T1 702010137 Full text
Potensi Penggunaan Telepon Seluler
Untuk Membantu Proses Pembelajaran
(Studi Kasus : SMk Telekomunikasi Tunas Harapan)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh :
Sulastri
NIM : 702010137
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Juni 2014
1
2
3
4
5
6
Potensi Penggunaan Telepon Seluler
Untuk Membantu Proses Pembelajaran
(Studi Kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)
1)
Sulastri, 2) Frederik Samuel Papilaya, M.Cs.,
3)
Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1)[email protected], 2)[email protected],
3)
[email protected].
Abstract
Mobile phone currently is not a luxury anymore, everyone has had, ranging from
children to adults. This condition occurs because there are many mobile phones offering a
range of facilities with lower price. Mobile phone have reached all aspects of life, one of
them is education. In the world of education, the presence of a mobile phone is
considered to have two sides, positive and negative sides. Seeing this condition,
conducted research on the extent of the potential use of mobile phone to help the learning
process, using descriptive methods. The results showed that the use of mobile phone
helps the learning process. This is shown by learners use mobile phone to find the
learning materials, teacher quiz, send assignments also discuss with friends and teachers.
Keywords : Mobile Phone, Mobile-Based Learning, Learning Media.
Abstrak
Telepon Seluler saat ini bukan merupakan barang mewah lagi, semua orang telah
memilikinya, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kondisi ini terjadi karena
banyaknya telepon seluler dengan banyak fasilitas dan harga yang murah. Telepon seluler
telah menjangkau semua aspek kehidupan, salah satunya dunia pendidikan. Dalam dunia
pendidikan, kehadiran telepon seluler dianggap mempunyai dua sisi, sisi negatif dan
positif. Melihat kondisi ini maka diadakan penelitian tentang sejauh mana potensi
penggunaaan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran, menggunakan
metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan telepon seluler
membantu proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari penggunaan telepon seluler oleh
peserta didik untuk mencari materi pembelajaran, mengerjakan kuis dari guru, mengirim
tugas juga berdiskusi dengan teman maupun guru.
Kata kunci : Telepon Seluler, Pembelajaran Berbasis Mobile, Media Pembelajaran.
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana
2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
7
1. Pendahuluan
Sebuah teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk membuat hidup
manusia menjadi semakin mudah dan nyaman. Kemajuan teknologi yang semakin
pesat saat ini membuat hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang bebas
dari penggunaannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seiring arus
globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang cepat, peranan
teknologi komunikasi menjadi sangat penting.
Seperti halnya pada dunia pendidikan, teknologi menjadi salah satu
komponen penting didalamnya, media adalah alat yang berfungsi menyampaikan
pesan. Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi antara peserta didik,
pendidik dan bahan ajar. Media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa
bantuan sarana penyampai pesan atau media [1].
Media pembelajaran itu sangat beragam. Salah satunya adalah fasilitas
canggih pada masa kini yang akan penulis bahas yaitu mengenai telepon seluler.
Seiring dengan meningkatnya mobilitas manusia di satu sisi dan kebutuhan alat
komunikasi di sisi lainya, kemunculan telepon seluler sangat membantu. Saat ini,
untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain tidak perlu menggunakan telepon
yang dipasang di rumah atau kantor (fixed telephone atau telepon tetap). Selain
dapat digunakan untuk berkomunikasi secara langsung, telepon seluler juga dapat
digunakan untuk mengirimkan pesan singkat atau SMS (Short Message Service)
dan pesan berupa gambar dan suara MMS (Multi Media Service). Kini
perkembangan teknologi telepon seluler kian maju dengan hadirnya teknologi 3G
(3rd Generation Technology). Dengan teknologi ini, kita dapat berkomunikasi
sekaligus bertatap muka dengan lawan bicara melalui layar telepon seluler.
Bahkan, dengan telepon seluler kita dapat menonton siaran televisi atau
mendengarkan radio [2].
Dengan adanya telepon seluler, komunikasi dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghalang dalam melakukan
komunikasi. Telepon seluler telah mampu memperpendek jarak yang jauh,
sehingga dapat saling berkomunikasi pada saat bersamaan. Tidak bisa dipungkiri
keberadaan telepon seluler telah membawa perubahan dan kemudahan dalam
berbagai aspek kehidupan manusia. Begitu banyak manfaat yang bisa kita
dapatkan dari penggunaannya termasuk salah satunya dalam bidang pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, kehadiran telepon seluler yang menawarkan
berbagai kecanggihan dapat dirasakan dalam hal kemudahan untuk dapat
mengakses segala informasi lintas dunia. Dari hasil observasi yang dilakukan di
SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, dapat diketahui bahwa sebagian besar
peserta didik SMK Telekomunikasi Tunas Harapan sudah menggunakan telepon
seluler dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran telepon seluler di dalam
kehidupan peserta didik tentunya sangat membantu peserta didik dalam
berkomunikasi dan berbagi informasi. Tetapi kehadiran telepon seluler juga sering
dijadikan kambing hitam merosotnya moral peserta didik. Hal ini mungkin benar
adanya, akan tetapi tentu tidak sepenuhnya benar jika ada anggapan yang
mengatakan bahwa kehadiran telepon seluler bagi peserta didik lebih membawa
8
dampak negatif dari pada positif. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk
dunia pendidikan, dengan adanya telepon seluler seharusnya penyampaian
informasi akan lebih mudah dan cepat, sehingga proses belajar mengajar akan
lebih mudah dan menyenangkan.
Permasalahan yang telah dipaparkan di atas yang melatarbelakangi penulis
untuk melakukan penelitian sejauh mana potensi penggunaan telepon seluler
untuk membantu proses pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA) terutama
dalam hal penyampaian informasi, baik itu tugas maupun pengumuman lainnya
dari guru ke peserta didik maupun dari satu peserta didik ke peserta didik yang
lain.
2. Tinjauan Pustaka
2.1
Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai pemanfaatan telepon seluler sebagai media
pembelajaran sebelumnya telah dilakukan oleh Ni Nyoman Putri Ratmadi. Dalam
penelitiannya, peneliti membagikan kuesioner kepada siswa tentang kesenangan
mereka dengan pelajaran bahasa Inggris. Didapat hasil bahwa hampir 60% siswa
tersebut tidak senang dengan bahasa Inggris dengan berbagai macam alasan.
Kemudian dilakukan uji coba dengan meminta nomor telepon seluler masingmasing siswa, siswa boleh bertanya dan memberikan tanggapan apapun tentang
bahasa Inggris melalui telepon seluler. Dengan cara ini didapat bahwa 50% minat
peserta didik bertambah dalam belajar bahasa Inggris, yang awalnya peserta didik
yang senang bahasa Inggris hanya 40% meningkat menjadi 80%. Hasil penelitian
menyatakan bahwa telepon seluler merupakan salah satu alat elektronik yang
sedang berkembang penggunaanya di masyarakat saat ini, dan hampir semua
penggunanya sangat merasa ketergantungan dengan telepon seluler. Hal ini
terbukti dengan meningkatnya minat 40 orang siswa dalam belajar bahasa inggris
dengan menggunakan media telepon seluler [3].
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Putu Ratmadi, terbukti
telepon seluler bermanfaat bagi siswa dalam pengembangan minat belajar, metode
yang diterapkan adalah dengan tanya jawab melalui berkirim pesan singkat.
Dengan metode ini, siswa lebih tertarik untuk belajar bahasa Inggris, karena
faktanya selama ini bahasa Inggris dianggap pelajaran yang menakutkan. Dengan
media telepon seluler maka pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Penelitian lain, yang telah dilakukan oleh Nopita Setiawati juga meneliti
telepon seluler sebagai media pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan model procedural mengikuti prosedur Brog dan Gall yang
dilakukan dengan melibatkan 5 langkah utama yaitu, 1) melakukan analisis
kebutuhan, 2) mengembangkan produk awal, 3) validasi ahli dan revisi, 4) uji
coba lapangan skala kecil dan revisi produk, 5) uji coba skala besar dan produk
akhir. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu 1) Mobile Learning berbasis Moodle
sebagai daya dukung pembelajaran Fisika di SMA, media pembelajaran ini berisi
materi fluida statis untuk peserta didik kelas XI SMA yang dapat diakses secara
online melalui telepon seluler telah berhasil dikembangkan dengan memenuhi
9
kriteria kualitas sehingga dapat digunakan sebagai sumber pendukung dalam
pembelajaran, dan sebagai media pembelajaran mandiri, 2) Kualitas Mobile
Learning berbasis Moodle sebagai daya dukung pembelajaran Fisika di SMA
yang telah dikembangkan adalah sangat baik berdasarkan penilaian ahli media dan
presentase keidealan 90, 62 %, ahli materi 80, 55 %, dan guru fisika SMA 90, 83
%, 3) Respon peserta didik terhadap Mobile Learning berbasis Moodle sebagai
daya dukung pembelajaran di SMA yang telah dikembangkan pada uji coba
lapangan skala kecil termasuk kategori setuju 71, 05 %, pada uji coba lapangan
skala besar termasuk kategori sangat setuju 76, 01 %, hal ini menunjukkan bahwa
mobile learning yang dikembangkan dapat diterima peserta didik dan layak
digunakan sebagai salah satu sumber alternatif media pembelajaran mandiri [4].
Penelitian yang dilakukan oleh Nopita Setiawati, membuktikan bahwa
media telepon seluler dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk
pembelajaran. Metode yang diterapkan adalah pembelajaran terhubung dengan
jaringan internet menggunakan media telepon seluler, hal ini tentunya sangat
memudahkan siswa dalam belajar karena peserta didik bisa memanfaatkan telepon
seluler yang mereka miliki untuk belajar, mereka tidak perlu bersusah payah
untuk membuka laptop, sehingga belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana
saja.
2.2
Telepon Seluler
Teknologi komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri
dari hardware, software, proses dan system yang digunakan untuk membantu
proses komunikasi yang bertujuan agar komunikasi berhasil (komunikatif).
Teknologi komunikasi merupakan wujud hasil ciptaan dan temuan manusia dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhan untuk berhubungan satu dengan yang lainnya
agar lebih cepat, jelas dan menjangkau walau jarak jauh dengan media telepon,
telex, fax, radio, televisi, audio, video, electronic data interchange, email,
facebook, twitter [5].
Saat ini, telepon selular tidak lagi menjadi barang mewah dan harganya
relatif murah. Telepon seluler telah hadir dengan dua sisi, sisi positif dan sisi
negatif. Sisi positifnya, melalui telepon seluler kita dipermudah dalam kegiatan
sehari-hari kita, seperti kita bisa menyimpan data, jadwal atau tugas, orang tua
bisa menghubungi kita dengan mudah [6].
Telepon selular merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang
memiliki kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran
tetap, namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan
jaringan telepon dengan menggunakan kabel. Saat ini, Indonesia mempunyai dua
jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile
Telecomunications) dan juga sistem CDMA (Code Division Multiple Acces).
Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, telepon
seluler umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan
singkat (short message service) yang lebih dikenal dengan sebutan SMS. Saat ini
telepon seluler menjadi media yang multifungsi yang dilengkapi dengan berbagai
10
pilihan fitur seperti menangkap siaran radio, siaran televisi, pemutar audio,
pemutar video, dan berbagai fitur lainnya [7].
2.3
Media Pembelajaran
Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media juga
diartikan sebagai segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar, contohnya buku, film, kaset. Dari pernyataan tersebut
disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi [8].
Secara umum, pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu
perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap pengertian
pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya [9].
Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat
digunakan untuk keperluan pembelajaran, media pembelajaran merupakan sarana
fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran. Media pembelajaran merupakan
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk
teknologi perangkat keras. Pada awal sejarah pembelajaran, media hanya sebagai
alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran. Berbeda
dengan saat ini, kehadiran media pembelajaran juga dapat memberikan dorongan,
rangsangan maupun pengembangan aspek intelektual maupun emosional peserta
didik [5].
2.4
Pengertian Edmodo
Edmodo merupakan platform media sosial yang sering digambarkan sebagai
facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih banyak lagi sesuai dengan
kebutuhan. Edmodo merupakan aplikasi yang menarik bagi guru dan peserta didik
dengan elemen sosial yang menyerupai facebook, tetapi sesungguhnya ada nilai
lebih besar dalam aplikasi edukasi berbasis jejaring sosial ini. Edmodo (dirancang
oleh pendidik) yang juga berbasis cloud kolaborasi merupakan aplikasi yang
cukup aman digunakan oleh guru dan peserta didik. Seorang guru, sekolah,
kecamatan/kabupaten dapat dengan mudah mengelola sebuah sistem yang
menyediakan fitur terbaik dan praktis menghilangkan kecemasan kita terhadap
aktivitas yang biasa peserta didik lakukan dengan internet khususnya facebook.
Dengan platform ini kita akan lebih mudah untuk memonitor interaksi peserta
didik kita dalam edmodo learning environment. Tidak ada yang bisa masuk ke
ruang edmodo kita tanpa undangan, dan peserta didik tidak dapat
menggunakannya untuk berhubungan dengan orang asing seperti yang terjadi di
11
facebook. Kita dapat dengan mudah mengetahui jika ada pelanggar / penyusup /
orang asing yang terdaftar di kelas yang kita kelola dengan edmodo [10].
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskripif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian
deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara
tepat. Peneliti tidak melakukan manipulasi variable dan tidak menetapkan
peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang
saat sekarang terjadi [11].
Penelitian ini dilakukan di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan pada
peserta didik kelas X. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana potensi penggunaan telepon seluler untuk membantu proses
pembelajaran di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan serta bagaimana
mengoptimalkan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran. Tahapan
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Pra Penelitian
Penelitian
Evaluasi
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Berdasarkan gambar 1, ada tiga tahapan penelitian, tahapan yang pertama
adalah pra penelitian, meliputi observasi ke SMK Telekomunikasi Tunas Harapan
untuk penggambilan data. Dalam kegiatan observasi ini, dilakukan wawancara
awal kepada beberapa peserta didik kelas X dan beberapa guru untuk memperoleh
informasi awal mengenai telepon seluler dan pemanfaatannya. Hasil dari
observasi dianalisis utuk membuat kuesioner yang akan dibagikan kepada peserta
didik. Perancangan kelas maya menggunakan platform edmodo, hal ini dilakukan
untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
Tahapan kedua adalah penelitian, dengan membagikan kuesioner kepada
seluruh siswa kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Kuesioner yang
dibagikan bersifat terbuka tetapi tertutup, yang artinya dalam satu pertayaan,
terdapat beberapa pilihan jawaban. Dalam kuesioner yang dibuat satu pertanyaan
terdapat lima buah pilihan jawaban. Isi dari kuesioner tentang spesifikasi telepon
seluler yang peserta didik miliki, seperti merk telepon seluler, kapasitas memori
12
eksternal, fasilitas-fasilitas yang ada pada telepon seluler. Tujuan dari pertanyaanpertanyaan itu untuk mengetahui spesifikasi telepon seluler yang dimiliki peserta
didik, semakin banyak fasilitas yang disediakan maka semakin banyak pula
metode yang bisa diterapkan untuk membantu proses pembelajaran sedangkan
semakin besar kapasitas memori eksternal yang dimiliki maka akan semakin
banyak pula data yang bisa disimpan seperti materi maupun video pembelajaran.
Selain itu kuesioner juga berisi tentang perilaku peserta didik terhadap telepon
seluler yang dimilikinya, seperti tentang tujuan penggunaan telepon seluler,
jumlah pulsa yang dihabiskan per minggu, lama waktu penggunaan, aktivitas yang
dilakukan peserta didik dengan telepon seluler yang mereka miliki, situs dunia
maya yang dikunjungi. Pertanyaan itu bertujuan untuk mengetahui bagaimana
perilaku peserta didik setiap harinya dengan telepon seluler yang mereka miliki.
Tak lupa tentang penggunaan telepon seluler untuk pembelajaran serta metode
yang diinginkan. Melihat hasil kuesioner yang didapat maka dilakukan dengan
wawancara kedua kepada guru dan peserta didik mengenai pemanfaatan telepon
seluler untuk membantu proses pembelajaran. Untuk memperoleh data penelitian
yang lebih lengkap maka diambil beberapa siswa untuk mengikuti kelas maya
menggunakan edmodo untuk menerapkan pembelajaran berbasis mobile yang
terhubung dengan jaringan internet. Selang berapa lama dibagikan kuesioner
kedua kepada sampel melalui media edmodo.
Tahapan terakhir adalah evaluasi, pada tahapan ini data-data yang diperoleh
dari kuesioner dan wawancara akan dianalisis untuk mendapatkan jawaban dari
pertanyaan penelitian, yang pertama dilakukan adalah menyeleksi tingkat
realibilitas dan validitasnya. Data yang memiliki realibilitas dan validitas rendah
dihilangkan, selain itu data yang tidak lengkap juga tidak perlu dianalisis. Datadata yang diperoleh dari kuesioner maupun wawancara diolah dan dianalisis untuk
mendapatkan jawaban dari penelitian yang dilakukan.
4. Hasil Dan Pembahasan
Telepon selular merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang
memiliki kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran
tetap, namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan
jaringan telepon dengan menggunakan kabel. Selain berfungsi untuk melakukan
dan menerima panggilan telepon, telepon seluler umumnya juga mempunyai
fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short message service) atau
lebih dikenal dengan sebutan SMS. Saat ini telepon seluler menjadi media yang
multifungsi yang dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur seperti menangkap
siaran radio, siaran televisi, pemutar audio, pemutar video, dan berbagai fitur
lainnya [7].
Banyak variabel yang akan peneliti bahas untuk mengetahui sejauh mana
potensi telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran. Pengertian variabel
itu sendiri adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam
penelitian dan jika diukur memiliki variasi. Variabel-variabel tersebut adalah
merk telepon seluler, fasilitas yang dimiliki telepon seluler, kapasitas memori
eksternal, tujuan penggunaan telepon seluler, penggunaan pulsa tiap minggu,
13
pemanfaatan telepon seluler dalam keseharian, lama waktu penggunaan telepon
seluler, alamat situs dunia maya yang dikunjungi, pemanfaatan telepon seluler
untuk pembelajaran, serta metode pembelajaran yang diinginkan peserta didik.
Kerangka penelitian dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Penelitian.
Gambar 2 menunjukkan bahwa kondisi pembelajaran di SMK
Telekomunikasi Tunas Harapan masih berpusat pada guru, hal ini menyebabkan
peserta didik menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran. Melihat kondisi ini
peneliti melakukan studi literatur, yang menunjukkan bahwa teknologi dapat
membuat pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan.
Hasil kuesioner yang dibagikan kepada peserta didik SMK Telekomunikasi
Tunas harapan kelas X menunjukkan bahwa peserta didik sudah memiliki telepon
seluler dengan berbagai merk, seperti Samsung, nokia, blackberry, cross, dan lainlain. Hasil kuesioner yang di dapat untuk merk telepon seluler yang dimiliki
peserta didik dapat dilihat pada gambar 3.
Merk Telepon Seluler
22%
29%
10%
13%
Nokia
Samsung
26%
BlackBerry
Cross
Lainnya
Gambar 3. Grafik Merk Telepon Seluler yang digunakan.
Gambar 3 menunjukkan bahwa 29 % anak memiliki telepon seluler dengan
merk Nokia. 26 % anak memiliki telepon seluler dengan merk Samsung, 13 %
anak menggunakan merk Blackberry, 10 % anak menggunakan merk Cross, dan
14
22 % anak memiliki telepon seluler dengan merk lain seperti apple, smartfreen,
oppo, dan lain-lain. Dengan mengetahui merk telepon seluler yang dimiliki
peserta didik maka akan semakin mudah dalam mengoptimalkan potensi telepon
seluler untuk membantu proses pembelajaran.
Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler, antara lain kamera,
pemutar musik, layanan internet, dan lain-lain. Penelitian terhadap fasilitas yang
disediakan telepon seluler bertujuan agar mempermudah dalam memetakan
potensi telepon seluler sebagai media untuk membantu proses pembelajaran. Hasil
kuesioner bisa dilihat pada gambar 4.
Fasilitas Telepon Seluler
12%
22%
34%
18%
14%
SMS
Browsing
Panggilan Video
SMS dan Browsing
Lainya
Gambar 4. Grafik Fasilitas yang disediakan Telepon Seluler.
Pada gambar 4 terlihat bahwa fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler
yang dimiliki oleh peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan
sangat beragam, seperti untuk berkirim dan menerima pesan singkat, menerima
dan melakukan panggilan suara, mendengaran musik, browsing atau internetan,
melakukan panggilan video dan lain-lain. 22 % telepon seluler menyediakan
fasilitas berkirim pesan singkat (SMS), 18 % menyediakan fasilitas untuk
berselancar di dunia maya (browsing), 14 % telepon seluler menyediakan fasilitas
untuk melakukan panggilan video, paling banyak anak menyatakan bahwa telepon
seluler sudah menyediakan fasilitas untuk sms dan berselancar di dunia maya
sebesar 34 %, sedangkan 12 % anak menyatakan bahwa telepon seluler yang
mereka miliki mempunyai fasilitas lain yang belum disebutkan pada kuesioner
seperti memutar audio maupun video, kamera untuk mengambil gambar,
menonton film dan lain-lain. Melihat dari hasil kuesioner terbanyak, fasilitas yang
dimiliki telepon seluler adalah berkirim pesan singkat dan berselancar di dunia
maya, maka hal ini harus dioptimalkan.
Peserta didik SMK Telekomunikasi Tunas harapan sebagian besar telah
menggunakan memori eksternal pada telepon seluler yang mereka miliki. Memori
itu biasanya digunakan untuk menyimpan data. Melihat hal itu, maka harus
dioptimalkan penggunaan telepon seluler untuk media pembelajaran. Semakin
besar kapasitas yang dimiliki seharusnya semakin besar pula potensi telepon
seluler untuk digunakan sebagai media pembelajaran seperti untuk menyimpan
materi pembelajaran maupun video tutorial pembelajaran. Gambar 5. Menjelaskan
besar kapasitas memori ekternal yang dimiliki peserta didik.
15
Kapasitas Memori
Eksternal
15%
5% 8%
23%
49%
< 1 Gb
1 Gb
2 Gb
4 Gb
> 4 Gb
Gambar 5. Grafik Kapasitas Memori Eksternal Telepon Seluler.
Gambar 5 menunjukkan hasil dari kuesioner yang dibagikan menyatakan
bahwa telepon seluler yang dimiliki peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi
Tunas Harapan sebagian besar sudah memakai memori eksternal, memori itu
digunakan untuk menyimpan foto, audio, video, dan lain-lain. Sebanyak 5 % anak
menggunakan memori kurang dari 1 Giga byte, 8 % anak menggunakan memori 1
Giga byte, 49 % anak menggunakan memori 2 Giga Byte, 23 % anak
menggunakan memori 4 Giga Byte, dan 4 % anak menggunakan memori lebih
dari 4 Giga byte. Dengan kapasitas memori yang semakin besar maka peserta
didik bisa menyimpan banyak data di dalam memori eksternal mereka seperti
materi pelajaran maupun video tutorial pembelajaran. Hal ini membuat mereka
lebih praktis dalam belajar, sehingga mereka tidak perlu membuka laptop, belajar
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tempatnya.
Dengan mengetahui merk telepon seluler yang dimiliki, fasilitas yang
disediakan oleh telepon seluler serta kapasitas memori yang digunakan peserta
didik, maka penggunaan telepon seluler sebagai media pembelajaran bisa
dioptimalkan. Hal lain yang perlu diteliti adalah metode apa yang akan diterapkan
agar pemanfaatan telepon seluler menjadi optimal untuk membantu proses
pembelajaran.
Perlu kita akui bahwa teknologi memang membawa perubahan dalam sendi
kehidupan, baik itu perubahan positif maupun negatif. Kemajuan teknologi telah
mengubah gaya hidup seseorang, bahkan hal tersebut terjadi di anak-anak yang
masih berusia dini. Semuanya memang berkembang seiring perkembangan
zaman. Sehebat apapun teknologi, tentu tidak akan terasa nilai manfaatnya jika
tidak digunakan pada tempatnya dan bahkan bisa membawa kerugian. Kita ambil
contoh perangkat keras, printer, tentu perangkat ini memiliki nilai guna sebab bisa
digunakan untuk mencetak dokumen, tetapi akan terlihat jeleknya jika digunakan
untuk mencetak uang palsu. Telepon Seluler memberi nilai manfaat jika
digunakan untuk berkomunikasi, tetapi akan terlihat jelek jika digunakan untuk
melakukan penipuan [12].
Setiap peserta didik memiliki tujuan masing-masing dengan telepon seluler
yang mereka miliki. Tujuan anak menggunakan telepon seluler secara umum
untuk kehidupan sehari-hari adalah untuk mempermudah komunikasi dengan
16
keluarga maupun teman baik melalui panggilan telepon maupun berkirim pesan
singkat, tetapi selain itu ada tujuan – tujuan lain seperti memutar audio mapun
video, bermain video game, melakukan panggilan video, dan lain – lain. Tujuan
dari anak menggunakan telepon seluler bisa dilihat pada gambar 6.
Tujuan Penggunaan
Telepon Seluler
5%
19%
52%
16%
8%
Komunikasi
Bermain Game
Belajar
Internetan
Lainnya
Gambar 6. Grafik Tujuan Penggunaan Telepon Seluler.
Melihat dari gambar 6, maka sebanyak 52 % anak memilih komunikasi
sebagai tujuan mereka dalam menggunakan telepon seluler. 8 % anak memilih
bermain video game, 16 % anak memilih untuk belajar, dan 19 % anak memilih
untuk berselancar di dunia maya (internetan), sedangkan 5 % anak menggunakan
telepon seluler yang mereka miliki untuk kegiatan lain, seperti mendengarkan
audio, memutar video, melakukan panggilan video, dan lain-lain. Melihat hasil
kuesioner yang dibagikan peneliti dapat mengetahui tujuan anak menggunakan
telepon seluler.
Pemakaian pulsa tiap minggunya juga berpengaruh pada hasil penelitian.
Semakin banyak kegiatan yang dilakukan maka semakin banyak pulsa yang
dikeluarkan dalam setiap minggunya, dalam artian kegiatan seperti berkirim pesan
singkat, melakukan panggilan suara maupun berselancar di dunia maya. Jumlah
pulsa yang dikeluarkan dalam hitungan minggu oleh peserta didik, untuk lebih
jelasnya terlihat pada gambar 7.
17
Penggunaan Pulsa Per
Minggu
2%
9% 3%
49%
37%
5000
10000
20000
50000
> 50000
Gambar 7. Grafik Penggunaan Pulsa Tiap Minggu.
Dalam gambar 7, 49 % anak mengeluarkan Rp 5000,00 setiap minggunya
untuk beraktivitas dengan telepon seluler, kegiatan yang dilakukan adalah
berkirim pesan singkat. Terbesar kedua adalah Rp 10.000,00 setiap minggunya
sebanyak 37 % anak. Tetapi ada juga yang setiap minggunya menghabiskan
pulsa lebih dari Rp 50.000,00 sebanyak 2 % anak. Dengan melihat penggunaan
pulsa anak setiap minggunya kita dapat mengetahui kegiatan apa saja yang
dilakukan anak seperti berkirim pesan singkat, melakukan panggilan suara
maupun berselancar di dunia maya seperti mencari materi pembelajaran maupun
bersosial media.
Melihat dari hasil observasi maka telepon seluler berpotensi untuk
membantu proses pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana potensi telepon
seluler untuk membantu pembelajaran adalah dengan melihat kegiatan yang
dilakukan peserta didik dengan telepon seluler yang mereka miliki. Kegiatan yang
mereka lakukan bermacam-macam, dapat dilihat pada gambar 8.
Kegiatan dengan
Telepon Seluler
8%
15%
34%
24%
19%
SMS
Telepon
Putar Video
Lainnya
Internetan
Gambar 8. Grafik Kegiatan Dengan Telepon Seluler.
Hasil survei kuesioner yang telah disebar kepada peserta didik kelas X SMK
Telekomunikasi Tunas Harapan pada gambar 8 menunjukkan kegiatan yang biasa
18
peserta didik lakukan dengan telepon seluler yang mereka miliki antara lain untuk
berkirim pesan singkat, menerima dan melakukan panggilan telepon, memutar
video, berselancar di dunia maya, dan lain - lain. Sebanyak 34 % anak
menggunakan telepon seluler mereka gunakan untuk berkirim pesan singkat
dengan teman maupun keluarga, 19 % anak menggunakan telepon seluler yang
mereka miliki untuk berkomunikasi dengan melakukan panggilan telepon, 24 %
anak memilih menggunakan telepon seluler yang mereka miliki untuk berselancar
di dunia maya (internetan) seperti sosial media dengan facebook maupun twitter
dan juga browsing materi, 8 % anak menggunakan telepon seluler yang mereka
miliki untuk memutar video, dan 15 % anak memilih menggunakan telepon
seluler yang mereka miliki untuk kegiatan lain, seperti mendengarkan audio,
melakukan panggilan video, mengambil gambar, dan lain-lain. Dengan
mengetahui kegiatan yang dilakukan peserta didik dengan telepon seluler mereka,
maka bisa dilihat bahwa paling banyak anak berkirim pesan singkat untuk sekedar
bertegur sapa ataupun bertukar informasi kepada teman maupun saudara mereka.
Lama waktu dalam menggunakan telepon seluler yang dilakukan oleh
peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan sangat bervariatif, ada
yang satu jam, dua jam, tiga jam, dan lain–lain, dapat dilihat pada gambar 9.
Lama Waktu
Penggunaan Telepon
Seluler
11%
12%
8%
58%
11%
1 jam
2 jam
3 jam
4 jam
>4 jam
Gambar 9. Grafik Lama Waktu Penggunaan Telepon Seluler.
Gambar 9 menunjukan paling banyak anak menghabiskan waktu lebih dari
empat jam berinteraksi dengan telepon seluler yang mereka miliki, sebanyak 58
%. Dengan melihat tingkat interaksi anak dengan telepon seluler maka dapat
disimpulkan bahwa telepon seluler bisa dijadikan alternatif media yang tepat
untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
Melihat dari data fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler, maka
sebagian besar telepon seluler yang dimiliki oleh peserta didik kelas X SMK
Telekomunikasi Tunas Harapan menyediakan fasilitas untuk berselancar di dunia
maya. Banyak situs yang bisa mereka kunjungi saat mereka berselancar seperti
facebook, twitter, toko bagus, google, dan lain – lain. Gambar 10 menjelaskan
tentang situs dunia maya yang dikunjungi oleh peserta didik.
19
Situs Dunia Maya
19%
19%
3%
17%
42%
Google
Facebook
Toko Bagus
Lainnya
Twitter
Gambar 10. Grafik Situs Dunia Maya yang Dikunjungi.
Dalam gambar 10 terlihat jelas bahwa situs yang paling sering dikunjungi
anak-anak adalah facebook, sebesar 42 %, situs kedua yang diminati adalah
google, berikutnya twitter, dan toko bagus serta situs-situs lain seperti kaskus,
detik, amazon. Banyak latar belakang yang mendasari peserta didik untuk
mengunjungi situs-situs tersebut, misalnya untuk berkomunikasi atau silaturahmi
baik dengan teman maupun saudara mereka menggunakan facebook dan twitter.
Selain itu, mereka menggunakan facebook juga untuk berbagi informasi mengenai
tugas maupun pengumuman-pengumuman dari guru. Mereka juga membuka situs
gmail untuk mengirim tugas. Untuk sumber informasi atau bacaan mereka lebih
condong untuk membuka google, kaskus maupun detik. Selain situs-situs yang
telah disebutkan, masih banyak situs-situs lain yang mereka kunjungi dengan
berbagai tujuan. Melihat dari hasil kuesioner ini, maka bisa diambil kesimpulan
bahwa pembelajaran dengan metode terhubung dengan jaringan internet dengan
media bantu telepon seluler dapat diterapkan karena peserta didik sudah sering
berselancar ke dunia maya dengan telepon seluler yang mereka miliki, sekarang
tinggal memilih platform media pembelajaran yang tepat buat peserta didik.
Dengan melihat hasil survei dari kuesioner yang dibagikan kepada peserta
didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, maka dapat dilihat apakah
keberadaan telepon seluler membantu proses pembelajaran atau tidak, bisa dilihat
pada gambar 11. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang
suatu gejala atau fenomena pendidikan [13]. Skor dari setiap jawaban dari
pertanyaan yaitu 5, 4, 3, 2, 1. Bentuk jawaban skala likert adalah sangat
membantu, membantu, cukup membantu, kurang membantu, tidak membantu.
20
Telepon Seluler Membantu
Proses Belajar
3%
5% 3%
34%
55%
Sangat Membantu
Cukup Membantu
Tidak Membantu
Membantu
Kurang Membantu
Gambar 11. Grafik Telepon Seluler Membantu Proses Belajar.
Gambar 11 menunjukkan bahwa jawaban terbanyak anak menyebutkan
bahwa keberadaan telepon seluler membantu proses pembelajaran dengan
prosentase sebanyak 55 %, mereka beralasan keberadaan telepon seluler
mempermudah mereka dalam hal mencari materi pembelajaran. 34 % anak
menjawab sangat membantu, karena mereka dapat belajar dimana saja dan kapan
saja waktunya dengan telepon seluler yang mereka miliki. Dengan dasar jawaban
ini maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan telepon seluler membantu proses
pembelajaran.
Dengan melihat bahwa telepon seluler membantu proses pembelajaran,
maka perlu diketahui metode pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik,
agar pemanfaatan telepon seluler lebih optimal. Hasil dari kuesioner yang
dibagikan kepada peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan bisa
dilihat pada gambar 12.
Metode yang Diinginkan
Peserta Didik
4% 5%
15%
61%
15%
Terhubung Internet
Tidak Terhubung Internet
SMS
Telepon
Lainnya
Gambar 12. Grafik Metode yang Diinginkan Peserta Didik.
Gambar 12 menjelaskan bahwa prosentase terbesar sebanyak 62 % anak
memilih menggunakan pembelajaran berbasis mobile dengan terhubung dengan
jaringan internet dengan alasan peserta didik bisa belajar kapan saja dan dimana
21
saja. Hanya sedikit anak yang memilih opsi lain seperti tidak terhubung dengan
jaringan internet, berkirim pesan singkat maupun dengan panggilan suara.
Dari hasil wawancara dengan Responden satu, dia memilih pembelajaran
berbasis mobile dengan terhubung dengan internet dikarenakan hal ini lebih
mempermudah responden satu dalam mengerjakan kuis, melihat pengumuman
maupun mengunduh materi yang dibagikan oleh guru. Responden satu merasa hal
ini lebih praktis dan hemat tenaga karena dengan telepon seluler yang responden
satu miliki sekarang, responden satu bisa belajar dan mengerjakan tugas dari guru.
Selain itu, responden satu juga bisa berkomunikasi dengan teman untuk
menanyakan kabar maupun tugas-tugas sekolah, juga bisa melakukan diskusi
dengan teman dengan bantuan media sosial seperti facebook [14].
Hasil wawancara dengan guru jaringan SMK Telekomunikasi Tunas
Harapan, responden dua mengatakan telepon seluler bisa digunakan untuk
membantu proses pembelajaran, responden dua lebih condong untuk menerapkan
pembelajaran berbasis mobile dengan terhubung jaringan internet, tetapi
pembelajaran ini tidak diterapkan kepada semua guru karena melihat adanya guru
yang sudah berusia lanjut. Menggunakan metode terhubung dengan jaringan
internet, responden dua merasa bahwa telepon seluler akan lebih optimal karena
setiap anak memiliki telepon seluler yang menyediakan fasilitas untuk berselancar
ke dunia maya sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, efektif dalam waktu
dan efisien dalam tenaga [15].
Sumber lain yang juga merupakan guru jaringan, responden tiga
mengatakan bahwa responden tiga sudah memanfaatkan telepon seluler untuk
proses pembelajaran. Dengan bantuan telepon seluler maka informasi akan lebih
cepat sampai kepada anak, sehingga anak akan lebih cepat dalam menanggapi
arahan yang diberikan oleh guru. Selain itu, telepon seluler juga lebih
mempermudah responden tiga dalam melihat keaktifan anak dalam pengiriman
tugas. Sekarang ini, responden tiga memakai salah satu platform yaitu netacad
untuk berkomunikasi dengan anak, memberikan kuis sehingga pembelajaran tidak
hanya berlangsung di kelas tetapi di luar kelas pun bisa [16].
Melihat dari hasil wawancara baik dengan guru maupun peserta didik, serta
hasil dari kuesioner dapat disimpulkan bahwa telepon seluler membantu proses
pembelajaran. Variabel yang mendukung adalah fasilitas yang disediakan telepon
seluler, kapasitas memori eksternal yang dimiliki, jumlah pulsa yang digunakan
tiap minggunya, lama waktu penggunaan telepon seluler. Dengan melihat
variabel-variabel tersebut maka telepon seluler bisa dioptimalkan penggunaannya
untuk membantu pembelajaran. Tetapi dalam hal ini masih rendah untuk tingkat
pemanfaatannya dikarenakan banyak hal seperti guru yang merasa bahwa
keberadaan telepon seluler mengganggu berlangsungnya proses pembelajaran di
kelas, kurangnya kesadaran dari peserta didik dalam pemanfaatan telepon seluler.
Peserta didik telah diberikan kemudahan oleh guru untuk mencari materi melalui
telepon seluler tetapi peserta didik menyalahgunakan kesempatan tersebut dengan
berkirim pesan singkat dengan teman maupun keluarga. Selain itu, kurangnya
pengetahuan dari guru maupun peserta didik dalam pemanfaatan telepon seluler
agar bisa dimanfaatkan untuk membantu proses pembelajaran.
22
Melihat kondisi ini, maka peneliti melakukan penelitian lanjut untuk
mengoptimalkan penggunaan telepon seluler untuk membantu proses
pembelajaran dengan mengembangkan metode pembelajaran yang akan
diterapkan. Kelas maya menggunakan platform edmodo menjadi salah satu solusi
agar pembelajaran menggunakan media bantu telepon seluler bisa dioptimalkan
dengan menerapkan pembelajaran mobile dengan terhubung jaringan internet.
Dalam Edmodo, guru bisa mengkontruksi kelas maya sedemikian rupa sehingga
membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Dalam hal ini guru membuat group,
dalam group itu guru bisa berbagi materi dapat dilihat pada gambar 13, berdiskusi
dengan peserta didik dapat dilihat pada gambar 14, memberikan kuis untuk
evaluasi dapat dilihat pada gambar 15, pengumpulan tugas dapat dilihat pada
gambar 16, maupun berbagi informasi dan pengumuman kepada peserta didik
dapat dilihat pada gambar 17.
Gambar 13. Berbagi Materi Pembelajaran.
Gambar 14. Berdiskusi.
Gambar 15. Kuis.
Gambar 16. Pengumpulan Tugas.
Gambar 17. Berbagi Informasi atau Pengumuman.
23
Selain itu guru juga bisa memberikan penghargaan kepada peserta didik
yang berprestasi sehingga memacu peserta didik lainnya untuk lebih giat belajar.
Setelah guru selesai mengkonstruksi kelas maya, guru menginformasikan kepada
peserta didik mengenai group tersebut. Peserta didik bisa langsung bergabung dan
mengikuti kelas, peserta didik juga bisa berkomunikasi dan berdiskusi dengan
peserta didik lainya. Peserta didik bisa dikelompokkan dalam kelompok kecil
sehingga lebih mudah dalam pemantauannya. Guru bisa menambahkan materi ke
dalam perpustakaaan maya di edmodo, sedangkan untuk mengevaluasi guru bisa
memberikan kuis kepada peserta didik.
Dipilih dua kelas dengan jumlah siswa yang sama yaitu 29 anak untuk
mengikuti kelas kontrol dan kelas eksperimen pada mata pelajaran Simulasi
Digital. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diterapkan metode pembelajaran
yang berbeda. Kelas kontrol pembelajaran tanpa menggunakan edmodo, kelas
eksperimen menggunakan edmodo saat pembelajaran. Kedua kelas itu diberikan
empat evaluasi pembelajaran dalam bentuk kuis. Alur pembelajaran dapat dilihat
pada gambar 18.
Kelas Eksperimen
T1
Menggunakan Edmodo
T2
T3
T4
Kelas Kontrol
T1
Tanpa Edmodo
T2
T3
T4
Keterangan :
T1 : Kuis Pertama
T2 : Kuis Kedua
T3 : Kuis Ketiga
T4 : Kuis Keempat
Gambar 18. Evalusi pembelajaran.
Pada gambar 18, kuis pertama diberikan bersamaan pada kedua kelas tanpa
menggunakan edmodo. Kuis pertama dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata
awal pada kedua kelas. Kemudian dilakukan penerapan metode pembelajaran
yang berbeda pada kedua kelas tersebut. Kelas kontrol proses pembelajaran tanpa
menggunakan edmodo, kelas eksperimen menggunakan edmodo saat proses
pembelajaran.
Sampel yang telah dipilih diarahkan untuk mengikuti kelas maya pada
group di edmodo. Dalam kelas maya yang mereka ikuti telah disediakan materimateri pembelajaran yang bisa mereka unduh, aturan-aturan yang harus mereka
patuhi selama mengikuti kelas maya serta kuis-kuis yang harus mereka kerjakan
untuk mengevaluasi pemahaman peserta didik tentang materi yang dibahas dalam
kelas tersebut. Selama sampel mengikuti kelas maya untuk tindakan pemantauan
sampel maka dibentuk kelompok diskusi kecil, sehingga anak menjadi lebih aktif.
Setiap anggota kelompok diharuskan untuk mengeluarkan ide-ide mereka untuk
melatih kreatifitas anak yang mereka kirimkan ke dalam group di edmodo untuk
didiskusikan bersama. Dari kegiatan diskusi ini bisa dilihat sampel yang aktif dan
sampel yang tidak aktif mengikuti diskusi dalam kelas maya. Semua sampel baik
24
itu yang aktif maupun tidak selalu diberi penguatan agar sampel senang dan
nyaman mengikuti kelas maya menggunakan platform edmodo. Setelah selang
waktu beberapa lama maka diberikan evaluasi pembelajaran melalui kuis, kuis ini
memiliki batasan waktu pengerjaan. Untuk anak yang bisa mencapai nilai
maksimal maka diberikan penghargaan yaitu pemberian lencana pada anak.
Lencana penghargaan ini bisa dilihat oleh semua anggota group sehingga memacu
peserta didik lain untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran kelas maya.
Pemberian kuis tidak hanya dilakukan pada kelas eksperimen tetapi pada
kelas kontrol juga. Nilai rata-rata kuis pada kedua kelas dapat dilihat pada tabel 1.
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Rata-rata Nilai Kuis 1
64,52
65,96
Rata-rata Nilai Kuis 2
66,14
74,17
Rata-rata Nilai Kuis 3
70,14
78,79
Rata-rata Nilai Kuis 4
74,65
81,28
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Kelas.
Tabel 1 menunjukkan rata-rata nilai kuis pertama hampir sama pada kedua
kelas, kelas kontrol dengan rata-rata nilai 64,52, kelas eksperimen dengan ratarata nilai 65,96. Kelas eksperimen dipilih untuk dilakukan penerapan
pembelajaran menggunakan telepon seluler dengan edmodo karena melihat dari
karakteristik telepon seluler yang dimiliki siswa, seperti fasilitas yang disediakan
oleh telepon seluler, kapasitas memori eksternal yang digunakan, dan pulsa yang
dihabiskan tiap minggunya. Pada kuis kedua, ketiga dan keempat menunjukkan
adanya peningkatan rata-rata nilai pada kedua kelas, baik itu kelas kontrol mapun
kelas eksperimen. Peningkatan lebih terlihat jelas pada kelas eksperimen dengan
nilai rata-rata kuis keempat menjadi 81, 28.
Untuk memperoleh data yang lebih lengkap maka dibagikan kuesioner
kepada sampel melalui edmodo, kuesioner ini dalam bentuk kuis jawaban
panjang. Setiap anak wajib mengerjakan kuis ini, pertanyaan yang diajukan
tentang pemanfaatan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran. Hasil
kuesioner menunjukkan bahwa telepon seluler membantu proses membelajaran.
Materi pembelajaran bisa lebih luas karena peserta didik bisa mencari materi
tambahan. Peserta didik yang pendiam di kelas, dengan mengikuti kelas maya di
edmodo bisa menjadi lebih aktif, mereka lebih berani untuk mengutarakan
pendapat-pendapat mereka, menanggapi pernyataan-pernyataan yang teman
maupun guru keluarkan.
Melihat dari data-data yang diperoleh setelah diolah dan dianalisis dapat
disimpulkan bahwa telepon seluler membantu proses pembelajaran mengacu pada
variabel fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler, kapasitas memori eksternal
yang digunakan, lama waktu pemanfaatan telepon seluler dan jumlah pulsa yang
dihabiskan tiap minggunya. Untuk mengoptimalkan potensi telepon seluler ini
maka diterapkan pembelajaran berbasis mobile dengan sistem terhubung dengan
jaringan internet dengan bantuan platform pembelajaran edmodo. Kelas maya
25
edmodo digunakan untuk penyampaian informasi maupun komunikasi, juga
dalam hal pengiriman tugas maupun pengerjaan kuis untuk evaluasi serta untuk
pembagian materi pembelajaran. Selain itu, juga digunakan untuk berdiskusi baik
dalam kelompok kecil maupun besar dalam group di edmodo. Hasil penelitian
menunjukkan dengan diterapkan metode pembelajaran berbasis mobile dengan
platform edmodo maka pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan, hal
ini berdampak positif dengan meningkatnya nilai peserta didik.
5. Simpulan
Berdasarkan analisis dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa telepon
seluler membantu proses pembelajaran mengacu pada variabel fasilitas yang
disediakan oleh telepon seluler, kapasitas memori eksternal yang digunakan, lama
waktu pemanfaatan telepon seluler dan jumlah pulsa yang dihabiskan tiap
minggunya. Fasilitas jaringan internet dan teknologi telepon seluler sangat tinggi,
tetapi pemanfaatan teknologi tersebut untuk pembelajaran belum optimal. Potensi
pemanfaatan telepon seluler untuk pempelajaran sangat tinggi, hal ini terlihat dari
perubahan perilaku peserta didik dalam hal pencarian materi pembelajaran.
Pengembangan metode pembelajaran menggunakan telepon seluler dengan
menggunakan aplikasi edmodo terbukti membuat pembelajaran menjadi lebih
aktif dan menyenangkan, hal ini berdampak posistif terhadap meningkatnya nilai
peserta didik. Pada penelitian selanjutnya telepon seluler bisa digunakan sebagai
media pembelajaran pada semua mata pelajaran dengan menggunakan aplikasiaplikasi lainnya.
6. Daftar Pustaka
[1]
Simamora, Raymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
[2] Maryono dan Patmi Istiana. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi 1.
Yogyakarta : Yudhistira.
[3] Ni Nyoman Putri Ratmadi. 2011. Jurnal dengan judul “Pemanfaatan
Handphone Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris”.
[4] Nopita Setiawati. 2012. Jurnal dengan judul “Pengembangan Mobile
Learning (M-Learning) Berbasis Moodle Sebagai Daya Dukung
Pembelajaran Fisika Di Sma”.
[5] Rusman, Deni Kurniawan, Cepi Riyana. 2011. Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi : Mengembangkan Profesionalitas
Guru. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
[6] Alfonsus Sutarno. 2008. Etiket, Kiat Serasi Berelasi. Yogyakarta : Kanisius.
[7] Feri Sulianta dan Yudhy Wicaksono. 2010. Teknik Reparasi Ekspo Impor
Konversi Untuk Semua Kebutuhan. Jakarta : PT. Elek Media Komputindo.
[8] Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
26
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung : PT. IMTIMA.
Tim Penyusun. 2013. Modul Simulasi Digital Untuk Sekolah Menengah
Kejuruan Kurikulum 2013. Jakarta : SEAMOLEC.
Prof. Sukardi, Ph.D. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi
dan Praktiknya. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Dominikus Juju dan Feri Sulianta. 2010. Hitam Putih facebook. Jakarta :
PT. Elek Media Komputindo.
Prof DR H Djaali dan DR. Pudji Muljono. 2007. Pengkuran dalam Bidang
Pendidikan. Jakarta : Grasindo.
Wawancara dengan peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas
Harapan dengan nama Bernadheta Ayu Putri Mardika pada Senin, 3
Februari 2014.
Wawancara dengan guru SMK Telekomunikasi Tunas Harapan dengan
nama Krisadyani Talenta, S. kom. pada Rabu, 5 Februari 2014.
Wawancara dengan guru SMK Telekomunikasi Tunas Harapan dengan
nama Akhmad Fajar pada Jumat, 7 Februari 2014.
27
Untuk Membantu Proses Pembelajaran
(Studi Kasus : SMk Telekomunikasi Tunas Harapan)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh :
Sulastri
NIM : 702010137
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Juni 2014
1
2
3
4
5
6
Potensi Penggunaan Telepon Seluler
Untuk Membantu Proses Pembelajaran
(Studi Kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)
1)
Sulastri, 2) Frederik Samuel Papilaya, M.Cs.,
3)
Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1)[email protected], 2)[email protected],
3)
[email protected].
Abstract
Mobile phone currently is not a luxury anymore, everyone has had, ranging from
children to adults. This condition occurs because there are many mobile phones offering a
range of facilities with lower price. Mobile phone have reached all aspects of life, one of
them is education. In the world of education, the presence of a mobile phone is
considered to have two sides, positive and negative sides. Seeing this condition,
conducted research on the extent of the potential use of mobile phone to help the learning
process, using descriptive methods. The results showed that the use of mobile phone
helps the learning process. This is shown by learners use mobile phone to find the
learning materials, teacher quiz, send assignments also discuss with friends and teachers.
Keywords : Mobile Phone, Mobile-Based Learning, Learning Media.
Abstrak
Telepon Seluler saat ini bukan merupakan barang mewah lagi, semua orang telah
memilikinya, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kondisi ini terjadi karena
banyaknya telepon seluler dengan banyak fasilitas dan harga yang murah. Telepon seluler
telah menjangkau semua aspek kehidupan, salah satunya dunia pendidikan. Dalam dunia
pendidikan, kehadiran telepon seluler dianggap mempunyai dua sisi, sisi negatif dan
positif. Melihat kondisi ini maka diadakan penelitian tentang sejauh mana potensi
penggunaaan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran, menggunakan
metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan telepon seluler
membantu proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari penggunaan telepon seluler oleh
peserta didik untuk mencari materi pembelajaran, mengerjakan kuis dari guru, mengirim
tugas juga berdiskusi dengan teman maupun guru.
Kata kunci : Telepon Seluler, Pembelajaran Berbasis Mobile, Media Pembelajaran.
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana
2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
7
1. Pendahuluan
Sebuah teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk membuat hidup
manusia menjadi semakin mudah dan nyaman. Kemajuan teknologi yang semakin
pesat saat ini membuat hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang bebas
dari penggunaannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seiring arus
globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang cepat, peranan
teknologi komunikasi menjadi sangat penting.
Seperti halnya pada dunia pendidikan, teknologi menjadi salah satu
komponen penting didalamnya, media adalah alat yang berfungsi menyampaikan
pesan. Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi antara peserta didik,
pendidik dan bahan ajar. Media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa
bantuan sarana penyampai pesan atau media [1].
Media pembelajaran itu sangat beragam. Salah satunya adalah fasilitas
canggih pada masa kini yang akan penulis bahas yaitu mengenai telepon seluler.
Seiring dengan meningkatnya mobilitas manusia di satu sisi dan kebutuhan alat
komunikasi di sisi lainya, kemunculan telepon seluler sangat membantu. Saat ini,
untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain tidak perlu menggunakan telepon
yang dipasang di rumah atau kantor (fixed telephone atau telepon tetap). Selain
dapat digunakan untuk berkomunikasi secara langsung, telepon seluler juga dapat
digunakan untuk mengirimkan pesan singkat atau SMS (Short Message Service)
dan pesan berupa gambar dan suara MMS (Multi Media Service). Kini
perkembangan teknologi telepon seluler kian maju dengan hadirnya teknologi 3G
(3rd Generation Technology). Dengan teknologi ini, kita dapat berkomunikasi
sekaligus bertatap muka dengan lawan bicara melalui layar telepon seluler.
Bahkan, dengan telepon seluler kita dapat menonton siaran televisi atau
mendengarkan radio [2].
Dengan adanya telepon seluler, komunikasi dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghalang dalam melakukan
komunikasi. Telepon seluler telah mampu memperpendek jarak yang jauh,
sehingga dapat saling berkomunikasi pada saat bersamaan. Tidak bisa dipungkiri
keberadaan telepon seluler telah membawa perubahan dan kemudahan dalam
berbagai aspek kehidupan manusia. Begitu banyak manfaat yang bisa kita
dapatkan dari penggunaannya termasuk salah satunya dalam bidang pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, kehadiran telepon seluler yang menawarkan
berbagai kecanggihan dapat dirasakan dalam hal kemudahan untuk dapat
mengakses segala informasi lintas dunia. Dari hasil observasi yang dilakukan di
SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, dapat diketahui bahwa sebagian besar
peserta didik SMK Telekomunikasi Tunas Harapan sudah menggunakan telepon
seluler dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran telepon seluler di dalam
kehidupan peserta didik tentunya sangat membantu peserta didik dalam
berkomunikasi dan berbagi informasi. Tetapi kehadiran telepon seluler juga sering
dijadikan kambing hitam merosotnya moral peserta didik. Hal ini mungkin benar
adanya, akan tetapi tentu tidak sepenuhnya benar jika ada anggapan yang
mengatakan bahwa kehadiran telepon seluler bagi peserta didik lebih membawa
8
dampak negatif dari pada positif. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk
dunia pendidikan, dengan adanya telepon seluler seharusnya penyampaian
informasi akan lebih mudah dan cepat, sehingga proses belajar mengajar akan
lebih mudah dan menyenangkan.
Permasalahan yang telah dipaparkan di atas yang melatarbelakangi penulis
untuk melakukan penelitian sejauh mana potensi penggunaan telepon seluler
untuk membantu proses pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA) terutama
dalam hal penyampaian informasi, baik itu tugas maupun pengumuman lainnya
dari guru ke peserta didik maupun dari satu peserta didik ke peserta didik yang
lain.
2. Tinjauan Pustaka
2.1
Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai pemanfaatan telepon seluler sebagai media
pembelajaran sebelumnya telah dilakukan oleh Ni Nyoman Putri Ratmadi. Dalam
penelitiannya, peneliti membagikan kuesioner kepada siswa tentang kesenangan
mereka dengan pelajaran bahasa Inggris. Didapat hasil bahwa hampir 60% siswa
tersebut tidak senang dengan bahasa Inggris dengan berbagai macam alasan.
Kemudian dilakukan uji coba dengan meminta nomor telepon seluler masingmasing siswa, siswa boleh bertanya dan memberikan tanggapan apapun tentang
bahasa Inggris melalui telepon seluler. Dengan cara ini didapat bahwa 50% minat
peserta didik bertambah dalam belajar bahasa Inggris, yang awalnya peserta didik
yang senang bahasa Inggris hanya 40% meningkat menjadi 80%. Hasil penelitian
menyatakan bahwa telepon seluler merupakan salah satu alat elektronik yang
sedang berkembang penggunaanya di masyarakat saat ini, dan hampir semua
penggunanya sangat merasa ketergantungan dengan telepon seluler. Hal ini
terbukti dengan meningkatnya minat 40 orang siswa dalam belajar bahasa inggris
dengan menggunakan media telepon seluler [3].
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Putu Ratmadi, terbukti
telepon seluler bermanfaat bagi siswa dalam pengembangan minat belajar, metode
yang diterapkan adalah dengan tanya jawab melalui berkirim pesan singkat.
Dengan metode ini, siswa lebih tertarik untuk belajar bahasa Inggris, karena
faktanya selama ini bahasa Inggris dianggap pelajaran yang menakutkan. Dengan
media telepon seluler maka pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Penelitian lain, yang telah dilakukan oleh Nopita Setiawati juga meneliti
telepon seluler sebagai media pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan model procedural mengikuti prosedur Brog dan Gall yang
dilakukan dengan melibatkan 5 langkah utama yaitu, 1) melakukan analisis
kebutuhan, 2) mengembangkan produk awal, 3) validasi ahli dan revisi, 4) uji
coba lapangan skala kecil dan revisi produk, 5) uji coba skala besar dan produk
akhir. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu 1) Mobile Learning berbasis Moodle
sebagai daya dukung pembelajaran Fisika di SMA, media pembelajaran ini berisi
materi fluida statis untuk peserta didik kelas XI SMA yang dapat diakses secara
online melalui telepon seluler telah berhasil dikembangkan dengan memenuhi
9
kriteria kualitas sehingga dapat digunakan sebagai sumber pendukung dalam
pembelajaran, dan sebagai media pembelajaran mandiri, 2) Kualitas Mobile
Learning berbasis Moodle sebagai daya dukung pembelajaran Fisika di SMA
yang telah dikembangkan adalah sangat baik berdasarkan penilaian ahli media dan
presentase keidealan 90, 62 %, ahli materi 80, 55 %, dan guru fisika SMA 90, 83
%, 3) Respon peserta didik terhadap Mobile Learning berbasis Moodle sebagai
daya dukung pembelajaran di SMA yang telah dikembangkan pada uji coba
lapangan skala kecil termasuk kategori setuju 71, 05 %, pada uji coba lapangan
skala besar termasuk kategori sangat setuju 76, 01 %, hal ini menunjukkan bahwa
mobile learning yang dikembangkan dapat diterima peserta didik dan layak
digunakan sebagai salah satu sumber alternatif media pembelajaran mandiri [4].
Penelitian yang dilakukan oleh Nopita Setiawati, membuktikan bahwa
media telepon seluler dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk
pembelajaran. Metode yang diterapkan adalah pembelajaran terhubung dengan
jaringan internet menggunakan media telepon seluler, hal ini tentunya sangat
memudahkan siswa dalam belajar karena peserta didik bisa memanfaatkan telepon
seluler yang mereka miliki untuk belajar, mereka tidak perlu bersusah payah
untuk membuka laptop, sehingga belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana
saja.
2.2
Telepon Seluler
Teknologi komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri
dari hardware, software, proses dan system yang digunakan untuk membantu
proses komunikasi yang bertujuan agar komunikasi berhasil (komunikatif).
Teknologi komunikasi merupakan wujud hasil ciptaan dan temuan manusia dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhan untuk berhubungan satu dengan yang lainnya
agar lebih cepat, jelas dan menjangkau walau jarak jauh dengan media telepon,
telex, fax, radio, televisi, audio, video, electronic data interchange, email,
facebook, twitter [5].
Saat ini, telepon selular tidak lagi menjadi barang mewah dan harganya
relatif murah. Telepon seluler telah hadir dengan dua sisi, sisi positif dan sisi
negatif. Sisi positifnya, melalui telepon seluler kita dipermudah dalam kegiatan
sehari-hari kita, seperti kita bisa menyimpan data, jadwal atau tugas, orang tua
bisa menghubungi kita dengan mudah [6].
Telepon selular merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang
memiliki kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran
tetap, namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan
jaringan telepon dengan menggunakan kabel. Saat ini, Indonesia mempunyai dua
jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile
Telecomunications) dan juga sistem CDMA (Code Division Multiple Acces).
Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, telepon
seluler umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan
singkat (short message service) yang lebih dikenal dengan sebutan SMS. Saat ini
telepon seluler menjadi media yang multifungsi yang dilengkapi dengan berbagai
10
pilihan fitur seperti menangkap siaran radio, siaran televisi, pemutar audio,
pemutar video, dan berbagai fitur lainnya [7].
2.3
Media Pembelajaran
Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media juga
diartikan sebagai segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar, contohnya buku, film, kaset. Dari pernyataan tersebut
disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi [8].
Secara umum, pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu
perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap pengertian
pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya [9].
Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat
digunakan untuk keperluan pembelajaran, media pembelajaran merupakan sarana
fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran. Media pembelajaran merupakan
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk
teknologi perangkat keras. Pada awal sejarah pembelajaran, media hanya sebagai
alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran. Berbeda
dengan saat ini, kehadiran media pembelajaran juga dapat memberikan dorongan,
rangsangan maupun pengembangan aspek intelektual maupun emosional peserta
didik [5].
2.4
Pengertian Edmodo
Edmodo merupakan platform media sosial yang sering digambarkan sebagai
facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih banyak lagi sesuai dengan
kebutuhan. Edmodo merupakan aplikasi yang menarik bagi guru dan peserta didik
dengan elemen sosial yang menyerupai facebook, tetapi sesungguhnya ada nilai
lebih besar dalam aplikasi edukasi berbasis jejaring sosial ini. Edmodo (dirancang
oleh pendidik) yang juga berbasis cloud kolaborasi merupakan aplikasi yang
cukup aman digunakan oleh guru dan peserta didik. Seorang guru, sekolah,
kecamatan/kabupaten dapat dengan mudah mengelola sebuah sistem yang
menyediakan fitur terbaik dan praktis menghilangkan kecemasan kita terhadap
aktivitas yang biasa peserta didik lakukan dengan internet khususnya facebook.
Dengan platform ini kita akan lebih mudah untuk memonitor interaksi peserta
didik kita dalam edmodo learning environment. Tidak ada yang bisa masuk ke
ruang edmodo kita tanpa undangan, dan peserta didik tidak dapat
menggunakannya untuk berhubungan dengan orang asing seperti yang terjadi di
11
facebook. Kita dapat dengan mudah mengetahui jika ada pelanggar / penyusup /
orang asing yang terdaftar di kelas yang kita kelola dengan edmodo [10].
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskripif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian
deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara
tepat. Peneliti tidak melakukan manipulasi variable dan tidak menetapkan
peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang
saat sekarang terjadi [11].
Penelitian ini dilakukan di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan pada
peserta didik kelas X. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana potensi penggunaan telepon seluler untuk membantu proses
pembelajaran di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan serta bagaimana
mengoptimalkan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran. Tahapan
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Pra Penelitian
Penelitian
Evaluasi
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Berdasarkan gambar 1, ada tiga tahapan penelitian, tahapan yang pertama
adalah pra penelitian, meliputi observasi ke SMK Telekomunikasi Tunas Harapan
untuk penggambilan data. Dalam kegiatan observasi ini, dilakukan wawancara
awal kepada beberapa peserta didik kelas X dan beberapa guru untuk memperoleh
informasi awal mengenai telepon seluler dan pemanfaatannya. Hasil dari
observasi dianalisis utuk membuat kuesioner yang akan dibagikan kepada peserta
didik. Perancangan kelas maya menggunakan platform edmodo, hal ini dilakukan
untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
Tahapan kedua adalah penelitian, dengan membagikan kuesioner kepada
seluruh siswa kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Kuesioner yang
dibagikan bersifat terbuka tetapi tertutup, yang artinya dalam satu pertayaan,
terdapat beberapa pilihan jawaban. Dalam kuesioner yang dibuat satu pertanyaan
terdapat lima buah pilihan jawaban. Isi dari kuesioner tentang spesifikasi telepon
seluler yang peserta didik miliki, seperti merk telepon seluler, kapasitas memori
12
eksternal, fasilitas-fasilitas yang ada pada telepon seluler. Tujuan dari pertanyaanpertanyaan itu untuk mengetahui spesifikasi telepon seluler yang dimiliki peserta
didik, semakin banyak fasilitas yang disediakan maka semakin banyak pula
metode yang bisa diterapkan untuk membantu proses pembelajaran sedangkan
semakin besar kapasitas memori eksternal yang dimiliki maka akan semakin
banyak pula data yang bisa disimpan seperti materi maupun video pembelajaran.
Selain itu kuesioner juga berisi tentang perilaku peserta didik terhadap telepon
seluler yang dimilikinya, seperti tentang tujuan penggunaan telepon seluler,
jumlah pulsa yang dihabiskan per minggu, lama waktu penggunaan, aktivitas yang
dilakukan peserta didik dengan telepon seluler yang mereka miliki, situs dunia
maya yang dikunjungi. Pertanyaan itu bertujuan untuk mengetahui bagaimana
perilaku peserta didik setiap harinya dengan telepon seluler yang mereka miliki.
Tak lupa tentang penggunaan telepon seluler untuk pembelajaran serta metode
yang diinginkan. Melihat hasil kuesioner yang didapat maka dilakukan dengan
wawancara kedua kepada guru dan peserta didik mengenai pemanfaatan telepon
seluler untuk membantu proses pembelajaran. Untuk memperoleh data penelitian
yang lebih lengkap maka diambil beberapa siswa untuk mengikuti kelas maya
menggunakan edmodo untuk menerapkan pembelajaran berbasis mobile yang
terhubung dengan jaringan internet. Selang berapa lama dibagikan kuesioner
kedua kepada sampel melalui media edmodo.
Tahapan terakhir adalah evaluasi, pada tahapan ini data-data yang diperoleh
dari kuesioner dan wawancara akan dianalisis untuk mendapatkan jawaban dari
pertanyaan penelitian, yang pertama dilakukan adalah menyeleksi tingkat
realibilitas dan validitasnya. Data yang memiliki realibilitas dan validitas rendah
dihilangkan, selain itu data yang tidak lengkap juga tidak perlu dianalisis. Datadata yang diperoleh dari kuesioner maupun wawancara diolah dan dianalisis untuk
mendapatkan jawaban dari penelitian yang dilakukan.
4. Hasil Dan Pembahasan
Telepon selular merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang
memiliki kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran
tetap, namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan
jaringan telepon dengan menggunakan kabel. Selain berfungsi untuk melakukan
dan menerima panggilan telepon, telepon seluler umumnya juga mempunyai
fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short message service) atau
lebih dikenal dengan sebutan SMS. Saat ini telepon seluler menjadi media yang
multifungsi yang dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur seperti menangkap
siaran radio, siaran televisi, pemutar audio, pemutar video, dan berbagai fitur
lainnya [7].
Banyak variabel yang akan peneliti bahas untuk mengetahui sejauh mana
potensi telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran. Pengertian variabel
itu sendiri adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam
penelitian dan jika diukur memiliki variasi. Variabel-variabel tersebut adalah
merk telepon seluler, fasilitas yang dimiliki telepon seluler, kapasitas memori
eksternal, tujuan penggunaan telepon seluler, penggunaan pulsa tiap minggu,
13
pemanfaatan telepon seluler dalam keseharian, lama waktu penggunaan telepon
seluler, alamat situs dunia maya yang dikunjungi, pemanfaatan telepon seluler
untuk pembelajaran, serta metode pembelajaran yang diinginkan peserta didik.
Kerangka penelitian dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Penelitian.
Gambar 2 menunjukkan bahwa kondisi pembelajaran di SMK
Telekomunikasi Tunas Harapan masih berpusat pada guru, hal ini menyebabkan
peserta didik menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran. Melihat kondisi ini
peneliti melakukan studi literatur, yang menunjukkan bahwa teknologi dapat
membuat pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan.
Hasil kuesioner yang dibagikan kepada peserta didik SMK Telekomunikasi
Tunas harapan kelas X menunjukkan bahwa peserta didik sudah memiliki telepon
seluler dengan berbagai merk, seperti Samsung, nokia, blackberry, cross, dan lainlain. Hasil kuesioner yang di dapat untuk merk telepon seluler yang dimiliki
peserta didik dapat dilihat pada gambar 3.
Merk Telepon Seluler
22%
29%
10%
13%
Nokia
Samsung
26%
BlackBerry
Cross
Lainnya
Gambar 3. Grafik Merk Telepon Seluler yang digunakan.
Gambar 3 menunjukkan bahwa 29 % anak memiliki telepon seluler dengan
merk Nokia. 26 % anak memiliki telepon seluler dengan merk Samsung, 13 %
anak menggunakan merk Blackberry, 10 % anak menggunakan merk Cross, dan
14
22 % anak memiliki telepon seluler dengan merk lain seperti apple, smartfreen,
oppo, dan lain-lain. Dengan mengetahui merk telepon seluler yang dimiliki
peserta didik maka akan semakin mudah dalam mengoptimalkan potensi telepon
seluler untuk membantu proses pembelajaran.
Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler, antara lain kamera,
pemutar musik, layanan internet, dan lain-lain. Penelitian terhadap fasilitas yang
disediakan telepon seluler bertujuan agar mempermudah dalam memetakan
potensi telepon seluler sebagai media untuk membantu proses pembelajaran. Hasil
kuesioner bisa dilihat pada gambar 4.
Fasilitas Telepon Seluler
12%
22%
34%
18%
14%
SMS
Browsing
Panggilan Video
SMS dan Browsing
Lainya
Gambar 4. Grafik Fasilitas yang disediakan Telepon Seluler.
Pada gambar 4 terlihat bahwa fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler
yang dimiliki oleh peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan
sangat beragam, seperti untuk berkirim dan menerima pesan singkat, menerima
dan melakukan panggilan suara, mendengaran musik, browsing atau internetan,
melakukan panggilan video dan lain-lain. 22 % telepon seluler menyediakan
fasilitas berkirim pesan singkat (SMS), 18 % menyediakan fasilitas untuk
berselancar di dunia maya (browsing), 14 % telepon seluler menyediakan fasilitas
untuk melakukan panggilan video, paling banyak anak menyatakan bahwa telepon
seluler sudah menyediakan fasilitas untuk sms dan berselancar di dunia maya
sebesar 34 %, sedangkan 12 % anak menyatakan bahwa telepon seluler yang
mereka miliki mempunyai fasilitas lain yang belum disebutkan pada kuesioner
seperti memutar audio maupun video, kamera untuk mengambil gambar,
menonton film dan lain-lain. Melihat dari hasil kuesioner terbanyak, fasilitas yang
dimiliki telepon seluler adalah berkirim pesan singkat dan berselancar di dunia
maya, maka hal ini harus dioptimalkan.
Peserta didik SMK Telekomunikasi Tunas harapan sebagian besar telah
menggunakan memori eksternal pada telepon seluler yang mereka miliki. Memori
itu biasanya digunakan untuk menyimpan data. Melihat hal itu, maka harus
dioptimalkan penggunaan telepon seluler untuk media pembelajaran. Semakin
besar kapasitas yang dimiliki seharusnya semakin besar pula potensi telepon
seluler untuk digunakan sebagai media pembelajaran seperti untuk menyimpan
materi pembelajaran maupun video tutorial pembelajaran. Gambar 5. Menjelaskan
besar kapasitas memori ekternal yang dimiliki peserta didik.
15
Kapasitas Memori
Eksternal
15%
5% 8%
23%
49%
< 1 Gb
1 Gb
2 Gb
4 Gb
> 4 Gb
Gambar 5. Grafik Kapasitas Memori Eksternal Telepon Seluler.
Gambar 5 menunjukkan hasil dari kuesioner yang dibagikan menyatakan
bahwa telepon seluler yang dimiliki peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi
Tunas Harapan sebagian besar sudah memakai memori eksternal, memori itu
digunakan untuk menyimpan foto, audio, video, dan lain-lain. Sebanyak 5 % anak
menggunakan memori kurang dari 1 Giga byte, 8 % anak menggunakan memori 1
Giga byte, 49 % anak menggunakan memori 2 Giga Byte, 23 % anak
menggunakan memori 4 Giga Byte, dan 4 % anak menggunakan memori lebih
dari 4 Giga byte. Dengan kapasitas memori yang semakin besar maka peserta
didik bisa menyimpan banyak data di dalam memori eksternal mereka seperti
materi pelajaran maupun video tutorial pembelajaran. Hal ini membuat mereka
lebih praktis dalam belajar, sehingga mereka tidak perlu membuka laptop, belajar
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tempatnya.
Dengan mengetahui merk telepon seluler yang dimiliki, fasilitas yang
disediakan oleh telepon seluler serta kapasitas memori yang digunakan peserta
didik, maka penggunaan telepon seluler sebagai media pembelajaran bisa
dioptimalkan. Hal lain yang perlu diteliti adalah metode apa yang akan diterapkan
agar pemanfaatan telepon seluler menjadi optimal untuk membantu proses
pembelajaran.
Perlu kita akui bahwa teknologi memang membawa perubahan dalam sendi
kehidupan, baik itu perubahan positif maupun negatif. Kemajuan teknologi telah
mengubah gaya hidup seseorang, bahkan hal tersebut terjadi di anak-anak yang
masih berusia dini. Semuanya memang berkembang seiring perkembangan
zaman. Sehebat apapun teknologi, tentu tidak akan terasa nilai manfaatnya jika
tidak digunakan pada tempatnya dan bahkan bisa membawa kerugian. Kita ambil
contoh perangkat keras, printer, tentu perangkat ini memiliki nilai guna sebab bisa
digunakan untuk mencetak dokumen, tetapi akan terlihat jeleknya jika digunakan
untuk mencetak uang palsu. Telepon Seluler memberi nilai manfaat jika
digunakan untuk berkomunikasi, tetapi akan terlihat jelek jika digunakan untuk
melakukan penipuan [12].
Setiap peserta didik memiliki tujuan masing-masing dengan telepon seluler
yang mereka miliki. Tujuan anak menggunakan telepon seluler secara umum
untuk kehidupan sehari-hari adalah untuk mempermudah komunikasi dengan
16
keluarga maupun teman baik melalui panggilan telepon maupun berkirim pesan
singkat, tetapi selain itu ada tujuan – tujuan lain seperti memutar audio mapun
video, bermain video game, melakukan panggilan video, dan lain – lain. Tujuan
dari anak menggunakan telepon seluler bisa dilihat pada gambar 6.
Tujuan Penggunaan
Telepon Seluler
5%
19%
52%
16%
8%
Komunikasi
Bermain Game
Belajar
Internetan
Lainnya
Gambar 6. Grafik Tujuan Penggunaan Telepon Seluler.
Melihat dari gambar 6, maka sebanyak 52 % anak memilih komunikasi
sebagai tujuan mereka dalam menggunakan telepon seluler. 8 % anak memilih
bermain video game, 16 % anak memilih untuk belajar, dan 19 % anak memilih
untuk berselancar di dunia maya (internetan), sedangkan 5 % anak menggunakan
telepon seluler yang mereka miliki untuk kegiatan lain, seperti mendengarkan
audio, memutar video, melakukan panggilan video, dan lain-lain. Melihat hasil
kuesioner yang dibagikan peneliti dapat mengetahui tujuan anak menggunakan
telepon seluler.
Pemakaian pulsa tiap minggunya juga berpengaruh pada hasil penelitian.
Semakin banyak kegiatan yang dilakukan maka semakin banyak pulsa yang
dikeluarkan dalam setiap minggunya, dalam artian kegiatan seperti berkirim pesan
singkat, melakukan panggilan suara maupun berselancar di dunia maya. Jumlah
pulsa yang dikeluarkan dalam hitungan minggu oleh peserta didik, untuk lebih
jelasnya terlihat pada gambar 7.
17
Penggunaan Pulsa Per
Minggu
2%
9% 3%
49%
37%
5000
10000
20000
50000
> 50000
Gambar 7. Grafik Penggunaan Pulsa Tiap Minggu.
Dalam gambar 7, 49 % anak mengeluarkan Rp 5000,00 setiap minggunya
untuk beraktivitas dengan telepon seluler, kegiatan yang dilakukan adalah
berkirim pesan singkat. Terbesar kedua adalah Rp 10.000,00 setiap minggunya
sebanyak 37 % anak. Tetapi ada juga yang setiap minggunya menghabiskan
pulsa lebih dari Rp 50.000,00 sebanyak 2 % anak. Dengan melihat penggunaan
pulsa anak setiap minggunya kita dapat mengetahui kegiatan apa saja yang
dilakukan anak seperti berkirim pesan singkat, melakukan panggilan suara
maupun berselancar di dunia maya seperti mencari materi pembelajaran maupun
bersosial media.
Melihat dari hasil observasi maka telepon seluler berpotensi untuk
membantu proses pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana potensi telepon
seluler untuk membantu pembelajaran adalah dengan melihat kegiatan yang
dilakukan peserta didik dengan telepon seluler yang mereka miliki. Kegiatan yang
mereka lakukan bermacam-macam, dapat dilihat pada gambar 8.
Kegiatan dengan
Telepon Seluler
8%
15%
34%
24%
19%
SMS
Telepon
Putar Video
Lainnya
Internetan
Gambar 8. Grafik Kegiatan Dengan Telepon Seluler.
Hasil survei kuesioner yang telah disebar kepada peserta didik kelas X SMK
Telekomunikasi Tunas Harapan pada gambar 8 menunjukkan kegiatan yang biasa
18
peserta didik lakukan dengan telepon seluler yang mereka miliki antara lain untuk
berkirim pesan singkat, menerima dan melakukan panggilan telepon, memutar
video, berselancar di dunia maya, dan lain - lain. Sebanyak 34 % anak
menggunakan telepon seluler mereka gunakan untuk berkirim pesan singkat
dengan teman maupun keluarga, 19 % anak menggunakan telepon seluler yang
mereka miliki untuk berkomunikasi dengan melakukan panggilan telepon, 24 %
anak memilih menggunakan telepon seluler yang mereka miliki untuk berselancar
di dunia maya (internetan) seperti sosial media dengan facebook maupun twitter
dan juga browsing materi, 8 % anak menggunakan telepon seluler yang mereka
miliki untuk memutar video, dan 15 % anak memilih menggunakan telepon
seluler yang mereka miliki untuk kegiatan lain, seperti mendengarkan audio,
melakukan panggilan video, mengambil gambar, dan lain-lain. Dengan
mengetahui kegiatan yang dilakukan peserta didik dengan telepon seluler mereka,
maka bisa dilihat bahwa paling banyak anak berkirim pesan singkat untuk sekedar
bertegur sapa ataupun bertukar informasi kepada teman maupun saudara mereka.
Lama waktu dalam menggunakan telepon seluler yang dilakukan oleh
peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan sangat bervariatif, ada
yang satu jam, dua jam, tiga jam, dan lain–lain, dapat dilihat pada gambar 9.
Lama Waktu
Penggunaan Telepon
Seluler
11%
12%
8%
58%
11%
1 jam
2 jam
3 jam
4 jam
>4 jam
Gambar 9. Grafik Lama Waktu Penggunaan Telepon Seluler.
Gambar 9 menunjukan paling banyak anak menghabiskan waktu lebih dari
empat jam berinteraksi dengan telepon seluler yang mereka miliki, sebanyak 58
%. Dengan melihat tingkat interaksi anak dengan telepon seluler maka dapat
disimpulkan bahwa telepon seluler bisa dijadikan alternatif media yang tepat
untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
Melihat dari data fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler, maka
sebagian besar telepon seluler yang dimiliki oleh peserta didik kelas X SMK
Telekomunikasi Tunas Harapan menyediakan fasilitas untuk berselancar di dunia
maya. Banyak situs yang bisa mereka kunjungi saat mereka berselancar seperti
facebook, twitter, toko bagus, google, dan lain – lain. Gambar 10 menjelaskan
tentang situs dunia maya yang dikunjungi oleh peserta didik.
19
Situs Dunia Maya
19%
19%
3%
17%
42%
Toko Bagus
Lainnya
Gambar 10. Grafik Situs Dunia Maya yang Dikunjungi.
Dalam gambar 10 terlihat jelas bahwa situs yang paling sering dikunjungi
anak-anak adalah facebook, sebesar 42 %, situs kedua yang diminati adalah
google, berikutnya twitter, dan toko bagus serta situs-situs lain seperti kaskus,
detik, amazon. Banyak latar belakang yang mendasari peserta didik untuk
mengunjungi situs-situs tersebut, misalnya untuk berkomunikasi atau silaturahmi
baik dengan teman maupun saudara mereka menggunakan facebook dan twitter.
Selain itu, mereka menggunakan facebook juga untuk berbagi informasi mengenai
tugas maupun pengumuman-pengumuman dari guru. Mereka juga membuka situs
gmail untuk mengirim tugas. Untuk sumber informasi atau bacaan mereka lebih
condong untuk membuka google, kaskus maupun detik. Selain situs-situs yang
telah disebutkan, masih banyak situs-situs lain yang mereka kunjungi dengan
berbagai tujuan. Melihat dari hasil kuesioner ini, maka bisa diambil kesimpulan
bahwa pembelajaran dengan metode terhubung dengan jaringan internet dengan
media bantu telepon seluler dapat diterapkan karena peserta didik sudah sering
berselancar ke dunia maya dengan telepon seluler yang mereka miliki, sekarang
tinggal memilih platform media pembelajaran yang tepat buat peserta didik.
Dengan melihat hasil survei dari kuesioner yang dibagikan kepada peserta
didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, maka dapat dilihat apakah
keberadaan telepon seluler membantu proses pembelajaran atau tidak, bisa dilihat
pada gambar 11. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang
suatu gejala atau fenomena pendidikan [13]. Skor dari setiap jawaban dari
pertanyaan yaitu 5, 4, 3, 2, 1. Bentuk jawaban skala likert adalah sangat
membantu, membantu, cukup membantu, kurang membantu, tidak membantu.
20
Telepon Seluler Membantu
Proses Belajar
3%
5% 3%
34%
55%
Sangat Membantu
Cukup Membantu
Tidak Membantu
Membantu
Kurang Membantu
Gambar 11. Grafik Telepon Seluler Membantu Proses Belajar.
Gambar 11 menunjukkan bahwa jawaban terbanyak anak menyebutkan
bahwa keberadaan telepon seluler membantu proses pembelajaran dengan
prosentase sebanyak 55 %, mereka beralasan keberadaan telepon seluler
mempermudah mereka dalam hal mencari materi pembelajaran. 34 % anak
menjawab sangat membantu, karena mereka dapat belajar dimana saja dan kapan
saja waktunya dengan telepon seluler yang mereka miliki. Dengan dasar jawaban
ini maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan telepon seluler membantu proses
pembelajaran.
Dengan melihat bahwa telepon seluler membantu proses pembelajaran,
maka perlu diketahui metode pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik,
agar pemanfaatan telepon seluler lebih optimal. Hasil dari kuesioner yang
dibagikan kepada peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan bisa
dilihat pada gambar 12.
Metode yang Diinginkan
Peserta Didik
4% 5%
15%
61%
15%
Terhubung Internet
Tidak Terhubung Internet
SMS
Telepon
Lainnya
Gambar 12. Grafik Metode yang Diinginkan Peserta Didik.
Gambar 12 menjelaskan bahwa prosentase terbesar sebanyak 62 % anak
memilih menggunakan pembelajaran berbasis mobile dengan terhubung dengan
jaringan internet dengan alasan peserta didik bisa belajar kapan saja dan dimana
21
saja. Hanya sedikit anak yang memilih opsi lain seperti tidak terhubung dengan
jaringan internet, berkirim pesan singkat maupun dengan panggilan suara.
Dari hasil wawancara dengan Responden satu, dia memilih pembelajaran
berbasis mobile dengan terhubung dengan internet dikarenakan hal ini lebih
mempermudah responden satu dalam mengerjakan kuis, melihat pengumuman
maupun mengunduh materi yang dibagikan oleh guru. Responden satu merasa hal
ini lebih praktis dan hemat tenaga karena dengan telepon seluler yang responden
satu miliki sekarang, responden satu bisa belajar dan mengerjakan tugas dari guru.
Selain itu, responden satu juga bisa berkomunikasi dengan teman untuk
menanyakan kabar maupun tugas-tugas sekolah, juga bisa melakukan diskusi
dengan teman dengan bantuan media sosial seperti facebook [14].
Hasil wawancara dengan guru jaringan SMK Telekomunikasi Tunas
Harapan, responden dua mengatakan telepon seluler bisa digunakan untuk
membantu proses pembelajaran, responden dua lebih condong untuk menerapkan
pembelajaran berbasis mobile dengan terhubung jaringan internet, tetapi
pembelajaran ini tidak diterapkan kepada semua guru karena melihat adanya guru
yang sudah berusia lanjut. Menggunakan metode terhubung dengan jaringan
internet, responden dua merasa bahwa telepon seluler akan lebih optimal karena
setiap anak memiliki telepon seluler yang menyediakan fasilitas untuk berselancar
ke dunia maya sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, efektif dalam waktu
dan efisien dalam tenaga [15].
Sumber lain yang juga merupakan guru jaringan, responden tiga
mengatakan bahwa responden tiga sudah memanfaatkan telepon seluler untuk
proses pembelajaran. Dengan bantuan telepon seluler maka informasi akan lebih
cepat sampai kepada anak, sehingga anak akan lebih cepat dalam menanggapi
arahan yang diberikan oleh guru. Selain itu, telepon seluler juga lebih
mempermudah responden tiga dalam melihat keaktifan anak dalam pengiriman
tugas. Sekarang ini, responden tiga memakai salah satu platform yaitu netacad
untuk berkomunikasi dengan anak, memberikan kuis sehingga pembelajaran tidak
hanya berlangsung di kelas tetapi di luar kelas pun bisa [16].
Melihat dari hasil wawancara baik dengan guru maupun peserta didik, serta
hasil dari kuesioner dapat disimpulkan bahwa telepon seluler membantu proses
pembelajaran. Variabel yang mendukung adalah fasilitas yang disediakan telepon
seluler, kapasitas memori eksternal yang dimiliki, jumlah pulsa yang digunakan
tiap minggunya, lama waktu penggunaan telepon seluler. Dengan melihat
variabel-variabel tersebut maka telepon seluler bisa dioptimalkan penggunaannya
untuk membantu pembelajaran. Tetapi dalam hal ini masih rendah untuk tingkat
pemanfaatannya dikarenakan banyak hal seperti guru yang merasa bahwa
keberadaan telepon seluler mengganggu berlangsungnya proses pembelajaran di
kelas, kurangnya kesadaran dari peserta didik dalam pemanfaatan telepon seluler.
Peserta didik telah diberikan kemudahan oleh guru untuk mencari materi melalui
telepon seluler tetapi peserta didik menyalahgunakan kesempatan tersebut dengan
berkirim pesan singkat dengan teman maupun keluarga. Selain itu, kurangnya
pengetahuan dari guru maupun peserta didik dalam pemanfaatan telepon seluler
agar bisa dimanfaatkan untuk membantu proses pembelajaran.
22
Melihat kondisi ini, maka peneliti melakukan penelitian lanjut untuk
mengoptimalkan penggunaan telepon seluler untuk membantu proses
pembelajaran dengan mengembangkan metode pembelajaran yang akan
diterapkan. Kelas maya menggunakan platform edmodo menjadi salah satu solusi
agar pembelajaran menggunakan media bantu telepon seluler bisa dioptimalkan
dengan menerapkan pembelajaran mobile dengan terhubung jaringan internet.
Dalam Edmodo, guru bisa mengkontruksi kelas maya sedemikian rupa sehingga
membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Dalam hal ini guru membuat group,
dalam group itu guru bisa berbagi materi dapat dilihat pada gambar 13, berdiskusi
dengan peserta didik dapat dilihat pada gambar 14, memberikan kuis untuk
evaluasi dapat dilihat pada gambar 15, pengumpulan tugas dapat dilihat pada
gambar 16, maupun berbagi informasi dan pengumuman kepada peserta didik
dapat dilihat pada gambar 17.
Gambar 13. Berbagi Materi Pembelajaran.
Gambar 14. Berdiskusi.
Gambar 15. Kuis.
Gambar 16. Pengumpulan Tugas.
Gambar 17. Berbagi Informasi atau Pengumuman.
23
Selain itu guru juga bisa memberikan penghargaan kepada peserta didik
yang berprestasi sehingga memacu peserta didik lainnya untuk lebih giat belajar.
Setelah guru selesai mengkonstruksi kelas maya, guru menginformasikan kepada
peserta didik mengenai group tersebut. Peserta didik bisa langsung bergabung dan
mengikuti kelas, peserta didik juga bisa berkomunikasi dan berdiskusi dengan
peserta didik lainya. Peserta didik bisa dikelompokkan dalam kelompok kecil
sehingga lebih mudah dalam pemantauannya. Guru bisa menambahkan materi ke
dalam perpustakaaan maya di edmodo, sedangkan untuk mengevaluasi guru bisa
memberikan kuis kepada peserta didik.
Dipilih dua kelas dengan jumlah siswa yang sama yaitu 29 anak untuk
mengikuti kelas kontrol dan kelas eksperimen pada mata pelajaran Simulasi
Digital. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diterapkan metode pembelajaran
yang berbeda. Kelas kontrol pembelajaran tanpa menggunakan edmodo, kelas
eksperimen menggunakan edmodo saat pembelajaran. Kedua kelas itu diberikan
empat evaluasi pembelajaran dalam bentuk kuis. Alur pembelajaran dapat dilihat
pada gambar 18.
Kelas Eksperimen
T1
Menggunakan Edmodo
T2
T3
T4
Kelas Kontrol
T1
Tanpa Edmodo
T2
T3
T4
Keterangan :
T1 : Kuis Pertama
T2 : Kuis Kedua
T3 : Kuis Ketiga
T4 : Kuis Keempat
Gambar 18. Evalusi pembelajaran.
Pada gambar 18, kuis pertama diberikan bersamaan pada kedua kelas tanpa
menggunakan edmodo. Kuis pertama dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata
awal pada kedua kelas. Kemudian dilakukan penerapan metode pembelajaran
yang berbeda pada kedua kelas tersebut. Kelas kontrol proses pembelajaran tanpa
menggunakan edmodo, kelas eksperimen menggunakan edmodo saat proses
pembelajaran.
Sampel yang telah dipilih diarahkan untuk mengikuti kelas maya pada
group di edmodo. Dalam kelas maya yang mereka ikuti telah disediakan materimateri pembelajaran yang bisa mereka unduh, aturan-aturan yang harus mereka
patuhi selama mengikuti kelas maya serta kuis-kuis yang harus mereka kerjakan
untuk mengevaluasi pemahaman peserta didik tentang materi yang dibahas dalam
kelas tersebut. Selama sampel mengikuti kelas maya untuk tindakan pemantauan
sampel maka dibentuk kelompok diskusi kecil, sehingga anak menjadi lebih aktif.
Setiap anggota kelompok diharuskan untuk mengeluarkan ide-ide mereka untuk
melatih kreatifitas anak yang mereka kirimkan ke dalam group di edmodo untuk
didiskusikan bersama. Dari kegiatan diskusi ini bisa dilihat sampel yang aktif dan
sampel yang tidak aktif mengikuti diskusi dalam kelas maya. Semua sampel baik
24
itu yang aktif maupun tidak selalu diberi penguatan agar sampel senang dan
nyaman mengikuti kelas maya menggunakan platform edmodo. Setelah selang
waktu beberapa lama maka diberikan evaluasi pembelajaran melalui kuis, kuis ini
memiliki batasan waktu pengerjaan. Untuk anak yang bisa mencapai nilai
maksimal maka diberikan penghargaan yaitu pemberian lencana pada anak.
Lencana penghargaan ini bisa dilihat oleh semua anggota group sehingga memacu
peserta didik lain untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran kelas maya.
Pemberian kuis tidak hanya dilakukan pada kelas eksperimen tetapi pada
kelas kontrol juga. Nilai rata-rata kuis pada kedua kelas dapat dilihat pada tabel 1.
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Rata-rata Nilai Kuis 1
64,52
65,96
Rata-rata Nilai Kuis 2
66,14
74,17
Rata-rata Nilai Kuis 3
70,14
78,79
Rata-rata Nilai Kuis 4
74,65
81,28
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Kelas.
Tabel 1 menunjukkan rata-rata nilai kuis pertama hampir sama pada kedua
kelas, kelas kontrol dengan rata-rata nilai 64,52, kelas eksperimen dengan ratarata nilai 65,96. Kelas eksperimen dipilih untuk dilakukan penerapan
pembelajaran menggunakan telepon seluler dengan edmodo karena melihat dari
karakteristik telepon seluler yang dimiliki siswa, seperti fasilitas yang disediakan
oleh telepon seluler, kapasitas memori eksternal yang digunakan, dan pulsa yang
dihabiskan tiap minggunya. Pada kuis kedua, ketiga dan keempat menunjukkan
adanya peningkatan rata-rata nilai pada kedua kelas, baik itu kelas kontrol mapun
kelas eksperimen. Peningkatan lebih terlihat jelas pada kelas eksperimen dengan
nilai rata-rata kuis keempat menjadi 81, 28.
Untuk memperoleh data yang lebih lengkap maka dibagikan kuesioner
kepada sampel melalui edmodo, kuesioner ini dalam bentuk kuis jawaban
panjang. Setiap anak wajib mengerjakan kuis ini, pertanyaan yang diajukan
tentang pemanfaatan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran. Hasil
kuesioner menunjukkan bahwa telepon seluler membantu proses membelajaran.
Materi pembelajaran bisa lebih luas karena peserta didik bisa mencari materi
tambahan. Peserta didik yang pendiam di kelas, dengan mengikuti kelas maya di
edmodo bisa menjadi lebih aktif, mereka lebih berani untuk mengutarakan
pendapat-pendapat mereka, menanggapi pernyataan-pernyataan yang teman
maupun guru keluarkan.
Melihat dari data-data yang diperoleh setelah diolah dan dianalisis dapat
disimpulkan bahwa telepon seluler membantu proses pembelajaran mengacu pada
variabel fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler, kapasitas memori eksternal
yang digunakan, lama waktu pemanfaatan telepon seluler dan jumlah pulsa yang
dihabiskan tiap minggunya. Untuk mengoptimalkan potensi telepon seluler ini
maka diterapkan pembelajaran berbasis mobile dengan sistem terhubung dengan
jaringan internet dengan bantuan platform pembelajaran edmodo. Kelas maya
25
edmodo digunakan untuk penyampaian informasi maupun komunikasi, juga
dalam hal pengiriman tugas maupun pengerjaan kuis untuk evaluasi serta untuk
pembagian materi pembelajaran. Selain itu, juga digunakan untuk berdiskusi baik
dalam kelompok kecil maupun besar dalam group di edmodo. Hasil penelitian
menunjukkan dengan diterapkan metode pembelajaran berbasis mobile dengan
platform edmodo maka pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan, hal
ini berdampak positif dengan meningkatnya nilai peserta didik.
5. Simpulan
Berdasarkan analisis dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa telepon
seluler membantu proses pembelajaran mengacu pada variabel fasilitas yang
disediakan oleh telepon seluler, kapasitas memori eksternal yang digunakan, lama
waktu pemanfaatan telepon seluler dan jumlah pulsa yang dihabiskan tiap
minggunya. Fasilitas jaringan internet dan teknologi telepon seluler sangat tinggi,
tetapi pemanfaatan teknologi tersebut untuk pembelajaran belum optimal. Potensi
pemanfaatan telepon seluler untuk pempelajaran sangat tinggi, hal ini terlihat dari
perubahan perilaku peserta didik dalam hal pencarian materi pembelajaran.
Pengembangan metode pembelajaran menggunakan telepon seluler dengan
menggunakan aplikasi edmodo terbukti membuat pembelajaran menjadi lebih
aktif dan menyenangkan, hal ini berdampak posistif terhadap meningkatnya nilai
peserta didik. Pada penelitian selanjutnya telepon seluler bisa digunakan sebagai
media pembelajaran pada semua mata pelajaran dengan menggunakan aplikasiaplikasi lainnya.
6. Daftar Pustaka
[1]
Simamora, Raymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
[2] Maryono dan Patmi Istiana. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi 1.
Yogyakarta : Yudhistira.
[3] Ni Nyoman Putri Ratmadi. 2011. Jurnal dengan judul “Pemanfaatan
Handphone Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris”.
[4] Nopita Setiawati. 2012. Jurnal dengan judul “Pengembangan Mobile
Learning (M-Learning) Berbasis Moodle Sebagai Daya Dukung
Pembelajaran Fisika Di Sma”.
[5] Rusman, Deni Kurniawan, Cepi Riyana. 2011. Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi : Mengembangkan Profesionalitas
Guru. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
[6] Alfonsus Sutarno. 2008. Etiket, Kiat Serasi Berelasi. Yogyakarta : Kanisius.
[7] Feri Sulianta dan Yudhy Wicaksono. 2010. Teknik Reparasi Ekspo Impor
Konversi Untuk Semua Kebutuhan. Jakarta : PT. Elek Media Komputindo.
[8] Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
26
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung : PT. IMTIMA.
Tim Penyusun. 2013. Modul Simulasi Digital Untuk Sekolah Menengah
Kejuruan Kurikulum 2013. Jakarta : SEAMOLEC.
Prof. Sukardi, Ph.D. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi
dan Praktiknya. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Dominikus Juju dan Feri Sulianta. 2010. Hitam Putih facebook. Jakarta :
PT. Elek Media Komputindo.
Prof DR H Djaali dan DR. Pudji Muljono. 2007. Pengkuran dalam Bidang
Pendidikan. Jakarta : Grasindo.
Wawancara dengan peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas
Harapan dengan nama Bernadheta Ayu Putri Mardika pada Senin, 3
Februari 2014.
Wawancara dengan guru SMK Telekomunikasi Tunas Harapan dengan
nama Krisadyani Talenta, S. kom. pada Rabu, 5 Februari 2014.
Wawancara dengan guru SMK Telekomunikasi Tunas Harapan dengan
nama Akhmad Fajar pada Jumat, 7 Februari 2014.
27