PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHAD

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA
GURU

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Statistik Inferensial”
Dosen pengampu: Dr. Bambang Ismanto, M.Si dan Prof. Dr. Slameto, M.Pd

Oleh:
RIRIN TIUS EKA MARGARETA
NIM: 942016021

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2016

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA
GURU
Ririn Tius Eka Margareta
942016021@student.uksw.edu
Universitas Kristen Satya Wacana

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah
terhadap kinerja guru. Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Data yang
digunakan adalah data sekunder. Hipotesis penelitian yaitu Ho= tidak ada
pengaruh signifikan antara supervisi oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru
dan Ha= ada pengaruh signifikan antara supervisi oleh kepala sekolah terhadap
kinerja guru. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif menggunakan SPSS 22,
data berdistribusi tidak normal maka peneliti menggunakan analisis statistik non
parametrik. Dari uji hipotesis, diperoleh besarnya persentase pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat yang disebut koefisien determinasi yang
merupakan hasil dari pengkuadratan R (R2) sebesar 0,328, yang mengandung
pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (supervisi) terhadap variabel terikat
(kinerja) adalah sebesar 32,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
diluar kinerja . Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan persamaan regresi Y
= 0,935 + 0,704X. Selain itu, nilai t hitung = 5,414 dan nilai signifikansi 0,000 <
0,05 maka HO ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada pengaruh yang nyata
(signifikan) variabel kinerja (X) terhadap variabel kinerja (Y). Rekomendasi yang
diberikan oleh penulis untuk pembaca khususnya kepala sekolah adalah
menggunakan teknik supervisi yang tepat dan melaksanakan dengan intensif serta
mempertimbangkan upaya-upaya lain sebagai alternatif guna meningkat kinerja

guru.
Kata kunci: kinerja guru, supervisi kepala sekolah

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan mutu peserta didik
secara holistik. Peningkatan mutu ini tidak terlepas dari peran serta setiap
stakeholder pendidikan. Dalam lingkup sekolah, guru memiliki peran yang
penting dan strategis dalam keberhasilan peserta didik. Keberhasilan
penyelenggaraan pembelajaran sangat ditentukan oleh sejauh mana kesiapan
guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar
mengajar (Nurhidayah, Haryono, & Hasiholan, 2016). Hal ini menunjukkan
pentingnya kesiapan guru terutama dalam merencanakan, melaksanakan, dan
melakukan

penilaian


terhadap

hasil

belajar

peserta

didik,

serta

mengevaluasinya.
Idealnya, dalam meningkatkan mutu peserta didik dibutuhkan guru
yang bermutu/ berkualitas. Berkaitan dengan hal ini, kualitas guru juga
dipengaruhi oleh kinerja. Kinerja guru merupakan tingkat keberhasilan guru
dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai tanggung jawab dan
wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama
periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan (Barnawi, 2012:
14 dalam Mafudah & Asrori, 2016). Dengan demikian, kinerja guru

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tujuan sekolah
yang berakhir pada tujuan pendidikan secara keseluruhan. Namun pada
kenyataannya, kinerja guru masih belum baik sehingga hal ini perlu menjadi
salah satu perhatian bagi setiap pihak terkait khususnya para pemimpin
pendidikan.
Kepala sekolah sebagai pemimpin sekaligus supervisor bagi guru,
memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja guru. Peran kepala
sekolah sebagai supervisor adalah meningkatkan keberhasilan keseluruhan
program pembelajaran dengan membantu guru memecahkan masalah di kelas
(Sobri, 2013). Kepala sekolah perlu merencanakan program supervisi bagi

2

guru. Berbagai teknik supervisi baik secara kelompok maupun individu perlu
dipahami oleh kepala sekolah. Dalam perencanaan program supervisi, kepala
sekolah harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari program pembelajaran
yang disusun oleh guru. Hal ini juga menjadi pedoman bagi kepala sekolah
dalam penyusunan program supervisi. Pelaksanaan dan evaluasi program
supervisi


ditujukan

mengembangkan

untuk

program

membantu
pembelajaran

guru
guna

dalam

meningkatkan/

memberikan


layanan

pendidikan yang bermutu bagi peserta didik.
Kinerja seseorang termasuk guru dipengaruhi oleh motivasi internal
dan eksternal. Motivasi internal merupakan dorongan atau variabel-variabel
atau hal-hal yang berasal dari dalam diri seseorang sedangkan motivasi
eksternal berasal dari luar. Supervisi kepala sekolah merupakan variabel yang
berasal dari luar diri guru tetapi memiilik peran penting dalam memotivasi
guru termasuk meningkatkan kinerja (Syarif, 2011). Dengan supervisi oleh
kepala sekolah diharapkan kinerja guru meningkat. Oleh karena itu, penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap
kinerja guru serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kinerja guru melalui supervisi kepala sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru?
2. Upaya-upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru
melalui supervisi kepala sekolah?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.
2. Mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kinerja guru melalui supervisi kepala sekolah.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

3

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan
pembaca khususnya tentang pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap
kinerja guru.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini ditujukan kepada pemangku
kepentingan khususnya kepala sekolah yaitu menerapkan teknik supervisi
yang tepat (sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik guru) dan intensif
untuk meningkatkan kinerja guru.

4

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Supervisi Kepala Sekolah

Supervisi adalah kata benda, berasal dari kata to supervise atau to
oversee in order to direct, terjemahannya mengawasi atau mengendalikan
(Muljono, 2010). Dalam bahasa Inggris, supervisi sama dengan supervision,
yang artinya pengawasan atau pengendalian. Jadi, supervisi adalah tindakan
yang dilakukan oleh pimpinan terhadap aktifitas, kreatifitas, inovasi, kinerja
orang-orang yang dipimpin dengan tujuan untuk mengevaluasi dan melakukan
tindak lanjut terhadap hasil penilaian.
Dewasa ini pengertian supervisi dalam kaitannya dengan kegiatan
pendidikan yaitu suatu usaha atau kegiatan yang berkepentingan dengan
segala sesuatu yang memajukan perkembangan guru, staf dan siswa. Supervisi
merupakan suatu usaha atau kegiatan pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah atau lembaga pendidikan lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif dan efisien. Supervisi
adalah suatu proses yang merupakan bagian dari proses pendidikan, juga
sebagai proses sosial yang demokratis, yang fungsi utamanya ialah
kepemimpinan (Muljono, 2010). Fungsi supervisi ialah memberi petunjuk,
mendorong, menjelaskan, membimbing, dan membantu meningkatkan situasi
belajar, serta membantu para guru agar ia mengajar lebih baik
Pada dasarnya supervisi dilakukan oleh pihak yang memiliki
kemampuan lebih baik daripada yang disupervisi karena tujuan supervisi

adalah membantu untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Selain
itu, kegiatan supervisi perlu direncanakan dengan baik. Supervisi bukan
sarana untuk mencari kesalahan-kesalahan guru dan berhenti pada
pelaksanaan supervisi. Melalui supervisi, siswa dan guru memperoleh bantuan
untuk meningkatkan mutu yang pada akhirnya meningkatkan mutu
pendidikan. Kepala sekolah (supervisor) perlu melakukan diskusi dan
memberikan diri untuk bersedia membantu guru dalam menyiapkan peserta

5

didik dalam proses pembelajaran. Pertumbuhan para siswa inilah yang
menjadi tujuan utama dari seluruh proses pendidikan (Muljono, 2010).
Keberhasilan pendidikan ditunjukan output bahkan outcome pendidikan yaitu
siswa. Hal ini tidak terlepas dari peran setiap pihak-pihak terkait terutama
guru.
Supervisi kepala sekolah merupakan usaha kepala sekolah dalam menstimulasi
secara kontinu perkembangan guru-guru di sekolah, baik secara individu maupun
secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh
fungsi pengajaran sehingga guru dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan
setiap murid secara kontinu, serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam

interaksi belajar dan mengajar (Syarif, 2011).

Pendapat Syarif menegaskan kembali akan pentingnya peran kepala sekolah
sebagai supervisor dalam mendorong guru untuk mengembangkan diri dan
begitu pula selanjutnya. Guru perlu mendorong dan membimbing siswa dalam
proses pembelajaran yang bermakna.
Dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah dipaparkan lima dimensi kompetensi kepala sekolah. Salah
satu dimensi kompetensi yang dimaksud adalah supervisi. Adapun fungsi
supervisi berdasarkan dimensi kompetensi supervisi, yaitu:
1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru,
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan
3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
Ketiga fungsi diatas perlu dipahami dan dilaksanakan oleh kepala sekolah
dalam merencanaan, melaksanakan, mengevaluasi, dan menindaklanjut
program supervisi untuk perbaikan maupun pengembangan di masa
mendatang.

2.2 Kinerja Guru
Robbins menyatakan bahwa kinerja adalah ukuran mengenai apa yang
dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakan oleh karyawan (Arisantoso,
Sanwasih, & Adhuri, 2014). Job performance atau actual performance, yaitu
6

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam

melaksanakan

tugasnya

sesuai

dengan

tanggungjawabnya

(Mangkunegara, 2011 dalam Hidayati, 2015). Jadi, kinerja (performance)
merupakan hasil kerja yang dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif
dari diri seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab
yang dipercayakan.
Kinerja guru adalah tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas dan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang dapat dilihat dari kemampuan berupa
kemampuan perencanaan, pengorganisasian kemampuan pengelolaan kegiatan
belajar mengajar, hasil tugas dalam efisiensi dan efektivitas kerja serta perilaku
dalam bentuk cara berkomunikasi dan memberikan dorongan (Syarif , 2011).

Kemampuan manajemen seorang guru dalam merencanakan,mengorganisasi,
melaksanakan, mengontrol, mengevaluasi, dan menindaklanjuti merupakan
kemampuan

yang

sangat

menentukan

keberhasilan

siswa

sekaligus

keberhasilannya. Dengan kemampuan dan kemauan yang dimiliki maka
kinerjanya dapat meningkat dengan cepat. Salah satu faktor yang dapat
membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya adalah supervisi kepala
sekolah.
2.3 Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru
melalui supervisi kepala sekolah
Pengaruh supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat
meningkatkan kinerja guru jika identifikasi kebutuhan sesuai dengan
kebutuhan yang sebenarnya. Hal ini terkait dengan perencanaan dan
pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Pendekatan yang
digunakan sebelum, selama, dan setelah supervisi juga mempengaruhi hasil
dan tindak lanjut perbaikan maupun pengembangan di masa mendatang. Ada
kemungkinan supervisi kepala sekolah tidak atau kurang meningkatkan
kinerja guru. Oleh karena itu perlu upaya-upaya lain untuk meningkatkan
kinerja guru.
Upaya untuk meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui berbagai cara
misalnya, pembinaan, penataran, pelatihan ataupun pemberian kesempatan untuk
belajar lagi guna meningkatkan kompetensi para guru, perlu diadakan pula

7

peningkatan kedisiplinan, pemberian motivasi bahkan pemberian insentif yang layak
sehingga memungkinkan guru merasa puas (Mafudah & Asrori, 2016).

Upaya-upaya yang disebutkan oleh Mafudah dan Asrori merupakan beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah
perlu meninjau ulang upaya-upaya apa saja yang dapat dijadikan alternatif
dalam

supervisi

yang

akan

direncanakan

dan

dilaksanakan

untuk

meningkatkan kinerja guru.
Dalam konteks kinerja guru, upaya-upaya meningkatkan kinerja sangat
tergantung dari upaya semua elemen sekolah terutama kepala sekolah untuk
memberikan informasi, menciptakan hubungan, dan memberikan solusi secara
tepat (Syarif , 2011). Beberapa hal yang menyebabkan tujuan supervisi tidak
tercapai yaitu kepala sekolah cenderung mencari kesalahan/ kelemahan guru,
merasa tahu segalanya, melakukan observasi tetapi tidak melakukan tindak
lanjut, menggunakan teknik yang monoton, dan kurang pengetahuan (Herlina,
2013). Setiap pihak yang terkait dalam manajemen supervisi perlu mengetahui
tujuan dari program supervisi. Tujuan pelaksanaan program supervisi adalah
membantu guru dalam meningkatkan kinerja sekaligus mutu pendidikan.
Pemahaman dan penentuan teknik supervisi yang tepat, pengetahuanpengetahuan yang berkaitan dengan supervisi, kemampuan mengidentifikasi
kebutuhan guru, mengenal kepribadian guru, dan faktor-faktor lain yang
terkait sangat mempengaruhi keberhasilan supervisi dalam meningkatkan
kinerja guru.
2.4 Penelitian yang Relevan
Berkaitan dengan pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja
guru, terdapat beberapa penelitian yang relevan. Hasil penelitian tersebut
antara lain yaitu terdapat pengaruh positif antara supervisi kepala sekolah
terhadap kinerja guru (Syarif, 2011), ada pengaruh positif yang signifikan
supervisi pengajaran terhadap kinerja guru Pertiwi dan Ratna (2012), ada
pengaruh positif yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap
kinerja guru (Teta, 2011), dan ada pengaruh positif antara supervisi akademik

8

dan kinerja guru (Khoeriyah, 2015). Kegiatan supervisi yang dilakukan kepala
sekolah bertujuan memperbaiki, mengarahkan, mendorong guru dalam
mengembangkan diri baik secara individu maupun kelompok sehingga
pengajaran yang diberikan kepada peserta didik dapat diterima dengan baik
dan berguna bagi masa depan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Imam dan Wahyuningsih (2016)
menyimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan
oleh kepala sekolah sudah berjalan dengan baik. Kepala sekolah menyusun
perencanaan program supervisi akademik, melaksanakan, dan menindaklanjuti
hasil supervisi sesuai dengan yang seharusnya. Dalam penelitian ini dapat
diketahui bahwa faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan supervisi
akademik adalah profesionalitas kepala sekolah yang tinggi, kompetensi
supervisi akademik kepala sekolah yang tinggi, guru yang rata-rata sudah siap
disupervisi.
Temuan penelitian Fikro (2016) yaitu prinsip yang digunakan kepala
sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik guna peningkatan kinerja guru
ada empat prinsip yaitu prinsip ilmiah, prinsip demokratis, prinsip kerjasama
dan prinsip konstruktif dan kreatif. Langkah-langkah pelaksanaan supervisi
akademik kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru melalui tiga tahapan
yaitu pertemuan awal, observasi kelas, dan tindak lanjut. Tahap pertemuan
awal terdiri dari penyusunan jadwal supervisi, penyusunan supervisor, guru
yang akan disupervisi, serta penyusunan instrumen supervisi. Tahap yang
kedua yaitu observasi kelas terdiri dari dua macam teknik. Teknik yang
pertama berupa kunjungan kelas secara insidental, teknik yang kedua
musyawarah dan pertemuan. Tahap tindak lanjut berupa umpan balik atau
evaluasi dari hasil kegiatan supervisi akademik. Tindak lanjut pelaksanaan
supervisi akademik kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru melalui
beberapa cara, yakni dilaksanakan pengangkatan status guru, pembinaan
bersama, pelatihan, diikutkan guru senior, dialog pribadi dengan kepala
sekolah, serta dibina sampai sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.

9

Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Sobri (2013), kepala
sekolah memberikan supervisi dengan berbagai teknik untuk membantu guru
memperbaiki

performasi

pembelajaran

pada

siswa.

mengajaran
Oleh

yang

karena

itu,

akhirnya
kepala

memperbaiki
sekolah

perlu

mengidentifikasi dan menentukan teknik supervisi berdasarkan kebutuhan dan
gaya belajar guru. Beberapa guru mungkin akan sangat terbantu jika
disupervisi dengan teknik kelompok daripada teknik individu. Bagi beberapa
guru, teknik individu dengan demonstrasi mengajar lebih bermanfaat untuk
meningkatkan kinerjanya daripada kunjungan kelas. Penentuan teknik
supervisi oleh kepala sekolah sangat berpengaruh dalam meningkatkan
kompetensi dan kinerja guru.
2.5 Hipotesis
Hipotesis yang dibuat oleh peneliti, sebagai berikut:
Ho= Tidak ada pengaruh signifikan antara supervisi oleh kepala sekolah
terhadap kinerja guru.
Ha= Ada pengaruh signifikan antara supervisi oleh kepala sekolah terhadap
kinerja guru.


10

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Tujuan rancangan penelitian ini untuk memperoleh informasi ada
tidaknya pengaruh supervisi oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru
sehingga penelitian ini menggunakan regresi. Penelitian regresi adalah
penelitian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh satu/ beberapa variabel
bebas terhadap satu/ beberapa variabel terikat.
Penelitian ini menempatkan supervisi kepala sekolah sebagai variabel
bebas (X) dan kinerja guru sebagai variabel terikat (Y). Rancangan penelitian
ini dapat disajikan dalam bentuk paradigma sebagai berikut:

Supervisi oleh
Kepala Sekolah
(X)

Kinerja Guru
(Y)

Gambar 3.1 Desain Penelitian X dan Y
3.2 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data dari penelitian Jonli Hutagalung (2011) yang berjudul “Pengaruh
Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Guru Sekolah Permata Harapan Batam.” Dalam penelitian ini, peneliti
hanya mengambil data supervisi kepala sekolah dan kinerja guru.
3.3 Teknik Analisis Data
Bagian penting dalam penelitian adalah analisis data karena dengan
analisis data dapat diketahui apakah hipotesis diterima/ ditolak. Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan inferensial
dengan SPSS 22. Tujuan teknik analisis deskriptif diantaranya memberi
gambaran tentang nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan
nilai lainnya. Sedangkan teknik analisis inferensial bertujuan untuk
11

mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas (supervisi) terhadap
variabel terikat (kinerja).

12

BAB IV
HASIL PENELITIAN, INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian dan Interpretasi berdasarkan Analisis Statistik
Deskriptif
Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini menggunakan SPSS 22.
Berikut data penelitian yang dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel dan
disajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 4. 1 Nilai Supervisi Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
No
Responde
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Rata-rata Nilai
Supervisi
Kepala Sekolah
2.67
3.75
3.75
3.92
3.67
4.00
3.83
3.67
4.00
3.92
4.00
3.50
3.92
3.92
3.58
3.83
4.00
3.67
3.75
3.92
3.92
3.67
3.92
3.75
3.83

Rata-rata Nilai
Kinerja Guru
2.08
3.50
3.58
3.92
3.67
3.58
3.50
3.92
3.50
3.75
3.83
3.83
3.58
3.83
3.58
3.83
3.50
3.58
3.33
3.58
3.58
3.50
3.75
3.67
3.67

13

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62

3.92
3.92
4.00
3.75
3.92
4.00
4.00
3.83
4.00
3.67
3.83
4.00
3.67
4.00
3.83
3.58
3.83
4.00
3.67
3.75
3.92
3.92
3.92
4.00
3.83
3.92
4.00
4.00
3.67
3.83
3.92
3.67
4.00
3.92
4.00
3.92
4.00

3.50
3.67
3.83
3.75
3.67
3.67
3.75
3.83
3.67
3.75
3.92
3.67
3.58
3.50
3.92
3.50
3.75
3.83
3.83
3.83
3.50
3.58
3.33
3.58
3.58
3.50
3.75
3.67
3.67
3.50
3.75
3.92
3.67
3.58
3.50
3.50
3.75

14

Berikut output statistik deskriptif menggunakan SPSS 22:
Tabel 4.2 Output Statistik Deskriptif
Statistics
spvks
N

Valid

Kinerjagr
62

62

0

0

Mean

3.8382

3.6353

Std. Error of Mean

.02557

.03152

Median

3.9200

3.6700

a

3.50

.20135

.24821

.041

.062

-3.389

-4.052

.304

.304

17.805

25.063

Std. Error of Kurtosis

.599

.599

Range

1.33

1.84

Minimum

2.67

2.08

Maximum

4.00

3.92

237.97

225.39

Missing

Mode
Std. Deviation
Variance
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurtosis

Sum

3.92

a. Multiple modes exist. The smallest value is
shown

Berdasarkan ouput statistik deskriptif di atas, diketahui bahwa N = 62, N
menunjukkan data yang diproses yaitu 62 buah data. Berikut penjelasan kolom
variabel supervisi kepala sekolah:
a. Rata-rata (Mean) = 3,8374, menunjukkan rata-rata nilai supervisi kepala
sekolah dari 62 responden tersebut yaitu 3,8374.
b. Standard Error of Mean = 0,03144.
c. Median = 3,9167, menunjukkan titik tengah data yaitu jika data diurutkan
dan dibagi dua sama besar.
d. Mode = 3,92, menunjukkan nilai yang sering muncul.
e. Simpangan Baku (Std. Deviation) = 0,20156, menunjukkan dispersi ratarata dari sampel.
f. Variance = 0,041.

15

g. Skewness = -3,399, skewness mengukur kemencengan dari data dan Std.
Error of Skweness = 0,304. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi
dengan standard error skewness. Rasio Skewness = -3,399/0,304 =
-10,9836.
Jika rasio skewness berada diantara nilai -2.00 sampai dengan 2.00 maka
distribusi data adalah normal, sehingga data di atas berdistribusi tidak
normal.
h. Kurtosis = 17,892. Kurtosis menukur puncak dari distibusi normal dan
Std. Error of Kurtosis = 0,599.

Sama seperti skewness, maka rasio

kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard errornya. Rasio
Kurtosis = -17,892/0.599 = - 29, 8697 sehingga lebih meyakinkan kita
bahwa distribusi dari data adalah tidak normal.
i. Range = 1,33, selisih nilai maksimum dan minimum.
j. Skor Minimum = 2,67, nilai terkecil (minimum) supervisi.
k. Skor Maksimum = 4, nilai terbesar (maksimum) supervisi.
l. Sum = 237,92, jumlah seluruh nilai supervisi dari 62 responden.
Berikut penjelasan kolom variabel kinerja guru:
a. Rata-rata (Mean) = 3,6358 yang artinya menunjukkan rata-rata nilai
kinerja guru dari 62 responden tersebut yaitu 3,6358.
b. Standard Error of Mean = 0,03144.
c. Median = 3,6667, menunjukkan titik tengah data yaitu jika data diurutkan
dan dibagi dua sama besar.
d. Mode = 3,50, menunjukkan nilai yang sering muncul.
e. Simpangan Baku (Std. Deviation) = 0,24759, menunjukkan dispersi ratarata dari sampel.
f. Variance = 0,061.
g. Skewness = -4,059, skewness mengukur kemencengan dari data dan Std.
Error of Skewness = 0.304. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi
dengan standard error skewness. Rasio Skewness = -4,059/0.304= - 13,35.
Jika rasio skewness berada diantara nilai -2.00 sampai dengan 2.00 maka

16

distribusi data adalah normal, sehingga data di atas berdistribusi tidak
normal.
h. Kurtosis = 25,130, kurtosis mengukur puncak dari distibusi normal dan
Std. Error of Kurtosis = 0,599.

Sama seperti skewness, maka rasio

kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard errornya. Rasio
Kurtosis = 25, 130/0.599 = 41,9533 sehingga lebih meyakinkan kita
bahwa distribusi dari data adalah tidak normal.
i. Range = 1,83, selisih nilai maksimum dan minimum.
j. Skor Minimum = 2,08, nilai terkecil (minimum) kinerja.
k. Skor Maksimum = 3,92, nilai terbesar (maksimum) kinerja.
l. Sum = 225,42 , jumlah seluruh nilai kinerja dari 62 responden.
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai rasio skewness dan
kurtosis pada analisis data deskriptif dapat diketahui bahwa data berdistribusi
tidak normal. Oleh karena itu, peneliti menggunakan analisis statistik nonparametrik. Berikut hasil dan pembahasan hasil analisis statistik non
parametrik menggunakan SPSS 22:
Tabel 4.3 Output Statistik Deskriptif- Non Parametrik
Descriptive Statistics
N

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

spvks

62

3.8382

.20135

2.67

4.00

knrjgr

62

3.6353

.24821

2.08

3.92

Berdasarkan output statistik deskriptif di atas, diketahui bahwa N = 62, N
menunjukkan data yang diproses yaitu 62 buah data. Berikut penjelasan
kolom variabel supervisi kepala sekolah:
a. Rata-rata (Mean) = 3,8374, menunjukkan rata-rata nilai supervisi kepala
sekolah dari 62 responden tersebut yaitu 3,8374.
b. Simpangan Baku (Std. Deviation) = 0,20156, menunjukkan dispersi ratarata dari sampel.
c. Skor Minimum = 2,67, nilai terkecil (minimum) supervisi.
d. Skor Maksimum = 4, nilai terbesar (maksimum) supervisi.
Berikut penjelasan kolom variabel kinerja guru:
17

a. Rata-rata (Mean) = 3,6358 yang artinya menunjukkan rata-rata nilai
kinerja guru dari 62 responden tersebut yaitu 3,6358.
b. Simpangan Baku (Std. Deviation) = 0,24759, menunjukkan dispersi ratarata dari sampel.
c. Skor Minimum = 2,08, nilai terkecil (minimum) kinerja.
d. Skor Maksimum = 3,92, nilai terbesar (maksimum) kinerja.
4.2 Hasil Penelitian dan Interpretasi berdasarkan Analisis Statistik
Inferensial
Sebelumnya, membuktikan hipotesis penelitian, peneliti melakukan
uji normalitas-non parametrik pada SPSS 22. Pada SPSS Viewer muncul
Output sebagai berikut:
Tabel 4.4 Output One Sample Kolmogorov-Smirnov Test - Non Parametrik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
spvks
N
Normal Parameters

a,b

Most Extreme Differences

knrjgr
62

62

Mean

3.8382

3.6353

Std. Deviation

.20135

.24821

Absolute

.211

.244

Positive

.211

.136

Negative

-.206

-.244

.211

.244

c

.000c

Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)

.000

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,200.
Dengan α = 0,05 maka nilai sig. =0,200 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa data yang diuji berdistribusi tidak normal.
Berikut hasil dan pembahasan hasil analisis statistik inferensial regresi
non parametrik menggunakan SPSS 22:

18

Tabel 4.5 Output Regression Model Summary
Model Summaryb
Std.

Change Statistics

Error of
R
Model

R

Square

.573a

1

Adjusted

the

R Square

F

Change

Change

df1

29.307

1

R Square Estimate

.328

.317

.20462

.328

Sig. F

Durbin-

df2

Change

Watson

60

.000

1.724

a. Predictors: (Constant), spvks
b. Dependent Variable: kinerjagr

Berdasarkan output di atas, besarnya nilai korelasi/ hubungan (R) yaitu
sebesar 0,573. Nilai ini dapat diinterpretasikan hubungan kedua variabel
sebesar 0,573. Besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari
pengkuadratan R (R2) sebesar 0,328, yang mengandung pengertian bahwa
pengaruh variabel bebas (supervisi) terhadap variabel terikat (kinerja) adalah
sebesar 32,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar
kinerja .
Berikut output ANOVA:
Tabel 4.6 Output Regression-ANOVA
ANOVAa
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

1.227

1

1.227

Residual

2.512

60

.042

Total

3.739

61

F
29.307

Sig.
.000b

a. Dependent Variable: kinerjagr
b. Predictors: (Constant), spvks

Berdasarkan tabel output di atas, Fhitung = 29,307 dengan tingkat signifikansi/
probabilitas atau linearitas regresi 0,000 < 0,05, maka model persamaan
regresi berdasarkan data penelitian adalah signifikan atau memenuhi kriteria
linearitas sehingga dapat dipakai untuk memprediksi variabel kinerja.
Berikut output coeffecients:

19

Tabel 4.7 Output Regression-Coefficients
Coefficientsa
Unstandardize

Standardized

d Coefficients

Coefficients

Collinearity
Correlations

Std.
Model
1

B
(Constant)
spvks

Error

Statistics

ZeroBeta

t

Sig.

.935

.499

1.873

.066

.704

.130

.573 5.414

.000

order

Partial

Part

Tolerance

.573

.573

.573

1.000

a. Dependent Variable: kinerjagr

Pada tabel coefficients, nilai pada kolom B terdapat nilai constant (a) = 0,935
dan supervisi (b) =0,704, sehingga persamaan regresinya dapat ditulis sebagai
berikut:
Y = a+ bX atau Y = 0,935 + 0,704X.
Koefisien b merupakan koefisien arah regresi dan menyatakan perubahan ratarata variabel Y untuk setiap perubahan X sebesar satu satuan. Perubahan ini
merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan penurunan bila b bertanda
negatif. Sehingga dari persamaan tersebut dapat diterjemahkan:
-

Konstanta sebesar 0,935 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai supervisi
maka nilai kinerja sebesar 0,935.

-

Koefisien regresi X sebesar 0,704 menyatakan bahwa setiap penambahan
1 nilai supervisi, maka nilai kinerja bertambah sebesar 0,704.
Selain

menggambarkan

persamaan

regresi,

output

ini

juga

menampilkan uji signifikansi dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah ada
pengaruh yang nyata (signifikan) variabel supervisi (X) terhadap variabel
kinerja (Y).
Hipotesis:
-

HO = tidak ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel kinerja (X)
terhadap variabel kinerja (Y)

-

Ha = ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel kinerja (X) terhadap
variabel kinerja (Y)
20

VIF

1.0
00

Dari output di atas dapat diketahui nilai t hitung = 5,414 dan nilai signifikansi
0,000 < 0,05 maka HO ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada pengaruh
yang nyata (signifikan) variabel kinerja (X) terhadap variabel kinerja (Y).
4.3 Pembahasan
Hasil pengolahan data penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh
signifikan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Hasil ini sesuai
dengan hasil penelitian-penelitian relevan yaitu ada pengaruh positif antara
supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Hal ini juga menunjukan
bahwa selain motivasi internal guru yang disupervisi, motivasi eksternal juga
memiliki andil dalam peningkatan kinerja guru. Kegiatan supervisi yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai sarana untuk memberikan motivasi
eksternal baik berupa pengarahan, bimbinganan, dan bantuan kepada guru.
Segala hal yang telah dilakukan kepala sekolah dalam mencapai tujuan
supervisi diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru sebagai pendidik bagi
generasi penerus bangsa.
Pengaruh yang signifikan ini perlu dibarengi dengan konsistensi dan
integritas dari kepala sekolah selaku supervisor. Berbagai teknik supervisi
perlu dipelajari dan diterapkan sesuai kebutuhan. Teknik yang sama untuk
kebutuhan yang berbeda-beda tidak efektif dalam mencapai tujuan/ sasaran
program supervisi yang direncanakan. Kepala sekolah perlu melibatkan pihakpihak lain seperti wakil kepala sekolah, guru-guru yang sudah memiliki
pengalaman dan kemampuan professional, warga sekolah lainnya, dan
masyarakat. Kepala sekolah sebagai supervisor mengambil peran yang
signifikan

dalam

menggerakkan

dan

meningkatkan

kinerja

seluruh

stakeholders khususnya guru.
Berdasarkan kajian teori mengenai upaya meningkatkan kinerja guru
melalui supervisi, kepala sekolah dapat mempertimbangkan beberapa
alternatif yang tersedia. Kepala sekolah dapat melakukan pembinaan,
penataran, pelatihan ataupun kesempatan belajar untuk meningkatkan
kompetensi guru (Mafudah & Asrori, 2016). Melalui pembinaan, penataran,

21

pelatihan, atau in-house training di luar rutinitas mengajar akan membuat guru
lebih fresh artinya guru mendapatkan suasana dan pengalaman baru terutama
berkaitan dengan pengembangan diri dalam kompetensi guru. Selain itu, guru
di recharge artinya “diisi ulang” atau pengembalian maupun penambahan
semangat bagi guru sebelum mereka kembali melakukan tugasnya sebagai
guru dalam pembelajaran dengan siswa.
Berdasarkan fungsi manajemen, kepala sekolah dapat melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengevaluasian. Perencanaan
meliputi identifikasi kebutuhan guru, menentukan teknik supervisi yang tepat,
membuat program supervisi, dan lainnya. Pengorganisasian dapat dilakukan
dengan melibatkan pengawas, wakil kepala sekolah bagian kurikulum,
dan/guru yang memiliki kompetensi tinggi dalam program supervisi baik
perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Pelaksanaan supervisi dilakukan
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Pada tahap evaluasi, kepala sekolah
dan pihak-pihak yang terlibat atau dilibatkan melakukan evaluasi berkaitan
dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan supervisi guna tindak
lanjut.

22

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh yang signifikan supervisi
kepala sekolah terhadap kinerja guru.
2. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru
melalui

supervisi

kepala

sekolah

yaitu

kepala

sekolah

dapat

mempertimbangkan alternatif lain seperti mengadakan pembinaan,
pelatihan, atau penataran di luar rutinitas mengajar. Selain itu, kepala
sekolah melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengevaluasian dengan matang dan melibatkan pihak-pihak yang lain
seperti pengawas, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan guru-guru
yang memiliki kompetensi tinggi.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan, saran yang peneliti berikan antara lain:
1. Bagi Dinas Pendidikan Kota yaitu memberikan/meningkatkan pembinaan
kepada kepala sekolah selaku supervisor sehingga mampu menerapkan
teknik supervisi yang tepat bagi para guru.
2. Bagi kepala sekolah yaitu mempelajari dan mempraktekkan berbagai
teknik supervisi yang tepat dan mempertimbangan upaya-upaya lain
sebagai alternatif guna meningkatkan kompetensi sebagai kepala sekolah
sekaligus membantu dan meningkatkan kinerja guru.
3. Bagi guru yaitu mempelajari dan mempraktekkan berbagai model/ metode
pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi sekaligus membantu
peserta didik dalam proses pembelajaran.

23

DAFTAR PUSTAKA
Arisantoso, A., Sanwasih, M., & Adhuri, D. S. (2014). PROTOTIPE
MONITORING

DAN

EVALUASI

KINERJA

DOSEN

UNTUK

MENUNJANG KEGIATAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
(STUDI

KASUS

UNIVERSITAS

ISLAM

ATTAHIRIYAH).

SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 2(1), 1-19.
FIKROH, N. T. (2016). PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA
SEKOLAH DALAM MENINGKATAN KINERJA GURU di SMP
ISLAM AL AZHAAR TULUNGAGUNG TAHUN 2015/2016.
Herlina, G. (2013). PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN
SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI
(SMAN)

DI

KECAMATAN

SIJUNJUNG.

Bahana

Manajemen

Pendidikan, 1(1).
Hidayati, Z. Y. F. (2015). ANALISIS KOMPETENSI TERHADAP PENILAIAN
KINERJA DOSEN (STUDI KASUS DOSEN UIN SULTAN SYARIF
KASIM RIAU). Kutubkhanah, 17(1), 104-126.
Hutagalung, J. (2011). Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru Sekolah Permata Harapan
Batam (Doctoral dissertation, Universitas Terbuka).
Imam, J., & Wahyuningsih, R. (2016). PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK
KEPALA

SEKOLAH

DALAM

PENINGKATAN

KINERJA

GURU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 9 SURAKARTA
(Doctoral dissertation, IAIN Surakarta).
Khoeriyah, S. W. (2015). PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP
KINERJA GURU. Jurnal Ta'dibi, 4(2), 86-91.
Mafudah, L., & Asrori, A. (2016). PENGARUH PEMAHAMAN KURIKULUM,
MOTIVASI KERJA, DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
TERHADAP KINERJA GURU SMK. Economic Education Analysis
Journal, 5(2), 389.

24

Mafudah, L., & Asrori, A. (2016). PENGARUH PEMAHAMAN KURIKULUM,
MOTIVASI KERJA, DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
TERHADAP KINERJA GURU SMK. Economic Education Analysis
Journal, 5(2), 389.
Muljono, P. (2010). Supervisi dan Evaluasi dalam Manajemen Pendidikan.
Nurhidayah, S., Haryono, A. T., & Hasiholan, L. B. (2016). PENGARUH
PROGRAM LIFE SKILLS, FASILITAS SEKOLAH DAN
KEMAMPUAN GURU TERHADAP MOTIVASI SISWA UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI (Study Empiris Pada Siswa Kelas XI
SMA PGRI 2KAYEN). Journal of Management, 2(2).
Permendiknas, R. I. No. 13. ( 2007). Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Pertiwi, C. R. (2012). Pengaruh Supervisi Pengajaran dan Gaya Kepemimpinan
Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri se-Kabupaten
Lamongan. SKRIPSI Jurusan Administrasi Pendidikan-Fakultas Ilmu
Pendidikan UM.
Sobri,

A.

Y.

PEMBINAAN

PROFESIONALISME

GURU

DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN. Volume 24 Nomor
1 Maret 2013, 9.
Syarif, H. M. (2011). Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Supervisi Kepala
Sekolah terhadap Kinerja Guru. Journal. iainjambi, ac. id.
Teta, J. (2011). Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Fasilitas Mengajar
terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2010/2011 (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).

25