Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Tumbuhan Hutan sebagai Obat Tradisional Masyarakat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat T2 422012119 BAB II

II.

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Tumbuhan Obat
Tumbuhan

obat adalah tumbuhan yang baik

beberapa bagian atau keseluruhan dari bagiannya
memiliki khasiat obat yang digunakan sebagai obat
dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.
Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat
aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau
tidak mengandung zat aktif tertentu tetapi mengandung
efek resultan/sinergi dari berbagai zat yang berfungsi
menyembuhkan. Tumbuhan obat bila digunakan secara
tepat,

tidak


dibandingkan

menimbulkan
dengan

efek

samping

mengkonsumsi

bila
obat

modern/sintesis (Achmad, 2004). Hal ini membuat
banyak orang memilih untuk menggunakan tumbuhan
obat tradisional dengan proses pengobatan yang murah
dan mudah untuk memperolehnya dan lebih mudah
diterima oleh tubuh kita. Penggunaan sebagai obat
dapat dilakukan dengan cara diminium, ditempel,

untuk mencuci/mandi atau dihirup, sehingga dapat

6

memenuhi konsep kerja reseptor sel tubuh dalam
menerima senyawa kimia atau rangsangan.

B. Pengertian Etnobotani
Aleron

(1984,

dalam

Triatmojo,

2001)

mendefenisikan etnobotani sebagai suatu cabang ilmu
yang mempelajari hubungan manusia dan tumbuhan.

Oleh

karena

itu

ilmu

ini

secara

interdisipliner

mempelajari pemanfaatan tumbuhan dalam budaya
suatu

kelompok

masyarakat


tertentu

termasuk

tumbuhan sebagai bahan pangan, tanaman pertanian,
bahan baku bangunan rumah, pakaian, obat-obatan
serta

bahan

yang

upacara agama

digunakan

dalam

budaya


dan

(Purwanto dan Waluyo, 1995 dalam

Muyapa, 2000).
Beberapa cabang ilmu yang berhubungan erat
dengan etnobotani adalah botani, zoologi, biologi, kimia,
entomologi,

antropologi,

geografi,

arkeologi,

ilmu

bahasa (linguistik), sejarah dan farmakolog, sehingga
etnobotani dalam aplikasinya menggabungkan teknik

dan

metode

penelitian

dari

bidang-bidang

yang

disebutkan. Selain bidang-bidang yang disebutkan
akhir-akhir

ini

etnobotani

pelestarian


tumbuhan

juga

membicarakan

karena hampir

punahnya

beberapa spesies langka dalam kelompok etnis, dan
dampak penggunaan tanaman terhadap budaya, adat7

istiadat, kepercayaan serta mulai hilangnya kebiasaan
pewarisan pengetahuan etnobotani dari satu generasi
ke ganerasi berikutnya (Martin,1995).

C. Sejarah Tanaman Obat
Tumbuhan obat sudah dikenal pada zaman

dahulu. Beberapa negara seperti Mesir, Yunani, Cina
dan Indonesia telah menggunakan dan merasakan jasa
tumbuhan ini. Banyak khasiat yang telah terbukti dari
pemanfaatan tumbuhan ini. Hal tersebut dapat di
jelaskan pada tulisan di bawah ini.
1. Mesir kuno
Pada zaman Mesir kuno (sekitar tahun 1550
SM) para budak diberi ransum bawang. untuk
membantu menghilangkan banyak penyakit demam,
dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu. Sejak
itulah catatan pertama tentang penulisan pertama
tanaman obat dan khasiatnya telah dikumpulkan
oleh orang-orang Mesir kuno. Pada saat itu, para
pendeta Mesir kuno telah melakukan pengobatan
herbal (www.babalgonesia.com).
2. Yunani kuno
Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan
catatan mengenai penggunaan tanaman obat yang
dibuat


oleh

Hyppocrates

(tahun

466

SM),

Theophrastus (tahun 372 SM), dan Dioscorides
8

(tahun 100 SM) dalam bentuk keterangan terinci
mengenai ribuan tanaman obat. Orang-orang Yunani
kuno juga telah melakukan pengobatan herbal.

3. Cina
Penggunaan tanaman obat di Cina telah
berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika

dilakukan penyembuhan kerapuhan tulang oleh
dukun Wu. Pada waktu itu, penyakit ini diyakini
disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut
dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk
mengusir

kekuatan

penyembuhan

jahat

bahan

itu,

tertua

bahkan


bahan

dalam

sejarah

ditemukan di Cina, berupa gulungan sutra berisi
daftar 247 tumbuhan dan bahan yang digunakan
dalam

penyembuhan

penyakit

(Nadjeeb.wondprees.com).
4. Inggris
Di

Inggris

penamaan

tanaman

obat

dikembangkan bersamaan dengan berdirinya biarabiara di seluruh negeri. Setiap biara memiliki obat
masing-masing yang digunakan untuk merawat para
pendeta atau penduduk setempat. Di beberapa
daerah khususnya Wales dan Skotlandia, orangorang

Druid

dan

para
9

penyembuh

Celtik

mengunakan obat-obatan dalam perayaan agama
dan ritual mereka. Pengetahuan tanaman obat
semakin berkembang dengan terciptanya mesin
cetak

pada

abad

ke

-15,

sehingga

penulisan

mengenai tanaman-tanaman obat dapat dilakukan
(Nadjeeb. Wondprees.com).
5. Indonesia
Penggunaan tanaman obat sebagai obat asli
Indnesia, sudah ada sejak zaman nenek moyang kita
(Nusantara)

yaitu

digunakan

dalam

upaya

memelihara kesehatan dan mengobati penyakit.
Kemudian pengetahuan ini diwariskan secara turuntemurun dari generasi ke generasi.
Pemanfaatan

tanaman

sebagai

obat

di

Indonesia telah berlangsung sejak ribuan tahun
yang lalu. Pada pertengahan abad ke-17 seorang ahli
Botani

bernama

Jacobus

Rontius

(1592-1631)

mengumumkan khasiat tumbuhan dalam bukunya
De India Natural et Medica.
Meskipun hanya 60
diteliti,

tetapi

bukunya

jenis tumbuhan yang
merupakan

dasar

dari

penelitian obat oleh N.A. Van Rheede tot Draakestein
(1637-1691),

dalam

bukunya

Hortus

Indicus

Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis
Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari
10

Kebun

Raya

Bogor

dengan

tujuan

menyelidiki

bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam
tumbuhan
obatan.

yang

dapat

Selanjutnya

mengenai

khasiat

digunakan

penelitian
tanaman

untuk

dan

dan

obat-

publikasi

obat-obatan

semakin berkembang.
Pengetahuan
wilayah

tanaman

Nusantara

obat

bersumber

yang

dari

ada

di

pewarisan

pengetahuan secara turun-temurun, dan terusmenerus diperkaya dengan pengetahuan dari luar
Nusantara, khususnya dari Cina dan India. Tetapi
dengan masuknya pengobatan modern di Indonesia,
dengan didirikan sekolah dokter di Jakarta pada
tahun

1904,

penggunaan

secara

bertahap

tanaman

sebagai

dan

sistematis

obat

telah

ditinggalkan (www.herbababalgoldinesia.com).

D. Potensi

Tumbuhan

sebagai

Obat

Tradisional
Keterikatan kehidupan masyarakat tradisional
dengan alam lingkunganya sangat kuat, Manusia
bersifat sosial budaya, ekonomis dan mempunyai
interaksi yang kuat dengan sumber daya alam yang
berada di lingkungannya. Sejak ratusan tahun yang
lalu, nenek moyang kita telah terkenal pandai meracik
11

jamu dan obat-obatan tradisional. Beberapa jenis
tumbuhan, akar-akaran dan bahan-bahan alamiah lain
diracik

sebagai

ramuan

obat

tradisional

untuk

menyembuhkan berbagai penyakit. Ramuan-ramuan
itu digunakan untuk menjaga kondisi badan agar tetap
sehat,

mencegah

penyakit

dan

sebagian

untuk

mempercantik diri. Kemudian cara meracik bahanbahan itu diwariskan nenek moyang kita secara turuntemurun, dari generasi ke generasi berikutnya, hingga
ke zaman kita sekarang.
Indonesia

sebenarnya

merupakan

gudang

tanaman obat di dunia karena ribuan jenis tanaman
tumbuh subur hampir di setiap pulau Indonesia. Hal
ini didukung oleh kondisi geografi Indonesia yang
terdiri atas ribuan pulau dan beragam suku yang
mempunyai pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat
yang bervariasi dalam hidup masyarakat (Hembing
2000).
Wahid dkk. (1995) mengemukakan bahwa dengan
selalu bertambahnya jumlah industri obat mendorong
perkembagan agroindustri tanaman obat. Faktor-faktor
yang

mendorong

industri

tanaman

obat

adalah

tersedianya sumber daya alam dan sumber daya
manusia, banyaknya pemilik modal yang masih tertarik
untuk menanamkan modal pada usaha pengembangan
12

obat ke arah fitofarmaka. Faktor penghambat adalah
budi daya masih dilakukan dalam jumlah sedikit dan
masih

tersebar,

dana

penelitian

terbatas

dan

kurangnya tenaga ahli dalam uji klinik. Oleh sebab itu
diperlukan pemanfaatan sistem kelembagaan yang
menciptakan kondisi yang menguntungkan petani dan
pengelolahnya.

E. Pentingnya Penelitian Tentang Tumbuhan
Hutan sebagai Obat
Soemetri

(1995)

mengungkapkan

bahwa

kesehatan adalah hal yang selalu diperlukan oleh setiap
orang agar dapat hidup sehat, sejahtera dan produktif.
Biaya kesehatan ternyata semakin mahal sehingga
manusia berusaha untuk tidak menjadi sakit dengan
menempuh usaha kesehatan preventif. Sejalan dengan
perkembangan
pengobatan

pengobatan
tradisional

modern

dianggap

yang
perlu

ada
untuk

dikembangkan karena pengobatan dengan tumbuhan
obat mempunyai efek samping yang kecil, sehingga
mendorong masyarakat untuk menggunakannya.
Upaya

melestarikan

dan

mengembangkan

pengobatan tradisional di Indonesia tidak terlepas dari
kondisi bangsa Indonesia yang kaya akan bahan-bahan
baku tradisional, bahkan jauh sebelum pengobatan
13

modern dikenal terutama oleh masyarakat pedesaan.
Pijakan dari upaya pengembangan ini yaitu kenyataan
akan

tingkat

kebutuhan

pengobatan tradisional
dan

terus

dibina

masyarakat

terhadap

dapat dipertangung jawabkan
untuk

peluasan

pemerataan

pelayanan kesehatan. Oleh kerena itulah dipandang
sangat

perlu

dilakukan

pengembangan

terhadap

pengobatan tradisional, termasuk sebagai antisipasi
mengadapi era globalisasi.
Bagaimanapun

perkembangan

pengobatan

modern, masyarakat tetap membutuhkan pengobatan
tradisional. Saat ini lebih dituntut pengobatan yang
dianggap rasional, efektif, aman, dan dijangkau oleh
berbagai kalangan ekonomi, (Elvina Herdiani, 2012).
Hal

ini

menunjukan

pengobatan
tumbuhan

penilaian

tradisional
berkhasiat

sepihak

dengan
obat,

belum

karena

memanfaatkan
semua

jenis

tanaman itu kita ketahui pasti manfaat dan khasiatnya.
Untuk itu masih terbuka peluang, untuk mendapatkan
informasi dari hasil penelitian ilmiah baik mengenai
jenis, maupun peranan tumbuhan untuk bahan dasar
obat-obatan (Shere, 2011).

14

F. Prospek

dan

Potensi

Tumbuhan

Obat-

Obatan
Menurut Achmad, (2004), tumbuhan obat-obatan
umum

diartikan

sebagai

semua

tumbuhan

yang

memiliki khasiat obat yang telah dibuktikan kandungan
senyawa aktifnya yang digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan obat. Tumbuhan obat di Indonesia
memiliki potensi yang cukup baik, hal ini dipengaruhi
oleh adanya ketersediannya baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Dari segi kualitas tumbuhan obat
memiliki potensi yang baik karena mutunya yang baik
dan banyak tersedia di alam; sedangkan dari segi
kuantitas, tanaman obat dapat ditemukan dalam
jumlah yang banyak di hutan-hutan primer.
Prospek tumbuhan obat di Indonesia berkembang
pesat. Hal ini dipengaruhi oleh adanya akibat samping
dari

obat-obat

penduduk

kimiawi,

dan

meningkatnya

berkembangnya

jumlah

industri

obat

tradisional. Tumbuhan obat di Indonesia belum banyak
dibudidayakan

sehingga

diperlukan

eksplorasi

di

berbagai daerah yang potensial.

G. Faktor Peningkatan Tanaman Obat
Di
penyakit

abad

modern

tampaknya

pengobatan

mahal
15

dan

berbagai

mempunyai

jenis
efek

samping,

sehingga

mendorong

masyarakat

lebih

cenderung untuk mengunakan obat tradisional (back to
nature) yang semakin meningkat. Masyarakat mulai
sadar dan memahami bahwa alam ini kaya dan
bermanfaat bagi kebutuhan hidup karena tersedianya
semua

tumbuhan

beranekaragam

untuk

dapat

dipergunakan dalam kebutuhan hidup masyarakat
(www. Herbalbalgoldinesia.com).
Kemauan

masyarakat

meningkat

terhadap

pengunaan obat tradisional didasari oleh beberapa
faktor yaitu: (1) pada umumnya harga obat-obatan
buatan pabrik

sangat mahal, sehingga masyarakat

mencari alternatif pengobatan yang lebih murah, (2)
efek samping yang diimbulkan oleh obat tradisional
sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik,
(3) obat kedokteran modern banyak mengandung zat
kimia cecara sintetik.

16

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komposisi Flora Mangrove di Pantai Sungai Gamta, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat T2 422012108 BAB II

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kelimpahan Bulu Babi Tripneustes gratilla di Daerah Padang Lamun, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat T2 422012107 BAB II

1 15 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan : Keterlibatan Masyarakat & Peran Pemimpin Lokal di Kampung Sawinggrai Kabupaten Raja Ampat T2 092009106 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan : Keterlibatan Masyarakat & Peran Pemimpin Lokal di Kampung Sawinggrai Kabupaten Raja Ampat T2 092009106 BAB II

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan : Keterlibatan Masyarakat & Peran Pemimpin Lokal di Kampung Sawinggrai Kabupaten Raja Ampat T2 092009106 BAB IV

0 4 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan : Keterlibatan Masyarakat & Peran Pemimpin Lokal di Kampung Sawinggrai Kabupaten Raja Ampat T2 092009106 BAB V

0 0 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Tumbuhan Hutan sebagai Obat Tradisional Masyarakat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Tumbuhan Hutan sebagai Obat Tradisional Masyarakat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat T2 422012119 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Tumbuhan Hutan sebagai Obat Tradisional Masyarakat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat T2 422012119 BAB IV

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Tumbuhan Hutan sebagai Obat Tradisional Masyarakat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat T2 422012119 BAB V

0 0 2