7 a. PERILAKU ORGANISASI MENGELOLA STRESS KERJA x

  PERILAKU ORGANISASI MENGELOLA STRES KERJA

www.kefvinmustikalukmanarief.wordpress.com HIGHLIGHT 

  “ . Tiada hari tanpa marah-

  Saya stress

  marah. Aku selalu dianggap tidak serius, padahal aku sudah memberikan yang terbaik dari aku dan secara maksimal”demikian Tommy (35) menuturkan pengalamannya.

  Lantaran mendapat kritikan secara terus menerus, Tommy memutuskan untuk meninggalkan perusahan tersebut

  

“Mendingan aku keluar saja dari pada

kerja terus tetapi tidak bahagia”

  

  Lima tahun bekerja di perusahaan tersebut bukan waktu yang singkat. Menurut pengakuannya sendiri prospeknya pun cukup . menjanjikan. Gajinya lumayan besar dan beberapa kali ditugaskan ke luar daerah.

  Namun bagaimana mau dikata? Pilihan sudah dijatuhkan, dan itu harus diambil “Daripada saya dikritik terus” Pengalaman yang dituturkan Tommy bukan pengalaman yang baru sebetulnya. Bahkan ada pengalaman lain yang lebih mengerikan dengan resiko yang lebih besar. Namun pertanyaan saya dan juga kita semua, mengapa yang menjadi keluhan utama di tempat kerja adalah kritikan? Mengapa sangat sulit kita menerima kritikan, dan menganggapnya sebagai serangan satu arah?

  

  Padahal jika diurai dengan jernih dan secara akal sehat, kritikan apa pun bentuknya sebetulnya rangkaian serangan timbal balik.

  .

  Seorang atasan misalnya mengeritik bawahan karena tidak becus dalam bekerja, bukankah pada saat yang sama ia sedang mengeritik dirinya sendiri atau manajemen perusahaan? Nah…jika cara pandang seperti ini diterima, bukan tidak mungkin keluhan-keluhan seperti yang dialami Tommy bisa dihindari. Sebab yang menyebabkan seseorang stress di tempak kerja bukan melulu karena dikritik, tetapi juga ada ketakutan-ketakutan lain yang menjadi harus diterima dan dihadapi, semisal ‘takut’ perusahan bangkrut lantas di-PHK, karier yang tersendat-sendat, iri hati, tekan-menekan antar lini, tunjangan, asuransi, dan jaminan lainnya.

  .

   Mungkin kita bisa membedah atau mengurainya satu persatu, tergantung prioritas kepentingan yang kita hadapi.

  Sebab sudah barang tentu masing- masing kita punya masalah sendiri- sendiri dan bagaimana mengatasinya. Dengan demikian kita bisa mengatasi, mengurangi dan mengelola “ Stresssssssss di tempat kerja

LATAR BELAKANG MASALAH

  

  1. Masalah stres adalah masalah yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan, dan posisinya sangat penting dalam kaitannya dengan produktifitas kerja karyawan.

  

  2. Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersumber dari luar organisasi, stres juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi. Oleh karenanya perlu disadari dan dipahami keberadaannya.

  

  3. Pemahaman akan sumber-sumber stres yang disertai dengan pemahaman terhadap cara-cara mengatasinya, adalah penting sekali bagi karyawan dan siapa saja yang .

terlibat dalam organisasi demi kelangsungan organisasi

yang sehat dan efektif.

  

4. Banyak di antara kita yang hampir pasti merupakan

bagian dari satu atau beberapa organisasi, baik sebagai

atasan maupun sebagai bawahan, pernah mengalami

stres meskipun dalam taraf yang amat rendah.

  5. Dalam zaman kemajuan di segala bidang seperti sekarang ini manusia semakin sibuk. Di satu pihak peralatan kerja semakin modern dan efisien, dan di lain pihak beban kerja di satuan-satuan organisasi juga semakin bertambah. Keadaan ini tentu saja akan menuntut energi pegawai yang lebih besar dari yang sudah-sudah. Sebagai akibatnya, pengalaman- pengalaman yang disebut stres dalam taraf yang cukup tinggi menjadi semakin terasa.

DEFINISI STRES

   Menurut Charles D, Spielberger (dalam Handoyo, 2001:63) menyebutkan bahwa

stres adalah kondisi dinamik pada individu

menghadapi peluang, kendala (constrain)

atau tuntutan (demands) yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting.

  .

   gejala stres di tempat kerja, yaitu meliputi:

  

  1. Kepuasan kerja rendah

  2. Kinerja yang menurun

  3. Semangat dan energi menjadi hilang

  4. Komunikasi tidak lancar

  5. Pengambilan keputusan jelek

  6. Kreatifitas dan inovasi kurang

  7. Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.

DEFINISI STRES KERJA

   Gibson et al (dalam Yulianti, 2000:9) mengemukakan bahwa stres kerja dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu: stres sebagai stimulus stres sebagai respon . stres sebagai stimulus-respon

   Luthans (dalam Yulianti, 2000:10) . mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang.

  FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB STRES KERJA 

  FAKTOR LINGKUNGAN KERJA 

FAKTOR PERSONAL

  FAKTOR LINGKUNGAN KERJA  kondisi fisik

   manajemen kantor

   hubungan sosial di lingkungan pekerjaan.

FAKTOR PERSONAL

   tipe kepribadian

   peristiwa/pengalaman pribadi maupun kondisi sosial- ekonomi keluarga di mana pribadi berada dan mengembangkan diri.

  .

   Betapapun faktor kedua tidak secara langsung berhubungan dengan kondisi pekerjaan, namun karena dampak yang ditimbulkan pekerjaan cukup besar, maka faktor pribadi ditempatkan sebagai sumber atau penyebab munculnya stres. Secara umum dikelompokkan sebagai berikut (Dwiyanti, 2001:77-79):

  .

  

  Tidak adanya dukungan sosial Tidak adanya kesempatan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di kantor. Pelecehan seksual Kondisi lingkungan kerja Manajemen yang tidak sehat Tipe kepribadian Peristiwa/pengalaman pribadi

  

Davis dan Newstrom (dalam Margiati, 1999:73)

stres kerja disebabkan: 

  Adanya tugas yang terlalu banyak Supervisor yang kurang pandai Terbatasnya waktu dalam mengerjakan pekerjaan

  Kurang mendapat tanggungjawab yang memadai Ambiguitas peran Perbedaan nilai dengan perusahaan Frustrasi. Konflik peran Perubahan tipe pekerjaan

  .

   Faktor-faktor di pekerjaan yang berdasarkan penelitian dapat menimbulkan stres dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori besar (lihat Gambar berikut) yaitu: faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi

  Hurrel (dalam Munandar, 2001:381 - 401):

  GAMBAR 1 : Modifikasi dari model Cooper, C.L (dalam Munandar, 2001:380).

MODEL STRES DALAM PEKERJAAN

  Faktor-faktor Intrinsik dalam Pekerjaan

  TUNTUTAN FISIK DAN . TUNTUTAN TUGAS 

  Tuntutan fisik misalnya faktor kebisingan.

  

Tuntutan tugas: kerja malam,

beban kerja, dan penghayatan

  Peran Individu dalam Organisasi

  Konflik peran 

  Ketaksaan peran

  Pengembangan Karir

  KEPASTIAN PEKERJAAN 

  KEPINCANGAN STATUS 

  OVER DAN UNDER PROMOTION

  Hubungan dalam Pekerjaan

  Struktur dan iklim Organisasi 

  Hubungan Antar Tenaga Kerja Faktor organisasional yang menjadi sumber atau mempengaruhi stress 

  

Role ambiguity and role

(kekaburan conflict peran dan konflik peran).

   Work Overload

(kelebihan beban kerja)

DAMPAK STRES KERJA PADA PERUSAHAAN

  

  1. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja

  

  2. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja 

  

3. Menurunkan tingkat produktivitas

  4. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan.

DAMPAK STRES KERJA PADA KARYAWAN

   Pengaruh psikologis

  

Pengaruh fisiologis

   Pengaruh kognitif

   Pengaruh perilaku

  Gambar 2 :

Hubungan Motivasi, Kinerja dan Stres

  Sumber : Suprihanto, dkk (2003:64)

  

  Dari Gambar 2 tampak jelas bahwa stres yang . terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan tingkat prestasi (kinerja) yang rendah (tidak optimum). Bagi seorang manajer (pimpinan) tekanan-tekanan yang diberikan kepada seorang karyawan haruslah dikaitkan dengan apakah stres yang ditimbulkan oleh tekanan-tekanan tersebut masih dalam keadaan wajar. Stres yang berlebihan akan menyebabkan karyawan tersebut frustrasi dan dapat menurunkan prestasinya, sebaliknya stres yang terlalu rendah menyebabkan karyawan tersebut tidak bermotivasi untuk berprestasi.

  

Strategi Manajemen Stres

Kerja

  

Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada

sekedar mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara adaptif dan efektif. Hampir sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus dicoba. PENDEKATANNYA : 

  Pendekatan Individual

  Pendekatan Organisasional

  Strategi Penanganan Individual

  Melakukan perubahan reaksi perilaku atau perubahan reaksi kognitif

   Melakukan diet dan fitnes

   Melakukan relaksasi dan meditasi

  Strategi Penanganan Organisasional

  Menciptakan iklim organisasional yang mendukung 

  Memperkaya desain tugas-tugas dengan memperkaya kerja yang baik 

  Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional 

  Rencana dan pengembangan jalur karir dan menyediakan konseling

  Strategi Dukungan Sosial.

  

  Untuk mengurangi stres kerja, dibutuhkan dukungan sosial terutama orang yang terdekat, seperti keluarga, teman sekerja, pemimpin atau orang lain. Agar diperoleh dukungan maksimal, dibutuhkan komunikasi yang baik pada semua pihak, sehingga dukungan sosial dapat diperoleh seperti dikatakan Landy (dalam Margiati, 1999:78) dan Goldberger & Breznitz (dalam Margiati, 1999:78).

   Pendekatan dukungan sosial

  

. Pendekatan melalui meditasi

   Pendekatan melalui biofeedback

   Pendekatan kesehatan pribadi

   Pola Sehat

   Pola Harmonis

   Pola Patologis

MENGELOLA STRESS DENGAN OPTIMAL

   Menyadari sumber stress yang menuntut, traumatic dan mencemaskan serta reaksi emosional dan fisik

   Kenali apa yang harus dapat Anda ubah dan apakah Anda dapat mengubah

penyebab stress dengan menghindari atau

menghilangkan mereka sama sekali, mengurangi intensitasnya, atau mengurangi hal-hal yang dapat memicu

  .

   Reaksi stress disebabkan oleh persepsi kita mengenai ancaman fisik, professional, atau emosional

  

Latihlah diri Anda untuk membuat reaksi

fisik terhadap stress menjadi lebih lunak

   KESIMPULAN

  Takut dan cemas seringkali muncul mewarnai suasana kerja di kantor. Ini akan mempengaruhi efektivitas kerja. Bisakah kita menghindari munculnya stres pada lingkungan kerja?..Jawabnya tidak. Stres adalah tantangan untuk kita, agar kita mampu melakukan yang terbaik sesuai dengan yang kita mampu.

  Berikut adalah tips untuk mengatasi stres di tempat kerja :

  .

   Tenang

   Kenali Permasalahan

   Terapi

   Hadapilah

   Atur Jadwal

   Diskusi

   Curhat

   Buat Keseimbangan

   Pahami Tugas dan Kewajiban Anda

  kasi Terim