PERDA PEMUNGUTAN LEGES

1

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH
NOMOR 38 TAHUN 2003
TENTANG
PEMUNGUTAN LEGES
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PRABUMULIH,
Menimbang : a.bahwa dengan telah terbentuknya Kota Prabumulih melalui Undang-undang Nomor
6 Tahun 2001, maka Pemerintah Kota Prabumulih perlu meningkatkan penerimaan
Daerah khusus di bidang Pemungutan leges untuk melaksanakan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan;
b. bahwa untuk melaksanakan pemungutan biaya leges sebagaimana dimaksud pada
huruf “a”, perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Prabumulih.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3209);
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4048);
5. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4113);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4139);

1


2

9. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Tehnik Penyusunan Peraturan
Perundang-undangan dan bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan
Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70);
10.

Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 30 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Prabumulih ( Lembaran Daerah
Kota Prabumulih Tahun 2003 Nomor 42 ).
Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PRABUMULIH,
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TENTANG PEMUNGUTAN
LEGES.
BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.
2.
3.
4.
5.

Daerah adalah Daerah Kota Prabumulih.
Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Prabumulih.
Walikota adalah Walikota Prabumulih.
Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Prabumulih.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
Prabumulih
6. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang pemungutan biaya leges
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan Daerah yang berlaku;
7. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Prabumulih.
8. Instansi pemungut adalah Instansi yang karena kewenangannya memungut leges
ditunjuk sebagai petugas pemungut.

9. Leges adalah Uang Administrasi.
10. Bendahara Khusus Penerima adalah Bendahara Khusus Penerima Dinas Pendapatan
Daerah.
11. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kota Prabumulih.
BAB II
NAMA, OBJEK DAN SUBJEK LEGES
Pasal 2
(1) Dengan nama Leges dipungut biaya dari orang atau badan yang melakukan kegiatan
ketatausahaan yang diolah Pemerintah.
(2) Objek Leges adalah setiap pelayanan administrasi yang diberikan oleh Pejabat
Pemerintah berupa penerbitan surat menyurat.
(3) Objek Leges sebagaimana dimaksud ayat (2) meliputi :
a. Surat Keterangan.
b. Rekomendasi.
c. Surat Izin.
d. Legalisasi (Legalisir).
e. Surat Ketetapan untuk keperluan perorangan/Badan.

2


3

f. Sertifikasi.
g. Surat Pendaftaran.
h. Surat Akta.
(4) Jenis surat menyurat yang merupakan objek leges sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
Pasal 3
Dikecualikan dari objek Leges adalah :
a. Penerbitan surat untuk mengatur kepentingan umum.
b. Penerbitan surat lainnya yang ditetapkan oleh Walikota Prabumulih.
Pasal 4
(1) Subjek Leges adalah orang Pribadi atau Badan yang melakukan kegiatan ketata
usahaan yang diberikan oleh Pemerintah.
(2) Wajib Leges adalah orang Pribadi atau Badan yang melakukan kegiatan ketata
usahaan di Instansi Pemerintah dengan mendapatkan pengesahan berupa tanda tangan
Pejabat atau Cap Stempel Kedinasan.
BAB III
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 5

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis dan nilai kemanfaatan surat.
BAB IV
PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN
BESARNYA TARIF LEGES
Pasal 6
Prinsip yang dianut dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Leges adalah :
(1) Biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah sebagai biaya cetak Leges.
(2) Biaya administrasi pembuatan surat menyurat yang diterbitkan oleh Pemerintah.

3

4

BAB V
SRUKTUR DAN BESARNYA TARIF LEGES.
Pasal 7
Biaya penerbitan/pembuatan surat menyurat yang dikeluarkan oleh pejabat pemerintah sebagai
berikut :
NO
I


II

III

TINGKAT/JASA KETATAUSAHAAN
Tingkat Desa/Kelurahan.
1. Surat Keterangan
2. Rekomendasi
Tingkat Kecamatan
1. Surat Keterangan
2. Rekomendasi
3. Surat Izin
4. Legalisasi (legalisir)
Tingkat Kota
1. Surat Keterangan
2. Rekomendasi
3. Surat Izin
4. Legalisasi (legalisir)
5. Surat ketetapan untuk kepentingan perorangan/badan

6. Akta

BESARNYA TARIF
Rp.
Rp.

2.000,2.000,-

Rp. 2.000,Rp. 5.000,Rp. 10.000,Rp. 2.000,Rp. 5.000,Rp. 5.000,Rp. 10.000,Rp. 2.000,Rp. 2.000,Rp. 2.000,-

BAB VI
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 8
Leges dipungut di Kantor Dinas / Unit kerja tempat wajib Leges berurusan dalam lingkup
Wilayah kerja Pemerintah Kota.
BAB VII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 9
(1) Pemungutan Leges tidak dapat diborongkan.
(2) Leges dipungut dengan menggunakan barang berharga atau dokumen lain yang di

persamakan.
Pasal 10
(1)

Instansi pemungut adalah Dinas / Instansi Teknis yang ditetapkan oleh Walikota.

(2) Kepada Dinas/instansi dimaksud pada ayat (1) di atas diberikan biaya pemungutan
sebesar 5 % (lima persen) dari hasil yang disetor ke Kas Daerah melalui Bendahara
Khusus Penerima.
(3). Pembagian biaya pemungutan tersebut pada ayat (2) pasal ini akan diatur lebih lanjut
oleh Walikota.

4

5

BAB VIII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 11
(1) Pembayaran Leges harus dilakukan secara tunai / lunas.

(2) Pembayaran Leges disetor ke Kas Daerah melalui Bendahara Khusus Penerima.
(3) Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain, maka hasil penerimaan Leges
harus disetor ke Kas Daerah Kota selambat-lambatnya 1 X 24 jam atau dalam waktu
yang ditentukan lain oleh Walikota.
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 12
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana
kurungan paling lama 3 ( tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 2.500.000,- (dua
juta lima ratus ribu rupiah)
(2) Tindak pidana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) disetor ke Kas Daerah.
BAB X
PENYIDIKAN
Pasal 13
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Kota diberi wewenang
khusus sebagai penyelidik untuk melakukan penyelidikan pidana dibidang perpajakan
daerah atau retribusi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara
Pidana yang berlaku.
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana dibidang perpajakan daerah dan retribusi agar
keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas ;
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau
badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana perpajakan daerah dan retribusi ;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan
dengan tindak pidana dibidang perpajakan daerah dan retribusi ;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana dibidang perpajakan dan retribusi ;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan, dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan
bukti tersebut ;
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka melaksanakan tugas penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi ;
g. Menyuruh berhenti dan / atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa edentitas orang
dan / atau dokumen yang dibawah sebagaimana dimaksud pada huruf e ;

5

6

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan daerah dan
retribusi ;
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka
atau saksi ;
j. Menghentikan penyidikan ;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana
dibidang perpajakan daerah dan retribusi menurut hukum yang bertanggung jawab.
(3)

Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan
dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini, sepanjang mengenai pelaksanaanya akan
diatur lebih lanjut oleh Walikota.
Pasal 15
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Prabumulih.
Ditetapkan di
Prabumulih.
pada tanggal 30 Desember 2003
WALIKOTA PRABUMULIH

RACHMAN DJALILI
Diundangkan di Prabumulih.
pada tanggal 9 Februari 2004
SEKRETARIS DAERAH KOTA
PRABUMULIH,

ABDUL LATIEF MENDIWO
LEMBARAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2003 NOMOR 1 SERI C

6

7

7