Materi Penyuluhan anemia
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Anemia sering ditemukan di Indonesia, namun sebagian besar masyarakat
Indonesia menganggap anemia sebagai penyakit yang ringan. Penyakit anemia
sendiri merupakan kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran
mucosa pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb),
Hematokrit(Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin
itu mempengaruhi kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan
untuk metabolisme tubuh yang optimal.
Anemia pula merupakan penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah
dalam sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah
merah, peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau
mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan (Elizabeth
Corwin,2002).
Dimana insidennya 30 % pada setiap individu di seluruh dunia. Prevalensi
terutama tinggi di negara berkembang karena faktor defisiensi diet dan atau
kehilangan darah akibat infeksi parasit gastrointestinal.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .
Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik
yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik, dan konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di
seluruh dunia, disamping berbagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama
di negara berkembang, yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan
sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik (Bakta, 2006).
Masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya zat gizi,
karena itu prevalensi anemia di Indonesia sekarang ini masih cukup tinggi,
terutama anemia defisiensi nutrisi seperti besi, asam folat, atau vitamin B12.
Setelah menentukan diagnosis terjadinya anemia, maka selanjutnya perlu
disimpulkan tipe anemia itu sendiri. Penatalaksanaan anemia yang tepat sesuai
dengan etiologi dan klasifikasinya dapat mempercepat pemulihan kondisi pasien.
II. MATERI
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta hemoglobin dalam 1mm3
darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan dalam 100 ml darah.
Kondisi yang ditimbulkan seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak
adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen darah.
Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlah
eritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal (Dallman dan Mentzer,
2006). Menurut Ahmad Syafiq, dkk (2008) Anemia didefinisikan sebagai keadaan
di mana level Hb rendah karena kondisi patologis. Menurut Anie Kurniawan, dkk
(1998) Anemia adalah suatu penyakit di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah kurang dari normal.
2. Tanda-Tanda Anemia
a. Gejala umum dari anemia itu sendiri, yang sering disebut sebagai sindroma
anemia yaitu merupakan kumpulan gejala dari anemia, dimana hal ini akan
tampak jelas jika hemoglobin dibawah 7– 8 g/dl dengan tanda-tanda adanya:
kelemahan tubuh, lesu, mudah lelah, pucat, pusing, palpitasi, penurunan daya
konsentrasi, sulit nafas (khususnya saat latihan fisik), mata berkunang –
kunang, telinga mendenging, menurunnya daya tahan tubuh, dan keringat
dingin.
b. Atropi papil lidah. Permukaan lidah tampak licin dan mengkilap disebabkan
karena hilangnya papil lidah
c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak tangan
menjadi pucat.
d. Sistem Urogenital: gangguan haid dan libido menurun.
e. Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta
rambut tipis dan halus.
3. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Anemia
a. Kehilangan darah yang bersifat kronis dan patologis
b. Kebutuhan yang meningkat pada prematuritas, pada masa pertumbuhan/remaja,
kehamilan, wanita menyusui, wanita menstruasi. Pertumbuhan yang sangat
cepat disertai dengan penambahan volume darah yang banyak, tentu akan
meningkatkan kebutuhan besi
c. Diet yang buruk/ diet rendah besi Merupakan faktor yang banyak terjadi di
negara yang sedang berkembang dimana faktor ekonomi yang kurang dan latar
be lakang pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan mereka sangat terbatas
mengenai diet/asupan yang banyak mengandung zat besi
d. Mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit,
dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi
tidak terpenuhi,
e. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan
f. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khusunya
melalui feses (tinja)
Menurut Handayani dan Haribowo (2008), pada dasarnya gejala anemia timbul
karena dua hal berikut ini:
a. Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa
oleh darah kejaringan.
b. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap Anemia.
4. Dampak Anemia
a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
c. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
d. Produktifitas dan aktivitas menurun.
e. Mengakibatkan muka pucat.
f. Daya tahan tubuh menurun sehingga mudah tersern penyakit
5. Pencegahan Anemia
a. Makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging, ikan, ayam,
hati, dan telur); dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna hijau tua,
kacang-kacangan, dan tempe).
b. Banyak makan makanan sumber vitamin c yang bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat, dan nanas.
c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid.
d. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan ke
dokter untuk dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan.
e. Hindari konsumsi alcohol
f. Berhenti merokok
III. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan :
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta hemoglobin dalam 1mm3 darah
atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan dalam 100 ml darah yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen darah. Dengan tanda dan
gejala yang sering dialami seperti lemah dan mudah lelah, pucat, pusing takikardi,
sesak, demam, elastis kulit menurun dan . Permukaan lidah tampak licin dan
mengkilap. Dan untuk mencegah terjadinya anemia bisa dilakukan dengan makan
makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging, ikan, ayam, hati, dan
telur); dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-kacangan, dan
tempe).
2. Saran
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya anemia
diantaranya :
a. Makan makanan dengan kandung tinggi assam folat dan vitamin B12 seperti
ikan, susu, daging, kacang polong sayur berwarna hijau tua dan sereal.
b. Banyak makan makanan sumber vitamin c
c. Makan makanan gizi seimbang
d. Hindari konsumsi alkohol
IV. REFERENSI
http://drhennyzainal.wordpress.com/2009/11/21/anemia-defisiensi-fe-sering-terjadipada-anak-asi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
http://dimasmis.blogspot.com/2008/08/anemia-kekurangan-zat-besi-pencegahan.html
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/sap-anemia-satuan-acara-penyuluhanpada.html
1. Latar Belakang
Anemia sering ditemukan di Indonesia, namun sebagian besar masyarakat
Indonesia menganggap anemia sebagai penyakit yang ringan. Penyakit anemia
sendiri merupakan kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran
mucosa pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb),
Hematokrit(Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin
itu mempengaruhi kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan
untuk metabolisme tubuh yang optimal.
Anemia pula merupakan penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah
dalam sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah
merah, peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau
mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan (Elizabeth
Corwin,2002).
Dimana insidennya 30 % pada setiap individu di seluruh dunia. Prevalensi
terutama tinggi di negara berkembang karena faktor defisiensi diet dan atau
kehilangan darah akibat infeksi parasit gastrointestinal.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .
Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik
yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik, dan konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di
seluruh dunia, disamping berbagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama
di negara berkembang, yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan
sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik (Bakta, 2006).
Masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya zat gizi,
karena itu prevalensi anemia di Indonesia sekarang ini masih cukup tinggi,
terutama anemia defisiensi nutrisi seperti besi, asam folat, atau vitamin B12.
Setelah menentukan diagnosis terjadinya anemia, maka selanjutnya perlu
disimpulkan tipe anemia itu sendiri. Penatalaksanaan anemia yang tepat sesuai
dengan etiologi dan klasifikasinya dapat mempercepat pemulihan kondisi pasien.
II. MATERI
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta hemoglobin dalam 1mm3
darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan dalam 100 ml darah.
Kondisi yang ditimbulkan seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak
adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen darah.
Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlah
eritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal (Dallman dan Mentzer,
2006). Menurut Ahmad Syafiq, dkk (2008) Anemia didefinisikan sebagai keadaan
di mana level Hb rendah karena kondisi patologis. Menurut Anie Kurniawan, dkk
(1998) Anemia adalah suatu penyakit di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah kurang dari normal.
2. Tanda-Tanda Anemia
a. Gejala umum dari anemia itu sendiri, yang sering disebut sebagai sindroma
anemia yaitu merupakan kumpulan gejala dari anemia, dimana hal ini akan
tampak jelas jika hemoglobin dibawah 7– 8 g/dl dengan tanda-tanda adanya:
kelemahan tubuh, lesu, mudah lelah, pucat, pusing, palpitasi, penurunan daya
konsentrasi, sulit nafas (khususnya saat latihan fisik), mata berkunang –
kunang, telinga mendenging, menurunnya daya tahan tubuh, dan keringat
dingin.
b. Atropi papil lidah. Permukaan lidah tampak licin dan mengkilap disebabkan
karena hilangnya papil lidah
c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak tangan
menjadi pucat.
d. Sistem Urogenital: gangguan haid dan libido menurun.
e. Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta
rambut tipis dan halus.
3. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Anemia
a. Kehilangan darah yang bersifat kronis dan patologis
b. Kebutuhan yang meningkat pada prematuritas, pada masa pertumbuhan/remaja,
kehamilan, wanita menyusui, wanita menstruasi. Pertumbuhan yang sangat
cepat disertai dengan penambahan volume darah yang banyak, tentu akan
meningkatkan kebutuhan besi
c. Diet yang buruk/ diet rendah besi Merupakan faktor yang banyak terjadi di
negara yang sedang berkembang dimana faktor ekonomi yang kurang dan latar
be lakang pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan mereka sangat terbatas
mengenai diet/asupan yang banyak mengandung zat besi
d. Mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit,
dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi
tidak terpenuhi,
e. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan
f. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khusunya
melalui feses (tinja)
Menurut Handayani dan Haribowo (2008), pada dasarnya gejala anemia timbul
karena dua hal berikut ini:
a. Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa
oleh darah kejaringan.
b. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap Anemia.
4. Dampak Anemia
a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
c. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
d. Produktifitas dan aktivitas menurun.
e. Mengakibatkan muka pucat.
f. Daya tahan tubuh menurun sehingga mudah tersern penyakit
5. Pencegahan Anemia
a. Makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging, ikan, ayam,
hati, dan telur); dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna hijau tua,
kacang-kacangan, dan tempe).
b. Banyak makan makanan sumber vitamin c yang bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat, dan nanas.
c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid.
d. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan ke
dokter untuk dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan.
e. Hindari konsumsi alcohol
f. Berhenti merokok
III. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan :
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta hemoglobin dalam 1mm3 darah
atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan dalam 100 ml darah yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen darah. Dengan tanda dan
gejala yang sering dialami seperti lemah dan mudah lelah, pucat, pusing takikardi,
sesak, demam, elastis kulit menurun dan . Permukaan lidah tampak licin dan
mengkilap. Dan untuk mencegah terjadinya anemia bisa dilakukan dengan makan
makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging, ikan, ayam, hati, dan
telur); dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-kacangan, dan
tempe).
2. Saran
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya anemia
diantaranya :
a. Makan makanan dengan kandung tinggi assam folat dan vitamin B12 seperti
ikan, susu, daging, kacang polong sayur berwarna hijau tua dan sereal.
b. Banyak makan makanan sumber vitamin c
c. Makan makanan gizi seimbang
d. Hindari konsumsi alkohol
IV. REFERENSI
http://drhennyzainal.wordpress.com/2009/11/21/anemia-defisiensi-fe-sering-terjadipada-anak-asi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
http://dimasmis.blogspot.com/2008/08/anemia-kekurangan-zat-besi-pencegahan.html
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/sap-anemia-satuan-acara-penyuluhanpada.html