PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM PADA MASYARAKAT SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI

  INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM PADA MASYARAKAT SURABAYA A R T I K E L I L M I A H

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

  Program Studi Manajemen Oleh :

  MUCHAMMAD NAFIK ARISTA NIM : 2014210858 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A 2018

  

PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR

TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM PADA

MASYARAKAT SURABAYA

Muchammad Nafik Arista

  STIE Perbanas Surabaya E-mail

  Jalan Nginden Semolo 34-36 Surabaya 60118, Indonesia

  

ABSTRACT

In decision making related to investment, selection process is not an easy job for the

investors. This is true when they do it in an uncertainty situation. Besides that, choosing a

certain investment asset has its own consequence such as it may be beneficial or the other

way around. The purpose of this study is to determine the influence of competence and

overconfidence of individual investor toward the stock trading behavior in Surabaya

community. The sample consists of 112 investors in Surabaya and the analysis was done by

partial least square to test the hypotheses. The result reveal that investor’s competence and

overconfidence significantly affect their stock trading behavior in Surabaya community.

Investor who perceive themselves to be more competence and overconfidence will act on

their beliefs by trading more compared by those who less competence and overconfidence.

And because some investors prefer to invested their fund using broker services than online

trading. Key Words : Competence, Overconfidence, and Stock Trading Behavior.

  

PENDAHULUAN yang tidak mudah bagi seorang investor.

  Pilihan terhadap investasi asset tertentu Setiap orang ingin memiliki kehidupan akan dapat menimbulkan konsekuensi yang lebih baik dan layak. Salah satu cara keuangan yang berupa keuntungan atau yang dapat dilakukan adalah dengan mengalami kerugian. Dengan demikian, melakukan investasi saham. Pemilihan mengurangi potensi kerugian (risiko) investasi saham yang tepat akan dapat merupakan tuntutan pengambilan memperoleh keuntungkan, sehingga keputusan dalam menentukan pilihan. investor sendiri dapat memaksimalkan

  Menurut Nofsinger (2005:15)

  return dan seorang investor dituntut untuk

  pengambilan keputusan investasi pada memiliki kemampuan analisa yang bagus pendekatan keuangan konvensional agar mendapatkan keuntungan yang memiliki dua asumsi. Pertama, individu maksimal, terutama dalam kondisi membuat keputusan rasional dan tidak ekonomi yang tidak stabil yang mengalami bias terhadap prediksi tentang mengakibatkan situasi ketidak pastian masa depan. Kedua, individu berperilaku yang tinggi. rasional tidak sepenuhnya terjadi, karena

  Menurut Yohnson (2008) dalam adanya keterbatasan kemampuan berpikir melakukan keputusan investasi, memilih

  (bounded rationality) . Dua asumsi itulah

  investasi yang tepat merupakan pekerjaan yang menjadi alasan munculnya ilmu keuangan berbasis perilaku (Behavioral finance) .

  Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan keputusan investasi adalah dari aspek kepercayaan diri investor dan faktor kompetensi, serta dari aspek demografi yaitu jenis kelamin dan pendapatan sebagai variabel kontrol. Menurut Chandra ( 2009) pengaruh kompetensi investor individu pada perilaku perdagangan investor di dalam pasar saham. Hasilnya penelitian menunjukkan investor yang kompeten lebih sering melakukan perdagangan (trading). Faktor percaya diri (overconfidence) juga berperan dalam perilaku perdagangan saham. Graham, John R, Harvey, Campbell R, dan Huang Hai (2009) meneliti adanya hubungan teoritis antara faktor percaya diri dengan perilaku perdagangan saham. Peneliti menemukan bahwa investor laki-laki, dengan tingkat kepemilikan portofolio yang besar, cenderung lebih percaya diri dari pada investor perempuan, dengan tingkat portofolio yang lebih kecil.

  Selain itu pengambilan keputusan investasi lainya juga di pengaruhi oleh faktor kompetensi. Menurut Graham et al. (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan perbedaan karakteristik demografi dari seorang investor, menyebabkan investor merasa lebih kompeten dalam memahami informasi yang ada disektor keuangan dan hasil penelitiannya menemukan investor laki- laki dengan pendapatan yang tinggi lebih memiliki keyakinan bahwa mereka adalah investor saham yang kompeten. Barber dan Odean (2001) mengemukakan hal yag sama bahwa gender (jenis kelamin) merupakan Variabel yang dapat mempengaruhi tingkat Kepercayaan Diri

  (Overconvidence) investor.

  Dari uraian di atas, penelitian saat ini melakukan pengujian kembali dilakukan oleh saudara Okky Putrie Wibiosono dengan judul Pengaruh Kompetensi Investor dan Kepercayaan Diri Investor Terhadap Perilaku Perdagangan Saham.

  Akan tetapi, peneliti saat ini mencoba untuk meneliti pada periode berbeda, yang sebelumnya dilakukan pada tahun 2013, untuk kali ini peneliti ingin melakukan pada tahun 2017- januari 2018, dan untuk faktor demografi peneliti sebelumnya menggunakan Jenis Kelamin, usia, pendapatan dan pendidikan, akan tetapi penelitian saat ini menggunakan jenis kelamin dan pendapatan per bulan saja.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang sama, hal ini dilakukan untuk mengetahui tujuan utama dalam penelitian ini adalah (1) menganalisis pengaruh kompetensi yang dimiliki investor, dan (2) menganalisis pengaruh kepercayaan diri yang dimiliki investor terhadap perilaku perdagangan saham pada masyarakat Surabaya.

  KERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAI DAN HIPOTESIS Pengaruh Kompetensi terhadap Perilaku Perdagangan Saham

  Kompetensi adalah karakteristik seseorang yang dapat diperlihatkan, meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dapat menghasilkan kinerja ataupun prestasi. Kompetensi dapat diartikan sebagai ketrampilan subjektif atau tingkat pengetahuan investor tertentu mengenai isu-isu di bidang keuangan menurut, Dessler (2010:83). Kompeten atau tidak kompetennya seorang investor juga dipengaruhi oleh apa yang diketahui atau relatif terhadap apa yang dapat diketahui oleh mereka dalam melakukan transaksi perdagangan saham. Indikator yang digunakan dalam variabel ini adalah kompeten atau tidak kompetennya investor saham dalam melakukan perdagangan saham.

  Kompetensi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan yang dapat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk memilih investasi yang tepat bagi mereka. Menurut penelitian, Chandra (2009:56-70) terlihat adanya hubungan yang positif, jika tingkat kompetensi yang dimiliki investor saham semakin tinggi akan menjadi lebih kompeten dibandingkan dengan seorang investor lain, yang akan menyebabkan frekuensi perdagangan dalam melakukan

  trading saham menjadi lebih tinggi,

  dibandingkan dengan investor yang tidak berkompeten. Hal ini juga tidak lepas dari adanya sikap rasional investor dalam berkompetensi, terlihat ketika investor mendapatkan pendapatan yang tinggi investor tersebut juga berani berkompeten dengan tingkat risiko yang tinggi juga. Menurut Barber dan Odean (2001) menemukan bahwa anak muda, atau investor laki-laki akan cenderung lebih sering dalam melakukan perdagangan dibandingkan investor perempuan.

  H1 : Kompetensi investor berpengaruh

  positif terhadap perilaku perdagangan saham pada masyarakat Surabaya.

  Pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Perilaku Perdagangan Saham

  Menurut Kufepaksi (2007) menggunakan studi eksperimental menyimpulkan bahwa perilaku kepercaya diri adalah rasa percaya diri yang berlebihan dan perilaku yang menipu diri sendiri yang menyebabkan kekeliruan atau kesalahan dalam memprediksi harga saham. Efek lain dari perilaku percaya diri adalah perdagangan yang berlebihan atau kecenderungan investor saham untuk perdagangan dipasar saham terlalu banyak (Pompian, 2006; Barber dan Odean, 2001; Graham, 2009). Kepercayaan diri juga mempengaruhi perilaku investor saham dalam mengambil resiko, investor yang bersikap rasional berusaha memaksimalkan keuntungan dan memperkecil dari resiko yang diambil.

  Rasa kepercaya diri yang berlebihan menurut, Pompian (2006) mengakibatkan: (1) keyakinan investor yang memiliki pengetahuan khusus yang mereka lakukan tidaklah benar-benar dimiliki, (2) terlalu percaya diri menyebabkan investor untuk melebih-lebihkan kemampuannya, untuk selalu mengevaluasi investasi, (3) terlalu percaya diri akan dapat menyebabkan investor untuk cenderung mengabaikan risiko dan meremehkan risiko, (4) terlalu percaya diri menyebabkan kecenderungan portofolio investasi investor berada dibawah diversifikasi yang diharapkan.

  Investor yang terlalu percaya diri dalam melakukan transaksi perdagangan yang terlalu banyak selalu cenderung untuk meningkatkan jumlah perdagangan yang menyebabkan individu menjadi terlalu yakin atas opini (pendapat) mereka. Opini para investor berasal dari keyakinan mereka mengenai keakuratan informasi yang diterima dan kemampuan mereka untuk menafsirkannya. Secara umum, investor menaksir ketepatan informasi secara berlebihan dan bias dalam interprestasi mereka atas informasi tersebut. Kepercayaan diri investor saham yang percaya dirinya semakin kuat akan penilaian persepsi diri sendiri dari saham dan kekhawatiran diri yang kurang terhadap kepercayaan dari orang lain, Nofsinger (2005: 11).

  Menurut, Graham (2009) meneliti pada hubungan teoritis antara faktor kepercayaan diri dengan frekuensi perdagangan. Peneliti menemukan bahwa investor laki-laki, dengan portofolio yang lebih besar, cenderung untuk lebih percaya diri dibandingkan dengan seorang investor perempuan, dengan portofolio yang lebih kecil. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Barber dan Odean (2001) yang memberikan bukti empiris bahwa investor laki-laki lebih sering melakukan transaksi perdagangan, dan lebih berani menanggung risiko dibandingkan investor perempuan.

  H2 : Kepercayaan diri investor

  berpengaruh positif terhadap perilaku perdagangan saham pada masyarakat Surabaya. Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

H1 (+) H2 (+)

  

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Variabel Penelitian

  Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen (Y) yaitu Perilaku perdagangan saham pada masyarakat Surabaya dan variabel independen (X) terdiri dari kompetensi (X 1) dan kepercayaan diri investor (X2).

  Definisi Operasional Variabel Penelitian Kompetensi Investor

  Menurut Dessler (2010:83) kompetensi merupakan yang dapat diperlihatkan, seperti pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dapat menghasilkan kinerja dan prestasi. Kompetensi investor di pengaruhi oleh apa yang diketahui investor itu sendiri atau relatif apa yang diketahui. Kompetensi dapat didefinisikan sebagai keterampilan subjektif atau tingkat pengetahuan investor mengenai isu-isu pada bidang keuangan. Kompeten atau tidak kompeten seorang investor juga dipengaruhi oleh apa yang diketahui atau relatif terhadap apa yang dapat diketahui oleh investor dalam melakukan transaksi perdagangan saham. Indikator yang digunakan dalam variabel ini menurut Okky Putrie Wibiosono, (2013) adalah : (1) Kompeten (Pengetahuan investor tentang investasi saham yang baik) atau (2) Tidak kompeten

  (Pengetahuan investor tentang investasi saham yang kurang baik) dalam melakukan perdagangan saham.

  Pengukurannya menggunakan skala likert yang terdiri dari lima poin yang mana skor “1” untuk jawaban sangat tidak kom peten, “2” tidak kompeten, “3” kurang kompeten, “4” kompeten, dan skor “5” untuk jawaban sangat kompeten.

  Berikut beberapa item pertanyaan merujuk pada jurnal atau penelitian dari Ferdian Adytia Nugraha (2015) dan Okky Putrie Wibiosono (2013) yang menjadi indikator dalam variabel kompetensi investor : 1.

  Pengetahuan investor tentang investasi saham sudah baik

  2. Investor merasa kesulitan saat membaca dan menganalisis laporan keuangan atau pergerakan saham 3. Laporan keuangan merupakan media yang bermanfaat bagi investor

  4. Laporan keuangan mudah didapat sebagai alat penentu kebijakan investasi saham di masa depan 5. Investor mampu mengolah informasi perusahaan untuk menentukan saham yang berpotensi menguntungkan

  Kepercayaan Diri Investor

  Menurut Nofsinger (2005:10-15) kepercayaan diri investor adalah rasa percaya diri yang berlebihan dapat menyebabkan orang merasa overestimate

  Perilaku Perdagangan Saham Pada Masyarakat Surabaya

  Kompetensi Investor

  Kepercayaan Diri Investor terhadap pengetahuan yang dimiliki,

  underestimate terhadap risiko dan melebih-

  Perilaku perdagangan saham merupakan perilaku yang dilakukan oleh investor yang ingin menempatkan dananya dalam investasi saham. Setiap investor pasti menginginkan return yang tinggi atas dana yang telah di investasikanya, hal ini merupakan perilaku wajar yang ada pada investor. Ketika investor menginginkan keuntungan tentunya investor akan dihadapkan juga pada resiko tertentu. Perilaku perdagangan saham menunjukkan berapa tinggi tingkat frekuensi perdagangan saham yang dilakukannya, Chandra (2009). Variabel perilaku perdagangan saham ini diukur dengan mengembangkan kuesioner dari Chandra (2009) dan dengan menggunakan Skala Ordinal, dimana kategori frekuensi perdagangan saham < 5 kali score 1, 5-10 kali score 2, 11-20 kali score 3, > 20 kali score 4.

  Cronbach > 0,6, serta pengujian model

  0,5) dan uji reliabilitas yang diukur melalui composite realibility > 0,7, Alpha

  discriminant validity (melihat nilai AVE >

  (loading indicator >0,6, p-value <0,05),

  convergent validity dengan perhitungan

  Evaluasi pengukuran dilakukan dengan dua model yaitu analisis model pengukuran (Outer Model) yang mencakup uji validitas dengan melihat

  menguji secara simultan hubungan antara konstruk laten dalam hubungan linear ataupun non-linear dengan banyak indikator.

  Square (PLS) dengan metode structural equation model (SEM) digunakan untuk

  Pengujian dalam penelitian ini dengan menggunakan alat uji Partial Least

  Alat Analisis

  Perilaku Perdagangan Saham

  lebihkan kemampuan yang dimiliki dalam melakukan kontrol atas apa yang terjadi.

  6. Pengetahuan investor dapat membuat risiko pada jenis investasi yang dipilih menjadi tidak terlalu berarti 7. Kemampuan investor dapat membuat risiko pada jenis investasi yang dipilih menjadi tidak terlalu berarti 8. Investor memahami dengan baik karakteristik risiko dan keuntungan berbagai instrument pasar modal

  5. Investor yakin pilihan berinvestasi di saham adalah pilihan yang terbaik

  4. Investor berani mengambil risiko yang dihadapi dalam berinvestasi

  3. Kemampuan investor dalam berinvestasi saham lebih baik dibandingkan orang lain

  2. Pengetahuan investor dalam berinvestasi saham lebih baik dibandingkan orang lain

  Investor yakin dengan kemampuannya dalam memilih jenis investasi saham

  Berikut beberapa item pertanyaan merujuk pada jurnal atau penelitian dari Okky Putrie Wibiosono (2013) yang menjadi indikator dalam variabel kepercayaan diri investor : 1.

  “3” kurang percaya diri, “4” percaya diri dan skor “5” untuk jawaban sangat percaya diri.

  “1” untuk jawaban sangat tidak tidak percaya diri, “2” tidak percaya diri,

  Kepercayaan diri juga mempengaruhi perilaku investor dalam mengambil resiko. Indikator yang digunakan dalam variabel ini adalah investor saham yang bersikap rasional berusaha memaksimalkan keuntungan dengan berani dalam mengambil resiko dan memperkecil atau meminimalisir dari resiko yang dihadapi dalam melakukan transaksi perdagangan saham menurut Okky Putrie Wibiosono, (2013). Variabel ini dapat diukur dengan Skala Likert lima poin yang mana terdiri dari skor

  struktural (Inner Model) yang meliputi evaluasi dengan melihat nilai R2 untuk konstruk dependen dan nilai koefisien path atau t-value (t-satistic) untuk diuji signifikan antar konstruk (variabel terikat (perilaku perdagangan) dan variabel bebas (kompetensi & kepercayaan diri investor)) dalam Partial Least Square Warp PLS 6.0.

  • – Rp. 10.000.000 Rp. 11000.000
  • – Rp. 15.000.000 Rp. 16.000.000
  •   8

      Dilihat Berdasarkan tabel 1, karakteristik demografi berdasarkan pendapatan total per bulan terlihat persentase terbesar responden yakni Rp 4.000.000-Rp 10.000.000 sebesar 51% (57 responden) dimungkinkan kebanyakan investor masih pada masa produktifitasnya dalam tahap mengumpulkan kekayaan dengan menempatkan dananya dalam investasi pasar modal dengan harapan mendapat keuntungan untuk menambah pendapatannya. Terlihat juga persentase yang sama antara pendapatan < Rp 4.000.000 dengan pendapatan Rp 11.000.000-Rp 15.000.000 sama-sama sebesar 20% (23 dan 22 responden), kemudian Rp 16.000.000- Rp 20.000.000 sebesar 7% (8 responden), serta > Rp 21.000.000 sebesar 2% (dua responden).

      Karakteristik demografi dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 1, dimana karakteristik jenis kelamin terlihat persentase responden laki-laki lebih besar dibandingakan perempuan, yakni sebesar 59% (66 responden) dibandingkan responden perempuan sebesar 41% (46 responden). Hal ini menunjukkan investor laki-laki lebih banyak untuk menginvestasikan dananya dalam pasar modal dibandingkan dengan investor perempuan.

      Dalam penelitian ini untuk menggambarkan hasil penelitian yang terjadi berkaitan dengan responden maka akan digunakan analisis deskriptif. Dari variabel penelitian yaitu kompetensi investor dan kepercayaan diri investor, serta faktor demografi (jenis kelamin, dan pendapatan), diharapkan dengan melihat jawaban dari responden akan mendapatkan gambaran secara keseluruhan variabel tersebut.

      HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif

      Sumber: Data diolah

      7% 2%

      2 59% 41% 20% 51% 20%

      22

      57

      23

      46

      66

      Pendapatan Total per Bulan < Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000

      Laki-laki Perempuan

      Karakteristik Jumlah Persentase (%) Jenis Kelamin

      

    Tabel 1

    Karakteristik Faktor Demografis Responden Penelitian

    • – Rp. 20.000.000 > Rp. 21.000.000

      Dari ke dua proporsi ( 16-20 juta dan > 20 juta) tersebut dimana investor dengan pendapatan tinggi cenderung berhati-hati atas dana yang dimilikinya dan dimungkinkan berinvestasi dengan tujuan menambah pendapatan saja tetapi cenderung menghindari resiko terhadap investasi dengan risiko tinggi seperti saham.

       Sumber: Data diolah

    Gambar 2

    Tanggapan Responden Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham

    Analisis Deskriptif variabel Perilaku

      Perdagangan Saham Pada Masyarakat Surabaya

      Berdasarkan gambar 2, dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap variabel perilaku perdagangan saham dalam penelitian ini secara keseluruhan frekuensi transaksi (trading) saham yang paling banyak dilakukan investor dalam satu bulan adalah 5-10 kali dengan persentase 46% (51 responden) dan 23% (26 responden) untuk investor yang melakukanya < 5 Kali dan 11-20 kali dan yang terendah dengan frekuensi perdagangan saham > 20 kali per bulan sebesar 8% (9 responden).

      Analisis Deskriptif Variabel Kompetensi Investor

      Melihat jawaban responden terhadap variabel kompetensi investor dalam penelitian ini secara keseluruhan berdasarkan persepsi responden memiliki kompetensi yang baik dalam melakukan transaksi perdagangan saham dengan total nilai rata-rata (mean) sebesar 4,06 yang artinya kompeten.

      Analisis Deskriptif Variabel Kepercayaan Diri Investor

      Melihat jawaban responden terhadap variabel kepercayaan diri investor dalam penelitian ini secara keseluruhan berdasarkan persepsi responden memiliki kepercayaan diri yang baik dalam melakukan transaksi perdagangan saham dengan total nilai rata-rata (mean) sebesar 3,83 yang artinya percaya diri.

      Analisis Statistik Uji Validitas dan Reliabilitas

      Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu item pernyataan dalam kuesioner, sedangkan uji reliabiltas digunakan untuk menguji konsistensi dan stabilitas dari suatu alat ukur dalam pengukuran.

      Nilai reliabilitas suatu konstruk dalam pengujian menggunakan SEM-PLS dapat memenuhi syarat jika nilai Cronbach

      Alpha > 0.6 untuk penelitian explanatory,

      sedangkan untuk nilai composite reliability > 0.6-0.7 untuk penelitian explanatory (Mahfud Sholihin dan Dwi ratmono, 2013 : 147). Penelitian ini terdapat beberapa Variabel reflektif antara lain kompetensi investor dan kepercayaan diri investor.

      Berikut merupakan syarat-syarat terpenuhinya validitas konvergen, diskriminan dan realibilitas suatu konstruk yang disajikan dalam tabel di bawah ini:

      23% 46% 23% 8%

      

    Frekuensi Perdagangan

    (Trading) Saham < 5 Kali 5-10 Kali 11-20 Kali > 20 Kali

      

    Tabel 2

    Uji Validitas Dan Reliabilitas Kompetensi dan Kepercayaan Diri

    Loading Composite Cronbach

      

    Variabel P value Ket. Keterangan

    Factor Reliability Alpha

      KI 1 0.875 <0.001 Valid KI 2 0.751 <0.001 Valid KI 3 0.606 <0.001 Valid 0.846 0.770 Reliabel KI 4 0.614 <0.001 Valid KI 5 0.751 <0.001 Valid

      KDI 1 0.771 <0.001 Valid KDI 2 0.785 <0.001 Valid KDI 3 0.773 <0.001 Valid KDI 4 0.794 <0.001 Valid

      0.904 0.878 Reliabel KDI 5 0.742 <0.001 Valid KDI 6 0.652 <0.001 Valid KDI 7 0.628 <0.001 Valid KDI 8 0.727 <0.001 Valid

      Sumber: Data diolah Berdasarkan perhitungan tabel 2 di atas uji validitas dan reliabilitas dari dua variabel kontrol atau demografi (Demo) variabel kompetensi KI 1, KI 2, KI 3, KI 4, memiliki nilai AVE > 0,50. Nilai AVE KI 5 dan kepercayaan diri investor KDI 1, direkomendasikan lebih dari 0,50 karena KDI 2, KDI 3, KDI 4, KDI 5, KDI6, KDI mempunyai arti bahwa 50% atau lebih 7, KDI8, menunjukkan hasil yang valid variance dari indikator lain (Mahfud karena memiliki taraf Loading Factor > Sholihin dan Dwi ratmono, 2013 : 147). 0,4, dan taraf P Value < 0,05. Serta hasil nilai Cronbach Alpha > 0,6 dan nilai Tabel 3

      Composite Reliability > 0,6 maka variabel Nilai Average Variance Extract (AVE) dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

      Discriminant validity dinilai

    KI KDI PI

      berdasarkan Average Variance Extract

      KI (0,727) 0,793 0,448

      pengukuran dengan konstruknya. Suatu

      KDI 0,793 (0,737) 0,472

      indikator dikatakan memenuhi jika nilai Average

      discriminant validity Pi 0,448 0,472 (1,000)

      Variance Extract terhadap Konstruknya

      Sumber : Data diolah adalah terbesar dibandingkan dengan konstruk lainnya. Hasil yang didapat dari

      Hasil Pengujian Hipotesis

      pengujian discriminant validity melalui Berikut merupakan hasil dari

      Average Variance Extract (AVE): pengujian hipotesis pada penelitian ini Nilai Average Variance Extrac dengan menggunakan metode Partial

      (AVE) untuk setiap konstruk (variabel)

      Least Square (PLS) dengan bantuan dapat dilihat dalam tabel 3 di bawah ini.

      WarpPLS 6.0 dengan gambar sebagai Berdasarkan nilai AVE dalam tabel 3 di berikut : bawah dapat dilihat dua variabel bebas (KI dan KDI) memiliki nilai AVE > 0,50 dan Sumber: Data diolah dengan PLS Warp 6.0

      GAMBAR 2 Hasil Estimasi Model

      Berdasarkan gambar 2 di atas dapat keterampilan, dan perilaku yang dapat dijelaskan mengenai hasil pengujian menghasilkan kinerja dan prestasi yang dengan analisis sebaga berikut : dalam hal ini adalah return. Kompeten

      1. Kompetensi Investor (KI) atau tidak kompetennya investor saham berpengaruh positif signifikan dipengaruhi dengan apa yang diketahui terhadap perilaku perdagangan oleh investor itu sendiri atau apa yang saham pada masyarakat Surabaya relatif mereka ketahui sendiri tentang (PI) sebesar 0,25 dengan tingkat perdagangan saham. signifikansi sebesar < 0,01. Berdasarkan pengujian yang

      2. Kepercayaan Diri Investor (KDI) dilakukan dengan menggunakan Partial berpengaruh positif signifikan Least Square didapatkan nilai p-value terhadap perilaku perdagangan kompetensi sebesar < 0,01 dan path saham pada masyarakat Surabaya coefficient sebesar 0,25. Artinya pengaruh (PI) sebesar 0,29 dengan tingkat kompetensi investor terhadap perilaku signifikansi sebesar < 0,01. perdagangan saham pada masyarakat R-square sebesar 0.27, yang Surabaya berpengaruh positif signifikan. memiliki arti bahwa pengaruh kompetensi Dengan kata lain bahwa berdasarkan investor dan kepercayaan diri investor persepsi investor semakin kompeten atau saham adalah sebesar 27% terhadap semakin baik pengetahuan yang dimiliki perilaku perdagangan saham pada investor saham, maka investor akan lebih masyarakat Surabaya yang dilakukan oleh sering meningkatkan transaksi (trading) investor saham dan sisanya sebesar 73% perdagangan saham di masa depan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lain atau juga tidak lepas dari adanya sikap rasional variable lain diluar indikator yang diteliti. investor dalam berkompetensi terlihat ketika investor mendapatkan pendapatan yang tinggi, investor tersebut juga berani

      PEMBAHASAN

      berkompeten dengan tingkat risiko yang Pengaruh Kompetensi Terhadap tinggi juga.

      

    Perilaku Perdagangan Saham Pada Hal ini juga diperkuat dengan hasil

    Masyarakat Surabaya ( ) tanggapan responden terhadap variabel

      kompetensi pada item KI 1 berdasarkan Menurut (Dessler, 2010:83) persepsi investor, dimana responden kompetensi merupakan sesuatu yang dapat diperlihatkan, seperti pengetahuan, mempunyai pengetahuan tentang investasi saham yang baik atau kompeten dengan rata-rata (mean) sebesar 3,94. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kompeteten investor, akan dapat meningkatkan transaksi (trading) perdagangan saham di masa depan, serta akan lebih baik dalam mengolah informasi perusahaan, dan menentukan arah kebijakan investasi saham yang menguntungkan.

      Hasil dari pengujian hipotesis ini sejalan dengan hasil penelitian Okky Putrie W (2013) dimana dalam penelitiannya menyatakan bahwa ketika investor saham merasa kompeten, maka investor tersebut akan lebih sering melakukan perdagangan saham yang akhirnya menyebabkan frekuensi transaksi menjadi lebih tinggi. Demikian juga menurut penelitian Chandra (2009) juga menunjukkan bahwa investor saham dengan tingkat kompetensi yang tinggi akan lebih sering melakukan trading dalam perdagangan saham.

      Pengaruh Kepercayaan Diri Investor Terhadap Perilaku Perdagangan Saham Pada Masyarakat Surabaya ( )

      Menurut Nofsinger (2005:10-15) Kepercayaan diri investor adalah rasa percaya diri yang berlebihan dapat menyebabkan orang merasa overestimate terhadap pengetahuan yang dimiliki,

      underestimate terhadap risiko dan melebih-

      lebihkan kemampuan yang dimiliki dalam melakukan kontrol atas apa yang terjadi. Efek lain dari perilaku percaya diri adalah perdagangan yang berlebihan atau kecenderungan investor untuk perdagangan di pasar saham terlalu banyak (Pompian, (2006:54); Barber dan Odean, 2001; Graham et al, 2009).

      Berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan Partial

      Least Square didapatkan nilai p-value

      kepercayaan diri investor sebesar < 0,01 dan path coefficient sebesar 0,29 yang artinya pengaruh kepercayaan diri investor terhadap perilaku perdagangan saham pada masyarakat Surabaya berpengaruh positif signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan persepsi responden, seorang investor yang mempunyai kepercayaan diri

      (baik dalam pengetahuan dan kemampuan) yang baik untuk menjalankan dan mengelola investasi, akan merasa lebih percaya diri terhadap investasi yang dipilihnya dan akan dapat meningkatkan frekuensi perdagangan saham, serta berani menghadapi risiko yang dihadapi di dalam investasi saham. Hal itu juga didukung dengan tanggapan responden terhadap variabel kepercayaan diri investor, dimana berdasarkan persepsi kebanyakan investor saham memiliki kepercayaan diri yang tinggi dengan total rata-rata (mean) sebesar 3,83. Selain itu investor dengan jenis kelamin laki-laki dengan pendapatan yang tinggi akan lebih percaya diri dalam melakukan transaksi perdagngan saham, sehingga frekuensi perdagangan lebih tinggi atau aktif, dibandingkan dengan investor perempuan dengan pendapatan yang lebih rendah, Graham (2009).

      Hal ini juga diperkuat dengan hasil pengolahan data tanggapan responden dalam variabel kompetensi atau pengetahuan investor yang menampilkan total rata-rata (mean) sebesar 4,06 yang artinya berdasarkan persepsi responden, pengetahuan investor tentang saham kompeten, semakin baik pengetahuan atau kompetensi investor di investasi saham maka akan membuat investor cenderung menjadi lebih percaya diri dan kemudian investor tersebut akan melakukan perdagangan saham yang akhirnya menyebabkan frekuensi perdagangan akan menjadi lebih tinggi. Hal itu juga sejalan dengan penelitian (Graham dkk, 2009).

      Hasil penelitian hipotesis kedua ini sejalan dengan penelitian dari (Roy Sambel, 2011) dan (Okky Putrie W, 2013) menyatakan bahwa investor yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan melakukan aktifitas perdagangan yang tinggi di bandingkan dengan investor lainya yang memiliki kepercayaan diri rendah dalam melakukan transaksi perdagangan saham yang dilakukannya.

    KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 1.

      Peneliti selanjutnya diharapkan kuesioner dapat diberikan secara langsung kepada investor saham untuk memastikan bahwa reponden benar- benar memahami maksud dari pertanyaan yang ada dalam kuesioner.

      5. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan broker memiliki kompetensi dan kepercayaan diri yang lebih, agar seorang investor yang ingin menanamkan kelebihan dana, akan membuat investor tersebut lebih sering

      Square dalam mempengaruhi perilaku perdagangan saham.

      (pengendalian diri), dan Loss Aversion (penghindar resiko) untuk meningkatkan atau memperkuat nilai R-

      Emotion, Familitarity, Self Control

      4. Peneliti berikutnya diharapkan mengamati bias-bias faktor psikologi yang lain seperti Social Interaction,

      3. Peneliti mendatang disarankan untuk tidak hanya mengamati perilaku investor di wilayah Surabaya saja, sehingga dapat diperoleh gambaran karakteristik investor di daerah lain, karena investor saham dengan wilayah berbeda kemungkinan memiliki karakteristik yang tidak sama.

      2. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih banyak responden investasi yang melakukan trading sendiri (online), tidak hanya pada investor yang berinvestasi melalui broker, sehingga tingkat frekuensi perdagangan saham dapat diketahui secara pasti atau riil tinggi atau rendahnya secara pribadi (online).

      Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, kompetensi investor berpengaruh positif terhadap perilaku perdagangan saham pada masyarakat Surabaya.

      2. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri investor berpengaruh positif terhadap perilaku perdagangan saham pada masyarakat Surabaya.

      Square atau pengaruhnya terhadap perilaku perdagangan saham.

      6. Dalam penelitian ini nilai R-Square sebesar 27%, sehingga nilainya atau variabel bebas saat ini (kompetensi dan kepercayaan diri investor) dalam mempengaruhi perilaku perdagangan saham dikatakan kecil atau lemah. memerlukan variabel atau indikator lain di luar penelitian saat ini untuk menaikkan atau memperkuat nilai R-

      5. Dalam penelitian ini masih mengukur tingkat kompetensi pada investor hanya berdasarkan persepsi investor saham.

      4. Penelitian ini hanya mengamati frekuensi perilaku perdagangan saham yang dihubungkan dengan faktor kompetensi dan kepercayaan diri yang dimiliki oleh masing-masing investor dalam transaksi jual beli saham.

      3. Dalam penelitian ini sebagian besar merupakan investor saham yang merangkap sebagai broker di perusahaan sekuritas di wilayah Surabaya yang diteliti.

      2. Responden dalam penelitian ini masih terbatas dalam jumlah karena banyak perusahaan sekuritas maupun investor saham itu sendiri yang melakukan privasi terhadap apa yang mereka lakukan dalam melakukan transaksi perdagangan saham.

      1. Sebagian besar kuesioner tidak dapat langsung diberikan kepada investor saham karena adanya kebijakan dari perusahaan sekuritas yang mengharuskan peneliti menitipkan kuesioner tersebut kepada perusahaan, sehingga dapat dimungkinkan responden tidak sepenuhnya memahami maksud dari kuesioner dan memiliki pemahaman yang berbeda atas pernyataan yang ada pada kuesioner.

      Penelitian ini masih memiliki sejumlah keterbatasan, berikut beberapa keterbatasan berdasarkan penelitian yang telah dialakukan:

      Saran untuk penelitian selanjutnya: 1. melakukan perdagangan saham dan Squares (PLS) . Semarang : Badan semakin percaya terhadap perusahaan Penerbit Universitas Diponegoro. sekuritas.

      Iramani dan Dhyka Bagus. 2008. “Faktor- 6.

      Faktor Penentu Perilaku Investor

       Baik broker dan perusahaan sekuritas

      yang ada di Surabaya dapat Dalam Transaksi Saham di memberikan informasi, pemahaman,

      Jurnal Aplikasi Surabaya”.

    • – serta memberi edukasi atau Manajemen , Vol 6 (3). hal 255 pengetahuan mengenai investasi saham 262. kepada investor sehingga ketika Kufepa ksi, M. 2007. “The Contribution of investor semakin paham tentang Self-Deceptive Behavior on Price bagaimana langkah-langkah Discovery: An Experimental berinvestasi pada saham, maka Approac h”. Proceeding Sof The 13th investor akan lebih memperbanyak Asia Pacific Management frekuensi transaksinya dalam Conference. Melbourne, Australia. melakukan perdagangan saham, yang 56-66. akan berdampak pada keuntungan Lutfi.

      2010. “The Relationship Between yang diperoleh broker maupun Demographics Factors and perusahaan sekuritas.

      Investment Decision in Surabaya”.

      Jurnal of Economics, Business and

    DAFTAR RUJUKAN Accountancy Ventura. Vol 13 (3).

      Barber, Brad M, and Odean, Terrance. hal 213 – 224.

      Mahfud Sholihin dan Dwi Ratmono. 2013. 2001. “Boys Will Be Boys: Gender,

      Overconfidence, and Common Stock Analisis SEM-PLS Dengan WarpPLS

      3.0. Edisi satu. Investment”. Quarterly Journal of Economics. Vol 116. pp 261-292. Yogyakarta : ANDI OFFSET

      Mudrajat Kuncoro. 2009. Metode Riset Bhandari, G. R. & Deaves. 2006. “The

      Jakarta: Erlangga Bisnis & Ekonomi. Demographics of Overconfidence”.

      The Journal of Behavioral Finance , Nofsinger, John R. 2005. Psychology of

      Vol.7, Pp. 5-11. Investing. Second Edition. New Chandra, Abhijeet. 2009. Jersey. Prentice-Hall Inc.

      “Individual

      I Okky Putrie Wibiosono. 2013 nvestor’s Trading Behavior and The . “Pengaruh Competence E Kompetensi dan Kepercayaan Diri ffect”. Journal of

      Behavioral Finance . Vol 6. No 1: 56- Investor Terhadap Perilaku 70.

      Perdagangan Saham”. Journal of Cooper, D.R, dan Schlinder, P.S. 2009. Business & Banking , Vol 3 (1). hal Business Research Methods . Tenth 47-56.

      Edition. New York: Mc Graw Hill Pompian, Michael M. 2006. Behavioral Internasional. Finance and Wealth Management , Dessler, Gary. 2010. Manajemen Sumber New York. John Wiley & Sons Inc.

      Daya Manusia . Jakarta: PT Indeks. R. Palan, (2007), Competency

      Graham, John R, Harvey, Campbell R, and Management Teknik

      Mengimplementasikan Manajemen

      Huang Hai. 2009. “Investor Competence, Trading Frequency, SDM Berbasis Kompetensi Untuk

      Meningkatkan Daya Saing

      Home Bias”. Management Science,

    • – July 2009. Vol 55. no 7. pp 1094 Organisasi, Edisi Terjemahan, PPM, 1106.

      Anggota IKAPI, Jakarta. Imam Gozali dan Hengky Latan. 2014. Sekaran, Uma. 2011.

      “Research Methods

      Structural Equation Modeling Metode

      for Business”. Jilid 1 dan 2. Jakarta : Alternatif Dengan Partial Least Salemba Empat. Sembel Roy. 2011. “Overconvidence and Excessive Trading Behavioral: An Experimental Study”. International

      Journal of Business and Management . Vol 6. No 7; july 2011.

      Shefrin, Hersh. 2005. A Behavioral Approach for Asset Pricing.

      Elseiver Academic Press. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2009.

      Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:

      Alfabeta. Wendy. 2010. “Apakah Investor Saham Menderita Myopic Loss Aversion ?”.

      Eksperimen Laboratori.

      Jurnal Bisnis dan Ekonomi . Vol. 17 (85) :

      85-96. Yohnson. 2008. “Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor Muda

      Jaka rta dan Surabaya”. Jurnal

      Manajemen dan Kewirausahaan.

      Vol 01, No. 2, September : 163-168.

Dokumen yang terkait

PENGARUH FREKUENSI PERDAGANGAN, HARGA SAHAM MASA LALU, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM IDX30 ARTIKEL ILMIAH

0 0 13

PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM - Perbanas Institutional Repository

1 1 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

0 0 12

PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN FOREX PADA MASYARAKAT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN FOREX PADA MASYARAKAT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN FOREX PADA MASYARAKAT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN FOREX PADA MASYARAKAT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16