Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Dalam Proses Keputusan Pemberian Kredit Mikro Di Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit Medan Zainul Arifin Chapter III V

BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Dalam menganalisis masalah peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan
teknik statik. Penelitian Analisis datyang sering menggunakan cara ini adalah studi kasus dan
historikal dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data E.G. Carmines, dan R.A. Zeller
(2006) dalam metodelogi penelitian oleh Dr. Etta Mamang Sangadji, M.si dan Dr. Sopiah, M.M,
S.Pd.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data primer dan data sekunder, yaitu :
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti dari objek penelitian yang
dikumpulkan peneliti dari hasil wawancara kepada pihak analis, manajer, dan marketing
kemudian diolah sehubungan dengan pokok permasalahan pada proses keputusan pemberian
kredit seperti :
a. Melakukan wawancara langsung kepada calon nasabah, seperti menanyakan informasi
tentang awal berdirinya usaha, berapa omzet penjualan sehari, berapa persen laba yang
diperoleh dari omzet penjualan perhari, biaya apa saja yang dikeluarkan dalam aktivitas
perhari.


Sehingga manajemen dapat memberi keputusan kredit dari usaha debitur

tersebut.
b. Melihat langsung berkas persyaratan permohonan kredit calon debitur, seperti ; identitas
diri, surat keterangan usaha, faktur-faktur dan pembukuan usaha.

41

Universitas Sumatera Utara

2. Data Sekunder
Data Sekunder ialah sumber data yang diperoleh peneliti melalui penelusuran dan
pengamatan terhadap prosedur keputusan pemberian kredit yang dihubungkan dengan akuntansi
pertanggungjawaban di perusahaan seperti ; pencapaian pendapatan bunga berdasarkan expansi
kredit perbulan, dan tingkat pengembalian kredit.
3.3 Responden
Yang termasuk sebagai responden adalah pejabat beserta karyawan yang terkait di bagian
kredit Mandiri Bisnis Unit Mikro Zainul Arifin.
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan tiga teknik yaitu :
a. Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang
berkepentingan sehubungan dengan penelitian.
b. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Dimana
dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah Mandiri Bisnis Unit Medan Zainul
Arifin (Persero) Tbk Cabang Zainul Arifin.
c. Studi Kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan secara teoritis dengan cara
memanfaatkan buku-buku literatur, serta catatan selama perkuliahan yang sehubungan
dengan pokok bahasan skripsi.
d. Dokumentasi, yaitu jenis data penelitian yang antara lain berup: faktur, jurnal, dan suratsurat. Data dokumentasi memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta
siapa yang terlihat dalam suatu kejadian. Data dokumentasi dalam suatu penelitian
dapat menjadi bahan atau analisis data kompleks yang dikumpulkan melalui metode
observasi.

42

Universitas Sumatera Utara

3.5 Teknis Analisis
Teknik analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif, yaitu metode yang diakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, dan
mendeskripsikan sehingga diperoleh hasil berupa gambaran yang jelas tentang peranan
akuntansi pertanggungjawaban pusat pendapatan dalam proses keputusan pemberian kredit
mikro di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit Bisnis Mikro Zainul Arifin Medan.

43

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI

4.1 Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi
perbankan yang dilakasanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan juli 1999, empat bank
pemerinta yaitu; Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan
Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri.
Sejarah keempat Bank (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo) tersebut sebelum bergabung
menjadi Bank Mandiri dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat bank nasional
tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan Indonesia, dan masingmasing telah memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.

Setelah selesainya proses marger, Bank Mandiri kemudian memulai proses konsolidasi,
termasuk pengurangan cabang dan pegawai. Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single
brand diseluruh jaringan melalui iklan dan promosi.
Eksistensi kredit mikro di lingkup nasional dan internasional telah menarik perhatian PBB
sehingga PBB ikut tertarik dengan mencanangkan tahun 2005 sebagai Tahun Kredit Mikro (The
Year of Micro Credit) di sidang PBB pada bulan November 2004. Kofie Anan selaku ketua
PBB dalam sambutannya mengatakan melalui pencanangan tersebut diharapkan selama 15
tahun kedepan akan dapat mengurangi kurang lebih 50% orang miskin di seluruh dunia. Tidak
ketinggalan di Indonesia pada tanggal 27 Februari 2005 Presiden RI secara resmi
mencanangkan Tahun Kredit Mikro Indonesia (TKMI).
dikatakan merupakan tindak lanjut dari forum PBB.

Pencanangan TKMI dapat

Jelas juga arahnya bahwa TKMI

mempunyai agenda jangka panjang untuk dapat mengurangi kemiskinan di Indonesia.
Mitra Bisnis Usaha Bank Mandiri (Persero) Tbk Zainul Arifin terbentuk sejak tahun 2006
dan merupakan Mitra Bisnis Usaha yang terletak di Jalan Imam Bonjol No.7 Gedung Mandiri
44


Universitas Sumatera Utara

Building sebagai cabang ke 325 di Indonesia. Yang didirikan dengan tujuan perkembangan
Mandiri dalam memakmurkan negeri dengan bantuan dana yang disalurkan untuk pengusaha
yang membutuhkan modal tambahan pada usaha yang sedang dirintis masyarakat Indonesia,
serta membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

4.2 Struktur Organisasi
1. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Micro Business District Centre.
Setiap perusahaan sebagai suatu organisasi sudah tentu memiliki struktur organisasi untuk
dapat mengatur posisi, tugas maupun kewajiban masing-masing personalia pada perusahaan
tersebut. Demikian pula halnya pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan seperti
perbankan.
Hal ini berhubungan dengan usaha mencapai tujuan perusahaan yaitu untuk dapat mencapai
kewajiban dan eksistensi perusahaan pada masa yang akan datang. Brikut ini adalah struktur
Organisasi Pada PT. Bank Mandiri Micro Business District Center .
Struktur Organisasi Micro Business Distric Centre Kanwil 1 Medan:
a. Cluster Manager (CM)
Tugas utama dari Cluster Manager adalah membantu dan bertanggungjawab penuh atas

seluruh operasional cabang yang dipimpinnya, dan melaporkan setiap periode hasil
operasionalnya ke pimpinan Distrik Manajer diatasnya.
b. Micro Mandiri Manager (MMM)
Tugas dari Micro Mandiri Manager adalah membantu dan bertanggungjawab penuh atas
seluruh operasional unit atau cabang pembantu yang dipimpinnya, dan melaporkan setiap
periode hasil operaionalnya ke Cluster Manager diatasnya.

45

Universitas Sumatera Utara

c. Mitra Mandiri Supervisor (MMS)
Tugas utama dari Mitra Mandiri Supervisor merupakan posisi yang dibentuk sebagai
penyaluran dana diatas kredit mikro sehingga memiliki bandan sendiri namun tetap satu Distrik
Manajer dan bertanggungjawab penuh dalam operasional penyaluran dana dari proses hingga
pencairan.
d. Program kemitraan Supervisor (PKS)
Memantau atau kordinator unit kerja. Supervisor wajib memahami karakter pekerjaan
dan sumber daya yang dikelolanya. Presepsi yang bersifat objektif dengan mempertimbangkan
semua resiko, peluang, dan potensi keunggulan dari semua sumber daya yang dikelolanya.

e. Kepala Cabang Pembantu (KCM)
Tugas dari Micro Mandiri Manager adalah membantu dan bertanggungjawab penuh atas
seluruh operasional unit atau cabang pembantu yang dipimpinnya, dan melaporkan setiap
periode hasil operaionalnya ke Cluster Manager diatasnya.
f. Customer Relationship (CSR)
Tugas dari Customer Relationship adalah mengkombinasikan kebijakan, proses, dan
strategi yang diterapkan organisasi menjadi satu kesatuan yang digunakan untuk melakukan
interaksi dengan pelanggan dan juga untuk menelusuri informasi pelanggan.
g. Marketing Credit Sales (MKS)
Tugas dari Marketing Credit Sales adalah memberikan informasi serta melakukan
penilaian untuk memberi keputusan kelayakan suatu usaha untuk diberikan dana yang
dibutuhkan nasabah untuk usaha yang sedang dirintis.
h. Mikro Credit Analiyst (MKA)
Tugas dari Mikro Credit Analiyst adalah untuk menganalisis atau menilai suatu
permohonan kredit yang diajukkan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan
keyakinan kepada pihak bank bahwa usaha yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak.
46

Universitas Sumatera Utara


i. Cluster Admin (CA)
Tugas dari Cluster Admin adalah untuk menganalisis atau memeriksa karakter calon
nasabah bersih dari daftar hitam sehingga dapat diberikan kredit oleh bank dengan kata lain
terhindar dari penipuan oleh nasabah.
j. Personalia Performance Monitoring (PSPM)
Tugas dari Personalia Performance Monitoring adalah menentukan karywan mana yang
sangat berpotensi untuk memajukkan perusahaan tersebut.
k. Credit Administration Officer (CAO)
Tugas dari Credit Administration Officer adalah untuk mensuport kinerja dari setiap
unui

atau

cabang

pembantu

dalam

bentuk


operasional

maupun

fungsional,

dan

mempertanggungjawabkan kepada Cluster Manager.
l. Credit Quality Officer (CQO)
Tugas dari Credit Quality Officer adalah mengontrol kestabilan kelancaran pembayaran
angsuran dari peminjaman nasabah dan dipertanggungjawabkan kepada Cluster manager.
2. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Mitra Usaha Bisnis Zainul Arifin.
Struktur organisasi Mitra Bisnis Usaha Bank Mandiri (Persero) Tbk Zainul Arifin berdiri
tahun 2006, berlokasi di Jalan Imam Bonjol No.7 Gedung Mandiri Building Medan memiliki
struktur organisasi sebagai berikut :
Unit / Kacap
Mikro Zainul Arifin


MMM

Mandiri Micro Collection

Micro Credit Analiyst

Marketing Credit Sales

Gambar : Struktur Organisasi Unit Bisnis Mikro Zainul Arifin Medan
47

Universitas Sumatera Utara

a. Micro Manager Mandiri
Ikhtisar jabatan micro manager langsung kegiatan :
-

Memasarkan produk dan jasa perbankan segmen mikro kepada nasabah atau calon nasabah.

-


Menegelola permohonan, pemberian, pemantaua dan kolektibilita kredit mikro.

-

Mengelola dan memantau secara aktif pelaksanaan penagihan kredit.

-

Mengelola administrasi dan pembukuan kredit mikro.

-

Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah.

-

Mengelola data nasabah untuk mengetahui nasabah mana yang termasuk daftar macet
sehingga dapat dilakukan penagihan bersama MKS

-

Menyelenggarakan brefing pagi untuk menemukan solusi dari masalah msalah baik
kemacetan pembayaran ataupun prospek nasabah baru.

-

Membawahi pemberian kredit usaha yang nominalnya sampai Rp 50.000.000 juta

b. Micro Credit Analiyst
Adapun tugas dari MKA adalah :
-

Melakukan verifikasi data atau informasi mengenai debitur atau calon debitur.

-

Mengelola atau menganalisa permohonan kredit mikro dan memberikan keputusan apakah
nasabah tersebut layak diberikan kredit dari dank atau tidak

-

Melaksanakan pemantauan nasabah dan kolektibitas kredit.

-

Merapikan dan memeriksa kelengkapan berkas yang telah disusun oleh MKS agar tetap
terjaga pemmeliharaan data nasabah dengan aman dan tertib.

c.
-

Marketing Credit Sales (MKS)
Melakukan pengamatan potensi usaha mikro yang dapat dibiayai di lingkungan sekitar area
kerja jaringan mikro

-

Menggali informasi mengenai karakteristik, perilaku dan kebiasaan usaha mikro di
lingkungan sekitar jaringan mikro dari berbagai sumber
48

Universitas Sumatera Utara

-

Mencari dan memprospek calon debitur yang layak untuk dibiayai

-

Mengumpulkan kelengkapan berkas data/dokumen yang diperlukan untuk proses
permohonan kredit

-

Mengumpulkan data dan informasi dari pihak-pihak yang dapat dipercaya (pesaing,tetangga
usaha, supplier, dll)

-

Mengumpulkan data pendukung (catatan pinjaman, bila telah atau belum pernah memiliki
pinjaman) yang dapat memperlihatkan kedisiplinan calon peminjam dalam memenuhi
kewajibannya.

-

Menggunakan dokumen yang diserahkan sebagai sumber informasi untuk dilakukan
verifikasi.

d. Micro Mandiri Collection (MMC)
-

Melihat kualitas kredit atas kesanggupan nasabah dapat diberikan pinjaman atau tidak.

-

Mendata debitur yang macet dalam melakukan pembayaran pinjaman

-

Eksekusi jaminan dari nasabah yang tidak mau melakukan pembayaran.

4.3 Prosedur Pemberian Kredit
Pemebrian kredit oleh bank Mandiri Unit Zainul Arifin kepada debiturnya sebenarnya
dapat dipandang sebagai usaha bank untuk menginvestasikan uang miliknya ke usaha calon
debitur. Ekspektasinya adalah, secar rutin uang yang diinvestasikan tersebut dapat memberikan
hasil yang mencukupi. Dengan demikian proses pemberian kredit merupakan tahapan yang
sangat strategis untuk menentukan apakah investasi tersebut dapat membuahkan hasil atau
tidak, kecerobohan dalam melakukan proses ini berakibal fatal.

Untuk itu akuntansi

pertanggungjawaban saat berperan dalam menentukan bagaimana menilai kelayakan
permohonan kredit.

49

Universitas Sumatera Utara

Pemberian kredit mikro sebenarnya adalah juga memindahkan uang milik bank ke
tangan calon debitur sehingga secara fisik kekuasaan pemanfaatannya telah berpindah. Secara
fisik pihak bank sudah tidak memiliki otorisasi lagi, semuanya sudah berpindah ke tangan
debitur.
Pada saat inilah macam resiko mulai mengancam.

Kemudian timbul pertanyaan,

bagaimana masa depan uang bak tersebut?. Oleh karena itu, proses identifikasi calon debitur
sangat perlu dilakukan secara detail dan mendalam. Untuk mengenal calon debitur secara
cermat bukan berarti membaut proses pekerjaan menjadi semangkin panajang atau bertele-tele.
Melakukan identifikasi akan berarti membuat filter untuk melakukan seleksi kepada calon
debitur dengan sangat ketat. Semakin banyak filter yang dibuat, atau semakin banyak jenis
informasi yang dicari akan semakin baik calon debitur yang direkrut. Pemberian kredit mikro
lebih banyak mengandalakan kepada pengetahaun pribadi (personal knowledge) dari pada
dengan agunan.

Sehingga untuk mendapatkan calon debitur ideal yang sesuai ataupun

mendekati profil debitur ideal seperti diatas, adapun prosedur pemberian kredit di Mikro
Business Unit PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Zainul Arifin dengan mengambil contoh sebagai
berikut :
Saudara Iwan Tambunan bergerak dala bidang usaha jual beli barang sembako seperti :
beras, gula, telur, minyak makan, tepung dan kebutuhan harian lainnya sejak tahun 2005.
Usaha calon debitur beralokasi usaha di Jl. Kemiri Pasar Simpang Limun Medan Kel. Amplas
Kec. Medan Amplas. Usaha saudara Iwan Tambunan ini memiliki omzet penjualan rata-rata
perbulannya sebsar Rp. 42.142.850,- dengan laba kotor sebesar Rp. 26.651.138,- bermohon
kredit sebesar Rp. 20.000.000,- dalam jangka waktu 12 bulan dengan tujuan untuk tambahan
modal usaha.

Adapun prosedur awal yang dilakukan petugas dalam menilai kelayakan

permoohonan kredit calon debitur tersebut ialah :

50

Universitas Sumatera Utara

4.3.1

Melihat Kelengkapan Berkas Permohonan Kredit

Pada saat calon debitur mengisi Formulir Analisa Kredit Mikro (contoh lampiran 1)
diahdapan MKS, petugas memeriksa proposal permohnan kredit calon debitur sepeti jenis
usaha, permohonan kredit, cara pengembalian kewajiban, dan melihat jaminan apa yang akan
diberikan untuk mencover kredit jika macet sudah benar. Selanjutnya setelah MKS melihat
persyaratan proposal permohonan kredit calon debitur telah benar dan ssesuai dengan tujuan
kredit, tahap selanjutnya petugas memeriksa identitas diri usaha pemohon seperti ; KTP, KK,
Surat Nikah, Akte Pendirian Usaha, NPWP, catatan usaha sehari-hari, dan daftar penghasilan
lainnya menggunakan checklist disposisi (contoh lampiran 2) telah lengkap sebagai
kelengkapan persayaratan permohonan kredit. Dalam memeriksa permohonan kredit tersebut,
faktor utama yang dinilai petugas adalah keabsahan dari legalitas usaha calon debitur, sebab
apabila legalitasusaha calon debitur tidak dapat dapat dibuktikan, kejelasan usaha calon debitur
tersebut diragukan kebenarannya.
4.3.2 Wawancara Awal (Interview)
Pada atahap ini petugas pemasaran mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya
memancing calon debitur untuk memberikan komentar tentang sesuatu seperti; nilai-nilai
kehidupan yang dipegang, dan pada akhirnya dapat diketahui bagaimana karakter yang
sebenarnya dari calon debitur. Selain menanyakan tentang filosofi hidup untuk mengetahui
karakternya, informasi seputar usaha seperti; awal berdirinya usaha, lokasi usaha, omzet
penjualan perhari, biaya usaha yang dikeluarkan, laba yang diperoleh, dan pertanyaan lain yang
dapat saat petugas melakukan pemeriksaan lapangan (on the spot)
4.3.3

Pengamatan Tidak Langsung ( Investigasi kredit)

Setelah pengisian formulir dan pengumpulan informasi melalui wawancara dengan calon
debitur tahap selanjutnya petugas kredit, MMM dan MKA mendeteksi karakter atau perilaku
calon debitur dengan cara mencari informasi dengan pihak ketiga seperti tetangga, saingan
51

Universitas Sumatera Utara

usaha, patner usaha, ketua RT/RW, dan mencari informasi lainnya yang sifatnya positif dan
negatife. Karena pada saat pengamatan tidak langsung biasanya pesaing memberikan komentar
terhadap lawan usahanya apa adanya dan biasanya sangat akurat. Selain dari saingan usaha dan
warga setempat petugas mencari informasi negatif yang beresiko besar terhadap kredit yang
diberikannya nantinya, proses selanjutnya adalah pemeriksaan lapangan (OTS).
4.3.4

On The Spot

Pada tahap iniseluruh informasi yang telah diperoleh baik langsung maupun tidak lansung
dari calon debitur, petugas kredit MKS, MKA dan pemimpin unit mikro (MMM) bersama-sama
mencocokkan akan kebenaran informasi tersebut ketempat usaha

serta langsung menilai

jaminan calon debitur apakah layak mengcover kredit (contoh lampiran 3). Dalam pemeriksaan
ini petugas dan pemimpin unit mikro mengecek terhadap data lokasi usaha, daerah pemasaran
usaha, data keuangan, buku kas, buku pencatatan persediaan barang dagangan, dan
membandingkan fisik pesediaan barang dagangan.
4.3.5

Cross Cek Informasi

Dari hasil peninjauan ke lapangan dan pengumpulan informasi calon debitur melalui
wawancara, petugas mencocokkan kedua hasil tersebut untuk melihat informasi yang didapat
apakah ada kesesuaian dan membuktikan kebenaran pendapat.
4.3.6

Analisa Kredit Mikro

Tujuan analisa kredit mikro yang sebenarnya adalah untuk melakukan studi atau pengkajian
apakah seorang atau usaha seseorang itu kayak untuk dibantu fasilitas kredit. Biasanya analisa
kredit yang umum didasarkan pada 5 C (character, capacity, capital, collateral, condition) yakni
penilaian kredit terhadap karakter, kemampuan berusaha, aguana, permodalan dari calon debitur
dan kondisi dari perekonomian Negara secara umum.
Namun demikian, karena pada dasarnya pemberian kredit mikro ini lebih banyak
ditekankan kepada pengetahuan pribadi (personal knowledge) terhadap calon debitur daripada
52

Universitas Sumatera Utara

dengan studi kelayakan yang canggih dan agunan yang kuat, maka analisa pada unit mikro PT.
Bank Mandiri (Persero) Tbk unit Zainul Arifin akan lebih dititik beratkan kepada faktor
Character dan Capacity. Sedangkan factor kondisi tidak akan berpengaruh mengingat usaha
mikro atau usaha yang sifatnya kerakyatan ini justru tahan terhadap krisis ekonomi. Pada saat
usaha-usaha besar dilanda krisis, entah karena nilai kurs, business cycle, stagflasi, dan lain-lain
maka usaha-usaha kerakyatan tersebut justru mampu bertahan. Sehingga pada dasarnya usaha
mikro ini akan mampu bertahana pada kondisi macam apapun. Dalam proses ini pertugas kredit
khususnya CM, MMM, dan MKA memberi kewenangannya untuk memutus kredit yang akan
diberikannya berdasarkan batas maksimum nilai kredit yang telah ditetapkan dari pusat dan
sesuai tanggungjawabnya. Dalam hal ini petugas kredit MMM dan CM batas maksimum kredit
yang dapat diputusnya sebesar Rp. 50.000.000,- sedangakan CM sebesar Rp.100.000.000,-.
Adapun proses penilaian atas permohonan kredit saudara Iwan Tambunan tersebut adalah :
a. Marketing Credit Sales (MKS)
Pada proses penilaian kelayakan kredit oleh MKA, petugas mengkomendir pendapatnya
tentang bagaimana karakter calon debitur dan memberikan penilaian terhadap perputaran
usaha calon debitur perbulannya, apakah layak atau tidak layak diberikan kredit dalam
bentuk hasil Scorring (penilaian usaha dan agunan nasabah). (lampiran 4). Dalam penilaian
ini, saudara Iwan Tambunan diberikan kreddit sebesar Rp.20.000.000,- selama 24 bulan.
b. Micro Credit Analiyst (MKA)
Setelah MKS memberikan hasil verifikasinya, selanjutnya MKS menyerahkan permohonann
kredit beserta hasil penilayannya untuk dinilai kembali apakah berkas permohonan kredit
beserta hasil penilainnya untuk dinilai kembali apakah berkas permohonan kredit calon
debitur telah lengkap. Pada proses ini selain pemeriksaan kembali kelengkapan pemohon
kredit calon debitur, MKA juga memberikan pendapatnya atas pemberian kredit yang layak
diberikan untuk calon debitur tersebut dalam bentuk kalkulasi Kempampuan Calon Debitur
53

Universitas Sumatera Utara

(contoh lampiran 5).

Dari hasil penilaian permohonan kredit saudara Iwan Tambunan

memutus kredit sebesar Rp. 20.000.000,- selama 24 bulan. Micro Manager Mandiri (MMM)
Setelah MKA dan MKA memberi putusan kreditnya, tahap terakhir proses analisis kredit ini
adalah berkas permohonan kredit calon debitur yang telah dinilai oleh petugas, hasil putusan
tersebut diserahkan kepada pimpinan unit mikro (MMM) untuk dinilai kembali
kelayakannya. Pada tahap proses ini MMM menilai dan membandingkan hasil putusan
petugas apakah kredit yang dimohon oleh calon debitur benar-benar layak atau tidak layak
diberikan kredit. Penilaian kelayakan kredit tersebut dituangkan kedalam bentuk Formulir
Analisa dan Persetujuan Kredit Mikro (contoh lampiran 6). Dari hasil penilaian pemohon
kredit saudara Iwan Tambunan, MMM memutus kredit sebesar Rp. 20.000.000,- dalam
jangka waktu 24 bulan.
4.3.7

Keputusan Kredit

Keputusan kredit adalah proses persetujuan permohonan kredit calon debitur. Pada proses
ini hasil keputusan kredit dituangkan kedalam bentuk surat keputusan kredit (contoh lampitan 7)
yang berisikan tentang :
-

Siafat Kredit

-

Jenis Kredit

-

Tujuan Pengguanaan

-

Limit Kredit

-

Jangka Waktu

-

Angsuran Per bulan

-

Suku Bunga

-

Pengikatan jaminan

-

Syarat Kredit, Biaya administrasi dan Provisi

-

Denda dan Jaminan Tambahan
54

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya surat keputusan kredit oleh MKA dieritahukan ke calon debitur tentang
diterima/ditolaknya permohonan kredit tersebutserta mengatur jadwal untuk melaksanakan
penandatanganan surat perjanjian kredit (contoh lampiran kredit 8).
4.3.8

Administrasi Kredit

Pada tahap ini petugas Micro Credit Analiyts (MKA) mempersiapkan kelengkapan surat
perjanjian kredit dan pertanggungjawaban pada saat proses pencaiaran kredit.
4.3.9

Penagihan dan Pemantauan Kredit

Proses ini adalah kegiatan menyelelesaikan penagihan angsuran kredit ke debitur dan
memantau kolektibilitas perkembangan kredit sehari-hari.
Prosedur pemberian kredit pada unit Mandiri Zainul Arifin telah berrjalan sesuai dengan
praturan prosedur pemberian kredit yang berlaku umum di perusahaan khususnya perbankan.
Pada prosedur pemberian kredit mikro ini peran serta petugas dan pemimpin unit ini merupakan
faktor utama dalam menjalankan kerangka kerja tercapainya penyaringan calon debitur yang
berkualitas terhadap perkembangan perusahaan serta membantu petugas dalam mempercepat
memberikan keputusan kredit yang baik dimasa depan.
Menurut peneliti, prosedur pemberian kredit mikro Mandiri Unit Bisnis Zainul Afirin telah
berjalan dengan benar dan menjelaskan wewenang dan tanggungjawab karyawan yang terkait
dalam memberikan keputusan kredit serta arus prosedur jalannya kegiatann perusahaan. Hal ini
menggambarkan pengguna informasi akuntansi pertanggungjawaban baik dari calon debitur dan
pesaingnya sangat membantu petugas dalam pengambilan keputusan yang cepat dan akurat,
sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai secara efektif dan efesien.

55

Universitas Sumatera Utara

4.4 Akuntansi Pusat Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan dalam Proses Keputusan
Kredit
Akuntansi pertanggungjawaban bagi perusahaan merupakan salah satu sarana membantu
pengawasan serta penilaian dari kemajuan suatu perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban
yang diterapkan di Bank Mandiri (Persero) Tbk unit Zainul Arifin medan khususnya pada pusat
Pendapatan dilihat dari kemampuan unit tersebut untuk memasarkan produknya kepada
masyarakat dikalangan ekonomi menengah kebawah seperti; pedagang eceran, pengrajin,
industri rumah tangga, dan usaha kecil lainnya. Jenis usaha-usaha tersebut merupakan target
yang menjadi sasaran Bisnis unit Mikro dalam aktivitas usaha sehari-hari. Dalam menjalankan
usaha tersebut bisnis unit mikro meluncurkan 2 (dua) jenis produk kredit yaitu; Kredit Usaha
Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) untuk pegawai. Dari dua jenis kredit
tersebut seluruh pertugas maupun pimpinan unit merupakan pusat pendapatan yang tidak dapat
dipisahkan dalam mencapai target pemasaran kredit yang besar serta berkualitas.

Kredit

berkualitas ini diperoleh dari setiap kemampuan petugas dalam menilai kelayakan permohonan
kredit dari setiap calon nasabah.

Apabila dari tingkat pemasaran kredit diperoleh dari

banyaknya permohonan kredit yang masuk maka pendapatan bisnis unit mikro akan meningkat
secara otomatis. Peningkatan pendapatan tersebut dilihat dari tingkat pengembalian kewajiban
setiap debitur ditambah bunga yang tepat waktu, dengan demikian jika keadaan tersebut
berjalan dengan baik setiap waktunya dan ditambah proses kredit yang cepat, jelaslah unit bisnis
mikro kantor unit Zainul Arifin merupakan pusat pertanggungjawan yang diberikan
kewenangan untuk menjalankan bisnisnyadalam memasarkan kredit ke masyarakat ekonomi
kecil.
Akuntansi pertanggungjawaban pusat pendapatan yang ada pada mikro bisnis unit Zainul
Arifin telah digunakan dengan baik, dan menggambarkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban

56

Universitas Sumatera Utara

pusat pendapatan bagi mikro bisnis unit Zainul Arifinmerupakan sarana membantu pengawasan
serta penilaian terhadap kemajuan perusahaan dalam pencapaian target perusahaan.
Akuntansi pertanggungjawaban pada unit ini berfungsi sebagai sarana pendorong pimpinan
unit bisnis mikro untuk memasarkan kreditnya ke masyarakat yang benar – benar membutuhkan
sesuai dengan target yang telah ditetapkan, sedangkan pusat pendapatan merupakan sebagai alat
utama untuk membantu menilai permohonan kredit yang layak dan berkualitas terhadap
pengembalian kredit yang tepat waktu.
Begitu pula halnya pemimpin unit dan petugas yang berfungsi sebagai pelaksana pusat
pendapatan, mereka diberikan hak dan tanggungjawab dalam memberikan keputusan akhir
dalam proses pemberian kredit.
Menurut peneliti, mikro bisnis unit Zainul Arifin adalah sebagai pusat pendapatan, sebab
dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan jumlah nilai kredit yang telah ditargetkan dari
pusat merupakan pendorong bagi unit tersebut untuk berlomba dengan unit mikro lainnya dalam
memeasarkan kredit yang berkualitas ke masyarakat. Dan menurut peneliti juga mikro bisnis
unit Zainul Arifin telah menyadari pentingnya target (anggaran) dalam pelaksanaan expansi
kredit serta sebagai alat pengukur prestasi pusat pendapatan.

Selain itu dengan adanya

akuntansi pertanggungjawaban, kejelasan wewenang dan tanggungjawab setiap petugas sebagai
pelaksana

pusat pertanggungjawaban dapat diketahui dan jelaslah arus prosedur jalannya

kegiatan perusahaan.

4.5 Peranan Akuntansi

Pertanggungjawaban Pusat Pedapatan dalam Proses

Keputusan Pemberian Kredit.
Pusat pertanggungjawaban adalah unit yang dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggungjawab kepada organisasi tersebut. Unit bisnis Zainul Arifin Medan adalah satu
kesatuan usaha yang bertujuan memperoleh pendapatan bunga semaksimalnya dari usaha
57

Universitas Sumatera Utara

utamnya memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat.

Dalam pemberian kredit ini,

penilaian keberhasilan terhadap penyaluran kredit didasarkan atas pencapaian target yang telah
dianggarkan dari kantor Besar Jakarta. Pencapaian target pemberian kredit Bisnis Unit Mikro
Zainul Arifin Medan peran serta petugas dan pimpinan unit tidak dapat dipisahkan, karena
wewenang dan tanggungjawawb dari putusan yang telah mereka berikan merupakan kunci
keberhasilan perusahaan dalam memperoleh pendapatan yang besar. Oleh seba itu prosedur
yang ditetapkan diperusahaan adalah sarana dalam membantu pencapaian target pemberian
kredit yang berkualitas dan mengantisipasi resiko kemacetan. Dengan adanya prosedur sebagai
ketentuan proses pemberian kredit dan ditambah kemampuan petugas mengembangkan
keahliannya menilai perilaku calon debitur sangat berdampak terhadap pencapaian pendapatan
bunga setiap bulannya. Sebab jika hasil akhir penilaian kredit yang baik kepada calon debitur
yang berpotensial akan mengurangi tingkat kemacetan pengembalian kewajiban setiap jatuh
tempo.
Pada Unit Bisnis Mikro Zainul Arifin Medan selain penerapan prosedur yang telah ada
dalam memberikan putusan kredit, anggaran kredit adalah pedoman utama setiap unit untuk
mencapai keberhasilan tingkat perkembangan kredit yang diberikan. Anggaran yang telah
ditetapkan tersebut akan meningkatkan kinerja seluruh pegawai dalam proses penilaian kredit
yang baik dan juga menilai sampai sejauh mana kinerja yang telah dihasilkan petugas kredit
sebagai pusat pendapatan.

58

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Peneliti memberi beberapa kesimpulan mengenai Akuntansi Pertanggungjawaban sesuai
dengan uraian yang telah dikemukakan, yaitu :
1. Pimpinan dan petugas mikro bisnis unit Zainul Arifin telah melaksanakan proses pemberian
kredit sesuai dengan prosedur yang telah ditetapakan di perusahaan dan sesuai dengan teori
pemberian kredit yang berlaku secara umum.
2. Prosedur pemberian kredit mikro bisnis unit Zainul Arifin telah sesuai dengan prinsip
penilaian kredit yang umum digunakan perbankan yaitu 5C, 7P dan studi kelayakan.
3. Prosedur penilaian kredit pada mikro bisnis unit Zainul Arifin sperti penilaian terhadap
persyaratan administrasi kredit, karakter, kemampuan usaha menghasilkan laba, dan
penilaian kewajaran jaminan yang diberikan calon debitur terhadap kredit yang dimohon
telah menunjukkan satu proses pemberian kredit yang saling berkaitan dalam pengambilan
keputusan.
4. Prosedur penilaian kredit pada mikro bisnis unit Zainul Arifin telah menunjukkan satu
proses pemberian kredit yang saling berkaitan dalam pengambilan keputusan.
5. Peranan akuntansi pertanggungjawaban khususnya pusat pendapatan bunga tidak dapat di
pisahkan dari anggaran dan prosedur proses pemberian kredit yang kualitatif.
6. Akuntansi pertanggungjawaban telah digunakan sebagai dasar penilaian kinerja petugas
mikro bisnis unit Zainul Arifin sebagai pusat pendapatan. Hal ini terlihat dari pembagian
tugas dan wewenang tanggungjawab petugas sebagai pelaksana pusat pendapatan.
7. Akuntansi pusat pertanggungjawaban pada mikro bisnis unit dinilai dari bagaimana
penignkatan pimpinan unit beserta petugasnya memasarkan dan menyalurkan kredit sesuai
target yang telah ditetapakan dari kantor pusat Jakarta.
59

Universitas Sumatera Utara

8. Mikro bisnis unit Zainul Arifin adalah pusat pendapatan, ini ditunjukkan dari peran serta
seluruh petugas dalam memberikan wewenang menilai kelayakan permohonan kredit calon
debitur yang berkualitas serta berdamapak terhadap pengembalian kewajiban tepat waktu.

5.2 Saran
1. Penerapan efesiensi waktu dalam prosedur pemberian kredit di mikro bisnis unit Zainul
Arifin lebih ditingkatkan lagi. Hal ini berguna untuk dapat memberikan keputusan kredit
yang cepat dan berkualitas,serta ketentuan perusahaan dalam memutus kredit yang cepat dan
berkualitas, serta ketentuan perusahaan dalam memutus kredit maksimal dalam dalam waktu
3 hari dapat berjalan dengan baik.
2. Anggaran dan prosedur pemberian kredit harus saling berkaitan serta diperhatikan dalam
proses penilaian permohonan kredit yang baik, sehingga tidakadanaya calon debitur yang
beralih bermohon kredit ke bank lain.
3. Mikro bisinis unit Zainul Arifin tetap menggunakan akuntansi pertanggungjawaban pusat
pendapatan dalam menilai kelayakan permohonan kredit kepada calon debitur, sehingga
membantu perusahaan untuk mengukur sampai sejauh mana pencapaian target expansi
kredit yang telah ditetapkan.

60

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan dalam Proses Keputusan Pemberian Kredit Mikro pada PT. BNI (Persero) TBK kantor Capem Binjai

1 48 122

Peranan Komputer Sebagai Pengolah Data Akuntansi pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Zainul Arifin

1 49 50

Peranan Komputer Sebagai Pengolah Data Akuntansi pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Zainul Arifin

0 3 20

Peranan Komputer Sebagai Pengolah Data Akuntansi pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Zainul Arifin

0 0 10

Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Dalam Proses Keputusan Pemberian Kredit Mikro Di Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit Medan Zainul Arifin

0 0 11

Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Dalam Proses Keputusan Pemberian Kredit Mikro Di Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit Medan Zainul Arifin

0 0 2

Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Dalam Proses Keputusan Pemberian Kredit Mikro Di Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit Medan Zainul Arifin

0 0 5

Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Dalam Proses Keputusan Pemberian Kredit Mikro Di Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit Medan Zainul Arifin

0 0 24

Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Dalam Proses Keputusan Pemberian Kredit Mikro Di Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit Medan Zainul Arifin

0 0 1

Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Pendapatan Dalam Proses Keputusan Pemberian Kredit Mikro Di Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit Medan Zainul Arifin

0 0 42