PROPOSAL TESIS (1) id. docx
AKUNTABILITAS MUTU
PELAYANAN PEMBELAJARAN PERGURUAN TINGGI
Studi Multi Situs di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
dan Universitas Islam Malang (UNISMA)
MIFTACHUL CHUSNIA
NIM. 14710015
Dr. H. Sugeng Listyo Prabowo
19695262000031002
Dr. H. Mulyono, MA
19660626200501003
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2018
ABSTRAK
Chusnia, Miftachul. 2018. Akuntabilitas Mutu Pelayanan Pembelajaran di
Perguruan Tinggi (Studi Multi Situs di Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang dan Universitas Islam Malang
(UNISMA). Pembimbing: (1) Dr. H. Sugeng Listyo Prabowo (2) Dr. H.
Mulyono, M.A.
Kata Kunci : Akuntabilitas, Mutu Pelayanan Pembelajaran.
Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
tinggi memiliki otonomi dalam mengelola sendiri lembaganya. Dalam mengelola
PT, prinsip yang digunakan adalah salah satunya akuntabilitas sebagai wujud
pertanggungjawaban atas penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu dan
kompetensi lulusan. Namun kenyataannya, untuk menyelenggarakan pendidikan
bermutu dan menghasilkan kompetensi lulusan, PT masih belum mencapai target.
Sebagai solusinya maka diperlukan manajemen akuntabilitas sebagai wujud
pertanggungjawaban atas mutu pelayanan pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Adapun tujuan penelitian ini, pertama mendekripsikan proses menetapkan
standar mutu pelayanan pembelajaran di fakultas FITK dan FE UIN Malang.
Kedua, mendeskripsikan pelaksanaan pemenuhan standar mutu pelayanan
pembelajaran. Ketiga, Mendeskripsikan cara mengkur standar mutu pelayanan
pembelajaran. Keempat, upaya melaporkan kinerja pelayanan pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan penelitian metode kualitatif berjenis multi
kasus. Pengumpulan datanya dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi yang semuanya menjawab permasalahan penelitian tekait judul
Manajemen Akuntabilitas Mutu Pelayanan Pembelajaran Perguruan Tinggi.
Adapun informan penelitian adalah Ketua LPM beserta jajarannya. Dekan
Fakultas FITK dan FE, Wakil dekan bidang kemahasiswaan dan akademik, dosen
dan juga mahasiswa.
Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa temuan
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI....................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian ...........................................................1
B. Fokus Penelitian ..............................................................8
C. Tujuan Penelitian..............................................................9
D. Manfaat Penelitian..........................................................10
E. Orisinalitas Penelitian .....................................................11
F. Definisi Istilah.................................................................15
G. Sistematika Penulisan.....................................................16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen Pendidikan ......................................18
1. Pengertian Manajemen Pendidikan ..........................18
2. Lingkup Manajemen Pendidikan ...............................22
3. Fungsi Manajemen Pendidikan .................................23
B. Konsep manajemen akuntabilitas pendidikan ................24
1. Definisi Manajemen Akuntabilitas Pendidikan .........24
2. Tujuan dan Manfaat Akuntabilitas Pendidikan .........29
3. Siklus Akuntabilitas Pendidikan.................................32
4. Prinsip Prinsip Baru Akuntabilitas Pendidikan ...........36
C. Mutu Pelayanan Penddikan PerguruanTinggi..................38
1. Mutu Pelayanan Pembelajaran Saat ini.....................38
2. Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia......................41
3. Manajemen
Akuntabilitas
Mutu
Pelayanan
Pembelajaran.............................................................43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.....................................47
3
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Lokasi dan Subjek Penelitian...........................................50
Kehadiran Peneliti...........................................................51
Data dan Sumber Data...................................................52
Teknik Pengumpulan Data...............................................54
Teknik Analisis Data........................................................58
Pengecekan Keabsahan Data..........................................60
Tahap tahap penelitian....................................................62
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program
magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi
dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengacu
pada UU No 12 Tahun 2012, Pendidikan Tinggi sebagai bagian dari sistem
pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa dan memajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menerapkan nilai
humaniora sebagai bentuk pembudayaan dn pemberdayaan bangsa Indonesia.
Untuk mewujudkan daya saing bangsa diperlukan pendidikan tinggi yang
mampu
mengembangkan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
sehingga
menghasilkan ilmuwan dan berguna untuk kepentingan bangsa.
D. Kalobs (1998) menyatakan bahwa faktor determinan yang paling
menentukan rendah tidaknya kualitas perguruan tinggi terletak pada
manajemen
perguruan
tinggi1.
Manajemen
perguruan
tinggi
adalah
kemampuan mengelola perguruan tinggi secara integral dan menyeluruh
dengan mengoptimalkan alokasi dan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki
perguruan tinggi. Selain itu, paradigma baru pengelolaan perguruan tinggi
1 Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi. (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,
20090) Hlm Xi
1
2
(PT) dalam rangka menghadapi tantangan globalisasi dan otonomi adalah
otonomi PT, mutu pendidikan tinggi dan akuntabilitas2.
Apabila berbicara terkait mutu Perguruan Tinggi, nyatanya kualitas
pembelajaran dan kemahasiswaan perguruan tinggi belum mencapai target.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan pada tahun 2014 menyatakan
bahwa akuntabilitas akademik lembaga pendidikan tinggi semakin tahun
semakin menurun. Hal ini disebabkan carut marutnya kualifikasi pendidikan.
Selain alasan tuntutan paradigma baru pendidikan global di atas, secara
internal, kualitas pendidikan di Indonesia sendiri, terutama pendidikan tinggi
memiliki disparitas yang sangat tinggi. Antara lulusan S1 program studi satu
dengan yang lain tidak memiliki kesetaraan kualifikasi, bahkan pada lulusan
dari program studi yang sama. Selain itu, tidak juga dapat dibedakan antara
lulusan pendidikan jenis akademik, dengan vokasi dan profesi 3. Kondisi ini
semakin nyata dibuktikan dengan banyaknya lulusan yang bekerja tidak sesuai
dengan bidangnya.
Tidak hanya itu, Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Tahun 2015
menyatakan bahwa untuk sasaran meningkatnya kualitas pembelajaran dan
kemahasiswaan pendidikan tinggi, dari delapan indikator kinerja, dua
indikator kinerja belum mencapai target dan enam indikator kinerja mencapai
2Heni Sukrisno, Akuntabilitas Mutu Pelayanan Perguruan Tinggi. (Surabaya : Univ. Wijaya
Kusuma) Hlm 81
3Tim Kurikulum Dan Pembelajaran Direktorat Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan,
Buku
Kurikulum
Pendidikan Tinggi. (Jakarta, 2014) Hlm 1-4
3
target. Indikator kinerja yang belum mencapai target tersebut adalah
Persentase lulusan bersertifikat kompetensi dan Jumlah Prodi terakreditasi
unggul. Sedangkan indikator kinerja yang mencapai target adalah Angka
Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi, Jumlah mahasiswa yang
berwirausaha, Jumlah mahasiswa peraih medali emas tingkat nasional dan
internasional, Persentase lulusan yang langsung bekerja, Jumlah LPTK yang
meningkat mutu penyelenggaraan pendidikan akademik, dan Jumlah calon
pendidik mengikuti Pendidikan Profesi Guru, sebagaimana terlihat pada
Grafik berikut ini4.
afik 1.1 Capaian Kinerja Sasaran
Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi
Apabila ditarik benang merah,
Meningkatnya
Kualitas
Pembelajaran
Gr
dan
beberapa permasalahan yang dialami
perguruan tinggi saat ini5 adalah Pertama adalah kualitas pendidikan tinggi
yang masih relatif rendah, baik dalam konteks institusi (Perguruan Tinggi)
maupun program studi yang diindikasikan oleh mayoritas Perguruan Tinggi
hanya berakreditasi C dan masih sangat sedikit yang berakreditasi A atau B.
4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Tahun 2015
5
4
Kedua, untuk meningkatkan akses mahasiswa belajar di Perguruan Tinggi,
banyak Perguruan Tinggi yang masih kekurangan gedung belajar, fasilitas dan
peralatan penelitian.
Ketiga, pembelajaran dan kemahasiswaan. Permasalahan pokok yang
mengemuka adalah akses ke layanan pendidikan tinggi belum merata.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2015 Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi, Kelompok masyarakat miskin tidak mampu menjangkau
layanan pendidikan tinggi karena kesulitan ekonomi dan terhambat oleh
ketiadaan biaya.
Keempat, angka pengangguran terdidik masih cukup tinggi yang
mengindikasikan bahwa relevansi dan daya saing pendidikan tinggi masih
rendah dan ketidakselarasan antara Perguruan Tinggi dan dunia kerja.
Pengangguran terdidik memberi indikasi bahwa program-program studi yang
dikembangkan di Perguruan Tinggi mengalami kejenuhan karena peningkatan
jumlah lulusan tidak sebanding dengan pertumbuhan pasar kerja. Bagi lulusan
Perguruan Tinggi yang terserap di pasar kerja, sebagian besar (60%) bekerja
di bidang pekerjaan yang termasuk kategori white collar jobs (manajer,
profesional) yang menuntut keahlian/keterampilan tinggi dan penguasaan
ilmu khusus (insinyur, dokter, guru). Namun, sebagian dari mereka (30%)
juga ada yang bekerja di bidang pekerjaan yang bersifat semi terampil (tenaga
administrasi, sales) bahkan ada juga yang berketerampilan rendah sehingga
harus bekerja di bagian produksi (blue-collar jobs).
5
Gejala ini memberi gambaran bahwa kurikulum yang dikembangkan di
Perguruan Tinggi kurang relevan dan tidak sesuai dengan kebutuhan dunia
usaha atau dunia industri.Perguruan Tinggi juga belum sepenuhnya dapat
melahirkan lulusan-lulusan berkualitas yang memiliki daya saing mumpuni.
Di Indonesia, perguruan tinggi (khususnya PTN) dikelola dalam
lingkungan birokrasi pemerintahan dengan ketergantungan yang sangat tinggi
terhadap anggaran pemerintah. Dengan kata lain, peningkatan daya saing PT
dilakukan dengan menggunakan strategi, prosedur dan akuntabilitas yang
umum berlaku dalam birokrasi pemerintahan.
Dari perspektif fungsional, akuntabilitas dilihat sebagai suatu tingkatan
dengan lima tahap yang berbeda yang diawali dari tahap yang lebih banyak
membutuhkan ukuran-ukuran obyektif (legal compliance) ke tahap yang
membutuhkan lebih banyak ukuran-ukuran subyektif . Tahap-tahap tersebut
adalah6:
1. Probity
and
legality
accountability
Hal
ini
menyangkut
pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai dengan anggaran yang telah
disetujui dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(compliance).
2. Process accountability Dalam hal ini digunakan proses, prosedur, atau
ukuran-ukuran dalam melaksanakan kegiatan yang ditentukan (planning,
allocating and managing).
3. Performance accountability Pada level ini dilihat apakah kegiatan yang
dilakukan sudah efisien (efficient and economy).
4. Program accountability Di sini akan disoroti penetapan dan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan tersebut (outcomes and effectiveness).
6 Arja Sadjiarto, Akuntabilitas Dan Pengukuran Kinerja Pemerintahan. Jurnal Akuntansi &
Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 138 – 150 hlm 140
6
5. Policy accountability Dalam tahap ini dilakukan pemilihan berbagai
kebijakan yang akan diterapkan atau tidak (value).
Berbicara terkait Akuntabilitas, dalam pengelolaan sebuah perguruan
tinggi merupakan hal yang sangat penting dalam keberlangsungan PT untuk
memperoleh kepercayaan dari orang tua, pemerintah, para pekerja dan
masyarakat terhadap penyelenggaraan PT. Sehubungan dengan ini, masyarakat
mempunyai hak untuk mengetahui bagaimana universitas mempertahankan
dan memonitor mutu dari kegiatannya, apa ukuran ukuran yang digunakan
untuk mengidentifikasi dan bagaimana mengatasi kemungkinan inefisiensi,
serta sejauh mana universitas dapat memberikan respon mengenai kebutuhan
masyarakat yang berubah ubah. Hal ini dikarenakan PT harus dapat secara
eksplisit meyakinkan para pelanggannya bahwa pelayanan akademik
(pendidikan, riset, pengabdian masyarakat) yang dihasilkan benar benar
bemutu.
Memperhatikan uraian yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk
mengkaji
dan
mendalami
manajemen
akuntabilitas
mutu
pelayanan
pembelajaran pada Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
khususnya pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dan Fakultas
Ekonomi (FE). Fokus penelitian ini adalah manajemen akuntabilitas mutu
terhadap mutu pelayanan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap
sejauhmana
manajemen
akuntabilitas
mutu
pelayanan
pembelajaran di FITK dan FE dalam meningkatkan kualitas lulusan
bersertifikat dan juga menyiapkan tenaga profesi. Lulusan yang dimaksud
adalah lulusan menjadi profesi guru, dosen atau pakar pendidikan pada FITK,
7
lulusan berprofesi manajer bank, konsultan manajemen, akuntan publik pada
FE. Di samping itu juga bertujuan untuk mengungkap bagaimana upaya
peningkatan akuntabilitas mutu pelayanan.
Sedangkan alasan pemilihan latar penelitian dikarenakan UIN Malang
menerapkan budaya akademik yang merupakan sintesis antara tradisi
universitas dan pesantren. Sebagaimana telah tercantum dalam Statuta
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Nomor 137 Tahun 2008, Universitas
ini memiliki visi menjadi universitas islam termuka dalam penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran, penelitan dan pengabdian kepada masyarakat
untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kedalaman spiritual, keluhuran
akhlak, keluasan ilmu, dan kematanagan prefesional, dan menjadi pusat
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bernfaskan islam
serta menjadi penggerak kemajuan masyarakat. Melalui model pendidikan
semacam ini merupakan bentuk pelayanan dan penghargaan kepada penggali
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang
bercirikan Islam sehingga diharapkan akan lahir lulusan yang berpredikan
ulama yang intelek profesional dan atau intelek profesional yang ulama. Oleh
sebab itu tidak menjadi hal yang mengejutkan bila keputusan Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No 032 tentang Nilai dan Peringkat
Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi menyatakan bahwa Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Terakreditasi dengan nilai 364
Peringkat A.
Selain itu, alasan peneliti menjadikan FITK dan FE sebagai latar penelitian
dikarenakan guna mewujudkan sistem manajemen yang akuntabel sebagai
8
salah satu prinsip pertanggung-jawaban dekan atas penyelenggaraan institusi,
fakultas tersebut telah membentuk sistem monitoring dan evaluasi internal dan
eksternal dalam sertifikasi ISO 9001-2008. Dari alasan inilah yang
menjadikan UIN Malang sebagai latar penelitian sebagai Pendidikan Tinggi
yang memiliki layanan prima dan perkembangan PT yang semakin maju.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks
penelitian
yang
telah
diuraikan
sebelumnya, maka peneliti dapat memfokuskan penelitian ini
pada manajemen akuntabilitas mutu pelayanan pembelajaran
khususnya dalam meningkatkan kualitas lulusan di setiap
fakultas. Dari fokus penelitian tersebut kemudian dijabarkan
menjadi
sub-fokus
agar
lebih
dirumuskan berikut:
1. Bagaimana
menetapkan
operasional
standar
sebagaimana
mutu
pelayanan
pembelajaran di FITK dan FE Universitas Islam Negeri
Maliki Malang?
2. Bagaimana pelaksanaan
pemenuhan
standar
mutu
pelayanan pembelajaran di FITK dan FE Universitas Islam
Negeri Maliki Malang?
3. Bagaimana mengukur standar mutu pelayanan pembelajaran di di FITK
dan FE Universitas Islam Negeri Maliki Malang?
4. Bagaimana melaporkan kinerja pelayanan pembelajaran di
FITK dan FE Universitas Islam Negeri Maliki Malang?
C. Tujuan Penelitian
Dari fokus penelitian tersebut maka tujuan penelitian ini
adalah:
9
1. Mendeskripsikan
proses
menetapkan
standar
mutu
pelayanan pembelajaran di FITK dan FE Universitas Islam
Negeri Maliki Malang
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pemenuhan standar mutu
pelayanan pembelajaran di FITK dan FE Universitas Islam
Negeri Maliki Malang.
3. Mendeskripsikan cara mengukur standar mutu pelayanan pembelajaran di
di FITK dan FE Universitas Islam Negeri Maliki Malang.
4. Mendeskripsikan upaya melaporkan kinerja pelayanan
pembelajaran di FITK dan FE Universitas Islam Negeri
Maliki Malang.
D. Manfaat Penelitian
Dengan
adanya
penelitian
tentang
manajemen
akuntabilitas mutu pelayanan pembelajaran di FITK dan FE
UIN Malang,
memberikan
secara
maka peneliti berharap penelitian ini dapat
manfaat
umum
dan
bagi
bagi
kemajuan
ilmu
pengembangan
pengetahuan
Manajemen
Pendidikan Islam secara khusus. Penelitian yang penulis
lakukan
berusaha
mendapatkan
temuan
baru
dan
komprehensif. Dari penemuan tersebut dapat mengungkap
bagaimana idealnya meningkatkan mutu perguruan tinggi
dengan manajemen akuntabilitas layanan akademik yang
dilihat dari aspek perencanaan, pola (implementasi) dan juga
dampak dari implementasi.
10
1. Manfaat teoritis
a. Secara teoritis,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya
manajemen
pendidikan
dalam
manajemen
akuntabilitas layanan akademik dalam meningkatkan
mutu perguruan tinggi.
b. Menemukan temuan baru yang berkaitan dengan
manajemen
pendidikan
dalam
manajemen
akuntabilitas layanan akademik dalam meningkatkan
mutu perguruan tinggi.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan gambaran yang menyeluruh bagi para
middle
manager
pendidikan
layanan
yang
tentang
akademik
arti
berkecimpung
pentingnya
dalam
di
dunia
akuntabilitas
meningkatkan
mutu
perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi islam.
b. Bagi praktisi pendidikan, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan problem solving atas permasalahan
yang di alami lembaga pendidikan terkait peningkatan
mutu suatu lembaga pendidikan.
c. Hasil penelitian diharapkan dapat mendeskripsikan
serta
menganalisis
sehingga
dapat
dari
dijadikan
segi
teori
sumber
serta
rujukan
aplikasi
dalam
meningkatkan mutu suatu lembaga di perguruan tinggi
11
E. Orisinalitas Penelitian
Penelitian yang bertajuk pada manajemen akuntabilitas
mutu pelayanan pembelajaran di perguruan tinggi pernah
diteliti sebelumnya. Akan tetapi titik fokus yang diteliti pada
penelitian ini masih relatif baru. Hal ini dapat diketahui dari
hasil
penelusuran
peneliti
dalam
mengakaji
penelitian-
penelitian terdahulu.
Berikut hasil penelitian terdahulu yang berhasil ditelusuri
peneliti, antara lain:
1. Heni Sukrisno, 2008. “Hubungan Antara Responsibilitas Manajemen
Akuntabilitas Mutu Pelayanan, Budaya Mutu, Pembelajaran Organisasi,
Kinerja Tim dengan Keefektifan Sistem Penjaminan Mutu pada
Universitas Swasta di Surabaya”, (Disertasi:Universitas Negeri Malang).
Hasil penelitian Heni Sukrisno menunjukkan bahwa semakin tinggi
akuntabilitas maka semakin tingggi pula efektivitas penjaminan mutu dan
diikuti makin tingginya organisasi pembelajaran.
2. Aisah Yuniarti, 2014. “Manajemen layanan akademik di SMA Islam
Terpadu MusykaAl- Anwar dan SMA 2 Darul Ulum Jombang”
(Disertasi:Universitas
Islam
Negeri
Malang).
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sekolah yang melakukan pegelolaan layanan
akademik yang didasari pada nilai nilai islam berupa tidak membeda –
beakan siswa , ramah, efektif dan efisien. (1) serta memenuhi standar
sarana dan prasarana minimal layanan, mengembangkan kurikulum yang
inovatif , guru yang kreatif dan fleksibel dalam proses belajar mengajar ,
12
pelayanan administrasi yang cepat mudah, guru dan karyawan memakai
prinsip bekerja adalah ibadah, meemnuhi standar layanan yang
diharapkan pelanggan.
3. Heni Sukrisno. “Akuntabilitas Mutu Pelayanan Perguruan Tinggi.
(Jurnal:Universitas Wijaya Kusuma Surabaya). Dari hasil jurnal yang
telah diteliti oleh Heni Sukrisno, apabila ditinjau dari pola peningkatan
mutu pelayanan akademik terlihat bahwa ketiga fakultas (FK, FH, FBS)
yang ada di Universitas Janur Kuning memiliki kesamaan dalam polanya
yaitu alngkah langkah dalam upaya melakukan peningkatan mutu
pelayanan akademiknya yakni dengan membentuk unit penjaminan mutu,
mengadakan pelatihan dalam peningkatan keterampilan dan kompetendi
di bidangnya, mendorong peningkatan jabatan akademik, melakukan
pengembangan kurikulum, melakukan perbaikan jadwal kegiatan
pelajaran dan ujian, melakukan kegiatan kegiatan yang melibatkan para
dosen , mahasiswa dan juga karyawan.
4. Alip, M. 2003. Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Tenaga Keguruan
Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, Studi Multi Kasus Pada Univ.
Merapi, Univ. Sindoro, Merbabu. Disertasi : Universitas Negeri Malang.
Hasil penilitan Alip menunjukkan bahwa ada variasi pemahaman
pengelola LPTK terteliti terhadap konsep akuntabilitas, namun hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
adanya
akuntabilitas
manajemen
pendidikan tenaga keguruan mampu menghasilkan calon guru yang
memenuhi kepentingan penyelenggara SMK Teknik.
13
Adapun persamaan, perbedaan serta originalitas penulis tunjukkan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian ini dengan
Penelitian Terdahulu
N
o
1.
2.
Judul Penelitian
Persamaan
Heni Sukrisno, 2008.
“Hubungan Antara
Responsibilitas
Manajemen
Akuntabilitas Mutu
Pelayanan, Budaya
Mutu, Pembelajaran
Organisasi, Kinerja Tim
dengan Keefektifan
Sistem Penjaminan Mutu
pada Universitas Swasta
di Surabaya”,
(Disertasi:Universitas
Negeri Malang).
Persamaan
penelitian yang
dilakukan
peneliti dengan
peneliti
sebelumnya
dalam hal ini
Heni Sukrisno
yakni sama
sama meneliti
akan
akuntabilitas
sebuah mutu
pelayanan
Aisah Yuniarti, 2014.
“Manajemen layanan
akademik di SMA Islam
Terpadu MusykaAlAnwar dan SMA 2 Darul
Ulum Jombang”
(Disertasi:Universitas
Islam Negeri Malang).”.
Persamaan
penelitian yang
dilakukan
peneliti dengan
peneliti
sebelumnya
dalam hal ini
Aisah Yuniarti
adalah sama
sama meniliti
terkait sebuah
layanan
akademik
Orisinalitas
Penelitian
Sedangkan
Dalam
perbedaanny kaitan ini
a adalah ini
apabila
mengaitkan
semakin
hubungan
tinggi
antara
akuntabilitas
responsibilita maka
s
semakin
manajemen, tinggi
akuntabilitas, keeektifan
budaya
LPM,
mutu,
sedangkan
pembelajara dalam
n organisasi, penelitian ini
dan juga
bagaimana
kinerja tim
melaporkan
dengan
atas mutu
keefektifan
pelayanan
sistem
pembelajara
penjaminan
n di FK
mutu.
tersebut
Sedangkan
Pada
perbedaan
penelitian ini
penelitian ini hanya
adalah
sampai pada
apabila
tahap
penelitian ini bagaimana
memfokuska manajemen
n layanan
pelayanan
akademik,
yang ada di
akan tetapi
SMA
penelitian ini tersebut,
memfokuska sedangkan
n
pada
Perbedaan
14
3.
Heni
Sukrisno.
“Akuntabilitas
Mutu
Pelayanan
Perguruan
Tinggi.(Jurnal:
Universitas
Wijaya
Kusuma Surabaya)
Persamaan
penelitian yang
dilakukan
peneliti dengan
peneliti
sebelumnya
dalam hal ini
Heni Sukrisno
yakni sama
sama meneliti
akan
akuntabilitas
sebuah mutu
pelayanan
diperguruan
tinggi
akuntabilitas
dalam
sebuah
layanan
akademik.
pada
penelitian ini
juga
perbedaanny
a juga objek
yang teliti
berbeda.
apabila
penelitian
terdahulu
meneliti
layanan
akademik di
sekolah
menengah
atas
sedangkan
penelitian ini
pada sebuah
perguruan
tinggi islam.
Sedangkan
perbedaanny
a adalah
dalam
penelitian
ini, peneliti
ingin
mengaitkan
manajemen
dalam
sebuah
akuntabilitas
yang
diataranya
(POAC dalam
mempertang
gung
jawabkan
penyelengga
penelitian
ini, peneliti
tidak hanya
mengunggka
p
bagaiamana
manajemen
layanannya
saja akan
tetapi
manajemen
akuntabilitas
nya
Dilihat dari
aspek Tri
Dharma PT,
Maka
peneliti pada
penelitian
terdahulu
mengungkap
pelayanan
atas 3
aspek.Akan
tetapi pada
penelitian ini
hanya pada
aspek
pendidikan
dan
pengajaran
saja.
15
4.
Alip,
M.
2003.
Akuntabilitas
Manajemen Pendidikan
Tenaga Keguruan Untuk
Perguruan
tinggi
Menengah
Kejuruan,
Studi Multi Kasus Pada
Univ. Merapi, Univ.
Sindoro,
Merbabu.
Disertasi : Universitas
Negeri Malang
Persamaan
penelitian yang
dilakukan
peneliti dengan
peneliti
sebelumnya
dalam hal ini
Alip yakni sama
sama meneliti
akan
akuntabilitas.
ran PT)
Sedangkan
perbedaanny
a dalam
disertasi ini
Alip sebagai
peneliti
mengaitkan
manajemen
tenaga
keguruan
dalam
penelitianny
a. dan juga
objek yang
diteliti juga
berbeda.
F. Definisi Istilah
1. Manajemen Akuntabilitas
Upaya institusi pendidikan
dalam
Penelitian
akan
akuntabilitas
mutu
pelayanan
pembelajara
n dalam
konteks
meningkatka
n lulusan
dirasa layak
mengingat
meningkatny
a angka
penganggur
an lulusan
PT
merencanakan,
melaksanakan, mengukur serta melaporkan program yang
telah dijalankan dan hasil yang telah dicapai secara
periodik untuk dapat dievaluasi dan juga dimonitoring serta
dapat mengatasi problem yang terjadi.
2. Pelayanan Pembelajaran
Semua aspek yang berkaitan dengan layanan seperti
halnya
kemampuan
dosen
dalam
mengajar,
layanan
karyawan kepada mahasiswa, letak kampus yang strategis,
kemudahan
berkomunikasi
dengan
dosen,
informasi
16
mengenai perkuliahan yang akurat kepada stakeholder
sebagai pelanggan.
G. Sistematika Penulisan
Agar dalam penelitian ini dapat memperoleh gambaran
yang jelas dan menyeluruh, maka sistematika penulisannya
dapat dirinci sebagaimana berikut:
BAB I Pendahuluan, pada bab ini dipaparkan tentang: konteks
penelitian,
fokus
penelitian,
tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian, orisinalitas penelitian, dan definisi istilah. Dalam
hal ini untuk memberikan gambaran awal tentang kondisi akuntabilitas
akademik lembaga pendidikan tinggi,
BAB II Kajian pustaka, pada bab ini dipaparkan tentang kajian teori yang
meliputi: Konsep Akuntabilitas dalam dunia pendidikan, Konsep mutu
pelayanan pembelajaran. Bab ini bertujuan sebagai rujukan dalam membantu
peneliti dalam menyelesaikan bab selanjutnya
Bab III Mengemukakan metode penelitian, yang berisi tentang
pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, data dan
sumber data, pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan,
dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV Hasil penelitian, pada bab ini dipaparkan tentang hasil penelitian
yang meliputi tentang: latar belakang obyek penelitian, dan penyajian analisis
data, sehingga dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat di jadikan rujukan
bagi implementasi akuntabilitas mutu pelayanan pembelajaran yang ada di
Universitas Islam Negeri Maliki Malang khususnya pada Fakultas FITK dan
Fakultas Ekonomi.
17
Bab V Pada bab ini berisikan diskusi hasil penelitian tentang Manajemen
Akuntabilitas Mutu Pelayanan Pembelajaran di Universitas Islam Negeri
Maliki Malang khususnya pada Fakultas FITK dan Fakultas Ekonomi.
BAB VI Kesimpulan dan saran, pada bab ini dipaparkan tentang
kesimpulan
dari
hasil
penelitian
tentang
menerapkan
Manajemen
Akuntabilitas Mutu Pelayanan Pembelajaran, serta saran yang diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan di Perguruan
Tinggi lainnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Manajemen Pendidikan
1. Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan terdiri dari dua paduan kata yaitu manajemen
dan pendidikan. Secara sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan
sebagai manajemen yang diterapkan dalam bidang pendidikan dengan
spesifikasi dan ciri ciri khas yang berkaitan dengan pendidikan 7. Oleh
karena itu, pemahaman tentang manajemen pendidikan menuntut pula
pemahaman tentang manajemne secara utuh. Dari segi bahasa,
manajemen berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to
conduct or to carry on , to direct”. Dalam kamus Inggris-Indonesia, kata
manage diartikan “Mengurus, mengatur, mengelola, melaksanakan”(John
Echols)8. Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
manajmene diartikan “Proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran”. Adapun dari segi istilah, banyak ahli telah
memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berebda beda.
Seperti halnya pendapat yang dikemukakan oleh George R. Terry, Ia
mengartikan manajemen sebagai sebuah proses yang khas, yang terdiri
dari tindakan tindakan: Perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan,
dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya
7 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan. (Bandung : Pt Refika Aditama, 2013) Hlm 2
8 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan. Hlm 3
19
manusia serta sumber sumber lainnya.9 Dengan memperhatikan beberapa
pendapat diatas. jelas sekali bahwa terdapat perbedaan formulasi akan
tetapi memiliki prinsip yang sama yakni bahwa seluruh aktivitas yang
dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan
memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Oleh karena itu terdapat
beberapa prinsip yang menjadi benang merah dari pengetian maanejemen
yakni :
a. Manajemen merupakan suatu kegiatan
b. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak pihak lain
c. Kagiatan ini diarahkan untuk mencapai sebuah tujuan.
Setelah mengetahui pengetian manajemen, maka tampak jelas setiap
organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti perguruan tinggi akan
sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/ mengelola kerja sama
agar dapat mencapai pada tujuan pendidikan. Sehingga pengertian
manajemen dalam dunia pendidikan / manajemen pendidikan ialah sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mnegendalikan tenaga
pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan,
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
dan
mengembangkan
manusia10
seutuhnya. Engkoswara , mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai
suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana
menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam
9 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan...Hlm 6
10 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan...Hlm 13
20
mencapai tujuan yang telah disepakati bersama11. Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa manajemen pendidikan suatu bentuk penerapan
manajemen dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya
yang ada di dunia pendidikan dalam pencapaian tujuannya.
Pada dasarnya ajaran islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As
Sunnah juga Ijma’ ulama banyak mengajarkan tentang kehidupan yang
serba terarah dan teratur12. Pijakan ajaran islam tersebut tidak hanya
terarah pada ibadah yang besifat vertikal saja. akan etapi dalam sumber
agamaislam juga dijelaskan bagi umat manusia akan ibadah ibadah yang
sifatnya horisontal. Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat ini
sebenarnya bukan hal yang baru dalam perspektif islam. Manajemen itu
telah ada paling tidak ketika Allah menciptakan alam semesta beserta
isinya.
Unsur-unsur
manajemen
dalam
pembuatan
alam
serta
makhlukmakhluknya lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit.
Ketika Nabi Adam sebagai khalifah memimpin alam raya ini telah
melaksanakan unsur-unsur manajemen tersebut. Contoh kecil realisasi
manajemen seperti digambarkan oleh makhluk ciptaan Allah berupa
semut. Dalam menjalankan hidupnya semut termasuk diantara makhluk
yang sangat solid dan berkomitmen menjalankan roda kehidupannya
dengan menggunakan manajemen, tentunya versi semut. Keteraturan dan
komitmen semut dalam kinerjanya sangat solid dan penuh kepatuhan.
11 Engkoswara, Paradigma Manajemne Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah.
(Bandung: Yayasan Amal Keluarga) Hlm 2
12 Tanthowi, Jawahir. Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an. (Jakarta: Pustaka
Al Husna. 1983)
21
Manajemen sebagai
konektivitas suatu kegiatan yang melibatkan
beberapa pihak untuk dapat diarahkan mencapai suatu tujuan . Konsep
manajemen dalam islam menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen (alidarah) adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus
dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan dan bagaimana
mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa
pemborosn waktu dalam proses mengerjakannya13.
Menurut Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia, Prof KH
Ali Yafie, dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal
soleh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan
memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi
kesejahteraan bersama14. Dari ta’rif di atas memberi gambaran bahwa
manajemen merupakan kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk
mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan bekerja sama sesuai jobnya
masing-masing. Maka kebersamaan dan tujuan akhirlah yang menjadi
fokus utama.
2. Lingkup Manajemen Pendidikan
Lingkup manajemen pendidikan menggambarkan sudut pandang
terhadap manajemen pendidikan itu sendiri. Substansi yang menjadi
13 Effendy, Ek. Mochtar. Manajemen; Suatau Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam. Jakarta:
Bharata Karya Aksara. 1986
14 Zainarti, Manajemen Islami Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Iqra’ Volume 08 No.01 Mei, 2014
Hlm 49
22
lingkup manajemen pendidikan adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian meliputi pemantauan penilaian dan juga
pelaporan15. Adapun ruang lingkup manajemen pendidikan sebagai tugas
atau sebagai manajemen perguruan tinggi secara rinci sebagaimana
diungkapkan Engkoswara, dapat dilihat dalam tabel berikut16:
Perorangan
Garapan
Fungsi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengawasan
SDM
SB
SFD
TTP
Kelembagaan
Gambar diatas menunjukkan suatu kombinasi antara fungsi manajemen
(sudut pandang proses) dengan bidang garapan (sudut pandang substansi
kerja) yakni Sumber daya manusia (SDM), Sumber belajar (SB), dan
Sumber Fasilitas dan Dana (SFD) , sehingga tergambar apa yang sedang
dikerjakan dalam konteks manajemen pendidikan dalam upaya untuk
mencapai tujuan pendidikan secara Produktif
(TPP) baik untuk
perorangan maupun kelembagaan.
3. Fungsi Manajemen Pendidikan
Fungsi manajemen pendidikan pada prinsipnya sama dengan fungsi
manajemen secara umum. Dari sudut pandang lingkup, fungsi fungsi
manajemen pendidikan sama halnya dengan sudut pandang proses. Oleh
karena itu, fungsi manajemen pendidikan adalah sama dengan fungsi
manajemen secara umum.
15 Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008)
16 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan...Hlm 14
23
Dalam konteks peningkatan mutu pendidikan, fungsi fungsi
manajemen pendidikan sering menerapkan model siklus dari Deming
(Deming Cycle) yang terdiri dari17:
a. Plan (Merencanakan / perencanaan)
b. Do (Melaksanakan/pelaksanaan)
c. Check (Pengecekan/perbaikan)
d. Act (Penindaklanjutan)
Fungsi
fungsi
tersebut
merupakan
suatu
siklus
yang
berkesinambungan yang digambar sebagai berikut:
Plan
Actio
n
Do
Chec
k
Implikasinya
adalah
bahwa
dalam
manajemen
pendidikan
diperlukan upaya untuk melakukan perbaikan terus menerus dan
upaya ini pada dasarnya merupakan prinsip dasar dari manajemen
mutu termasuk manajemen mutu pendidikan yang telah menjadi
paradigma penting dalam membangun pendidikan. Meskipun
demikian, fungsi fungsi manajemen yang disampaikan oleh para
pakar tetap dapat bermanfaat dalam upaya mengelola pendidikan,
sesuai dengan konteks organisasi serta kultur organisasi yang ada,
karena secara esensial fungsi-fungsi yang dikemukakan para pakar
lebih bersifat saling melengkapi.
17 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan...Hlm 16
24
B. Konsep Akuntabilitas Pendidikan
1. Definisi Manajemen Akuntabilitas Pendidikan
Akuntabilitas yang lahir sebagai buah dari era reformasi, sejatinya
merupakan elemen penting bagi terciptanya aparatur negara yang bersih
dan transparan. Hampir seluruh instansi dan lembaga-lembaga pemerintah
di
Indonesia,
menekankan
pentingnya
fungsi
administrasi
kepemerintahan. Hadirya era reformasi, setidaknya memberikan harapan
baru dalam implementasi akuntabilitas di Indonesia.
Jika kita cermati, upaya pemerintah untuk menyelenggarakan
pemerintahan yang baik sudah terlihat. Hal ini ditandai dengan
dikeluarkannya Undang Undang (UU) Nomor 28 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN.
tersebut
juga
diuraikan
bagaimana
azas
Dalam UU
akuntabilitas
dalam
penyelenggaraan negara dan pengelolaan pemerintahan. Jika dikaji
dengan seksama dalam UU tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa untuk
mewujudkan suatu pemerintahan yang responsif, bebas KKN serta
berkinerja, kondisi akuntabilitas merupakan sufficient condition atau
kondisi yang harus ada.
Apabila berbicara akuntabilitas didunia pendidikan, merupakan
sebuah keharusan guna mengimbangi pelaksanaan akuntabilitas pada
instansi-instansi
sebagaian
pemerintah
lainnya.
Namun
pada
kenyataannya,
besar perguruan tinggi di Indonesia belum memahami dan
melaksanakan akuntabilitas pendidikan dengan efektif, saat ini sering
terjadi penyimpangan penggunaan anggaran yang berasal dari pemerintah
maupun masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya suatu manajemen yang
25
baik
terhadap
implementasi
akuntabilitas
pendidikan
agar
dapat
meningkatkan mutu dari pendidikan.
Manajemen berasal dari bahasa latin yakni dari kata manus yang
berarti tangan, dan a gere yang berarti melakukan, kemudian digabung
menjadi kata manager yang artinya menangani. Lalu diterjemah ke dalam
bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dan dalam bentuk
kata benda menjadi management. adapun dalam bahasa Indonesia menjadi
manajemen yang berarti pengelolaan18.
Secara umum, pengertian manajemen adalah merupakan sebuah
proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya19. Istilah manajemen mengacu kepada sebuah proses pelaksanaan
aktifitas yang untuk mencapai hasil yang efisien. Secara sederhana
manajemen merupakan sebuah strategi pemberdayaan potensi untuk
mengarah kepada sebuah sasaran dan tujuan.
Sedangkan definisi akuntabilitas telah dikemukakan oleh beberapa
ahli.
Dalam
accountability
bahasa
yang
Inggris
kata
diartikan
akuntabilitas
disebut
sebagai
“yang
dengan
dapat
dipertanggungjawabkan”. Akuntabilitas merupakan upaya peningkatan
dari rasa tanggung jawab – suatu yang lebih tinggi mutunya dari suatu
tanggung jawab sehingga memuaskan atasan. Dalam definisi lain
akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain, karena
18 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek Dan Riser Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
2008) Hlm 4
19 Ety Rochaety, Dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2006)
Hlm 4
26
kualitas performa / kinerja dalam menyelesaikan tugas yang menjadi
bidang garap dan tanggung jawabnya20. Berikut dibawah ini definisi
akuntabilitas yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
a. Menurut LAN, Akuntabilitas merupakan
menyampaikan
pertanggung
jawaban
atau
kewajiban
untuk
untuk
menjawab,
menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/ badan hukum/ pimpinan
kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan
untuk
meminta
keterangan
atau
pertanggung
jawaban21.
b. Menurut McAshan, akuntabilitas merupakan kondisi seseorang yang
dinilai oleh orang lain karena kualitas kinerjanya dalam menyelesaikan
tujuan yang menjadi tanggung jawabnya22.
c. Menurut Romzek & Ingraham, akuntabilitas dalam arti fundamental,
merujuk kemampuan memberi jawaban kepada seseorang, terkait
dengan kinerja yang diharapkan. Seseorang yang diberikan jawaban ini
tentu bukan orang biasa. Akan tetapi, ia haruslah memiliki legitimasi
untuk melakukan pengawasan dan mengharapkan kinerja dari yang
diawasinya23.
Berdasarkan beberapa definisi tentang akuntabilitas
sebagaimana
yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas merupakan
20Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 44
21Lembaga Administrasi Negara, Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. (Jakarta : Lembaga Administrasi Negara) Hlm 3
22Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 44
23Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 44
27
sistem yang saling berkeinambungan antara satu komponen dengan
komponen yang lain yang saling berkaitan secara sistematis sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas hasil kinerja dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan.
Moch Alip mengemukakan bahwa akuntabilitas pendidikan juga dapat
diartikan sebagai pertanggung jawaban atas keberhasilan proses belajar
mengajar dan perkembangan peserta didik dalam mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Pertanggungjawaban ini termasuk
adanya kesediaan untuk disalahkan tatkala terjadi kegagalan dalam proses
pendidikan tersebut. Singkatnya, akuntabilitas pendidikan merupakan
kesediaan memberikan keterangan kepada pihak-pihak yang memiliki hak
dan kewenangan untuk menanyakannya. Pihak-pihak yang berwenang ini
misalnya kepala dinas, walikota, BPKP, BPK dan stakeholders24.
Sementara dalam dunia Pendidikan Tinggi , akuntabilitas merupakan
pertanggung jawaban lembaga pendidikan tinggi negeri dalam hal ini
kepada pemerintah atau lembaga pendidikan swasta dalam hal ini pihak
yayasan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Merujuk pada definisi
tersebut maka harus ada sebuah proses pengelolaan yang baik di PT akan
dapat menjaga kepercayaan yang diberikan stakeholders kepada PT yang
bersangkutan.
Pertanggungjawaban penyelenggaraan perguruan tinggi merupakan
akumulasi dari keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsi
24Moch Alip. Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Tenaga Keguruan Untuk Sekolah
Menengah Kejuruan, Studi Multi Kasus Pada Univ. Merapi, Univ. Sindoro, Merbabu.( Disertasi :
Universitas Negeri Malang, 2003)
28
perguruan tinggi yang perlu disampaikan kepada publik/stakeholders.
Adapun akuntabilitas perguruan tinggi adalah perwujudan kewajiban
perguruan
tinggi
untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan
/
kegagalan pelaksanaan rencana perguruan tinggi dalam mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa manajemen akuntabilitas pendidikan merupakan kemampuan
penyelenggara pendidikan dalam mempertanggungjawabkan perencanaan,
pelaksanaan serta implementasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan kepada stakeholder.
2. Tujuan dan Manfaat Akuntabilitas Pendidikan
............Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 12 Tahun 2012
tentang pendidikan tinggi menyebutkan bahwa pendidikan tinggi sebagai
bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta
pembudayaan dam pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan25.
Sebagaimana instansi pemerintah lainnya, perguruan tinggi juga
memiliki kewajiban melaporkan akuntabilitasnya atas penyelenggaraan
dan pelaksanaan visi dan misi pendidikan baik kepada pemerintah dalam
hal ini dinas pendidikan dan juga kepada masyarakat.
25 Ishana Hanifah, Dkk. Himpunan Lengkap Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional.
(Jakarta:Saufa,2014)
29
Untuk menjamin terselenggaranya proses dan layanan pendidikan
yang berkualitas, diperlukan adanya sistem akuntabilitas kinerja
pendidikan yang baik. Kinerja PT merupakan hasil kerja yang dicapai
oleh seluruh sivitas akademika berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab yang diberikan oleh masyarakat dan pemerintah dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Hal ini juga disebutkan dalam UU Nomor
12 tahun 2012 pasal 78 tentang pendidikan tinggi. Dalam UU
menyatakan26:
(1)Akuntabilitas
Perguruan
Tinggi
merupakan
bentuk
pertanggungjawaban Perguruan Tinggi kepada masyarakat yang terdiri
dari akuntabilitas akademik dan akuntabilitas nonakademik. (2)
Akuntabilitas Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib diwujudkan dengan pemenuhan standar nasional pendidikan
tinggi. (3) Akuntabilitas perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui sistem pelaporan tahunan. (4) Pelaporan
tahunan akuntabilitas perguruan tingi dipublikasikan kepada
masyarakat.(5) Sistem pelaporan tahunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan. Untuk menjamin terselenggaranya proses dan layanan
pendidikan yang berkualitas, diperlukan adanya sistem akuntabilitas
kinerja perguruan tinggi yang baik.
....Menurut Slamet tujuan utama akuntabilitas pendidikan di perguruan
tinggi adalah mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja perguruan
tinggi sebagai salah satu syarat untuk terciptanya perguruan tinggi yang
baik dan terpecaya. selain itu, tujuan akuntabilitas adalah menilai kinerja
perguruan tinggi dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
pendidikan
yang
diselenggarakan
oleh
perguruan
tinggi
untuk
mengikutsertakan masyarakat dalam pengawasan pelayanan pendidikan
26
Ishana Hanifah, Dkk. Himpunan Lengkap Undang Undang Sistem Pendidikan
Nasional....Hlm 278
30
dan untuk mempertanggung jawabkan komitmen pelayanan pendidikan
kepadaa masyarakat27.
Menurut ahli pendidikan, akuntabilitas tujuan utamanya adalah
mendorong tumbuh dan berkembangnya akuntabilitas kinerja perguruan
tinggi, sebagai salah satu prasyarat perguruan tinggi yang baik dan
terpecaya. penyelenggara perguruan tinggi harus memahami bahwa
mereka mempertanggung jawabkan hasil kerja kepada masyarakat
pengguna layanan28.
Yang lebih penting lagi, tujuan akuntabilitas
pendidikan adalah untuk menilai kinerja perguruan tinggi dan kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang telah diselenggarakan
oleh perguruan tinggi, untuk mengikutsertakan dalam pengawasan
layanan pendidikan dan untuk mempertanggung jawabkan komitmen
perguruan tinggi dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada
masyarakat29.
Manfaat lain dari akuntabilitas pendidikan adalah mampu membatasi
ruang gerak terjadinya perubahan dan pengulangan dan revisi
perencanaan. Sebagai alat kontrol, akuntabilitas memberikan kepastian
pada aspek aspek penting perencanaan, antara lain30:
a. Tujuan dan Kinerja yang ingin dicapai
b. Program atau tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan
c. Cara atau performan pelaksanaan dalam mengerjakan tugas
27 Slamet Ph, Karakteristik Kepala Sekolah Yang Tangguh.” Jurnal Pendidikan, Jilid 3 No 5
Tahun 2000 Hlm 21
28Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 69
29 Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 70
30 Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 70
31
d. Alat dan Metode yang sudah jelas, dana yang dipakai dan lama
bekerja yang semuanya telah tertuang dalam bentuk alternatif
penyelesaian yang sudah pasti
e. Lingkungan perguruan tinggi tempat program dilaksanakan
f. Insentif terhadap pelaksana sudah ditentukan secara pasti.
Pelaksanaan akuntabilitas yang baik, merupakan salah satu prasyarat
bagi Perguruan Tinggi untuk mewujudkan aspirasi stakeholders.
Akuntabilitas sebagai bentuk pertanggungjawaban yang diberikan oleh
lembaga pendidikan secara objektif dan transparan merupakan informasi
yang sangat berharga bagi orang tua, masyarakat maupun pemerintah
yang dapat meningkatkan kredibitas lembaga sehingga pada gilirannya
akan tumbuh atau peran serta stakeholder dalam penyelenggaraan
pendidikan.
3. Siklus Akuntabilitas Pendidikan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas
kinerja Instansi Pemerintah, menyebutkan bahwa setiap instansi
pemerintah di Indonesia harus menerapkan sistem akuntabilitas. Inpres
tersebut juga menyebutkan bahwa akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah,
untuk
mempertanggung
jawabkan
keberhasilan
atau
kegagalan
pelaksanaan misi organisasi, dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan, melalui pertanggungjawaban secara periodik31. Menurut
Sjahruddin (2003) siklus akuntabilitas kinerja instansi pemerintah itu
31 Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 72
32
berlandaskan pada konsep manajemen berbasis kinerja. Adapun tahapan
dalam siklus manajemen berbeasis kinerja adalah sebagai berikut32:
a. Penetapan perencanaan strategik yang meliputi penetapan visi dan
misi organisasi serta strategic performance objectives.
b. Penetapan ukuran ukuran kinerja atas perencanaan stratejik yang telah
ditetapkan kemudian diikuti dengan pelaksanaan kegiatan organisasi.
c. Pengumpulan data kinerja (termasuk proses pengukuran kinerja )
menganalisisnya, mereviu dan melaporkan data tersebut
d. Manajemen organisasi menggunakan data yang dilaporkan tersebut
untuk mendorong perbaikan kinerja, seperti melakukan perubahan
perubahan dan koreksi koreksi dan atau melakukan penyelarasan
(fine-tuning) atas kegiatan organisasi. ketika proses perubahan,
koreksi, dan penyelarasan yang dibuuhkan telah ditetapkan, maka
siklus akan berulang lagi.
Adapun skema mengenai siklus Manajemen Berbasis Kinerja menurur
Sjahruddin Rasul dapat dilihat sebagai berikut33:
32 Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 72
33 Sjahruddin Rasul, Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja Dan Anggaran Dalam
Perspekti
PELAYANAN PEMBELAJARAN PERGURUAN TINGGI
Studi Multi Situs di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
dan Universitas Islam Malang (UNISMA)
MIFTACHUL CHUSNIA
NIM. 14710015
Dr. H. Sugeng Listyo Prabowo
19695262000031002
Dr. H. Mulyono, MA
19660626200501003
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2018
ABSTRAK
Chusnia, Miftachul. 2018. Akuntabilitas Mutu Pelayanan Pembelajaran di
Perguruan Tinggi (Studi Multi Situs di Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang dan Universitas Islam Malang
(UNISMA). Pembimbing: (1) Dr. H. Sugeng Listyo Prabowo (2) Dr. H.
Mulyono, M.A.
Kata Kunci : Akuntabilitas, Mutu Pelayanan Pembelajaran.
Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
tinggi memiliki otonomi dalam mengelola sendiri lembaganya. Dalam mengelola
PT, prinsip yang digunakan adalah salah satunya akuntabilitas sebagai wujud
pertanggungjawaban atas penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu dan
kompetensi lulusan. Namun kenyataannya, untuk menyelenggarakan pendidikan
bermutu dan menghasilkan kompetensi lulusan, PT masih belum mencapai target.
Sebagai solusinya maka diperlukan manajemen akuntabilitas sebagai wujud
pertanggungjawaban atas mutu pelayanan pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Adapun tujuan penelitian ini, pertama mendekripsikan proses menetapkan
standar mutu pelayanan pembelajaran di fakultas FITK dan FE UIN Malang.
Kedua, mendeskripsikan pelaksanaan pemenuhan standar mutu pelayanan
pembelajaran. Ketiga, Mendeskripsikan cara mengkur standar mutu pelayanan
pembelajaran. Keempat, upaya melaporkan kinerja pelayanan pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan penelitian metode kualitatif berjenis multi
kasus. Pengumpulan datanya dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi yang semuanya menjawab permasalahan penelitian tekait judul
Manajemen Akuntabilitas Mutu Pelayanan Pembelajaran Perguruan Tinggi.
Adapun informan penelitian adalah Ketua LPM beserta jajarannya. Dekan
Fakultas FITK dan FE, Wakil dekan bidang kemahasiswaan dan akademik, dosen
dan juga mahasiswa.
Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa temuan
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI....................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian ...........................................................1
B. Fokus Penelitian ..............................................................8
C. Tujuan Penelitian..............................................................9
D. Manfaat Penelitian..........................................................10
E. Orisinalitas Penelitian .....................................................11
F. Definisi Istilah.................................................................15
G. Sistematika Penulisan.....................................................16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen Pendidikan ......................................18
1. Pengertian Manajemen Pendidikan ..........................18
2. Lingkup Manajemen Pendidikan ...............................22
3. Fungsi Manajemen Pendidikan .................................23
B. Konsep manajemen akuntabilitas pendidikan ................24
1. Definisi Manajemen Akuntabilitas Pendidikan .........24
2. Tujuan dan Manfaat Akuntabilitas Pendidikan .........29
3. Siklus Akuntabilitas Pendidikan.................................32
4. Prinsip Prinsip Baru Akuntabilitas Pendidikan ...........36
C. Mutu Pelayanan Penddikan PerguruanTinggi..................38
1. Mutu Pelayanan Pembelajaran Saat ini.....................38
2. Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia......................41
3. Manajemen
Akuntabilitas
Mutu
Pelayanan
Pembelajaran.............................................................43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.....................................47
3
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Lokasi dan Subjek Penelitian...........................................50
Kehadiran Peneliti...........................................................51
Data dan Sumber Data...................................................52
Teknik Pengumpulan Data...............................................54
Teknik Analisis Data........................................................58
Pengecekan Keabsahan Data..........................................60
Tahap tahap penelitian....................................................62
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program
magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi
dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengacu
pada UU No 12 Tahun 2012, Pendidikan Tinggi sebagai bagian dari sistem
pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa dan memajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menerapkan nilai
humaniora sebagai bentuk pembudayaan dn pemberdayaan bangsa Indonesia.
Untuk mewujudkan daya saing bangsa diperlukan pendidikan tinggi yang
mampu
mengembangkan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
sehingga
menghasilkan ilmuwan dan berguna untuk kepentingan bangsa.
D. Kalobs (1998) menyatakan bahwa faktor determinan yang paling
menentukan rendah tidaknya kualitas perguruan tinggi terletak pada
manajemen
perguruan
tinggi1.
Manajemen
perguruan
tinggi
adalah
kemampuan mengelola perguruan tinggi secara integral dan menyeluruh
dengan mengoptimalkan alokasi dan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki
perguruan tinggi. Selain itu, paradigma baru pengelolaan perguruan tinggi
1 Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi. (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,
20090) Hlm Xi
1
2
(PT) dalam rangka menghadapi tantangan globalisasi dan otonomi adalah
otonomi PT, mutu pendidikan tinggi dan akuntabilitas2.
Apabila berbicara terkait mutu Perguruan Tinggi, nyatanya kualitas
pembelajaran dan kemahasiswaan perguruan tinggi belum mencapai target.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan pada tahun 2014 menyatakan
bahwa akuntabilitas akademik lembaga pendidikan tinggi semakin tahun
semakin menurun. Hal ini disebabkan carut marutnya kualifikasi pendidikan.
Selain alasan tuntutan paradigma baru pendidikan global di atas, secara
internal, kualitas pendidikan di Indonesia sendiri, terutama pendidikan tinggi
memiliki disparitas yang sangat tinggi. Antara lulusan S1 program studi satu
dengan yang lain tidak memiliki kesetaraan kualifikasi, bahkan pada lulusan
dari program studi yang sama. Selain itu, tidak juga dapat dibedakan antara
lulusan pendidikan jenis akademik, dengan vokasi dan profesi 3. Kondisi ini
semakin nyata dibuktikan dengan banyaknya lulusan yang bekerja tidak sesuai
dengan bidangnya.
Tidak hanya itu, Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Tahun 2015
menyatakan bahwa untuk sasaran meningkatnya kualitas pembelajaran dan
kemahasiswaan pendidikan tinggi, dari delapan indikator kinerja, dua
indikator kinerja belum mencapai target dan enam indikator kinerja mencapai
2Heni Sukrisno, Akuntabilitas Mutu Pelayanan Perguruan Tinggi. (Surabaya : Univ. Wijaya
Kusuma) Hlm 81
3Tim Kurikulum Dan Pembelajaran Direktorat Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan,
Buku
Kurikulum
Pendidikan Tinggi. (Jakarta, 2014) Hlm 1-4
3
target. Indikator kinerja yang belum mencapai target tersebut adalah
Persentase lulusan bersertifikat kompetensi dan Jumlah Prodi terakreditasi
unggul. Sedangkan indikator kinerja yang mencapai target adalah Angka
Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi, Jumlah mahasiswa yang
berwirausaha, Jumlah mahasiswa peraih medali emas tingkat nasional dan
internasional, Persentase lulusan yang langsung bekerja, Jumlah LPTK yang
meningkat mutu penyelenggaraan pendidikan akademik, dan Jumlah calon
pendidik mengikuti Pendidikan Profesi Guru, sebagaimana terlihat pada
Grafik berikut ini4.
afik 1.1 Capaian Kinerja Sasaran
Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi
Apabila ditarik benang merah,
Meningkatnya
Kualitas
Pembelajaran
Gr
dan
beberapa permasalahan yang dialami
perguruan tinggi saat ini5 adalah Pertama adalah kualitas pendidikan tinggi
yang masih relatif rendah, baik dalam konteks institusi (Perguruan Tinggi)
maupun program studi yang diindikasikan oleh mayoritas Perguruan Tinggi
hanya berakreditasi C dan masih sangat sedikit yang berakreditasi A atau B.
4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Tahun 2015
5
4
Kedua, untuk meningkatkan akses mahasiswa belajar di Perguruan Tinggi,
banyak Perguruan Tinggi yang masih kekurangan gedung belajar, fasilitas dan
peralatan penelitian.
Ketiga, pembelajaran dan kemahasiswaan. Permasalahan pokok yang
mengemuka adalah akses ke layanan pendidikan tinggi belum merata.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2015 Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi, Kelompok masyarakat miskin tidak mampu menjangkau
layanan pendidikan tinggi karena kesulitan ekonomi dan terhambat oleh
ketiadaan biaya.
Keempat, angka pengangguran terdidik masih cukup tinggi yang
mengindikasikan bahwa relevansi dan daya saing pendidikan tinggi masih
rendah dan ketidakselarasan antara Perguruan Tinggi dan dunia kerja.
Pengangguran terdidik memberi indikasi bahwa program-program studi yang
dikembangkan di Perguruan Tinggi mengalami kejenuhan karena peningkatan
jumlah lulusan tidak sebanding dengan pertumbuhan pasar kerja. Bagi lulusan
Perguruan Tinggi yang terserap di pasar kerja, sebagian besar (60%) bekerja
di bidang pekerjaan yang termasuk kategori white collar jobs (manajer,
profesional) yang menuntut keahlian/keterampilan tinggi dan penguasaan
ilmu khusus (insinyur, dokter, guru). Namun, sebagian dari mereka (30%)
juga ada yang bekerja di bidang pekerjaan yang bersifat semi terampil (tenaga
administrasi, sales) bahkan ada juga yang berketerampilan rendah sehingga
harus bekerja di bagian produksi (blue-collar jobs).
5
Gejala ini memberi gambaran bahwa kurikulum yang dikembangkan di
Perguruan Tinggi kurang relevan dan tidak sesuai dengan kebutuhan dunia
usaha atau dunia industri.Perguruan Tinggi juga belum sepenuhnya dapat
melahirkan lulusan-lulusan berkualitas yang memiliki daya saing mumpuni.
Di Indonesia, perguruan tinggi (khususnya PTN) dikelola dalam
lingkungan birokrasi pemerintahan dengan ketergantungan yang sangat tinggi
terhadap anggaran pemerintah. Dengan kata lain, peningkatan daya saing PT
dilakukan dengan menggunakan strategi, prosedur dan akuntabilitas yang
umum berlaku dalam birokrasi pemerintahan.
Dari perspektif fungsional, akuntabilitas dilihat sebagai suatu tingkatan
dengan lima tahap yang berbeda yang diawali dari tahap yang lebih banyak
membutuhkan ukuran-ukuran obyektif (legal compliance) ke tahap yang
membutuhkan lebih banyak ukuran-ukuran subyektif . Tahap-tahap tersebut
adalah6:
1. Probity
and
legality
accountability
Hal
ini
menyangkut
pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai dengan anggaran yang telah
disetujui dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(compliance).
2. Process accountability Dalam hal ini digunakan proses, prosedur, atau
ukuran-ukuran dalam melaksanakan kegiatan yang ditentukan (planning,
allocating and managing).
3. Performance accountability Pada level ini dilihat apakah kegiatan yang
dilakukan sudah efisien (efficient and economy).
4. Program accountability Di sini akan disoroti penetapan dan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan tersebut (outcomes and effectiveness).
6 Arja Sadjiarto, Akuntabilitas Dan Pengukuran Kinerja Pemerintahan. Jurnal Akuntansi &
Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 138 – 150 hlm 140
6
5. Policy accountability Dalam tahap ini dilakukan pemilihan berbagai
kebijakan yang akan diterapkan atau tidak (value).
Berbicara terkait Akuntabilitas, dalam pengelolaan sebuah perguruan
tinggi merupakan hal yang sangat penting dalam keberlangsungan PT untuk
memperoleh kepercayaan dari orang tua, pemerintah, para pekerja dan
masyarakat terhadap penyelenggaraan PT. Sehubungan dengan ini, masyarakat
mempunyai hak untuk mengetahui bagaimana universitas mempertahankan
dan memonitor mutu dari kegiatannya, apa ukuran ukuran yang digunakan
untuk mengidentifikasi dan bagaimana mengatasi kemungkinan inefisiensi,
serta sejauh mana universitas dapat memberikan respon mengenai kebutuhan
masyarakat yang berubah ubah. Hal ini dikarenakan PT harus dapat secara
eksplisit meyakinkan para pelanggannya bahwa pelayanan akademik
(pendidikan, riset, pengabdian masyarakat) yang dihasilkan benar benar
bemutu.
Memperhatikan uraian yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk
mengkaji
dan
mendalami
manajemen
akuntabilitas
mutu
pelayanan
pembelajaran pada Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
khususnya pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dan Fakultas
Ekonomi (FE). Fokus penelitian ini adalah manajemen akuntabilitas mutu
terhadap mutu pelayanan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap
sejauhmana
manajemen
akuntabilitas
mutu
pelayanan
pembelajaran di FITK dan FE dalam meningkatkan kualitas lulusan
bersertifikat dan juga menyiapkan tenaga profesi. Lulusan yang dimaksud
adalah lulusan menjadi profesi guru, dosen atau pakar pendidikan pada FITK,
7
lulusan berprofesi manajer bank, konsultan manajemen, akuntan publik pada
FE. Di samping itu juga bertujuan untuk mengungkap bagaimana upaya
peningkatan akuntabilitas mutu pelayanan.
Sedangkan alasan pemilihan latar penelitian dikarenakan UIN Malang
menerapkan budaya akademik yang merupakan sintesis antara tradisi
universitas dan pesantren. Sebagaimana telah tercantum dalam Statuta
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Nomor 137 Tahun 2008, Universitas
ini memiliki visi menjadi universitas islam termuka dalam penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran, penelitan dan pengabdian kepada masyarakat
untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kedalaman spiritual, keluhuran
akhlak, keluasan ilmu, dan kematanagan prefesional, dan menjadi pusat
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bernfaskan islam
serta menjadi penggerak kemajuan masyarakat. Melalui model pendidikan
semacam ini merupakan bentuk pelayanan dan penghargaan kepada penggali
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang
bercirikan Islam sehingga diharapkan akan lahir lulusan yang berpredikan
ulama yang intelek profesional dan atau intelek profesional yang ulama. Oleh
sebab itu tidak menjadi hal yang mengejutkan bila keputusan Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No 032 tentang Nilai dan Peringkat
Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi menyatakan bahwa Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Terakreditasi dengan nilai 364
Peringkat A.
Selain itu, alasan peneliti menjadikan FITK dan FE sebagai latar penelitian
dikarenakan guna mewujudkan sistem manajemen yang akuntabel sebagai
8
salah satu prinsip pertanggung-jawaban dekan atas penyelenggaraan institusi,
fakultas tersebut telah membentuk sistem monitoring dan evaluasi internal dan
eksternal dalam sertifikasi ISO 9001-2008. Dari alasan inilah yang
menjadikan UIN Malang sebagai latar penelitian sebagai Pendidikan Tinggi
yang memiliki layanan prima dan perkembangan PT yang semakin maju.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks
penelitian
yang
telah
diuraikan
sebelumnya, maka peneliti dapat memfokuskan penelitian ini
pada manajemen akuntabilitas mutu pelayanan pembelajaran
khususnya dalam meningkatkan kualitas lulusan di setiap
fakultas. Dari fokus penelitian tersebut kemudian dijabarkan
menjadi
sub-fokus
agar
lebih
dirumuskan berikut:
1. Bagaimana
menetapkan
operasional
standar
sebagaimana
mutu
pelayanan
pembelajaran di FITK dan FE Universitas Islam Negeri
Maliki Malang?
2. Bagaimana pelaksanaan
pemenuhan
standar
mutu
pelayanan pembelajaran di FITK dan FE Universitas Islam
Negeri Maliki Malang?
3. Bagaimana mengukur standar mutu pelayanan pembelajaran di di FITK
dan FE Universitas Islam Negeri Maliki Malang?
4. Bagaimana melaporkan kinerja pelayanan pembelajaran di
FITK dan FE Universitas Islam Negeri Maliki Malang?
C. Tujuan Penelitian
Dari fokus penelitian tersebut maka tujuan penelitian ini
adalah:
9
1. Mendeskripsikan
proses
menetapkan
standar
mutu
pelayanan pembelajaran di FITK dan FE Universitas Islam
Negeri Maliki Malang
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pemenuhan standar mutu
pelayanan pembelajaran di FITK dan FE Universitas Islam
Negeri Maliki Malang.
3. Mendeskripsikan cara mengukur standar mutu pelayanan pembelajaran di
di FITK dan FE Universitas Islam Negeri Maliki Malang.
4. Mendeskripsikan upaya melaporkan kinerja pelayanan
pembelajaran di FITK dan FE Universitas Islam Negeri
Maliki Malang.
D. Manfaat Penelitian
Dengan
adanya
penelitian
tentang
manajemen
akuntabilitas mutu pelayanan pembelajaran di FITK dan FE
UIN Malang,
memberikan
secara
maka peneliti berharap penelitian ini dapat
manfaat
umum
dan
bagi
bagi
kemajuan
ilmu
pengembangan
pengetahuan
Manajemen
Pendidikan Islam secara khusus. Penelitian yang penulis
lakukan
berusaha
mendapatkan
temuan
baru
dan
komprehensif. Dari penemuan tersebut dapat mengungkap
bagaimana idealnya meningkatkan mutu perguruan tinggi
dengan manajemen akuntabilitas layanan akademik yang
dilihat dari aspek perencanaan, pola (implementasi) dan juga
dampak dari implementasi.
10
1. Manfaat teoritis
a. Secara teoritis,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya
manajemen
pendidikan
dalam
manajemen
akuntabilitas layanan akademik dalam meningkatkan
mutu perguruan tinggi.
b. Menemukan temuan baru yang berkaitan dengan
manajemen
pendidikan
dalam
manajemen
akuntabilitas layanan akademik dalam meningkatkan
mutu perguruan tinggi.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan gambaran yang menyeluruh bagi para
middle
manager
pendidikan
layanan
yang
tentang
akademik
arti
berkecimpung
pentingnya
dalam
di
dunia
akuntabilitas
meningkatkan
mutu
perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi islam.
b. Bagi praktisi pendidikan, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan problem solving atas permasalahan
yang di alami lembaga pendidikan terkait peningkatan
mutu suatu lembaga pendidikan.
c. Hasil penelitian diharapkan dapat mendeskripsikan
serta
menganalisis
sehingga
dapat
dari
dijadikan
segi
teori
sumber
serta
rujukan
aplikasi
dalam
meningkatkan mutu suatu lembaga di perguruan tinggi
11
E. Orisinalitas Penelitian
Penelitian yang bertajuk pada manajemen akuntabilitas
mutu pelayanan pembelajaran di perguruan tinggi pernah
diteliti sebelumnya. Akan tetapi titik fokus yang diteliti pada
penelitian ini masih relatif baru. Hal ini dapat diketahui dari
hasil
penelusuran
peneliti
dalam
mengakaji
penelitian-
penelitian terdahulu.
Berikut hasil penelitian terdahulu yang berhasil ditelusuri
peneliti, antara lain:
1. Heni Sukrisno, 2008. “Hubungan Antara Responsibilitas Manajemen
Akuntabilitas Mutu Pelayanan, Budaya Mutu, Pembelajaran Organisasi,
Kinerja Tim dengan Keefektifan Sistem Penjaminan Mutu pada
Universitas Swasta di Surabaya”, (Disertasi:Universitas Negeri Malang).
Hasil penelitian Heni Sukrisno menunjukkan bahwa semakin tinggi
akuntabilitas maka semakin tingggi pula efektivitas penjaminan mutu dan
diikuti makin tingginya organisasi pembelajaran.
2. Aisah Yuniarti, 2014. “Manajemen layanan akademik di SMA Islam
Terpadu MusykaAl- Anwar dan SMA 2 Darul Ulum Jombang”
(Disertasi:Universitas
Islam
Negeri
Malang).
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sekolah yang melakukan pegelolaan layanan
akademik yang didasari pada nilai nilai islam berupa tidak membeda –
beakan siswa , ramah, efektif dan efisien. (1) serta memenuhi standar
sarana dan prasarana minimal layanan, mengembangkan kurikulum yang
inovatif , guru yang kreatif dan fleksibel dalam proses belajar mengajar ,
12
pelayanan administrasi yang cepat mudah, guru dan karyawan memakai
prinsip bekerja adalah ibadah, meemnuhi standar layanan yang
diharapkan pelanggan.
3. Heni Sukrisno. “Akuntabilitas Mutu Pelayanan Perguruan Tinggi.
(Jurnal:Universitas Wijaya Kusuma Surabaya). Dari hasil jurnal yang
telah diteliti oleh Heni Sukrisno, apabila ditinjau dari pola peningkatan
mutu pelayanan akademik terlihat bahwa ketiga fakultas (FK, FH, FBS)
yang ada di Universitas Janur Kuning memiliki kesamaan dalam polanya
yaitu alngkah langkah dalam upaya melakukan peningkatan mutu
pelayanan akademiknya yakni dengan membentuk unit penjaminan mutu,
mengadakan pelatihan dalam peningkatan keterampilan dan kompetendi
di bidangnya, mendorong peningkatan jabatan akademik, melakukan
pengembangan kurikulum, melakukan perbaikan jadwal kegiatan
pelajaran dan ujian, melakukan kegiatan kegiatan yang melibatkan para
dosen , mahasiswa dan juga karyawan.
4. Alip, M. 2003. Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Tenaga Keguruan
Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, Studi Multi Kasus Pada Univ.
Merapi, Univ. Sindoro, Merbabu. Disertasi : Universitas Negeri Malang.
Hasil penilitan Alip menunjukkan bahwa ada variasi pemahaman
pengelola LPTK terteliti terhadap konsep akuntabilitas, namun hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
adanya
akuntabilitas
manajemen
pendidikan tenaga keguruan mampu menghasilkan calon guru yang
memenuhi kepentingan penyelenggara SMK Teknik.
13
Adapun persamaan, perbedaan serta originalitas penulis tunjukkan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian ini dengan
Penelitian Terdahulu
N
o
1.
2.
Judul Penelitian
Persamaan
Heni Sukrisno, 2008.
“Hubungan Antara
Responsibilitas
Manajemen
Akuntabilitas Mutu
Pelayanan, Budaya
Mutu, Pembelajaran
Organisasi, Kinerja Tim
dengan Keefektifan
Sistem Penjaminan Mutu
pada Universitas Swasta
di Surabaya”,
(Disertasi:Universitas
Negeri Malang).
Persamaan
penelitian yang
dilakukan
peneliti dengan
peneliti
sebelumnya
dalam hal ini
Heni Sukrisno
yakni sama
sama meneliti
akan
akuntabilitas
sebuah mutu
pelayanan
Aisah Yuniarti, 2014.
“Manajemen layanan
akademik di SMA Islam
Terpadu MusykaAlAnwar dan SMA 2 Darul
Ulum Jombang”
(Disertasi:Universitas
Islam Negeri Malang).”.
Persamaan
penelitian yang
dilakukan
peneliti dengan
peneliti
sebelumnya
dalam hal ini
Aisah Yuniarti
adalah sama
sama meniliti
terkait sebuah
layanan
akademik
Orisinalitas
Penelitian
Sedangkan
Dalam
perbedaanny kaitan ini
a adalah ini
apabila
mengaitkan
semakin
hubungan
tinggi
antara
akuntabilitas
responsibilita maka
s
semakin
manajemen, tinggi
akuntabilitas, keeektifan
budaya
LPM,
mutu,
sedangkan
pembelajara dalam
n organisasi, penelitian ini
dan juga
bagaimana
kinerja tim
melaporkan
dengan
atas mutu
keefektifan
pelayanan
sistem
pembelajara
penjaminan
n di FK
mutu.
tersebut
Sedangkan
Pada
perbedaan
penelitian ini
penelitian ini hanya
adalah
sampai pada
apabila
tahap
penelitian ini bagaimana
memfokuska manajemen
n layanan
pelayanan
akademik,
yang ada di
akan tetapi
SMA
penelitian ini tersebut,
memfokuska sedangkan
n
pada
Perbedaan
14
3.
Heni
Sukrisno.
“Akuntabilitas
Mutu
Pelayanan
Perguruan
Tinggi.(Jurnal:
Universitas
Wijaya
Kusuma Surabaya)
Persamaan
penelitian yang
dilakukan
peneliti dengan
peneliti
sebelumnya
dalam hal ini
Heni Sukrisno
yakni sama
sama meneliti
akan
akuntabilitas
sebuah mutu
pelayanan
diperguruan
tinggi
akuntabilitas
dalam
sebuah
layanan
akademik.
pada
penelitian ini
juga
perbedaanny
a juga objek
yang teliti
berbeda.
apabila
penelitian
terdahulu
meneliti
layanan
akademik di
sekolah
menengah
atas
sedangkan
penelitian ini
pada sebuah
perguruan
tinggi islam.
Sedangkan
perbedaanny
a adalah
dalam
penelitian
ini, peneliti
ingin
mengaitkan
manajemen
dalam
sebuah
akuntabilitas
yang
diataranya
(POAC dalam
mempertang
gung
jawabkan
penyelengga
penelitian
ini, peneliti
tidak hanya
mengunggka
p
bagaiamana
manajemen
layanannya
saja akan
tetapi
manajemen
akuntabilitas
nya
Dilihat dari
aspek Tri
Dharma PT,
Maka
peneliti pada
penelitian
terdahulu
mengungkap
pelayanan
atas 3
aspek.Akan
tetapi pada
penelitian ini
hanya pada
aspek
pendidikan
dan
pengajaran
saja.
15
4.
Alip,
M.
2003.
Akuntabilitas
Manajemen Pendidikan
Tenaga Keguruan Untuk
Perguruan
tinggi
Menengah
Kejuruan,
Studi Multi Kasus Pada
Univ. Merapi, Univ.
Sindoro,
Merbabu.
Disertasi : Universitas
Negeri Malang
Persamaan
penelitian yang
dilakukan
peneliti dengan
peneliti
sebelumnya
dalam hal ini
Alip yakni sama
sama meneliti
akan
akuntabilitas.
ran PT)
Sedangkan
perbedaanny
a dalam
disertasi ini
Alip sebagai
peneliti
mengaitkan
manajemen
tenaga
keguruan
dalam
penelitianny
a. dan juga
objek yang
diteliti juga
berbeda.
F. Definisi Istilah
1. Manajemen Akuntabilitas
Upaya institusi pendidikan
dalam
Penelitian
akan
akuntabilitas
mutu
pelayanan
pembelajara
n dalam
konteks
meningkatka
n lulusan
dirasa layak
mengingat
meningkatny
a angka
penganggur
an lulusan
PT
merencanakan,
melaksanakan, mengukur serta melaporkan program yang
telah dijalankan dan hasil yang telah dicapai secara
periodik untuk dapat dievaluasi dan juga dimonitoring serta
dapat mengatasi problem yang terjadi.
2. Pelayanan Pembelajaran
Semua aspek yang berkaitan dengan layanan seperti
halnya
kemampuan
dosen
dalam
mengajar,
layanan
karyawan kepada mahasiswa, letak kampus yang strategis,
kemudahan
berkomunikasi
dengan
dosen,
informasi
16
mengenai perkuliahan yang akurat kepada stakeholder
sebagai pelanggan.
G. Sistematika Penulisan
Agar dalam penelitian ini dapat memperoleh gambaran
yang jelas dan menyeluruh, maka sistematika penulisannya
dapat dirinci sebagaimana berikut:
BAB I Pendahuluan, pada bab ini dipaparkan tentang: konteks
penelitian,
fokus
penelitian,
tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian, orisinalitas penelitian, dan definisi istilah. Dalam
hal ini untuk memberikan gambaran awal tentang kondisi akuntabilitas
akademik lembaga pendidikan tinggi,
BAB II Kajian pustaka, pada bab ini dipaparkan tentang kajian teori yang
meliputi: Konsep Akuntabilitas dalam dunia pendidikan, Konsep mutu
pelayanan pembelajaran. Bab ini bertujuan sebagai rujukan dalam membantu
peneliti dalam menyelesaikan bab selanjutnya
Bab III Mengemukakan metode penelitian, yang berisi tentang
pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, data dan
sumber data, pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan,
dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV Hasil penelitian, pada bab ini dipaparkan tentang hasil penelitian
yang meliputi tentang: latar belakang obyek penelitian, dan penyajian analisis
data, sehingga dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat di jadikan rujukan
bagi implementasi akuntabilitas mutu pelayanan pembelajaran yang ada di
Universitas Islam Negeri Maliki Malang khususnya pada Fakultas FITK dan
Fakultas Ekonomi.
17
Bab V Pada bab ini berisikan diskusi hasil penelitian tentang Manajemen
Akuntabilitas Mutu Pelayanan Pembelajaran di Universitas Islam Negeri
Maliki Malang khususnya pada Fakultas FITK dan Fakultas Ekonomi.
BAB VI Kesimpulan dan saran, pada bab ini dipaparkan tentang
kesimpulan
dari
hasil
penelitian
tentang
menerapkan
Manajemen
Akuntabilitas Mutu Pelayanan Pembelajaran, serta saran yang diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan di Perguruan
Tinggi lainnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Manajemen Pendidikan
1. Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan terdiri dari dua paduan kata yaitu manajemen
dan pendidikan. Secara sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan
sebagai manajemen yang diterapkan dalam bidang pendidikan dengan
spesifikasi dan ciri ciri khas yang berkaitan dengan pendidikan 7. Oleh
karena itu, pemahaman tentang manajemen pendidikan menuntut pula
pemahaman tentang manajemne secara utuh. Dari segi bahasa,
manajemen berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to
conduct or to carry on , to direct”. Dalam kamus Inggris-Indonesia, kata
manage diartikan “Mengurus, mengatur, mengelola, melaksanakan”(John
Echols)8. Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
manajmene diartikan “Proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran”. Adapun dari segi istilah, banyak ahli telah
memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berebda beda.
Seperti halnya pendapat yang dikemukakan oleh George R. Terry, Ia
mengartikan manajemen sebagai sebuah proses yang khas, yang terdiri
dari tindakan tindakan: Perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan,
dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya
7 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan. (Bandung : Pt Refika Aditama, 2013) Hlm 2
8 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan. Hlm 3
19
manusia serta sumber sumber lainnya.9 Dengan memperhatikan beberapa
pendapat diatas. jelas sekali bahwa terdapat perbedaan formulasi akan
tetapi memiliki prinsip yang sama yakni bahwa seluruh aktivitas yang
dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan
memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Oleh karena itu terdapat
beberapa prinsip yang menjadi benang merah dari pengetian maanejemen
yakni :
a. Manajemen merupakan suatu kegiatan
b. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak pihak lain
c. Kagiatan ini diarahkan untuk mencapai sebuah tujuan.
Setelah mengetahui pengetian manajemen, maka tampak jelas setiap
organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti perguruan tinggi akan
sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/ mengelola kerja sama
agar dapat mencapai pada tujuan pendidikan. Sehingga pengertian
manajemen dalam dunia pendidikan / manajemen pendidikan ialah sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mnegendalikan tenaga
pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan,
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
dan
mengembangkan
manusia10
seutuhnya. Engkoswara , mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai
suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana
menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam
9 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan...Hlm 6
10 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan...Hlm 13
20
mencapai tujuan yang telah disepakati bersama11. Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa manajemen pendidikan suatu bentuk penerapan
manajemen dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya
yang ada di dunia pendidikan dalam pencapaian tujuannya.
Pada dasarnya ajaran islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As
Sunnah juga Ijma’ ulama banyak mengajarkan tentang kehidupan yang
serba terarah dan teratur12. Pijakan ajaran islam tersebut tidak hanya
terarah pada ibadah yang besifat vertikal saja. akan etapi dalam sumber
agamaislam juga dijelaskan bagi umat manusia akan ibadah ibadah yang
sifatnya horisontal. Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat ini
sebenarnya bukan hal yang baru dalam perspektif islam. Manajemen itu
telah ada paling tidak ketika Allah menciptakan alam semesta beserta
isinya.
Unsur-unsur
manajemen
dalam
pembuatan
alam
serta
makhlukmakhluknya lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit.
Ketika Nabi Adam sebagai khalifah memimpin alam raya ini telah
melaksanakan unsur-unsur manajemen tersebut. Contoh kecil realisasi
manajemen seperti digambarkan oleh makhluk ciptaan Allah berupa
semut. Dalam menjalankan hidupnya semut termasuk diantara makhluk
yang sangat solid dan berkomitmen menjalankan roda kehidupannya
dengan menggunakan manajemen, tentunya versi semut. Keteraturan dan
komitmen semut dalam kinerjanya sangat solid dan penuh kepatuhan.
11 Engkoswara, Paradigma Manajemne Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah.
(Bandung: Yayasan Amal Keluarga) Hlm 2
12 Tanthowi, Jawahir. Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an. (Jakarta: Pustaka
Al Husna. 1983)
21
Manajemen sebagai
konektivitas suatu kegiatan yang melibatkan
beberapa pihak untuk dapat diarahkan mencapai suatu tujuan . Konsep
manajemen dalam islam menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen (alidarah) adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus
dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan dan bagaimana
mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa
pemborosn waktu dalam proses mengerjakannya13.
Menurut Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia, Prof KH
Ali Yafie, dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal
soleh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan
memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi
kesejahteraan bersama14. Dari ta’rif di atas memberi gambaran bahwa
manajemen merupakan kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk
mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan bekerja sama sesuai jobnya
masing-masing. Maka kebersamaan dan tujuan akhirlah yang menjadi
fokus utama.
2. Lingkup Manajemen Pendidikan
Lingkup manajemen pendidikan menggambarkan sudut pandang
terhadap manajemen pendidikan itu sendiri. Substansi yang menjadi
13 Effendy, Ek. Mochtar. Manajemen; Suatau Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam. Jakarta:
Bharata Karya Aksara. 1986
14 Zainarti, Manajemen Islami Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Iqra’ Volume 08 No.01 Mei, 2014
Hlm 49
22
lingkup manajemen pendidikan adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian meliputi pemantauan penilaian dan juga
pelaporan15. Adapun ruang lingkup manajemen pendidikan sebagai tugas
atau sebagai manajemen perguruan tinggi secara rinci sebagaimana
diungkapkan Engkoswara, dapat dilihat dalam tabel berikut16:
Perorangan
Garapan
Fungsi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengawasan
SDM
SB
SFD
TTP
Kelembagaan
Gambar diatas menunjukkan suatu kombinasi antara fungsi manajemen
(sudut pandang proses) dengan bidang garapan (sudut pandang substansi
kerja) yakni Sumber daya manusia (SDM), Sumber belajar (SB), dan
Sumber Fasilitas dan Dana (SFD) , sehingga tergambar apa yang sedang
dikerjakan dalam konteks manajemen pendidikan dalam upaya untuk
mencapai tujuan pendidikan secara Produktif
(TPP) baik untuk
perorangan maupun kelembagaan.
3. Fungsi Manajemen Pendidikan
Fungsi manajemen pendidikan pada prinsipnya sama dengan fungsi
manajemen secara umum. Dari sudut pandang lingkup, fungsi fungsi
manajemen pendidikan sama halnya dengan sudut pandang proses. Oleh
karena itu, fungsi manajemen pendidikan adalah sama dengan fungsi
manajemen secara umum.
15 Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008)
16 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan...Hlm 14
23
Dalam konteks peningkatan mutu pendidikan, fungsi fungsi
manajemen pendidikan sering menerapkan model siklus dari Deming
(Deming Cycle) yang terdiri dari17:
a. Plan (Merencanakan / perencanaan)
b. Do (Melaksanakan/pelaksanaan)
c. Check (Pengecekan/perbaikan)
d. Act (Penindaklanjutan)
Fungsi
fungsi
tersebut
merupakan
suatu
siklus
yang
berkesinambungan yang digambar sebagai berikut:
Plan
Actio
n
Do
Chec
k
Implikasinya
adalah
bahwa
dalam
manajemen
pendidikan
diperlukan upaya untuk melakukan perbaikan terus menerus dan
upaya ini pada dasarnya merupakan prinsip dasar dari manajemen
mutu termasuk manajemen mutu pendidikan yang telah menjadi
paradigma penting dalam membangun pendidikan. Meskipun
demikian, fungsi fungsi manajemen yang disampaikan oleh para
pakar tetap dapat bermanfaat dalam upaya mengelola pendidikan,
sesuai dengan konteks organisasi serta kultur organisasi yang ada,
karena secara esensial fungsi-fungsi yang dikemukakan para pakar
lebih bersifat saling melengkapi.
17 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan...Hlm 16
24
B. Konsep Akuntabilitas Pendidikan
1. Definisi Manajemen Akuntabilitas Pendidikan
Akuntabilitas yang lahir sebagai buah dari era reformasi, sejatinya
merupakan elemen penting bagi terciptanya aparatur negara yang bersih
dan transparan. Hampir seluruh instansi dan lembaga-lembaga pemerintah
di
Indonesia,
menekankan
pentingnya
fungsi
administrasi
kepemerintahan. Hadirya era reformasi, setidaknya memberikan harapan
baru dalam implementasi akuntabilitas di Indonesia.
Jika kita cermati, upaya pemerintah untuk menyelenggarakan
pemerintahan yang baik sudah terlihat. Hal ini ditandai dengan
dikeluarkannya Undang Undang (UU) Nomor 28 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN.
tersebut
juga
diuraikan
bagaimana
azas
Dalam UU
akuntabilitas
dalam
penyelenggaraan negara dan pengelolaan pemerintahan. Jika dikaji
dengan seksama dalam UU tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa untuk
mewujudkan suatu pemerintahan yang responsif, bebas KKN serta
berkinerja, kondisi akuntabilitas merupakan sufficient condition atau
kondisi yang harus ada.
Apabila berbicara akuntabilitas didunia pendidikan, merupakan
sebuah keharusan guna mengimbangi pelaksanaan akuntabilitas pada
instansi-instansi
sebagaian
pemerintah
lainnya.
Namun
pada
kenyataannya,
besar perguruan tinggi di Indonesia belum memahami dan
melaksanakan akuntabilitas pendidikan dengan efektif, saat ini sering
terjadi penyimpangan penggunaan anggaran yang berasal dari pemerintah
maupun masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya suatu manajemen yang
25
baik
terhadap
implementasi
akuntabilitas
pendidikan
agar
dapat
meningkatkan mutu dari pendidikan.
Manajemen berasal dari bahasa latin yakni dari kata manus yang
berarti tangan, dan a gere yang berarti melakukan, kemudian digabung
menjadi kata manager yang artinya menangani. Lalu diterjemah ke dalam
bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dan dalam bentuk
kata benda menjadi management. adapun dalam bahasa Indonesia menjadi
manajemen yang berarti pengelolaan18.
Secara umum, pengertian manajemen adalah merupakan sebuah
proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya19. Istilah manajemen mengacu kepada sebuah proses pelaksanaan
aktifitas yang untuk mencapai hasil yang efisien. Secara sederhana
manajemen merupakan sebuah strategi pemberdayaan potensi untuk
mengarah kepada sebuah sasaran dan tujuan.
Sedangkan definisi akuntabilitas telah dikemukakan oleh beberapa
ahli.
Dalam
accountability
bahasa
yang
Inggris
kata
diartikan
akuntabilitas
disebut
sebagai
“yang
dengan
dapat
dipertanggungjawabkan”. Akuntabilitas merupakan upaya peningkatan
dari rasa tanggung jawab – suatu yang lebih tinggi mutunya dari suatu
tanggung jawab sehingga memuaskan atasan. Dalam definisi lain
akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain, karena
18 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek Dan Riser Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
2008) Hlm 4
19 Ety Rochaety, Dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2006)
Hlm 4
26
kualitas performa / kinerja dalam menyelesaikan tugas yang menjadi
bidang garap dan tanggung jawabnya20. Berikut dibawah ini definisi
akuntabilitas yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
a. Menurut LAN, Akuntabilitas merupakan
menyampaikan
pertanggung
jawaban
atau
kewajiban
untuk
untuk
menjawab,
menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/ badan hukum/ pimpinan
kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan
untuk
meminta
keterangan
atau
pertanggung
jawaban21.
b. Menurut McAshan, akuntabilitas merupakan kondisi seseorang yang
dinilai oleh orang lain karena kualitas kinerjanya dalam menyelesaikan
tujuan yang menjadi tanggung jawabnya22.
c. Menurut Romzek & Ingraham, akuntabilitas dalam arti fundamental,
merujuk kemampuan memberi jawaban kepada seseorang, terkait
dengan kinerja yang diharapkan. Seseorang yang diberikan jawaban ini
tentu bukan orang biasa. Akan tetapi, ia haruslah memiliki legitimasi
untuk melakukan pengawasan dan mengharapkan kinerja dari yang
diawasinya23.
Berdasarkan beberapa definisi tentang akuntabilitas
sebagaimana
yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas merupakan
20Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 44
21Lembaga Administrasi Negara, Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. (Jakarta : Lembaga Administrasi Negara) Hlm 3
22Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 44
23Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 44
27
sistem yang saling berkeinambungan antara satu komponen dengan
komponen yang lain yang saling berkaitan secara sistematis sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas hasil kinerja dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan.
Moch Alip mengemukakan bahwa akuntabilitas pendidikan juga dapat
diartikan sebagai pertanggung jawaban atas keberhasilan proses belajar
mengajar dan perkembangan peserta didik dalam mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Pertanggungjawaban ini termasuk
adanya kesediaan untuk disalahkan tatkala terjadi kegagalan dalam proses
pendidikan tersebut. Singkatnya, akuntabilitas pendidikan merupakan
kesediaan memberikan keterangan kepada pihak-pihak yang memiliki hak
dan kewenangan untuk menanyakannya. Pihak-pihak yang berwenang ini
misalnya kepala dinas, walikota, BPKP, BPK dan stakeholders24.
Sementara dalam dunia Pendidikan Tinggi , akuntabilitas merupakan
pertanggung jawaban lembaga pendidikan tinggi negeri dalam hal ini
kepada pemerintah atau lembaga pendidikan swasta dalam hal ini pihak
yayasan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Merujuk pada definisi
tersebut maka harus ada sebuah proses pengelolaan yang baik di PT akan
dapat menjaga kepercayaan yang diberikan stakeholders kepada PT yang
bersangkutan.
Pertanggungjawaban penyelenggaraan perguruan tinggi merupakan
akumulasi dari keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsi
24Moch Alip. Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Tenaga Keguruan Untuk Sekolah
Menengah Kejuruan, Studi Multi Kasus Pada Univ. Merapi, Univ. Sindoro, Merbabu.( Disertasi :
Universitas Negeri Malang, 2003)
28
perguruan tinggi yang perlu disampaikan kepada publik/stakeholders.
Adapun akuntabilitas perguruan tinggi adalah perwujudan kewajiban
perguruan
tinggi
untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan
/
kegagalan pelaksanaan rencana perguruan tinggi dalam mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa manajemen akuntabilitas pendidikan merupakan kemampuan
penyelenggara pendidikan dalam mempertanggungjawabkan perencanaan,
pelaksanaan serta implementasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan kepada stakeholder.
2. Tujuan dan Manfaat Akuntabilitas Pendidikan
............Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 12 Tahun 2012
tentang pendidikan tinggi menyebutkan bahwa pendidikan tinggi sebagai
bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta
pembudayaan dam pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan25.
Sebagaimana instansi pemerintah lainnya, perguruan tinggi juga
memiliki kewajiban melaporkan akuntabilitasnya atas penyelenggaraan
dan pelaksanaan visi dan misi pendidikan baik kepada pemerintah dalam
hal ini dinas pendidikan dan juga kepada masyarakat.
25 Ishana Hanifah, Dkk. Himpunan Lengkap Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional.
(Jakarta:Saufa,2014)
29
Untuk menjamin terselenggaranya proses dan layanan pendidikan
yang berkualitas, diperlukan adanya sistem akuntabilitas kinerja
pendidikan yang baik. Kinerja PT merupakan hasil kerja yang dicapai
oleh seluruh sivitas akademika berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab yang diberikan oleh masyarakat dan pemerintah dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Hal ini juga disebutkan dalam UU Nomor
12 tahun 2012 pasal 78 tentang pendidikan tinggi. Dalam UU
menyatakan26:
(1)Akuntabilitas
Perguruan
Tinggi
merupakan
bentuk
pertanggungjawaban Perguruan Tinggi kepada masyarakat yang terdiri
dari akuntabilitas akademik dan akuntabilitas nonakademik. (2)
Akuntabilitas Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib diwujudkan dengan pemenuhan standar nasional pendidikan
tinggi. (3) Akuntabilitas perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui sistem pelaporan tahunan. (4) Pelaporan
tahunan akuntabilitas perguruan tingi dipublikasikan kepada
masyarakat.(5) Sistem pelaporan tahunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan. Untuk menjamin terselenggaranya proses dan layanan
pendidikan yang berkualitas, diperlukan adanya sistem akuntabilitas
kinerja perguruan tinggi yang baik.
....Menurut Slamet tujuan utama akuntabilitas pendidikan di perguruan
tinggi adalah mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja perguruan
tinggi sebagai salah satu syarat untuk terciptanya perguruan tinggi yang
baik dan terpecaya. selain itu, tujuan akuntabilitas adalah menilai kinerja
perguruan tinggi dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
pendidikan
yang
diselenggarakan
oleh
perguruan
tinggi
untuk
mengikutsertakan masyarakat dalam pengawasan pelayanan pendidikan
26
Ishana Hanifah, Dkk. Himpunan Lengkap Undang Undang Sistem Pendidikan
Nasional....Hlm 278
30
dan untuk mempertanggung jawabkan komitmen pelayanan pendidikan
kepadaa masyarakat27.
Menurut ahli pendidikan, akuntabilitas tujuan utamanya adalah
mendorong tumbuh dan berkembangnya akuntabilitas kinerja perguruan
tinggi, sebagai salah satu prasyarat perguruan tinggi yang baik dan
terpecaya. penyelenggara perguruan tinggi harus memahami bahwa
mereka mempertanggung jawabkan hasil kerja kepada masyarakat
pengguna layanan28.
Yang lebih penting lagi, tujuan akuntabilitas
pendidikan adalah untuk menilai kinerja perguruan tinggi dan kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang telah diselenggarakan
oleh perguruan tinggi, untuk mengikutsertakan dalam pengawasan
layanan pendidikan dan untuk mempertanggung jawabkan komitmen
perguruan tinggi dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada
masyarakat29.
Manfaat lain dari akuntabilitas pendidikan adalah mampu membatasi
ruang gerak terjadinya perubahan dan pengulangan dan revisi
perencanaan. Sebagai alat kontrol, akuntabilitas memberikan kepastian
pada aspek aspek penting perencanaan, antara lain30:
a. Tujuan dan Kinerja yang ingin dicapai
b. Program atau tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan
c. Cara atau performan pelaksanaan dalam mengerjakan tugas
27 Slamet Ph, Karakteristik Kepala Sekolah Yang Tangguh.” Jurnal Pendidikan, Jilid 3 No 5
Tahun 2000 Hlm 21
28Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 69
29 Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 70
30 Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 70
31
d. Alat dan Metode yang sudah jelas, dana yang dipakai dan lama
bekerja yang semuanya telah tertuang dalam bentuk alternatif
penyelesaian yang sudah pasti
e. Lingkungan perguruan tinggi tempat program dilaksanakan
f. Insentif terhadap pelaksana sudah ditentukan secara pasti.
Pelaksanaan akuntabilitas yang baik, merupakan salah satu prasyarat
bagi Perguruan Tinggi untuk mewujudkan aspirasi stakeholders.
Akuntabilitas sebagai bentuk pertanggungjawaban yang diberikan oleh
lembaga pendidikan secara objektif dan transparan merupakan informasi
yang sangat berharga bagi orang tua, masyarakat maupun pemerintah
yang dapat meningkatkan kredibitas lembaga sehingga pada gilirannya
akan tumbuh atau peran serta stakeholder dalam penyelenggaraan
pendidikan.
3. Siklus Akuntabilitas Pendidikan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas
kinerja Instansi Pemerintah, menyebutkan bahwa setiap instansi
pemerintah di Indonesia harus menerapkan sistem akuntabilitas. Inpres
tersebut juga menyebutkan bahwa akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah,
untuk
mempertanggung
jawabkan
keberhasilan
atau
kegagalan
pelaksanaan misi organisasi, dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan, melalui pertanggungjawaban secara periodik31. Menurut
Sjahruddin (2003) siklus akuntabilitas kinerja instansi pemerintah itu
31 Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 72
32
berlandaskan pada konsep manajemen berbasis kinerja. Adapun tahapan
dalam siklus manajemen berbeasis kinerja adalah sebagai berikut32:
a. Penetapan perencanaan strategik yang meliputi penetapan visi dan
misi organisasi serta strategic performance objectives.
b. Penetapan ukuran ukuran kinerja atas perencanaan stratejik yang telah
ditetapkan kemudian diikuti dengan pelaksanaan kegiatan organisasi.
c. Pengumpulan data kinerja (termasuk proses pengukuran kinerja )
menganalisisnya, mereviu dan melaporkan data tersebut
d. Manajemen organisasi menggunakan data yang dilaporkan tersebut
untuk mendorong perbaikan kinerja, seperti melakukan perubahan
perubahan dan koreksi koreksi dan atau melakukan penyelarasan
(fine-tuning) atas kegiatan organisasi. ketika proses perubahan,
koreksi, dan penyelarasan yang dibuuhkan telah ditetapkan, maka
siklus akan berulang lagi.
Adapun skema mengenai siklus Manajemen Berbasis Kinerja menurur
Sjahruddin Rasul dapat dilihat sebagai berikut33:
32 Agus Wibowo, Akuntabilitas Pendidikan (Upaya Meningkatkan Mutu Dan Citra Sekolah)
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) Hlm 72
33 Sjahruddin Rasul, Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja Dan Anggaran Dalam
Perspekti