KAJIAN EKSPERIMEN PERUBAHAN STRUKTUR KRISTAL PADA PROSES GRAFITISASI

  6

  ISSN 0216 - 3128 Tundjung Indrati Y.

  KAJIAN EKSPERIMEN PERUBAHAN STRUKTUR KRISTAL PADA PROSES GRAFITISASI

Tundjung Indrati Y

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator - BATAN email:tunjung_indrati@.yahoo.co.id ABSTRAK KAJIAN EKSPERIMEN PERUBAHAN STRUKTUR KRISTAL PADA PROSES GRAFITISASI. Grafit adalah bahan yang dapat untuk bahan moderator dengan syarat berderajat nuklir. Salah satu nilai derajat nuklir adalah derajat grafitisasi 0,98 dan menuhi syarat untuk derajat kristalinitasnya . Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi derajat kristalinitas grafit yang diperoleh. Parameter yang dikaji dalam penelitian o ini adalah penambahan aditif SiO , bentuk umpan grafisasi pada suhu diatas 1300 C dan suhu grafitisasi.

2 Berdasarkan penelitian kajian eksperimen perubahan struktur kristal dapat disimpulkan bahwa penambahan

  zat aditif SiO berpengaruh dalam proses grafitisasi. Hal ini terbukti dari pemonitoran terhadap nilai

  2 o crystallite level grafit hasil pemanasan 1300 C. Nilai paling optimal penambahan SiO pada 0,06-0,08 %.

  2 o Bentuk umpan pada proses graftisasi pemanasan 1800 C ternyata tidak berpengaruh dalam struktur kristal grafit. Pengaruh suhu grafitisasi terhadap crystallite level grafit sangat jelas demikian juga dengan thermal conductivity grafit. Semakin tinggi suhu grafitisasi maka semakin tinggi derajat grafitisasinya demikian juga o thermal conductivitynya. Dari kajian perubahan struktur kristal maka grafit hasil grafitisasi 2400 C memenuhi syarat dalam crystallite levelnya dan thermal conductivitynya. Derajat grafitisasi 0,98, nilai kisi o kristal a = 3,02 Å dan c = 6,71 Å sedangkan thermal conductivitynya 144,3455 W/m. K Kata kunci : struktur kristal, grafitisasi, dspacing, derajat grafitisasi,derajat kristalinitas ABSTRACT EXPERIMENTAL STUDY OF CRYSTALL STRUCTURE ON GRAPHITISATION. Nuclear grade grahite is useful for nuclear reactor moderator. One of the requirements for nuclear grade graphite is graphitisation grade 0,98 and good crystalllite level. The obyective of the researh is dtermined of crytallite level. There parameter on the research were aditive of SiO , feed form and temperature of graphitisation.

  2 Based on the research the SiO aditive influence on the graphitization. The optimal addition was 0,06 – 0,08

  2 o %. There crystallite level value on graphite was change on heating 1300 C . The feed form was not inffluence on the graphitization.The effect of temperature on crystallite level and thermal conductivity was very clear. More higher of temperature, more higher graphitization degree and thermal conductivity. The crystal structure of graphite was good on crystallite level and thermal conductivity. The graphitisation o degree was 0,98 with a = 3,02 Å and c = 6,71 Å, the thermal conductivity was 144,3455 W/m. K.

  Keyword : crystal structure, graphitization, graphitizationdegree, d crystallite level spassing,

  yang tinggi. Kestabilan dimensi dan struktur kristal

  PENDAHULUAN

  juga merupakan persyaratan moderator terhadap rafit selain digunakan sebagai moderator pada pengaruh perubahan suhu yang tinggi dan high flux reaktor nuklir digunakan juga sebagai elektroda

  G of neutrons . Kristalinitas atau derajat grafitisasi

  ,furnace liner, dan komponen plasma. Reaktor nuklir sangat penting karena mempengaruhi sifat thermal generasi IV kususnya gas cooled Very High

  conductivity, impurities level, irradiation –induced Temperature Reactor (VHTR) menggunakan grafit modifications , stabilitas dimensi untuk menghindari

  sebagai moderator. Grafit yang digunakan adalah

  cracking pada perfomancenya dalam reaktor nuklir grafit yang mempunyai spesifikasi nuclear grade.

  dan machinability. Cracking terjadi karena crystallite Grafit ini merupakan polycrystalline material yang

  level tidak terpenuhi. Thermal conductivity untuk

  mempunyai derajat grafitisasi tinggi, kemurnian grafit sebagai moderator tidak melebihi 145 terhadap unsur kimia yang tinggi. Grafit dengan

  o (1,2,3,4,5,6,7) W/m. K .

  kemurnian tinggi ini untuk meminimalkan fenomena Grafit dibuat dari campuran serbuk tar pitch 32

  thermal neutron absorption . Berat jenis yang

  3

  % dan calcine coke 68 %. Tahapan prosesnya dipersyaratkan adalah 1,5 – 1,8 g/cm dengan meliputi mixing, shaping, firing dan grafitisasi. Pada porositas tertentu. Selain mempunyai sifat low pembuatan grafit tidak terjadi self sintering materials

  absorption of neutrons 4-5 0,2-0,01 mg/g-h, grafit

  karena grafit mempunyai koefisien difusi yang mempunyai thermal conductivity yang tinggi, high rendah walaupun pemanasannya sangat tinggi yaitu

  temperature strength sekitar 20 Mpa, dan kestabilan Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2014 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

  spacing

  sebagai zat aditif. Adanya pemanasan bertahap pada proses grafitisasi maka

  akan berubah dengan adanya proses grafitisasi sehingga crystallite

  level

  dapat ditentukan menggunakan rumus dibawah ini

  (8,9,10) .

  Gambar struktur kristal heksagonal secara teoritis tertera pada Gambar 2. Berdasar Gambar 2 maka harga kisi kristal a dapat dihitung karena telah diketahui bahwa nilai c sebesar 2 d

  yaitu a = 0,4

  Adanya jarak antar bidang makin pendek maka derajat grafitisasi semakin tinggi dan ini mempengaruhi kristalinitas grafit

  d spacing grafit yang dihasilkan akan lebih pendek.

  2

  Atas peristiwa diatas maka d

  C. Adanya pengaruh suhu pada proses grafitisasi menyebabkan kristal berubah. Proses grafitisasi akan lebih cepat apabila pada bahan baku pembuatan grafit ditambahkan SiO

  o

  C atau mungkin 3000

  o

  2000 – 2500

  7 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2014 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

  ISSN 0216 - 3128

  Tundjung Indrati Y.

  spacing

  • 0,6 (c)

  conductor serta perubahan sifat secara fisik. Oleh

  dengan variasi 0,04 %, 0,06 %, 0,08% dan 0,1%. Pellet dipanggang 900

  d 002 = jarak antar bidang

  3,36 = jarak antar bidang grafit secara teoritis Gambar 2. Struktur Kristal Grafit

  (11) Thermal conductivity diketahi dengan

  mengalikan besaran 0,1116 x 10

  dengan satuan kcal/m.jam.

  o

  C terhadap harga resistivitas yang besarannya µΩcm. Resistivitas dapat diketahui dengan pengukuran pellet menggunakan Ohmmeter dan ukuran dimensi pellet grafit

  Pembuatan pellet mentah menggunakan bahan

  calcine coke

  sekitar 68 % dan Tar Pitch sekitar 32 %. Katalisator yang digunakan SiO

  2

  o

  − − = d g

  C dengan soaking time 2 jam. Setelah dingin sebagian dihancurkan sebagian diukur dimensi dan nilai resistivitasnya. Sebagian serbuk dianalisis mengggunakan X-ray difraction (XRD). Pellet dan serbuk hasil pemanggangan dipanaskan 1300

  o

  C - 1500

  o

  C, soaking time 2 jam. Setelah dingin, dikarakterisasi lagi untuk untuk penentuan derajat grafitisasinya dan dimensi pellet. Pengaruh penambahan aditif SiO

  2

  dapat ditetapkan pada tahap ini. Sebagian pellet dan serbuk hasil grafitisasi pertama dipanaskan dengan proses grafitisasi lanjut sampai suhu 2400

  o

  C atau 2500

  o

  C. Soaking time pada grafitisasi ini tidak dilakukan lama karena

  g = derajat grafitisasi 3,44 = jarak antar bidang karbon secara teoritis

  3 002

  sebab itu terjadi penataan atom dan perubahan struktur kristal. Menurut HARRY MARCH

  spacing (7)

  (2)

  , perubahan kristal secara skematis tertera pada Gambar 1. Secara kronologis proses grafitisasi diterangkan pada Tabel 1 Gambar 1. Perubahan Struktur Kristal Gafit Selama

  Proses Grafitisasi

  (2) .

  Tabel 2. Ekspansi Grafit Selama Proses Grafitisasi

  (2) No Suhu, o K

  Ekspansi yang Terjadi 1 27 – 117 Struktur kristal belum ada perubahan yang berarti tetapi beberapa unsur ketakmurnian telah berkurang karena teruapkan.

  2 1123-1473 Struktur kristal sudah berubah tetapi sangat pelan. 3 1173-2073 Perubahan struktur kristal grafit sangat cepat. Derajat grafitisasi kemungkinan sudah dapat diukur 4 1173-2273 Derajat grafitisasi dan crytallite level dapat diidentifikasi. 5 2773 Konstraksi struktur grafit dan pertubuhan kristal juga mulai dominan. Derajat grafitisasi dan crytallite level dapat diidentifikasi

  Pada proses grafitisasi terjadi peristiwa pengembangan kristal, bahan akan menjadi lebih lunak dan machinable, terjadi penguapan impuritas, terjadi peningkatan sifat elektrik dan thermal

  TEORI

  . Tujuan penelitian mengenai kajian perubahan struktur kristal pada pembuatan grafit menggunakan proses grafitisasi adalah mengidentifikasi crystallite level grafit yang diperoleh.

  3,3539 Å dimana parameter kisi a mempunyai nilai 3 Å dan c dua kali dari d

  3 44 , 3 44 ,

  spacing

  Persyaratan crystallite level dari grafit untuk bahan moderator adalah derajat grafitisasi 0,98 dengan d

  (1,2,3,4,5,6,7) .

  (7,11) .......... 1 .......

  356 ,

  3 44 , 3 44 ,

  3 −

  − =

  spacing d g

  atau

  ) 2 ......... 356 ,

  • 6

TATA KERJA

  8

  o

  o

  C dan 1800

  o

  . Oleh sebab itu maka gerak atom yang terjadi pada proses grafitisasi antara suhu 1300

  3

  C tidak begitu berarti yaitu 1,78 menjadi 1,8 g/cm

  C dan 1800

  Pengaruh Suhu Grafitisasi

  o

  nya tidak begitu berbeda demikian halnya dengan derajat grafitisasi dan harga kisi kristal a dan c. Atas hal tersebut kecepatan gerak atom C baik dalam bentuk serbuk dan pellet akibat pemanasan sama. Pengaruh titik kontak antar butir pada pellet sebagai salah satu potensi menaikkan energy pergerakan atom sudah tidak ada. Hal ini karena titik kontak tersebut sudah berubah menjadi bidang kontak. Pori pori antar butir semakin lama semakin tertutup sehingga terjadi fenomena densifikasi pada pellet. Terbukti adanya data perbedaan densitas pellet hasil pemanasan 1300

  spacing

  untuk umpan bentuk serbuk maupun pellet harga d

  spacing

  c. Pada Tabel 3 d

  , derajat grafitisasi dan kisi kristal a dan

  C adalah gerak atom C akibat adanya pemanasan. Hasil identifikasi crystallite level dari grafit dengan bentuk umpan yang berbeda tidak jauh berbeda.

  Difraktogram grafit hasil grafitisasi dapat untuk mempelajari perubahan struktur kristal. Berdasar difraktogram tersebut terlihat bidang 001 dari struktur kristal yang terbentuk selalu menduduki pada harga 2 θ=28

  . Bentuk umpan proses grafitisasi perlu dipastikan berpengaruh atau tidak dalam karakter grafit terutama terhadap derajat kristalinitasnya. Perubahan struktur kristal tersebut dinyatakan dalam harga d

  Kisi kristal (a),Å Kisi kristal (c),Å

  52 0,87 3,028 6,730

  2 Serbuk Tidak diukur 3,36

  5 0,872 3,028 6,73

  3 3,36

  1,78 g/cm 1,8 g/cm

  1 Pellet dengan berat jenis

  Å Derajat grafitis asi

  o

  Jenis, d spacin g

  No Bentuk Umpan Berat

  C Penambahan Aditif SiO 2 : 0,08%.

  o

  1800

  Crystallite Level Grafit Hasil Pemanasan

  . Intensitas dari puncak bidang 001 semakin meningkat seiring dengan suhu grafitisasi (Gambar 4). Tabel 3. Pengaruh Bentuk Umpan Terhadap Data

  spacing

  cracking

  ISSN 0216 - 3128 Tundjung Indrati Y.

  2 berpengaruh

  2 0,1 % mempunyai

  sebanyak 0,06 %, 0,08 % dan SiO

  2

  walaupun hanya sekitar 0,002 namun untuk derajat grafitisasinya hal ini akan berarti. Semakin banyak zat aditif yang ditambahkan maka akan semakin pendek jarak antar bidang atom. Peristiwa difusi atom semakin cepat sehingga atom semakinn merapat. Akibat hal tersebut maka derajat grafitisasi semakin tinggi. Penambahan SiO

  spacing

  terhadap perubahan d

  Kajian ini disajikan dengan harga derajat grafitisasi dan kisi kristal yang merupakan kelengkapan dari parameter crystallite level (Tabel 2 dan Gambar 3). Pengaruh penambahan zat aditif SiO

  2 lebih besar tidak

  o C.

  perubahan struktur kristal pembuatan grafit pengamatannya dilakukan sampai suhu 1300

  HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penambahan Zat Aditif SiO 2 Studi pengaruh penambahan zat aditif terhadap

  dapat ditentukan meliputi derajat grafitisasi,nilai kisis kristal a dan c , densitas dan resistivitas.

  crystallite level

  tungku masih dalam kondisi ujicoba. Setelah dingin, grafit dikarakterisasi menggunakan XRD sehingga

  Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2014 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

  derajat grafitisasi yang sama yaitu 0,6. Dari data yang diperoleh, penambahan SiO

  akan berpengaruh, hal ini karena terjadi kejenuhan gerak atom pada penambahan 0,08 % dan 0,1 %. Penambahan SiO

  . Grafit yang berbentuk serbuk dapat langsung untuk membentuk bahan bakar bentuk bola. Grafit yang berbentuk pellet dapat digunakan untuk menentukan spesifikasi grafit baik sifat kelistrikannya, berat jenis, sifat mekanik, sifat sifat thermal lainnya dan mengidentifikasi adanya

  2 0,04 3,393 0,55 4,071 6,785 3 0,06 3,39 0,58 4,068 6,78 4 0,08 3,388 0,6 4,066 6,776 5 0,1 3,387 0,6 4,065 6,775

  pellet

  C berbentuk dua macam yaitu berbentuk serbuk dan

  

o

  Pembentukan bahan bakar reaktor suhu tinggi (VHTR) bentuk bola memerlukan grafit dengan bentuk serbuk. Umpan dalam proses pembuatan grafit untuk proses grafitisasi pada suhu diatas 1300

  Pengaruh Bentuk Umpan

  2 Terhadap Parameter Crystallite Level Grafit.

  Gambar 3. Pengaruh Penambahan Aditif SiO

  Kisi kristal (c),Å 1 0 3,395 0,52 4,074 6,79

  2

  Derajat grafitisa si Kisi kristal (a),Å

  2 , % d spacing

  No Penamb ahan SiO

  o C.

  Hasil Pemanasan 1300

  2 Terhadap Data Crystallite Level Grafit

  mempunyai pengaruh yang terbatas pada gerak atom pada proses grafitisasi. Oleh karena derajat grafitisasi semakin tinggi maka kisi kristal a dan c semakin pendek namun masih jauh dari persyaratan harga a = 3 Å . Tabel 2. Pengaruh Penambahan Zat Aditif SiO

  3

  Tundjung Indrati Y.

  Hasil identifikasi parameter crystallite dari derajat grafitisasi sudah memenuhi syarat .Derajat grafitisasi senilai 0,98, sedangkan kisi kristal a senilai 3,02 Å hampir mendekati persyaratan 3 Å. Persyaratan mengenai thermal conductivity grafit untuk moderator ternyata dicapai pada pemanasan 2400

  Grafit

  No Suhu, o

  C d spacing

  Derajat grafitisa si kisi kristal (a),Å kisi kristal

  (c),Å 1 900 3,39 0,52 3,055752 6,79 2 1300 3,387 0,68 3,04 6,775 3 1500 3,375 0,75 3,038 6,75 4 1800 3,365 0,872 3,02 6,73 5 2000 3,356 0,968 3,02 6,713 6 2400 3,355 0,98 3,02 6,71

  Gambar 6. Pengaruh Suhu Terhadap Perubahan Parameter Crystallite

  o

  hal ini karena difusi atom C hanya mengandalikan pada perubahan suhu. Tabel 4. Pengaruh Suhu Terhadap Data Crystallite

  C. Harga thermal conductivity yang dicapai senilai 144,34 W/m.oK sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan. Data hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 5 dan Gambar 7 menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu grafitisasi maka tahanan jenis atau resistivitas semakin kecil tetapi thermal

  konductivity nya semakin naik. Hal tersebut dapat

  difahami karena dspacing makin pendek, kisi kristal juga makin pendek sehingga dimugkinkan tidak ada hambatan baik itu celah antar atom maupun impuritas.

  Tabel 5. Pengaruh Suhu Grafitisasi Terhadap Resistivitas dan Thermal Conductivity

  

o

C Resistivitas, x 100 (Ohm. µ.cm)

  Thermal Conductivity ,x1000 (kcal/m.h. o

  C) Thermal Conductivit y , (W/m. o

  Level

  spacing

  ISSN 0216 - 3128

  Hasil Pemanasan suhu 900 o

  9 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2014 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

  Pengaruh Suhu Grafitisasi

  Difraktogram grafit hasil grafitisasi dapat untuk mempelajari perubahan struktur kristal. Berdasar difraktogram tersebut terlihat bidang 001 dari struktur kristal yang terbentuk selalu menduduki pada harga 2 θ=28

  o

  . Intensitas dari puncak bidang 001 semakin meningkat seiring dengan suhu grafitisasi (Gambar 4).

  Gambar 4. Pengaruh Suhu Grafitisasi Terhadap Intensitas Puncak Difraktogram Bidang 001

  C Hasil Pemanasan suhu 1300 o

  Gambar 5. Perubahan Struktur Krisal Pembuatan Grafit. Data intensitas pada Gambar 4 didukung dengan data difraktogram pada Gambar 5. Pada Gambar 5 terlihat perubahan difraktogram grafit akibat suhu pemanasan pada grafitisasi. Berdasar difraktogram ini maka perubahan struktur kristal grafit dapat dikaji dengan menyatakan data crystallite level . Pengaruh suhu proses grafitisasi terhadap crystallite level disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 6. Kajian perubahan struktur kristal grafit hasil grafitisasi lebih mudah dengan Gambar 6. Jelas terlihat bahwa perubahan kisi kristal a dan c sangat pelan demikian juga dengan d

  C Hasil Pemanasan suhu 1800 o

  C Hasil Pemansan Suhu 2000 o

  C, tanpa soaking time

  Hasil Pemanasan Suhu 2000 o

  C dengan soaking tim e

  Hasil Pemanasan Suhu 2400 o

  C

  K) 900 102 0,109412 1,273637 1500 7,65 1,458824 16,98182 1800 2,1 0,531429 61,86236 2000 1 1,116 129,9109 2400 0,9 1,24 144,3455 o

  nilai kisi kristal a = 3,02 Å dan c = 6,71 Å sedangkan thermal conductivity nya 144,3455 W/m.

  nya. Dari kajian perubahan struktur kristal maka grafit hasil grafitisasi 2400

  2

  4. Tundjung Indrati Y., 2008, Pengaruh Granulasi Bertahap Diatas Suhu Panggang Terhadap Pembentukan Grafit Mengguna- kan Katalis SiO

  C, Laporan Teknis PTAPB No:2.49/106/2007

  2 Pada Suhu Kurang dari 2000 o

  6. Seung Kuk Seo, Jae Seung Roh, Suk Hwan Kim, Se Hwan Chi, Eung Scon Kim, 2011, Thermal Emissivity of Nuclear Graphite as a Function of its Oxidation Degree (3): Structural Study Using Scanning Electron Microscope and X-Ray Diffraction, Carbon Letters, Vol 12, No 1, pp 8-15.

  7. Marsden B.J, 2002, Nuclear Graphite for High Temperature Reactor, AEA Technology, Resley, Warrington, Cheshire, WA3 6AT,UK

  8. Frank R.Feret, 1998, Determination of Crystallinity of Calcined and graphiteic coke by X-Ray Diffraction, Analyst, Vol 123 hal 595 – 600.

  9. Marcel Dekker, Thrower PA, 1999, Crystalinity of Graphite, Chemistry and Physics of Carbon, New York, Vol 22,

  10. Seo SK, Roh JS, Kim ES, Chi SH, Kim SH, Lee SW, 2009, Crystalized Graphite, Carbon Lett Vol 10, 300.

  K

  11. Leonid Zhigilei, 2010, Introduction to The Science and Engineering of Materials, University of .

  thermal conductivity nya. Derajat grafitisasi 0,98,

  C memenuhi syarat dalam crystallite levelnya dan

  o

  conductivity

  5. Dijulio.,D.D, Hawari.A.L,2009, Examina- tion of Reactor Grade Graphite Using Neutron Powder Diffraction, Journal of Nuclear Materials, 225-229.

  C ternyata tidak berpengaruh dalam struktur kristal grafit. Pengaruh suhu grafitisasi terhadap crystallite level grafit sangat jelas demikian juga dengan thermal conductivity grafit. Semakin tinggi suhu grafitisasi maka semakin tinggi derajat grafitisasinya demikian juga thermal

  o

  0,06-0,08 %. Bentuk umpan pada proses graftisasi pemanasan 1800

  2 pada

  C. Nilai paling tinggi penambahan SiO

  o

  berpengaruh dalam proses grafitisasi. Hal ini terbukti dari pemonitoran terhadap nilai crystallite level grafit hasil pemanasan 1300

  2

  Berdasarkan penelitian kajian eksperimen perubahan struktur kristal dapat disimpulkan bahwa penambahan zat aditif SiO

  KESIMPULAN

  Gambar 7. Pengaruh Suhu Terhadap Resistivitas dan Thermal Conductivity .

  TANYA JAWAB MV Purwani

  ISSN 0216 - 3128 Tundjung Indrati Y.

  10

  , Laporan Teknis PTAPB No:2.34./195/2008

UCAPAN TERIMAKASIH

  • Bagaimana solusi untuk ketidakmurnian terutama Boron? Tundjung Indrati Y.
  • Fasilitas proses harus memenuhi syarat yaitu

  3. Tundjung Indrati Y., 2007, Peningkatan Pembuatan Grafit Menggunakan Katalis SiO

  2. Harry Marsch, 2006, Graphite Production and Futher Processing, SGL Carbon Group.

  1. Anonim, 2010, High Temperature Gas Cooled Reactor Fuels and Materials, AEA- TECDOC-1645,VIENA.

  DAFTARPUSTAKA

  Terimakasih kepada Sdr Taryadi yang telah membantu dalam penelitian mengenai grafitisasi khususnya dalam penyiapan umpan.

  

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2014

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

  bebas dari Boron. Analisis Boron yang menggunakan AAS di PSTA tidak dapat karena elektrodanya sama-sama dari grafit.