S KOR 1005497 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian
Olahraga merupakan kebutuhan manusia yang merupakan unsur pokok dan

sangat berpengaruh dalam pembentukan jiwa dan raga yang kuat. Sebagaimana
dijelaskan oleh Giriwijoyo (1992, hlm. 57), “olahraga adalah rangkaian gerak raga
yang teratur dan terencana yang dilakukan orang untuk mencapai suatu maksud
atau tujuan tertentu”. Sehingga manusia yang melakukan olahraga teratur
memiliki kesehatan yang lebih baim dibandingkan dengan manusia yang tidak
berolahraga.
Dalam dunia olahraga dikenal berbagai macam cabang olahraga, salah
satunya adalah olahraga gulat yang termasuk kedalam jenis cabang olahraga
beladiri. Olahraga gulat merupakan olahraga individu yang memiliki karakter
permainan dengan posisi saling berhadapan dengan sentuhan fisik langsung yang
tujuannya saling menjatuhkan lawan. Sebagaimana dijelaskan menurut PGSI
(1980, hlm. 1) bahwa “Gulat adalah suatu kegiatan yang menggunakan tenaga
didalamnya dimungkinkan mengandung suatu perkelahian, pertarungan yang

sengit untuk mengalahkan lawan dengan saling menarik, mendorong, membanting
dan mengunci”. Apabila dilihat dari sejarahnya olahraga gulat terbilang olahraga
yang cukup tua keberadaannya. Hal ini di pertegas oleh Erawan ( 2008, hlm. 3)
“Olahraga gulat telah muncul sekitar 2050 SM, terbukti dengan adanya
peninggalan bangsa Mesir dilukiskan pada dinding kuburan Raja Bani Hasan”.
Era globalisasi dalam abad informasi telah membawa pengaruh yang sangat
besar terhadap kehidupan masyarakat dunia yang beranekaragam. Sedangkan dari
waktu ke waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat,
arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain munculnya
persaingan dalam berbagai bidang kehidupan diantaranya olahraga. Seiring
berkembangnya dunia olahraga di kalangan masyarakat, pada akhirnya dapat
merubah pola hidup berolahraga pada kaum wanita. Terlibatnya wanita pada
olahraga yang berbau body contact tidak lagi menjadi hal yang aneh, kesadaran
1
Ulantri, 2015
STUDI TENTANG PERSEPSI ATLET PUTRI DAN ORANG TUA TERHADAP KETERLIBATAN ATLET
PUTRI DALAM CABANG OLAHRAGA GULAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2


akan samanya kemampuan antara wanita dengan laki-laki membawa kaum wanita
untuk terlibat kedalam olahraga keras yang sering diartikan sebagai lambang
maskulinitas. Adapun munculnya olahraga gulat wanita di Indonesia pada tahun
2000 menjadi titik awal perkembangan gulat wanita, hal ini diperkuat dari hasil
wawancara penulis terhadap Kunia Hadi selaku pelatih Pelatda Jabar, bahwa
“Olahraga gulat wanita pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 2000 yaitu
dengan diselenggarakannya eksebisi gulat di gor pajajaran Bandung, Jawa Barat
dan pertama kali di pertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) pada
tahun 2008”. Hingga sekarang dikanca Internasional olahraga gulat wanita sudah
dipertandingan pada Olimpiade.
Perlu ada kebijakan yang merefleksikan pendekatan edukatif dan ilmiah
dalam suatu sistem pembinaan olahraga sejak usia muda yang pada akhirnya
pelatih dapat mengidentifikasi dan memilih bibit atlet harus mempertimbangkan
bakat atau prestasi atlet sejak dini salah satunya melalui lembaga sekolah dengan
kegiatan ekstrakulikuler. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik secara formal maupun nonformal.
Kegiatan belajar mengajar (formal) dilakukan disekolah ditandai dengan adanya
kurikulum dan ketentuan tertentu, sedangkan kegiatan ekstrakulikuler (informal)
berfungsi sebagai wadah untuk menyalurkan minat dan bakat siswa di luar kegiatan

belajar mengajar.

Pertumbuhan dan perkembangan atlet dapat terjadi dengan atau tanpa
latihan. Program pelatihan hendaknya diperhatikan dan dimaksimalkan dengan
tujuan serta sasaran utama yang ingin dicapai, hal ini tentunya memerlukan faktor
latihan yang optimal, terencana dan berkelanjutan. Adapun empat aspek latihan
yang perlu di perhatikan dan dilatih secara seksama oleh seorang atlet yaitu
latihan teknik, latihan taktik, latihan fisik dan latihan mental. Dalam hal ini
Harsono ( 1988, hlm. 100) menjelaskan bahwa:
Tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk
membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal
mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada empat aspek yang perlu
diperhatikan dan dilatih secara maksimal oleh atlet, yaitu (a) latihan fisik,
(b) latihan teknik, (c) latihan taktik, dan (d) latihan mental.
Ulantri, 2015
STUDI TENTANG PERSEPSI ATLET PUTRI DAN ORANG TUA TERHADAP KETERLIBATAN ATLET
PUTRI DALAM CABANG OLAHRAGA GULAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3


Terdapat aspek lain yang harus diperhatikan dalam olahraga prestasi, yaitu
aspek psikologi, lingkungan, sosial dan kebudayaan. Sejalan dengan penjelasan
Harsono di atas menyebutkan bahwa latihan mental merupakan hal yang harus
diperhatikan dan dilatih secara maksimal. Adanya latihan mental maka secara
tidak langsung perkembangan emosional ikut terbentuk untuk itu pemberian
pelatihan mental pun harus sesuai dengan karakter cabang olahraga yang akan
dilatih.
Psikologi olahraga merupakan salah satu usaha untuk membantu dan
membina seseorang untuk mencapai kedewasaan melalui pembelajaran, baik itu di
sekolah ataupun klub. Persepsi merupakan studi tentang pengaruh sosial terhadap
proses individu yang termasuk kedalam bagian dari psikologi sosial. Persepsi
memiliki makna yaitu pandangan seseorang terhadap aktivitas mengindera,
mengorganisasi, dan menginterpretasikan serta menilai stimulus yang ada dalam
lingkungan. Persepsi juga memiliki makna kemampuan untuk membeda-bedakan,
mengelompokkan, memfokuskan dan sebagiannya itu disebut sebagai kemampuan
untuk mengorganisasikan pengamatan atau persepsi, Menurut Sarlito (1976, hlm.
39). “Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera
atau juga disebut proses sensoris”. Setiap individu dapat memunculkan persepsi

yang berbeda-beda karena memiliki pandangan masing-masing tentang suatu
obyek yang telah diamati. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatan
bahwa persepsi yaitu proses psikis yang ada dalam diri seseorang, yang dapat
berupa kesan, anggapan, atau penilaian seseorang terhadap suatu objek atau
lingkungan, sehingga menghasilkan gambaran atau anggapan pada diri seseorang
terhadap apa yang telah diamati.
Proses persepsi atlet putri terhadap olahraga gulat dapat ditinjau dari
kualitas pelatihan. Atlet akan membuat persepsi mengenai kualitas pelatihan dari
apa yang ditangkap oleh inderanya, kemudian dari hasil persepsinya itu atlet akan
bereaksi. Reaksi yang muncul dapat berupa reaksi positif ataupun reaksi negatif.
Reaksi positif ditandai dengan munculnya tindakan-tindakan yang menunjang ke
arah tercapainya kemampuan dalam berlatih, sedangkan reaksi negatif di tandai

Ulantri, 2015
STUDI TENTANG PERSEPSI ATLET PUTRI DAN ORANG TUA TERHADAP KETERLIBATAN ATLET
PUTRI DALAM CABANG OLAHRAGA GULAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4


dengan tidak ada respons baik terhadap latihan. Perbedaan persepsi setiap individu,
akan mempengaruhi kemampuan atlet dalam berlatih dan pencapaian pretasi.

Hasil berlatih atlet tidak hanya tergantung pada faktor keterampilan pelatih
dan fasilitas di sekolah saja, namun juga pada peran orang tua yang dapat
menunjang kegiatan pelatihan. Kegiatan dan keberhasilan atlet secara umum
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu sendiri, sedangkan faktor
ekesternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu yaitu lingkungan.
Lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan latihan
maupun pembelajaran, yaitu sebagai motivasi bagi anak serta membantu setiap
perkembangan prestasi akademik maupun prestasi non akademik.
Dalam proses latihan, peran orang tua diharapkan dapat memberi dorongan
terbesar dalam kesuksesan seorang anak, karena orang tua merupakan pemegang
kunci utama bagi keberhasilan anak dan dianggap mampu memberikan perhatian
yang lebih baik secara moril, materi, kasih sayang dll. Mengingat pentingnya
ekstrakulikuler sebagai aktivitas tambahan anak, orang tua hendaknya bisa
mengarahkan serta membimbing anak agar berada pada lingkungan positif. Orang
tua memberikan kebebasan kepada anaknya untuk memilih ekstrakulikulernya
sendiri serta teman-teman sepermainannya. Tetapi orang tua tetap bertanggung

jawab dan menjamin agar pilihan anak tersebut tepat sehingga ekstrakulikuler
yang dipilih tersebut dapat memberikan pengaruh yang sehat bagi pertumbuhan
kearah kedewasaan. Dalam hal ini sikap orang tua harus menjadi pendamping
yang bijak untuk kemajuan yang ingin dicapai anaknya.
Diketahui bahwa sikap yaitu perilaku yang menyangkut kecendrungan
seseorang untuk bereaksi, berpersepsi terhadap sesuatu dan menjadi suatu
keyakinan yang mendorong untuk menentukan tentang apa yang diinginkan serta
kecenderungan untuk bertindak, berfikir. Menurut Sarlito, (1976, hlm. 94) sikap
dapat didefenisikan sebagai berikut: “Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk
bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu”.
Bila dikaitkan dengan olaraga gulat, maka orang tua hendaknya mempunyai
sikap agar anaknya mempunyai kegiatan olahraga. Keterlibatan seorang anak

Ulantri, 2015
STUDI TENTANG PERSEPSI ATLET PUTRI DAN ORANG TUA TERHADAP KETERLIBATAN ATLET
PUTRI DALAM CABANG OLAHRAGA GULAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5


dalam olahraga akan lebih banyak memberikan kesempatan baginya untuk
merasakan bermacam-macam keterampilan gerak dan bersosialisasi dalam
lingkungan. Dari hasil sosialisasi ini, sifat, perilaku, serta aspek kepribadian
diharapkan akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Juga diharapkan akan
tumbuh sifat bersaing yang dilandasi sportivitas tinggi, menghargai lawan
bermain, menghargai usaha sendiri, percaya diri, dan kemampuan mengendalikan
emosi. Pada akhirnya anak bisa mengenal, menyadari, dan berpresepsi baik
kelebihan maupun kekurangannya dalam berolahraga. Itulah hal-hal yang melatar
belakangi penelitian ini dengan tujuan untuk mengatahui persepsi orang tua dan
atlet putri terhadap keterlibatan atlet putri dalam cabang olahraga gulat.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang disampaikan pada latar belakang maka penulis
mengidentifikasi beberapa masalah terkait dengan persepsi atlet putri dan orang
tua terhadap keterlibatan atlet

putri dalam cabang olahraga gulat. Persepsi

merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera,
keterlibatan atlet putri dalam ekstrakulikuler gulat dapat dikatakan kurang
dominan, berbagai penyebab kesulitan mengajak atlet putri diantaranya

disebabkan oleh pandangan anak terhadap gulat, oleh sebab itu penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.

Persepsi atlet putri terhadap keterlibatan atlet putri dalam olahraga gulat.

2.

Persepsi orang tua terhadap keterlibatannya dalam olahraga gulat.
Kemudian untuk menghindari terlalu luasnya cakupan pembahasan

penulispun membatasi ruang lingkup penyusunan karya ilmiah ini. Adapun ruang
lingkup karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (� ) dalam penelitian ini adalah persepsi atlet putri.
2. Variabel bebas (� ) dalam penelitian ini adalah persepsi orang tua.
3. Penelitian ini terbatas pada lingkup atlet putri yang tergabung dalam club
gulat Batujajar.
4. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif .
5. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet putri kelas VII SMP
beserta orang tuanya masing-masing sebanyak 30 orang.

Ulantri, 2015
STUDI TENTANG PERSEPSI ATLET PUTRI DAN ORANG TUA TERHADAP KETERLIBATAN ATLET
PUTRI DALAM CABANG OLAHRAGA GULAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

C. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data, dan analisis data, sehingga pada akhirnya
akan menjadi sebuah kesimpulan atau temuan sebuah penelitian. Adapun
pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:
1.

Bagaimana persepsi atlet putri terhadap cabang olahraga gulat ?

2.

Bagaimana persepsi orang tua terhadap cabang olahraga gulat ?


3.

Bagaimanakah perbedaan persepsi atlet putri dan orang tua terhadap cabang
olahraga gulat ?

D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang penulis uraikan, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1.

Untuk mengetahui kecenderung persepsi atlet putri terhadap cabang olahraga
gulat.

2.

Untuk mengetahui kecenderungan persepsi orang tua terhadap cabang
olahraga gulat

3.

Untuk mengetahui perbedaan persepsi antara atlet putri dengan orang tua
terhadap cabang olahraga gulat.

E. Manfaat Penelitian
Dalam setiap penelitian atau penulisan maupun kelompok diharapkan dapat
bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun bagi masyarkat umum.
Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut :
1.

Secara teoritis dapat dijadikan informasi, inovasi dan keilmuan yang
bermanfaat bagi masyarakat dan lembaga olahraga terhadap pengembangan
pada cabang olahraga gulat.

2.

Secara praktis apabila hasil penelitian ini sesuai, maka dapat memberi
masukan bagi para pelatih untuk dijadikan acuan dalam pembinaan atlet bagi
kaum wanita untuk mencapai prestasi optimal.

F. Batasan Masalah Penelitian
Ulantri, 2015
STUDI TENTANG PERSEPSI ATLET PUTRI DAN ORANG TUA TERHADAP KETERLIBATAN ATLET
PUTRI DALAM CABANG OLAHRAGA GULAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian agar dalam penelitian ini
tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan.
1.

Variabel bebas (� ) dalam penelitian ini adalah persepsi atlet putri

2.

Variabel bebas (� ) dalam penelitian ini adalah persepsi orang tua

3.

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet putri usia sekolah di Batujajar
kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 30 orang.

4.

Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua atlet club gulat Batujajar
kabupaten Bandung barat yang berjumlah 30 orang.

G. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini perlu diberikan batasan-batasan masalah yang jelas
sehingga tidak terjadi salah penafsiran. Adapun istilah-istilah tersebut adalah
sebagai berikut:
1.

Studi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa studi
adalah pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu
kasus secara mendalam dan utuh. Yang dimaksud studi dalam penelitian ini
adalah studi kasus mengenai presepsi atlet dan orang tua terhadap cabang
olahraga gulat.

2.

Persepsi. Menurut Sarlito (1976, hlm. 39) adalah: kemampuan untuk
membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagiannya itu.
Disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan atau
persepsi.
a. Presepsi Atlet Putri pada penelitian ini maksudnya adalah tanggapan atau
penerimaan atlet putri terhadap cabang olahraga gulat.
b. Presepsi Orangtua pada penelitian ini maksudnya adalah tanggapan yang
menimbulkan sikap kepada perkembangan prestasi anaknya.

3.

Olahraga menurut Giriwijoyo (1992, hlm. 57) adalah: serangkaian gerak raga
yang teratur dan terencana yang dilakukan orang untuk mencapai suatu
maksud atau tujuan tertentu.

4.

Gulat menurut Bambang (2008, hlm. 1) adalah: suatu kegiatan yang
menggunakan

tenaga

yang

didalamnya

dimungkinkan

mengandung,

Ulantri, 2015
STUDI TENTANG PERSEPSI ATLET PUTRI DAN ORANG TUA TERHADAP KETERLIBATAN ATLET
PUTRI DALAM CABANG OLAHRAGA GULAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

pertarungan yang sengit untuk memenangkan terhadap lawan denan cara
saling memukul, menendang, mencekik, bahkan menggigit.

H. Struktur Organisasi Penelitian
Struktur organisasi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan
bagian bab dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini struktur organisasi
penelitian dirinci sebagai berikut :
BAB I Memuat tentang pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian,
identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau
signifikansi penelitian, dan sturuktur penelitian.
BAB II Menerangkan tentang konsep, teori, dan pendapat para ahli terkait
dengan masalah yang diteliti dalam menyusun pertanyaan dan tujuan
penelitian.
BAB III Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk
komponen yang lainnya seperti populasi dan sampel, variabel, dan
teknik analisis data.
BAB IV Membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi
pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan
masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian
dan pembahasan atau analisa temuan.
BAB V Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang memaparkan hasil
analisis temuan penelitian.

Ulantri, 2015
STUDI TENTANG PERSEPSI ATLET PUTRI DAN ORANG TUA TERHADAP KETERLIBATAN ATLET
PUTRI DALAM CABANG OLAHRAGA GULAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu