IMPLEMENTASI PROGRAM DAERAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN GERAKAN PEMBANGUNAN UNTUK MASYARAKAT (PDPM GERBANG UTAMA) DI KECAMATAN BAROS
IMPLEMENTASI PROGRAM DAERAH
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
GERAKAN PEMBANGUNAN UNTUK
MASYARAKAT (PDPM GERBANG UTAMA) DI
KECAMATAN BAROS
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh
Ulfah Fadilah
NIM. 6661120307
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
ABSTRAK
Ulfah Fadilah, 6661120307, 2017. Implementasi Program Daerah
Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Pembangunan Masyarakat
(PDPM GERBANG UTAMA) di Kecamatan Baros
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, Gandung Ismanto, S.Sos., MM (Pembimbing 1)
dan Titi Stiawati S.Sos., M.Si (Pembimbing 2)
Kata Kunci : Implementasi, PDPM GERBANG UTAMA
Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat Gerakan Pembangunan Untuk
Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA) sesuai dengan Peraturan Bupati
Serang Nomor 7 tahun 2015 adalah program untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan bertujuan agar
tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan.
Masalah yang muncul dalam program ini adalah kurangnya kesadaran dari
masyarakat dalam pengembalian dana Simpan Piinjam Perempuan (SPP),
kurangnya kemampuan masyarakat dalam hal pelaporan administrasi, Sumber
Daya Kurang memadai, Keterlambatan dalam pencairan dana, kegiatan sarana
prasarana yang kualitasnya kurang bagus. Penelitian ini menggunakan teori
dari Van Metter dan Van Horn dalam Leo agustino (2006 : 161) , yang
mempengaruhi kinerja implementasi kebijakan publik tersebut adalah yang
terdiri dari ukuran dan tujuan kebijakan, sumberdaya, karakteristik agen
pelaksana, Sikap atau kecenderungan (Dispotition) para pelaku, komunikasi
antar organisasi, lingkungan ekonomi, sosial, dan politik. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil
temuan lapangan penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan PDPM
GERBANG UTAMA di kecamatan Baros sudah berjalan dengan baik
meskipun masih terdapat masalah yang menghambat dalam pelaksanaan
kebijakannya. Saran dari peneliti adalah Ketegasan dalam penerapan sanksi
program PDPM Gerbang Utama perlu dipatuhi dan ditegakan oleh semua
pihak mulai dari tingkat desa sampai dengan tingkat kabupaten dan
Pemerintah desa harus bisa memaksimalkan anggaran yang disediakan oleh
pemerintah kabupaten.
ABSTRACT
Ulfah Fadilah, 6661120307, 2017. Implementasi Program Daerah
Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Pembangunan Masyarakat
(PDPM GERBANG UTAMA) di Kecamatan Baros
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, Gandung Ismanto, S.Sos., MM (Pembimbing 1)
dan Titi Stiawati S.Sos., M.Si (Pembimbing 2)
keywords : Implementation, PDPM GERBANG UTAMA
The Region Program Society Empowerment Development Movement for
Society (PDPM GERBANG UTAMA) based on the Serang Regent’s Rule No
7 year 2015 is a program that aimed to accelerate proverty tackling that all
integrated and sustainable aimed to achieve the prosperous and independently
of the poor people in the villages. There are some problems on this program
such as less awareness from the villagers to return the loan fund, less the
capability of the villagers to report the administration system, less resources,
delayed about the fund liquefaction so the quality of the infrastructure was
bad. This research is using the theory from Van Metter and Van Horn in Leo
Agustino (2006 : 161), the influence of public policy implementation consist
of the dimension and purpose of the policy, recources, characteristic of the
implementor, implementoor’s attitude or tendency, the communication
between organizations, the economical’s surrounding, social and political
situation. The method used descriptive method with qualitative approach. The
result of research concluded that the implementation of PDPM GERBANG
UTAMA in Baros Subdistrict already good but there is some problem that
obstruct on the implementation’s phase. Researcher’s advice is all people from
district until regency area must apply the punishment regulation based on the
Judgement and the village’s government have to maximize the fund that have
been prepared by the regency’s government.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat
dan inayah-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
yang berjudul Implementasi Program Daerah Pembertdayaan Masyarakat dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA) di
Kabupaten Serang tanpa menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti.
Dalam skripsi ini penulis berusaha menyampaikan beberapa hal mengenai
deskripsi beberapa permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian, landasan
teori, dan metode penelitian yang tertuang dalam proposal skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah memberikan arahan,
bimbingan, pelajaran, serta motivasi dan dukungan dalam upaya penyusunan
proposal skripsi ini. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. DR. Agus Sjafari S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
i
5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Listyaningsih, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara
7. Gandung Ismanto, S.Sos., MM selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang
selalu membimbing, memberikan ilmunya, memotivasi penulis serta
membimbing
penulis
dalam
menyelesaikan
proposal
skripsi
ini.
Terimakasih atas ilmu dan bantuannya.
8. Titi Stiawati, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang
selalu membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis
dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Terimakasih atas ilmu dan
bantuannya.
9. Anis Fuad, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis dari awal hingga akhir.
10. Semua Dosen dan Staff Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali
penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
11. Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan
(BKBPMP) Kabupaten Serang yang telah memberikan data dan informasi
kepada peneliti.
12. Pelaksana Program PDPM GERBANG UTAMA yang telah memberikan
data dan informasi kepada peneliti.
ii
13. Kedua orang tua yang selalu membimbing dan mengantarkan anaknya
sampai ke dalam tahap perguruan tinggi. Terimakasih banyak Mamah dan
Bapak. Dan kaka-kakaku Te wiwi, A eko, Bang Nurli.
14. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung yaitu Ngebet lulus, Scima,
Angels, dan sahabat yang sering menemani saat penelitian yaitu Glen,
Rahma, Andam, adiku Lita dan teman-teman seperjuangan Administrasi
Negara angkatan 2012. Semoga kami semua dapat berjuang dan sukses
bersama.
Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini terdapat kekurangan. Oleh
karena itu peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun. Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
proposal skripsi ini terjadi kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penulis
melakukan penelitian. Terimakasih.
Serang, Juni 2017
Ulfah Fadilah
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR .......................................................................................
i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 19
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 19
1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 19
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 19
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 20
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI
DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 22
2.1.1 kebijakan Publik ................................................................................... 22
2.1.1.1 Tahap-tahap Kebijakan Publik ....................................................... 24
iv
2.1.2 Implementasi Kebijakan ...................................................................... 26
2.1.2.1 Model-model Implementasi Kebijakan .......................................... 29
2.1.2.2 Implementasi Kebijakan publik model Donald Van Metter
Van Horn ......................................................................................... 32
2.1.3 Konsep Kemiskinan ............................................................................. 34
2.1.4 Konsep Pemberdayaan ......................................................................... 36
2.1.5 Konsep Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat
dan Gerakan
Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA) .... 38
2.1.5.1 Tujuan PDPM GERBANG UTAMA .............................................. 40
2.1.5.2 Keluaran Program ........................................................................... 41
2.1.5.3 Prinsip Dasar PDPM GERBANG UTAMA ................................... 41
2.1.5.4 Sasaran PDPM GERBANG UTAMA ............................................ 42
2.1.5.5 Pendanaan ....................................................................................... 43
2.1.5.6 Ketentuan Dasar PDPM GERBANG UTAMA .............................. 44
2.1.5.7 Peran Pelaksana PDPM GERBANG UTAMA ............................... 48
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 58
2.3 Kerangka Berfikir ........................................................................................ 59
2.4 Asumsi Dasar .............................................................................................. 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian .......................................................................................... 62
3.2 Fokus Penelitian ............................................................................................ 64
3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 64
v
3.4 Variabel Penelitian ........................................................................................ 65
3.4.1 Definisi Konsep ....................................................................................... 66
3.4.2 Definisi Operasional ................................................................................ 67
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 69
3.6 Informan Penelitian ....................................................................................... 70
3.7 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 72
3.7.1 Observasi ................................................................................................. 73
3.7.2 Wawancara .............................................................................................. 75
3.7.2.1 Macam-macam wawancara dalam penelitia kualitatif ..................... 75
3.7.3 Studi Dokumentasi .................................................................................. 79
3.8 Teknik Analisis Data dan Uji Keabsahan Data ............................................. 80
3.8.1 Teknik Analisis Data ............................................................................... 80
3.8.2 Uji Keabsahan Data ................................................................................ 83
3.9 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 85
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................ 87
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang ...................................................... 87
4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Baros ....................................................... 88
4.2. Deskripsi Data .............................................................................................. 89
4.2.1. Data Informan Penelitian ....................................................................... 92
4.4 Deskripsi dan Data Temuan Lapangan ......................................................... 94
vi
4.5 Implementasi Kebijakan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat ......................................................... 94
4.5.1
Ukuran dan Tujuan Kebijakan ............................................................ 94
4.5.2
Sumber Daya ...................................................................................... 111
4.5.3
Karakteristik agen pelaksana .............................................................. 121
4.5.4
Sikap/ Kecenderungan (Disposisi) para Implementor ....................... 124
4.5.5
Komunikasi antar organisasi .............................................................. 129
4.5.6
Lingkungan ekonomi, social dan politik ............................................. 134
4.6 Pembahasan .................................................................................................. 139
4.6.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan ............................................................... 141
4.6.2 Sumberdaya ............................................................................................ 149
4.6.3 Karakteristik agen pelaksana .................................................................. 152
4.6.4 Sikap/ kecenderungan (disposisi) para implementor ............................. 153
4.6.5 Komunikasi antar organisasi .................................................................. 154
4.6.6 Lingkungan Ekonomi, sosial dan politik ............................................... 155
4.7 Temuan Lapangan ........................................................................................ 156
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 158
5.2 Saran ............................................................................................................. 162
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Pengembalian SPP ...................................................................... 12
Tabel 1.2 Daftar Fasilitator Kabupaten dan Kecamatan PDPM – GU ............... 14
Tabel 3.4.2 Definisi Operasional ........................................................................ 69
Tabel 3.6 Data Informan ..................................................................................... 73
Tabel 3.7.2.1 Pedoman Wawancara .................................................................... 77
Table 3.9 Jadwal Penelitian ................................................................................. 89
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 tahap-tahap kebijakan publik .......................................................... 24
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berfikir ................................................................ 62
Gambar 3.8 Komponen Dalam Analisis Data Mode Interaktif ........................... 85
ix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Surat Ijin Penelitian
LAMPIRAN II
Peraturan Bupati No 7 Tahun 2015 tentang Program
Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan
Pembangunan
Untuk
GERBANG UTAMA)
LAMPIRAN III
Dokumentasi Penelitian
LAMPIRAN IV
Data Pendukung Penelitian
x
Masyarakat
(PDPM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemiskinan terus menjadi fenomena sepanjang sejarah Indonesia.
Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam
pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya
tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik,
kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan
tehadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi ke kota, dan yang lebih parah
kemiskinan membuat rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan
secara terbatas. Permasalahan kemiskinan membutuhkan keterlibatan semua
pihak secara bersama dan terkoordinasi agar cita-cita kesejahteraan dapat
tercapai dengan lebih dinamis.Hal ini sesuai denga Peraturan Presiden Nomor
15 Tahun 2010 tentang percepatan penanggulangan kemiskinan.
Kemiskinan sering dianalogkan dengan semua sifat kekurangan dan
ketidakberdayaan. Analog ini mengakibatkan definisi kemiskinan menjadi
sangat luas sehingga sulit untuk memahaminya dan kesulitan untuk
menentukan langkah kebijakan yang perlu dilakukan untuk menanggulangi
kemiskinan. Kemiskinan dapat didefinisikan dalam berbagai versi. Ada
batasan sederhana yang mengkaitkan kemiskinan dengan standar minimal
yang dihitung berdasarkan pendapatan (income based poverty line). Mereka
yang dinyatakan miskin adalah individu, rumah tangga, masyarakat, atau
1
2
kelompok sosial lainnya yang memperoleh pendapatan dibawah standar
minimal. Batasan ini mengabaikan sumber daya tunai (non cash) yang tersedia
di masyarakat dan sulit digunakan dalam situasi setempat yang terbatas
(Soedijanto Padmowihardjo, 2004).
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa,
yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia yaitu pangan, sandang,
papan,
pendidikan,
kesehatan,
lapangan
kerja
dan
ketentraman
hidup.Pembangunan negara Indonesia seperti yang tercantum dalam Garis
Besar Haluan Negara (GBHN) bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat
yang adil dan makmur merata dalam materiil dan spiritual berdasarkan
pancasila.Untuk mencapai tujuan tersebut maka pembangunan di segala
bidang pun harus dilakukan.
Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.Adapun
bentuk pembangunan akan selalu diartikan mengandung unsur proses dan
adanya suatu perubahan yang direncanakan untuk mencapai kemajuan
masyarakat. Karena ditujukan untuk masyarakat, itulah maka sewajarnya
masyarakatlah sebagai pemilik kegiatan pembangunan.Hal ini dimaksudkan
supaya perubahan yang hendak dituju adalah perubahan yang diketahui dan
sebenarnya yang dikehendaki oleh masyarakat.Pemberdayaan masyarakat
adalah sebagai alternatif dari pembangunan masyarakat.
Hal tersebut membuat pemerintah semakin intensif menggulirkan
program. Kondisi tersebut membuat peranan pemerintah semakin besar.
3
Pemerintah berperan dominan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan
program. Dalam hal ini pemerintah perlu membimbing dan memberi
pengarahan kepada masyarakat sampai masyarakat dinilai mampu, karena
seperti yang kita ketahui lemahnya tingkat pendidikan masyarakat miskin
mengakibatkan sulitnya untuk menerima bimbingan dan arahan. Maka dari itu
pemerintah juga harus melakukan pengawasan setiap bulannya. Agar program
yang pemerintah buat menjadi tepat sasaran dan terimplementasi dengan baik.
Dalam hal ini perlu ada kesiapan masyarakat dalam menerima program untuk
perubahan itu. Untuk itu masyarakat perlu terlibat sejak perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi
hingga
pemanfaatannya.Sehingga
program
pemberdayaan yang dijalankan dapat memberdayakan masyarakat bukan
memperdayakan masyarakat.
Pemberdayaan merujuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam
(a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan
(freedom), dalam arti bukan saja bebas dalam mengemukakan pendapat,
melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan;
(b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat
meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa
yang mereka perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka (Suharto : 2005).
Pemberdayaan masyarakat muncul karena adanya suatu kondisi sosial
ekonomi masyarakat yang rendah yang mengakibatkan masyarakat miskin
4
tidak mampu dan tidak tahu dalam hal pengembangan usaha.Ketidakmampuan
dan ketidaktahuan mengakibatkan produktivitas mereka rendah.Pemberdayaan
masyarakat tersebut harus ditujukan langsung kepada yang memerlukan,
dengan program yang dirancang untuk mengatasi masalah sesuai dengan
kebutuhannya.Agar pemberdayaan masyarakat tersebut efektif sesuai dengan
kehendak
dan
mengenali
kemampuan
serta
kebutuhan
masyarakat
miskin.Selain itu sekaligus meningkatkan kemampuan masyarakat dengan
pengalaman
dalam
merancang,
mempertanggungjawabkan
upaya
mengelola,
melaksanakan
peningkatan
diri
dan
dan
ekonominya.Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya
banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari
informasi, kemampuan untuk mengelola kegiatan usaha.
Peran Pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat pun
semakin
terlihat
ketika
Pemerintah
meluncurkan
program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007 yang
dinyatakan dengan keputusan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang
Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-2009. Melalui program
tersebut dirumuskan kembali dirumuskan kembali mekanisme upaya
penanggulangan kemiskinan yang melibatkan masyarakat mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga pemantauan dan evaluasi.. Melalui proses
pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat,
terutama masyarakat miskin. Tujuannya agar masyarakat mampu berdaya dan
5
dapat ditumbuh kembangkan, sehingga mereka bukan hanya sebagai objek
melainkan sekaligus sebagai upaya penanggulangan kemiskinan tersebut.
Provinsi Banten merupakan salah satu wilayah penyanggah Ibukota
Negara yang banyak memiliki potensi untuk pembangunan.Pembangunan di
berbagai sektor tentunya harus diimbangi dengan pemenuhan hak-hak
masyarakat.Penanggulangan kemiskinan telah dilakukan melalui berbagai
program berbasis pemberdayaan masyarakat, karena kemiskinan merupakan
permasalahan bangsa yang mendesak.Yang menjadi sumber masalah tidak
terangkatnya masyarakat lapisan bawah adalah faktor utama ketidakberdayaan
maka pendekatan yang kemudian banyak digunakan oleh perspektif ini adalah
pemberdayaan masyarakat, Ketidakberdayaan tersebut diwujudkan dalam
bentuk kurangnya wewenang masyarakat dalam pengambilan keputusan dan
kurangnya kapasitas untuk mengelola pembangunan secara mandiri..Dalam
hal ini pemberdayaan masyarakat tidak hanya sebagai pemberdayaan yang
hanya sekedar pemenuhan kebutuhan manusia.Pemberdayaan masyarakat
lebih diartikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagai sumber, pelaku dan
yang menikmati hasil pembangunan. Dengan kata lain pembangunan dari,
oleh dan untuk masyarakat.
Kabupaten Serang sama dengan daerah lain memiliki
persoalan
kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga
pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan
antar wilayah. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya
kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Upaya untuk
6
menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang
berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang benar harus memadukan
aspek-aspek penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang tahun 2015,
ada 29.423 rumah tangga miskin, kemudian jumlah rumah tangga hampir
miskin sebanyak 29.424 rumah tangga miskin, sedangkan rumah tangga
sangat miskin sebanyak 12..860. sementara untuk kategori rumah tangga
miskin berdasarkan individu, yakni individu miskin berjumlah 125 ribu jiwa,
jumlah individu hampir miskin berjumlah 146 ribu jiwa, dan jumlah individu
sangat miskin sebanyak 81 ribu jiwa (BPS, 2015).
Seiring dengan itu pada Tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Serang
melaksanakan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
(PDPM-MPd) dilaksanakan di 15 kecamatan yang tidak mendapatkan bantuan
Program PNPM-MPd, sebagai inisiatif lokal untuk mendorong percepatan
dalam pembangunan perdesaan yang berbasis pemberdayaan masyarakat
melalui mekanisme perencanaan pembangunan secara partisipatif, dimana
masyarakat perdesaan diberikan hak dan keleluasaan dalam merencanakan dan
melaksanakan pembangunan di desa.
Dalam rangka peningkatan kapasitas pemerintah Daerah, penguatan
kelembagaan masyarakat, keberlanjutan pendampingan masyarakat, integrasi
program dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, maka Tahun
2015 Pemerintah Kabupaten Serang melaksanakan kembali Program Daerah
Pemberdayaan Masyarakat Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat
7
(PDPMGERBANG UTAMA) sesuai dengan Peraturan Bupati Serang Nomor
7 tahun 2015 tentang Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM Gerbang Utama) adalah
program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan
berkelanjutan, sebagai reflikasi dari PNPM MPd yang selama ini pelaksanaan
di Kabupaten Serang melaksanakan kembali Program Daerah Pemberdayaan
Masyarakat Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG
UTAMA) sebagai kelanjutan dari kebijakan pemerintah sebelumnya melalui
PNPM MPd yang dihentikan secara mendadak melalui surat Dirjen PMD
Tanggal 29 Desember Tahun 2014.
Konsep
pemberdayaan
masyarakat
berpihak
kepada
lapisan
masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat sebagian besar diakibatkan oleh kesenjangan
terhadap
akses
modal,
prasarana,
informasi
pengetahuan,
teknologi
keterampilan, ditambah oleh kemampuan sumber daya manusia, serta kegiatan
ekonomi lokal yang tidak kompetitif menunjang pendapatan masyarakat.selain
itu
lembaga
pemerintah
belum
optimal
dalam
meyalurkan
dan
mengakomodasikan kebutuhan masyarakat dalam rangka meningkatkan
produktivitas yang mampu memberi nilai tambah usaha masyarakat Miskin.
Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di Kabupaten Serang
dikarenakan Kabupaten Serang adalah satu-satunya kabupaten di Provinsi
banten yang melaksanakan program PDPM GERBANG UTAMA.
8
Sejalan dengan Visi PNPM MPd maka visi PDPM GERBANG
UTAMA
adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat
miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar
masyarakat.
Kemandirian
berarti
mampu
mengorganisir
diri
untuk
memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses
sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut
untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PDPM GERBANG UTAMA
adalah: (1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2)
pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan
peran pemerintahan lokal; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana
sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; serta (5) pengembangan jaringan
kemitraan dalam pembangunan.
Dalam rangka melaksanakan visi dan misi PDPM GERBANG
UTAMA, strategi yang dikembangkan yaitu menjadikan rumah tangga miskin
(RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan
partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Dari
visi, misi, dan strategi maka Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA)
berupaya menggarisbawahi pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan
yang dipilih yaitu menuntaskan tahapan pelembagaan sistem pembangunan
partisipatif, setelah tahapan inisiasi dan internalisasitelah selesai dilakukan
oleh PPK dan PNPM MPd.
9
PDPM Gerbang Utama memiliki nilai-nilai dasar yang selalu menjadi
landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan
yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PDPM Gerbang
Utama. Nilai-nilai tersebut adalah :
1. Bertumpu pada pembangunan manusia
2. Otonomi
3. Desentralisasi
4. Berorientasi pada masyarakat miskin
5. Partisipasi
6. Kesetaraan dan keadilan gender
7. Demokratis
8. Transparansi dan akuntabel
9. Prioritas
10. Keberlanjutan
Alokasi anggaran Program PDPM Gerbang Utama yang perencanaannya
dintegrasikan dan disinergikan dengan perencanaan reguler SKPD pada Tahun
2015, yaitu sebesar Rp. 18.175.000.000.- (Delapan Belas Milyar Seratus Tujuh
Puluh Lima Juta Rupiah) yang bersumber dari APBD Kabupaten Serang
dialokasikan untuk 29 kecamatan yang direalisasikan pada 25% untuk Kegiatan
Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan 75% untuk Kegiatan sarana dan
Prasarana. Berikut kriteria dan jenis kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat
diperlakukan sama. Kegiatan yang akan dibiayai melalui dana BLM diutamakan
untuk kegiatan yang memenuhi kriteria;
10
a. Diutamakan lokasi desa tertinggal
b. Lebih bermanfaat bagi RTM,
c. Berdampaklangsung dalam peningkatan kesejahteraan
d. Dapat dikerjakan oleh masyarakat,
e. Didukung oleh sumber daya yang ada,
f. Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan.
Besaran dana BLM disesuaikan dengan Alokasi pada masing-masing
Kecamatan ditetapkan berdasarkan tingkat kemiskinan di masing-masing
Kecamatan dan Desa serta disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah
sehingga jumlah penyaluran disetiap kecamatan berbeda.
Setelah peneliti melakukan observasi awal mengenai Program Daerah
Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Pembagunan Untuk Masyarakat (PDPM
GERBANG UTAMA) di Kabupaten Serang, dan berdasarkan wawancara awal
peneliti dengan beberapa pihak terkait, maka terdapat beberapa masalah dalam
realisasi Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Pembagunan
Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA) di Kabupaten Serang, antara
lain sebagai berikut.
Pertama, kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam pengembalian dana
Simpan Piinjam Perempuan (SPP). Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara pada
Hari Senin, 15 Februari 2016 pukul 14.00 WIB dengan Pak Usep dadang, usia 44
Tahun selaku fasilitator Kabupaten Kegiatan PDPM GERBANG UTAMA
Kabupaten Serang. pada pelaksanaannya program daerah ini juga bertujuan untuk
mengembangkan aset-aset yang telah di realisasikan program PNPM MPd,
11
diantara asset tersebut adalah adanya dana perguliran kelompok SPP yang pada
pelaksanaannya menerapkan sanksi lokal kepada desa-desa partisipan dengan cara
menentukan batas minimal pengembalian tiap tiap desa di tingkat kecamatan,
sehingga dengan diberlakukannya sanksi yang sama pada penyelenggaraan
program PDPM GU ini tidak semua desa dapat berpartisipasi karena tingkat
pengembalian SPP di desa masih rendah. Dalam hal ini masih ada paradigma
lama yang beranggapan bahwa dana dari pemerintah tidak usah dikembalikan.
Desa yang tingkat pengembalian SPP nya tidak mencapai batas minimal
sanksi lokal sehingga terancam tidak dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan
PDPM-GU, berupaya untuk membayar kekurangannya dengan menggunakan
dana talangan dan pembayarannya disinyalir menggunakan sebagaian dana
sarpras sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas.Adanya ketidak tegasan
dalam penerapan sanksi lokal oleh Pemerintah Desa, sehingga desa dengan
tingkat pengembalian SPP rendah/tidak memenuhi syarat minimal sanksi lokal
tetap dapat mengikuti MAD Prioritas dan MAD Penetapan Usulan, sehingga pada
pelaksanaannya terhambat oleh janji-janji Pemerintah Desa (Kades) yang tidak
direalisasikan,
janji
tersebut
antara
lain
seperti
:Berjanji
akan
mengupayakan/mendorong kelompok SPP yang menunggak membayar sampai
dengan batas MAD Prioritas dan berlanjut minta kebijakan sampai MAD
Pendanaan dan setelah diberikan kesempatan tetap tidak merealisasikannya.
Berikut adalah data tingkat pengembalian dana SPP :
12
Tabel 1.1 Data Pengembalian SPP
NO
Kecamatan
Aset Dana
Bergulir
Dana
Mengendap
pinjaman
SPP
Tunggakan
SPP
Tingkat
Pengembalian
SPP
78,364,534,689
8,767,552,441
61,768,176,415
23,718,457,115
93%
1.
Cinangka
4,110,948,590
315,060,391
3,021,224,100
1,230,994,100
96%
2
Padarincang
4,263,536,146
39,421,446
4,179,623,200
1,861,979,767
90%
3
Ciomas
2,765,251,412
30,674,712
2,734,576,700
301,287,000
93%
4
Pabuaran
1,477,409,165
41,546,365
1,434,786,800
229,374,300
96%
5
Gunung Sari
2,496,782,788
616,316,088
1,862,036,700
1,138,333,700
85%
6
Baros
1,600,456,966
229,771,335
420,163,603
390,517,591
67%
7
Petir
3,900,879,040
168,479,012
2,409,698,225
513,302,450
97%
8
Tunjung Teja
2,633,787,988
252,998,363
2,376,979,625
1,016,656,525
92%
9
Cikeusal
6,495,804,835
314,066,014
6,136,884,421
662,122,200
99%
10
Pamarayan
3,165,316,065
631,393,377
2,533,922,688
894,868,371
94%
11
Bandung
1,553,962,225
155,150,173
1,398,812,052
704,640,142
88%
12
Jawilan
3,046,834,168
316,524,175
2,704,361,102
1,196,496,816
93%
13
Kopo
1,711,054,746
189,863,246
1,518,896,500
590,706,000
90%
14
Cikande
1,537,143,595
77,307,845
1,457,075,750
647,648,250
90%
15
Kibin
3,082,782,793
440,751,360
2,641,246,433
794,133,100
95%
16
Kragilan
2,265,775,247
99,483,797
2,019,791,450
768,523,700
76%
17
Waringinkurung 2,446,562,460
355,704,721
2,052,993,918
1,427,403,406
83%
18
Mancak
2,917,245,683
298,356,230
2,599,063,098
972,214,831
86%
19
20
Anyar
Bojonegara
2,184,711,326
3,268,823,454
181,930,226
762,153,254
2,011,377,300
2,265,728,800
802,750,750
488,125,800
90%
96%
13
21
Pulo Ampel
1,833,004,293
198,335,393
1,634,668,900
1,068,847,900
84%
22
Kramatwatu
2,720,949,559
667,530,659
2,053,418,900
655,542,600
95%
23
Ciruas
3,322,073,719
98,363,219
3,197,710,500
641,798,000
96%
24
Pontang
2,182,102,858
290,101,108
1,892,001,750
1,171,321,750
87%
25
Carenang
2,824,936,599
942,762,351
1,436,355,600
634,533,300
93%
26
Binuang
1,521,417,668
44,024,568
1,302,000,500
919,060,167
77%
27
Tirtayasa
3,079,523,557
130,479,696
2,472,777,800
1,184,576,600
91%
28
Tanara
3,894,229,834
867,146,614
2,852,997,500
29
Lebak Wangi
41,231,188
11,856,703
29,237,000
791,168,000
84%
19,530,000
78%
(Sumber : BKBPMP, 2016)
Dari data table diatas dapat dilihat bahwa kecamatan Baros yang memiliki
tunggakan persentase pembayaran SPP paling rendah sedangkan kecamatan
Cikeusal sebaliknya yaitu memiliki tunggakan persentase pembayaran SPP paling
tinggi diantara kecamatan lainnya di Kabupaten Serang.
Kedua, kurangnya kemampuan masyarakat dalam hal pelaporan
administrasi. Hal ini dapat dilihat pada hasil wawacara pada Hari Senin, 15
Februari 2016 Pukul 14.00 WIB dengan Pak Usep dadang, Usia 44 Tahun
(Fasilitator Kabupaten Kegiatan PDPM GERBANG UTAMA Kabupaten Serang)
mengemukakan
adanya
keterlambatan
dalam
penyusunan
Laporan
Penanggungjawaban Dana (LPD). Hal ini dikarenakan pergantian tim pelaksana
kegiatan di tingkat Desa (Kader Pemberdayaan Masyarakat) karena pergantian
Kepala Desa. Akibatnya pergantian pelaksana kegiatan yang baru kurang
memahami cara, struktur pelaporan yang sebelumnya sudah dibimbing dan
14
disosialisasikan kepada pelaksana kegiatan yang lama (Usep dadang, 15 Februari
2016).
Ketiga, Sumber Daya masih kurang memadai baik Sumberdaya Mausia
ataupun Sumberdaya Lokal dalam pelaksanaan kegiatan.Pada saat itu peneliti
mengikuti kegiatan laporan Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 24
februarydi Rumah makan taktakan. Masyarakat mengeluhkan masih ada
Kecamatan yang tidak ada Fasilitator Teknik (FT)yang mengakibatkan
terlambatnya
proses
pelaksanaan.
Sedangkan
menurut
Panduan
Teknis
Operasional (PTO) PDPM GERBANG UTAMAdi setiap Kecamatan lokasi
PDPM GERBANG UTAMA ditugaskan 2 (Dua) orang pendamping yaitu
Fasilitator Pemberdayaan (FK) dan Fasilitator Teknik (FT).hal ini dapat dilihat
dari data sebagai berikut :
Tabel 1.2 DAFTAR
FASILITATOR KABUPATEN DAN KECAMATAN PDPM-GU
KABUPATEN SERANG
2015
KABUPATEN /
NO
GENDER
NAMA
POSISI
Laki-
KECAMATAN
Perempuan
laki
A.
KABUPATEN :
1
Serang
Koordinator
Usep Dadang, SP.
1
Faskab.
2
Serang
Amri Wahyu Jatmiko
1
Fastekab
3
Serang
Ir. Muliadiy BU.
1
Fas.Keu
4
Serang
Andes Widiansyah
1
FPPU
KETERANGAN
15
5
Serang
Agus Setiawan
1
6
Serang
Tanjung TS.
1
Assisten Faskab
Assisten
Fas.T.Kab
7
Serang
Bintang Anugia Arraqi
JUMLAH TIM FASKAB.
B.
1
Operator
8
0
KECAMATAN :
1
Iwan Rohmawan
1
FK
Anyar
2
Eka Yulidar
3
1
FT
Edi Suardi
1
FK
Heri Mujiyanto
1
FT
Abdul Latif
1
FK
Bandung
4
5
Baros
FT
6
Andrianto
1
Kosong
FK
Binuang
7
8
Sani Selamet
1
FT
Munira Ibnu Abbas
1
FK
Oliviani Husaeni
1
FT
Bojonegara
9
10
H.Emus Mulyadi
1
FK
Carenang
11
Nur Azizahtul Khotimah
12
Rusma Permana
1
1
FT
FK
Cikande
9
FT
14
Akhmad Yani
1
Kosong
FK
Cikeusal
15
Diah Mumpuni Aprianti
1
FT
Ernani Sanuyah
1
FK
Devi April Melia
1
FT
Cinangka
15
17
Ciomas
Priyo Widiatmono
1
FK
18
19
FT
Ciruas
Ratu Liana
1
FK
Kosong
16
20
FT
21
Nina Kuniawati
1
Kosong
FK
Gunung Sari
22
23
Akhlis Alfa Rezano
1
FT
Anton Suherman
1
FK
Jawilan
Hanny Nurhanifah M.
24
1
25
FT
FK
Kosong
FT
Kosong
Keragilan
26
27
Prima Novirani
1
FK
Kibin
28
29
Robert Eddy. S
1
FT
Yudi Hartian Alentino
1
FK
Sigit Digdo Nugroho
1
FT
Kopo
30
31
Ratu Aisah
1
FK
Kramatwatu
32
FT
33
Indri Yani Sapitri
1
Kosong
FK
Mancak
34
FT
35
Ahmad Jaenudin
1
Kosong
FK
Pabuaran
36
Tuti Handayani
37
Ruy Fasya
1
1
FT
FK
Padarincang
38
Omah Nurhamimah
39
1
FT
Abdulah HPN.
1
FK
Ari Budiarto
1
FT
Mulyana
1
FK
Pamarayan
40
41
Petir
42
FT
43
Siti Umayati
1
FK
Etik Suhartanti
1
FT
Kosong
Pontang
44
45
Ibnu Daroni
1
FK
Pulo Ampel
46
FT
Kosong
17
47
FK
Kosong
Tanara
48
49
Hendra Hamami
1
FT
Cece Tajudin
1
FK
Tirtayasa
50
Nawang Dwi Retno
51
1
Daimy Laffa
1
FT
FK
Tunjungteja
52
FT
53
Yeli Kusmawati
1
FK
Devi Widyaningrum
1
FT
Kosong
Waringinkurung
54
55
Asep Sadeli
1
FK
Apriyadi Andeska
1
FT
Lebak Wangi
56
JUMLAH FK DAN FT
26
20
46
TOTAL
34
20
54
(Sumber : BKBPMP : 2016)
Dari data table diatas Kecamatan Baros tidak mempunyai Fasilitator yang
lengkap, yait tidak terdapat fasilitator teknik. Sedangkan kecamatan Cikeusal
memiliki Fasilitator kegiatan dan fasilitator teknik yang lengkap.
Juga keterbatasan Sumber Daya Lokal, peneliti melakukan wawancara
kepada Pak Edi, Usia 46 Tahun (Kasi Pemerintahan Desa Kecamatan Baros) pada
Hari Selasa, 23 Februari 2015.Ketersedian material mengakibatkan terlambatnya
droping Material dan Pemberlian Material harus dari luar. Menurut Panduan
Teknis Operasional (PTO) PDPM GERBANG UTAMA dalam Peraturan Bupati
Nomor 07 Tahun 2015 terdapat tujuan salah satunya adalah Melembagakan
pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan sumber daya
lokal. Namun pada kenyataannya keterbatasan Sumber Daya Alam di desa-desa
menyebabkan pengadaan material harus membeli dari luar desa.
18
Keempat, keterlambatan dalam pencairan dana BLM. Seperti yang
dikatakan oleh Ibu Epon, Usia 50 Tahun (Kabid BKBPMP) Kabupaten Serang,
pada Hari, Jumat 19 Februari pukul 11.00 WIBKeterlambatan dikarenakan dana
APBD Murni untuk PDPM GERBANG UTAMA dipakai untuk dana Desa
sehingga dana untuk program PDPM GERBANG UTAMA yang ditargetkan pada
Bulan April 2015 cair di APBD perubahan melalui dua tahap yaitu pada bulan
November dan Desember. Bulan Agustus 2015 progres tahapan pelaksanaan
PDPM Gerbang Utama seharusnya telah masuk pada tahapan pelaksanaan akan
tetapi menjadi stagnan karena harus menunggu ditetapkannya APBD Perubahan
Tahun 2015 yang menjadi sumber BLM PDPM-GU TA. 2015 pengganti BLM
alokasi APBD Murni yang terpakai untuk pemenuhan kekurangan alokasi dana
desa sebagai implementasi kebijakan UU Desa Tahun 2014.
Kelima, terdapat kegiatan sarana prasarana yang kualitasnya kurang bagus.
Pekerjaan fisik tidak sesuai dengan design perencanaan akhirnya harus dibongkar
dan memerlukan dana lebih. Berdasarkan laporan evaluasi tahunan Program
Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Pembagunan Untuk Masyarakat
yang sesuai sertifikasi kegiatan sarana dan prasarana yang tidak sesuai dengan
perencanaan, dari 29 Kecamatan yang terdiri dari 259 desa terdapat 90 desa yang
pembagunan sarana dan prasarananya tidak sesuai dengan perencanaan.
Dari beberapa permasalahan diatas, maka peneliti ingin mengetahui
“Implementasi Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan
Pembangunan Untuk Masyarakat) di Kabupaten Serang” (studi kasus
Kecamatan Baros dan Kecamatan Cikeusal).
19
1.2 Identifikasi Masalah
Dilihat
dari
latar
belakang
masalah
diatas,
maka
peneliti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam pengembalian dana
Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
2. kurangnya kemampuan masyarakat dalam hal pelaporan administrasi
3. Sumber Daya Kurang memadai
4. Keterlambatan dalam pencairan dana
5. kegiatan sarana prasarana yang kualitasnya kurang bagus
1.3 Batasan Masalah
Supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, Dalam
penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada aspek yang
berkaitan dengan Implementasi Program daerah Pemberdayaan Masyarakat Dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA di
Kabupaten serang.
1.4 Rumusan Masalah
Bagaimana Implementasi Program daerah Pemberdayaan Masyarakat dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA) di
Kabupaten Serang?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan Latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Program Daerah
20
Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM
GERBANG UTAMA) di Kabupaten Serang.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:
a) Manfaat Teoritis
1.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi perkembangan ilmu administrasi negara khususnya
mengenai implementasi kebijakan publik.
2.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang
lainnya.
b) Manfaat Praktis
1.
Untuk
memberikan
informasi
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan mengenai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Serang melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah
dalam pelaksanaan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG
UTAMA) di Kabupaten Serang.
2.
Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan dan
penguasaan ilmu-ilmu yang pernah diperoleh peneliti selama
mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Admnistrasi Negara
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa hingga saat ini.
21
3.
Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana S-1 pada
Program Studi Ilmu Administrasi negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI
DASAR
2.1
Tinjauan Pustaka
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, peneliti menggunakan beberapa
istilah yag berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk itu pada bab ini peneliti
menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian. Teori
yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya teori kebijakan publik, teori
implementasi, teori kemiskinan, teori pemberdayaan masyarakat.Dalam penelitian
kualitatif, teori digunakan sebagai indikator pedoman wawancara, sehingga
memudahka peneliti untuk mendapatkan informasi di lapangan. Teori bagi
peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa memahami konteks
sosial secara lebih luas dan mendalam. (Sugiyono, 2009: 47).
2.1.1 Kebijakan Publik
Eystone (1971) dalam Wahab (2012: 13) yang merumuskan dengan
pendek bahwa kebijakan publik ialah antar hubungan yang berlangsung diantara
unit/ satuan pemerintah dengan lingkungannya.
Demikian pula definisi dari Wilson (2006) dalam Wahab (2012 : 13) yang
merumuskan kebijakan publik sebagai berikut:
“tindakan-tindakan, tujuan-tujuan, dan pernyataan-pernyataan pemerintah
mengenai masalah-masalah tertentu, langkah-langkah yang telah/ sedang diambil
(atau gagal diambil) untuk diimplementasikan, dan penjelasan-penjelasan yang
diberikan oleh mereka mengenai apa yang telah terjadi (atau tidak terjadi)”.
22
23
Definisi lain yang tak kalah luasnya, dikemukakan oleh Thomas R. Dye
(1978) dalam Wahab (2012 : 14) yang menyatakan bahwa kebijaka publik ialah
“whatever governments choose to do or not to do”.
Pakar Ingrris, W.I. Jenkins (1978) dalam Wahab (2012 : 15) merumuskan
kebijakan publik sebagai berikut:
“serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang
aktor politik atau sekelompok aktor, berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih
beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu situasi. Keputusan-keputan itu
pada prinsipnya masih berada dalam batas-batas kewenangan kekuasaan dari pada
aktor tersebut”.
Chief J. O. Udoji, seorang pakar dari Nigeria (1981) dalam Wahab (201 :
15) telah mendefinisikan kebijakan publik sebagai suatu tindakan bersanksi yang
mengarah pada suatu tujuan tertentu yang saling berkaitan dan memengaruhi
sebagian besar warga masyarakat).
Pakar Prancis, Lemieux (1995) dalam Wahab (2012 : 15), merumuskan
kebijakan publik sebagai berikut:
“Produk aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk memecahkan
masalah-masalah publik yang terjadi dilingkungan tertentu yang dilakukan oleh
aktor-aktor politik yang hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktifitas itu
berlangsung sepanjang waktu”.
Nugroho dalam bukunya yang berjudul kebijakan publik: Formulasi,
Implementasi dan Evaluasi (2003 : 54), mengatakan bahwa hal-hal yang
diputuskan oleh pemerintah untuk tidak dikerjakan atau dibiarkan. Untuk itu,
kebijakan publik tidak harus selalu berupa perundang-undangan, namun bisa
berupa peraturan-peraturan yang tidak tertulis namun disepakati.
Secara sederhana dapat dikatakan oleh Nugroho dalam bukunya Public
Policy (20011 : 96) bahwa
24
“kebijakan publik adalah “setiap keputusan yang dibuat oleh Negara,
sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan dari Negara. Kebijakan publik adlah
strategi untuk mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat
pada masa transisi, untuk menuju masyarkaat yang dicita-citakan.”
Dari perbincangan tentang definisi kebijakan publik diatas, kebijakan
publik adalah tindakan yang diambil oleh pemerintah dengan tujuan
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.kini kita menyadari
bahwa semua pembuatan kebijakan publik itu akan selalu melibatkan pemerintah,
dan masyarakat.
2.1.1.1 Tahap-Tahap Kebijakan Publik
Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks
karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena
itu, beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik
membagi proses-proses penyusunan kebijakan publik kedalam beberapa tahap.
Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan kita didalam mengaji
kebijakan publik (Charles Lindblom : 1986).
Namun demikian, bebrapa ahli mungkin membagi tahap-tahap ini dengan
urutan yang berbeda. Seperti misalnya tap penilaian kebijakan seperti yang
tercantum dalam bagan dibawah ini bukan merupakan tahap akhir dari proses
kebijakan publik, sebab masih ada satu tahap lagi, yakni tahap perubahan
kebijakan dan terminasi atau penghentian kebijakan ( William Dunn : 1999).
Tahap-tahap kebijakan Publik adalah sebagai berikut :
1. Tahap penyusunan agenda. Para pejabat dipilih dan diangkat
menempatlan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalahmasalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk kedalam
agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda
kebijaka para perumusan kebijakan. Pada tahap ini suatu masalah
25
mungkin tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain
ditetapkan menjadi focus pembahasan, atau ada pula masalah karena
alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.
Gambar 2.1.1.1 Tahap-tahap Kebijakan Publik
Penyusunan Agenda
Formulasi Kebijakan
Adopsi Kebijakan
Implementasi Kebijakan
Evaluasi Kebijakan
2. Tahap formulasi kebijakan. Masalah yang telah masuk ke agenda
kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalahmasalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah
terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif
atau pilihan kebijakan (policy alternatives/ policy options) yang ada.
Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk kedalam
agenda kebijakan, dalam tahap perumusa kebijakan masing-masing
alternative bersaing untuk dpaat dipilih sebagai kebijakan yang diambil
untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini, masing-masing aktor akan
“bermain” untuk mengusulkan pemecahan maslah terbaik.
3. Tahap adopsi kebijakan. Dari sekian banyak alternative kebijakan yang
ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari
alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas
legislative, consensus antara direktur lembaga atau keputusan
peradilan.
4. Tahap implementasi kebijakan. Suatu program kebijakan hanya akan
menjadi catatan-catatan elite, jika program tersebut tidak
diimplementasikan. Oleh karena itu, keputusan program kebijakan
yang telah diambil sebagai altern
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
GERAKAN PEMBANGUNAN UNTUK
MASYARAKAT (PDPM GERBANG UTAMA) DI
KECAMATAN BAROS
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh
Ulfah Fadilah
NIM. 6661120307
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
ABSTRAK
Ulfah Fadilah, 6661120307, 2017. Implementasi Program Daerah
Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Pembangunan Masyarakat
(PDPM GERBANG UTAMA) di Kecamatan Baros
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, Gandung Ismanto, S.Sos., MM (Pembimbing 1)
dan Titi Stiawati S.Sos., M.Si (Pembimbing 2)
Kata Kunci : Implementasi, PDPM GERBANG UTAMA
Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat Gerakan Pembangunan Untuk
Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA) sesuai dengan Peraturan Bupati
Serang Nomor 7 tahun 2015 adalah program untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan bertujuan agar
tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan.
Masalah yang muncul dalam program ini adalah kurangnya kesadaran dari
masyarakat dalam pengembalian dana Simpan Piinjam Perempuan (SPP),
kurangnya kemampuan masyarakat dalam hal pelaporan administrasi, Sumber
Daya Kurang memadai, Keterlambatan dalam pencairan dana, kegiatan sarana
prasarana yang kualitasnya kurang bagus. Penelitian ini menggunakan teori
dari Van Metter dan Van Horn dalam Leo agustino (2006 : 161) , yang
mempengaruhi kinerja implementasi kebijakan publik tersebut adalah yang
terdiri dari ukuran dan tujuan kebijakan, sumberdaya, karakteristik agen
pelaksana, Sikap atau kecenderungan (Dispotition) para pelaku, komunikasi
antar organisasi, lingkungan ekonomi, sosial, dan politik. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil
temuan lapangan penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan PDPM
GERBANG UTAMA di kecamatan Baros sudah berjalan dengan baik
meskipun masih terdapat masalah yang menghambat dalam pelaksanaan
kebijakannya. Saran dari peneliti adalah Ketegasan dalam penerapan sanksi
program PDPM Gerbang Utama perlu dipatuhi dan ditegakan oleh semua
pihak mulai dari tingkat desa sampai dengan tingkat kabupaten dan
Pemerintah desa harus bisa memaksimalkan anggaran yang disediakan oleh
pemerintah kabupaten.
ABSTRACT
Ulfah Fadilah, 6661120307, 2017. Implementasi Program Daerah
Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Pembangunan Masyarakat
(PDPM GERBANG UTAMA) di Kecamatan Baros
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, Gandung Ismanto, S.Sos., MM (Pembimbing 1)
dan Titi Stiawati S.Sos., M.Si (Pembimbing 2)
keywords : Implementation, PDPM GERBANG UTAMA
The Region Program Society Empowerment Development Movement for
Society (PDPM GERBANG UTAMA) based on the Serang Regent’s Rule No
7 year 2015 is a program that aimed to accelerate proverty tackling that all
integrated and sustainable aimed to achieve the prosperous and independently
of the poor people in the villages. There are some problems on this program
such as less awareness from the villagers to return the loan fund, less the
capability of the villagers to report the administration system, less resources,
delayed about the fund liquefaction so the quality of the infrastructure was
bad. This research is using the theory from Van Metter and Van Horn in Leo
Agustino (2006 : 161), the influence of public policy implementation consist
of the dimension and purpose of the policy, recources, characteristic of the
implementor, implementoor’s attitude or tendency, the communication
between organizations, the economical’s surrounding, social and political
situation. The method used descriptive method with qualitative approach. The
result of research concluded that the implementation of PDPM GERBANG
UTAMA in Baros Subdistrict already good but there is some problem that
obstruct on the implementation’s phase. Researcher’s advice is all people from
district until regency area must apply the punishment regulation based on the
Judgement and the village’s government have to maximize the fund that have
been prepared by the regency’s government.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat
dan inayah-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
yang berjudul Implementasi Program Daerah Pembertdayaan Masyarakat dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA) di
Kabupaten Serang tanpa menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti.
Dalam skripsi ini penulis berusaha menyampaikan beberapa hal mengenai
deskripsi beberapa permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian, landasan
teori, dan metode penelitian yang tertuang dalam proposal skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah memberikan arahan,
bimbingan, pelajaran, serta motivasi dan dukungan dalam upaya penyusunan
proposal skripsi ini. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. DR. Agus Sjafari S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
i
5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Listyaningsih, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara
7. Gandung Ismanto, S.Sos., MM selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang
selalu membimbing, memberikan ilmunya, memotivasi penulis serta
membimbing
penulis
dalam
menyelesaikan
proposal
skripsi
ini.
Terimakasih atas ilmu dan bantuannya.
8. Titi Stiawati, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang
selalu membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis
dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Terimakasih atas ilmu dan
bantuannya.
9. Anis Fuad, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis dari awal hingga akhir.
10. Semua Dosen dan Staff Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali
penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
11. Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan
(BKBPMP) Kabupaten Serang yang telah memberikan data dan informasi
kepada peneliti.
12. Pelaksana Program PDPM GERBANG UTAMA yang telah memberikan
data dan informasi kepada peneliti.
ii
13. Kedua orang tua yang selalu membimbing dan mengantarkan anaknya
sampai ke dalam tahap perguruan tinggi. Terimakasih banyak Mamah dan
Bapak. Dan kaka-kakaku Te wiwi, A eko, Bang Nurli.
14. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung yaitu Ngebet lulus, Scima,
Angels, dan sahabat yang sering menemani saat penelitian yaitu Glen,
Rahma, Andam, adiku Lita dan teman-teman seperjuangan Administrasi
Negara angkatan 2012. Semoga kami semua dapat berjuang dan sukses
bersama.
Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini terdapat kekurangan. Oleh
karena itu peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun. Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
proposal skripsi ini terjadi kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penulis
melakukan penelitian. Terimakasih.
Serang, Juni 2017
Ulfah Fadilah
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR .......................................................................................
i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 19
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 19
1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 19
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 19
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 20
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI
DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 22
2.1.1 kebijakan Publik ................................................................................... 22
2.1.1.1 Tahap-tahap Kebijakan Publik ....................................................... 24
iv
2.1.2 Implementasi Kebijakan ...................................................................... 26
2.1.2.1 Model-model Implementasi Kebijakan .......................................... 29
2.1.2.2 Implementasi Kebijakan publik model Donald Van Metter
Van Horn ......................................................................................... 32
2.1.3 Konsep Kemiskinan ............................................................................. 34
2.1.4 Konsep Pemberdayaan ......................................................................... 36
2.1.5 Konsep Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat
dan Gerakan
Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA) .... 38
2.1.5.1 Tujuan PDPM GERBANG UTAMA .............................................. 40
2.1.5.2 Keluaran Program ........................................................................... 41
2.1.5.3 Prinsip Dasar PDPM GERBANG UTAMA ................................... 41
2.1.5.4 Sasaran PDPM GERBANG UTAMA ............................................ 42
2.1.5.5 Pendanaan ....................................................................................... 43
2.1.5.6 Ketentuan Dasar PDPM GERBANG UTAMA .............................. 44
2.1.5.7 Peran Pelaksana PDPM GERBANG UTAMA ............................... 48
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 58
2.3 Kerangka Berfikir ........................................................................................ 59
2.4 Asumsi Dasar .............................................................................................. 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian .......................................................................................... 62
3.2 Fokus Penelitian ............................................................................................ 64
3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 64
v
3.4 Variabel Penelitian ........................................................................................ 65
3.4.1 Definisi Konsep ....................................................................................... 66
3.4.2 Definisi Operasional ................................................................................ 67
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 69
3.6 Informan Penelitian ....................................................................................... 70
3.7 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 72
3.7.1 Observasi ................................................................................................. 73
3.7.2 Wawancara .............................................................................................. 75
3.7.2.1 Macam-macam wawancara dalam penelitia kualitatif ..................... 75
3.7.3 Studi Dokumentasi .................................................................................. 79
3.8 Teknik Analisis Data dan Uji Keabsahan Data ............................................. 80
3.8.1 Teknik Analisis Data ............................................................................... 80
3.8.2 Uji Keabsahan Data ................................................................................ 83
3.9 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 85
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................ 87
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang ...................................................... 87
4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Baros ....................................................... 88
4.2. Deskripsi Data .............................................................................................. 89
4.2.1. Data Informan Penelitian ....................................................................... 92
4.4 Deskripsi dan Data Temuan Lapangan ......................................................... 94
vi
4.5 Implementasi Kebijakan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat ......................................................... 94
4.5.1
Ukuran dan Tujuan Kebijakan ............................................................ 94
4.5.2
Sumber Daya ...................................................................................... 111
4.5.3
Karakteristik agen pelaksana .............................................................. 121
4.5.4
Sikap/ Kecenderungan (Disposisi) para Implementor ....................... 124
4.5.5
Komunikasi antar organisasi .............................................................. 129
4.5.6
Lingkungan ekonomi, social dan politik ............................................. 134
4.6 Pembahasan .................................................................................................. 139
4.6.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan ............................................................... 141
4.6.2 Sumberdaya ............................................................................................ 149
4.6.3 Karakteristik agen pelaksana .................................................................. 152
4.6.4 Sikap/ kecenderungan (disposisi) para implementor ............................. 153
4.6.5 Komunikasi antar organisasi .................................................................. 154
4.6.6 Lingkungan Ekonomi, sosial dan politik ............................................... 155
4.7 Temuan Lapangan ........................................................................................ 156
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 158
5.2 Saran ............................................................................................................. 162
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Pengembalian SPP ...................................................................... 12
Tabel 1.2 Daftar Fasilitator Kabupaten dan Kecamatan PDPM – GU ............... 14
Tabel 3.4.2 Definisi Operasional ........................................................................ 69
Tabel 3.6 Data Informan ..................................................................................... 73
Tabel 3.7.2.1 Pedoman Wawancara .................................................................... 77
Table 3.9 Jadwal Penelitian ................................................................................. 89
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 tahap-tahap kebijakan publik .......................................................... 24
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berfikir ................................................................ 62
Gambar 3.8 Komponen Dalam Analisis Data Mode Interaktif ........................... 85
ix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Surat Ijin Penelitian
LAMPIRAN II
Peraturan Bupati No 7 Tahun 2015 tentang Program
Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan
Pembangunan
Untuk
GERBANG UTAMA)
LAMPIRAN III
Dokumentasi Penelitian
LAMPIRAN IV
Data Pendukung Penelitian
x
Masyarakat
(PDPM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemiskinan terus menjadi fenomena sepanjang sejarah Indonesia.
Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam
pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya
tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik,
kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan
tehadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi ke kota, dan yang lebih parah
kemiskinan membuat rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan
secara terbatas. Permasalahan kemiskinan membutuhkan keterlibatan semua
pihak secara bersama dan terkoordinasi agar cita-cita kesejahteraan dapat
tercapai dengan lebih dinamis.Hal ini sesuai denga Peraturan Presiden Nomor
15 Tahun 2010 tentang percepatan penanggulangan kemiskinan.
Kemiskinan sering dianalogkan dengan semua sifat kekurangan dan
ketidakberdayaan. Analog ini mengakibatkan definisi kemiskinan menjadi
sangat luas sehingga sulit untuk memahaminya dan kesulitan untuk
menentukan langkah kebijakan yang perlu dilakukan untuk menanggulangi
kemiskinan. Kemiskinan dapat didefinisikan dalam berbagai versi. Ada
batasan sederhana yang mengkaitkan kemiskinan dengan standar minimal
yang dihitung berdasarkan pendapatan (income based poverty line). Mereka
yang dinyatakan miskin adalah individu, rumah tangga, masyarakat, atau
1
2
kelompok sosial lainnya yang memperoleh pendapatan dibawah standar
minimal. Batasan ini mengabaikan sumber daya tunai (non cash) yang tersedia
di masyarakat dan sulit digunakan dalam situasi setempat yang terbatas
(Soedijanto Padmowihardjo, 2004).
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa,
yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia yaitu pangan, sandang,
papan,
pendidikan,
kesehatan,
lapangan
kerja
dan
ketentraman
hidup.Pembangunan negara Indonesia seperti yang tercantum dalam Garis
Besar Haluan Negara (GBHN) bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat
yang adil dan makmur merata dalam materiil dan spiritual berdasarkan
pancasila.Untuk mencapai tujuan tersebut maka pembangunan di segala
bidang pun harus dilakukan.
Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.Adapun
bentuk pembangunan akan selalu diartikan mengandung unsur proses dan
adanya suatu perubahan yang direncanakan untuk mencapai kemajuan
masyarakat. Karena ditujukan untuk masyarakat, itulah maka sewajarnya
masyarakatlah sebagai pemilik kegiatan pembangunan.Hal ini dimaksudkan
supaya perubahan yang hendak dituju adalah perubahan yang diketahui dan
sebenarnya yang dikehendaki oleh masyarakat.Pemberdayaan masyarakat
adalah sebagai alternatif dari pembangunan masyarakat.
Hal tersebut membuat pemerintah semakin intensif menggulirkan
program. Kondisi tersebut membuat peranan pemerintah semakin besar.
3
Pemerintah berperan dominan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan
program. Dalam hal ini pemerintah perlu membimbing dan memberi
pengarahan kepada masyarakat sampai masyarakat dinilai mampu, karena
seperti yang kita ketahui lemahnya tingkat pendidikan masyarakat miskin
mengakibatkan sulitnya untuk menerima bimbingan dan arahan. Maka dari itu
pemerintah juga harus melakukan pengawasan setiap bulannya. Agar program
yang pemerintah buat menjadi tepat sasaran dan terimplementasi dengan baik.
Dalam hal ini perlu ada kesiapan masyarakat dalam menerima program untuk
perubahan itu. Untuk itu masyarakat perlu terlibat sejak perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi
hingga
pemanfaatannya.Sehingga
program
pemberdayaan yang dijalankan dapat memberdayakan masyarakat bukan
memperdayakan masyarakat.
Pemberdayaan merujuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam
(a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan
(freedom), dalam arti bukan saja bebas dalam mengemukakan pendapat,
melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan;
(b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat
meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa
yang mereka perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka (Suharto : 2005).
Pemberdayaan masyarakat muncul karena adanya suatu kondisi sosial
ekonomi masyarakat yang rendah yang mengakibatkan masyarakat miskin
4
tidak mampu dan tidak tahu dalam hal pengembangan usaha.Ketidakmampuan
dan ketidaktahuan mengakibatkan produktivitas mereka rendah.Pemberdayaan
masyarakat tersebut harus ditujukan langsung kepada yang memerlukan,
dengan program yang dirancang untuk mengatasi masalah sesuai dengan
kebutuhannya.Agar pemberdayaan masyarakat tersebut efektif sesuai dengan
kehendak
dan
mengenali
kemampuan
serta
kebutuhan
masyarakat
miskin.Selain itu sekaligus meningkatkan kemampuan masyarakat dengan
pengalaman
dalam
merancang,
mempertanggungjawabkan
upaya
mengelola,
melaksanakan
peningkatan
diri
dan
dan
ekonominya.Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya
banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari
informasi, kemampuan untuk mengelola kegiatan usaha.
Peran Pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat pun
semakin
terlihat
ketika
Pemerintah
meluncurkan
program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007 yang
dinyatakan dengan keputusan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang
Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-2009. Melalui program
tersebut dirumuskan kembali dirumuskan kembali mekanisme upaya
penanggulangan kemiskinan yang melibatkan masyarakat mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga pemantauan dan evaluasi.. Melalui proses
pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat,
terutama masyarakat miskin. Tujuannya agar masyarakat mampu berdaya dan
5
dapat ditumbuh kembangkan, sehingga mereka bukan hanya sebagai objek
melainkan sekaligus sebagai upaya penanggulangan kemiskinan tersebut.
Provinsi Banten merupakan salah satu wilayah penyanggah Ibukota
Negara yang banyak memiliki potensi untuk pembangunan.Pembangunan di
berbagai sektor tentunya harus diimbangi dengan pemenuhan hak-hak
masyarakat.Penanggulangan kemiskinan telah dilakukan melalui berbagai
program berbasis pemberdayaan masyarakat, karena kemiskinan merupakan
permasalahan bangsa yang mendesak.Yang menjadi sumber masalah tidak
terangkatnya masyarakat lapisan bawah adalah faktor utama ketidakberdayaan
maka pendekatan yang kemudian banyak digunakan oleh perspektif ini adalah
pemberdayaan masyarakat, Ketidakberdayaan tersebut diwujudkan dalam
bentuk kurangnya wewenang masyarakat dalam pengambilan keputusan dan
kurangnya kapasitas untuk mengelola pembangunan secara mandiri..Dalam
hal ini pemberdayaan masyarakat tidak hanya sebagai pemberdayaan yang
hanya sekedar pemenuhan kebutuhan manusia.Pemberdayaan masyarakat
lebih diartikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagai sumber, pelaku dan
yang menikmati hasil pembangunan. Dengan kata lain pembangunan dari,
oleh dan untuk masyarakat.
Kabupaten Serang sama dengan daerah lain memiliki
persoalan
kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga
pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan
antar wilayah. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya
kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Upaya untuk
6
menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang
berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang benar harus memadukan
aspek-aspek penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang tahun 2015,
ada 29.423 rumah tangga miskin, kemudian jumlah rumah tangga hampir
miskin sebanyak 29.424 rumah tangga miskin, sedangkan rumah tangga
sangat miskin sebanyak 12..860. sementara untuk kategori rumah tangga
miskin berdasarkan individu, yakni individu miskin berjumlah 125 ribu jiwa,
jumlah individu hampir miskin berjumlah 146 ribu jiwa, dan jumlah individu
sangat miskin sebanyak 81 ribu jiwa (BPS, 2015).
Seiring dengan itu pada Tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Serang
melaksanakan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
(PDPM-MPd) dilaksanakan di 15 kecamatan yang tidak mendapatkan bantuan
Program PNPM-MPd, sebagai inisiatif lokal untuk mendorong percepatan
dalam pembangunan perdesaan yang berbasis pemberdayaan masyarakat
melalui mekanisme perencanaan pembangunan secara partisipatif, dimana
masyarakat perdesaan diberikan hak dan keleluasaan dalam merencanakan dan
melaksanakan pembangunan di desa.
Dalam rangka peningkatan kapasitas pemerintah Daerah, penguatan
kelembagaan masyarakat, keberlanjutan pendampingan masyarakat, integrasi
program dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, maka Tahun
2015 Pemerintah Kabupaten Serang melaksanakan kembali Program Daerah
Pemberdayaan Masyarakat Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat
7
(PDPMGERBANG UTAMA) sesuai dengan Peraturan Bupati Serang Nomor
7 tahun 2015 tentang Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM Gerbang Utama) adalah
program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan
berkelanjutan, sebagai reflikasi dari PNPM MPd yang selama ini pelaksanaan
di Kabupaten Serang melaksanakan kembali Program Daerah Pemberdayaan
Masyarakat Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG
UTAMA) sebagai kelanjutan dari kebijakan pemerintah sebelumnya melalui
PNPM MPd yang dihentikan secara mendadak melalui surat Dirjen PMD
Tanggal 29 Desember Tahun 2014.
Konsep
pemberdayaan
masyarakat
berpihak
kepada
lapisan
masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat sebagian besar diakibatkan oleh kesenjangan
terhadap
akses
modal,
prasarana,
informasi
pengetahuan,
teknologi
keterampilan, ditambah oleh kemampuan sumber daya manusia, serta kegiatan
ekonomi lokal yang tidak kompetitif menunjang pendapatan masyarakat.selain
itu
lembaga
pemerintah
belum
optimal
dalam
meyalurkan
dan
mengakomodasikan kebutuhan masyarakat dalam rangka meningkatkan
produktivitas yang mampu memberi nilai tambah usaha masyarakat Miskin.
Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di Kabupaten Serang
dikarenakan Kabupaten Serang adalah satu-satunya kabupaten di Provinsi
banten yang melaksanakan program PDPM GERBANG UTAMA.
8
Sejalan dengan Visi PNPM MPd maka visi PDPM GERBANG
UTAMA
adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat
miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar
masyarakat.
Kemandirian
berarti
mampu
mengorganisir
diri
untuk
memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses
sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut
untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PDPM GERBANG UTAMA
adalah: (1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2)
pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan
peran pemerintahan lokal; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana
sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; serta (5) pengembangan jaringan
kemitraan dalam pembangunan.
Dalam rangka melaksanakan visi dan misi PDPM GERBANG
UTAMA, strategi yang dikembangkan yaitu menjadikan rumah tangga miskin
(RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan
partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Dari
visi, misi, dan strategi maka Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA)
berupaya menggarisbawahi pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan
yang dipilih yaitu menuntaskan tahapan pelembagaan sistem pembangunan
partisipatif, setelah tahapan inisiasi dan internalisasitelah selesai dilakukan
oleh PPK dan PNPM MPd.
9
PDPM Gerbang Utama memiliki nilai-nilai dasar yang selalu menjadi
landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan
yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PDPM Gerbang
Utama. Nilai-nilai tersebut adalah :
1. Bertumpu pada pembangunan manusia
2. Otonomi
3. Desentralisasi
4. Berorientasi pada masyarakat miskin
5. Partisipasi
6. Kesetaraan dan keadilan gender
7. Demokratis
8. Transparansi dan akuntabel
9. Prioritas
10. Keberlanjutan
Alokasi anggaran Program PDPM Gerbang Utama yang perencanaannya
dintegrasikan dan disinergikan dengan perencanaan reguler SKPD pada Tahun
2015, yaitu sebesar Rp. 18.175.000.000.- (Delapan Belas Milyar Seratus Tujuh
Puluh Lima Juta Rupiah) yang bersumber dari APBD Kabupaten Serang
dialokasikan untuk 29 kecamatan yang direalisasikan pada 25% untuk Kegiatan
Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan 75% untuk Kegiatan sarana dan
Prasarana. Berikut kriteria dan jenis kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat
diperlakukan sama. Kegiatan yang akan dibiayai melalui dana BLM diutamakan
untuk kegiatan yang memenuhi kriteria;
10
a. Diutamakan lokasi desa tertinggal
b. Lebih bermanfaat bagi RTM,
c. Berdampaklangsung dalam peningkatan kesejahteraan
d. Dapat dikerjakan oleh masyarakat,
e. Didukung oleh sumber daya yang ada,
f. Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan.
Besaran dana BLM disesuaikan dengan Alokasi pada masing-masing
Kecamatan ditetapkan berdasarkan tingkat kemiskinan di masing-masing
Kecamatan dan Desa serta disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah
sehingga jumlah penyaluran disetiap kecamatan berbeda.
Setelah peneliti melakukan observasi awal mengenai Program Daerah
Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Pembagunan Untuk Masyarakat (PDPM
GERBANG UTAMA) di Kabupaten Serang, dan berdasarkan wawancara awal
peneliti dengan beberapa pihak terkait, maka terdapat beberapa masalah dalam
realisasi Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Pembagunan
Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA) di Kabupaten Serang, antara
lain sebagai berikut.
Pertama, kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam pengembalian dana
Simpan Piinjam Perempuan (SPP). Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara pada
Hari Senin, 15 Februari 2016 pukul 14.00 WIB dengan Pak Usep dadang, usia 44
Tahun selaku fasilitator Kabupaten Kegiatan PDPM GERBANG UTAMA
Kabupaten Serang. pada pelaksanaannya program daerah ini juga bertujuan untuk
mengembangkan aset-aset yang telah di realisasikan program PNPM MPd,
11
diantara asset tersebut adalah adanya dana perguliran kelompok SPP yang pada
pelaksanaannya menerapkan sanksi lokal kepada desa-desa partisipan dengan cara
menentukan batas minimal pengembalian tiap tiap desa di tingkat kecamatan,
sehingga dengan diberlakukannya sanksi yang sama pada penyelenggaraan
program PDPM GU ini tidak semua desa dapat berpartisipasi karena tingkat
pengembalian SPP di desa masih rendah. Dalam hal ini masih ada paradigma
lama yang beranggapan bahwa dana dari pemerintah tidak usah dikembalikan.
Desa yang tingkat pengembalian SPP nya tidak mencapai batas minimal
sanksi lokal sehingga terancam tidak dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan
PDPM-GU, berupaya untuk membayar kekurangannya dengan menggunakan
dana talangan dan pembayarannya disinyalir menggunakan sebagaian dana
sarpras sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas.Adanya ketidak tegasan
dalam penerapan sanksi lokal oleh Pemerintah Desa, sehingga desa dengan
tingkat pengembalian SPP rendah/tidak memenuhi syarat minimal sanksi lokal
tetap dapat mengikuti MAD Prioritas dan MAD Penetapan Usulan, sehingga pada
pelaksanaannya terhambat oleh janji-janji Pemerintah Desa (Kades) yang tidak
direalisasikan,
janji
tersebut
antara
lain
seperti
:Berjanji
akan
mengupayakan/mendorong kelompok SPP yang menunggak membayar sampai
dengan batas MAD Prioritas dan berlanjut minta kebijakan sampai MAD
Pendanaan dan setelah diberikan kesempatan tetap tidak merealisasikannya.
Berikut adalah data tingkat pengembalian dana SPP :
12
Tabel 1.1 Data Pengembalian SPP
NO
Kecamatan
Aset Dana
Bergulir
Dana
Mengendap
pinjaman
SPP
Tunggakan
SPP
Tingkat
Pengembalian
SPP
78,364,534,689
8,767,552,441
61,768,176,415
23,718,457,115
93%
1.
Cinangka
4,110,948,590
315,060,391
3,021,224,100
1,230,994,100
96%
2
Padarincang
4,263,536,146
39,421,446
4,179,623,200
1,861,979,767
90%
3
Ciomas
2,765,251,412
30,674,712
2,734,576,700
301,287,000
93%
4
Pabuaran
1,477,409,165
41,546,365
1,434,786,800
229,374,300
96%
5
Gunung Sari
2,496,782,788
616,316,088
1,862,036,700
1,138,333,700
85%
6
Baros
1,600,456,966
229,771,335
420,163,603
390,517,591
67%
7
Petir
3,900,879,040
168,479,012
2,409,698,225
513,302,450
97%
8
Tunjung Teja
2,633,787,988
252,998,363
2,376,979,625
1,016,656,525
92%
9
Cikeusal
6,495,804,835
314,066,014
6,136,884,421
662,122,200
99%
10
Pamarayan
3,165,316,065
631,393,377
2,533,922,688
894,868,371
94%
11
Bandung
1,553,962,225
155,150,173
1,398,812,052
704,640,142
88%
12
Jawilan
3,046,834,168
316,524,175
2,704,361,102
1,196,496,816
93%
13
Kopo
1,711,054,746
189,863,246
1,518,896,500
590,706,000
90%
14
Cikande
1,537,143,595
77,307,845
1,457,075,750
647,648,250
90%
15
Kibin
3,082,782,793
440,751,360
2,641,246,433
794,133,100
95%
16
Kragilan
2,265,775,247
99,483,797
2,019,791,450
768,523,700
76%
17
Waringinkurung 2,446,562,460
355,704,721
2,052,993,918
1,427,403,406
83%
18
Mancak
2,917,245,683
298,356,230
2,599,063,098
972,214,831
86%
19
20
Anyar
Bojonegara
2,184,711,326
3,268,823,454
181,930,226
762,153,254
2,011,377,300
2,265,728,800
802,750,750
488,125,800
90%
96%
13
21
Pulo Ampel
1,833,004,293
198,335,393
1,634,668,900
1,068,847,900
84%
22
Kramatwatu
2,720,949,559
667,530,659
2,053,418,900
655,542,600
95%
23
Ciruas
3,322,073,719
98,363,219
3,197,710,500
641,798,000
96%
24
Pontang
2,182,102,858
290,101,108
1,892,001,750
1,171,321,750
87%
25
Carenang
2,824,936,599
942,762,351
1,436,355,600
634,533,300
93%
26
Binuang
1,521,417,668
44,024,568
1,302,000,500
919,060,167
77%
27
Tirtayasa
3,079,523,557
130,479,696
2,472,777,800
1,184,576,600
91%
28
Tanara
3,894,229,834
867,146,614
2,852,997,500
29
Lebak Wangi
41,231,188
11,856,703
29,237,000
791,168,000
84%
19,530,000
78%
(Sumber : BKBPMP, 2016)
Dari data table diatas dapat dilihat bahwa kecamatan Baros yang memiliki
tunggakan persentase pembayaran SPP paling rendah sedangkan kecamatan
Cikeusal sebaliknya yaitu memiliki tunggakan persentase pembayaran SPP paling
tinggi diantara kecamatan lainnya di Kabupaten Serang.
Kedua, kurangnya kemampuan masyarakat dalam hal pelaporan
administrasi. Hal ini dapat dilihat pada hasil wawacara pada Hari Senin, 15
Februari 2016 Pukul 14.00 WIB dengan Pak Usep dadang, Usia 44 Tahun
(Fasilitator Kabupaten Kegiatan PDPM GERBANG UTAMA Kabupaten Serang)
mengemukakan
adanya
keterlambatan
dalam
penyusunan
Laporan
Penanggungjawaban Dana (LPD). Hal ini dikarenakan pergantian tim pelaksana
kegiatan di tingkat Desa (Kader Pemberdayaan Masyarakat) karena pergantian
Kepala Desa. Akibatnya pergantian pelaksana kegiatan yang baru kurang
memahami cara, struktur pelaporan yang sebelumnya sudah dibimbing dan
14
disosialisasikan kepada pelaksana kegiatan yang lama (Usep dadang, 15 Februari
2016).
Ketiga, Sumber Daya masih kurang memadai baik Sumberdaya Mausia
ataupun Sumberdaya Lokal dalam pelaksanaan kegiatan.Pada saat itu peneliti
mengikuti kegiatan laporan Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 24
februarydi Rumah makan taktakan. Masyarakat mengeluhkan masih ada
Kecamatan yang tidak ada Fasilitator Teknik (FT)yang mengakibatkan
terlambatnya
proses
pelaksanaan.
Sedangkan
menurut
Panduan
Teknis
Operasional (PTO) PDPM GERBANG UTAMAdi setiap Kecamatan lokasi
PDPM GERBANG UTAMA ditugaskan 2 (Dua) orang pendamping yaitu
Fasilitator Pemberdayaan (FK) dan Fasilitator Teknik (FT).hal ini dapat dilihat
dari data sebagai berikut :
Tabel 1.2 DAFTAR
FASILITATOR KABUPATEN DAN KECAMATAN PDPM-GU
KABUPATEN SERANG
2015
KABUPATEN /
NO
GENDER
NAMA
POSISI
Laki-
KECAMATAN
Perempuan
laki
A.
KABUPATEN :
1
Serang
Koordinator
Usep Dadang, SP.
1
Faskab.
2
Serang
Amri Wahyu Jatmiko
1
Fastekab
3
Serang
Ir. Muliadiy BU.
1
Fas.Keu
4
Serang
Andes Widiansyah
1
FPPU
KETERANGAN
15
5
Serang
Agus Setiawan
1
6
Serang
Tanjung TS.
1
Assisten Faskab
Assisten
Fas.T.Kab
7
Serang
Bintang Anugia Arraqi
JUMLAH TIM FASKAB.
B.
1
Operator
8
0
KECAMATAN :
1
Iwan Rohmawan
1
FK
Anyar
2
Eka Yulidar
3
1
FT
Edi Suardi
1
FK
Heri Mujiyanto
1
FT
Abdul Latif
1
FK
Bandung
4
5
Baros
FT
6
Andrianto
1
Kosong
FK
Binuang
7
8
Sani Selamet
1
FT
Munira Ibnu Abbas
1
FK
Oliviani Husaeni
1
FT
Bojonegara
9
10
H.Emus Mulyadi
1
FK
Carenang
11
Nur Azizahtul Khotimah
12
Rusma Permana
1
1
FT
FK
Cikande
9
FT
14
Akhmad Yani
1
Kosong
FK
Cikeusal
15
Diah Mumpuni Aprianti
1
FT
Ernani Sanuyah
1
FK
Devi April Melia
1
FT
Cinangka
15
17
Ciomas
Priyo Widiatmono
1
FK
18
19
FT
Ciruas
Ratu Liana
1
FK
Kosong
16
20
FT
21
Nina Kuniawati
1
Kosong
FK
Gunung Sari
22
23
Akhlis Alfa Rezano
1
FT
Anton Suherman
1
FK
Jawilan
Hanny Nurhanifah M.
24
1
25
FT
FK
Kosong
FT
Kosong
Keragilan
26
27
Prima Novirani
1
FK
Kibin
28
29
Robert Eddy. S
1
FT
Yudi Hartian Alentino
1
FK
Sigit Digdo Nugroho
1
FT
Kopo
30
31
Ratu Aisah
1
FK
Kramatwatu
32
FT
33
Indri Yani Sapitri
1
Kosong
FK
Mancak
34
FT
35
Ahmad Jaenudin
1
Kosong
FK
Pabuaran
36
Tuti Handayani
37
Ruy Fasya
1
1
FT
FK
Padarincang
38
Omah Nurhamimah
39
1
FT
Abdulah HPN.
1
FK
Ari Budiarto
1
FT
Mulyana
1
FK
Pamarayan
40
41
Petir
42
FT
43
Siti Umayati
1
FK
Etik Suhartanti
1
FT
Kosong
Pontang
44
45
Ibnu Daroni
1
FK
Pulo Ampel
46
FT
Kosong
17
47
FK
Kosong
Tanara
48
49
Hendra Hamami
1
FT
Cece Tajudin
1
FK
Tirtayasa
50
Nawang Dwi Retno
51
1
Daimy Laffa
1
FT
FK
Tunjungteja
52
FT
53
Yeli Kusmawati
1
FK
Devi Widyaningrum
1
FT
Kosong
Waringinkurung
54
55
Asep Sadeli
1
FK
Apriyadi Andeska
1
FT
Lebak Wangi
56
JUMLAH FK DAN FT
26
20
46
TOTAL
34
20
54
(Sumber : BKBPMP : 2016)
Dari data table diatas Kecamatan Baros tidak mempunyai Fasilitator yang
lengkap, yait tidak terdapat fasilitator teknik. Sedangkan kecamatan Cikeusal
memiliki Fasilitator kegiatan dan fasilitator teknik yang lengkap.
Juga keterbatasan Sumber Daya Lokal, peneliti melakukan wawancara
kepada Pak Edi, Usia 46 Tahun (Kasi Pemerintahan Desa Kecamatan Baros) pada
Hari Selasa, 23 Februari 2015.Ketersedian material mengakibatkan terlambatnya
droping Material dan Pemberlian Material harus dari luar. Menurut Panduan
Teknis Operasional (PTO) PDPM GERBANG UTAMA dalam Peraturan Bupati
Nomor 07 Tahun 2015 terdapat tujuan salah satunya adalah Melembagakan
pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan sumber daya
lokal. Namun pada kenyataannya keterbatasan Sumber Daya Alam di desa-desa
menyebabkan pengadaan material harus membeli dari luar desa.
18
Keempat, keterlambatan dalam pencairan dana BLM. Seperti yang
dikatakan oleh Ibu Epon, Usia 50 Tahun (Kabid BKBPMP) Kabupaten Serang,
pada Hari, Jumat 19 Februari pukul 11.00 WIBKeterlambatan dikarenakan dana
APBD Murni untuk PDPM GERBANG UTAMA dipakai untuk dana Desa
sehingga dana untuk program PDPM GERBANG UTAMA yang ditargetkan pada
Bulan April 2015 cair di APBD perubahan melalui dua tahap yaitu pada bulan
November dan Desember. Bulan Agustus 2015 progres tahapan pelaksanaan
PDPM Gerbang Utama seharusnya telah masuk pada tahapan pelaksanaan akan
tetapi menjadi stagnan karena harus menunggu ditetapkannya APBD Perubahan
Tahun 2015 yang menjadi sumber BLM PDPM-GU TA. 2015 pengganti BLM
alokasi APBD Murni yang terpakai untuk pemenuhan kekurangan alokasi dana
desa sebagai implementasi kebijakan UU Desa Tahun 2014.
Kelima, terdapat kegiatan sarana prasarana yang kualitasnya kurang bagus.
Pekerjaan fisik tidak sesuai dengan design perencanaan akhirnya harus dibongkar
dan memerlukan dana lebih. Berdasarkan laporan evaluasi tahunan Program
Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Pembagunan Untuk Masyarakat
yang sesuai sertifikasi kegiatan sarana dan prasarana yang tidak sesuai dengan
perencanaan, dari 29 Kecamatan yang terdiri dari 259 desa terdapat 90 desa yang
pembagunan sarana dan prasarananya tidak sesuai dengan perencanaan.
Dari beberapa permasalahan diatas, maka peneliti ingin mengetahui
“Implementasi Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan
Pembangunan Untuk Masyarakat) di Kabupaten Serang” (studi kasus
Kecamatan Baros dan Kecamatan Cikeusal).
19
1.2 Identifikasi Masalah
Dilihat
dari
latar
belakang
masalah
diatas,
maka
peneliti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam pengembalian dana
Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
2. kurangnya kemampuan masyarakat dalam hal pelaporan administrasi
3. Sumber Daya Kurang memadai
4. Keterlambatan dalam pencairan dana
5. kegiatan sarana prasarana yang kualitasnya kurang bagus
1.3 Batasan Masalah
Supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, Dalam
penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada aspek yang
berkaitan dengan Implementasi Program daerah Pemberdayaan Masyarakat Dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA di
Kabupaten serang.
1.4 Rumusan Masalah
Bagaimana Implementasi Program daerah Pemberdayaan Masyarakat dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG UTAMA) di
Kabupaten Serang?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan Latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Program Daerah
20
Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM
GERBANG UTAMA) di Kabupaten Serang.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:
a) Manfaat Teoritis
1.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi perkembangan ilmu administrasi negara khususnya
mengenai implementasi kebijakan publik.
2.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang
lainnya.
b) Manfaat Praktis
1.
Untuk
memberikan
informasi
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan mengenai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Serang melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah
dalam pelaksanaan Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan
Gerakan Pembangunan Untuk Masyarakat (PDPM GERBANG
UTAMA) di Kabupaten Serang.
2.
Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan dan
penguasaan ilmu-ilmu yang pernah diperoleh peneliti selama
mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Admnistrasi Negara
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa hingga saat ini.
21
3.
Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana S-1 pada
Program Studi Ilmu Administrasi negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI
DASAR
2.1
Tinjauan Pustaka
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, peneliti menggunakan beberapa
istilah yag berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk itu pada bab ini peneliti
menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian. Teori
yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya teori kebijakan publik, teori
implementasi, teori kemiskinan, teori pemberdayaan masyarakat.Dalam penelitian
kualitatif, teori digunakan sebagai indikator pedoman wawancara, sehingga
memudahka peneliti untuk mendapatkan informasi di lapangan. Teori bagi
peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa memahami konteks
sosial secara lebih luas dan mendalam. (Sugiyono, 2009: 47).
2.1.1 Kebijakan Publik
Eystone (1971) dalam Wahab (2012: 13) yang merumuskan dengan
pendek bahwa kebijakan publik ialah antar hubungan yang berlangsung diantara
unit/ satuan pemerintah dengan lingkungannya.
Demikian pula definisi dari Wilson (2006) dalam Wahab (2012 : 13) yang
merumuskan kebijakan publik sebagai berikut:
“tindakan-tindakan, tujuan-tujuan, dan pernyataan-pernyataan pemerintah
mengenai masalah-masalah tertentu, langkah-langkah yang telah/ sedang diambil
(atau gagal diambil) untuk diimplementasikan, dan penjelasan-penjelasan yang
diberikan oleh mereka mengenai apa yang telah terjadi (atau tidak terjadi)”.
22
23
Definisi lain yang tak kalah luasnya, dikemukakan oleh Thomas R. Dye
(1978) dalam Wahab (2012 : 14) yang menyatakan bahwa kebijaka publik ialah
“whatever governments choose to do or not to do”.
Pakar Ingrris, W.I. Jenkins (1978) dalam Wahab (2012 : 15) merumuskan
kebijakan publik sebagai berikut:
“serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang
aktor politik atau sekelompok aktor, berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih
beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu situasi. Keputusan-keputan itu
pada prinsipnya masih berada dalam batas-batas kewenangan kekuasaan dari pada
aktor tersebut”.
Chief J. O. Udoji, seorang pakar dari Nigeria (1981) dalam Wahab (201 :
15) telah mendefinisikan kebijakan publik sebagai suatu tindakan bersanksi yang
mengarah pada suatu tujuan tertentu yang saling berkaitan dan memengaruhi
sebagian besar warga masyarakat).
Pakar Prancis, Lemieux (1995) dalam Wahab (2012 : 15), merumuskan
kebijakan publik sebagai berikut:
“Produk aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk memecahkan
masalah-masalah publik yang terjadi dilingkungan tertentu yang dilakukan oleh
aktor-aktor politik yang hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktifitas itu
berlangsung sepanjang waktu”.
Nugroho dalam bukunya yang berjudul kebijakan publik: Formulasi,
Implementasi dan Evaluasi (2003 : 54), mengatakan bahwa hal-hal yang
diputuskan oleh pemerintah untuk tidak dikerjakan atau dibiarkan. Untuk itu,
kebijakan publik tidak harus selalu berupa perundang-undangan, namun bisa
berupa peraturan-peraturan yang tidak tertulis namun disepakati.
Secara sederhana dapat dikatakan oleh Nugroho dalam bukunya Public
Policy (20011 : 96) bahwa
24
“kebijakan publik adalah “setiap keputusan yang dibuat oleh Negara,
sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan dari Negara. Kebijakan publik adlah
strategi untuk mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat
pada masa transisi, untuk menuju masyarkaat yang dicita-citakan.”
Dari perbincangan tentang definisi kebijakan publik diatas, kebijakan
publik adalah tindakan yang diambil oleh pemerintah dengan tujuan
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.kini kita menyadari
bahwa semua pembuatan kebijakan publik itu akan selalu melibatkan pemerintah,
dan masyarakat.
2.1.1.1 Tahap-Tahap Kebijakan Publik
Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks
karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena
itu, beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik
membagi proses-proses penyusunan kebijakan publik kedalam beberapa tahap.
Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan kita didalam mengaji
kebijakan publik (Charles Lindblom : 1986).
Namun demikian, bebrapa ahli mungkin membagi tahap-tahap ini dengan
urutan yang berbeda. Seperti misalnya tap penilaian kebijakan seperti yang
tercantum dalam bagan dibawah ini bukan merupakan tahap akhir dari proses
kebijakan publik, sebab masih ada satu tahap lagi, yakni tahap perubahan
kebijakan dan terminasi atau penghentian kebijakan ( William Dunn : 1999).
Tahap-tahap kebijakan Publik adalah sebagai berikut :
1. Tahap penyusunan agenda. Para pejabat dipilih dan diangkat
menempatlan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalahmasalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk kedalam
agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda
kebijaka para perumusan kebijakan. Pada tahap ini suatu masalah
25
mungkin tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain
ditetapkan menjadi focus pembahasan, atau ada pula masalah karena
alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.
Gambar 2.1.1.1 Tahap-tahap Kebijakan Publik
Penyusunan Agenda
Formulasi Kebijakan
Adopsi Kebijakan
Implementasi Kebijakan
Evaluasi Kebijakan
2. Tahap formulasi kebijakan. Masalah yang telah masuk ke agenda
kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalahmasalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah
terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif
atau pilihan kebijakan (policy alternatives/ policy options) yang ada.
Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk kedalam
agenda kebijakan, dalam tahap perumusa kebijakan masing-masing
alternative bersaing untuk dpaat dipilih sebagai kebijakan yang diambil
untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini, masing-masing aktor akan
“bermain” untuk mengusulkan pemecahan maslah terbaik.
3. Tahap adopsi kebijakan. Dari sekian banyak alternative kebijakan yang
ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari
alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas
legislative, consensus antara direktur lembaga atau keputusan
peradilan.
4. Tahap implementasi kebijakan. Suatu program kebijakan hanya akan
menjadi catatan-catatan elite, jika program tersebut tidak
diimplementasikan. Oleh karena itu, keputusan program kebijakan
yang telah diambil sebagai altern