Petunjuk teknis APBNP 2017 Ditjrn Horti update 2 okt 2017

PETUNJUK TEKNIS
KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI
DAN NILAI TAMBAH HORTIKULTURA
MELALUI DANA APBN/APBN-P
TAHUN 2017

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
KEMENTERIAN PERTANIAN
2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat-Nya, maka Petunjuk Teknis (Juknis) Kegiatan Peningkatan Produksi
dan Nilai Tambah Hortikultura Melalui Dana APBN-P Tahun 2017 telah
disusun.
Dalam upaya mempercepat tercapainya peningkatan produksi dan nilai
tambah hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura telah mendapat alokasi
dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017.
Lokasi kegiatan di kawasan yang telah terbentuk dan di daerah sentra

pengembangan baru yang diharapkan dapat menambah areal produksi
dan pemerataan produksi hortikultura sepanjang tahun melalui penerapan
teknologi budidaya dan pascapanen yang baik.
Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi Dan Nilai Tambah Hortikultura Melalui
APBNP 2017 ini, merupakan penjelasan teknis dan acuan pelaksanaan
bagi petugas tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dan di lapang agar
kegiatan peningkatan produksi dan nilai tambah hortikultura terlaksana
secara efektif, eisien, ekonomis, tepat waktu dan tertib baik di Pusat maupun
di Daerah.
Diharapkan adanya komitmen semua pihak demi terwujudnya pelaksanaan
kegiatan APBN-P 2017 dapat berjalan dengan lancar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara administrasi dan isik di lapangan sesuai
dengan sasaran yang telah ditetapkan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan Petunjuk Teknis ini. Semoga petunjuk
teknis dapat bermanfaat.

Jakarta, Agustus 2017
Direktur Jenderal Hortikultura


Dr. Ir. Spudnik Sujono K, MM
NIP. 19580206 198503 1 001

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

i

Direktorat Jenderal Hortikultura

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
I.

i
iii


PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENINGKATAN
PRODUKSI SAYURAN DAN TANAMAN OBAT (1771) ..................

1

II. PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN
SISTEM PERBENIHAN HORTIKULTURA (1772) ..........................

83

III. PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN
SISTEM PERLINDUNGAN HORTIKULTURA (1773) ..................... 129
IV. PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENINGKATAN
USAHA DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS
LAINNYA PADA DITJEN HORTIKULTURA (1774) ......................... 149
V. PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENINGKATAN
PRODUKSI BUAH DAN FLORIKULTURA (5886) .......................... 265
VI. PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENGOLAHAN
DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA (5887) ....................... 305


Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

iii

Direktorat Jenderal Hortikultura

PETUNJUK TEKNIS
KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI SAYURAN
DAN TANAMAN OBAT
MELALUI DANA APBN-P 2017
(1771)

DIREKTORAT SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
KEMENTERIAN PERTANIAN
2017

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017


1

Direktorat Jenderal Hortikultura

DAFTAR ISI
Halaman
KAWASAN BAWANG MERAH (1771.024)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................
B. Tujuan dan Sasaran ..........................................................
BAB II

7
8

PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan di Provinsi ....................................................
B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota .......................................


8
12

BAB III INDIKATOR KINERJA
A. Masukan ............................................................................
B. Keluaran ............................................................................
C. Hasil ..................................................................................
D. Manfaat .............................................................................
E. Dampak .............................................................................

17
17
17
17
17

KAWASAN SAYURAN LAINNYA (1771.025)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................
B. Tujuan dan Sasaran ..........................................................


21
23

BAB II

PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan di Provinsi ....................................................
B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota .......................................

24
30

BAB III INDIKATOR KINERJA
A. Masukan ............................................................................
B. Keluaran ............................................................................
C. Hasil ..................................................................................
D. Manfaat .............................................................................
E. Dampak .............................................................................


36
36
36
36
36

KAWASAN ANEKA CABAI (1771.051)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................
B. Tujuan dan Sasaran ..........................................................

39
40

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

3

Direktorat Jenderal Hortikultura


BAB II

PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan di Provinsi ....................................................
B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota .......................................

41
45

BAB III INDIKATOR KINERJA
A. Masukan ............................................................................
B. Keluaran ............................................................................
C. Hasil ..................................................................................
D. Manfaat .............................................................................
E. Dampak .............................................................................

51
51
51

51
51

KAWASAN TANAMAN OBAT (1771.056)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................
B. Tujuan dan Sasaran ..........................................................

55
56

BAB II

PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan di Provinsi ....................................................

57

BAB III INDIKATOR KINERJA
A. Masukan ............................................................................

B. Keluaran ............................................................................
C. Hasil ..................................................................................
D. Manfaat .............................................................................
E. Dampak .............................................................................

60
60
60
60
60

SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA SAYURAN DAN
TANAMAN OBAT (1771.059) ................................................................

63

BAB I

BAB II

4

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................
B. Tujuan dan Sasaran ..........................................................

65
65

PELAKSANAAN
Pelaksanaan di Pusat ..............................................................

66

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

1771.024
KAWASAN BAWANG MERAH

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

5

Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini bawang merah dimasukkan dalam kelompok komoditas
pangan utama, karena ketersediaan dan harganya sangat berpengaruh
pada inlasi dan perekonomian nasional. Produksi bawang merah tidak
merata sepanjang tahun, dimana produksi berkurang di musim hujan
yang menyebabkan harga tinggi dan produksi berlebihan di musim kering/
kemarau mengakibatkan harga jatuh. Hal ini dikarenakan kebiasaan
petani dalam berbudidaya tergantung pada alam/musim sehingga petani
enggan menanam di musim kering, mengakibatkan berkurangnnya
produksi di musim hujan, melalui pengembangan kawasan dana APBN-P,
pemerintah mendorong petani agar dapat menanam pada musim kering
dengan pola tanam off season dan dimusim hujan. Dengan demikian
pengusahaan komoditas bawang merah memiliki peluang pasar
yang cukup luas, baik sebagai konsumsi rumah tangga dan industry
pengolahan baik pasar domestic maupun ekspor.
Salah satu strategi pemenuhan kebutuhan bawang merah dalam negeri
dan menekan gejolak inlasi nasional adalah melalui pengembangan
kawasan bawang merah pada saat off season dan musim hujan di
daerah sentra produksi dengan penerapan teknologi sederhana dan
pengairan menggunakan sistem irigasi sederhana, penggunaan plastik
mulsa, penggunaan benih bermutu, pemanfaatan agensia hayati dan
penggunaan varietas toleran pada musim hujan.
Umumnya petani memiliki sumber air (sumur, embung, sungai, mata air,
dll), tetapi tidak memiliki pompa untuk mengambil dan menyalurkan air
kelahan pertanaman atau mengeringkan lahan bila terjadi genangan. Oleh
karena itu perlu pemberian fasilitas irigasi sederhana untuk membantu
petani memelihara tanaman bawang merah pada musim kemarau dan
musim hujan serta sarana produksi lainnya agar petani tetap berproduksi

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

7

Direktorat Jenderal Hortikultura

sepanjang tahun. Dengan demikian diharapkan pengembangan bawang
merah saat kemarau dan musim hujan dapat menjaga keseimbangan
supply demand sehingga dapat mencukupi kebutuhan bawang merah di
dalam negeri serta mampu mengurangi tingkat inlasi nasional.
B. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Meningkatkan produksi bawang merah di daerah sentra melalui
penanaman di luar musim (off season) dan di musim hujan sehingga
ketersediaan bawang merah sepanjang tahun terpenuhi terutama
pada triwulan IV untuk stabilisasi pasokan dan harga.
2. Sasaran
2.1 Meningkatkan produksi bawang merah diluar musim (off season)
dan pada musim hujan untuk memenuhi kebutuhan dan pasokan
dalam negeri
2.2 Pengembangan bawang merah seluas 1.200 Ha di 12 Kabupaten/
kota
2.3 Menjaga kestabilan harga bawang merah di tingkat petani dan
pasar.
C. PELAKSANAAN (PROVINSI, KABUPATEN/KOTA)
a. Pelaksanaan di Provinsi
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada 6 provinsi lokasi pengembangan
bawang merah. Lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut dapat
dilihat pada lampiran 1.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output
: (024) Kawasan Bawang Merah
Sub Output : (001) Tanpa Suboutput
Komponen : (051) Identiikasi/koordinasi/sosialisasi

8

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

(052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi
(053) Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis yang menangani
hortikultura di tingkat Provinsi, sedangkan penanggung jawabnya
adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi. Penerima manfaat
adalah Kelompoktani/pelaku usaha di lokasi Kabupaten/Kota
kawasan pengembangan budidaya bawang merah.
Kelompok tani penerima manfaat membuat
kesanggupan sebagaimana pada lampiran.

pernyataan

4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja
Negara Perubahan (APBN-P) melalui dana tugas pembantuan
provinsi pada Satker Dinas Pertanian Provinsi TA. 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan di Provinsi terdiri atas komponen utama
berupa (052) Fasilitasi Bantuan Kepada Petani. Secara rinci
metode pelaksanaan kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
(051) Identiikasi/Koordinasi/Sosialisasi, dengan akun Belanja
Bahan (521211), dan/atau Honor Output Kegiatan
(521213), Belanja Barang Untuk Persediaan Barang
Konsumsi (521811), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas
Dalam Kota (524113), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas
Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan/atau Belanja
Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).
Identiikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima
bantuan kelompok tani/Gapoktan dan juga dilakukan
identiikasi calon lokasi pelaksanaan kegiatan oleh
masing-masing calon penerima.
Dalam pelaksanaan identiikasi calon penerima dan calon
lokasi (CPCL) untuk pengembangan budidaya bawang
merah, luas areal (Ha) dimaksud, adalah luas areal tanam
selama tahun tersebut. Kriteria penerima manfaat antara

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

9

Direktorat Jenderal Hortikultura

lain :
a. Tersedia lokasi budidaya oleh penerima manfaat
dalam suatu kawasan usaha budidaya;
b. Komoditas bawang merah sesuai dengan agroekosistem;
c.

Lokasi kawasan pengembangan tersedia air yang
memadai untuk pertumbuhan tanaman;

d. Kelompok penerima APBN regular Ditjen Hortikultura
2017 tidak dapat menerima bantuan kegiatan APBN-P
Ditjen Hortikultura 2017 pada jenis bantuan yang
sama.
e. Penerima manfaat sanggup melaksanakan kegiatan
sesuai pedoman teknis;
Koordinasi ditujukan untuk memantapkan rancangan
kegiatan, mengkoordinasikan rancangan penetapan
petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan
melibatkan petugas Dinas Pertanian Provinsi, Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota, instansi terkait dan pemangku
kepentingan pengembangan budidaya bawang merah.
Selanjutnya kelompoktani dan lokasi tersebut ditetapkan
melalui SK Kepala Dinas Pertanian Provinsi.
(052) Fasilitasi bantuan sarana produksi, dengan akun
Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada
masyarakat/Pemda (526115), dan/atau Belanja Peralatan
dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda
(526112). Bantuan kepada petani seluruhnya berupa
belanja barang isik, yang pengadaannya dilakukan oleh
Satker Dinas Pertanian Provinsi melalui Belanja Bantuan
Dalam Bentuk Barang.
Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja
Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat
Pengadaan barang/jasa berdasarkan tata cara dan
peraturan yang tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun

10

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70
Tahun 2012 dan pada Perpres Nomor 172 Tahun 2014
beserta lampiran-lampirannya. Pengadaan komponen
kegiatan yang dapat dilakukan dengan e-catalog agar
dapat dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat
dan efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan hasil
identiikasi CPCL Tim Teknis di Dinas Pertanian Provinsi
dengan masukan dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
membuat rencana kebutuhan dan spesiikasi barang isik
lainnya yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke
Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang
berlaku.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Provinsi kepada
Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/
Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur oleh Satker
Dinas Pertanian Provinsi sesuai peraturan yang berlaku,
sehingga barang yang diserahterimakan mengacu pada
kaidah tertib administrasi, tertib isik dan tertib hukum.
Komponen barang-barang tersebut merupakan pilihan
berupa sarana produksi dan sarana budidaya yang
dituangkan dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang
telah disusun dan disepakati oleh kelompok tani penerima
dan telah disetujui oleh Tim Teknis.
Apabila bantuan yang akan diadakan berupa benih
maka ketentuan mengenai persyaratan benih mengikuti
peraturan perbenihan yang berlaku. Pengadaan benih
diutamakan berasal dari masing-masing Provinsi, bila
tidak mencukupi dapat dipenuhi dari Provinsi lain.
Bantuan tersebut sifatnya hanya sebagai pengungkit,
sedangkan komponen lain yang diperlukan dalam biaya
usaha tani menjadi tanggung jawab dan kontribusi petani,

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

11

Direktorat Jenderal Hortikultura

kelompoktani atau Gapoktan.
Tabel 1. Komponen Bantuan berupa Input Kawasan
Bawang Merah
Komoditas
Bawang
Merah

Satuan Biaya
Rp./Ha
40.000.000

Komponen pilihan
Benih Bersertiikat, Mulsa plastik,
Pupuk Organik (Terdaftar di
Kementan), Pupuk Anorganik (non
subsidi), Alsintan (Cultivator, Pompa
air) dan atau pilihan sesuai dengan
kebutuhan kelompok (berstandar
mutu). Untuk jenis belanja komponen
pilihan agar mengacu sesuai akun.

(053) Monitoring, evaluasi dan pelaporan dengan akun Belanja
Perjalanan Biasa (524111).
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan oleh Dinas Pertanian
Provinsi yang bertujuan untuk mengetahui/memantau
perkembangan kegiatan pengembangan bawang merah
apakah telah berjalan dengan baik sebagaimana mestinya
sesuai dengan yang direncanakan, dan juga untuk
mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan mencapai
sasaran yang diharapkan. Kegiatan ini dilakukan secara
periodik terhadap petani atau kelompok tani/gapoktan
penerima bantuan pengembangan bawang merah.
Peloporan dilakukan melalui pembuatan laporan tentang
realisasi isik dan keuangan secara berkala.
b. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada 12 Kabupaten/Kota lokasi
pengembangan bawang merah. Adapun lokasi pelaksanaan
kegiatan tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output

12

: (024) Kawasan Bawang Merah

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

Sub Output : (001)
Komponen : (051)
(052)
(053)

Tanpa Suboutput
Identiikasi/koordinasi/sosialisasi
Fasilitasi bantuan sarana produksi
Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan

3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis yang menangani
hortikultura di tingkat kabupaten/kota, sedangkan penanggung
jawabnya adalah Kepala Dinas Pertanian kabupaten/kota.
Penerima manfaat adalah Kelompok tani/pelaku usaha di lokasi
Kabupaten/Kota kawasan pengembangan budidaya bawang
merah.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan Belanja
Negara Perubahan (APBN-P) melalui dana tugas pembantuan
provinsi pada Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota TA. 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dapat terdiri atas komponen utama
berupa (052) Fasilitasi Bantuan Kepada Petani, yang didukung
oleh seluruh dan atau sebagian komponen lainnya dengan
penjelasan sebagai berikut :
(051) Identiikasi/Koordinasi/Sosialisasi, dengan akun Belanja
Bahan (521211), dan/atau Honor Output Kegiatan
(521213), dan/atau Belanja Perjalanan Biasa (524111),
Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi
(521811), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Kota (524113), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas
Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan/atau Belanja
Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119).
Identiikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima
bantuan kelompok tani/Gapoktan dan juga dilakukan
identiikasi calon lokasi pelaksanaan kegiatan oleh
masing-masing calon penerima.

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

13

Direktorat Jenderal Hortikultura

Dalam pelaksanaan identiikasi calon penerima dan calon
lokasi (CPCL) untuk pengembangan budidaya bawang
merah, luas areal (Ha) dimaksud, adalah luas areal tanam
selama tahun tersebut. Kriteria penerima manfaat antara
lain :
a. Tersedia lokasi budidaya oleh penerima manfaat
dalam suatu kawasan usaha budidaya;
b. Komoditas bawang merah sesuai dengan agroekosistem;
c.

Lokasi kawasan pengembangan tersedia air yang
memadai untuk pertumbuhan tanaman;

d. Kelompok penerima APBN regular Ditjen Hortikultura
2017 tidak dapat menerima bantuan kegiatan APBN-P
Ditjen Hortikultura 2017 pada jenis bantuan yang
sama.
e. Penerima manfaat sanggup melaksanakan kegiatan
sesuai pedoman teknis;
Koordinasi ditujukan untuk memantapkan rancangan
kegiatan, mengkoordinasikan rancangan penetapan
petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan
petugas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, instansi terkait
dan pemangku kepentingan pengembangan budidaya
bawang merah. Selanjutnya kelompok tani dan lokasi
tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota.
(052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi, dengan akun
Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada
masyarakat/Pemda (526115), dan/atau Belanja Peralatan
dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda
(526112). Bantuan kepada petani seluruhnya berupa
belanja barang isik, yang pengadaannya dilakukan oleh
Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Belanja
Bantuan Dalam Bentuk Barang.

14

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit
Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat Pengadaan
barang/jasa berdasarkan tata cara dan peraturan yang
tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan
penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 Tahun
2012 dan pada Perpres Nomor 172 Tahun 2014 beserta
lampiran-lampirannya. Pengadaan komponen kegiatan
yang dapat dilakukan dengan e-catalog agar dapat
dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat dan
efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan hasil identiikasi
CPCL Tim Teknis di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
membuat rencana kebutuhan dan spesiikasi barang isik
lainnya yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke
Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang
berlaku.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
kepada Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/Kelompok Wanita
Tani/Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur oleh
Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai peraturan
yang berlaku, sehingga barang yang diserahterimakan
mengacu pada kaidah tertib administrasi, tertib isik dan
tertib hukum.
Komponen barang-barang tersebut merupakan pilihan
berupa sarana produksi dan sarana budidaya yang
dituangkan dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang
telah disusun dan disepakati oleh kelompok tani penerima
dan telah disetujui oleh Tim Teknis.
Apabila bantuan yang akan diadakan berupa benih
maka ketentuan mengenai persyaratan benih mengikuti
peraturan perbenihan yang berlaku. Pengadaan benih
diutamakan berasal dari masing-masing Provinsi, bila
tidak mencukupi dapat dipenuhi dari Provinsi lain. Bantuan
tersebut sifatnya hanya sebagai pengungkit, sedangkan

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

15

Direktorat Jenderal Hortikultura

komponen lain yang diperlukan dalam biaya usaha tani
menjadi tanggung jawab dan kontribusi petani, kelompok
tani atau Gapoktan.
Tabel 2. Komponen Bantuan berupa Input Kawasan
Bawang Merah
Komoditas
Bawang
Merah

Satuan Biaya
Rp./Ha
40.000.000

Komponen pilihan
Benih Bersertiikat, Mulsa plastik,
Pupuk Organik (Terdaftar di
Kementan), Pupuk Anorganik (non
subsidi), Alsintan (Cultivator, Pompa
air) dan atau pilihan sesuai dengan
kebutuhan kelompok (berstandar
mutu). Untuk jenis belanja komponen
pilihan agar mengacu sesuai akun.

(056) Monitoring, evaluasi dan pelaporan dengan akun Belanja
Perjalanan Biasa (524111).
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan oleh Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota yang bertujuan untuk mengetahui/
memantau perkembangan kegiatan pengembangan
bawang merah apakah telah berjalan dengan baik
sebagaimana mestinya sesuai dengan yang direncanakan,
dan juga untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan
mencapai sasaran yang diharapkan. Kegiatan ini

16

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB III
INDIKATOR KINERJA

A. Masukan
1. Dana APBNP TA. 2017 Rp. 48.000.000.000
2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani, pelaku usaha)
3. Data dan teknologi
B. Keluaran
1. Terlaksananya kegiatan pengembangan kawasan bawang merah
seluas 1.200 ha di 6 Provinsi 12 kabupaten/kota
2. Terfasilitasinya sarana produksi dan sarana budidaya pendukung
lainnya dalam kegiatan pengembangan kawasan bawang merah.
C. Hasil
1. Terbangunnya kawasan baru dan pengutuhan kawasan bawang
merah di sentra-sentra produksi
2. Meningkatnya luas kawasan pengembangan bawang merah pada
off season.
3. Meningkatnya produksi bawang merah.
4. Tersedianya bawang merah sepanjang tahun untuk stabilisasi
pasokan dan harga.
D. Manfaat
Terbentuknya kawasan bawang merah yang mampu menyediakan
bawang merah sepanjang tahun stabilisasi pasokan dan harga.
E. Dampak
Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani bawang merah.

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

17

Direktorat Jenderal Hortikultura

1771.025
KAWASAN SAYURAN LAINNYA

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

19

Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki
peranan strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan
berperan sebagai : 1) sumber bahan makanan bergizi bagi masyarakat;
2) merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja; 3) sebagai
komoditas potensial ekspor yang merupakan sumber devisa negara;
serta 4) memiliki peluang pasar bagi sektor non pertanian, khususnya
industri hulu.
Pengembangan sayuran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
perekonomian wilayah, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya
saing wilayah tersebut. Untuk menciptakan agribisnis sayuran yang
efektif, eisien, berdampak bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
yang terlibat di dalamnya diperlukan volume, intensitas dan kualitas
kegiatan yang memadai berbasis pada kesamaan kegiatan dalam ruang
yang sama.
Untuk itu melalui APBNP 2017 dilakukan pengembangan sayuran yang
bernilai ekonomis di wilayah pengembangan dengan memanfaatkan
kapabilitas yang ada di daerah.
Upaya percepatan swasembada bawang putih tahun 2019 dilakukan
dengan memacu laju peningkatan kuantitas dan kualitas produksi
Bawang Putih di Indonesia antara lain melalui usaha intensiikasi dan
ekstensiikasi. Berbagai upaya peningkatan produksi Bawang Putih
terus dilakukan untuk mengimbangi peningkatan permintaan Bawang
Putih secara nasional seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk,
berkembangnya industri olahan serta mengurangi ketergantungan impor.
Tujuan dilakukan pengembangan bawang putih yaitu untuk mempercepat
proses swasembada bawang putih, penurunan jumlah impor dan
meningkatkan produksi bawang putih untuk pemenuhan kebutuhan
dan pasokan dalam negeri sepanjang tahun terutama pada triwulan IV
sekaligus menyangga kebutuhan bawang putih secara keseluruhan.

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

21

Direktorat Jenderal Hortikultura

Kentang dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu kentang sayur dan
kentang industri. Untuk kentang sayur umumnya menggunakan varietas
granola yang memiliki ciri kadar air dan gulanya tinggi, dan patinya
rendah. Sedangkan kentang industri ciri yang dimiliki adalah kaya pati,
sedikit gula dan air. Industri pengolahan keripik kentang (potato chip)
bahan baku yang digunakan antara lain adalah kentang varietas spesiik
industri. Menjamurnya industri olahan kentang khususnya untuk kripik
kentang telah melahirkan peluang agribisnis baru. Namun hingga saat ini
kebutuhan kentang industri masih sangat terbatas sehingga dipandang
perlu dilakukan pengembangan kentang industri. Beberapa varietas
kentang industri yang telah berkembang adalah atlantik, median, bliss
dan lain-lain.
Untuk itu dalam berbudidaya dan penanganan dengan menggunakan
dana APBN-P 2017 diwajibkan menerapkan perbaikan teknologi
berdasarkan kaidah GAP dan SOP komoditas, menggunakan input
produksi yang memadai, pengendalian OPT secara baik dan ramah
lingkungan. Untuk mempermudah pemasaran kelompok tani/Gapoktan
diharapkan dapat bekerjasama dengan industri dan/atau UMKM yang
mau menerima varietas yang dtanam oleh petani. Kemitraan ini diketahui
oleh Dinas Pertanian setempat.
Produksi petai dan jengkol saat ini masih bergantung pada pohon warisan
turun-temurun dan sebagian besar sudah berumur diatas 25 tahun serta
sangat mengandalkan perawatan yang seadanya. Akibatnya setiap kali
panen, produksi nya akan menurun padahal mengingat kebutuhan akan
komoditas tersebut relatif meningkat. Ditambah lagi permintaan akan
komoditas jengkol dan petai juga berasal luar negeri, sehingga prospek
pengembangan ekspor petai dan jengkol ke depan masih sangat
menjanjikan. Berangkat dari kondisi tersebut, perlu dikembangkan
budidaya tanaman petai dan jengkol dengan konsep kebun atau kawasan
melalui peremajaan tanaman dan pemeliharaan tanaman di daerah
sentra produksi.

22

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan Umum :
Meningkatkan produksi dan ketersediaan komoditas sayuran yang
merata sepanjang tahun, sehingga dapat mendorong peningkatan
kesejahteraan petani, melalui penerapan Good Agriculture Practices
(GAP), dan Standard Operasional Prosedure (SOP).
Tujuan Spesiik :
1. Penyediaan benih bawang putih di dalam negeri sebagai bagian dari
upaya percepatan swasembada bawang putih tahun 2019.
2. Pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri serta ekspor jengkol dan
petai.
Sasaran yang ingin dicapai adalah :
1. Terlaksananya pengembangan kawasan sayuran dalam rangka
peningkatan produksi dan perbaikan mutu pengelolaan lahan usaha.
2. Meningkatkan produksi bawang putih untuk memenuhi kebutuhan
benih dan konsumsi dalam negeri
3. Meningkatkan produksi kentang untuk memenuhi kebutuhan dan
pasokan dalam negeri.

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

23

Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB II
PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan di Provinsi
Tugas Pembantuan Provinsi
Kegiatan yang dimaksudkan disini adalah berupa kegiatan pengembangan
kawasan sayuran lainnya melalui dana Tugas Pembantuan di
Provinsi yang lokasi kegiatannya berada di kabupaten/kota di Provinsi
bersangkutan.
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi untuk pengembangan kawasan
sayuran lainnya di Kabupaten/Kota yang tidak memiliki satker
tersendiri.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output
Sub Output
Komponen

: (024) Kawasan Sayuran Lainnya
: (001) Tanpa Suboutput
: (051) Identiikasi/Koordinasi/Sosialisasi
(052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi
(053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis di tingkat Provinsi yang
menangani pengembangan hortikultura, penanggungjawab kegiatan
adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi, sedangkan penerima
manfaat adalah Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani dan
atau kelompok masyarakat lainnya yang telah terbiasa melakukan
kegiatan budidaya sayuran dan terpilih menerima bantuan
pengembangan kawasan sayuran lainnya.
Penerima bantuan sanggup menanam pada waktu-waktu tertentu
sesuai petunjuk dinas. Dinas berkoordinasi dengan kelompoktani
melakukan pendampingan dalam mengatur pertanaman sayuran

24

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

lainnya di wilayahnya dengan tujuan menyediakan pasokan sayuran
di dalam negeri.
Penerima manfaat untuk komoditas kentang industri diharapkan
menjalin kerjasama dengan industri olahan dan mendapatkan
pendampingan dari Dinas Pertanian.
Penerima manfaat untuk komoditas bawang putih hasil panen yang
diperoleh diharapkan dapat dijadikan benih dengan mendapatkan
pendampingan dari BPSBTPH. Penerima manfaat untuk komoditas
bawang putih dan kentang membuat surat pernyataan kesanggupan
pada lampiran.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja
Negara Perubahan (APBNP) melalui dana Tugas Pembantuan pada
Satker Dinas Pertanian Provinsi TA. 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pengembangan kawasan sayuran lainnya dilaksanakan
di kabupaten/kota yang dikoordinasikan serta diintegrasikan dengan
Provinsi.
Identiikasi dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian untuk menentukan
calon penerima bantuan yaitu Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok
Wanita Tani dan atau kelompok masyarakat lainnya dan calon lokasi
pelaksanaan kegiatan. Koordinasi ditujukan untuk memantapkan
rancangan kegiatan, mengkoordinasikan rancangan penetapan
petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan
petugas Dinas Pertanian Provinsi (Bidang/seksi, BPTPH, BPSB),
Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota, instansi terkait dan pemangku
kepentingan pengembangan kawasan sayuran lainnya. Selanjutnya
kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota atau Provinsi. Dalam pelaksanaannya
kegiatan identiikasi, koordinasi, pendampingan dan atau bimbingan
terkait pengembangan kawasan sayuran lainnya dapat menggunakan
dana APBNP pada kegiatan dukungan manajemen.

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

25

Direktorat Jenderal Hortikultura

Penumbuhan dan pengembangan kawasan dilakukan pada lahan
yang diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai anggota
kelompok tani berupa penataan kawasan dan atau pengutuhan
kawasan sayuran lainnya dengan luasan dan jenis komoditas
yang sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran tahun 2017.
Pelaksanaan kegiatan dapat terdiri atas komponen utama berupa
(051), Identiikasi/ Koordinasi/ Sosialisasi, (052), (053) Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan dengan penjelasan sebagai berikut :
(051) Identiikasi/ koordinasi/ sosialisasi, dengan akun Belanja
Bahan (521211), Belanja Barang Untuk Persediaan Barang
Konsumsi (521811), dan/atau Honor Output Kegiatan
(521213), dan/atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan/
atau Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan/
atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
(524114), dan/atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting
Luar Kota (524119).
Identiikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima
bantuan kelompok tani/gapoktan dan juga dilakukan identiikasi
calon lokasi pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing calon
penerima.
Kriteria penerima manfaat antara lain :
1) Lokasi cukup tersedia air yang memadai untuk menjamin
keberhasilan kegiatan.
2) Penerima manfaat/kelompok tani harus membuat usulan
ke Dinas Pertanian setempat, selanjutnya usulan tersebut
disampaikan ke Dinas Provinsi dan/atau Direktorat
Jenderal Hortikultura;
3) Kelompok penerima APBN regular Ditjen Hortikultura
2017 tidak dapat menerima bantuan Kegiatan APBN-P
Ditjen Hortikultura 2017 pada jenis bantuan yang sama;
4) Penerima sanggup menyediakan sarana produksi lain
yang tidak dapat dipenuhi oleh anggaran APBN-P;

26

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

5) Penerima sanggup melakukan penanaman pada musim
tertentu sesuai dengan pola tanam yang dituangkan dalam
surat pernyataan;
6) Penerima manfaat sanggup melaksanakan kegiatan
sesuai petunjuk teknis.
(052) Fasilitasi bantuan sarana produksi, dengan akun Belanja
Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/
Pemda (526115), dan/atau Belanja Peralatan dan Mesin
untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526112), dan/
atau Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada
masyarakat/Pemda (526113) untuk pengembangan kawasan
sayuran lainnya. Bantuan kepada petani seluruhnya berupa
belanja barang isik, yang pengadaannya dilakukan oleh
Satker Dinas Pertanian Provinsi melalui Belanja Bantuan
Dalam Bentuk Barang.
Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit
Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat Pengadaan
barang/jasa berdasarkan tata cara dan peraturan yang tertuang
dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan penyempurnaannya
pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012 dan pada Perpres Nomor
172 Tahun 2014 beserta lampiran-lampirannya. Pengadaan
komponen kegiatan yang dapat dilakukan dengan e-catalog
agar dapat dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat
dan efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan hasil identiikasi CPCL
Tim Teknis di Dinas Pertanian Provinsi dengan masukan dari
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membuat rencana kebutuhan
dan spesiikasi barang isik lainnya yang dibutuhkan untuk
kemudian diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses
sesuai peraturan yang berlaku.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Provinsi kepada
Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/
Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur oleh Satker

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

27

Direktorat Jenderal Hortikultura

Dinas Pertanian Provinsi sesuai peraturan yang berlaku,
sehingga barang yang diserahterimakan mengacu pada
kaidah tertib administrasi, tertib isik dan tertib hukum.
Komponen barang-barang tersebut merupakan pilihan berupa
sarana produksi dan sarana budidaya yang dituangkan
dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang telah disusun dan
disepakati oleh kelompok tani penerima dan telah disetujui
oleh Tim Teknis.
Apabila bantuan yang akan diadakan berupa benih maka
ketentuan mengenai persyaratan benih mengikuti peraturan
perbenihan yang berlaku. Pengadaan benih diutamakan
berasal dari masing-masing Provinsi, bila tidak mencukupi
dapat dipenuhi dari Provinsi lain. Bantuan tersebut sifatnya
hanya sebagai pengungkit, sedangkan komponen lain yang
diperlukan dalam biaya usaha tani menjadi tanggung jawab
dan kontribusi petani, kelompok tani atau Gapoktan.
Dinas pertanian meminta komitmen petani penerima manfaat
(APBN-P 2017) untuk menjadikan hasil produksi bawang
putih tersebut sebagai benih dengan pengawalan dan
pendampingan dari Balai Pengawasan dan Sertiikasi Benih
(BPSB) Provinsi.
Tabel 3. Komponen Bantuan berupa Input Kawasan Sayuran
Lainnya
Komoditas
Bawang
Putih

28

Satuan Biaya
Rp./Ha

Komponen pilihan

20.000.000 Mulsa plastik, Pupuk Organik (Terdaftar
di Kementan), Pupuk Anorganik (non
subsidi), dan atau pilihan sesuai dengan
kebutuhan kelompok (berstandar mutu).
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

Komoditas

Satuan Biaya
Rp./Ha

Komponen pilihan

Kentang

17.000.000 Mulsa
plastik,
Pupuk
Organik
(Terdaftar di Kementan), Pupuk
Anorganik (non subsidi), dan atau
pilihan sesuai dengan kebutuhan
kelompok (berstandar mutu).
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun.

Sayuran
Dataran
Tinggi

10.125.000 Mulsa
plastik,
Pupuk
Organik
(Terdaftar di Kementan), Pupuk
Anorganik (non subsidi), dan atau
pilihan sesuai dengan kebutuhan
kelompok (berstandar mutu).
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun

Sayuran
Lainnya

10.000.000 pupuk organik, pupuk anorganik,
kapur pertanian, dan atau pilihan lain
sesuai dengan kondisi lapang dan
kebutuhan kelompok.
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun.

Jagung
Manis

10.000.000 Benih (bersertiikat), Pupuk Organik
(Terdaftar di Kementan), Pupuk
Anorganik (non subsidi), dan atau
pilihan sesuai dengan kebutuhan
kelompok (berstandar mutu).
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun

Pete

7.500.000 Pupuk
Organik
(Terdaftar
di
Kementan), Pupuk Anorganik (non
subsidi), dan atau pilihan sesuai
dengan
kebutuhan
kelompok
(berstandar mutu).
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

29

Direktorat Jenderal Hortikultura

Komoditas
Jengkol

Satuan Biaya
Rp./Ha

Komponen pilihan

7.500.000 Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan),
Pupuk Anorganik (non subsidi), dan
atau pilihan sesuai dengan kebutuhan
kelompok (berstandar mutu).
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun

(053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaksanaan komponen ini dilakukan secara periodik dan
mengacu pada petunjuk umum pelaksanaan kegiatan
peningkatan usaha dukungan manajemen dan teknis lainnya
pada Ditjen Hortikultura.
B. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota
Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Kegiatan yang dimaksudkan disini
adalah kegiatan pengembangan kawasan sayuran lainnya melalui dana
Tugas Pembantuan di kabupaten/kota.
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan oleh bidang teknis yang membidangi
hortikultura di tingkat kabupaten/kota, sebagaimana terlampir.
2. Output, Sub Output, Komponen
Output
Sub Output
Komponen

: (024) Kawasan Sayuran Lainnya
: (001) Tanpa Suboutput
: (051) Identiikasi/Koordinasi/Sosialisasi
(052) Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi
(053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis yang menangani
pengembangan
hortikultura
di
tingkat
kabupaten/kota,
penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian

30

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

Kabupaten/Kota, sedangkan penerima manfaat adalah Kelompok
Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani dan atau kelompok masyarakat
lainnya yang telah terbiasa melakukan kegiatan budidaya sayuran.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja
Negara Perubahan (APBNP) melalui dana Tugas Pembantuan pada
Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota TA. 2017.
5. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pengembangan kawasan sayuran lainnya dilaksanakan
di kabupaten/kota secara terkoordinasi dan terintegrasi. Pelaksanaan
kawasan sayuran lainnya dapat dilakukan pada lahan yang baru/
ekstensiikasi atau di lahan eksisting melalui peningkatan Indeks
Pertanaman (IP).
Identiikasi dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian untuk menentukan
calon penerima bantuan yaitu kelompok tani dan atau gapoktan
dan calon lokasi pelaksanaan kegiatan. Koordinasi ditujukan untuk
memantapkan rancangan kegiatan, mengkoordinasikan rancangan
penetapan petani dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan
petugas Dinas Pertanian Provinsi (Bidang/seksi, BPTPH, BPSB),
Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota, instansi terkait dan pemangku
kepentingan pengembangan kawasan sayuran lainnya Selanjutnya
kelompok tani dan lokasi tersebut ditetapkan melalui SK Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaannya kegiatan
identiikasi, koordinasi, pendampingan dan atau bimbingan terkait
pengembangan kawasan sayuran lainnya dapat menggunakan dana
APBN pada kegiatan dukungan manajemen.
Penumbuhan dan pengembangan kawasan dilakukan pada lahan
yang diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai anggota
kelompok tani berupa penataan kawasan dan atau pengutuhan
kawasan sayuran lainnya dengan luasan dan jenis komoditas yang
sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran tahun 2018. Pelaksanaan
kegiatan dapat terdiri atas komponen utama berupa (052) Fasilitasi
Bantuan Sarana Produksi yang didukung oleh seluruh dan atau
sebagian komponen lainnya dengan penjelasan sebagai berikut :

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

31

Direktorat Jenderal Hortikultura

(051) Identiikasi/koordinasi/sosialisasi, dengan akun Belanja Bahan
(521211), Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi
(521811), dan/atau Honor Output Kegiatan (521213), dan/
atau Belanja Perjalanan Biasa (524111), dan/atau Belanja
Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dan/atau Belanja
Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), dan/
atau Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
(524119).
Identiikasi dilakukan untuk menentukan calon penerima
bantuan kelompok tani/gapoktan dan juga dilakukan identiikasi
calon lokasi pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing calon
penerima.
Kriteria penerima manfaat antara lain :
1) Lokasi cukup tersedia air yang memadai untuk menjamin
keberhasilan kegiatan.
2) Penerima manfaat/kelompok tani harus membuat usulan
ke Dinas Pertanian setempat, selanjutnya usulan tersebut
disampaikan ke Dinas Provinsi dan/atau Direktorat
Jenderal Hortikultura;
3) Kelompok penerima APBN regular Ditjen. Hortikultura
2017 tidak dapat menerima bantuan Kegiatan APBN-P
Ditjen Hortikultura 2017 pada jenis bantuan yang sama;
4) Penerima sanggup menyediakan sarana produksi lain
yang tidak dapat dipenuhi oleh anggaran APBNP;
5) Penerima sanggup melakukan penanaman pada musim
tertentu sesuai dengan pola tanam yang dituangkan dalam
surat pernyataan;
6) Penerima manfaat sanggup melaksanakan kegiatan
sesuai petunjuk teknis.
(052) Fasilitasi bantuan sarana produksi, dengan akun Belanja
Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/
Pemda (526115), dan/atau Belanja Peralatan dan Mesin

32

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda (526112), dan/
atau Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada
masyarakat/Pemda (526113) untuk pengembangan kawasan
sayuran. Bantuan kepada petani seluruhnya berupa belanja
barang isik, yang pengadaannya dilakukan oleh Satker Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota melalui Belanja Bantuan Dalam
Bentuk Barang.
Proses pengadaan dilakukan oleh Kelompok Kerja Unit
Layanan Pengadaan (Pokja ULP) atau Pejabat Pengadaan
barang/jasa berdasarkan tata cara dan peraturan yang tertuang
dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan penyempurnaannya
pada Perpres Nomor 70 Tahun 2012 dan pada Perpres Nomor
172 Tahun 2014 beserta lampiran-lampirannya. Pengadaan
komponen kegiatan yang dapat dilakukan dengan e-catalog
agar dapat dimaksimalkan dan dikonsultasikan secara cermat
dan efektif dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan hasil identiikasi CPCL
Tim Teknis di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota kemudian
dibuat rencana kebutuhan dan spesiikasi barang isik lainnya
yang dibutuhkan untuk kemudian diserahkan ke Panitia
pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku.
Serah terima barang dari Dinas Pertanian Kabupaten/kota
kepada Ketua Kelompok tani/ Gapoktan/Kelompok Wanita
tani/Asosiasi selaku penerima manfaat akan diatur oleh Satker
Dinas Pertanian Kabupaten/kota sesuai peraturan yang
berlaku, sehingga barang yang diserahterimakan mengacu
pada kaidah tertib administrasi, tertib isik dan tertib hukum.
Komponen barang-barang tersebut merupakan pilihan berupa
sarana produksi dan sarana budidaya yang dituangkan
dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang telah disusun dan
disepakati oleh kelompok tani penerima dan telah disetujui
oleh Tim Teknis.
Apabila bantuan yang akan diadakan berupa benih maka
ketentuan mengenai persyaratan benih mengikuti peraturan

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

33

Direktorat Jenderal Hortikultura

perbenihan yang berlaku. Pengadaan benih diutamakan
berasal dari masing-masing Provinsi, bila tidak mencukupi
dapat dipenuhi dari Provinsi lain. Bantuan tersebut sifatnya
hanya sebagai pengungkit, sedangkan komponen lain yang
diperlukan dalam biaya usaha tani menjadi tanggung jawab
dan kontribusi petani, kelompok tani atau Gapoktan.
Dinas pertanian meminta komitmen petani penerima manfaat
(APBN-P 2017) untuk menjadikan hasil produksi bawang
putih tersebut sebagai benih dengan pengawalan dan
pendampingan dari Balai Pengawasan dan Sertiikasi Benih
(BPSB) Provinsi.
Tabel 4. Komponen Bantuan berupa Input Kawasan Sayuran
Lainnya
Komoditas

34

Satuan Biaya
Rp./Ha

Komponen pilihan

Bawang
Putih

20.000.000 Mulsa
plastik,
Pupuk
Organik
(Terdaftar di Kementan), Pupuk
Anorganik (non subsidi), dan atau
pilihan sesuai dengan kebutuhan
kelompok (berstandar mutu).
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun.

Kentang

17.000.000 Mulsa
plastik,
Pupuk
Organik
(Terdaftar di Kementan), Pupuk
Anorganik (non subsidi), dan atau
pilihan sesuai dengan kebutuhan
kelompok (berstandar mutu).
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun.

Sayuran
Dataran
Tinggi

10.125.000 Benih Bersertiikat, Mulsa plastik,
Pupuk Organik (Terdaftar di Kementan),
Pupuk Anorganik (non subsidi), dan
atau pilihan sesuai dengan kebutuhan
kelompok (berstandar mutu).
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

Direktorat Jenderal Hortikultura

Komoditas

Satuan Biaya
Rp./Ha

Komponen pilihan

Sayuran
Lainnya

10.000.000 pupuk organik, pupuk anorganik (non
subsidi), kapur pertanian, dan atau
pilihan lain sesuai dengan kondisi
lapang dan kebutuhan kelompok.
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun

Jagung
Manis

10.000.000 Benih (bersertiikat), Pupuk Organik
(Terdaftar di Kementan), Pupuk
Anorganik (non subsidi), dan atau
pilihan sesuai dengan kebutuhan
kelompok (berstandar mutu).
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun

Pete

7.500.000 Pupuk
Organik
(Terdaftar
di
Kementan), Pupuk Anorganik (non
subsidi), dan atau pilihan sesuai
dengan
kebutuhan
kelompok
(berstandar mutu).
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun.

Jengkol

7.500.000 Pupuk
Organik
(Terdaftar
di
Kementan), Pupuk Anorganik (non
subsidi), dan atau pilihan sesuai
dengan
kebutuhan
kelompok
(berstandar mutu).
Untuk jenis belanja komponen pilihan
agar mengacu sesuai akun.

(053) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaksanaan komponen ini dilakukan secara periodik dan
mengacu pada petunjuk umum pelaksanaan kegiatan
peningkatan usaha dukungan manajemen dan teknis lainnya
pada Ditjen Hortikultura.

Petunjuk Teknis
Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura APBN/APBN-P Tahun 2017

35

Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB III
INDIKATOR KINERJA

A. Masukan
1. Dana APBNP TA. 2017 Rp. 87.780.000.000
2. Sumber Daya Manusia (petugas, petani, pelaku usaha)
3. Data dan teknologi
B. Keluaran
1. Terlaksananya kegiatan pengembangan kawasan sayuran lainnya
yang terdiri dari :
a. Bawang putih seluas 3.150 Ha di 5 Provinsi, 8 Kabupaten
b. Kentang seluas 250 Ha di 6 Provinsi, 7 Kabupaten
c.

Sayuran dataran tinggi/lainnya seluas 300 Ha di 3 Provinsi, 7
Kabupaten

d. Jagung M