Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Oleh : Sayyidatul Karimah Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Abstract - Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Ach

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

70

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dalam
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Oleh :
Sayyidatul Karimah
Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Pekalongan
Abstract
This study aimed to: improve the activity and learning outcomes of students
graders XI MA Tholabuddin Masin Warungasem on materials Trigonometry.
This study is a Classroom Action Research consist of pre-cycle, cycle I and
cycle II. The mean of test scores of pre-cycle 6,29. Students who get grades
below 6,1 by 11 people or 45,83%. The results of this study have not been
satisfaction and more than 50% of students who have not been thoroughly
studied. The facts show that the students graders XI can not solve the given
problem good, less willing to perform in front of the class, ask the teacher
more less active, and unwilling to share their ideas. Therefore, to improve the
activity and learning outcomes need to be applied model of cooperative

learning type STAD.
The results at cycle I show that mean the interaction of students 68,35% which
the interaction of students with the teacher 65,42% and interactions between
each students 71,28%. The mean of test quiz is 6,83. There are 3 groups as
Good team, and 3 groups as Great Team. The mean of the test evaluation 6,94
with 70,83% completeness. The results of the reflection on cycle I still need the
cycle process to show that the activity and learning outcomes improve as
expected. The results at cicle II show that mean the interaction of students is
80,03% has achieved successfully which the interaction of students with
teacher 78,96% and the interaction between students 81,10%. The mean of test
quiz 8,04 with 3 groups as Good Team, and 3 groups as Great Team. The mean
of test evaluation 7,95 with 87,5% completeness. The results of the reflection
on cycle II show that the activity and learning outcomes of students with
models of type STAD improves as expected. The results of calculation the
response to the questionnaire that 89,59% of students satisfied with the
cooperation in cooperative learning type STAD, 70,84% students brave to ask
and respond the opinion, 83,34% students happy with the group award.
Students clear with the material that has been delivered as much as 70,83%.
Studentss are more motivated to learn as much as 87,5%. Students are satisfied
with the quiz as much as 77,47%. Students are pleased with the presentations

in class as much as 58,34%, and students are more appreciative of other
student's opinions as much as 62,5%. It can be concluded that the learning of
mathematics by using cooperative learning type STAD, activities and student
learning outcomes can be improved or higher.
Keywords : Cooperative Learning, STAD, Activity, learning outcomes

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

pembelajaran yang berlaku di sekolah ini

PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang

besar

71


harus

meningkatkan

masih

menggunakan

konvensional.

pembelajaran

Dalam

pembelajaran

pendidikan sebagai salah satu upaya

konvensional peserta didik menerima


untuk mengikuti perkembangan zaman.

pelajaran hanya dengan mendengarkan

Beberapa upaya untuk meningkatkan

ceramah

pendidikan antara lain; perbaikan dan

mengerjakan tugas. Hal semacam ini

penyempurnaan kurikulum, peningkatan

berlangsung secara terus menerus dalam

kompetensi

guru,


jangka

peningkatan

sarana-sarana

perbaikan

dan

pendidikan

dari

waktu

guru,

mencatat,


yang

lama,

dan

sehingga

menimbulkan rasa bosan dan partisipasi

dan lain sebagainya. Tidak diragukan lagi

peserta

pendidikan merupakan pilar utama untuk

menurun, bahkan hampir tidak ada.

kemajuan suatu bangsa yang mengusai


Menurut Bapak M. Najib, B.Sc, guru

ilmu pengetahuan dan teknologi yang

mata pelajaran matematika kelas XI,

tinggi.

bahwa sebagian besar peserta didiknya

Kemajuan ilmu pengetahuan dan

didik

mempunyai

dalam

tingkat


pembelajaran

perhatian

yang

teknologi yang dicapai saat ini tidak lepas

kurang terhadap pelajaran matematika.

dari kemajuan matematika sebagai alat

Ini

bantu

untuk

maksimalnya nilai ulangan harian peserta


dipelajari dalam pengembangan ilmu

didik yang ditunjukkan dengan nilai rata-

lainnya. Dalam jalur pendidikan formal,

rata kelasnya hanya 6,0 serta keaktifan

matematika sekolah merupakan salah satu

peserta

bidang studi yang diberikan sejak peserta

Disamping

didik duduk di sekolah dasar. Mengingat

mengeluhkan bahwa matematika hanya


pentingnya matematika sebagai basic

berisi angka-angka dan rumus-rumus

science, sudah seharusnya jika mutu

yang

pendidikan dan pengajaran matematika

materinya dianggap kurang bermakna.

ditingkatkan.

Keadaan

seperti

masalah


yang

yang

Madrasah
Tholabuddin

sangat

penting

Aliyah

didik
itu

harus

kurang

kurang

dari

peserta

didik

dihafalkan,

ini

sangat

50%.
juga

sehingga

menjadi

suatu

krusial untuk

diperhatikan dalam rangka meningkatkan

sekolah/madrasah di Kabupaten Batang,

mutu pendidikan di MA Tholabuddin

tepatnya di Desa Masin Kecamatan

Masin.

Secara

salah

dengan

satu

Warungasem.

merupakan

(MA)

diperkuat

umum,

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Untuk

mengatasi

permasalahan

mengintegrasikan

72

pengetahuan-

tersebut, berbagai instansi terkait juga

pengetahuan baru dengan pengetahuan

pakar pendidikan mencari solusi dengan

yang dimilikinya.

berbagai pendekatan. Dari pendekatan

STAD merupakan singkatan dari

tersebut diperoleh strategi di antaranya

Student Team Achievement Divisions.

dengan mengubah pembelajaran yang

STAD dikembangkan oleh Robert Slavin

berpusat kepada guru ke pembelajaran

dan teman-temannya di Universitas John

yang berpusat kepada peserta didik dan

Hopkins dan merupakan salah model

pembelajaran kepada kelompok yang

pembelajaran kooperatif yang paling

lebih dikenal dengan istilah kooperatif.

sederhana (Ibrahim, 2001:20). Model ini

Pembelajaran kooperatif terbukti sangat

merupakan model yang paling baik untuk

efektif membuat peserta didik aktif

permulaan bagi para guru yang baru

belajar dalam kelompok dengan nuansa

menggunakan

kompetitif antar kelompok belajar.

STAD merupakan model pembelajaran

pendekatan

kooperatif.

Pembelajaran STAD (Student Team

kooperatif untuk pengelompokan campur

Achievement Division) merupakan salah

yang melibatkan pengakuan tim dan

satu model pembelajaran kooperatif.

tanggung

Dalam pembelajaran ini, peserta didik

pembelajaran individu anggota. Dalam

dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas

STAD peserta didik ditempatkan pada

4 orang yang berbeda-beda tingkat

tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang

kemampuan, jenis kelamin dan latar

merupakan campuran menurut tingkat

belakang etniknya. Guru menyampaikan

kinerja,

pelajaran, lalu peserta didik bekerja

sebagainya.

jawab

jenis

kelompok

kelamin,

untuk

suku,

dan

dalam tim untuk memastikan bahwa

Komponen STAD menurut Slavin

semua anggota tim telah menguasai

(2008:143) yaitu: a) presentasi kelas, b)

pelajaran.

didik

belajar dalam tim, c) tes individu (kuis),

mengerjakan kuis mengenai materi secara

d) skor kemajuan individu, dan e)

sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka

rekognisi (penghargaan tim).

Selanjutnya

peserta

tidak diperbolehkan saling membantu

Kelebihan

dalam

penggunaan

(Slavin, 2008:11). Dengan adanya tugas

model pembelajaran ini sebagai berikut:

dalam tim diharapkan dapat memacu

a. Dapat

mengembangkan

prestasi

peserta didik untuk bekerja sama, saling

peserta didik, baik hasil tes yang

membantu

dibuat oleh guru maupun tes baku.

satu

sama

lain

dalam

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
b. Rasa

percaya

diri

peserta

didik

meningkat, peserta didik merasa lebih
terkontrol

untuk

akademiknya,

membonceng

dalam

penyelesaian

tugas-tugas dan pasif dalam diskusi.

keberhasilan

c. Apabila ketua kelompok tidak dapat

mulai

mengatasi konflik-konflik yang timbul

dan

menghubungkan antara keberhasilan

secara

dengan usahanya.

kelompok akan kurang efektif.

c. Strategi

kooperatif

73

memberikan

konstruktif,

Aktivitas

maka

berarti

kerja

kegiatan

/

perkembangan yang berkesan pada

kesibukan. Pada prinsipnya belajar adalah

hubungan

antara

berbuat untuk mengubah tingkah laku,

anggota kelompok yang berbeda etnis.

jadi melakukan kegiatan. Tidak ada

interpersonal

di

Kelemahan-kelemahan
penggunaan

dalam

model pembelajaran

ini

belajar kalau tidak ada aktivitas. Itu
sebabnya aktivitas merupakan prinsip

adalah sebagai berikut:

atau asas yang sangat penting di dalam

a. Jika guru terlena tidak mengingat

interaksi belajar mengajar.

peserta didik agar selalu menggunakan

Beberapa jenis aktivitas belajar

keterampilan-keterampilan kooperatif

menurut

dalam kelompoknya masing-masing,

Sardiman (1992:100), yaitu: (a) Visual

maka dinamika kelompok akan macet

activies

(tidak adanya saling ketergantungan,

memperhatikan

masing-masing

percobaan, pekerjaan orang lain), (b)

anggota

kelompok

bekerja sendiri-sendiri).

Poul

B.

Diedrick

(misalnya

dalam

membaca,

gambar

demonstrasi,

Oral activies (misalnya menyatakan,

b. Apabila jumlah anggota kelompok

merumuskan, bertanya, memberi saran,

kurang diperhatikan, misalnya kurang

mengeluarkan

dari 4 (hanya 3), maka seorang

wawancara,

anggota laki-laki atau perempuan akan

Listening

cenderung menarik diri dan kurang

mendengarkan:

berbaur pada saat-saat diskusi. Atau

diskusi, musik, pidato), (d) Writing

jika anggotanya lebih dari 5 orang,

activies

maka

tugas

karangan, laporan, angket, menyalin), (e)

tidak

Drawing activies (misalnya menggambar,

mendapatkan tugas, sehingga akan

membuat grafik, peta, diagram), (f)

berpeluang

Motor activies, (misalnya melakukan

dalam

kemungkinan

pembagian
ada

untuk

yang

hanya

sekedar

pandapat,
diskusi,

interupsi),

activies
uraian,

(misalnya

mengadakan
(c)

(misalnya
percakapan,

menulis

cerita,

percobaan, membuat konstruksi, model

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
mereparasi,

bermain,

berkebun,

berternak), (g) Mental activies (misalnya
menanggap,

mengingat,

perencanaan, b) pelaksanaan tindakan, c)
pengamatan, dan d) refleksi.

memecahkan

Tindaka
n

soal, menganalisa, melihat hubungan,
mengambil

keputusan),

dan

(h)

Perencanaan

Pengamat

an

Emotional activies (misalnya menaruh
minat,

merasa

bosan,

74

gembira,

Refleksi

bersemangat, bergairah, berani, tenang,
gugup).

Gambar 1. Skema prosedur PTK

Hasil belajar yaitu perubahan yang

Penelitian dilaksanakan di kelas XI

diperoleh

peserta

didik

setelah

mengalami

proses

belajar

mengajar

Warungasem Batang Tahun Pelajaran

dalam kurun waktu tertentu. Hasil yang

2008-2009 dengan jumlah 24 peserta

dicapai berbeda-beda pada tiap peserta

didik, terdiri dari 8 laki-laki dan 16

didik. Ada yang belajar dengan cepat,

perempuan untuk materi Trigonometri.

mudah dan hasil memuaskan. Tetapi ada

Data diambil dengan lembar observasi,

pula yang agak sukar dan hasil kurang

dokumentasi, tes serta angket.

memuaskan.

Keberhasilan

IPA

MA

Tholabuddin

Masin

seseorang

dalam belajar dipengaruhi oleh banyak

HASIL PENELITIAN

hal yang berkaitan dengan upaya-upaya

Pra Siklus

atau latihan yang dilakukan secara sadar.

Pelaksanaan

pembelajaran

pra

Faktor-faktor yang mempengaruhi

siklus pada hari Sabtu, 23 Agustus 2008

hasil belajar ada dua, yaitu faktor dari

dengan menggunakan model ekspositori

luar individu (factor lingkungan dan

metode

factor instrumental) dan faktor dari dalam

materi Sin Jumlah dan Selisih Dua Sudut

individu (factor fisiologi dan psikologi).

sambil menuliskan di papan tulis. Saat

ceramah.

Guru

menjelaskan

guru menjelaskan peserta didik diminta
METODE PENELITIAN

untuk mendengarkan dan kalau ada hal-

Penelitian ini merupakan Penelitian

hal yang dirasa tidak mengerti, peserta

Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari

didik bisa langsung bertanya pada guru.

pra siklus, siklus I dan siklus II. Tiap

Setelah selesai peserta didik diminta

siklus ada empat komponen, yaitu a)

mencatat apa yang telah ditulis guru di
papan tulis.

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Selanjutnya

memberikan

dengan model kooperatif tipe STAD

contoh soal yang berhubungan dengan

materi Cos Jumlah dan Selisih Dua Sudut

materi. Soal tersebut diselesaikan oleh

sesuai dengan langkah-langkah skenario

guru di papan tulis dengan peserta didik

pembelajaran yang telah disusun dalam

memperhatikan dan memahami apa yang

RPP yang disertai dengan LKS. Tahap

dikerjakan oleh guru. Kemudian peserta

pertama

didik menyalin penyelesaian dari papan

presentasi kelas dengan cara pengajaran

tulis

biasa.

ke

buku

Kegiatan

guru

75

tulis

masing-masing.

pembelajaran

adalah

guru

melakukan

dilanjutkan

Tahap selanjutnya adalah belajar

dengan pemberian dengan selang waktu

kelompok untuk mengerjakan LKS yang

sekitar 15 menit. Setelah ditawarkan bagi

diberikan oleh guru. Rata-rata hasil

yang bisa untuk maju, baru ada peserta

pengamatan aktivitas peserta didik dalam

didik yang maju untuk mengerjakan soal

proses pembelajaran siklus I sebesar

tersebut di papan tulis dan hasilnya

68,35% dengan rincian:

dikoreksi bersama dengan guru. Pada

1) Interaksi peserta didik dengan guru

pertemuan berikutnya diadakan tes.
Tes

evaluasi

Berdasarkan

interaksi

pra

peserta didik dengan guru yang terdiri

siklus dilaksanakan pada hari Rabu

dari mendengarkan penjelasan guru,

tanggal

untuk

menyalin penjelasan guru, bertanya

mengetahui hasil belajar peserta didik.

kepada guru, menjawab pertanyaan

Hasil tes evaluasi diperoleh nilai rata-rata

guru

sebesar 6,29. Peserta didik yang belum

memperhatikan penjelasan guru pada

tuntas belajar sebanyak 11 peserta didik

pembelajaran siklus I diperoleh rata-

(45,83%). Nilai hasil tes evaluasi yang

rata sebesar 65,42%.

27

diperoleh

pembelajaran

pengamatan,

agustus

juga

2008

digunakan

untuk

membentuk kelompok-kelompok yang
akan

digunakan

pembelajaran

dalam

dalam

proses

(pertanyaan

individu),

dan

2) Interaksi peserta didik dengan peserta
didik
Dari

hasil

pengamatan,

rata-rata

pertemuan

persentase interaksi antar peserta didik

berikutnya, yaitu pembelajaran kooperatif

yang terdiri dari bertanya kepada

Tipe STAD.

teman

Siklus I

menjawab

Pelaksanaan pembelajaran siklus I
pada hari Sabtu 6 September 2008.

dalam

menanggapi

satu

kelompok,

pertanyaan

teman,

pendapat

teman

sekelompok, menyimpulkan materi,

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
mempresentasikan

hasil

pekerjaan

76

harus memberikan kesempatan kepada

kelompoknya, mengerjakan kuis, dan

peserta

mengerjakan evaluasi sebesar 71,28%.

menjelaskan tugas kelompoknya agar

Tahap berikutnya adalah tes. Tes

ketergantungan terhadap peserta didik

yang pertama adalah tes kuis untuk

yang lain dapat dikurangi, 4) guru perlu

memberi penghargaan pada kelompok

memberikan bimbingan yang merata

berdasarkan prestasi yang diperoleh.

kepada

Rata-rata nilai tes kuis yang diperoleh

pembahasan LKS tuntas dibahas supaya

pada siklus I sebesar 6,83. Penghargaan

pemahaman

kelompok diberikan berdasarkan pada

mendalam, 5) aktivitas peserta didik

nilai rata-rata kelompok yang diperoleh

dalam kegiatan pembelajaran dan hasil

dari poin kemajuan setiap anggota. Dari

belajar peserta didik belum mencapai

data yang diperoleh, 3 kelompok sebagai

indikator keberhasilan yang ditetapkan

Tim Baik, dan 3 kelompok sebagai Tim

sehingga perlu dilakukan siklus II.

Hebat. Tes yang kedua adalah tes

Siklus II

didik

yang

peserta

lain

didik

peserta

untuk

dan

dalam

didik

lebih

evaluasi untuk mengetahui hasil belajar

Pelaksanaan pembelajaran siklus II

peserta didik. Hasil tes evaluasi diperoleh

pada hari Sabtu, 13 September 2008

nilai rata-rata siklus I adalah 6,94 dengan

dengan materi Tan Jumlah dan Selisih

ketuntasan belajar 70,83%. Hasil yang

Dua Sudut. Pada tahap awal yaitu

diperoleh

presentasi kelas, guru melakukannya

pada

siklus

I

mengalami

peningkatan bila dibandingkan dengan

dengan

hasil pada pra siklus, namun masih belum

kelompok,

mencapai indikator keberhasilan yang

didik sebesar 80,03% dengan rincian

ditetapkan.

interaksi peserta didik dengan guru

Hasil refleksi pada siklus I yaitu: 1)

baik.

Pada

tahap

belajar

rata-rata aktivitas

peserta

sebesar 79,86% dan interaksi antar

guru harus lebih aktif memotivasi peserta

peserta

didik untuk melakukan interaksi dalam

Peningkatan

kelompoknya dalam menyelesaikan tugas

mencapai indikator keberhasilan yang

kelompoknya,

ditetapkan.

2)

untuk

mengurangi

didik
pada

sebesar
siklus

81,10%.
II

sudah

dominasi peserta didik yang pandai, guru

Hasil tes kuis pada siklus II

perlu menambah LKS untuk masing-

meningkat dari siklus I, yaitu nilai rata-

masing

tiap-tiap

rata peserta didik sebesar 8,04 dengan 3

kelompok mendapat dua LKS, 3) guru

kelompok sebagai Tim Hebat, dan 3

kelompok

sehingga

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
kelompok sebagai Tim Super. Hasil tes

77

PEMBAHASAN

evaluasi diperoleh nilai rata-rata 7,95

Nilai rata-rata hasil tes evaluasi

dengan ketuntasan belajar 87,5%. Hasil

peserta didik pada pembelajaran pra

tersebut

siklus adalah 6,29 dengan ketuntasan

sudah

mencapai

indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan.

belajar 54,17%. Dari hasil tersebut dapat

Hasil refleksi siklus II yaitu: a)
penggunaan

dua

kelompok

LKS

sangat

untuk

baik

satu

sehingga

diketahui

bahwa

ekspositori

dengan

dengan

yang

pembelajaran.

berkurang,

2)

pada

metode

model
ceramah

peserta didik belum bisa terlibat aktif

ketergantungan terhadap peserta didik
pandai

penggunaan

maksimal

dalam

Peserta

proses

didik

masih

pelaksanaan siklus II dipandang sudah

banyak mendengarkan dalam memahami

cukup. Aktivitas maupun hasil belajar

materi,

peserta

pembelajaran

didik

dalam

kegiatan

sehingga

dalam

peserta

proses

didik

masih

pembelajaran sudah mencapai indikator

bergantung pada guru. Penyebab yang

keberhasilan yang ditetapkan.

lain karena peserta didik tidak diarahkan

Hasil perhitungan angket tanggapan
peserta

didik

menunjukkan

bahwa

untuk lebih mandiri dalam berfikir. Hasil
belajar

yang

diperoleh

juga

belum

89,59% peserta didik senang dengan

mencapai indikator keberhasilan yang

adanya kerja sama dalam pembelajaran

ditetapkan. Hasil ini menunjukkan bahwa

kooperatif tipe STAD, 70,84% peserta

perlu

didik

dan

dengan model pembelajaran kooperatif

menanggapi pendapat, 83,34% peserta

tipe STAD agar aktivitas dan hasil

didik senang dengan adanya penghargaan

peserta didik dalam pembelajaran dapat

kelompok. Peserta didik yang lebih jelas

meningkat.

lebih

berani

bertanya

dengan materi yang telah disampaikan

diadakan

Berdasarkan

penelitian

tindakan

pengamatan

pada

sebanyak 70,83%. Peserta didik yang

siklus I, aktivitas peserta didik dalam

lebih termotivasi dalam belajar sebanyak

kegiatan pembelajaran dan hasil belajar

87,5%. Peserta didik yang senang dengan

peserta didik mengalami peningkatan

adanya kuis sebanyak 77,47%. Peserta

apabila

didik

pembelajaran pra siklus. Aktivitas peserta

yang

senang

dengan

adanya

dibandingkan

dengan

presentasi di kelas sebanyak 58,34%, dan

didik

peserta didik yang lebih menghargai

diperoleh rata-rata sebesar 68,35% dan

pendapat orang lain sebanyak 62,5%.

nilai rata-rata tes evaluasi peserta didik

dalam

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

kegiatan

pembelajaran

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
adalah 6,94 dengan ketuntasan belajar

dalam

70,83%. Rata-rata nilai tes kuis yang

meningkat.

kegiatan

pembelajaran

78
dapat

diperoleh pada siklus I sebesar 6,83. Dari

Hasil pengamatan pada siklus II

nilai tes kuis diperoleh penghargaan 3

menunjukkan bahwa aktivitas peserta

kelompok sebagai Tim Baik, dan 3

didik

kelompok sebagai Tim Hebat. Hasil

mengalami peningkatan dari 68,35%

refleksi pada siklus I yaitu sebagian besar

pada siklus I menjadi 80,03%. Hasil

peserta didik dalam melaksanakan tahap

belajar

pembelajaran

STAD

peningkatan jika dibandingkan dengan

belajar

siklus I. Pada siklus I nilai rata-rata tes

kelompok masih belum terbiasa. Hal ini

evaluasi adalah 6,94 dengan ketuntasan

nampak dari peserta didik yang tidak

belajar 70,83%, sedangkan pada siklus II

dapat

diperoleh nilai rata-rata tes evaluasi

selanjutnya

kooperatif
yaitu

langsung

tipe

dengan

mengkondisikan

diri

dalam

proses

peserta

pembelajaran

didikpun

terjadi

dalam bentuk kelompok sehingga terjadi

peserta

keributan. Dalam mengerjakan LKS,

ketuntasan belajar 87,5%. Rata-rata nilai

interaksi

dalam

tes kuis yang diperoleh pada siklus I

kelompoknya seperti saling bertanya,

sebesar 6,83, sedangkan pada siklus II

saling

sebesar

peserta

menanggapi

didik

pendapat,

saling

didik

8,04

adalah

7,95

sehingga

dengan

diperoleh

3

menjelaskan, dan saling bekerja sama

kelompok sebagai Tim Hebat, dan 3

dalam kelompoknya nampak kurang dan

kelompok sebagai Tim Super.

lebih banyak didominasi oleh peserta

Hasil pengamatan pada siklus II

didik yang pandai, sehingga peserta didik

menunjukkan peserta didik sudah mulai

yang

terbiasa

lain

bersikap

pasif,

kurang

dengan

kegiatan

kelompok

berpartisipasi dan lebih banyak sebagai

dengan tumbuhnya interaksi diantara

penonton. Dalam penyajian hasil kerja

sesama anggota kelompoknya seperti

kelompok ketergantungan pada peserta

saling

didik yang pandaipun masih tinggi. Dari

pendapat, saling menjelaskan, dan saling

hasil evaluasi yang diperoleh ternyata

bekerja sama. Ketergantungan terhadap

masih

peserta

belum

mencapai

indikator

bertanya,

didik

saling

yang

menanggapi

pandai

sudah

keberhasilan yang ditetapkan. Dengan

berkurang dengan adanya pemberian

demikian, siklus II perlu dilakukan agar

LKS dua buah dalam satu kelompok,

aktivitas dan hasil belajar peserta didik

sehingga peserta didik termotivasi untuk
menyelesaikannya.

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Sebagian

besar

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

79

kelompok lebih bersemangat dan antusias
dalam diskusi kelompok. Keberanian
peserta didik sudah tumbuh. Beberapa
peserta didik yang sebelumnya belum
berani untuk maju sudah berani tampil
didepan

menyajikan

hasil

kerja

kelompoknya.
Hasil penelitian pada siklus II
menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil
belajar peserta didik sudah mencapai
indikator keberhasilan yang ditetapkan
sehingga siklus I dipandang sudah cukup,
karena

dengan

penerapan

model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

Gambar 2. Histogram Aktivitas dan
Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

Keterangan:

peserta

1. Pra Siklus dilaksanakan pada tanggal

didik

kelas

XI

IPA

MA

Tholabuddin Masin Warungasem Batang.
Aktivitas dan hasil belajar peserta
didik

dalam

kegiatan

pembelajaran

mengalami peningkatan. Pada pra siklus
ketuntasan hasil belajar 54,17%. Pada

23 dan 27 Agustus 2008
2. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 6
dan 10 September 2008
3. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 13
dan 17 September 2008

siklus I aktivitas peserta didik mencapai
68,35% dengan ketuntasan hasil belajar

Simpulan

sebesar 70,83%. Pada siklus II aktivitas

1. Skenario

pembelajaran

model

tipe

materi

peserta didik meningkat menjadi 80,03%

kooperatif

dengan ketuntasan hasil belajar sebesar

Trigonometri yang operasional adalah

87,5%.

skenario pembelajaran yang dapat

Peningkatan

aktivitas

dan

STAD

ketuntasan hasil belajar peserta didik dari

meningkatkan

pra siklus, siklus I dan siklus II

belajar peserta didik kelas XI IPA

ditunjukkan pada histogram di bawah ini.

yang disusun dalam bentuk RPP yang
memuat

aktivitas

dan

langkah-langkah

pembelajaran

yang

hasil

proses

mencirikan

pembelajaran kooperatif tipe STAD

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
2. Aktivitas

peserta

didik

dengan

pembelajaran kooperatif tipe STAD
khususnya

materi

Trigonometri

mengalami peningkatan yaitu 68,35%
pada siklus I, dan pada siklus II
meningkat menjadi 80,03%
3. Hasil belajar peserta didik dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
materi

trigonometri

mengalami

peningkatan yaitu dari pra siklus
dengan

rata-rata

6,29

dengan

ketuntasan belajar 54,17%, meningkat
menjadi

6,94

dengan

ketuntasan

belajar 70,83% pada siklus I, dan pada
siklus II meningkat menjadi 7,95
dengan ketuntasan belajar 87,5%.
Saran
1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar peserta didik sehingga perlu
dikembangkan dan diimplementasikan
pada materi pokok yang lain
2. Dalam pembelajaran matematika guru
harus

mampu

mengembangkan

pembelajaran kreatif sehingga suasana
kelas lebih kondusif, efektif dan tidak
membosankan
3. Peserta didik harus dilibatkan secara
aktif dalam pembelajaran matematika.

80

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. 2007. Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: CV. Yrama
Widya. cet. 3.
Arikunto, S. et.al. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara. cet. 5.
----------. 2006. Prosedur Penelitian suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. cet.13.
Djamarah, S. B,. 2008. Psikologi Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta. cet. 2.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Direktorat
Pendidikan Menengah Umum.
1999. Bahan Pelatihan Penelitian
Tindakan (Action Research).
Etin S dan Rahardjo. 2008. Cooperative
Learning
Analisis
Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi
Aksara. cet. 2.
Hudojo, H,. 2001. Common Text Book
Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran
Matematika.
Malang: Jurusan Matematika
FMIPA
Universitas
Negeri
Malang. edisi revisi.
Ibrahim, M, et.al. 2001. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: UNESAUniversity Press. cet. 2.
Lie, A,. 2004. Cooperative Learning:
Mempraktikkan
Cooperative
Learning di Ruang-Ruang Kelas.
Jakarta: Grasindo. cet. 3.
Noor, B. K. M. 2004. Buku Pelajaran
Matematika SMA untuk Kelas XI
Program Ilmu Alam. Jakarta:
Erlangga.
Purwanto,
N.
1985.
Psikologi
Pendidikan. Bandung: Remaja
Karya. cet 2.
Sardiman, A.M. 1992. Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar,
Pedoman bagi Guru dan Calon
Guru. Jakarta: Rajawali. cet. IV.
Slavin, R. E. 2002. Cooperative Learning
Theory, Research, and Practice.
New York: Prentice Hall. 2nd Ed.

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
-------------. 2008. Cooperative Learning.
Teori, Riset dan Praktik. terj.
Nurulita Yusron. Bandung: Nusa
Media.
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan
Matematika di Indonesia. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.

81

Syah, M. 2008. Psikologi Pendidikan
dengan
Pendekatan
Baru.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
cet 14.
Syamsuddin,
A.
1996.
Psikologi
Kependidikan. Bandung: Remaja
Rosda Karya. cet. I.

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24