T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Interaksi Sosial Siswa Kelas X SMK Kristen BM (Bisnis dan Manajemen) Salatiga Tahun Ajaran 20172018 T1 BAB II

BAB II
Kajian Teori
2.1. Interaksi Sosial
2.1.1 Pengertian Interaksi sosial
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia,
dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya (Gerungan, 2004). Menurut
Partowisastro (2003) Interaksi sosial adalah relasi sosial yang berfungsi menjalin
berbagai jenis relasi sosial yang dinamis, baik relasi itu berbentuk antar individu,
kelompok dengan kelompok, atau individu dengan kelompok.
Sedangkan menurut Dirdjosisworo dalam Syani (2002: 152) interaksi sosial
diartikan sebagai hubungan sosial timbal balik yang dinamis secara perseorangan,
antara kelompok, maupun antara orang dengan kelompok manusia.
Jadi, interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antara daua atau
lebih individu dimana akan saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
Sehubungan dengan definisi interaksi sosial di atas terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi terciptanya suatu interaksi sosial. Menurut Gerungan (2004: 6274), faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial meliputi faktor imitasi, sugesti,
identifikasi dan simpati.
1 Faktor imitasi

Imitasi adalah dorongan untuk meniru orang lain. Baik dari segi sikap,
penampilan, maupun gaya hidup. Imitasi dapat mengarah kepada hal-hal
9

yang positif atau negatif. Imitasi yang baik akan mendorong seseorang untuk
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku, sedangkan imitasi
yang negatif mengakibatkan terjadinya penyimpanganpenyimpangan dan
melemahkan pengembangan daya kreasi seseorang. Proses imitasi seperti ini
haruslah ditolak baik dari segi moral maupun yuridis.
2 Faktor sugesti
Sugesti adalah anjuran tertentu yang menimbulkan suatu reaksi
langsung dan tanpa pikir panjang pada diri individu yang menerima sugesti
itu.
3 Faktor identifikasi
Identifikasi adalah dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan
orang lain. Dikemukakan oleh Gerungan (2000: 68), identifikasi merupakan
usaha seseorang untuk menerapkan normanorma, sikap-sikap, cita-cita atau
pedoman-pedoman tingkah laku dalam bermacam-macam situasi dari orang
lain ke dalam kehidupannya. Masa perkembangan Dimana individu paling
banyak melakukan identifikasi kepada orang lain ialah masa remaja. Pada

masa tersebut, seseorang mencari tempat identifikasi pada orang-orang
dalam masyarakat yang dianggapnya ideal bagi dirinya.
4 Faktor simpati
Simpati ialah perasaan tertarik terhadap orang lain, atas dasar perasaan
atau emosi. Disamping kecenderungan merasa tertarik terhadap orang lain,
individu juga mempunyai kecenderungan untuk menolak orang lain, yang
sering disebut antipati. Jadi faktor simpati tersebut bersifat positif,
sedangkan antipati bersifat negatif.

2.1.3 Syarat-syarat interaksi sosial
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi, ada pula syarat yang harus terpenuhi
untuk menciptakan suatu interaksi sosial. Syarat-syarat interaksi sosial tersebut
menurut Syani (2002:154-155), adalah sebagai berikut:
1 Kontak sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui
percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan
masingmasing. Kontak sosial dibedakan menjadi dua, yaitu kontak secara
langsung dan tidak langsung. Hubungan yang terjadi dapat berupa hubungan
positif maupun negatif. Hubungan positifterjadi oleh karena hubungan antara
kedua belah pihak terdapat saling pengertian dan saling menguntungkan,

sehingga hubungan dapat berlangsung lebih lama. Sedangkan kontak negatif
terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah pihak tidak melahirkan
saling pengertian, mungkin juga merugikan.
10

2 Komunikasi sosial
Komunikasi sosial adalah persamaan pandangan antara orang-orang
yang berinteraksi terhadap sesuatu. Menurut Soekamto (2005) komunikasi
diartikan sebagai tafsiran yangdiberikan seseorang terhadap perilaku orang
lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik atau sikap), serta perasaanperasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
2.1.4 Aspek-aspek Interaksi Sosial
Menurut Partowisastro (dalam Saputra, 2010) aspek-aspek interaksi sosial
digolongkan menjadi tiga aspek, yaitu:
a. kontak sosial yaitu menjalin hubungan akrab, memperoleh
penerimaan dari teman dan dukungan dari teman serta keterbukaan
dalam kelompok, individu akan menunjukkan sifat keterbukaan
terhadap kelompoknya.
b. aktifitas bersama, individu bekerja sama dalam kelompok. Individu
akan terlibatdalam kegiatan kelompoknya dan mau menyumbangkan
ide bagi kemajuan kelompoknya.

c. frekuesi hubungan dalam kelompoknya. Individu lebih banyak
menngunakan waktunya untuk bertemu dengan anggota
kelompoknya dan senang berbicara dalam hubungan yang dekat
serta seringngnya individu mengunjungi teman.
Setelah melihat aspek-aspek interaksi sosial yang diungkapkan oleh
Partowisastro (dalam Saputra, 2010). Penulis akan menggunakan aspek tersebut
sebagai alat ukurnya, yang meliputi kontak sosial, aktifitas bersama dan frekuensi
hubungan dalam kelompoknya.

2.1.5 Bentuk-bentuk interaksi sosial
Apabila syarat-syarat telah terpenuhi, interaksi sosial akan berjalan dengan
mudah. Interaksi sosial tersebut memiliki beberapa bentuk. Menurut Syani (2002:
156-159) bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu:

11

1 Kerjasama
Kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya
terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama
dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masingmasing. Dikemukakan oleh Soekamto (2005: 72) bentuk kerjasama dapat

berkembang apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai tujuan bersama,
adanya kesadaran bersama dan iklim yang menyenangkan dalam pembagian
kerja.
2 Persaingan
Persaingan merupakan suatu usaha seseorang untuk mencapai sesuatu
yang lebih daripada yang lainnya. Menurut Dirsjosis dalam Syani (2002:
157) dinyatakan bahwa persaingan merupakan kegiatan yang berupa
perjuangan sosial untuk mencapai tujuan, dengan saling bersaing terhadap
yang lain, namun secara damai, atau setidak-tidaknya tidak saling
menjatuhkan.
3 Pertikaian atau konflik
Pertikaian merupakan bentuk persaingan yang berkembang secara
negatif. Pertikaian adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana pihak yang
satu berusaha menjatuhkan pihak yang lain.
4 Akomodasi
Menurut Soedjono dalam Syani (2002: 159) akomodasi adalah suatu
keadaan dimana suatu pertikaian atau konflik, mendapat penyelesaian,
sehingga terjalin kerjasama yang baik kembali. Sedangkan menurut
Soekamto (2005: 75-79) akomodasi adalah suatu usaha-usaha untuk
mencapai kestabilan. Namun tidak selamanya suatu akomodasi dapat

berhasil sepenuhnya. Disamping terciptanya stabilitas di beberapa bidang,
mungkin di bidang lain masih ada benih pertentangan yang belum
diperhitungkan selama proses akomodasi atau selama orang perorangan atau
kelompok kelompok manusia masih mempunyai kepentingankepentingan
yang tidak bisa diselaraskan satu dengan yang lainnya, maka akomodasi
belum terjadi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial mengandung
pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing
orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga
lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak-pihak yang terlibat melainkan terjadi
saling mempengaruhi, sehingga interaksi sosial dapat membentuk motivasi seseorang

12

untuk tampil seragam dengan orang lain yang menjadikan seseorang berperilaku
tertentu.

2.2 Smartphone
2.2.1 Pengertian smartphone

Smartphone adalah telepon selular dengan mikro prosesor, memori, layar dan

modem bawaan. Smartphone merupakan ponsel multimedia yang menggabungkan
fungsionalitas pc dan handset sehingga menghasilkan gadget yang mewah, dimana
terdapat pesan teks, kamera, pemutar musik, video game, akses e-mail, tv digital,
search engine, pengelolaan informasi pribadi, fitur GPS, jasa telepon internet dan
bahkan terdapat telepon yang juga berfungsi sebagai kartu kredit. Menurut Istiyanto
(Dalam Anasari, 2014) “Smartphone (ponsel cerdas) merupakan salah satu wujud
realisasi ubiquitous computing (ubicomp) di mana teknologi tersebut memungkinkan
proses komputasi dapat terintegrasi dengan berbagai aktifitas keseharian manusia
dengan jangkauannya yang tidak dibatasi dalam suatu wilayah atau suatu scope
area”.
Menurut Wikipedia “Telepon cerdas (smartphone) adalah telepon genggam yang
mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang dengan fungsi yang
menyerupai komputer. Belum ada standar pabrik yang menentukan arti telepon
cerdas. Bagi beberapa orang, telepon pintar merupakan telepon yang bekerja
menggunakan seluruh perangkat lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan
standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi. Bagi yang lainnya, telepon cerdas
hanyalah merupakan sebuah telepon yang menyajikan fitur canggih seperti surel
13


(surat elektronik), internet dan kemampuan membaca buku elektronik (e-book) atau
terdapat papan ketik (baik sebagaimana jadi maupun dihubung keluar) dan
penyambung VGA. Dengan kata lain, telepon cerdas merupakan komputer kecil yang
mempunyai kemampuan sebuah telepon. Sedangkan menurut David Wood, wakil
Presiden Eksekutif PT Symbian OS, “Telepon pintar dapat dibedakan dengan telepon
genggam biasa dengan dua cara fundamental: bagaimanan mereka dibuat dan apa
yang bisa mereka lakukan.
Smartphone berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi enam fungsi

utama, pertama Smartphone adalah sebagai pembantu tugas kantor sehari-hari, kedua
Smartphone adalah peragkat untuk viewer, editing, pembuat file atau dokumen dalam

format Word, TXT, dan PDF, ketiga Smartphone adalah berfungsi sebagai media
untuk melakukan Push E-Mail secara cepat, keempat ponsel cerdas adalah berfungsi
sebagai perangkat teknologi hiburan, Smartphone juga berfungsi sebagai perangkat
untuk mengakses internet dengan jaringan 3G, HSDPA, plus Wi-Fidan terakhir atau
yang keenam Smartphone adalah saat ini lebih banyak berfungsi sebagai pengganti
PC Dekstop atau Komputer.
Smartphone dari segi manfaatnya terbagi atas dua yaitu Hardware dan Software.


Dari segi Hardware Smartphone adalah perangkat yang memiliki hardware dan
software yang lebih baik berdasarkan definisi, Hardware bermanfaaat sebagai

penunjang kerja Smartphone itusendiri ketika digunakan untuk berbagai macam
kebutuhan oleh penggunanya. Dari segi software ponsel pintar Smartphone adalah
perangkat teknologi modern yang sudah diketahui dapat menjalankan software
dengan lebih baik bahkan software dari pihak ketiga. Manfaat utama dari kemampuan
14

menjalankan software ini tentu adalah sebagai pembeda Smartphone dari ponsel
biasa. Contoh manfaat Smartphone dari sisi software adalah tersedianya layanan
akses data. Layanan ini dapat dimanfaatkan oleh setiap Smartphone untuk
memungkinkan penggunanya terhubung dengan konektivitas internet setiap saat
dimanapun mereka berada. Layanan akses data pada Smartphone adalah bermanfaat
untuk keperluan browsing, Email, Chatting, hingga posting. Contoh berikutnya
manfaat dari segi banyaknya aplikasi yang tersedia pada sebuah Smartphone.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Smartphone adalah perangkat yang bukan hanya
sekedar digunakan untuk melakukan sms, menerima dan menjawab panggilan saja,
hadirnya pusat aplikasi pada setiap Smartphone kini dapat dimanfaatkan sebgai

pendukung bisnis , sarana belajar dan sarana hiburan atau game. Smartphone (telepon
cerdas) adalah handphone yang sudah memiliki kemampuan seperti komputer dengan
kemampuan yang selalu terhubung dengan penyedia aplikasi.

2.2.2 Pengaruh Penggunaan Smartphon e Dikalangan Pelajar
Penggunaan Smartphone saat ini bukan hanya sekedar kebutuhan yang
diperlukan saja saat ini Smartphone bahkan anak kecil yang belum semestinya
menggunakan Handphone tersebut sudah banyak yang memiliki ponsel cerdas
tersebut jadi saat ini sebuah Handphone bukan hanya untuk keperluan saja akan tetapi
sudah menjadi gaya hidup.
Menurut B. Santoso (2009: 1-2) menyatakan bahwa “Mulai dari pebisnis,
pejabat, selebritas sampai dengan siswa SMU, tampaknya sudah atau ingin memiliki
Blackberry dengan alasan berbeda, tidak peduli itu sesuai kebutuhan atau tidak”.
15

Seiring berjalannya globalisasi, bisa dibilang sebagian besar remaja sudah
menggunakan

Smartphone.


Mereka

mendapatkan

banyak

manfaat,

dapat

menghubungi teman lebih mudah,mengakses akun jejaring sosial atau blog mereka
langsung ditangan mereka sendiri, mencari bahan pelajaran dari situs-situs diinternet
tanpa harus merasa kurang nyaman atau terlihat kecil. Hingga saat ini, S martphone
masih menjadi trend para remaja di Indonesia, tak terkecuali dilingkungan sekitar
kita. Bahkan, ada yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan gadget mahal
ini, seperti memaksa orang tuanya, mencuri, dll. Trend ponsel pintar ini memang
telahmenguasai pikiran para pelajar dan mahasiswa di Indonesia bahwa “Tidak ada
Smartphone, tidak gaul”, seperti itulah kira-kira.Namun, sebenarnya para pelajar dan

mahasiswa ini tidak perlu mengggunakan smartphone :
1. Banyak fitur yang tidak cocok bagi pelajar. Sebenarnya, smartphone lebih
cocok untuk pebisnis dengan aktifitas padat sehingga memerlukan sebuah
gadget yang lebih mengutamakan konektifitas online dengan kliennya.
2. Melatih pelajar untuk boros. Tarif berlangganan yang disediakan provider
untuk smartphone cukup mahal padahal fitur-fitur yang digunakan hanya
untuk berkonektifitas dengan teman-temannya saja. Ini sungguh tindakan
pemborosan, dan mengajarkan bahwa pemborosan uang untuk hal yang
sebenarnya tidak perlu.
3. Filter diri pelajar masih labil untuk perkembangan teknologi sekelas
smartphone. Kemudahan akses online yang disajikan di ponsel ini
menyebabkan

pergaulan

online

dan

akses

online

pelajar

yang

menggunakannya semakin tidak terkendali. Mereka selalu ingin tahu dan
16

mencoba. Salah jalan, para pelajar ini akan terjebak dalam pergaulan bebas,
penculikan, dantindak kejahatan lainnya. Ya, inilah sebuah kehebatan sebuah
trend , hal yang sebenarnya tidak perlu seolah olah menjadi sebuah keperluan
yang sangat penting dari hal apapun. Lalu memang apa sebenarnya yang
menarik dari ponsel Smartphone ini bagi pelajar ternyata penggunaan
Smartphone di kalangan pelajar hanya sekedar gengsi dan soal PIN BBM

saja, bukan karena memang mereka membutuhkannya.
Jadi dapat dsimpulkan bahwa Smartphone di kalangan pelajar saat ini bukanlah
hal yang asing lagi, semua sudah mengenal apa itu Smartphone walaupun tidak
semua pelajar bisa memilikinya karena harganya yang cukup mahal, akan tetapi saat
ini rata-rata pelajar dari SD sampai SMA sudah memiliki smatrhphone. Memang
rata-rata Smartphone digunakan oleh orang dewasa yang sibuk dengan segala urusan
dan pekerjaannya dan mereka sangat membutuhkan Smartphone, tapi tidak ada
salahnya juga bila para pelajar diberi kepercayaan untuk memegang gadget ini, buat
saya itu merupakan sebuah keistimewaan untuk remaja.
Dari sekian kelebihan yang telah ditawarkan dari suatu ponsel, tetapi terdapat
juga banyak dampak negatif bermunculan. Dampak Negatif: (1) Gadget yang
memiliki berbagai macam aplikasi akan membuat siswa lebih mementingkan diri
sendiri. (2) Siswa yang telah menggunakan media sosial digadget mereka, lebih
banyak menggunakan waktunya untuk berkomunikasi di media sosial dibandingkan
belajar.( Doni Harfiyanto et al. / Journal of Educational Social Studies 4 (1) (2015).
Dampak Positif : 1) Memudahkan untuk berinteraksi dengan orang banyak lewat

17

media sosial. 2) Mempersingkat jarak dan waktu, di era perkembangan gadget yang
canggih yang didalamnya terdapat media sosial seperti sekarang ini, hubungan jarak
jauh tidak lagi menjadi hal yang menjadi masalah dan menjadi halangan. (3)
Mempermudah para siswa mengkonsultasikan pelajaran dan tugas- tugas yang belum
siswa mengerti. Hal ini biasa dilakukan siswa dengan sms atau bbm kepada guru
mata pelajaran. (4) Mengetahui informasi- informasi tentang kegiatan-kegiatan yang
di adakan di sekolah, siswa akan membagi informasi tentang kegiatan, foto yang
berkaitan dengan kegiatan di sekolah kemudian membagikannya di grup atau juga
bisa langsung membagikan kepada orang-orang tertentu. .( Doni Harfiyanto et al. /
Journal of Educational Social Studies 4 (1) (2015).
2.2.3 Aplikasi didalam smartphone
Aplikasi Smartphone tidak hanya sebatas untuk menelpon maupun ber sms,
tetapi juga memiliki aplikasi lain untuk berkomunikasi. Seperti menonton video,
mendengarkan music, membaca berita, bahkan sosial media. Maka dari itu pengguna
smartphone merasa dimudahkan dan merasa smartphone sangat dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari. Karena ketika pengguna merasa bosan atau tidak bisa
mendapatkan informasi, smartphone menjadi salah satu bagian dari kebutuhan
masyarakat. Berikut penjelasan tentang aplikasi smartphone :
a. Video
Video Menurut Sadiman (dalam Anasari, 2014) bahwa video merupakan media

audio visual yang menampilkan gerak. Beberapa manfaat dari video, antara lain: (1)
Video dapat merekam peristiwa yang terjadi secara cepat dan praktis dan dapat

18

menampilkan tayangan atau hasil pengambilan film secara cepat pula tanpa proses
lebih lanjut. (2) Video dapat memperbesar atau memperkecil ukuran dan waktu dari
suatu proses. (3) Video dapat diputar ulang. (4) Video dapat ditampilkan di televisi
yang besar maupun kecil.
b. Media Sosial
Media sosial Media sosial atau disebut juga sosial media adalah media yang
didesain untuk memudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif atau dua arah.
Media sosial berbasis pada teknologi internet yang mengubah pola penyebaran
informasi dari yang sebelumnya bersifat satu ke banyak audiens, banyak audiens ke
banyak audiens (Paramitha, 2011:42). Biasanya disertai dengan proses pemungutan
suara untuk membuat media item menjadi populer. Defenisi media sosial diperluas
dikatakan bahwa media sosial adalah demokratisasi informasi, mengubah orang dari
pembaca konten ke penerbit konten. Hal ini merupakan pergeseran dari mekanisme
siaran ke model banyak ke banyak, berakar pada percakapan antara penulis, orang,
dan teman sebaya. berdasarkan defenisi tersebut diketahui unsur-unsur fundamental
dari media sosial yaitu pertama, media sosial melibatkan saluran sosial yang berbeda
dan online menjadi saluran utama. Media sosial dapat mengambil berbagai bentuk,
termasuk forum internet, papan pesan, weblog, wiki, podcast, gambar dan video.
Teknologi seperti blog, berbagi gambar, dinding posting, e-mail, instant messaging,
music-sharing pembuatan grup dan voice over IP . Beberapa Jenis aplikasi media
sosial adalah Bookmarking, Content Sharing, Wiki, Flikcr, Connecting, Creatingopinion, Blog (Puntoadi, 2011: 34).

19

c. Musik
Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur
dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Musik biasanya
mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna bunyi (Syukur, 2005). Dari
defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang diatur menjadi
sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and
silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu dalam urutan, kombinasi, dan
hubungan temporal yang berkesinambungan sehingga mengandung ritme, melodi,
warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya dihasilkan oleh alat musik atau suara
manusia yang dapat menyenangkan telinga dan mengekspresikan ide, perasaan, emosi
atau suasana hati.
d. Game
Games Menurut Eddy Liem, Direktur Indonesia Gamer, sebuah pencinta

games di Indonesia, game online adalah sebuah game atau permainan yang
dimainkan secara online via internet, bisa menggunakan PC (personal computer) atau
konsul game biasa seperti PS2 ,X-Box dan sejenisnya. Game online disebutkan
mengacu pada sejenis games yang dimainkan melalui jaringan komputer, umumnya
dimainkan dalam jaringan internet. Biasanya internet games dimainkan oleh banyak
pemain dalam waktu yang bersamaan dimana satu sama lain bisa tidak mengenal.
Game online adalah bentuk teknologi yang hanya bisa diakses melalui jaringan

komputer (www.en.wikipedia.org/online games).

20

e. News
News Menurut Wollert dalam Media Writing : News for the Mass Media
mengemukakan dalam definisi sederhana, berita adalah apa saja yang ingin dan perlu
diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat (Sumandiria, 2005:64). Dengan
melaporkan berita, media massa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
apa yang mereka butuhkan.
2.2.4 Intensitas penggunaan smartphone
Pengertian intensitas dalam kehidupan sehari-hari dapat dipahami sebagai ukuran
atau

tingkat.

Dalam

kamus

bahasa

Inggris,

intensitas

diistilahkan

dengan intensity, diartikan dengan kehebatan (hebat, kuat) (Echols & Shadily, 2009).
Intensitas juga dipahami sebagai suatu kekuatan yang mendukung suatu pendapat
atau suatu sikap. Chaplin,( dalam Anasari 20014). Azwar mengartikan intensitas
sebagai kekuatan atau kedalaman sikap terhadap sesuatu.
Penelitian yang di lakukan Maria, dkk. 2014, menunjukkan bahwa dari 70 orang
sampel yang di ambil didapatkan terlihat bahwa penggunaan tablet computer dalam
sehari paling banyak adalah 2-3 jam yaitu sebanyak 14 orang (50.0%), dan lebih dari
4 jam sebanyak 25.0%), sedangkan lama penggunaan 1-2 jam sebanyak 4 orang
(14.3%) dan kurang dari 1 jam sebanyak 3 orang (10.75%). Maka dari penelitian ini
dapat dilihat bahwa 50% orang menngunakan smartphonenya dengan intensitas 2-3
jam dalam sehari. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa tekhnologi khususnya
smartphone memang sudah mendarah daging dan tidak dapat dipisahkan dalam

kehidupan manusia modern sekarang.

21

2.3 Hasil penelitian yang relevan
Dalam penelitian ini peneliti menyertakan tentang hasil-hasil penelitian terkait
dengan pengaruh penggunaan smartphone, seperti penelitian yang dilakukan Anasari
(2014) tentang Dampak Penggunaan Smartphone pada Remaja terhadap Interaksi
dalam Keluarga di Kabupaten Sleman. Fakultas Ilmu Sosial Hasil penelitian
menunjukkan remaja di Sleman yang menggunakan smartphone ternyata lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk mengakses informasi maupun berkomunikasi
melalui smartphone yang dimiliki. Baik itu menggunakan fasilitas SMS, media
sosial maupun aplikasi instant messenger di dunia maya yang bisa diunduh secara
gratis dan digunakan melalui smartphone. Para remaja yang sudah tercandu dengan
smartphone, sangat sulit bagi mereka untuk membagi waktu, seperti waktu belajar

yang semakin berkurang karena mereka hanya fokus dengan smartphone yang
dimilikinya. Bahkan interaksi dengan keluarga juga ikut terpengaruh. Penggunaan
smartphone memberikan perubahan terhadap pola interaksi antara remaja dengan

orang tua. Saat proses komunikasi muncul noise (gangguan) yang membuat
perhatian remaja menjadi teralih saat diajak berkomunikasi secara tatap muka.
Namun dibalik dampak negatif yang muncul akibat penggunaan smartphone,
ternyata smartphone juga dapat memberikan manfaat bagi remaja dalam
berkomunikasi baik dengan anggota keluarganya maupun dengan teman-temannya.
Akses informasi melalui internet juga semakin mudah dan memperlancar komunikasi
remaja baik dalam hal bersosialisasi maupun pendidikan mereka.
Muhammad Firgiawan Khafidi (2011)Pengaruh Smartphone terhadap Interaksi Sosial
Mahasiswa di Kota Tangerang Salah satu pengaruh smartphone dalam hal interaksi
22

sosial yaitu meningkatnya ruang individual manusia karena telah memperoleh
informasi melalui media komunikasi yang canggih. Orang akan lebih menyukai
mengutak-atik

smartphone- nya daripada bersosialisasi dengan orang lain di

sekitarnya.
Bayu Firdaus, (2015) Dampak Penggunaan Smartphone Terhadap nteraksi Sosial
di Kalangan Mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam. Smartphone dilengkapi dengan fitur-fitur sosial media yang
dijadikan sebagai perantara dalam berinteraksi dengan sesama. Selain itu, para
mahasiswa juga menggunakan smartphone sebagai salah satu penunjang media
pembelajaran. Smartphone dapat mempengaruhi proses interaksi sosial mahasiswa
Jurusan Sosiologi Agama. Smartphone menjadikan para mahasiswa malas untuk
bersilaturrahim, baik dengan teman maupun keluarganya, mereka lebih suka
berinteraksi melalui fitur sosial media yang ada dalam smartphone daripada
berinteraksi secara langsung. Smartphone dapat menghilangkan rasa solidaritas dan
rasa hormat mereka kepada sesama, bahkan kepada yang lebih tua, karena mereka
tidak menghargai temannya saat diajak berinteraksi.
2.4 Hipotesis
Melihat dari beberapa penelitian di kajian yang relevan sebelumnya tentang
pengaruh smartphone terhadap interaksi sosial, Maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan smartphone terhadap interaksi
sosial siswa kelas X SMK Kristen BM (Bisnis Dan Manajemen) Salatiga.

23