berarti >
0,60 maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen reliabel.
Deskripsi Data
Berdasarkan deskripsi data dalam
penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu
variabel bebas (zakat maal) dan variabel
terikat (tingkat kesejahteraan). Untuk
mengetahui bagaimana variabel zakat
maal
(X)
dan
variabel
tingkat
kesejateraan (Y) pada LembagaYatim
Mandiri
Kediri,
maka
terdapat
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
kepada para mustahiq Lembaga Yatim
angket yang telah disebarkan kepada
para mustahiq Lembaga Yatim Mandiri
tentang variabel zakat maal dalam
implementasi zakat maal dan t dapat
dilihat dalam lampiran 1.
Setelah
mengetahui
hasil
Mandiri dalam angket yang terdiri dari 10
item soal. Masing-masing soal memiliki
lima pilihan jawaban dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban a diberi skor 5
b. Alternatif jawaban b diberi skor 4
c. Alternatif jawaban c diberi skor3
N
Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
Range
Minimum
Maximum
Percentiles 25
50
75
Tabel 5
Statistics
perhitungan angket antara variabel
zakat maal (X) dan variabel tingkat
kesejahteraan (Y) selanjutnya peneliti
melakukan analisis terhadap data
tersebut. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan software SPSS versi 16.
Variabel zakat maal (X) dan
variabel tingkat kesejahteraan (Y)
dengan menggunakan softwer SPSS 16
untuk
mencari
mean,
standar
deviation dan sebagainya.
zakatmaal
45
0
46.73
47.00
50
3.165
10.018
-.644
.354
-.609
.695
10
40
50
44.00
47.00
50.00
tingkatkesejahteraan
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16
45
0
48.02
50.00
50
2.776
7.704
-1.466
.354
1.671
.695
11
39
50
46.50
50.00
50.00
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
87
Dari tabel di atas dapat
diketahui nilai mean variabel zakat
maal (X)= 46,73, artinya nilai ratarata variabel zakat maal sebesar
46,73. Std.deviation= 3,16, artinya
tingkat kesejahteraan adalah 39.
Dan maximum = 50, artinya nilai
skor paling tinggi pada variabel
tingkat kesejahteraan adalah 50.
Pengujian Hipotesis
zakat maal sebesar 3,16. Minimun
a. Uji Normalitas
Untuk dapat mengetahui apakah
adalah 40. Dan maximum = 50,
digunakan untuk mengetahui masalah
nilai simpangan baku dari data
= 40, artinya nilai skor paling
rendah pada variabel zakat maal
artinya nilai skor paling tinggi
pada variabel zakat maal adalah
data yang diteliti telah memenuhi uji
normalitas maka salah satu metode yang
normalitas dalam regresi adalah dengan
bantuan program SPSS Statistics 16 for
(Y)= 48,02, artinya nilai rata-rata
windows melalui pendekatan grafik, yaitu
grafik Normal P-P Plot of regression
standard.
Jika penyebaran data (titik)
artinya
memenuhi
50.
Sedangkan nilai mean
variabel tingkat kesejahteraan
variabel
tingkat
kesejahteraan
sebesar 48,02. Std.deviation= 2,77,
tingkat
nilai
simpangan
kesejahteraan
baku
sebesar
2,77. Minimum = 39, artinya nilai
skor paling rendah pada variabel
disekitar sumbu diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi
asumsi
normalitas.Jika
sebaliknya maka tidak memenuhi asumsi
normalitas data.Grafik tersebut disajikan
dalam gambar I.
Gambar 2
Grafik Pengujian Normalitas Data
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16
Pada gambar 1 diatas terlihat
bahwa data variabel zakat maal dan
88
variabel
tingkat
kesejahteraan
telah
berdistribusi normal karena penyebaran
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal.
b. Analisis Korelasi
Analisis ini menggunakan pearson
correlation untuk mengetahui kuatnya
hubungan antara variabel x (zakat maal)
dan
y
(tingkat
kesejahteraan).
Tabel 6
Hasil Analisis korelasi
Correlations
Zakatmaal
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
zakatmaal
1
N
tingkatkesejaht
eraan
.787**
.000
45
Tingkatkesejahteraan Pearson Correlation
45
.787**
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
1
.000
45
45
Sumber: SPPS diolah
Besar kecilnya angka korelasi
menentukan
kuat
atau
lemahnya
hubungan kedua variabel. Kriteria
angkanya adalah sebagai berikut :
0 – 0,25
: korelasi lemah
(dianggap tidak ada)
>0,25 – 0,5
: korelasi cukup
>0,5- 0,75
:
korelasi
kuat
>0,75-1
: korelasi sangat
kuat
Jika di lihat dari hasil perhitungan,
maka “Zakat Maal” dengan “Tingkat
Kesejahteraan”
menunjukkan
angka
sebesar 0,787. Angka ini menunjukkan
adanya korelasi yang sangat kuat dan
searah. Ini mengungkapkan bahwa jika
zakat maal diberikan secara rutin, maka
tingkat kesejahteraan masyarakat akan
semakin meningkat.
c. Analisis Regresi Linier Sederhana
Model analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model analisis
regresi linier sederhana dengan tingkat
kesejahteraan sebagai variabel dependen
dan zakat maal sebagai variabel
indepeden. Melalui model tersebut, maka
dapat diketahui sampai seberapa besar
pengaruh variabel zakat maal terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat.
Hasil perhitungan regresi linier
sederhana tersebut disajikan dalam tabel
8 berikut ini :
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Variabel
(Konstanta)
Zakat Maal
Koefisien Regresi
15,764
.690
Std. Error
3.863
.082
thitung
4,080
8,369
Sig
0,000
0,000
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
89
R Squared (R²) : 0,620
Fhitung : 70.032
Durbin-Watson : 2.083
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16(diolah)
maka tingkat kesejahteraan akan naik
Adapun persamaan regresinya adalah
sebesar b yaitu 0,690.
sebagai berikut:
d. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Y = a + bx
Uji hipotesis yang kedua adalah uji t
Y = 15,764+ 0,690x
yaitu menguji koefisien regresi secara
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
parsial untuk mengetahui apakah zakat maal
persamaan di atas dapat diuraikan sebagai
mempunyai pengaruh yang bermakna atau
berikut:
tidak terhadap variabel dependen (tingkat
a) Konstanta (a)
kesejahteraan masyarakat).Uji t dapat
Besarnya nilai konstanta (a) adalah 15,764
dilakukan dengan pendekatan analisa SPSS
memberikan arti bahwa jika lembaga tidak
dan dengan pendekatan statistik, yaitu
memberikan zakat maal, maka tingkat
dengan membandingkan thitung dengan ttabel.
kesejahteraan masyarakat hanya sebesar
15,764.
b) Zakat Maal
Besarnya nilai b adalah sebesar 0,690 angka
tersebut mempunyai arti bahwa jika
variabelzakat maal naik sebesar satu satuan
Tingkat kesalahan 5% (df = 45) sehingga
didapat ttabel sebesar 2,014
Hasil analisa menggunakan SPSS 16tampak
pada
tabel
berikut.
Tabel 8
Hasil Pengujian t
Variabel
Zakat Maal
thitung
Sig
ttabel
Keputusan
0,000
8.369
2,014
Sumber : Hasil Analisis SPSS 16 (diolah)
Zakat Maal memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
Signifikan
thitung (8.369) yang lebih besar dari nilai ttabel
(2,014) dan nilai signifikan dari zakat maal
sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0,05).
Gambar 3
Kurva Normal Uji t
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
Sumber : Buku Paduan
-2,014SPSS
90
0
2,014
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
8.369
Teknis Penyaluran Zakat Maal di
Lembaga Yatim Mandiri
Yatim Mandiri sebagai lembaga yang
menerima zakat dari para muzakki.
Dalam pendistribusian bantuan ke
mustahiq,
diharapkan
mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang
sesuai
dengan
kriteria
kesejahteraan. Adapun kriteria tersebut
berdasarkan aspek tahapan keluarga
sejahtera Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Kota Kediri
yang terdiri dari :
a. Keluarga Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih dari
lima kebutuhan dasarnya (basic needs).
Sebagai keluarga sejahtera I, seperti
kebutuhan akan pengajaran agama,
pangan,
papan,
sandang,
dan
kesehatan.
b. Keluarga Sejahtera Tahap I
Adalah keluarga-keluarga yang
telah dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal yaitu :
1. Melaksanakan ibadah menurut
agama oleh masing-masing anggota
keluarga.
2. Pada umumnya seluruh anggota
keluarga makan 2 (dua) kali dalam
sehari atau lebih.
3. Anggota keluarga memiliki pakaian
yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah, dan bepergian.
4. Rumah yang ditempati keluarga
mempunyai atap, lantai, dinding
yang baik.
5. Bila ada anggota keluarga sakit
dibawa ke sarana kesehatan.
6. Bila pasangan usia subur ingin ber
KB pergi ke sarana pelayanan
kontrasepsi.
7. Semua anak usia 7-15 tahun dalam
keluarga bersekolah.
c. Keluarga Sejahtera Tahap II
Yaitu keluarga-keluarga yang
disamping telah memenuhi kriteria
keluarga sejahtera I, harus pula
memenuhi syarat sosial psikologis
sebagai berikut :
1. Anggota keluarga melakukan ibadah
secara teratur.
2. Paling kurang sekali seminggu
seluruh anggota keluarga makan
daging/ikan/telur.
3. Seluruh
anggota
keluarga
memperoleh paling kurang satu
pasang pakaian baru dalam setahun.
4. Luas lantai rumah paling kurang 8
m2 untuk setiap penghuni rumah.
5. Tiga bulan terakhir keluarga dalam
keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masingmasing.
6. Ada seorang atau lebih anggota
keluarga yang bekerja untuk
memperoleh penghasilan.
7. Seluruh anggota keluarga usia 10-60
Tahun bisa baca tulisan latin.
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
91
8. Pasangan usia subur dengan dua
anak atau lebih menggunakan
alat/obat kontrasepsi.
d. Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga yang selain
memenuhi syarat keluarga sejahtera
tahap I dan II, dapat pula memenuhi
syarat
pengembangan
keluarga
sebagai berikut :
1. Keluarga
berupaya
untuk
meningkatkan pengetahuan agama.
2. Sebagian penghasilan keluarga
ditabung dalam bentuk uang atau
barang.
3. Kebiasaan keluarga makan bersama
paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
4. Keluarga ikut serta dalam kegiatan
masyarakat di lingkungan tempat
tinggal.
5. Keluarga memperoleh informasi
dari
surat
kabar/majalah/radio/televisi.
Dalam pendistribusian bantuan
zakat maal, Yatim Mandiri melihat
kriteria mana yang tidak terpenuhi
dengan
mengasumsikan
semakin
seseorang tidak termasuk ke dalam
kriteria kesejahteraan yang dicantumkan
BKKBN Kota Kediri, maka seseorang
tersebut semakin tidak sejahtera.
Sebaliknya, semakin seseorang banyak
memiliki kriteria yang diberikan, maka
seseorang tersebut semakin dekat
dengan yang dikategorikan sejahtera.
Pendistribusian zakat maal dari
para muzakki ke mustahiq dengan
kriteria
kesejahteraan
berdasarkan
aspek tahapan keluarga sejahtera Badan
92
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN)
mampu
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Hal ini akan
memberikan kepercayaan yang lebih
bagi muzakki untuk memberikan
zakatnya secara sukarela kepada
lembaga zakat ini, dimana selain
mengedepankan
unsur
kehidupan
duniawi juga menjunjung tinggi nilainilai agama yang merupakan bekal
akhirat kelak.
Seorang fundrising harus pandai
berkomunikasi dengan para muzakki
karena dengan melakukan komunikasi
yang baik maka informasi-informasi
tentang zakat yang wajib dikeluarkan
dapat tersampaikan kepada para
muzakki. Oleh karena itu, dalam
memberikan informasi mengenai zakat
hendaknya
memberikan
informasi
tentang kebutuhan ekonomi yang
semakin tinggi yang mengakibatkan
banyak masyarakat yang memerlukan
bantuan.Karena
seorang
muzakki
mengambil
keputusan
untuk
memberikan zakatnya dari informasi
yang diperoleh. Maka dari itu informasi
yang disampaikan oleh fundrising sangat
mempengaruhi
muzakki
untuk
memberikan zakatnya secara rutin
kepada lembaga tersebut.
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat
di Lembaga Yatim Mandiri
Untuk
mengukur
tingkat
kesejahteraan masyarakat kota Kediri,
peneliti mengambil indikator dan kriteria
kesejahteraan
berdasarkan
aspek
tahapan keluarga sejahtera Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
(BKKBN) Kota Kediri, dengan melihat
kriteria mana yang tidak terpenuhi maka
dapat diasumsikan bahwa semakin
seseorang tidak termasuk ke dalam
kriteria kesejahteraan yang dicantumkan
BKKBN Kota Kediri, maka seseorang
tersebut semakin tidak sejahtera.
Sebaliknya, semakin seseorang banyak
memiliki kriteria yang diberikan, maka
seseorang tersebut semakin dekat
dengan yang dikategorikan sejahtera.
Indikator dan kriteria keluarga
sejahtera pada dasarnya berangkat dari
pokok pikiran yang terkandung di dalam
UU No. 10 Tahun 1992 disertai asumsi
bahwa
kesejahteraan
merupakan
variabel komposit yang terdiri dari
berbagai indikator yang spesifik dan
operasional. Karena indikator yang
dipilih akan digunakan oleh kader di
desa, yang pada umumnya tingkat
pendidikannya relatif rendah, untuk
mengukur derajat kesejahteraan para
anggotanya dan sekaligus sebagai
pegangan untuk melakukan intervensi.
Maka indikator tersebut selain harus
memiliki validitas yang tinggi, juga
dirancang sedemikian rupa, sehingga
cukup sederhana dan secara operasional
dapat dipahami dan dilakukan oleh
masyarakat di desa.
Atas dasar pemikiran di atas,
maka indikator dan kriteria keluarga
sejahtera yang ditetapkan adalah
berdasarkan aspek tahapan keluarga
sejahtera yang terdiri dari variabel :
1. Agama
2. Pangan
3. Sandang
4. Papan
5. Kesehatan
6. Pendidikan
7. Keluarga Berencana
8. Tabungan
9. Interaksi dalam keluarga
10. Interaksi dalam lingkungan
11. Informasi
12. Peranan dalam masyarakat.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut
di atas, keluarga dikelompokkan menjadi
lima
tahapan
yaitu
Keluarga
Pra
Sejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga
Sejahtera II, dan Keluarga Sejahtera
IIIdengan penjelasan indikator masingmasing tahapan sebagai berikut
Berikut
kesejahteraan
peningkatan
masyarakat
yang
menerima bantuan zakat maal dari Yatim
Mandiri dengan menggunakan aspek
tahapan keluarga sejahtera BKKBN Kota
Kediri :
1. Keluarga Sejahtera Tahap I dengan
kriteria :
a. Semua anak usia 7-15 tahun dalam
keluarga bersekolah. Hal ini sesuai
dengan
salah
penyaluran
program
zakat
satu
maal
pendidikan
program
untuk
Bestari
(Beasiswa Yatim Mandiri). Yang
mana
dalam
program
ini
memberikan bantuan biaya sekolah
untuk mendukung pendidikan anak-
anak yatim dhuafa setingkat SD,
SMP,
SMA.
Sehingga
anak-anak
yatim dapat bersekolah tanpa harus
memikirkan biaya sekolah lagi.
b. Bila ada anggota keluarga yang sakit
dibawa ke sarana kesehatan. Hal ini
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
93
yatim purna asuh, setelah menempuh
pendidikan setingkat SMA, yang
berupaya memberi bekal ketrampilan
berwirausaha. Sehingga anak-anak
yatim
mampu
memperoleh
penghasilan sendiri dari bekal
ketrampilan yang diberikan.
juga sesuai dengan salah satu
program penyaluran zakat maal
untuk program kesehatan YES
(Yatim Energik dan Sehat ). Program
ini untuk memberikan kesehatan
kepada anak-anak yatim secara
rutin, berupa : Mobil Sehat Yatim,
Layanan
Kesehatan
Yatim,
Penyuluhan Kesehatan dan Bantuan
Peningkatan
Gizi.
Sehingga
mempermudah anak-anak yatim
untuk memperoleh saran kesehatan
secara rutin.
2.
c. Pada umumnya seluruh anggota
keluarga makan 2 (dua) kali dalam
sehari atau lebih. Dalam hal ini
Lembaga
Yatim
Mandiri
menggunakan zakat maal yang
sudah terkumpul untuk dialihkan ke
program
kemanusiaan
ByPas
Bencana (Bantu Yatim Pasca
Bencana). Yang mana dalam
program ini memberikan kebutuhan
yang diperlukan korban bencana
alam. Salah satunya memberikan
makanan kepada para korban.
Sehingga kebutuhan akan makanan
yang biasanya terbatas saat terjadi
bencana dapat sedikit membantu.
3.
Keluarga Sejahtera Tahap II dengan
kriteria :
a. Ada seseorang atau lebih anggota
keluarga
yang
bekerja
untuk
memperoleh penghasilan. Hal ini
sesuai dengan salah satu program
penyaluran zakat maal untuk
program pendidikan MEC (Mandiri
Entrepreuneur
Centre).
Sebuah
94
program pendidikan untuk anak-anak
4.
b. Tiga bulan terakhir keluarga dalam
keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masingmasing. Hal ini juga sesuai dengan
salah satu program penyaluran zakat
maal untuk program kesehatan YES
(Yatim Energik dan Sehat ). Program
ini untuk memberikan kesehatan
kepada anak-anak yatim secara rutin,
berupa : Mobil Sehat Yatim, Layanan
Kesehatan
Yatim,
Penyuluhan
Kesehatan dan Bantuan Peningkatan
Gizi. Sehingga mempermudah anakanak yatim untuk memperoleh saran
kesehatan secara rutin.
Seluruh anggota keluarga memperoleh
paling kurang satu pasang pakaian baru
dalam setahun. Hal ini juga sesuai
dengan salah satu program penyaluran
zakat maal untuk program kemanusiaan
ByPas Bencana (Bantu Yatim Pasca
Bencana). Yang mana zakat maal
dialihkan untuk membeli pakaian layak
pakai untuk diserahkan ke para korban
bencana. Sehingga para korban bencana
yang kehilangan pakaian saat terjadi
bencana dapat memiliki pakaian baru
tanpa harus membelinya lagi.
Keluarga Sejahtera Tahap III dengan
kriteria :
a. Sebagian
penghasilan
keluarga
ditabung dalam bentuk uang atau
Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 75~97
barang. Hal ini juga sesuai dengan
salah satu program penyaluran zakat
maal untuk program pemberdayaan
bunda yatim BISA (Bunda Yatim
Sejahtera). Program pemberdayaan
janda dhuafa melalui optimasi
pengelolaan dana zakat dengan
tujuan memperkuat ekonomi bunda
yatim dengan membentuk kelompok
usaha bersama atau usaha mandiri.
Program inimemungkinkan bunda
yatim mendapatkan:
-
-
Pelatihanentrepreneurship
Program
bantuanpermodalanuntukusaha
mikrotanpaagunan
Komunitas Pengajian Bunda
Yatim Sehingga janda dhuafa
mampu menyisihkan sebagian
penghasilan untuk ditabung.
b. Kebiasaan keluarga makan bersama
paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan
untuk
berkomunikasi.Hal ini juga sesuai
dengan program penyaluran zakat
maal untuk program pemberdayaan
bunda yatim BISA (Bunda Yatim
Sejahtera). Sehingga janda dhuafa
lebih memiliki banyak
waktu
dirumah untuk bisa berkomunikasi
dengan keluarga karena program ini
tidak menyita banyak waktu dalam
sehari dan dapat dikerjakan dirumah.
Pengaruh Zakat Maal Terhadap
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di
Lembaga Yatim Mandiri
Pada penelitian ini analisis yang
digunakan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh antara zakat maal terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakatdengan
menggunakan uji normalitas yang diolah
dengan bantuan program SPSS 16 for
windows didapatkan hasil yang bisa
dilihat pada gambar I terlihat bahwa
variabel X (Zakat Maal) dan Variabel Y
(Tingkat Kesejahteraan Masyarakat) telah
berdistribusi normal karena penyebaran
data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal.
Dilihat dari nilai mean (rata-rata)
variabel X (Zakat Maal) dan variabel Y
(Tingkat Kesejahteraan Masyarakat)
menunjukkan nilai cukup baik, yaitu
dengan perolehan nilai 46,73 untuk mean
(rata-rata) variabel X (Zakat Maal) dan
nilai 48,02 untuk variabel Y (Tingkat
Kesejahteraan Masyarakat).
Berdasarkan hasil tersebut, dapat
diketahui bahwa dengan nilai mean 46,7
menunjukkan
rata-rata
masyarakat
(Responden) menyatakan zakat maal
merupakan faktor yang mempengaruhi
dalam
tingkat
kesejahteraannya.
Sedangkan nilai mean 48,02 untuk tingkat
kesejahteraan menunjukkan bahwa ratarata
masyarakat
(Responden)
menyatakan tingkat kesejahteraannya di
pengaruhi oleh zakat maal yang diberikan
oleh lembaga.
Dari hasil perhitungan korelasi
yang telah dilakukan, maka “zakat maal”
dengan
“tingkat
kesejahteraan”
menunjukkan angka sebesar 0,787. Angka
ini menunjukkan adanya korelasi yang
sangat kuat dan searah. Ini berarti zakat
maal semakin besar, maka tingkat
kesejahteraan masyarakat akan semakin
baik pula. Kemudian dari hasil pengujian
Siti Nur Mahmudah, Pengaruh Zakat Maal terhadap Tingkat Kesejahteraan…
95
regresi didapatkan hasil besarn