Prevalensi Penderita Hipertensi pada Lansia di Kabupaten Karo tahun 2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi
transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular
(Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO)
tahun 2010, penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke,
kanker, diabetes mellitus, cedera dan penyakit obstruktif kronik serta penyakit
kronik lainnya merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan
membunuh 36 juta jiwa per tahun.
Hipertensi menjadi penyebab sekitar 45% kematian karena penyakit jantung
dan 51% karena stroke. Hipertensi, dikenal dengan peningkatan atau kenaikan
tekanan darah adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah mengalami
peningkatan tekanan secara persisten. Semakin tinggi tekanan dalam pembuluh
darah maka semakin cepat kerja jantung untuk memompa darah. Hipertensi bisa
menyebabkan gagal ginjal, kebutaan, pecahnya pembuluh darah dan gangguan
kognitif. Pada 2008, didunia, kira-kira 40% dari dewasa berusia 25 tahun keatas
didiagnosa dengan hipertensi, terjadi peningkatan jumlah orang dengan kondisi ini
dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 miliar pada tahun 2008. Prevalensi
hipertensi lebih tinggi di Afrika 46% pada dewasa 25 tahun ke atas dan paling

rendah dengan prevalensi 35% di Amerika (WHO, 2013).
Menurut Kemenkes RI (2013), prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat
melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka

1
Universitas Sumatera Utara

2

Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur
(29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat
melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis
tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi, ada 0,1% yang
minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi
sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi, prevalensi hipertensi di
Indonesia sebesar 26,5% (25,8% + 0,7%). Sumatera Utara merupakan salah satu
provinsi di Indonesia memiliki angka prevalensi hipertensi cukup tinggi yang
didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun, yaitu sebesar 24,7%.
Prevalensi tertinggi terdapat pada kelompok usia 75 tahun keatas, yaitu sebesar
63,8%.

Kabupaten Karo adalah salah satu kabupaten di Sumatera Utara dengan
prevalensi hipertensi tertinggi pada kelompok usia 75 tahun keatas yang
didiagnosa oleh tenaga kesehatan sebesar 20% dan kasus minum obat atau
didiagnosa oleh tenaga kesehatan sebesar 20,4% (Depkes RI, 2009).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yulia (2011) terhadap 104 lansia
di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tembung tahun
2010, diperoleh distribusi proporsi hipertensi sebesar 35,58% atau sebanyak 37
orang. Proporsi hipertensi lansia tertinggi pada kelompok umur 45-59 tahun
(68,57%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rasmaliah, Siregar, F.A., &
Jemadi. (2010), prevalensi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan
Medan Labuhan adalah 26,4% dimana dari 163 responden terdapat 43 orang

Universitas Sumatera Utara

3

menderita hipertensi. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa proporsi yang
menderita hipertensi lebih tinggi pada umur 45-60 tahun (38,8%) sedangkan pada
umur 60 tahun relatif sama dengan proporsi masing-masing

24,2% dan 25%.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa jumlah pasien hipertensi pada
lansia masih tinggi. Kemenkes RI (2013), beberapa kegiatan yang telah
dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan dalam upaya untuk mengendalikan
penyakit tidak menular pada tahun 2013, yaitu

Posbindu (Pos Pembinaan

Terpadu) yang merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam deteksi
dini, monitoring dan tindak lanjut, meningkatkan upaya pengendalian di
puskesmas dengan upaya peningkatan promosi kesehatan yang dilakukan melalui
gaya hidup sehat.
Berbagai upaya dilakukan juga terkhusus untuk membina kesehatan usia lanjut,
salah satunya adalah dengan pengadaan posyandu lansia. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai prevalensi penderita hipertensi pada
lansia untuk tahun berikutnya yang bermanfaat bagi penyusunan rencana
selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang ditentukan

dalam penelitian ini adalah “bagaimana prevalensi penderita hipertensi pada
lansia di Kabupaten Karo tahun 2016?”.

Universitas Sumatera Utara

4

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prevalensi penderita hipertensi pada
lansia di Kabupaten Karo tahun 2016.
1.3.2

Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui prevalensi penderita hipertensi pada lansia berdasarkan
umur di Kabupaten Karo tahun 2016

1.3.2.2 Mengetahui prevalensi penderita hipertensi pada lansia berdasarkan
jenis kelamin di Kabupaten Karo tahun 2016

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Pendidikan Keperawatan
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berharga dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

1.4.2

Pelayanan Keperawatan
Diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menyusun kebijakan atau program kesehatan yang berhubungan dengan
hipertensi.

1.4.3

Penelitian Keperawatan

Diharapkan dapat memberikan data yang berguna bagi peneliti dan dapat
digunakan menjadi data untuk penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara