LAPORAN MONITORING PEMBELAJARAN KEHADIRAN MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN

  

LAPORAN

MONITORING PEMBELAJARAN

KEHADIRAN MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO

  

LAPORAN

MONITORING PEMBELAJARAN

KEHADIRAN MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab

Dr. H. A. Luthfi Hamidi, M.Ag.

  

Ketua

Dr. H. Suwito, M.Ag.

Anggota

Ahmad Muttaqin, M.Si.

  Kholil Lur Rochman, S.Ag., M.Pd.I.

  Safrudin Aziz, S.IP., M.Pd. I Rofina Dienasari, S.H.I. Risqi Dias Kurniawan, S. Kom

  

Editor

  Arif Hidayat, S.Pd., M. Hum

  

Penerbit

  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto Jl. Jend. A. Yani No. 40 A Purwokerto Telp. 0281-635624, Fax.

  0281-636553

  

All Right Reserved

  

PENGANTAR

  Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita menjadi bagian dari umatnya yang kelak mendapatkan syafa’at. Amin.

  Kebijakan mutu pendidikan yang ditetapkan oleh IAIN Purwokerto menyesuaikan dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). Dalam SNPT, setiap mata kuliah memiliki bobot pembelajaran dengan menggunakan sistem kredit semester (SKS).

  Dalam sistem pendidikan Indonesia, 1 sks setara dengan 50 menit tatap muka, 1-2 jam belajar terstruktur, dan 1-2 jam belajar mandiri. Dengan demikian maka waktu yang dialokasikan untuk setiap maka kuliah dikalikan dengan bobot sks yang dimilikinya.

  Di IAIN Purwokerto, standar kehadiran mahasiswa ditetapkan minimal 75% dari total kehadiran terjadwal. Untuk mata kuliah dengan bobot 2 (dua) sks, tatap muka terjadwal sebanyak 14 (empatbelas) kali. 75% dari 14 adalah 11 (sebelas) kehadiran. Dengan demikian maka kehadiran 11 (sebelas) kali merupakan jumlah minimal seorang mahasiswa bisa mengikuti proses pembelajaran dalam sebuah mata kuliah yang diikuti.

  Kegiatan monitoring ini dapat terlaksana dengan bantuan dari para pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Rektor IAIN Purwokerto beserta para Wakil Rektor atas kepercayaan kepada LPM untuk menyelenggarakan kegiatan monitoring.

  2. Dekan di lingkungan IAIN Purwokerto.

  3. Para dosen pengampu mata kuliah yang bersedia bekerjasama dengan LPM dalam pelaksanaan monitoring.

  Pihak-pihak lain yang tidak disebut satu persatu. Atas bantuan dan kerjasama yang baik dihaturkan terima kasih.

  Purwokerto, 20 Nopember 2016 Ketua LPM IAIN Purwokerto

  Dr. H. Suwito NS, M.Ag

  NIP. 197104241999031002

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i

TIM PENYUSUN ........................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................. iv

Latar Belakang ................................................................................

Dasar Hukum ................................ Error! Bookmark not defined.

Standar Mutu Pembelajaran............................................................

Sistem Pendidikan di Indonesia......................................................

SKS dan Lama Studi........................................................................

Kegiatan Monitoring ........................................................................

Hasil Monitoring...............................................................................

Penutup ..........................................................................................

MONITORING PEMBELAJARAN

A. Latar Belakang

  IAIN Purwokerto menerapkan standar mutu pendidikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). Salah satu point penting dalam SNPT adalah bahwa pembobotan mata kuliah didasarkan pada bahan kajian. Semakin luas bahan kajiannya maka bobot sebuah mata kuliah semakin besar. Sks sebagai sistem hitung alokasi waktu pembelajaran diselenggarakan dengan 3 (tiga) metode secara simultan, yaitu tatap muka, belajar terstruktur, dan belajar mandiri. Setiap 1 (satu) sks setara dengan 50 tatap muka, 60 menit belajar terstruktur, dan 60 belajar mandiri.

  Penyelenggaraan tatap muka perkuliahan ditetapkan melalui jadwal yang tersusun. Di IAIN Purwokerto, perkuliahan diselenggarakan dalam 5 (lima) jam blok waktu dari jam 07.00 wib sampai dengan 17.15 wib. Dalam beberapa hari perkuliahan diselenggarakan hingga jam ke-6 atau jam 18.30 – 20.10 wib.

  Berdasar standar mutu yang ditetapkan oleh IAIN Purwokerto bahwa setiap mata kuliah dengan bobot 2 (dua) sks, jumlah pertemuan dalam 1 (satu) semester adalah 14 (empatbelas) kali di luar ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Waktu pertemuan dalam 1 (satu) pekan untuk mata kuliah berbobot 2 sks adalah 100 menit tatap muka, 120 menit tugas terstruktur, dan 120 menit belajar mandiri.

  Untuk tugas terstruktur dan belajar mandiri, monitoring dan pembimbingan langsung dilakukan oleh dosen yang bersangkutan, sementara tatap muka dilaksanakan di ruang kelas atau forum lain sesuai kesepakatan antara dosen dan mahassiwa. Terkait dengan tatap muka, Lembaga Penjaminan Mutu (LMP) berkepentingan agar proses berlangsung sesuai dengan standar yang ditetapkan. Indikator penjaminan mutu dari pelaksanaan tatap muka adalah terpenuhinya standar minimal waktu yang disediakan untuk penyelenggaraan perkuliahan.

  Kebijakan pendidikan lain yang ditetapkan IAIN Purwokerto adalah kehadiran minimal mahasiswa dalam perkuliahan adalah 75%. Artinya mahasiswa harus memiliki jumlah kehadiran minimal 75% untuk bisa meneruskan pembelajaran pada sebuah mata kuliah yang diikuti. Untuk mata kuliah dengan bobot 2 atau 3 sks, pertemuan dalam 1 (satu) semester adalah 14 kali. Maka seorang mahasiswa dapat mengikuti proses pembelajaran mata kuliah hingga selesai minimal mengikuti 11 (sebelas) pertemuan atau tatap muka perkuliahan dengan dosen. Apabila jumlah yang diikuti tidak mencapai 11 maka yang bersangkutan dinyatakan diskualifikasi serta tidak memiliki hak untuk mendapat evaluasi pembelajaran.

  Dalam konteks penjaminan mutu tersebut maka LPM menyelenggarakan monitoring kehadiran mahasiswa dalam tatap muka perkuliahan di kelas dari aspek kehadiran dengan indikator mengisi daftar presensi. Daftar presensi yang diedarkan secara mandiri oleh mahasiswa kemudian diklarifikasi oleh dosen pengampu untuk memvalidasi dengan misalnya memanggil ulang atau ceks satu persatu keabsahan tanda tangan.

  Proses penyelenggaraan melibatkan dosen pengampu untuk mengklarifikasi dan memvalidasi kehadiran mahasiswa melalui cek tandatangan. Tekniknya diserahkan sepenuhnya kepada dosen bersangkutan untuk mendapatkan informasi yang valid dan akurat.

B. Dasar Hukum

  1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

  2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

  3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana

  Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

  4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.

  5. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.

  6. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2016 tentang Statuta Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.

C. Standar Mutu Pembelajaran

  pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar. Interaksi tersebut, terjadi antara mahasiswa dengan dosen. Dalam interaksi yang berpusat pada mahasiswa (student

  centered learning) tersebut terjadi perubahan yang dialami

  mahasiswa dalam 4 ranah, yang disebut dengan ranah kognitif, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, pikiran; ranah afekif, yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi yang berbeda berdasarkan penalaran; ranah psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani, dan ranah kooperatif, yaitu kemampuan untuk bekerja sama.

  Pelaksanaan pembelajaran di IAIN Purwokerto harus memenuhi standar proses pembelajaran yang di tetapkan di dalam standar nasional pendidikan tinggi. Menurut Permenristekdikti (2015), standar proses pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan. Standar proses sebagaimana dimaksud mencakup: 1. karakteristik proses pembelajaran.

  3. pelaksanaan proses pembelajaran. 4. beban belajar mahasiswa.

  Karakteristik proses pembelajaran terdiri atas sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa. Berpusat pada mahasiswa maksudnya bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan.

  Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu. Beban belajar mahasiswa dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester (sks). Satu sks setara dengan 160 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester. Proses pembelajaran dilaksanakan dalam satuan semester. Semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama 16 (enam belas) minggu.

  Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara yang digunakan dosen dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai model pembelajaran. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran

  Untuk mencapai kompetensi yang diinginkan sangat bergantung pada cara atau model pembelajaran yang diterapkan dan assesmentnya. Beberpa metode pembelajaran dengan pendekatan SCL, dapat diterapkan, di antaranya : (1). Small

  Simulation = simulasi, (3). Case Study = studi kasus, (4). Discovery Learning (DL) = belajar menemukan, (5). Self- Directed Learning (SDL) = pembelajaran langsung pada diri

  sendiri, (6). Cooperative Learning (CL) = pembelajaran kerjasama, (7). Collaborative Learning (CbL)= pembelajaran kolaboratif, (8). Contextual Instruction (CI) = instrusi kontekstual, (9). Project Based Learning (PjBL)= pembelajaran berbasis projek, dan (10). Problem Based Learning and Inquiry (PBL)= pembelajaran berbasis masalah.

D. Sistem Pendidikan di Indonesia

  Pendidikan tinggi terdiri dari (1) pendidikan akademik yang memiliki fokus dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan (2) pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada persiapan lulusan untuk mengaplikasikan keahliannya. Institusi Pendidikan Tinggi yang menawarkan pendidikan akademik dan vokasi dapat dibedakan berdasarkan jenjang dan program studi yang ditawarkan seperti universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi dan akademi komunitas. Universitas merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat, universitas dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

  Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, institut dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

  Akademi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu. Akademi Komunitas merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan/atau diploma dua dalam satu atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu yang berbasis keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus.

  Jenjang Pendidikan dan Syarat Belajar Institusi pendidikan tinggi menawarkan berbagai jenjang pendidikan baik berupa pendidikan akademis maupun pendidikan vokasi. Perguruan tinggi yang memberikan pendidikan akademis dapat menawarkan jenjang pendidikan Sarjana (S1), Program Profesi, Magister (S2), Program Spesialis (SP) dan Program Doktoral (S3). Sedangkan pendidikan vokasi menawarkan program Diploma I, II, II dan IV.

  SKS dan Lama Studi

  SKS adalah singkatan satuan kredit semester. Dengan sistem ini, mahasiswa dimungkinkan memilih sendiri mata kuliah yang akan ia ambil dalam satu semester. SKS digunakan sebagai ukuran:  Besarnya beban studi mahasiswa.  Besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha belajar mahasiswa.  Besarnya usaha belajar yang diperlukan mahasiswa untuk menyelesaikan suatu program, baik program semesteran maupun program lengkap.

   Besarnya usaha penyelenggaraan pendidikan bagi tenaga pengajar

  Nilai 1 SKS untuk kegiatan kuliah setara dengan beban studi tiap minggu selama satu semester, terdiri dari:  1 jam kegiatan terjadwal (termasuk 5-10 menit istirahat).  1-2 jam tugas terstruktur yang direncanakan oleh tenaga pengasuh mata kuliah bersangkutan, misalnya menyelesaikan pekerjaan rumah, tugas pembuatan referat, menerjemahkan suatu artikel dan sebagainya.

   1-2 jam tugas mandiri, misalnya membaca buku rujukan, memperdalam materi, menyiapkan tugas dan sebagainya.

  Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus apabila telah menyelesaikan jumlah SKS tertentu. Untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1), seorang mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan beban studi program sarjana sekurang- kurangnya 144 (seratus empat puluh empat) SKS dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dan 8 (delapan) semester dan selama- lamanya 14 (empat belas) semester setelah pendidikan menengah.

  Pada jenjang Magister (S2), seorang mahasiswa harus menyelesaikan beban studi sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam) SKS dan sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 4 (empat) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dan 4 (empat) semester dan selama- lamanya 10 (sepuluh) semesterter masuk penyusunan tesis, setelah program sarjana, atau yang sederajat. Sedang untuk jenjang doktoral (S3) ada beberapa jenis beban, disesuaikan dengan riwayat pendidikan sarjana (S1) dan magister (S2)-nya.  Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan sarjana (S1) sebidang sekurang-kurangnya 76 (tujuh puluh enam) SKS yang dijadwalkan untuk sekurang kurangnya 8 (delapan) semester dengan lama studi selama-lamanya 12 (dua belas) semester.

   Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan puluh delapan) SKS yang dijadwalkan untuk 9 (sembilan) semester dan dapat ditempuh kurang dan 9 (sembilan) semester dengan lama studi selama-lamanya 13 (tiga belas) semester.  Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan magister (S2) sebidang sekurang-kurangnva 40 (empat puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 4 (empat) semester dan dapat ditempuh kurang dari 4 (empat) semester dengan lama studi selama-lamanya 10 (sepuluh) semester.

   Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan magister (S2) tidak sebidang sekurang-kurangnya 52 (lima puluh dua) SKS yang dijadwalkan untuk 5 (lima) semester dan dapat ditempuh kurang dari 5 (lima) semester dengan lama studi selama-lamanya 11 (sebelas) semester. Calon mahasiswa D1, D2, D3, D4 dan S1 harus menamatkan pendidikan menengah atas atau yang sederajat dan lulus pada ujian masuk masing-masing perguruan tinggi. Kandidat mahasiswa S2 harus memiliki ijazah Sarjana (S1) atau yang sederajat dan lulus ujian seleksi masuk perguruan tinggi. Untuk S3, Mahasiswa harus memiliki Ijazah S2 atau yang sederajat dan lulus seleksi masuk.

E. Kegiatan Monitoring

  Monitoring pembelajaran dilakukan dengan menetapkan sasaran kegiatan sebagai berikut:

  1. Kehadiran mahasiswa di kelas dalam proses pembelajaran dengan dosen pengampu mata kuliah.

  2. Validasi tandatangan kehadiran tatap muka perkuliahan.

  2 (dua) sasaran kegiatan di atas disesuaikan dengan sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia bahwa setiap 1 (satu) sks memiliki waktu belajar setiap pekan (1) 50 menit tatap muka, 1-2 jam belajar terstruktur, dan 1-2 jam belajar mandiri. Dengan demikian maka pada mata kuliah dengan bobot 2 (dua) sks misalnya maka tatap muka mata kuliah antara dosen

  Di IAIN Purwokerto, waktu perkuliahan yang dialokasikan untuk mata kuliah dengan bobot 2 (dua) sks adalah jam ke-2 (08.45 – 10.25 wib), ke-3 (10.30 – 12.10 wib), dan ke-5 (15.30 – 17.10 wib). Tiga alokasi waktu untuk mata kuliah 2 (dua) sks dijadikan sebagai dasar monitoring kehadiran dosen dalam penyelenggaraan perkuliahan di kelas.

  Jumlah kehadiran mahasiswa sesuai kebijakan mutu yang ditetapkan adalah 75% dari jumlah total tatap muka setiap mata kuliah dalam 1 (satu) semester. Untuk mata kuliah dengan bobot 2 dan 3 sks, jumlah tatap muka dalam satu semester adalah 14 kali. Untuk mata kuliah dengan bobot 4 sks, jumlah tatap muka dalam satu semester adalah 28 kali. Dengan demikian maka kehadiran mahasiswa dalam jumlah minimal untuk bisa menyelessaikan proses pembelajaran dalam satu mata kuliah adalah 11 kali untuk mata kuliah 2 dan 3 sks, serta 21 kali untuk mata kuliah 4 sks.

  Kegiatan monitoring dilaksanakan pada tanggal 10 Nopember 2016 dengan menggunakan instrumen presensi kehadiran mahasiswa yang dimiliki oleh setiap dosen per mata kuliah.

F. Hasil Monitoring

  Hasil monitoring pencatatan waktu awal dan pengakhiran tatap muka perkuliahan dosen diperoleh bahwa terdapat 3 (tiga) mahasiswa yang tandatangan atau bukti kehadirannya tidak bisa diterima. Hal ini karena ketiganya tidak hadir dan tandatangan secara langsung melaainkan ditandatangani oleh teman mahasiswa satu kelasnya. Hal ini ditemukan pada saat dosen pengampu memvalidasi tandatnagan bukti kehadiran mahasiswa dengan cara memanggil secara langsung nama-nama mata kuliah yang hadir dan berpartisipasi dalam perkuliahan. Dari proses tersebut ternyata terdapat 3 (tiga) mahasiswa yang secara faktual tidak hadir walaupun memiliki atau kolom nama

  Nama-nama mahasiswa yang ditemukan adalah:

  1. Dani Lukman Hakim (NIM: 1323302027 Prodi PBA pada mata kuliah Sosiologi Pendidikan)

  2. Yazid Abdul Qohar (NIM: 1423303039 Prodi MPI pada mata kuliah Ilmu Kalam).

  3. Ikhsan Ali Rizqi (NIM: 1522102020 Prodi KPI pada mata kuliah Metodologi Penelitian) Atas temuan di atas maka tindaklanjut yang dilakukan adalah pemberlakuan sistem presensi online. TIPD kemudian mendesain presensi online yang diintegrasikan dengan sisca dan dibelakukan pada semester berikutnya. Pada sistem presensi online, tandatangan mahasiswa secara fisik hanya digunakan sebagai alat verifikasi dari dosen pada saat input kehadiran mahasiswa dalam sisca.

G. Penutup

  Demikian laporan monitoring pembelajaran melalui sasaran kegiatan kehadiran mahasiswa dalam penyelenggaraan tatap muka perkuliahan di kelas. Masukan dan kritik dari Bapak/Ibu sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Lembaga Penjaminan Mutu terus mengembangkan instrumen untuk pengendalian mutu serta memberi garansi agar setiap kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Atas perhatian dan kerjasama yang baik dihaturkan terima kasih.