Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa (1)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) diberlakukan secara efektif per 1 Januari 2011. SAK ETAP
ini diterbitkan dengan tujuan untuk memudahkan para penggunanya dalam
menerapkan prinsip akuntansi yang selama ini masih kurang sesuai apabila
menggunakan SAK yang berlaku umum. SAK ETAP diharapkan mampu
mengakomodasi kebutuhan standar pelaporan pada Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) dalam membuat laporan keuangan yang mudah,
transparan, dan akuntabel (Darmajati, 2007). Seiring dengan penerbitan
SAK ETAP, standar akuntansi Indonesia yakni SAK yang berlaku umum
juga mengalami berbagai penyesuaian terkait dengan pengadopsian
standar akuntansi berbasis internasional/International Financial Reporting
Standards (IFRS) (IAI, Desember 2010). Penyesuaian tersebut termasuk
pemberlakuan PSAK 50 mengenai instrumen keuangan, yaitu: penyajian
dan pengungkapan dan PSAK 55 instrumen keuangan, yaitu: pengakuan
dan pengukuran.
Masalah utama yang menjadi fokus dalam pengembangan UKM
adalah mengenai pengelolaan laporan keuangan. Kebutuhan SAK Khusus
untuk UKM, hal ini mengingat bahwa mayoritas usaha di Indonesia masih
dalam besaran UKM bukanlah Usaha Besar. Tercatat menurut data statistik
Product Domestic Bruto (PDB) Indonesia, pada tahun 2013 PDB disusun
lebih dari 52 persen berasal dari sektor UKM dan sering juga adanya
kendalan UKM dalam mendapatkan kredit pada bank. Banyak UKM yang
beranggapan bahwa pengelolaan keuangan merupakan hal yang mudah
dan sederhana. Namun dalam kenyataannya, pengelolaan keuangan pada
UKM membutuhkan keterampilan Akuntansi yang baik oleh pelaku bisnis
UKM.
Sesuai dengan perkembangan UKM dalam melaporkan laporan
keuangannya,
2
kini telah dikeluarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Penerapan standar akuntansi ini
diharapkan dapat memberi gambaran kinerja manajemen UKM di masa
lalu dan prospek di masa depan, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan
baik oleh pengurus maupun oleh anggota UKM dan pihak eksternal yang
memiliki kepentingan lain yang berhubungan dengan UKM. Sejak
diberlakukannya SAK ETAP, persepsi dari berbagai pihak muncul sebagai
tanggapan atas tingkat efektifitas, efisiensi, tingkat kemudahan maupun
kegunaan (kebermanfaatan) adanya standar yang baru.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. SAK ETAP (IFRS for SME)
SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik.
ETAP adalah entitas yang: (1) tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan; dan (2) menerbitkan laporan keuangan
untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit.
SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for Small Medium
Enterprises (SME) yang lebih sederhana antara lain:
Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi
dengan metode ekuitas.
Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
Laporan keuangan sesuai SAK ETPA menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas entitas
yang berguna bagi pengguna luas.
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil dan
menengah dapat menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diausit
untuk mendapatkan opini audit.Informasi keuangan yang sederhana tetapi
memberikan informasi yang andal.SAK ETAP disusun dengan
mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi
Indonesia.
Entitas signifikan
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam
proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar
modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar
modal; atau
4
2. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk
sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,
pialang adan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan
bank investasi.
3. Harus menggunakan PSAK – IFRS based
4. Namun, dapat menggunakan SAK ETAP jika ada regulasi yang
mengijinkan penggunaan SAK ETAP.
B. Mengapa SAK ETAP Harus Diterapkan?
PSAK – IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah
kecil mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah.
PSAK – IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50 dan
PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun implementasinya
tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50 (revisi). PSAK – IFRS
menggunakan
principle
based
sehingga
membutuhkan
banyak
professional judgement. PSAK – IFRS perlu dokumentasi dan IT yang
kuat .SAK ETAP sebagai solusi utk SME (ETAP).
SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011
dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010. Diterapkan secara
retrospektif, jika tidak praktis diperkenankan prospektif. Diberlakukan
Prospektif dengan cara:
Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP.
Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh SAK
ETAP.
Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK
lama menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP.
Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui sesuai
SAK ETAP.
ETAP dapat memilih tetap menggunakan PSAK – IFRS atau
menggunakan SAK ETAP.
Seluruh entitas sampai dengan 31 Desember 2009 menggunakan
satu PSAK yaitu PSAK yang berlaku per 31 Desember 2009.
ETAP yang tetap memilih menggunakan PSAK – IFRS tidak boleh
dikemudian hari berubah menggunakan SAK ETAP.
5
Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah
memenuhi persyaratan sebagai ETAP dapat menggunakan SAK
ETAP.
ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka harus
menggunakan PSAK – IFRS dan tidak boleh lagi menggunakan
SAK ETAP.
C. Konsep dan Prinsip Pervasif SAK ETAP
1. Tujuan laporan keuangan,
2. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuanga (dapat
dipahami, relevan, materialitas, keandalan, substansi mengungguli
bentuk, pertimbangan sehat, kelengkapan, dapat dibandingkan, tepat
3.
4.
5.
6.
7.
waktu, dan keseimbangan antara biaya dan manfaat).
Posisi keuangan: asset, kewajiban, ekuitas,
Kinerja keuangan: pendapatan dan beban,
Pengakuan dan pengukuan unsur-unsur laporan keuangan,
Dasar akrual,
Saling hapus tidak diperkenankan.
Prinsip Pengakuan
Aset diakui sebagai manfaat ekonomi dikemudian hari yang
mengalir ke entitas dan nilainya dapat diukur secara andal.Kewajiban
diakui jika entitas menstransfer sumberdaya dikemudian hari akibat
peristiwa masa alu dan nilainya dapat diukur dengan andal.Pengakuan
penghasilan dan beban sebagai akibat langsung pengakuan asset dan
kewajiban.Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan,
dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangannya.
D. Perbedaan Pokok SAK ETAP dengan SAK IFRS
1. PSAK ETAP tidak menggatur pajak tangguhan,
2. PSAK ETAP hanya menggunkan metoda tidak langusng untuk laporan
arus kas,
3. PSAK ETAP menggunakan model biaya untuk investasi asosiasi dan
menggunakan metoda ekuitas untuk anak perusahaan,
4. PSAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55,
6
5. PSAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk asset tetap, asset
tidak berwujud, dan property investasi dan tidak boleh menggunakan
model revaluasi.
SAK ETAP adalah bentuk mini dari SAK IFRS dengan (1) terdapat
pengurangan opsi dan pengungkapan; (2) tidak terdapat pengakuan dan
pengukuran yang berbeda; (3) targetnya adalah perusahaan menengah ke
atas, termasuk anak dari perusahaan terbuka. IFRS for SMEs, merupakan
bentuk mini dariFull IFRS.
Pada SAK ETAP terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan.Tidak
terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda dengan Full IFRS,
kecuali borrowing cost dibebankan langsung dan tidak dikapitalisasi, dan
terdapat pengaturan mengenai ekuitas. Target dari IFRS for SMEs adalah
perusahaan menengah ke atas, termasuk entitas anak dari perusahaan
terbuka.
E. Perbedaan SAK ETAP dengan SAK Besar (IFRS)
1. SAK ETAP sebagian besar sama dengan SAK 2004.
Semangat sama dan disclosure. Untuk entitas yanfg tidak
berakuntabilitas public (tidak listing.)Untuk tujuan umum pelaporan
keuangan bagi pengguna eksternal.
2. Konsep dan Prinsip Pervasif
Conceptual frameworksama.
Biaya historis dan nilai wajar
(LOCOM).Konsep dasar penyusunan dan pelaporan keuangan terdiri
dari (1) Tujuan Laporan Keuangan; (2) Karakteristik kualitatif Laporan
Keuangan; (3) Unsur-Unsur Laporan Keuangan; dan (4) Konsep
Pengakuan
dan
pengukuran
unsur-unsur
laporan
keuangan.
Pengukuran unsur Laporan Keuangan dengan biaya historis dan nilai
wajar.
Konsep dasar: (1) penyajian yang wajar; (2) kepatuhan
terhadap SAK ETAP; (3) Kelangsungan Usaha; (4) frekuensi
pelaporan; (5) konsistensi penyajian; (6) informasi komparatif; (7)
materialitas dan agregasi; (8) laporan keuangan lengkap.
3. Penyajian Laporan KeuanganPenyajian sama dengan PSAK 2004,
kecuali tidak ada lagi: (1) asset keuangan; (2) property investasi yang
7
diukur dengan nilai wajar; (3) asset bilogik yang diukur dengan biaya
perolehan dan nilai wajar; (4) kewajiban berbunga jangka panjang; (5)
asset dan kewajiban pajak tangguhan; (6) kepentingan non
pengendalianInformasi di Laporan Laba Rugi tidak ada lagi item extra
ordinary.
4. Laporan Arus Kas hanya menggunakan metoda tidak langsung saja
dan seluruh transaksi kas atau tunai harus dilaporkan.
5. Laporan Perubahan Ekuitas sama dengan PSAK kecuali yang terkait
pendapatan komprehensif lain. Laporan Perubahan Ekuitas tidak harus
ada bila tidak ada perubahan ekuitas dari tahun lalu.
6. Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi kebijakan akuntansi,
estimasi dan kesalahan, serta bila ada perubahan metoda alasan dan
dampak perubahan pada Laporan Keuangan sebelumnya harus
dijelaskan.
7. Laporan Keuangan Konsolidasi dengan menggunakan metoda ekuitas.
8. Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan (dibandingkan dengan
SAK 2004):
a) Instrumen Keuangan Dasar: investasi pada efek tertentu.
b) Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan Entitas Anak: Entitas
Asosiasi dengan metoda biaya dan Entitas Anak dengan metoda
ekuitas.
c) Investasi pada Joint Venture: sama dengan PSAK tetapi hanya
metoda biaya yang dipergunakan.
d) Properti investasi: metoda akuntansi menggunakan model
biaya.
e) Persediaan: Penilaian dengan Lifo dan Average dan pencatatan
dengan perpetual dan periodic.
f) Aset Tetap: total harga perolehan.
g) Imbalan kerja: metoda iuran pasti dan imbalan pasti.
h) Aset Tidak Berwujud: sama dengan PSAK 2004, kecuali akibat
penggabungan usaha. Goodwill tidak diatur.
i) Sewa (leasing): tidak diatur, masih penggunakan PSAK 30
(1990).
j) Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi: sama dengan PSAK
(ETAP Bab 18).
8
k) Ekuitas: sama dengan PSAK Kecuali untuk Reorganisasi dan
Selisih Penilaian Kembali.
l) Pendapatan: sama dengan PSAK.
m) Biaya Pinjaman: langsung dibebankan.
n) Penurunan Nilai Aset: sama dengan PSAK, penurunan
goodwill tidak diatur, dan penurunan nilai piutang dengan
PSAK 31.
o) Imbalan Kerja: sama dengan PSAK kecuali untuk manfaat pasti
kecuali untuk metoda Projected Unit Credit.
Iuran Pasti:
perusahaan membayar program pension untuk karyawannya
sehingga tidak perlu di present value kan.
Imbalan Pasti:
perusahaan mengelolah sendiri dana pension karyawannya,
harus ada staf aktuaria.
p) Pajak Penghasilan: menggunakan Tax Paybale Concept dan
tidak ada pengakuan dan pengukuran untuk pajak tangguhan.
q) Mata Uang Pelaporan: sama dengan PSAK. Mata uang
fungsional, harus ada pelaporan bila menggunakan mata uang
asing.
r) Peristiwa Setelah Akhir Periode: sama dengan PSAK.
s) Pengungkapan Pihak-Pihak Memunyai Hubungan Istimewa:
Sama dengan PSAK7.
t) Aktivitas Khusus: Tidak diatur.
u) PSAK lainnya: tidak diatur.
v) Ketentuan Transisi: Retropespektif dan prospektif yang
diterapkan secara prospective catch-up (dampak ke saldo laba).
w) Tanggal Efektif: Berlaku efektif untuk Laporan Keuangan yang
dimulai tanggal 1 Januari 2011, penerapan dini 1 Januari 2010.
9
Rerangka Konseptual
KDPPLK
Tujuan laporan keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan
Unsur-unsur laporan keuangan
Konsep pengakuan
Konsep pengukuran:
SAK ETAP
Sama
Sama
Sama
Sama
Konsep pengukuran:
•
biaya historis
•
biaya historis
•
biaya kini
•
nilai wajar
•
nilai realisasi bersih
•
nilai sekarang
Konsep pemeliharaan modal
Tidak ada
Penyajian Laporan Keuangan
SAK IFRS
•
Kepatuhan terhadap SAK
SAK ETAP
•
Kepatuhan terhadap SAK ETAP
•
Pengungkapan atas PSAK “misleading”
Komponen laporan keuangan:
Komponen laporan keuangan:
•
Lap posisi keuangan/neraca
•
Neraca
•
Lap laba rugi komprehensif
•
Lap laba rugi
•
Lap perubahan ekuitas
•
Lap perubahan ekuitas
•
Lap arus kas
•
Lap arus kas
•
Catatan atas laporan keuangan
Tanggung jawab atas laporan keuangan
Dasar akrual & kelangsungan usaha
Neraca
•
Catatan atas laporan keuangan
Tidak ada
Sama
Neraca
•
Pos minimal yang disajikan
•
•
Klasifikasi aset dan liabilitas
sedikit
•
Pengungkapan
•
Pos minimal yang disajikan lebih
Sama
Laporan laba rugi komprehensif
•
Pengungkapan lebih sederhana
Laporan laba rugi
•
•
Laba rugi
•
Pos minimal lebih sedikit
Laba rugi dan pendapatan kompresensif
lain
•
Pos minimal
10
Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas
•
Pos minimal
•
Pos minimal lebih sedikit
•
Pengungkapan distribusi dividen dan
•
Tidak ada
dividen per saham
•
Laporan perubahan ekuitas dan saldo
•
laba dapat menggantikan lap laba rugi dan
Tidak diperkenankan
Laporan arus kas
laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas
•
•
Arus kas operasi disajikan dengan
Arus kas operasi disajikan dengan
metoda langsung atau tidak langsung
metoda tidak langsung
•
•
Arus kas valas, bunga & dividen, pajak
Arus kas bunga & dividen, pajak
penghasilan, investasi pada entitas anak,
penghasilan, dan transaksi nonkas
ventura bersama & entitas asosiasi,
•
Tidak ada
perubahan kepemilikan, dan transaksi nonkas
•
Kas yang dibatasi
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan
•
Kebijakan akuntansi
•
Kebijakan akuntansi
•
Sumber estimasi ketidakpastian
•
Sumber estimasi ketidakpastian
•
Modal
•
Dividen dan informasi umum entitas
Laporan Keuangan Konsolidasian
SAK IFRS
Laporan keuangan konsolidasian
SAK ETAP
Tidak menyusun laporan keuangan
konsolidasian
Laporan keuangan tersendiri (lampiran dari
laporan keuangan konsolidasian)
Konsolidasi entitas bertujuan khusus
Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan
SAK IFRS
Kebijakan akuntansi
SAK ETAP
Kebijakan akuntansi
•
Pemilihan kebijakan akuntansi
•
Pemilihan kebijakan akuntansi
•
PSAK serupa
•
Bagian SAK serupa
11
•
Conceptual framework
•
Conceptual framework
•
Other pronouncements, literatur dan
•
SAK umum
praktik
•
Other pronouncements, literatur dan
•
praktik
Dampak penerapan PSAK yang akan
berlaku
Estimasi akuntansi
Kesalahan
•
Tidak ada
Sama
Sama
Instrumen Keuangan
SAK IFRS
Instrumen keuangan
SAK ETAP
Efek yang diperdagangkan (marketable
•
securities)
•
Diperdagangkan
Diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi
•
Tersedia untuk dijual
•
Tersedia untuk dijual
•
Dimiliki hingga jatuh tempo
•
Dimiliki hingga jatuh tempo
•
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Maksud dan kemampuan
Maksud
Persediaan
SAK IFRS
Biaya perolehan atau nilai realisasi neto
SAK ETAP
Sama
(mana lebih rendah)
FIFO dan rata-rata tertimbang
Persediaan pialang-pedagang komoditi
Sama
Tidak ada
menggunakan fair value
Persediaan pemberi jasa
Sama
Investasi Pada Entitas Asosiasi
SAK IFRS
Pengaruh signifikan
SAK ETAP
Pengaruh signifikan
•
•
Faktor kuantitatif dan kualitatif
•
Hak suara potensial
Metode ekuitas
Investasi pada entitas asosiasi yang tersedia
Faktor kuantitatif
•
Tidak ada
Metoda biaya
Tidak ada
12
untuk dijual
Investasi Pada Joint Venture
SAK IFRS
Pengendalian bersama operasi
Pengendalian bersama aset
Pengendalian bersama entitas
SAK ETAP
Pengendalian bersama operasi
Pengendalian bersama aset
Pengendalian bersama entitas
•
•
Metode ekuitas atau proporsional
Metoda biaya
konsolidasi
Investasi Pada Entitas Anak
SAK IFRS
Pengendalian, termasuk entitas bertujuan
SAK ETAP
Pengendalian, tidak mengatur entitas
khusus
Metode ekuitas dan harus dikonsolidasikan
Transaksi pelepasan kepemilikan tetapi tidak
bertujuan khusus
Metoda ekuitas dan tidak dikonsolidasikan
Tidak ada
menyebabkan hilangnya pengendalian
(transaksi ekuitas)
Properti Investasi dan Aset Tetap
SAK IFRS
Properti investasi
SAK ETAP
Properti investasi
•
•
Model biaya
Model biaya
•
Model nilai wajar
Aset tetap
Aset tetap
•
Model biaya
•
•
Model revaluasi
pemerintah)
Model biaya (revaluasi harus ada izin
Aset Tidak Berwujud
SAK IFRS
Berasal dari internal dan eksternal
Umur manfaat terbatas dan tidak terbatas
Goodwill
Model biaya dan model revaluasi
Sewa
SAK ETAP
Berasal dari eksternal
Umur manfaat terbatas
Tidak ada
Model biaya
13
SAK IFRS
Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung
SAK ETAP
Perjanjian sewa
sewa
Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang
Klasifikasi sewa: indikator yang tidak perlu
memerlukan judgment
judgment (pengalihan aset, opsi beli, min
75% umur ekonomis, min 90% nilai wajar,
Jual dan sewa-balik (sale and leaseback)
Sewa dan sewa lanjut (lease and sublease)
dan aset bersifat khusus)
Tidak ada
Tidak ada
Kewajiban Diestimasi (Provisi), Kontijensi, Ekuitas, dan Pendapatan
SAK IFRS
Kewajiban diestimasi (provisi), aset
SAK ETAP
Sama
kontinjensi, dan kewajiban kontinjensi
Ekuitas
Pendapatan penjualan barang dan jasa
Sama
Sama
Biaya Pinjaman dan Penurunan Nilai
SAK IFRS
Biaya pinjaman dikapitalisasi
Penurunan nilai
SAK ETAP
Biaya pinjaman dibebankan
Penurunan nilai
•
Instrumen keuangan: incurred loss
•
•
Goodwill dan aset tidak berwujud
expected loss (aging schedule)
Pinjaman yang diberikan dan piutang:
dengan umur manfaat tidak terbatas
•
Tidak ada
•
•
Tidak ada
Unit penghasil kas
Imbalan Kerja
SAK IFRS
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja
SAK ETAP
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Imbalan berbasis saham
sederhana
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Tidak ada
Mata Uang Pelaporan dan Transaksi Valan
14
SAK IFRS
Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang
SAK ETAP
Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang
asing
Transaksi valas: kurs tanggal transaksi
asing
Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan
(mingguan)
F. Ruang Lingkup SAK ETAP
Digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas public yaitu:
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas public,
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statement) bagi pengguna eksternal,
entitas dengan akuntabilitas publilk signifikan boleh menggunakan
SAK ETAP jika diijinkan oleh otoritas berwenang.
SE
No.11/37/DKBU Bank Indonesia tanggal 31 Desember 2009 yang
menetapkan standar akuntansi keuangan untuk BPR adalah SAK
ETAP dan SE No. 12/14/DKBU Bank Indonesia tanggal 1 juni
2010 yang menetapkan penggunaan Pedoman Akuntansi Bank
Perkreditas Rakyat (PA – BPR) yang diberlakukan sejak 1 Januari
2010.
IFRS for SMEs, merupakan bentuk mini dari Full IFRS: (1)
yerdapat pengurangan opsi dan pengungkapan; (2) tidak terdapat
pengakuan dan pengukuran yang berbeda dengan Full IFRS, kecuali
“borrowing cost” dibebankan langsung dan tidak dikapitalisasi, dan
terdapat pengaturan mengenai “ekuitas”
Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan menengah ke bawah.
SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang (2) tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan; dan (2) menerbitkan laporan keuangan
untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal
Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan adalah:
Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam
proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar
15
modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar
modal; atau
Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau
pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat
menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi
mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat.
Entitas berakuntabillitas public adalah:
Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal.
Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten).
Bank umum besar (bukan emiten).
Entitas yang bisnis satu-satunya adalah pendapatan bunga atas
uang yang dipinjamkan kepada nasabah. Entitas ini memperoleh
semua dana dari seorang pemilik yang milyuner.
Laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pengguna laporan keuangan, misalnya:
pemegang saham, kreditor, pekerja, dan masyarakat dalam arti
luas.
Laporan keuangan yang dipersiapkan sesuai dengan SAK ETAP
untuk menyediakan informasi mengenaiposisi keuangan, kinerja
dan arus kas entitas yang berguna untuk pengguna luas yang tidak
dalam posisi
meminta laporan untuk memenuhi kebutuhan
informasi tertentu, misalnya diberikan kepada: Bank, Pemilik, dan
Penyandang dana
Isi SAK ETAP
Terdiri dari 30 Bab & Daftar Istilah
1.
Bab 1 – Ruang lingkup
2.
Bab 2 – Konsep dan prinsip pervasif
3.
Bab 3 – Pernyajian laporan keuangan
4.
Bab 4 – Neraca
5.
Bab 5 – Laporan laba rugi
16
6.
Bab 6 – Laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi
dan ...
7.
Bab 7 – Laporan arus kas
8.
.......
9.
Bab 29 – Ketentuan Transisi
10. Bab 30 – Tanggal Efektif
11. Daftar Istilah
Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
1.
Tujuan penyajian Laporan Keuangan.
2.
Karakteristik kualitatif informasi.
3.
Definisi asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban.
4.
Persyaratan pengakuan unsur-unsur laporan keuangan.
5.
Dasar pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas
(pervasive).
6.
Dasar Akrual.
7.
Saling hapus.
Prinsip Pengakuan
o Aset diakui jika manfaat ekonomi dikemudian hari besar
kemungkinan akan mengalir kepada entitas dan nilainya dapat
diukur secara andal.
o Kewajiban diakui jika
besar
kemungkinan
entitas
harus
mentransfer sumber daya dikemudian hari akibat peristiwa masa
lalu dan nilainya dapat diukur dengan andal.
o Pengakuan penghasilan dan beban sebagai akibat langsung
pengakuan aset dan kewajban
Konsep Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan
1. Tujuan penyajian laporan keuangan
Menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun
yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus
untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
17
2. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan,
a) Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat
dipahami oleh pengguna.
b) Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan
kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan keputusan.
c) Materialitas
Inforjmasi dipandang material jika kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi
tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna
yang diambil atas dasar laporan keuangan.
d) Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan harus andal. Informasi memeiliki kualitas
andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan
penyajian yang secara jujur apa yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajaikan.
e) Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa, dan kondisi lain dicata dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan
bukan
hanya
bentuk
hukumnya.
Hal
ini
untuk
meningkatkan keandalan laporan keuangan.
f) Pertimbangan sehat
Ketidak pastian yang tidak dapat diabaikan meliputi
berbagai peristiwa dan keadaan yang dipahami berdasarkan
pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan keadaan
tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam
menyusun laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehatihatian pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan
dalam kondisi ketidak pastian, sehingga asset atau
penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau
beban tidak disajikan lebih rendah.Namun demikian,
18
penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan
pembentukan asset atau penghasilan yang lebih rendah atau
pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi.
g) Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan
keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya.Kesengajaan
mengakibatkan
atau
informasi
tidak
menjadi
mengungkapkan
tidak
benar
atau
menyesatkan dank arena itu tidak dapat diandalkan dan
kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansinya.
h) Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan
keuangan entitas antar perioda untuk mengidentifikasi
kecenderungan posisi dan kinerka keuangan.Pengguna juga
harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas
untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan keuangan secara relative.
i) Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan
harus dapat memengaruhi keputusan ekonomi para
penggunanya.Tepat waktu meliputi penyediaan informasi
laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan
keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya
dalam pelaporan maka informasi yang dihasilkan akan
kehilangan relevansinya.
j) Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya
penyediaannya.
Namum demikian, evaluasi biaya dan
manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.
Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh pengguna
yang
menikmati
manfaat
informasi
laporan
keuangan.Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus
memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga
manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.
19
3. Definisi asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban.
o Aset
Aset adalah sumberdaya yang dikuasai entitas
sebagai akibat dari persitiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi di masa depan dihatapkan akan diperoleh
oleh entitas.
o Kewajiban
Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas
yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumberdaya
entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
o Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah
dikurangi kewajiban.Ekutitas disubklasifikasikan dalam
neraca.
Misalnya, entitas yang berbentuk perseroan
terbatas
subklasifikasi
dapat
meliputi
dana
yang
dikontribusikan oleh pemegang saham, saldo laba, dan
keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung
dalam ekuitas.
o Penghasilan
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama perioda pelaporan dalam bentuk arus
masuk atau peningkatan asset, atau penurunan kewajiban
yang mengakibatkan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
o Beban
Beban (expenses) adalah
penurunan
manfaat
ekonomi selama suatu perioda pelaporan dalam bentuk arus
keluar atau penurunan asset, atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan ekuitas yang tidak terkait dengan distrbusi
kepada penanaman modal.
o Laba atau rugi
Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara
penghasilan dan beban.Hal tersebut bukan merupakan suatu
20
unsur
terpisah
dari
laporan
keuangan
dan
prinsip
pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.SAK ETAP tidak
mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak
memenuhi
definisi
asset
atau
kewajiban
dengan
mengabaikan apakah pos-pos tersebut merupakan hasil dari
penerapan matching concept.
4. Persyaratan pengukuran unsur-unsur laporan keuangan,
Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses
pembentukan suatu pos dalam neraca atau laba rugi yang
memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria: (a) ada
kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos
tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas, dan (2) pos
tersebut memunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal. Kegagalan untuk mengakui pos yang mememuhi kriteria
tersebut tidak dapat digantikan dengan pengungkapan kebijakan
akuntansi yang digunakan atau catatan materi penjelasan.
5. Dasar pengukuran unsur laporan keuangan,
a. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Konsep probabilitas digunakan dalam kriteria
pengakuan
mengacu
kepada
pengertian
derajat
ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang
terkait dengan pos tersebut akan mengalit kea tau dari
dalam entitas.
Pengajian derajat ketidakpastian yang
melekat pada arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan
atas dasar bukti yang terkait dengan kondisi yang tersedia
pada akhir perioda pelaporan saat penyusunan laporan
keuangan. Penilaian ini dibuat secara individu untuk pospos yang signifikan secara individual dan kelompok suatu
populasi besar dari pos-pos yang tidak signifikan secara
individual.
b. Keandalan Pengukuran
21
Kriteria kedua untuk pengakuan suatu pos adalah
adanya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan
andal.Dalam banyak kasus, biaya atau nilai suatu pos
diketahui.Dalam kasus lainnya biaya atau nilai tersebut
diestimasi.Penggunaan estimasi yang layak merupakan
bagian esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa
mengurangi tingkat keandalan.Namun demikian, jika
estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pos
tersebut diakui dalam neraca atau laba rugi.
6. Konsep pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (pervasive)
Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran asset,
kewajiban, dan beban dalam SAK ETAP didasarkan pada prinsip
pervasive dari “kerangka penyajian dan pengukuran laporan
keuangan”. Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam
SAK ETAP untuk transaksi atau peristiwa lain, paragraph 9.4
memberikan
pandauan
untuk
membuat
pertimbangan
dan
paragraph 9.5 menetapkan hirarki yang diikuti oleh entitas dalam
memutuskan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan keadaan
tersebut. Pada tingkat kedua hirarki tersebut mensyaratkan entitas
untuk menggunakan prinsip pengakuan dan pengukuran pervasive.
7. Pengukuran unsur laporan keuangan (biaya historis dan nilai wajar)
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang
digunakan entitas untuk mengukur asset, kewajiban, penghasilan,
dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini terasuk pemilihan
dasar perngukuran tertentu. Dalam pengukuran yang dipergunakan
adalah biaya historis dan nilai wajar.
o Biaya historis
Biaya historis adalah jumlah kas atau setara kas
yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang
diberikan
untuk
memperoleh
asset
pada
saat
peroleh.Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang
diterima atau sebesar nilai wajar dari asset non-kas yang
22
duterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat
terjadinya kewajiban.
o Nilai Wajar
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk
mempertukarkan suatu saet, atau untuk menyelesaikan
suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi
dengan wajar.
8. Dasar akrual
Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan
arus kas, dengan menggunakan dasar akrual.Dasar akrual pos-pos
diakui sebagai asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban
(unsur-unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan
kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.
9. Saling hapus
Saling hapus tidak diperkenankan atas asset dan kewajiban
atau penghasilan dengan beban, kecuali disyaratkan oleh SAK
ETAP.Pengukuran nilai asset secara neto dari penilaian penyisihan
bukan merupakan saling hapus, misalnya penyisihan atau
keusangan persediaan dan penyisihan atas piutang tak tertagih.Jika
aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk membeli dan menjual
asset tidak lancar (termasuk investasi dan asset operasional) maka
entitas melaporkan keuntungan dan kerugian atas pelepasan asset
dengan mengurangi hasil penjualan dengan jumlah tercatat asset
dan beban penjualan yang terkait.
G. Penyajian Laporan Keuangan
Entitas harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh
(explicit and unreserved statement) atas kepatuhan terhadap SAK ETAP
dalam catatan laporan keuangan. Terdiri dari:
1) Penyajian Wajar,
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas.
23
Penyajian wajar mensyarakatkan penyajian jujur atas
pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang sesuai
dengan definisi dan kriteria pengakuan asset, kewajiban,
penghasilan, dan beban.
Penyajian wajar posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas.Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus
secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan
terhadap
SAK
ETAP
dalam
catatan
laporan
keuangan.Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada
saat menyusun laporan keuangan.Entitas menyajikan
laporan keuangan minimal satu kali dalam setahun.
Informasi komparatif dengan periode sebelumnya dengan
keunggulan yang sama. Pos-pos yang material disajikan
terpisah.
2) Kepatuhan terhadap SAK ETAP,
Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK
ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara
penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan
tersebut dalam catatan atas laporan keuangan.Laporan
keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK
ETAP.
3) Kelangsungan Usaha,
Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen
entitas yang menggunakan SAK ETAP membuat penilaian
atas
kemampuan
entitas
usahanya.
4) Frekuensi Pelaporan,
Entitas menyajikan
melanjutkan
secara
kelangsungan
lengkap
laporan
keuangan (termasuk informasi komparatif) minimum satu
tahun sekali.
5) Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus konsisten, kecuali:
24
o Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau
perubahan tersebut menghasilkan penyajian yang
lebih andal dan relevan.
o SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian.
o Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali
tidak praktis dapat secara prospektif.
o Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan
jumlah pos yang direklasifikasi serta alasannya.
6) Informasi Komparatif
Informasi harus diungkapkan secara komparatif
dengan perioda sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh
SAK ETAP (termasuk informasi dalam laporan keuangn
dan catatan atas laporan keuangan).
7) Materialitas dan Agregasi,
Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam
laporan
keuangan
sedangkan
yang
tidak
material
digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi
yang
sejenis.Kelalalian
dalam
mencantumkan
atau
kesalahan dalam mencatat suatu pos dianggap material jia,
baik secara individuan maupun bersama-sama, dapat
memengaruhi
pengguna
laporan
keuangan
dalam
penggambilan keputusan ekonomi.Besaran dan sifat unsur
tersebut dapat menjadi factor penentu.
8) Identifikasi Laporan Keuangan Lengkap
Terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan
keuangan.
H. Laporan keuangan lengkap
Laporan keuangan entitas meliputi:
1. Neraca;
2. Laporan laba rugi;
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas; dan
25
5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan
akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Identifikasi laporan keuangan
Entitas harus mengidentifikasikan secara jelas setiap komponen
laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan. Jika laporan
keuangan merupakan komponen dari laporan lain, maka laporan keuangan
harus dibedakan dari informasi lain dalam laporan tersebut. Di samping
itu, informasi berikut ini disajikan dan diulangi, bilamana perlu, pada
setiap halaman laporan keuangan:
1. Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak
laporan periode terakhir;
2. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana
yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
3. Mata uang pelaporan, seperti didefinisikan dalam bab 25 mata uang
pelaporan;
4. Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan.
Entitas harus mengungkapkan hal berikut ini dalam catatan atas
laporan keuangan:
1. Domisili dan bentuk hukum entitas serta alamat kantornya yang
terdaftar;
2. Penjelasan sifat operasi dan aktivitas utamanya
Neraca
Informasi yang disajikan dalam neraca minimal mencakup pos-pos
berikut:
1.
kas dan setara kas;
2.
piutang usaha dan piutang
lainnya;
3.
persediaan;
26
4.
properti investasi;
5.
aset tetap;
6.
aset tidak berwujud;
7.
utang usaha dan utang lainnya;
8.
aset dan kewajiban pajak;
9.
kewajiban diestimasi;
10.
ekuitas.
Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya dalam neraca
jika penyajian seperti itu relevan dalam rangka pemahaman terhadap
posisi keuangan entitas. SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan
terhadap pos-pos yang disajikan.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban
yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain.
SAK ETAP mengatur perlakuan berbedaterhadap dampak koreksi atas
kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai
penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari
laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan (lihat Bab 9 Kebijakan
Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan). Laporan laba rugi minimal
mencakup pos-pos sebagai berikut:
1. Pendapatan;
2. Beban keuangan;
3. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode
ekuitas;
4. Beban pajak;
5. Laba atau rugi neto.
Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya pada
laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja
keuangan entitas. Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos
27
pendapatan dan beban sebagai “pos luar biasa”, baik dalam laporan laba
rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan.
Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk
suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung
dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan
(tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh
entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik
ekuitas selama periode tersebut.
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
1. Laba atau rugi untuk periode;
2. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;
3. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai bab
9 kebijakan akuntansi, estimasi, dankesalahan;
4. Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah
tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah
perubahan yang berasal dari:
1. Laba atau rugi;
2. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam
ekuitas;
3. Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke
pemilik ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah
modal saham, transaksi saham treasuri, dan dividen
serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan
4. Perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang
tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian.
Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi entitas
dan perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan. Paragraf 3.13
mengijinkan entitas untuk menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba
28
menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jika
perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi, pembayaran
dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan
akuntansi.
Laporan Arus Kas
Bab ini mengatur informasi yang disajikan dalam laporan arus kas
dan bagaimana penyajiannya. Laporan arus kas menyajikan informasi
perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan
secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Bab ini mengatur prinsip yang mendasari informasi yang disajikan
dalam catatan atas laporan keuangan dan bagaimana penyajiannya. Catatan
atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan
memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam
laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan harus:
1.
Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai
dengan paragraf 8.5 dan 8.6;
2.
Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam sak etap
tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan
3.
Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam
laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan
keuangan.
Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal
tersebut praktis. Setiap pos dalam laporan keuangan merujuk-silang ke
29
informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan. Secara normal urutan
penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.
Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan SAK ETAP.
2.
Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan.
3.
Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan
urutan penyajian setiap komponen laporan keuangan dan urutan
penyajian pos-pos tersebut.
4.
Pengungkapan lain.
Kebijakan Dan Estimasi Akuntansi Dan Kesalahan
Bab ini memberikan panduan untuk memilih dan menerapkan
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan.
Bab ini juga mengatur perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan
periode lalu.
Investasi Pada Efek Tertentu
Bab ini mengatur penerapan akuntansi nilai wajar untuk efek utang
dan efek ekuitas baik yang dimaksudkan oleh pemiliknya untuk
diperdagangkan, efek utang yangdimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh
waktu maupun tidak untuk keduanya. Efek adalah surat berharga, yaitu
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda
bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
1. Efek utang
2. Efek ekuitas
Persediaan
Bab ini mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran persediaan.
Persediaan adalah aset:
1.
Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
2.
Dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau
30
3.
Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Bab ini diterapkan untuk semua jenis persediaan, kecuali:
1.
Persediaan dalam proses (work in progress) dalam kontrak konstruksi
termasuk kontrak jasa yang terkait secara langsung (lihat Bab
20 Pendapatan);
2.
Efek tertentu (lihat Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu).
Investasi Pada Entitas Asosiasi Dan Entitas Anak
Bab ini harus diterapkan untuk investasi pada entitas asosiasi dan
entitas anak. Bab ini tidak mengatur:
1.
Investasi pada joint venture;
2.
Hak paten, merek dagang, dan aset yang serupa;
3.
Sewa pembiayaan
Investasi Pada Joint Venture
Bab ini diterapkan untuk investasi pada joint venture. Joint
venture adalah perjanjian kontraktual dimana dua pihak atau lebih
menjalankan aktivitas ekonomi yang menjadi subyek dari pengendalian
bersama. Joint venture dapat berbentuk pengendalian bersama operasi,
pengendalian
bersama
Pengendalian
bersama
aset,
dan
adalah
pengendalian
kesepakatan
bersama
entitas.
kontraktual
berbagi
pengendalian atas suatu aktivitas ekonomi, dan ada hanya jika keputusan
strategis keuangan dan operasi terkait dengan aktivitas tersebut
mensyaratkan persetujuan pihak-pihak yang berbagi pengendalian
(venturer)
Properti Investasi
Bab ini diterapkan untuk akuntansi untuk investasi pada tanah dan
bangunan yang memenuhi definisi properti investasi dalam paragraf
14.2. Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian
dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik
31
atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan sewa atau
untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
1.
Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk tujuan administratif; atau
2.
Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Aset Tetap
SAK ETAP mendefinisikan aset tetap sebagai aset berwujud
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Pengukuran pada Pengakuan Awal
Pada awalnya perolehan, aset tetap nilai sebesar jumlah biaya
perolehan nya. Biaya perolehan aset tetap meliputi:
1.
harga beli, termasuk termasuk biaya hukum dan broker, bea impor dan
pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan, setelah dikurangi
diskon pembelian dan potongan lainnya.
2.
biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset
ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan maksud manajemen. Biaya-biaya ini termasuk biaya
penyiapan lahan untuk pabrik, biaya penanganan dan penyerahan
awal, biaya instalasi dan perakitan, dan biaya pengujian
fungsionalitas.
3.
estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan
biaya restorasi lokasi. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika
aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut
selama periode tertentu bukan untuk menghasilkan persediaan.
Biaya-biaya berikut ini bukan merupakan biaya perolehan aset
tetap dan harus diakui sebagai beban ketika terjadi:
1.
biaya pembukaan fasilitas baru.
32
2.
biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya aktivitas
iklan dan promosi).
3.
biaya penyelenggaran bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan
baru (termasuk biaya pelatihan staf).
4.
biaya administrasi dan overhead umum lainnya.
Pendapatan dan beban yang terkait dengan kegiatan insidental
selama masa konstruksi atau pengembangan aset tetap diakui dalam
laporan laba rugi jika operasional tersebut tidak diperlukan untuk
membawa aset tetap ke lokasi dan kondisi operasi yang dimaksud.
Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset
nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan aset nonmoneter, maka biaya
perolehan diukur pada nilai wajar, kecuali (a) transaksi pertukaran tidak
memiliki substansi komersial, atau (b) nilai wajar aset yang diterima atau
aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Dalam kasus
tersebut, biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat aset yang diserahkan.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Entitas harus mengukur seluruh aset tetap setelah pengakuan awal
pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi
kerugian penurunan nilai. Entitas harus mengakui biaya pemeliharaan dan
reparasi sehari-hari (cost of day-to-day servicing) dari aset tetap sebagai
beban dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak
diperkenankan karena SAK ETAP menganut penilaian aset berdasarkan
biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini
mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini
laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep
biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta pengaruh dari
penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan entitas. Selisih antara
nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap diakui dalam ekuitas dengan
nama “Surplus Revaluasi Aset Tetap”.
33
Surplus revaluasi aset tetap dalam ekuitas dapat dipindahkan
langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Hal ini meliputi pemindahan sekaligus surplus revaluasi pada saat
penghentian atau pelepasan aset tersebut. Namun, sebagian surplus
revaluasi tersebut dapat dipindahkan sejalan dengan penggunaan aset oleh
entitas. Dalam hal ini, surplus revaluasi yang dipindahkan ke saldo laba
adalah sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai
revaluasian aset dengan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan
aset tersebut. Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan
melalui laporan laba rugi.
Pengeluaran setelah pengakuan awal suatu aset tetap yang
memperpanjang umur manfaat atau yang kemungkinan besar memberi
manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan
kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus
ditambahkan pada jumlah tercatat aset tetap tersebut. Pengeluaran setelah
pengakuan awal aset hanya diakui sebagai suatu aset jika pengeluaran
meningkatkan kondisi aset melebihi standar kinerja semula. Contoh
peningkatan yang menghasilkan peningkatan manfaat keekonomian masa
yang akan datang mencakup:
1.
modifikasi suatu pos sarana pabrik untuk memperpanjang usia
manfaatnya, termasuk suatu peningkatan kapasitasnya.
2.
peningkatan kemampuan mesin untuk mencapai peningkatan besar
dalam kualitas keluaran.
3.
penerapan proses produksi baru yang memungkinkan suatu
pengurangan besar biaya operasi.
Penyusutan
Entitas harus mengalokasikan jumlah aset yang dapat disusutkan
secara sistematis selama umur manfaatnya. Faktor-faktor seperti
perubahan pemakaian aset, perkembangan teknologi, dan perubahan harga
pasar dapat mengindikasikan bahwa umur manfaat aset telah berubah sejak
34
tanggal periode tahunan paling kini. Jika terdapat indikator tersebut, maka
entitas harus menelaah ulang estimasi sebelumnya dan (jika ekspektasi
sekarang berbeda) mengubah metode penyusutan atau umur manfaat.
Penyusutan dimula
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) diberlakukan secara efektif per 1 Januari 2011. SAK ETAP
ini diterbitkan dengan tujuan untuk memudahkan para penggunanya dalam
menerapkan prinsip akuntansi yang selama ini masih kurang sesuai apabila
menggunakan SAK yang berlaku umum. SAK ETAP diharapkan mampu
mengakomodasi kebutuhan standar pelaporan pada Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) dalam membuat laporan keuangan yang mudah,
transparan, dan akuntabel (Darmajati, 2007). Seiring dengan penerbitan
SAK ETAP, standar akuntansi Indonesia yakni SAK yang berlaku umum
juga mengalami berbagai penyesuaian terkait dengan pengadopsian
standar akuntansi berbasis internasional/International Financial Reporting
Standards (IFRS) (IAI, Desember 2010). Penyesuaian tersebut termasuk
pemberlakuan PSAK 50 mengenai instrumen keuangan, yaitu: penyajian
dan pengungkapan dan PSAK 55 instrumen keuangan, yaitu: pengakuan
dan pengukuran.
Masalah utama yang menjadi fokus dalam pengembangan UKM
adalah mengenai pengelolaan laporan keuangan. Kebutuhan SAK Khusus
untuk UKM, hal ini mengingat bahwa mayoritas usaha di Indonesia masih
dalam besaran UKM bukanlah Usaha Besar. Tercatat menurut data statistik
Product Domestic Bruto (PDB) Indonesia, pada tahun 2013 PDB disusun
lebih dari 52 persen berasal dari sektor UKM dan sering juga adanya
kendalan UKM dalam mendapatkan kredit pada bank. Banyak UKM yang
beranggapan bahwa pengelolaan keuangan merupakan hal yang mudah
dan sederhana. Namun dalam kenyataannya, pengelolaan keuangan pada
UKM membutuhkan keterampilan Akuntansi yang baik oleh pelaku bisnis
UKM.
Sesuai dengan perkembangan UKM dalam melaporkan laporan
keuangannya,
2
kini telah dikeluarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Penerapan standar akuntansi ini
diharapkan dapat memberi gambaran kinerja manajemen UKM di masa
lalu dan prospek di masa depan, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan
baik oleh pengurus maupun oleh anggota UKM dan pihak eksternal yang
memiliki kepentingan lain yang berhubungan dengan UKM. Sejak
diberlakukannya SAK ETAP, persepsi dari berbagai pihak muncul sebagai
tanggapan atas tingkat efektifitas, efisiensi, tingkat kemudahan maupun
kegunaan (kebermanfaatan) adanya standar yang baru.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. SAK ETAP (IFRS for SME)
SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik.
ETAP adalah entitas yang: (1) tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan; dan (2) menerbitkan laporan keuangan
untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit.
SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for Small Medium
Enterprises (SME) yang lebih sederhana antara lain:
Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi
dengan metode ekuitas.
Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
Laporan keuangan sesuai SAK ETPA menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas entitas
yang berguna bagi pengguna luas.
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil dan
menengah dapat menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diausit
untuk mendapatkan opini audit.Informasi keuangan yang sederhana tetapi
memberikan informasi yang andal.SAK ETAP disusun dengan
mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi
Indonesia.
Entitas signifikan
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam
proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar
modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar
modal; atau
4
2. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk
sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,
pialang adan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan
bank investasi.
3. Harus menggunakan PSAK – IFRS based
4. Namun, dapat menggunakan SAK ETAP jika ada regulasi yang
mengijinkan penggunaan SAK ETAP.
B. Mengapa SAK ETAP Harus Diterapkan?
PSAK – IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah
kecil mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah.
PSAK – IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50 dan
PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun implementasinya
tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50 (revisi). PSAK – IFRS
menggunakan
principle
based
sehingga
membutuhkan
banyak
professional judgement. PSAK – IFRS perlu dokumentasi dan IT yang
kuat .SAK ETAP sebagai solusi utk SME (ETAP).
SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011
dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010. Diterapkan secara
retrospektif, jika tidak praktis diperkenankan prospektif. Diberlakukan
Prospektif dengan cara:
Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP.
Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh SAK
ETAP.
Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK
lama menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP.
Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui sesuai
SAK ETAP.
ETAP dapat memilih tetap menggunakan PSAK – IFRS atau
menggunakan SAK ETAP.
Seluruh entitas sampai dengan 31 Desember 2009 menggunakan
satu PSAK yaitu PSAK yang berlaku per 31 Desember 2009.
ETAP yang tetap memilih menggunakan PSAK – IFRS tidak boleh
dikemudian hari berubah menggunakan SAK ETAP.
5
Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah
memenuhi persyaratan sebagai ETAP dapat menggunakan SAK
ETAP.
ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka harus
menggunakan PSAK – IFRS dan tidak boleh lagi menggunakan
SAK ETAP.
C. Konsep dan Prinsip Pervasif SAK ETAP
1. Tujuan laporan keuangan,
2. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuanga (dapat
dipahami, relevan, materialitas, keandalan, substansi mengungguli
bentuk, pertimbangan sehat, kelengkapan, dapat dibandingkan, tepat
3.
4.
5.
6.
7.
waktu, dan keseimbangan antara biaya dan manfaat).
Posisi keuangan: asset, kewajiban, ekuitas,
Kinerja keuangan: pendapatan dan beban,
Pengakuan dan pengukuan unsur-unsur laporan keuangan,
Dasar akrual,
Saling hapus tidak diperkenankan.
Prinsip Pengakuan
Aset diakui sebagai manfaat ekonomi dikemudian hari yang
mengalir ke entitas dan nilainya dapat diukur secara andal.Kewajiban
diakui jika entitas menstransfer sumberdaya dikemudian hari akibat
peristiwa masa alu dan nilainya dapat diukur dengan andal.Pengakuan
penghasilan dan beban sebagai akibat langsung pengakuan asset dan
kewajiban.Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan,
dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangannya.
D. Perbedaan Pokok SAK ETAP dengan SAK IFRS
1. PSAK ETAP tidak menggatur pajak tangguhan,
2. PSAK ETAP hanya menggunkan metoda tidak langusng untuk laporan
arus kas,
3. PSAK ETAP menggunakan model biaya untuk investasi asosiasi dan
menggunakan metoda ekuitas untuk anak perusahaan,
4. PSAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55,
6
5. PSAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk asset tetap, asset
tidak berwujud, dan property investasi dan tidak boleh menggunakan
model revaluasi.
SAK ETAP adalah bentuk mini dari SAK IFRS dengan (1) terdapat
pengurangan opsi dan pengungkapan; (2) tidak terdapat pengakuan dan
pengukuran yang berbeda; (3) targetnya adalah perusahaan menengah ke
atas, termasuk anak dari perusahaan terbuka. IFRS for SMEs, merupakan
bentuk mini dariFull IFRS.
Pada SAK ETAP terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan.Tidak
terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda dengan Full IFRS,
kecuali borrowing cost dibebankan langsung dan tidak dikapitalisasi, dan
terdapat pengaturan mengenai ekuitas. Target dari IFRS for SMEs adalah
perusahaan menengah ke atas, termasuk entitas anak dari perusahaan
terbuka.
E. Perbedaan SAK ETAP dengan SAK Besar (IFRS)
1. SAK ETAP sebagian besar sama dengan SAK 2004.
Semangat sama dan disclosure. Untuk entitas yanfg tidak
berakuntabilitas public (tidak listing.)Untuk tujuan umum pelaporan
keuangan bagi pengguna eksternal.
2. Konsep dan Prinsip Pervasif
Conceptual frameworksama.
Biaya historis dan nilai wajar
(LOCOM).Konsep dasar penyusunan dan pelaporan keuangan terdiri
dari (1) Tujuan Laporan Keuangan; (2) Karakteristik kualitatif Laporan
Keuangan; (3) Unsur-Unsur Laporan Keuangan; dan (4) Konsep
Pengakuan
dan
pengukuran
unsur-unsur
laporan
keuangan.
Pengukuran unsur Laporan Keuangan dengan biaya historis dan nilai
wajar.
Konsep dasar: (1) penyajian yang wajar; (2) kepatuhan
terhadap SAK ETAP; (3) Kelangsungan Usaha; (4) frekuensi
pelaporan; (5) konsistensi penyajian; (6) informasi komparatif; (7)
materialitas dan agregasi; (8) laporan keuangan lengkap.
3. Penyajian Laporan KeuanganPenyajian sama dengan PSAK 2004,
kecuali tidak ada lagi: (1) asset keuangan; (2) property investasi yang
7
diukur dengan nilai wajar; (3) asset bilogik yang diukur dengan biaya
perolehan dan nilai wajar; (4) kewajiban berbunga jangka panjang; (5)
asset dan kewajiban pajak tangguhan; (6) kepentingan non
pengendalianInformasi di Laporan Laba Rugi tidak ada lagi item extra
ordinary.
4. Laporan Arus Kas hanya menggunakan metoda tidak langsung saja
dan seluruh transaksi kas atau tunai harus dilaporkan.
5. Laporan Perubahan Ekuitas sama dengan PSAK kecuali yang terkait
pendapatan komprehensif lain. Laporan Perubahan Ekuitas tidak harus
ada bila tidak ada perubahan ekuitas dari tahun lalu.
6. Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi kebijakan akuntansi,
estimasi dan kesalahan, serta bila ada perubahan metoda alasan dan
dampak perubahan pada Laporan Keuangan sebelumnya harus
dijelaskan.
7. Laporan Keuangan Konsolidasi dengan menggunakan metoda ekuitas.
8. Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan (dibandingkan dengan
SAK 2004):
a) Instrumen Keuangan Dasar: investasi pada efek tertentu.
b) Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan Entitas Anak: Entitas
Asosiasi dengan metoda biaya dan Entitas Anak dengan metoda
ekuitas.
c) Investasi pada Joint Venture: sama dengan PSAK tetapi hanya
metoda biaya yang dipergunakan.
d) Properti investasi: metoda akuntansi menggunakan model
biaya.
e) Persediaan: Penilaian dengan Lifo dan Average dan pencatatan
dengan perpetual dan periodic.
f) Aset Tetap: total harga perolehan.
g) Imbalan kerja: metoda iuran pasti dan imbalan pasti.
h) Aset Tidak Berwujud: sama dengan PSAK 2004, kecuali akibat
penggabungan usaha. Goodwill tidak diatur.
i) Sewa (leasing): tidak diatur, masih penggunakan PSAK 30
(1990).
j) Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi: sama dengan PSAK
(ETAP Bab 18).
8
k) Ekuitas: sama dengan PSAK Kecuali untuk Reorganisasi dan
Selisih Penilaian Kembali.
l) Pendapatan: sama dengan PSAK.
m) Biaya Pinjaman: langsung dibebankan.
n) Penurunan Nilai Aset: sama dengan PSAK, penurunan
goodwill tidak diatur, dan penurunan nilai piutang dengan
PSAK 31.
o) Imbalan Kerja: sama dengan PSAK kecuali untuk manfaat pasti
kecuali untuk metoda Projected Unit Credit.
Iuran Pasti:
perusahaan membayar program pension untuk karyawannya
sehingga tidak perlu di present value kan.
Imbalan Pasti:
perusahaan mengelolah sendiri dana pension karyawannya,
harus ada staf aktuaria.
p) Pajak Penghasilan: menggunakan Tax Paybale Concept dan
tidak ada pengakuan dan pengukuran untuk pajak tangguhan.
q) Mata Uang Pelaporan: sama dengan PSAK. Mata uang
fungsional, harus ada pelaporan bila menggunakan mata uang
asing.
r) Peristiwa Setelah Akhir Periode: sama dengan PSAK.
s) Pengungkapan Pihak-Pihak Memunyai Hubungan Istimewa:
Sama dengan PSAK7.
t) Aktivitas Khusus: Tidak diatur.
u) PSAK lainnya: tidak diatur.
v) Ketentuan Transisi: Retropespektif dan prospektif yang
diterapkan secara prospective catch-up (dampak ke saldo laba).
w) Tanggal Efektif: Berlaku efektif untuk Laporan Keuangan yang
dimulai tanggal 1 Januari 2011, penerapan dini 1 Januari 2010.
9
Rerangka Konseptual
KDPPLK
Tujuan laporan keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan
Unsur-unsur laporan keuangan
Konsep pengakuan
Konsep pengukuran:
SAK ETAP
Sama
Sama
Sama
Sama
Konsep pengukuran:
•
biaya historis
•
biaya historis
•
biaya kini
•
nilai wajar
•
nilai realisasi bersih
•
nilai sekarang
Konsep pemeliharaan modal
Tidak ada
Penyajian Laporan Keuangan
SAK IFRS
•
Kepatuhan terhadap SAK
SAK ETAP
•
Kepatuhan terhadap SAK ETAP
•
Pengungkapan atas PSAK “misleading”
Komponen laporan keuangan:
Komponen laporan keuangan:
•
Lap posisi keuangan/neraca
•
Neraca
•
Lap laba rugi komprehensif
•
Lap laba rugi
•
Lap perubahan ekuitas
•
Lap perubahan ekuitas
•
Lap arus kas
•
Lap arus kas
•
Catatan atas laporan keuangan
Tanggung jawab atas laporan keuangan
Dasar akrual & kelangsungan usaha
Neraca
•
Catatan atas laporan keuangan
Tidak ada
Sama
Neraca
•
Pos minimal yang disajikan
•
•
Klasifikasi aset dan liabilitas
sedikit
•
Pengungkapan
•
Pos minimal yang disajikan lebih
Sama
Laporan laba rugi komprehensif
•
Pengungkapan lebih sederhana
Laporan laba rugi
•
•
Laba rugi
•
Pos minimal lebih sedikit
Laba rugi dan pendapatan kompresensif
lain
•
Pos minimal
10
Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas
•
Pos minimal
•
Pos minimal lebih sedikit
•
Pengungkapan distribusi dividen dan
•
Tidak ada
dividen per saham
•
Laporan perubahan ekuitas dan saldo
•
laba dapat menggantikan lap laba rugi dan
Tidak diperkenankan
Laporan arus kas
laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas
•
•
Arus kas operasi disajikan dengan
Arus kas operasi disajikan dengan
metoda langsung atau tidak langsung
metoda tidak langsung
•
•
Arus kas valas, bunga & dividen, pajak
Arus kas bunga & dividen, pajak
penghasilan, investasi pada entitas anak,
penghasilan, dan transaksi nonkas
ventura bersama & entitas asosiasi,
•
Tidak ada
perubahan kepemilikan, dan transaksi nonkas
•
Kas yang dibatasi
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan
•
Kebijakan akuntansi
•
Kebijakan akuntansi
•
Sumber estimasi ketidakpastian
•
Sumber estimasi ketidakpastian
•
Modal
•
Dividen dan informasi umum entitas
Laporan Keuangan Konsolidasian
SAK IFRS
Laporan keuangan konsolidasian
SAK ETAP
Tidak menyusun laporan keuangan
konsolidasian
Laporan keuangan tersendiri (lampiran dari
laporan keuangan konsolidasian)
Konsolidasi entitas bertujuan khusus
Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan
SAK IFRS
Kebijakan akuntansi
SAK ETAP
Kebijakan akuntansi
•
Pemilihan kebijakan akuntansi
•
Pemilihan kebijakan akuntansi
•
PSAK serupa
•
Bagian SAK serupa
11
•
Conceptual framework
•
Conceptual framework
•
Other pronouncements, literatur dan
•
SAK umum
praktik
•
Other pronouncements, literatur dan
•
praktik
Dampak penerapan PSAK yang akan
berlaku
Estimasi akuntansi
Kesalahan
•
Tidak ada
Sama
Sama
Instrumen Keuangan
SAK IFRS
Instrumen keuangan
SAK ETAP
Efek yang diperdagangkan (marketable
•
securities)
•
Diperdagangkan
Diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi
•
Tersedia untuk dijual
•
Tersedia untuk dijual
•
Dimiliki hingga jatuh tempo
•
Dimiliki hingga jatuh tempo
•
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Maksud dan kemampuan
Maksud
Persediaan
SAK IFRS
Biaya perolehan atau nilai realisasi neto
SAK ETAP
Sama
(mana lebih rendah)
FIFO dan rata-rata tertimbang
Persediaan pialang-pedagang komoditi
Sama
Tidak ada
menggunakan fair value
Persediaan pemberi jasa
Sama
Investasi Pada Entitas Asosiasi
SAK IFRS
Pengaruh signifikan
SAK ETAP
Pengaruh signifikan
•
•
Faktor kuantitatif dan kualitatif
•
Hak suara potensial
Metode ekuitas
Investasi pada entitas asosiasi yang tersedia
Faktor kuantitatif
•
Tidak ada
Metoda biaya
Tidak ada
12
untuk dijual
Investasi Pada Joint Venture
SAK IFRS
Pengendalian bersama operasi
Pengendalian bersama aset
Pengendalian bersama entitas
SAK ETAP
Pengendalian bersama operasi
Pengendalian bersama aset
Pengendalian bersama entitas
•
•
Metode ekuitas atau proporsional
Metoda biaya
konsolidasi
Investasi Pada Entitas Anak
SAK IFRS
Pengendalian, termasuk entitas bertujuan
SAK ETAP
Pengendalian, tidak mengatur entitas
khusus
Metode ekuitas dan harus dikonsolidasikan
Transaksi pelepasan kepemilikan tetapi tidak
bertujuan khusus
Metoda ekuitas dan tidak dikonsolidasikan
Tidak ada
menyebabkan hilangnya pengendalian
(transaksi ekuitas)
Properti Investasi dan Aset Tetap
SAK IFRS
Properti investasi
SAK ETAP
Properti investasi
•
•
Model biaya
Model biaya
•
Model nilai wajar
Aset tetap
Aset tetap
•
Model biaya
•
•
Model revaluasi
pemerintah)
Model biaya (revaluasi harus ada izin
Aset Tidak Berwujud
SAK IFRS
Berasal dari internal dan eksternal
Umur manfaat terbatas dan tidak terbatas
Goodwill
Model biaya dan model revaluasi
Sewa
SAK ETAP
Berasal dari eksternal
Umur manfaat terbatas
Tidak ada
Model biaya
13
SAK IFRS
Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung
SAK ETAP
Perjanjian sewa
sewa
Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang
Klasifikasi sewa: indikator yang tidak perlu
memerlukan judgment
judgment (pengalihan aset, opsi beli, min
75% umur ekonomis, min 90% nilai wajar,
Jual dan sewa-balik (sale and leaseback)
Sewa dan sewa lanjut (lease and sublease)
dan aset bersifat khusus)
Tidak ada
Tidak ada
Kewajiban Diestimasi (Provisi), Kontijensi, Ekuitas, dan Pendapatan
SAK IFRS
Kewajiban diestimasi (provisi), aset
SAK ETAP
Sama
kontinjensi, dan kewajiban kontinjensi
Ekuitas
Pendapatan penjualan barang dan jasa
Sama
Sama
Biaya Pinjaman dan Penurunan Nilai
SAK IFRS
Biaya pinjaman dikapitalisasi
Penurunan nilai
SAK ETAP
Biaya pinjaman dibebankan
Penurunan nilai
•
Instrumen keuangan: incurred loss
•
•
Goodwill dan aset tidak berwujud
expected loss (aging schedule)
Pinjaman yang diberikan dan piutang:
dengan umur manfaat tidak terbatas
•
Tidak ada
•
•
Tidak ada
Unit penghasil kas
Imbalan Kerja
SAK IFRS
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja
SAK ETAP
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Imbalan berbasis saham
sederhana
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Tidak ada
Mata Uang Pelaporan dan Transaksi Valan
14
SAK IFRS
Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang
SAK ETAP
Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang
asing
Transaksi valas: kurs tanggal transaksi
asing
Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan
(mingguan)
F. Ruang Lingkup SAK ETAP
Digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas public yaitu:
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas public,
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statement) bagi pengguna eksternal,
entitas dengan akuntabilitas publilk signifikan boleh menggunakan
SAK ETAP jika diijinkan oleh otoritas berwenang.
SE
No.11/37/DKBU Bank Indonesia tanggal 31 Desember 2009 yang
menetapkan standar akuntansi keuangan untuk BPR adalah SAK
ETAP dan SE No. 12/14/DKBU Bank Indonesia tanggal 1 juni
2010 yang menetapkan penggunaan Pedoman Akuntansi Bank
Perkreditas Rakyat (PA – BPR) yang diberlakukan sejak 1 Januari
2010.
IFRS for SMEs, merupakan bentuk mini dari Full IFRS: (1)
yerdapat pengurangan opsi dan pengungkapan; (2) tidak terdapat
pengakuan dan pengukuran yang berbeda dengan Full IFRS, kecuali
“borrowing cost” dibebankan langsung dan tidak dikapitalisasi, dan
terdapat pengaturan mengenai “ekuitas”
Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan menengah ke bawah.
SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang (2) tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan; dan (2) menerbitkan laporan keuangan
untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal
Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan adalah:
Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam
proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar
15
modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar
modal; atau
Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau
pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat
menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi
mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat.
Entitas berakuntabillitas public adalah:
Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal.
Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten).
Bank umum besar (bukan emiten).
Entitas yang bisnis satu-satunya adalah pendapatan bunga atas
uang yang dipinjamkan kepada nasabah. Entitas ini memperoleh
semua dana dari seorang pemilik yang milyuner.
Laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pengguna laporan keuangan, misalnya:
pemegang saham, kreditor, pekerja, dan masyarakat dalam arti
luas.
Laporan keuangan yang dipersiapkan sesuai dengan SAK ETAP
untuk menyediakan informasi mengenaiposisi keuangan, kinerja
dan arus kas entitas yang berguna untuk pengguna luas yang tidak
dalam posisi
meminta laporan untuk memenuhi kebutuhan
informasi tertentu, misalnya diberikan kepada: Bank, Pemilik, dan
Penyandang dana
Isi SAK ETAP
Terdiri dari 30 Bab & Daftar Istilah
1.
Bab 1 – Ruang lingkup
2.
Bab 2 – Konsep dan prinsip pervasif
3.
Bab 3 – Pernyajian laporan keuangan
4.
Bab 4 – Neraca
5.
Bab 5 – Laporan laba rugi
16
6.
Bab 6 – Laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi
dan ...
7.
Bab 7 – Laporan arus kas
8.
.......
9.
Bab 29 – Ketentuan Transisi
10. Bab 30 – Tanggal Efektif
11. Daftar Istilah
Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
1.
Tujuan penyajian Laporan Keuangan.
2.
Karakteristik kualitatif informasi.
3.
Definisi asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban.
4.
Persyaratan pengakuan unsur-unsur laporan keuangan.
5.
Dasar pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas
(pervasive).
6.
Dasar Akrual.
7.
Saling hapus.
Prinsip Pengakuan
o Aset diakui jika manfaat ekonomi dikemudian hari besar
kemungkinan akan mengalir kepada entitas dan nilainya dapat
diukur secara andal.
o Kewajiban diakui jika
besar
kemungkinan
entitas
harus
mentransfer sumber daya dikemudian hari akibat peristiwa masa
lalu dan nilainya dapat diukur dengan andal.
o Pengakuan penghasilan dan beban sebagai akibat langsung
pengakuan aset dan kewajban
Konsep Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan
1. Tujuan penyajian laporan keuangan
Menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun
yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus
untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
17
2. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan,
a) Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat
dipahami oleh pengguna.
b) Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan
kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan keputusan.
c) Materialitas
Inforjmasi dipandang material jika kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi
tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna
yang diambil atas dasar laporan keuangan.
d) Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan harus andal. Informasi memeiliki kualitas
andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan
penyajian yang secara jujur apa yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajaikan.
e) Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa, dan kondisi lain dicata dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan
bukan
hanya
bentuk
hukumnya.
Hal
ini
untuk
meningkatkan keandalan laporan keuangan.
f) Pertimbangan sehat
Ketidak pastian yang tidak dapat diabaikan meliputi
berbagai peristiwa dan keadaan yang dipahami berdasarkan
pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan keadaan
tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam
menyusun laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehatihatian pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan
dalam kondisi ketidak pastian, sehingga asset atau
penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau
beban tidak disajikan lebih rendah.Namun demikian,
18
penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan
pembentukan asset atau penghasilan yang lebih rendah atau
pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi.
g) Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan
keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya.Kesengajaan
mengakibatkan
atau
informasi
tidak
menjadi
mengungkapkan
tidak
benar
atau
menyesatkan dank arena itu tidak dapat diandalkan dan
kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansinya.
h) Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan
keuangan entitas antar perioda untuk mengidentifikasi
kecenderungan posisi dan kinerka keuangan.Pengguna juga
harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas
untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan keuangan secara relative.
i) Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan
harus dapat memengaruhi keputusan ekonomi para
penggunanya.Tepat waktu meliputi penyediaan informasi
laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan
keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya
dalam pelaporan maka informasi yang dihasilkan akan
kehilangan relevansinya.
j) Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya
penyediaannya.
Namum demikian, evaluasi biaya dan
manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.
Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh pengguna
yang
menikmati
manfaat
informasi
laporan
keuangan.Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus
memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga
manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.
19
3. Definisi asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban.
o Aset
Aset adalah sumberdaya yang dikuasai entitas
sebagai akibat dari persitiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi di masa depan dihatapkan akan diperoleh
oleh entitas.
o Kewajiban
Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas
yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumberdaya
entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
o Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah
dikurangi kewajiban.Ekutitas disubklasifikasikan dalam
neraca.
Misalnya, entitas yang berbentuk perseroan
terbatas
subklasifikasi
dapat
meliputi
dana
yang
dikontribusikan oleh pemegang saham, saldo laba, dan
keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung
dalam ekuitas.
o Penghasilan
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama perioda pelaporan dalam bentuk arus
masuk atau peningkatan asset, atau penurunan kewajiban
yang mengakibatkan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
o Beban
Beban (expenses) adalah
penurunan
manfaat
ekonomi selama suatu perioda pelaporan dalam bentuk arus
keluar atau penurunan asset, atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan ekuitas yang tidak terkait dengan distrbusi
kepada penanaman modal.
o Laba atau rugi
Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara
penghasilan dan beban.Hal tersebut bukan merupakan suatu
20
unsur
terpisah
dari
laporan
keuangan
dan
prinsip
pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.SAK ETAP tidak
mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak
memenuhi
definisi
asset
atau
kewajiban
dengan
mengabaikan apakah pos-pos tersebut merupakan hasil dari
penerapan matching concept.
4. Persyaratan pengukuran unsur-unsur laporan keuangan,
Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses
pembentukan suatu pos dalam neraca atau laba rugi yang
memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria: (a) ada
kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos
tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas, dan (2) pos
tersebut memunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal. Kegagalan untuk mengakui pos yang mememuhi kriteria
tersebut tidak dapat digantikan dengan pengungkapan kebijakan
akuntansi yang digunakan atau catatan materi penjelasan.
5. Dasar pengukuran unsur laporan keuangan,
a. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Konsep probabilitas digunakan dalam kriteria
pengakuan
mengacu
kepada
pengertian
derajat
ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang
terkait dengan pos tersebut akan mengalit kea tau dari
dalam entitas.
Pengajian derajat ketidakpastian yang
melekat pada arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan
atas dasar bukti yang terkait dengan kondisi yang tersedia
pada akhir perioda pelaporan saat penyusunan laporan
keuangan. Penilaian ini dibuat secara individu untuk pospos yang signifikan secara individual dan kelompok suatu
populasi besar dari pos-pos yang tidak signifikan secara
individual.
b. Keandalan Pengukuran
21
Kriteria kedua untuk pengakuan suatu pos adalah
adanya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan
andal.Dalam banyak kasus, biaya atau nilai suatu pos
diketahui.Dalam kasus lainnya biaya atau nilai tersebut
diestimasi.Penggunaan estimasi yang layak merupakan
bagian esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa
mengurangi tingkat keandalan.Namun demikian, jika
estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pos
tersebut diakui dalam neraca atau laba rugi.
6. Konsep pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (pervasive)
Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran asset,
kewajiban, dan beban dalam SAK ETAP didasarkan pada prinsip
pervasive dari “kerangka penyajian dan pengukuran laporan
keuangan”. Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam
SAK ETAP untuk transaksi atau peristiwa lain, paragraph 9.4
memberikan
pandauan
untuk
membuat
pertimbangan
dan
paragraph 9.5 menetapkan hirarki yang diikuti oleh entitas dalam
memutuskan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan keadaan
tersebut. Pada tingkat kedua hirarki tersebut mensyaratkan entitas
untuk menggunakan prinsip pengakuan dan pengukuran pervasive.
7. Pengukuran unsur laporan keuangan (biaya historis dan nilai wajar)
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang
digunakan entitas untuk mengukur asset, kewajiban, penghasilan,
dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini terasuk pemilihan
dasar perngukuran tertentu. Dalam pengukuran yang dipergunakan
adalah biaya historis dan nilai wajar.
o Biaya historis
Biaya historis adalah jumlah kas atau setara kas
yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang
diberikan
untuk
memperoleh
asset
pada
saat
peroleh.Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang
diterima atau sebesar nilai wajar dari asset non-kas yang
22
duterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat
terjadinya kewajiban.
o Nilai Wajar
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk
mempertukarkan suatu saet, atau untuk menyelesaikan
suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi
dengan wajar.
8. Dasar akrual
Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan
arus kas, dengan menggunakan dasar akrual.Dasar akrual pos-pos
diakui sebagai asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban
(unsur-unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan
kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.
9. Saling hapus
Saling hapus tidak diperkenankan atas asset dan kewajiban
atau penghasilan dengan beban, kecuali disyaratkan oleh SAK
ETAP.Pengukuran nilai asset secara neto dari penilaian penyisihan
bukan merupakan saling hapus, misalnya penyisihan atau
keusangan persediaan dan penyisihan atas piutang tak tertagih.Jika
aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk membeli dan menjual
asset tidak lancar (termasuk investasi dan asset operasional) maka
entitas melaporkan keuntungan dan kerugian atas pelepasan asset
dengan mengurangi hasil penjualan dengan jumlah tercatat asset
dan beban penjualan yang terkait.
G. Penyajian Laporan Keuangan
Entitas harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh
(explicit and unreserved statement) atas kepatuhan terhadap SAK ETAP
dalam catatan laporan keuangan. Terdiri dari:
1) Penyajian Wajar,
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas.
23
Penyajian wajar mensyarakatkan penyajian jujur atas
pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang sesuai
dengan definisi dan kriteria pengakuan asset, kewajiban,
penghasilan, dan beban.
Penyajian wajar posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas.Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus
secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan
terhadap
SAK
ETAP
dalam
catatan
laporan
keuangan.Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada
saat menyusun laporan keuangan.Entitas menyajikan
laporan keuangan minimal satu kali dalam setahun.
Informasi komparatif dengan periode sebelumnya dengan
keunggulan yang sama. Pos-pos yang material disajikan
terpisah.
2) Kepatuhan terhadap SAK ETAP,
Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK
ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara
penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan
tersebut dalam catatan atas laporan keuangan.Laporan
keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK
ETAP.
3) Kelangsungan Usaha,
Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen
entitas yang menggunakan SAK ETAP membuat penilaian
atas
kemampuan
entitas
usahanya.
4) Frekuensi Pelaporan,
Entitas menyajikan
melanjutkan
secara
kelangsungan
lengkap
laporan
keuangan (termasuk informasi komparatif) minimum satu
tahun sekali.
5) Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus konsisten, kecuali:
24
o Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau
perubahan tersebut menghasilkan penyajian yang
lebih andal dan relevan.
o SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian.
o Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali
tidak praktis dapat secara prospektif.
o Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan
jumlah pos yang direklasifikasi serta alasannya.
6) Informasi Komparatif
Informasi harus diungkapkan secara komparatif
dengan perioda sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh
SAK ETAP (termasuk informasi dalam laporan keuangn
dan catatan atas laporan keuangan).
7) Materialitas dan Agregasi,
Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam
laporan
keuangan
sedangkan
yang
tidak
material
digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi
yang
sejenis.Kelalalian
dalam
mencantumkan
atau
kesalahan dalam mencatat suatu pos dianggap material jia,
baik secara individuan maupun bersama-sama, dapat
memengaruhi
pengguna
laporan
keuangan
dalam
penggambilan keputusan ekonomi.Besaran dan sifat unsur
tersebut dapat menjadi factor penentu.
8) Identifikasi Laporan Keuangan Lengkap
Terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan
keuangan.
H. Laporan keuangan lengkap
Laporan keuangan entitas meliputi:
1. Neraca;
2. Laporan laba rugi;
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas; dan
25
5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan
akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Identifikasi laporan keuangan
Entitas harus mengidentifikasikan secara jelas setiap komponen
laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan. Jika laporan
keuangan merupakan komponen dari laporan lain, maka laporan keuangan
harus dibedakan dari informasi lain dalam laporan tersebut. Di samping
itu, informasi berikut ini disajikan dan diulangi, bilamana perlu, pada
setiap halaman laporan keuangan:
1. Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak
laporan periode terakhir;
2. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana
yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
3. Mata uang pelaporan, seperti didefinisikan dalam bab 25 mata uang
pelaporan;
4. Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan.
Entitas harus mengungkapkan hal berikut ini dalam catatan atas
laporan keuangan:
1. Domisili dan bentuk hukum entitas serta alamat kantornya yang
terdaftar;
2. Penjelasan sifat operasi dan aktivitas utamanya
Neraca
Informasi yang disajikan dalam neraca minimal mencakup pos-pos
berikut:
1.
kas dan setara kas;
2.
piutang usaha dan piutang
lainnya;
3.
persediaan;
26
4.
properti investasi;
5.
aset tetap;
6.
aset tidak berwujud;
7.
utang usaha dan utang lainnya;
8.
aset dan kewajiban pajak;
9.
kewajiban diestimasi;
10.
ekuitas.
Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya dalam neraca
jika penyajian seperti itu relevan dalam rangka pemahaman terhadap
posisi keuangan entitas. SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan
terhadap pos-pos yang disajikan.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban
yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain.
SAK ETAP mengatur perlakuan berbedaterhadap dampak koreksi atas
kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai
penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari
laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan (lihat Bab 9 Kebijakan
Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan). Laporan laba rugi minimal
mencakup pos-pos sebagai berikut:
1. Pendapatan;
2. Beban keuangan;
3. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode
ekuitas;
4. Beban pajak;
5. Laba atau rugi neto.
Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya pada
laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja
keuangan entitas. Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos
27
pendapatan dan beban sebagai “pos luar biasa”, baik dalam laporan laba
rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan.
Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk
suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung
dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan
(tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh
entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik
ekuitas selama periode tersebut.
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
1. Laba atau rugi untuk periode;
2. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;
3. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai bab
9 kebijakan akuntansi, estimasi, dankesalahan;
4. Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah
tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah
perubahan yang berasal dari:
1. Laba atau rugi;
2. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam
ekuitas;
3. Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke
pemilik ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah
modal saham, transaksi saham treasuri, dan dividen
serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan
4. Perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang
tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian.
Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi entitas
dan perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan. Paragraf 3.13
mengijinkan entitas untuk menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba
28
menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jika
perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi, pembayaran
dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan
akuntansi.
Laporan Arus Kas
Bab ini mengatur informasi yang disajikan dalam laporan arus kas
dan bagaimana penyajiannya. Laporan arus kas menyajikan informasi
perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan
secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Bab ini mengatur prinsip yang mendasari informasi yang disajikan
dalam catatan atas laporan keuangan dan bagaimana penyajiannya. Catatan
atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan
memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam
laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan harus:
1.
Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai
dengan paragraf 8.5 dan 8.6;
2.
Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam sak etap
tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan
3.
Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam
laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan
keuangan.
Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal
tersebut praktis. Setiap pos dalam laporan keuangan merujuk-silang ke
29
informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan. Secara normal urutan
penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.
Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan SAK ETAP.
2.
Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan.
3.
Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan
urutan penyajian setiap komponen laporan keuangan dan urutan
penyajian pos-pos tersebut.
4.
Pengungkapan lain.
Kebijakan Dan Estimasi Akuntansi Dan Kesalahan
Bab ini memberikan panduan untuk memilih dan menerapkan
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan.
Bab ini juga mengatur perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan
periode lalu.
Investasi Pada Efek Tertentu
Bab ini mengatur penerapan akuntansi nilai wajar untuk efek utang
dan efek ekuitas baik yang dimaksudkan oleh pemiliknya untuk
diperdagangkan, efek utang yangdimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh
waktu maupun tidak untuk keduanya. Efek adalah surat berharga, yaitu
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda
bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
1. Efek utang
2. Efek ekuitas
Persediaan
Bab ini mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran persediaan.
Persediaan adalah aset:
1.
Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
2.
Dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau
30
3.
Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Bab ini diterapkan untuk semua jenis persediaan, kecuali:
1.
Persediaan dalam proses (work in progress) dalam kontrak konstruksi
termasuk kontrak jasa yang terkait secara langsung (lihat Bab
20 Pendapatan);
2.
Efek tertentu (lihat Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu).
Investasi Pada Entitas Asosiasi Dan Entitas Anak
Bab ini harus diterapkan untuk investasi pada entitas asosiasi dan
entitas anak. Bab ini tidak mengatur:
1.
Investasi pada joint venture;
2.
Hak paten, merek dagang, dan aset yang serupa;
3.
Sewa pembiayaan
Investasi Pada Joint Venture
Bab ini diterapkan untuk investasi pada joint venture. Joint
venture adalah perjanjian kontraktual dimana dua pihak atau lebih
menjalankan aktivitas ekonomi yang menjadi subyek dari pengendalian
bersama. Joint venture dapat berbentuk pengendalian bersama operasi,
pengendalian
bersama
Pengendalian
bersama
aset,
dan
adalah
pengendalian
kesepakatan
bersama
entitas.
kontraktual
berbagi
pengendalian atas suatu aktivitas ekonomi, dan ada hanya jika keputusan
strategis keuangan dan operasi terkait dengan aktivitas tersebut
mensyaratkan persetujuan pihak-pihak yang berbagi pengendalian
(venturer)
Properti Investasi
Bab ini diterapkan untuk akuntansi untuk investasi pada tanah dan
bangunan yang memenuhi definisi properti investasi dalam paragraf
14.2. Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian
dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik
31
atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan sewa atau
untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
1.
Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk tujuan administratif; atau
2.
Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Aset Tetap
SAK ETAP mendefinisikan aset tetap sebagai aset berwujud
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Pengukuran pada Pengakuan Awal
Pada awalnya perolehan, aset tetap nilai sebesar jumlah biaya
perolehan nya. Biaya perolehan aset tetap meliputi:
1.
harga beli, termasuk termasuk biaya hukum dan broker, bea impor dan
pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan, setelah dikurangi
diskon pembelian dan potongan lainnya.
2.
biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset
ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan maksud manajemen. Biaya-biaya ini termasuk biaya
penyiapan lahan untuk pabrik, biaya penanganan dan penyerahan
awal, biaya instalasi dan perakitan, dan biaya pengujian
fungsionalitas.
3.
estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan
biaya restorasi lokasi. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika
aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut
selama periode tertentu bukan untuk menghasilkan persediaan.
Biaya-biaya berikut ini bukan merupakan biaya perolehan aset
tetap dan harus diakui sebagai beban ketika terjadi:
1.
biaya pembukaan fasilitas baru.
32
2.
biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya aktivitas
iklan dan promosi).
3.
biaya penyelenggaran bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan
baru (termasuk biaya pelatihan staf).
4.
biaya administrasi dan overhead umum lainnya.
Pendapatan dan beban yang terkait dengan kegiatan insidental
selama masa konstruksi atau pengembangan aset tetap diakui dalam
laporan laba rugi jika operasional tersebut tidak diperlukan untuk
membawa aset tetap ke lokasi dan kondisi operasi yang dimaksud.
Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset
nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan aset nonmoneter, maka biaya
perolehan diukur pada nilai wajar, kecuali (a) transaksi pertukaran tidak
memiliki substansi komersial, atau (b) nilai wajar aset yang diterima atau
aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Dalam kasus
tersebut, biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat aset yang diserahkan.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Entitas harus mengukur seluruh aset tetap setelah pengakuan awal
pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi
kerugian penurunan nilai. Entitas harus mengakui biaya pemeliharaan dan
reparasi sehari-hari (cost of day-to-day servicing) dari aset tetap sebagai
beban dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak
diperkenankan karena SAK ETAP menganut penilaian aset berdasarkan
biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini
mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini
laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep
biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta pengaruh dari
penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan entitas. Selisih antara
nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap diakui dalam ekuitas dengan
nama “Surplus Revaluasi Aset Tetap”.
33
Surplus revaluasi aset tetap dalam ekuitas dapat dipindahkan
langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Hal ini meliputi pemindahan sekaligus surplus revaluasi pada saat
penghentian atau pelepasan aset tersebut. Namun, sebagian surplus
revaluasi tersebut dapat dipindahkan sejalan dengan penggunaan aset oleh
entitas. Dalam hal ini, surplus revaluasi yang dipindahkan ke saldo laba
adalah sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai
revaluasian aset dengan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan
aset tersebut. Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan
melalui laporan laba rugi.
Pengeluaran setelah pengakuan awal suatu aset tetap yang
memperpanjang umur manfaat atau yang kemungkinan besar memberi
manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan
kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus
ditambahkan pada jumlah tercatat aset tetap tersebut. Pengeluaran setelah
pengakuan awal aset hanya diakui sebagai suatu aset jika pengeluaran
meningkatkan kondisi aset melebihi standar kinerja semula. Contoh
peningkatan yang menghasilkan peningkatan manfaat keekonomian masa
yang akan datang mencakup:
1.
modifikasi suatu pos sarana pabrik untuk memperpanjang usia
manfaatnya, termasuk suatu peningkatan kapasitasnya.
2.
peningkatan kemampuan mesin untuk mencapai peningkatan besar
dalam kualitas keluaran.
3.
penerapan proses produksi baru yang memungkinkan suatu
pengurangan besar biaya operasi.
Penyusutan
Entitas harus mengalokasikan jumlah aset yang dapat disusutkan
secara sistematis selama umur manfaatnya. Faktor-faktor seperti
perubahan pemakaian aset, perkembangan teknologi, dan perubahan harga
pasar dapat mengindikasikan bahwa umur manfaat aset telah berubah sejak
34
tanggal periode tahunan paling kini. Jika terdapat indikator tersebut, maka
entitas harus menelaah ulang estimasi sebelumnya dan (jika ekspektasi
sekarang berbeda) mengubah metode penyusutan atau umur manfaat.
Penyusutan dimula