Pemanfaatan Tongkol Jagung Dan Limbah Teh Sebagai Bahan Briket Arang

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan teknologi mempengaruhi kegiatan ekonomi yang akhirnya
juga berpengaruh pada kebutuhan energi yang semakin terbatas, sehingga
ketergantungan manusia akan energi fosil harus dibatasi, mengingat kenaikan
harga minyak dunia yang semakin tinggi. Biaya produksi dan transportasi yang
tinggi dari kebutuhan pokok menunjukkan bahwa kenaikan harga energi telah
terjadi secara langsung saat ini. Sehingga perlu adanya kebijakan energi yang
harus segera dilakukan, antara lain dengan mendorong termanfaatkannya energienergi secara lebih efisien dan tepat sasaran, serta meningkatkan teknologi dan
ketersediaan informasi tentang energi alternatif secara lebih meluas, serta
menghemat pemakaian energi fosil dengan pemanfaatan energi terbarukan
(Soelaiman, 2013).
Pada tahun 1975, konsumsi energi per kapita per tahun pada beberapa
negara berkembang seperti di Indonesia sekitar 27 x 105 joule, sedangkan
konsumsi energi per kapita per tahun pada tahun 2005 yaitu 116 x 105 joule
(Wardhana W,dkk,1998).
Kelangkaan bahan bakar minyak yang menimpa Negara Indonesia ditandai
dengan semakin langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah-tengah

masyarakat dan harga BBM yang merangkak naik disebabkan harga minyak dunia
yang melonjak tinggi. Rencana penghapusan subsidi BBM secara bertahap
menyebabkan kenaikan harga BBM.Kenaikan ini mempengaruhi daya beli
masyarakat di golongan ekonomi lemah dan mengurangi kemampuan dari industri

1

2

kecil yang menggunakan BBM. Selain dari BBM, sumber energi yang mengalami
peningkatan harga yaitu gasLiquefied Petroleum Gas(LPG) (Wijayanti, 2009).
Jika hal ini terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan krisis sumber
energi yang berkepanjangan. Melihat situasi tersebut, perlu dipikirkan suatu
sumber energi alternatif yang lebih murah dan mudah diperoleh.Karena itu
berbagai usaha diversifikasi sumber energi telah banyak dilakukan dan salah satu
diantaranya

adalah

pemanfaatan


limbah

pertanian,

perkebunan

dan

kehutanan.Dimana penghasil limbah terbanyak berasal dari bidang pertanian
(Lubis, 2008).
Beberapa jenis limbah seperti limbah pertanian dan limbah industri
penggergajian kayu dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif
pengganti BBM dan gas.Menurut Pari (2002) untuk mengolah limbah tersebut
menjadi bermanfaat, maka diperlukan teknologi.Teknologi tersebut di antaranya
adalah teknologi pembuatan arang dari serbuk penggergajian kayu.Arang dari
serbuk penggergajian kayu yang dihasilkan dapat diolah lebih lanjut menjadi
produk yang lebih mempunyai nilai ekonomi seperti arang aktif, briket arang,
serat karbon, dan arang kompos.
Briket arang yang dibuat adalah briket dengan komposisi tongkol jagung

dan limbah teh yang dicampur dengan bahan perekat berupa tepung kanji. Bahan
baku berupa tongkol jagung terdapat dalam jumlah yang melimpah, murah dan
terbarukan. Data Biro Pusat Statistik Indonesia (BPS) tahun (2014) menunjukkan
bahwa produksi jagung seluruhnya di Indonesia sekitar 19.032.677ton jagung per
tahun. Total potensi tongkol jagung di Indonesia mencapai 14.967.211ton per
tahun(http://www.bps.go.id/site/resultTab).

3

Bahan limbah teh mudah diperoleh dan terbarukan. Bahan ini juga banyak
terdapat di Indonesia sebagai Negara yang luas akan perkebunan tehnya. Di dalam
setiap proses produksi teh menghasilkan limbah yang terdiri dari limbah padat,
limbah cair dan emisi. Limbah ampas teh merupakan sisa dari setiap tahapan
proses produksi penyeduhan teh. Limbah ampas teh ternyata dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan antara lain menjadi bahan baku pembuatan papan
partikel, pupuk organik dan akan dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan
briket arang (Putro, 2011).
Pada tahun 2010, Untoro Budi Surono melakukan penelitian tentang
kualitas pembakaran biomassa limbah tongkol jagung sebagai bahan bakar
alternatif dengan proses karbonisasi. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh

kadar karbon terikat dan nilai kalor tertinggi sebesar 7128.38 kal/gr, dimana telah
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan nilai minamal 5000 kal/gr.
Pada tahun 2014, Ahmad Rifai Siregar melakukan penelitian tentang
pemanfaatan sekam padi dan limbah teh sebagai bahan briket arang. Dari hasil
penelitian tersebut diperoleh nilai kalor tertinggi yaitu 5661.41 kal/grdengan
komposisi bahan pembuat briket yaitu ampas teh dan sekam padi (100% : 0%)
dimana nilai kalor tersebut telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)
dengan nilai minimal 5000 kal/gr.
Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan briket arang dari bahan
utama tongkol jagung dan limbah teh sebagai sumber energi alternatif.
Diharapkan dengan pembuatan briket arang ini mampu mengubah limbah
pertanian yang kurang termanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat
seperti bahan bakar dengan efisiensi konversi cukup baik dan bernilai

4

ekonomis.Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar alternatif
dengan teknologi pengolahan yang murah dan sederhana.
Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji komposisi briket arang dengan bahan bakutongkol jagung dan

limbah ampas teh terhadap parameter kerapatan, nilai kalor, kadar air, dan
kadar abu.
Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan
syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Memberikan informasi tentang pemanfaatan limbah tongkol jagung dan
limbah teh menjadi briket bioarang yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
alternatif sehingga diharapkan dapat mengurangi pemakaian BBM.
3. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang akan melanjutkan penelitian
ini.
4. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam pembuatan briket bioarang.
Hipotesis Penelitian
Diduga ada pengaruh variasi komposisi bahan briket arang terhadap mutu
briket yang dihasilkan.
Batasan Penelitian
Penelitian hanya memfokuskan pada komposisi briket bioarang yang akan
dihasilkan. Briket bioarang yang dimaksud adalah briket yang berasal dari
biomassa, yaitu tongkol jagung dan limbah teh. Pemilihan kedua sampel tersebut


5

didasarkan pada ketersediaan bahan baku sehingga memudahkan penelitian yang
akan dilakukan.