AKULTURASI PSIKOLOGIS MAHASISWA ASING DI INDONESIA (Studi Fenomenologi Mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan yang
dianggap sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Denzin dan Lincoln dalam
Moleong menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar
alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada.1
Menurut Jane Richie, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial,
dan perspektifnya di dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang
manusia yang diteliti.2 Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang detail. Data yang
dihasilkan akan memberikan makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya. Penelitian
kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi,
menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah (graounded
theory) dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi.

Menurut Sugiyono masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, tentratif, dan
berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.3 Inilah yang menurut peneliti
sesuai dengan tujuan peneliti yaitu mampu menggali informan dengan detail dan lebih dalam

secara fenomenologi.
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi yang mampu
menggambarkan arti dari pengalaman hidup untuk beberapa orang tentang sebuah konsep

1

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2011), hlm.4
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2014), hlm.6
3
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm.80-81
2

atau fenomena. Orang-orang yang terlibat dalam menangani sebuah fenomena melakukan
eksplorasi terhadap struktur kesadaran pengalaman hidup.
Pendekatan kualitatif fenomenologi untuk memperoleh hasil penelitian dengan
gambaran serta penjelasan yang mendalam. Kajian fenomenologi yang dilakukan peneliti
dalam penelitian ini untuk memahami bagaimana pengalaman responden mengenai proses
akulturasi sehingga ditemukan struktur inti atau pusat di balik pengalaman responden
terhadap suatu fenomena.4
Pada dinamika psikologis mahasiswa asing (mahasiswa Thailand) dalam menghadapi

akulturasi dapat dipahami dengan pendekatan fenomenologi. Selain itu, sifat pendekatan
fenomenologi yang sangat mengedepankan individual diference (perbedaan individual)
merupakan kelebihan fenomenologi dibandingkan dengan bentuk lainnya. Pendekatan
fenomenologi menangkap fenomena kebenaran sesuatu itu terpancar dari objek yang
diteliti.5 Dari sini, peneliti dalam fenomenologi berusaha masuk ke dunia para subjek yang
ditelitinya sedemikian rupa sehingga peneliti mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian
yang mereka kembangkan di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-harinya. Individu
memiliki berbagai cara untuk menginterpretasikan pengalaman individu melalui interaksi
dengan individu lain dan pengalaman individu yang membentuk kenyataan bagi individu
tersebut.

B. Kehadiran Peneliti
Pada penelitian kualitatif untuk memperoleh data sebanyak mungkin, secara detail dan
juga orisinil, maka selama penelitian di lapangan, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang
lain merupakan alat atau instrumen utama dalam penelitian ini. Penelitian ini berlangsung

4

Ginda Rahmita Sari dan Subandi, Jurnal Psikologi Akulturasi Psikologis para Self-Initiated Expariated,
(Yogyakarta:2015) hlm.15-16

5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik), (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 31

pada latar alamiah, yang menuntut kehadiran peneliti di lapangan, maka peneliti
mengadakan pengamatan mendatangi subjek atau di manapun subjek sesuai dengan
kesepakatan antara subjek dengan peneliti dalam hal ini di IAIN Tulungagung, sekaligus
menghimpun dokumen-dokumen yang diperlukan. Pada penelitian kualitatif, penulis
bertindak sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data. Selain instrumen manusia,
dapat pula digunakan seperti pendukung wawancara, observasi dan alat perekam tetapi
fungsinya hanya sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu,
kehadiran peneliti sangat diperlukan sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data.
Pada proses pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan wawancara,
peneliti disini bertindak sebagai pengamat partisipan aktif. Maka untuk itu, peneliti disini
harus bersifat sebaik mungkin, hati-hati dan sungguh-sungguh dalam menjaring data yang
terkumpul agar benar-benar relevan dan terjamin keabsahannya.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kampus IAIN Tulungagung. Pertimbangan peneliti
menjadikan kampus IAIN Tulungagung sebagai lokasi atau situs penelitian didasarkan pada
tempat tersebut juga menjadi tempat subjek dalam melangsungkan perkuliahan.

Adapun pertimbangan lainnya, yakni keberadaan subjek dalam penelitian ini yang
berdomisili di Tulungagung. Selain mengambil lokasi penelitian di tempat-tempat yang telah
diungkapkan diatas, peneliti juga mengambil lokasi penelitian di tempat praktik atau tempat
istirahat yang biasanya subjek lakukan dengan teman-temannya.

D. Sumber Data
Menurut Lofloand dan Lofland dalam Moleong sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain.6 Sedangkan menurut Sukandarrumidi sumber data adalah semua informasi
baik yang merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa atau gejala baik secara
kuantitatif ataupun kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui
wawancara. Sedangkan yang termasuk dalam sumber data ini adalah mahasiswa
Thailand yang menempuh studi di IAIN Tulungagung, teman-teman dekat informan,
dan pihak-pihak yang terkait di IAIN Tulungagung.
b. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan keadaan diam dan bergerak.
Dengan sumber data ini, dapat memberikan gambaran situasi, kondisi yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian. Yang termasuk sumber data ini adalah

IAIN Tulungagung.
c. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan data-data yang berupa huruf, angka,
gambar, dan simbol-simbol lain. Adapun data yang diperoleh dari dokumen ini adalah
data mahasiswa-mahasiswi yang menempuh studi di IAIN Tulungagung dan lain
sebagaianya.7
Pada proses pengumpulan sumber data penelitian, maka peneliti menggunakan teknik
sampling yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi yang ada. Populasi

merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.8 Pada penelitian kualitatif, populasi lebih disebut status
sosial atau “social situation”.9 Pada penelitian ini populasi subjek penelitian memiliki

6

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2011),
hlm.157
7
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2006), hlm.44

8
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabetis, 2007), hlm.72
9
Sugiyono, Metode Kualitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabetis, 2008), hlm.215

kriteria mahasiswa-mahasiswi Thailand semester dari II-VIII di IAIN Tulungagung.
Pertimbangan peneliti mengambil delapan subjek dengan semester yang berbeda adalah
untuk membedakan keragaman gambaran akulturasi psikologis mahasiswa-mahasiswi asing
tersebut jika dilihat dari lamanya mereka berdomisili di lingkungan yang baru.
Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel atau pemilihan subjek penelitian atau sumber data dengan
pertimbangan tertentu.

10

Besar atau kecilnya jumlah unit informan dalam hal ini lebih

dirisaukan oleh kebutuhan akan besar atau kecilnya jumlah unit subjek karena peneliti lebih
berorientasi kepada seberapa besar kekayaan informasi (information rich) yang dimiliki
informan. Penelitian ini akan berhenti apabila data yang dikumpulkan sudah mencukupi

serta mampu dianalisis dan menjawab fokus penelitian. Jika belum mampu mencukupi,
maka penelitian masih akan tetap berlanjut sampai hasil penelitian mampu menjawab fokus
penelitian.

E. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan natural setting
(kondisi yang alamiah). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah FGD (focus group discussion), wawancara dan observasi. Untuk memperoleh data
dilapangan dalam rangka mendeskripsikan dan menjawab permasalahan yang sedang
diteliti, maka metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:
1. Metode FGD (Focus Group Discussion)
Focus Group Discussion merupakan metode penggalian data yang lebih akhir digali

dan dikembangkan, ketimbang metode penggalian data lainnya seperti observasi dan

10

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D , (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.219

wawancara, serta dikenal sebagai salah satu metode yang dianggap ilmiah dan diakui

keandalannya dalam menggali data yang bersifat kualitatif.
Tujuan menggunakan Focus Group Discussion adalah karena metode ini mampu
menggali data secara mendalam hingga ranah sikap dan tendensi perilaku manusia. Pada
Focus Group Discussion, posisi yang seimbang antara fasilitator dan responden,

memunculkan adanya trust terhadap seluruh responden dan fasilitator. Trust inilah yang
dapat berfungsi dalam memunculkan data dengan taraf kepercayaan tinggi atau validitas
dan reliabilitas data dapat dipertanggungjawabkan. Focus Group, dalam satu waktu dapat
diperoleh data yang banyak dan beragam sudut pandang. Hal ini dipandang lebih efisien
dan lebih ringkas ketimbang harus melakukan wawancara individual terhadap sejumlah
orang.11
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan focus group adalah
melakukan penyeleksian yang disebut dengan istilah screening. Screening dilakukan
dengan menyesuaikan kriteria responden dengan target respondennya. Pada penelitian ini
populasi subjek penelitian memiliki kriteria mahasiswa-mahasiswi Thailand semester IIVIII di IAIN Tulungagung. Setelah merumuskan kriteria, langkah selanjutnya adalah
menyusun guide wawancara yang akan dijadikan patokan dalam menjaring responden.12
Tiga fase dalam focus group menurut Krunger dalam Haris antara lain: fase
perencanaan, fase wawancara dan fase analisis dan penyusunan laporan. Fase
perencanaan merupakan fase awal yang paling menentukan. Dalam fase ini peneliti
menyusun konsep utama, membuat perencanaan yang matang dan sebaiknya dilakukan

supervisi oleh ahli agar mendapatkan feedback untuk fase berikutnya.13

11

Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups (Sebagai Instrumen Penggalian Data
Kualitatif), (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm.226-244
12
Ibid, hlm. 307
13
Ibid, hlm. 320

Fase wawancara merupakan fase kedua yang inti dalam proses penggalian data
seluruh responden. Pada fase wawancara, kualitas jawaban sangat dipengaruhi oleh
kualitas pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, peneliti harus mampu menyusun
pertanyaan sebaik mungkin untuk mendapatkan jawaban terbaik dari responden. 14
Fase analisis data dalam focus group antara lain: a) melakukan pengelompokan
data, di mana hasil dari tahap ini adalah diperolehnya sekumpulan tema berdasarkan
banyaknya rangkaian diskusi yang dilakukan, b) melakukan reduksi data, di mana hasl
akhir dari tahap ini adalah didapatnya sekumpulan data mentah yang sudah terkait dengan
guide wawancara, c) melakukan displai data, di mana hasil akhir dari tahap ini adalah


irisan atau benang merah antar tema, d) menarik kesimpulan, di mana hasil akhir dari
tahap ini adalah kesimpulan yang menjawab pertanyaan penelitian dan sesuai dengan
tujuan riset.15
2. Metode wawancara
Alat pengumpul data yang utama dalam penelitian kualitatif ialah wawancara.
Wawancara adalah proses interaksi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, dimana
kedua pihak yang terlibat (pewawancara atau interviewer dan terwawancara atau
interviewee) memiliki hak yang sama dalam bertanya dan menjawab atas dasar

ketersediaan dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada
tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam
proses memahami.16 Hal ini dikarenakan sumber data utama dalam penelitian
fenomenologi adalah kata-kata, ide, ataupun komentar dalam proses wawancara.
Menurut Banister dkk dalam Poerwandari, wawancara kualitatif dilakukan bila
peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang

14

Ibid. Hlm. 333

Ibid, hlm. 352
16
Ibid, hlm.27
15

dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan
eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan
lain. Metode ini digunakan untuk memperoleh keterangan atau informasi dengan
mewawancarai responden di lapangan penelitian.17
Penelitian ini menggunakan metode wawancara semi terstruktur. Jenis metode
wawancara ini sangat sesuai untuk penelitian kualitatif yang esensinya adalah untuk
mendapatkan pemahaman dari suatu fenomena. Wawancara semi terstruktur ini sudah
termasuk dalam kategori in dept interview (wawancara mendalam), dimana dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk memahami suatu fenomena atau
permasalahan tertentu.18 Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan
secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan informan.19
Pada wawancara semi terstruktur memiliki beberapa ciri antara lain: a) pertanyaan
terbuka namun ada batasan tema dan alur pembicaraan, pertanyaan yang diajukan dalam
wawancara semi terstruktur berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh subjek
penelitian/interviewee tidak dibatasi sehingga subjek dapat lebih bebas mengemukakan
jawaban apa pun sepanjang tidak keluar dari pembicaraan, b) kecepatan wawancara dapat
diprediksi, walaupun ada kebebasan dan waktu menjawab pertanyaan wawancara, tetapi
kecepatan dan waktu wawancara masih dapat diprediksi, c) fleksibel tapi terkontrol
(dalam hal pertanyaan atau jawaban), meskipun

peneliti diberikan kebebasan

mengajukan pertanyaan, dan subjek penelitian pun diberikan kebebasan dalam menjawab

17

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, (Depok: LPSP3 UI,
2009), hlm. 146
18
Haris Herdiansyah, hlm. 69
19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,.hlm. 233

pertanyaan, namun fleksibilitasan tersebut tergantung situasi-kondisi serta alur
pembicaraan, d) ada pedoman wawancara (guide wawancara).20
Adapun fokus penelitian dalam hal ini diarahkan kepada proses, bentuk serta faktorfaktor yang mempengaruhi akulturasi psikologis dilingkungan baru terartikulasikan
melalui pikiran dan perasaan pelaku. Keseluruhan komponen ini pada akhirnya akan
dirangkaikan untuk membangun gambaran tentang dampak akulturasi psikologis
mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung. Dengan seperti itu, peneliti dapat
mendengarkan narasi berupa makna atas tindakan subjek serta mengamati tindakan
mereka lalu mencatat dan mengeditnya. Bahan-bahan ini kemudian peneliti transformasi
ke dalam teks fenomenologi.
3. Metode observasi
Metode observasi adalah merupakan proses pengambilan data yang dilakukan
dengan cara pengamatan secara sistematik terhadap objek yang diteliti, artinya sengaja
direncanakan bukan hanya kebetulan melihat secara sepintas. Pedoman observasi berisi
sebuah daftar kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.21
Partisipan atau pengamatan terlibat dalam hal ini selama di lapangan pada
kesempatan-kesempatan tertentu peneliti berusaha untuk ikut dalam kegiatan subjek
peneliti, dengan mengamati obyek-obyek tertentu yang sering dikunjungi oleh informan,
termasuk datang ke tempat praktik atau kelas mereka, memperhatikan aktivitas
keseharian mereka saat berada di area kampus, dari sini peneliti mencatat segala
kreativitas, sikap, dan perilaku, perangkat-perangkat di sekitar kampus dan rumah ketika
mengikuti matakuliah dan mengerjakan tugas yang diberikan.

20
21

Haris Herdiansyah, hlm. 66-68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik) , (Jakarta: Aditya Mahasatya, 2006),
hlm.156

Penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipatif, dalam penelitian ini peneliti
terlibat aktif dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan
apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Peneliti memilih
jenis observasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data lebih jelas, konkret dan
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
Stainback menyatakan bahwa”In participant observation, the researcher observer
what people do, listen to what they say, and participates in their activities” dalam

observasi partisipasif , peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa
yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.22
Penulis menggunakan metode pencatatan behavioral checklist. Behavioral
checklist atau biasa disebut checklist, merupakan metode pencatatan observasi yang

mampu memberikan keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang
diobservasi dengan memberikan tanda check (√) jika perilaku yang diobservasikan
muncul. Dalam tabel checklist, observer atau peneliti telah terlebih dahulu
mencantumkan atau menuliskan indikator perilaku yang dimungkinkan oleh observee
atau subjek penelitian. Begitu perilaku yang diobservasi, dimunculkan oleh observee,
makan observer langsung memberikan tanda check (√) pada kolom di samping indikator
perilaku yang dimunculkan tersebut.23 Obyek dalam pengamatan ini adalah mahasiswamahasiswi Thailand dari semester II-VIII di IAIN Tulungagung. Adapun instrumen
penelitian yang digunakan dalam metode ini adalah pedoman observasi sebagai dasar
dalam melakukan observasi dilokasi penelitian.

22
23

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif.., hal. 222
Haris Herdiansyah, hlm.169

F. Analisis Data
Analisis data adalah pencarian atau pelacakan pola-pola. Analisis data kualitatif adalah
pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar
kajian, dan hubungan terhadap keseluruhannya. Artinya, semua analisis data kualitatif akan
mencakup penelusuran data, melalui catatan-catatan (pengamatan lapangan) untuk
menemukan pola-pola budaya yang dikaji oleh peneliti.24
Setelah peneliti mendapatkan data yang cukup dari lapangan, peneliti melakukan
analisis terhadap data yang telah diperoleh dengan teknik analisis yang telah penulis uraikan
di atas. Kemudian menelaahnya, membagi dan menemukan makna dari apa yang telah
diteliti. Untuk selanjutnya, hasil penelitian ini dilaporkan dan disusun secara sistematis.
Teknik analisa data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan analisa data
kualitatif interaktif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman dan Spadley,
Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif secara

interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahap penelitian sehingga
sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh.25 Aktivitas dalam analisis data terdiri dari alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan , meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan.
a. Reduksi Data
Mereduksi data dalam konteks penelitian yang dimaksud adalah proses
menggabungkan dan penyeragaman bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk
tulisan yang akan di analisis. Penggabungkan data tersebut berupa penyajian verbatime
dan pengkoddingan. Data-data yang sudah terkumpul diolah untuk menemukan hal-hal

24
25

Imam Gunawan, hlm.210
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan ,(Bandung:Pustaka Setia,2005), hlm.135.

pokok berkaitan dengan penelitian. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan
penelitian.26
b. Penyajian Data
Penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and
Huberman menyatakan, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Sajian data ini merupakan
rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca, akan bisa
mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan akan memudahkan untuk memahami
berdasarkan pemahamannya.
c. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah dapat menjawab rumusan masalah
yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan
bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara
karena kurangnya data pendukung, namun jika data pendukung atau bukti-bukti telah
tersedia maka kesimpulan dapat dipastikan tidak bersifat sementara.

G. Keabsahan Data
Setiap penelitian memerlukan standart kepercayaan atau kebenaran hasil penelitian
untuk memperoleh keabsahan data atau memperkuat data yang dihasilkan, dalam penelitian
mengenai “Akulturasi Psikologis Mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung” berdasarkan

26
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),
hlm 164

data yang telah terkumpul, selanjutnya ditempuh beberapa teknik keabsahan data yang
meliputi:
1. Ketekunan pengamat
Ketekunan pengamat ini dilakukan dengan cara peneliti melakukan penelitian
dengan teliti, rinci dan terus menerus selama penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang
diperoleh benar-benar lengkap dan sesuai dengan keadaan lapangan.
2. Teknik triangulasi
Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sesuatu yang
lain diluar data untuk keperluan penecekan atau sebagai pembanding dari data yang
diperoleh. Pada penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah membandingkan data
yang diperoleh dari hasil observasi dengan hasil wawancara, dan membandingkan data
dari semua informan.
3. Diskusi teman sejawat
Menurut Meleong teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara
atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Hal
ini dilakukan agar peneliti memperoleh masukan tentang penelitian yang dilakukan dan
tentang keabsahan data yang diperoleh dengan harapan peneliti mendapat masukanmasukan dari segi konteks penelitian sebagai acuan untuk menyempurnakan penelitian.27
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan untuk membuktikan data yang berhasil
dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya peneliti menggunakan kredibilitas data (standart
kepercayaan).

H. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap dalam proses penelitian kualitatif fenomenologi dapat diuraikan yaitu:

27

Lexy J.Moleong, hlm.330

1. Tahap pra-lapangan
Pada tahap pra-lapangan ini, peneliti mulai dari mengajukan judul kepada Ketua
Jurusan Tasawuf & Psikoterapi, kemudian peneliti membuat proposal penelitian yang
judulnya sudah disetujui oleh Ketua Jurusan. Sebelum memasuki lokasi penelitian,
peneliti terlebih dahulu mengurus perizinan penelitian kepada Badan Akademik
Kemahasiswaan IAIN Tulungagung. Peneliti juga menyiapkan perlengkapan yang
diperlukan dalam proses penelitian, perlengkapan itu adalah kertas, alat tulis menulis,
kamera, dll.
2. Tahap pekerjaan lapangan
Setelah mendapatkan izin dari Badan Akademik Kemahasiswaan IAIN
Tulungagung, peneliti kemudian mempersiapkan diri untuk memasuki lokasi penelitian
tersebut demi mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dalam pengumpulan data.
Sebelum melaksanakan pengamatan lebih mendalam dan wawancara, peneliti
membangun rapport (keakraban hubungan), menjalin kedekatan, dan kepercayaan
responden dalam memperoleh data yang diharapkan. Selanjutnya, peneliti melakukan
wawancara serta pengamatan lebih mendalam, dan mengumpulkan data dari
dokumentasi.
3. Tahap analisis data
Setelah semua data terkumpul, selanjutnya data dipilah-pilah kemudian disusun
secara sistematis dan rinci agar data mudah dipahami dan dianalisis sehingga dapat
diinformasikan kepada orang lain secara jelas.
Setelah ketiga tahapan tersebut telah dilalui, maka keseluruhan dari hasil yang telah
dianalisis dan disusun sitematis, kemudian ditulis dalam bentuk pelaporan hasil skripsi
mulai dari bagian awal, pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, paparan hasil
penelitian, penutup, sampai dengan bagian akhir.

Dokumen yang terkait

AKULTURASI PSIKOLOGIS MAHASISWA ASING DI INDONESIA (Studi Fenomenologi Mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

AKULTURASI PSIKOLOGIS MAHASISWA ASING DI INDONESIA (Studi Fenomenologi Mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

AKULTURASI PSIKOLOGIS MAHASISWA ASING DI INDONESIA (Studi Fenomenologi Mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 9

AKULTURASI PSIKOLOGIS MAHASISWA ASING DI INDONESIA (Studi Fenomenologi Mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

AKULTURASI PSIKOLOGIS MAHASISWA ASING DI INDONESIA (Studi Fenomenologi Mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 19

AKULTURASI PSIKOLOGIS MAHASISWA ASING DI INDONESIA (Studi Fenomenologi Mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

AKULTURASI PSIKOLOGIS MAHASISWA ASING DI INDONESIA (Studi Fenomenologi Mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 3

AKULTURASI PSIKOLOGIS MAHASISWA ASING DI INDONESIA (Studi Fenomenologi Mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

AKULTURASI PSIKOLOGIS MAHASISWA ASING DI INDONESIA (Studi Fenomenologi Mahasiswa Thailand di IAIN Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

MOTIVASI MENIKAH SAAT MASA STUDI (STUDI FENOMENOLOGI MAHASISWA STRATA1 IAIN TULUNGAGUNG) Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3