Pengembangan Sistem Piconet Pervasive pada Transmisi Data Rate Video Streaming Melalui Bluetooth

  1,2 Dosen, Program Studi Teknik Elektronika, Jln Cut Meutia 83 Bekasi 17113 INDONESIA (tlp: 021-8802015; fax: 021-8801192; e-mail: andihasad@gmail.com, andi_hasad@unismabekasi.ac.id, terpelihara@gmail.com)

  Industrial Scientific Medical (ISM). Standar yang digunakan

  Bluetooth Piconet Pervasive

  kinerja terbaik pada transmisi data rate melalui jaringan

  Pervasive menghasilkan sistem yang aman dan memiliki

  Penelitian sebelumnya pada sistem Bluetooth Piconet

  Pada salah satu penelitian, diperoleh cara mengatasi kelemahan pada jaringan Bluetooth yaitu menggunakan protokol yang sesuai dan penggunaan kompresi video [3]. Untuk komunikasi peer-to-peer dan client-server yang dilakukan pada satu kanal, protokol yang dapat digunakan adalah RFCOMM, sedangkan untuk banyak client, protokol yang digunakan untuk melakukan koneksi client-server adalah L2CAP [2].

  seluler untuk stream video clip dan real time video dari telepon seluler ke komputer dan dari komputer ke telepon seluler menggunakan platform Java. Hasilnya, kualitas video yang dikirim semakin berkurang seiring dengan bertambahnya jarak dan adanya interferens Wi-Fi [2].

  streaming menggunakan jaringan Bluetooth pada telepon

  Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai hal ini, salah satunya dengan melakukan pengujian berbagai transmisi video

  Bluetooth mengacu pada spesifikasi IEEE 802.15, yang dapat menghubungkan berbagai perangkat mobile seperti komputer/notebook dengan telepon seluler apabila pada komputer/notebook dan telepon seluler tersebut terdapat fasilitas Bluetooth. Bluetooth dapat berkomunikasi dengan peralatan lain pada jarak 10 meter, bahkan saat ini telah dikembangkan standar baru yang dapat menjangkau jarak 100 meter. Meskipun teknologi Bluetooth telah dimiliki oleh rata- rata telepon seluler maupun komputer, tetapi pemanfaatannya masih belum maksimal. Umumnya, pengguna telepon seluler ataupun komputer menggunakan Bluetooth hanya untuk bertukar informasi/data. Hal ini dikarenakan Bluetooth memiliki kelemahan terbesar yaitu keterbatasan bandwidth [1].

  Bluetooth merupakan teknologi wireless yang dapat menghubungkan perangkat mobile yang berbeda melalui pita

  

Pengembangan Sistem Piconet Pervasive pada Transmisi

Data Rate Video Streaming Melalui Bluetooth

  ENDAHULUAN

  I. P

  Kata Kunci— Bluetooth, Video Streaming, Data Rate, Pengembangan Sistem , Piconet Pervasive.

  Pervasive, maka kualitas video yang diterima di client (telepon seluler) semakin berkurang, ditandai dengan semakin besarnya nilai rata-rata packet loss yang didapatkan selama video streaming.

  Intisari—Makalah ini mengembangkan sistem Piconet Pervasive dari penelitian sebelumnya yang menganalisis keamanan sistem dan melakukan pengoptimalan terhadap kinerja sistem pada transmisi data rate video streaming melalui jaringan Bluetooth Piconet Pervasive, dengan sistem operasi Symbian pada sisi client. Penelitian tersebut hanya berjalan pada platform Symbian pada sisi client. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, dalam makalah ini dikembangkan sistem Piconet pervasive yang berjalan di atas sistem operasi Android dan Symbian pada sisi client, menggunakan topologi point-to- multipoint. Makalah ini membahas penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan metode eksperimen. Analisis data dilakukan menggunakan metode statistik deskriptif. Dalam makalah ini, berhasil dikembangkan sistem piconet pervasive yang memenuhi standar Cisco dari penelitian sebelumnya dengan melakukan pengoptimalan pada sisi server dan peranti Bluetooth di sisi client, dengan hasil packet loss yang didapatkan memenuhi standar Cisco. Semua nilai rata-rata dari parameter lantasan (throughput), tunda (delay), jitter, dan packet loss telah memenuhi syarat untuk melakukan video streaming sesuai standar Cisco untuk jarak pengukuran 5 m dan 10 m, dengan packet loss yang didapatkan di bawah 5%. Hasil menunjukkan bahwa semakin besar interferens Wi-Fi pada jaringan Bluetooth Piconet

  2 Abstract—The purpose of this research is to develop Piconet Pervasive system from previous research that analyzed security system and optimized system performance of video streaming rate data transmission over Bluetooth Piconet Pervasive network, using Symbian OS on the client side. This research was still running on client side Symbian platform by using point-to- point topology. Based on previous research, in this study, Piconet pervasive system is developed. The system runs on Android and Symbian operating system on the client side, using point-to- multipoint topology. This research is a quantitative research with experimental method. Data analysis is carried out using descriptive statistics method. In this paper, a piconet pervasive system that meets Cisco standard from previous research is developed, by optimizing server-side and Bluetooth device on client-side, where the result of packet loss meets Cisco standard. All average values of throughput, delay, jitter, and packet loss parameters are eligible for Cisco standard video streaming for 5 m and 10 m measurements, where packet loss is below 5%. The results show that the greater the interference of Wi-Fi on the Bluetooth Piconet Pervasive network, the quality of video received by the client (mobile phone) decreases, marked by the increasing value of average packet loss obtained during the video streaming.

  , Abdul Hafid Paronda

  1

  Andi Hasad

  [4]. Namun, penelitian tersebut masih berjalan pada platform Symbian pada sisi client . Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, dalam makalah ini dikembangkan sistem piconet pervasive yang berjalan di atas sistem operasi Android dan Symbian pada sisi client, yang merupakan sistem operasi telepon seluler yang banyak digunakan saat ini. Sistem tersebut menghasilkan kinerja terbaik (best performance) pada transmisi data rate real-time

  video streaming melalui jaringan Bluetooth Piconet Pervasive,

   Analisis Sistem

  Bahan yang digunakan dalam perancangan ini adalah video dengan format .3gp dengan ukuran data rate 8 kbps. Resolusi

  encoding video adalah 176x144 pixels. Alat yang digunakan

  pada lingkungan pengembangan sisi server antara lain komputer yang memiliki spesifikasi prosesor Genuine Intel(R) CPU i3-3110 M CPU@2,4 GHz, RAM 4 GB, tipe sistem 32 bit, Sistem Operasi Microsoft Windows 8, USB Bluetooth Generic, perangkat lunak Wireshark, dan Darwin Streaming Server. Perangkat lunak pendukung yang digunakan antara lain Wireshark, Inssider, NetSurveyor Professional, GnuBox, AnalogX, dan MP4Box.

  III. M

  ETODOLOGI

  Bagian ini meliputi analisis sistem, rancang bangun sistem, kompresi audio video, hint track, pengoptimalan, pengujian sistem, pengukuran kinerja, dan analisis hasil pengukuran sistem, seperti yang ditunjukkan pada Gbr. 2.

  A.

  Pada tahap ini dilakukan identifikasi kebutuhan sistem jaringan Bluetooth Piconet Pervasive. Identifikasi kebutuhan dilakukan berdasarkan studi pustaka dan literatur mengenai perangkat keras dan lunak yang dibutuhkan. Studi literatur juga meliputi multimedia pada telepon seluler, pemrosesan audio video, koneksi Bluetooth dari telepon seluler ke komputer, dan dari komputer ke telepon seluler.

  client [4].

  B.

   Rancang Bangun Sistem

  Pada tahap ini, perancangan dan pembangunan prototipe dilakukan untuk koneksi Bluetooth dari komputer (server) ke telepon seluler (client) menggunakan topologi point-to-

  multipoint , menggunakan protokol routing. Penggunaan

  protokol routing on-demand mendukung komunikasi multihop di jaringan ad hoc Bluetooth yang rendah energi [8]. Pada model jaringan yang berbasis ad hoc, jaringan antara satu perangkat dengan perangkat yang lain dilakukan secara spontan/langsung tanpa melalui konfigurasi tertentu selama sinyal dari pemancar dapat diterima dengan baik oleh

  DSS Analog X Bluetooth

  Device Bluetooth

  Secara umum, suatu komputer dapat mengakses telepon seluler melalui Bluetooth, dengan telepon seluler digunakan sebagai modem. Menggunakan Gnubox, proses tersebut dibalik, sehingga komputer dapat bertindak sebagai modem [3].

  dilakukan pada bagian option, dengan memilih pilihan proxy sesuai dengan proxy pada access point Bluetooth. Setelah itu dilanjutkan dengan konfigurasi pada Gnubox. Hal ini dilakukan agar telepon seluler dapat berkomunikasi dengan komputer melalui jaringan Bluetooth. Komputer bertindak sebagai server, sedangkan telepon seluler bertindak sebagai

  sesuai standar Cisco video streaming. Dalam makalah ini dikembangkan sistem piconet pervasive yang menggunakan koneksi client-server topologi point-to-multipoint yang memenuhi standar QoS video streaming, baik pada saat transmisi data rate video streaming maupun pada sistem

  K

  piconet pervasive , pada lingkungan yang memiliki interferens

  Wi-Fi maupun yang tidak memiliki interferens Wi-Fi. Sebuah penelitian juga telah berhasil melakukan penerapan Android menggunakan teknologi Bluetooth, yang telah mampu berkomunikasi dan digunakan untuk mengumpulkan data dari sensor dan menyimpan sesuai tanggal, untuk merekam kehadiran mahasiswa di kelas [5].

  Penelitian lainnya menghasilkan sistem Bluetooth yang dapat terintegrasi ke Android, yang merupakan sistem operasi telepon seluler utama sebagai alat komunikasi mobile saat ini. Penelitian ini juga mengembangkan aplikasi chatting menggunakan komunikasi dua arah pada sebuah jaringan Bluetooth tanpa infrastruktur lainnya. Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan proses pembelajaran berbasis jaringan Bluetooth [6].

  Hasil yang diharapkan melalui penelitian ini adalah dihasilkannya sistem yang memiliki kinerja terbaik dan parameter yang optimum pada transmisi data rate video

  streaming yang memenuhi QoS video streaming standar Cisco

  untuk nilai lantasan, tunda, jitter, serta packet loss untuk aplikasi video streaming pada lingkungan yang tidak memiliki interferens Wi-Fi maupun pada lingkungan yang memiliki interferens Wi-Fi. Hasil penelitian ini juga dapat diimplementasikan sebagai media pembelajaran di perguruan tinggi, berbasis teknologi Bluetooth yang rendah daya, rendah biaya dan mudah digunakan [7].

  ROSES

  ONFIGURASI

  default sudah terdapat pada telepon seluler). Konfigurasi

  S

  ISTEM

  Dalam makalah ini, piconet yang dibentuk merupakan koneksi antara komputer dengan telepon seluler, dengan komputer bertindak sebagai server yang mengirimkan paket data dan telepon seluler bertindak sebagai client yang menerima paket data. Paket data yang dikirimkan adalah data video streaming .

  Konfigurasi sistem yang dilakukan pada sisi server dan client ditunjukkan pada Gbr. 1.

  Server / Komputer Client / Telepon Seluler Gbr. 1 Konfigurasi sistem piconet pervasive.

  Proses konfigurasi sistem dilakukan dengan melakukan instalasi perangkat lunak Gnubox yang berfungsi membuat

  access point baru untuk menghubungkan telepon seluler

  dengan komputer melalui jaringan Bluetooth. Selanjutnya dilakukan konfigurasi pada access point. Setelah konfigurasi pada access point selesai, dilanjutkan dengan melakukan konfigurasi pada video player, yaitu real player (secara

  Device Gnubox Media Player perangkat-perangkat penerima [9]. Dalam rancang bangun

  Mulai

  sistem, konfigurasi lebih banyak dilakukan pada sistem operasi Symbian pada sisi client dan server, sedangkan pada Android, tidak diperlukan konfigurasi khusus.

  Analisis Sistem C.

   Kompresi Audio Video Rancang Bangun

  Proses kompresi digunakan untuk memperkecil ukuran

  Sistem video data rate . Data harus dikompresi terlebih dahulu

  sebelum dikirimkan melalui jaringan Bluetooth [4]. Data yang dikompresi terdiri atas dua bagian, yaitu audio dan video,

  Kompresi Audio Video

  meliputi frame size, frame rate, codec, audio rate, sample rate

  Ya

  dan channels. Format kompresi video yang digunakan yaitu

  3gp , sedangkan untuk audio adalah amr. Video yang telah Hint Track

  dikompresi kemudian dikirimkan melalui jaringan Bluetooth

  agal

  G

  Tidak dengan bandwidth yang terbatas [10].

  Streaming ? D.

   Hint Track Pengoptimalan Server dan Client

  Sebelum video dikirimkan, terlebih dahulu dilakukan proses hint track agar video dapat dijalankan/dimainkan pada

  video player client. Proses hint track diperlukan untuk Pengujian dan Pengukuran

  memberikan informasi kepada video sehingga siap dikirimkan dan dapat dikenali oleh client. Proses hint track dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak open source bernama MP4Box. Bandwidth yang diperoleh dari proses ini menjadi

  Memenuhi Tidak batasan dari video yang dapat dikirimkan [7]. standar QoS? E.

   Pengoptimalan

  Tahap ini dilakukan pada saat sistem dapat bekerja tetapi

  Ya

  belum menghasilkan nilai yang diharapkan berdasarkan QoS

  Analisis Hasil Pengukuran video streaming standar Cisco. Pengoptimalan pada server

  dilakukan dengan melakukan tune-up pada DSS dengan melakukan instalasi Active Perl untuk memaksimalkan kinerja

  Dokumentasi

  DSS. Sedangkan pada sisi client pengoptimalan dilakukan di antaranya dengan meminimalkan background yang berjalan, yang mengonsumsi memori pada telepon seluler [3].

  Selesai F.

Pengujian Sistem Gbr. 2 Diagram alir penelitian

  Pengujian sistem bertujuan untuk mengetahui kemampuan jaringan Bluetooth sebagai media video streaming serta untuk Pengukuran lantasan dilakukan berdasarkan data yang mengetahui kualitas video yang diterima pada sisi client. diperoleh dari capture traffic jaringan, yaitu jumlah paket dan

  Pengujian dilakukan menggunakan Darwin Streaming Server, waktu pengiriman. Pengukuran dilakukan beberapa kali untuk dan AnalogX proxy pada sisi server dan GnuBox serta real

  data rate dari video yang berbeda, kemudian hasil dari player pada sisi client. Protokol yang digunakan adalah

  masing-masing tipe data rate dirata-rata. Hasil rata-rata L2CAP dengan intermediate protocol berupa Internet mewakili kinerja jaringan Bluetooth yang akan dianalisis.

  Protocol (IP). Pengujian dilakukan pada ukuran data rate Perhitungan lantasan adalah seperti pada (1). video dan jarak yang berbeda. Data rate video yang diuji

  ∑

  adalah 8 kbps dengan resolusi encoding 176x144 pixels, (1)

  ℎ ℎ =

  sedangkan jarak yang dilakukan pengujian yaitu 5 meter dan dengan 10 meter.

  ∑ Packet Sent = Jumlah paket yang dikirimkan G.

   Pengukuran Kinerja Sent Time = Waktu pengiriman

  Parameter yang digunakan dalam mengukur kinerja Pengukuran tunda dan jitter dilakukan berdasarkan waktu jaringan Bluetooth ini adalah lantasan, tunda, jitter, dan mulai pengiriman sampai paket diterima. Data yang

  packet loss, Pengukuran parameter ini dilakukan

  digunakan berasal dari capture traffic. Caranya adalah dengan menggunakan capture traffic jaringan yaitu Wireshark. Cara mengurangi waktu penerimaan paket pertama dengan waktu pengukuran untuk masing-masing parameter adalah sebagai pengiriman paket pertama kemudian waktu penerimaan paket berikut. kedua dikurangi waktu pengiriman paket kedua, dan sebesar 0,49 milidetik dan nilai terendahnya adalah 0,48 seterusnya. Sedangkan nilai jitter mengikuti nilai parameter milidetik dengan nilai rata-rata sebesar 0,49 milidetik. Untuk tunda, karena jitter merupakan selisih dari tunda yang dapat parameter jitter, didapatkan nilai tertinggi 0,01 milidetik dan menggambarkan kestabilan jaringan. Perhitungan tunda terendah sebesar 0,00 milidetik dengan nilai rata-rata 0,01 adalah menggunakan (2). milidetik. Parameter packet loss memiliki nilai tertinggi sebesar 3,92% dan nilai terendahnya adalah 3,87 dengan nilai

  (2)

  ( ) = − rata-rata sebesar 3,90%.

  dengan

  T ABEL

  I P ERBANDINGAN P ARAMETER PADA J ARAK

  5 M , W I -F I -100 D B M

  R = Received Time i (waktu penerimaan ke-i)

  i

  S = Sent Time i (waktu pengiriman ke-i)

  i Kekuatan Sinyal Wi-Fi -100 dBm Parameter TS1 TS2 TS3 TS4 Rata-Rata

  Packet loss diukur berdasarkan sampai tidaknya suatu paket Lantasan

  yang dikirim dari server ke client menggunakan capture 3,86 3,85 3,83 3,85 3,85

  (paket/detik) traffic jaringan dengan melihat informasi diterima tidaknya

  Tunda 0,49 0,48 0,48 0,49 0,49

  paket yang dikirim ke client. Kemudian, jumlah paket data

  (milidetik)

  yang hilang dibagi dengan banyaknya paket yang dikirim

  Jitter 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01

  dikalikan 100% sehingga diperoleh nilai Packet Loss Ratio

  (milidetik) (PLR). Perhitungan PLR ditunjukkan pada (3).

  Packet Loss 3,87 3,88 3,91 3,92 3,90 (%)

  ∑ PLR = x 100% (3)

  ∑ ABEL T

  II ERBANDINGAN ARAMETER PADA ARAK M

  I I P P J 5 , W -F -78 D B M

  dengan ∑ Packet Loss = Jumlah paket yang hilang selama

  Kekuatan Sinyal Wi-Fi -78 dBm Parameter

  pengiriman

  TS1 TS2 TS3 TS4 Rata-Rata Lantasan ∑ Packet Total = Total paket yang dikirimkan.

  3,82 3,81 3,80 3,82 3,81

  (paket/detik)

  Pengukuran daya Wi-Fi dilakuakn menggunakan perangkat

  Tunda

  0,76 0,78 0,76 0,78 0,77 lunak Inssider dan NetSurveyor Professional. Kedua (milidetik)

  Jitter

  perangkat lunak tersebut dapat menampilkan daya Wi-Fi, 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02

  (milidetik)

  amplitude (dBm) dengan angka RSSI untuk kanal 2,4 GHz

  Packet Loss dilengkapi dengan time graph dan adapter spectogram view.

  4,47 4,48 4,48 4,49 4,48

  (%) H.

   Analisis Hasil Pengukuran T ABEL

  III P ERBANDINGAN P ARAMETER PADA J ARAK

  5 M , W I -F I -58 D B M

  Pada tahap ini dilakukan analisis pengaruh interferens dari berbagai level kekuatan sinyal Wi-Fi pada jaringan Bluetooth.

  Kekuatan Sinyal Wi-Fi -58 dBm Parameter

  Interferens Wi-Fi terjadi disebabkan penggunaan frekuensi

  TS1 TS2 TS3 TS4 Rata-Rata

  yang sama antara jaringan pada Bluetooth dan jaringan Wi-Fi

  Lantasan

  3,68 3,65 3,66 3,67 3,67

  (paket/detik)

  yaitu 2,4 GHz [11]. Analisis dilakukan menggunakan metode

  Tunda

  statistik deskriptif dengan menampilkan data dalam bentuk 0,88 0,92 0,89 0,91 0,90

  (milidetik) tabel dan grafik.

  Jitter

  0,04 0,03 0,02 0,02 0,03

  ASIL ENGUJIAN (milidetik)

  IV. P H

  Packet Loss

  Proses pengujian bertujuan untuk melihat kinerja sistem. 4,59 4,61 4,59 4,60 4,60

  (%)

  Setelah pengujian berhasil, dilakukan pengukuran untuk masing-masing video. Pengukuran dilakukan dengan Pada parameter tunda, nilai yang diperoleh adalah dalam mengirimkan data dari telepon seluler (TS) ke komputer ukuran milidetik, dengan nilai tertinggi 0,49 milidetik. Hal ini dengan video yang sama pada jarak yang berbeda. Setelah sesuai dengan standar QoS Cisco yang mengizinkan tunda dilakukan pengukuran terhadap masing-masing video untuk video streaming maksimal 5 detik [12]. Sedangkan

  

streaming , selanjutnya dilakukan perbandingan dan analisis parameter jitter dalam video streaming tidak memiliki standar

terhadap parameter hasil pengukuran antara video tersebut.

  baku karena video streaming tidak jitter sensitive berdasarkan Hasil pengukuran yang dilakukan pada jarak 5 m dan 10 m dari kriteria yang dikeluarkan oleh Cisco. Parameter jitter erat untuk data rate 8 kbps disajikan dalam Tabel I sampai Tabel kaitannya dengan parameter tunda. Parameter jitter dapat III. digunakan untuk mengetahui kestabilan pengiriman paket data. Berdasarkan Tabel I, Tabel II, dan Tabel III, dapat dilihat

  Semakin mendekati nilai 0,00 milidetik, pengiriman data bahwa pada lingkungan yang tidak memiliki Wi-Fi (-100 semakin stabil [13]. dBm), nilai tertinggi lantasan adalah 3,86 paket/detik dan nilai

  Pada parameter packet loss, diperoleh nilai packet loss yang terendahnya adalah 3,83 paket/detik dengan rata-rata sebesar terendah 3,87% dan tertinggi 3,92%, dengan nilai rata-rata 3,85 paket/detik. Parameter tunda memiliki nilai tertinggi sebesar 3,90%. Nilai ini masih masuk dalam standar untuk

  T ABEL

  IV video streaming berdasarkan QoS Cisco, dengan nilai standar

  P ERBANDINGAN P ARAMETER PADA J ARAK

  10 M , W I -F I -100 D B M yang masih diizinkan adalah < 5% [12].

  Pada lingkungan yang memiliki Wi-Fi (-78 dBm dan

  Kekuatan Sinyal Wi-Fi -100 dBm Parameter

  • 58 dBm), nilai tertinggi untuk parameter lantasan adalah 3,82

  TS1 TS2 TS3 TS4 Rata-Rata

  paket/detik dan nilai terendahnya adalah 3,65 paket/detik, Lantasan

  3,54 3,49 3,49 3,51 3,51

  dengan rata-rata sebesar 3,81 paket/detik pada lingkungan

  (paket/detik)

  dengan sinyal Wi-Fi -78 dBm dan 3,67 paket/detik pada

  Tunda 0,68 0,66 0,69 0,68 0,68

  lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -58 dBm. Hal ini (milidetik) menunjukkan bahwa semakin kuat interferens Wi-Fi, maka Jitter

  0,02 0,03 0,01 0,01 0,02 (milidetik)

  nilai lantasan yang diperoleh semakin berkurang.

  Packet Loss

  Parameter tunda memiliki nilai tertinggi sebesar 0,92

  4,22 4,35 4,39 4,38 4,34 (%)

  milidetik dan nilai terendahnya adalah 0,72 milidetik, dengan nilai rata-rata sebesar 0,77 milidetik pada lingkungan dengan

  T ABEL

  V

  sinyal Wi-Fi -78 dBm dan 0,90 milidetik pada lingkungan

  P ERBANDINGAN P ARAMETER PADA J ARAK

  10 M , W I -F I -78 D B M

  dengan sinyal Wi-Fi -58 dBm. Hasil ini menunjukkan bahwa

  Kekuatan Sinyal Wi-Fi -78 dBm

  semakin kuat interferens Wi-Fi, maka tunda yang terjadi

  Parameter TS1 TS2 TS3 TS4 Rata-Rata

  semakin besar. Untuk parameter jitter, didapatkan nilai

  Lantasan

  tertinggi sebesar 0,04 milidetik dan terendah sebesar 0,01

  3,42 3,41 3,39 3,51 3,43 (paket/detik)

  milidetik, dengan nilai rata-rata 0,02 milidetik pada

  Tunda

  lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -78 dBm dan 0,03 milidetik

  0,89 0,88 0,91 0,88 0,89 (milidetik)

  pada lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -58 dBm.

  Jitter 0,01 0,02 0,03 0,03 0,02

  Perbedaan angka yang relatif kecil pada jitter menunjukkan

  (milidetik)

  stabilnya jaringan yang digunakan. Nilai rata-rata jitter yang

  Packet Loss 4,68 4,66 4,64 4,65 4,66

  didapatkan pada lingkungan yang memiliki interferens Wi-Fi

  (%)

  yaitu 0,02 milidetik pada sinyal Wi-Fi -78 dBm dan 0,03

  T ABEL

  VI milidetik pada sinyal Wi-Fi -58 dBm. P ERBANDINGAN P ARAMETER PADA J ARAK

  10 M , W I -F I -58 D B M

  Pada lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -78 dBm, nilai

  Kekuatan Sinyal Wi-Fi -58 dBm

  parameter packet loss yang diperoleh memiliki nilai tertinggi

  Parameter TS1 TS2 TS3 TS4 Rata-Rata

  sebesar 4,49% dan yang terendah sebesar 4,47%, dengan nilai

  Lantasan

  rata-rata 4,48%, sedangkan pada lingkungan dengan sinyal

  3,31 3,32 3,28 3,33 3,31 (paket/detik)

  Wi-Fi -58 dBm, nilai parameter packet loss yang diperoleh

  Tunda

  memiliki nilai tertinggi sebesar 4,61% dan yang terendah

  0,98 0,99 0,95 0,99 0,98 (milidetik)

  sebesar 4,59%, dengan nilai rata-rata 4,60%. Hal ini

  Jitter

  menunjukkan bahwa semakin kuat interferens Wi-Fi pada

  0,01 0,03 0,03 0,04 0,03 (milidetik)

  jaringan, maka nilai packet loss yang terjadi juga semakin

  Packet Loss besar.

  4,89 4,91 4,93 4,99 4,93 (%)

  Berdasarkan Tabel IV, Tabel V, dan Tabel VI, dapat dilihat bahwa pada lingkungan yang tidak memiliki Wi-Fi (-100 Pada parameter packet loss, nilai packet loss yang terendah dBm), nilai tertinggi untuk parameter lantasan adalah 3,54 didapatkan 4,22% dan nilai tertinggi 4,39%, dengan nilai rata- paket/detik dan nilai terendahnya adalah 3,49 paket/detik, rata sebesar 4,34%. Nilai ini masih masuk dalam standar dengan rata-rata sebesar 3,51 paket/detik. Parameter tunda untuk video streaming berdasarkan QoS Cisco, dengan nilai memiliki nilai tertinggi sebesar 0,69 milidetik dan nilai standar yang masih diizinkan adalah < 5%. terendahnya adalah 0,66 milidetik, dengan nilai rata-rata

  Pada lingkungan yang memiliki Wi-Fi (-78 dBm dan -58 sebesar 0,68 milidetik. Untuk parameter jitter didapatkan nilai dBm), nilai tertinggi untuk parameter lantasan adalah 3,51 tertinggi 0,03 dan terendah sebesar 0,01 milidetik, dengan paket/detik dan nilai terendahnya adalah 3,28 paket/detik, nilai rata-rata 0,02 milidetik. Parameter packet loss memiliki dengan rata-rata sebesar 3,43 paket/detik pada lingkungan nilai tertinggi sebesar 4,39% dan nilai terendahnya adalah dengan sinyal Wi-Fi -78 dBm dan 3,31 paket/detik pada

  4,22 dengan, nilai rata-rata sebesar 4,34%. lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -58 dBm. Hal ini Pada parameter tunda, nilai yang didapatkan dalam ukuran menunjukkan bahwa semakin kuat interferens Wi-Fi, maka milidetik, dengan nilai tertinggi 0,69 milidetik. Hal ini sesuai nilai lantasan yang diperoleh semakin berkurang. dengan standar QoS Cisco yang mengijinkan tunda untuk

  Parameter tunda memiliki nilai tertinggi sebesar 0,99

  

video streaming maksimal 5 detik. Sedangkan parameter milidetik dan nilai terendahnya adalah 0,88 milidetik, dengan

jitter dalam video streaming tidak memiliki standar baku

  nilai rata-rata sebesar 0,89 milidetik pada lingkungan dengan karena video streaming tidak jitter sensitive berdasarkan dari sinyal Wi-Fi -78 dBm dan 0,98 milidetik pada lingkungan kriteria yang dikeluarkan oleh Cisco [12]. Parameter jitter erat dengan sinyal Wi-Fi -58 dBm. Hasil ini menunjukkan bahwa kaitannya dengan parameter tunda. Parameter jitter dapat semakin kuat interferens Wi-Fi, maka tunda yang terjadi digunakan untuk mengetahui kestabilan pengiriman paket data. semakin besar. Semakin mendekati nilai 0,00 milidetik, maka pengiriman Untuk parameter jitter, didapatkan nilai tertinggi sebesar data semakin stabil.

  0,04 milidetik dan terendah sebesar 0,01 milidetik, dengan nilai rata-rata 0,02 milidetik pada lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -78 dBm dan 0,03 milidetik pada lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -58 dBm. Perbedaan angka yang didapatkan dengan selisih nilai yang relatif kecil menunjukkan stabilnya jaringan yang digunakan. Terjadi peningkatan nilai rata-rata

  jitter pada lingkungan yang memiliki interferens Wi-Fi yang

  packet loss yang diperoleh memiliki nilai tertinggi sebesar

  International Journal of Computer Application 11:44-48. 2010.

  [2] Gupta S., Singh S.K., Jain R. 2010. “Analysis and Optimization of Various Transmisssion Issues in Video Streaming over Bluetooth”.

  International Conference on Wireless Communications, Networking and Mobile Computing 8:1-4. 2012.

  EFERENSI

[1]

Sattar R.B., Ahmed N., Rahman M. 2012. “An Adaptive Approach for Video Streaming and Evaluation over Bluetooth Network”. 8th

  R

  pada sisi server dan client, menggunakan topologi jaringan scatternet dengan jarak client-server lebih dari 10 m.

  pervasive adalah dengan menerapkan proses pengoptimalan

  Pengembangan yang dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kinerja sistem piconet

  ARAN

  VI. S

  4,99% dan yang terendah sebesar 4,89%, dengan nilai rata- rata 4,93%.

  Wi-Fi -78 dBm, nilai parameter packet loss yang diperoleh memiliki nilai tertinggi sebesar 4,68% dan yang terendah sebesar 4,64%, dengan nilai rata-rata 4,66%, sedangkan pada lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -58 dBm, nilai parameter

  lebih tinggi, yaitu 0,02 milidetik pada sinyal Wi-Fi -78 dBm dan 0,03 pada sinyal Wi-Fi -58 dBm. Terlihat jaringan relatif lebih stabil pada lingkungan yang memiliki interferens yang lebih rendah.

  client-server 10 m, terlihat pada lingkungan dengan sinyal

  Berdasarkan hasil pengujian dan pengukuran pada lingkungan yang tidak memiliki interferens Wi-Fi maupun yang memiliki interferens Wi-Fi, diperoleh bahwa semua nilai rata-rata dari parameter lantasan, delay, jitter, dan packet loss telah memenuhi syarat untuk melakukan video streaming sesuai standar Cisco, untuk jarak pengukuran client-server 5 m dan 10 m. Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin besar interferens Wi-Fi dan semakin jauh jarak client-server pada jaringan Bluetooth Piconet Pervasive, kualitas video yang diterima di client (telepon seluler) semakin berkurang, ditandai dengan semakin besarnya nilai rata-rata packet loss yang didapatkan selama video streaming. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran pada jarak client-server 5 m di lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -78 dBm, nilai parameter packet loss yang diperoleh memiliki nilai tertinggi sebesar 4,49% dan yang terendah sebesar 4,47%, dengan nilai rata-rata 4,48%. Sedangkan pada lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -58 dBm, nilai parameter packet loss yang diperoleh memiliki nilai tertinggi sebesar 4,61% dan yang terendah sebesar 4,59%, dengan nilai rata-rata 4,60%. Demikian halnya pada jarak

  menggunakan sistem operasi Android dan Symbian di sisi client , dengan hasil packet loss yang didapatkan di bawah 5%.

  piconet pervasive menggunakan topologi point-to-multipoint

  Dalam makalah ini telah berhasil dikembangkan sistem

  ESIMPULAN

  V. K

  Berdasarkan tabel hasil pengujian dan pengukuran serta grafik perbandingan parameter seperti yang ditunjukkan pada Gbr. 3 dan Gbr. 4, terlihat bahwa semua parameter lantasan, tunda, jitter, dan packet loss pada video streaming dengan jarak server dengan client sejauh 5 m dan 10 m telah memenuhi syarat untuk melakukan video streaming sesuai standar QoS Cisco, dengan packet loss yang ditetapkan adalah < 5% dan tunda maksimal 5 detik.

  Pada lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -78 dBm, nilai parameter packet loss yang diperoleh memiliki nilai tertinggi sebesar 4,68% dan yang terendah sebesar 4,64%, dengan nilai rata-rata 4,66%, sedangkan pada lingkungan dengan sinyal Wi-Fi -58 dBm, nilai parameter packet loss yang diperoleh memiliki nilai tertinggi sebesar 4,99% dan yang terendah sebesar 4,89%, dengan nilai rata-rata 4,93%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kuat interferens Wi-Fi pada jaringan, maka nilai packet loss yang terjadi juga semakin besar.

  Gbr. 4 Grafik perbandingan parameter pada jarak 10 m.

  Gbr. 3 Grafik perbandingan parameter pada jarak 5 m.

  

[3]

Arnaldy D., Wahjuni S., Guritman S. 2010. “The design of Piconet Pervasive System Architecture for Video Streaming Applications”.

  Information and Communication Technology for the Muslim World [9] Manuaba I.B.V.H., Hidayat R., Kusumawardani S.S. 2012. “Evaluasi

  (ICT4M) : E9-E12. December 2010. Keamanan Akses Jaringan Komputer Nirkabel (Kasus : Kantor Pusat Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada)”, JNTETI, Vol. No. 1, 2012.

  [4] Hasad A. dan Paronda A.H. 2016. “Analisis Keamanan Sistem Pada Transmisi Data Rate Video Streaming Melalui Jaringan Bluetooth [10] Banerjee S., Mondal D., Das Sumit., Guin R.B. 2010. “Real-Time Piconet Pervasive”. Journal of Electrical and Electronics (JREC), Vol. Video Streaming Over Bluetooth Network Between Two Mobile 6, No.2, 2016.

  Nodes”. International Journal of Computer Science Issues 7:37-39. May 2010. [5] Apoorv R., Mathur P. 2012. “Smart Attendance Management Using

  Bluetooth Low Energy and Android”. 2016 IEEE Region 10 [11] Eudon K.K., Petersen B.R. 2009. “Video Streaming over 802,11b in Conference (TENCON) : 1048 - 1052. 22-25 November 2012. the Presence of Fading due to Human Traffic and Bluetooth

  Interference”. Seventh Annual Communication Networks and Services [6] Mahajan M., Verma G., Erale G., Bonde S., Arya D. 2014. “Design of Conference 10:33-40. November 2009.

  Chatting Application Based on Android Bluetooth”. International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC) [12]

  Szigeti T., Hattingh C. 2004. End-to-End QoS Network Design : 3(3):712 – 717. March 2014. Quality of Service in LANSs, WANs, and VPNs . Indianapolis. Cisco Press. [7] Susu A.L. 2017. “Low-Cost Distributed Video Surveillance with

  Discarded Mobile Phones”. 2017 21st International Conference on [13] Hasad A. 2013. “Analisis Pengaruh Interferensi Wi-Fi Pada Video Control Systems and Computer Science (CSCS) : 279 – 286. 29-31 Streaming Melalui Jaringan Bluetooth Piconet Pervasive”. PIKSEL, May 2017.

  Vol. 1, No.1, 2013. [8] Jung C., Kim K., Seo J., Silva B.N, Han K.2017. “Topology

  Configuration and Multihop Routing Protocol for Bluetooth Low Energy Networks”. IEEE Journals & Magazines (5): 9587-9598, 2017.