WEB BASED MULTILEVEL MARKETING (MLM) INFORMATION SYSTEM USING PHP MYSQL
WEB BASED MULTILEVEL MARKETING (MLM)
Case Study:
Group Kotamas Oriflame Yogyakarta
A Thesis
Presented as partial fulfilment of the requirement
To obtain the sarjana teknik degree
In department of informatics technology
Written By:
Name : Siska Elisa
NIM : 015314040
DEPARTMENT OF INFORMATIC TECHNOLOGY
FACULTY OF ENGINEERING
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
SISTEM INFORMASI MULTI LEVEL MARKETING
(MLM) BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP MYSQL
Studi Kasus:
Group Kotamas Oriflame Yogyakarta
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Informatika
Disusun oleh:
Nama : Siska Elisa
NIM : 015314040
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PERSEMBAHAN
Aku persembahkan karyaku ini untuk yang kucintai :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria
Terima kasih atas bimbingan, kasih, dan terang Roh KudusMu,Sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini
Alm.Mamaku tercinta yang ada di Surga
Terima kasih, karena mama selalu menjadi sumber inspirasiku
Papa, Mama Yeng, Kak Dhin, adik Nanda & Ayong
Terima Kasih buat motivasi, dukungan dan kasih sayangnya.
Special :Yerikho
Thanks yach.. kamu selalu memberikan motivasi, dukungan & kekuatanUntuk aku menyelesaikan skripsiku
ABSTRAKSI
Oriflame merupakan suatu perusahaan Multi Level Marketing (MLM) yangbergerak di bidang penjualan produk kosmetik melalui jaringan penjual mandiri
(independent sale force), yang berbeda dengan sistem retail pada umumnya. Saat
ini perkembangan jaringan bisnis Oriflame sangat pesat, khususnya pada group
Kotamas Oriflame di Yogyakarta. Untuk mempermudah dan mempercepat proses
pelayanan bagi member yang terdaftar pada group Kotamas, sekaligus dapat
membantu dalam peningkatan penjualan produk dari group ini, maka dibutuhkan
suatu sistem informasi berbasis web yang dapat digunakan member maupun group
Kotamas secara online.Berdasarkan hal di atas penulis mencoba untuk merancang dan membuat
suatu sistem informasi berbasis web yang dapat digunakan untuk pendaftaran
member baru dan penjualan produk secara online. Sehingga dengan adanya sistem
informasi ini, maka efisiensi kerja, waktu dan biaya dapat dioptimalkan. Sistem
ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemprograman PHP dan sebagai
database menggunakan MYSQL.
ABSTRACT
Oriflame is one of Multi Level Marketing Company, which its area isselling cosmetics product through independent sales force. This selling system is
different than other retail system. Currently, business network disseminating of
Oriflame very rapid, especially at Kotamas Group Oriflame Yogyakarta. In order
to facilitate and speedy service process for members that listed in Kotamas group,
all at once this system can be used in increasing product selling from this group.
So it needs a web base information system that can be used for Kotamas Group in
on-line manner.Base on that explanation above, author want to design and develop a web
base information system, which can be used for new member registration and
product selling on-line. The aim of this system is to make-work more efficiency;
time and cost can be optimized. This system is made using PHP programming
language and MYSQL for the Database.KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir yang berjudul Sistem Informasi Multi Level Markerting (MLM)
Berbasis Web Menggunakan PHP MYSQL dengan baik. Tugas akhir ini disusun
guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di
Jurusan Teknik Informatika, Universitas Sanata Dharma.Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini tidak terlepas dari
bantuan, saran, bimbingan serta dukungan dan juga fasilitas dari berbagai pihak
yang sangat bermanfaat bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir ini. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:1. Bapak Drs.Harris Sriwindono, M.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan tugas akhir.
2. Ibu Agnes Maria Polina, S.Kom., M.Sc, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Teknik Informatika.
3. Pihak Group Kotamas Oriflame Yogyakarta yang telah bersedia menyediakan tempat studi kasus dalam penulisan tugas akhir ini.
4. Bapak Ir. Greg. Heriarko SJ., S.S., B.St., M.A., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Sanata Darma yang telah memberikan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAKSI ABSTRACT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL xix xv x viii vii vi v iv iii ii i
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Metodologi penelitian
1.1 Latar Belakang Masalah
3
3
4
4
5
7
1
1.7 Sistematika Penulisan
BAB
II LANDASAN TEORI
8
2.1 Sistem
2.1.1 Konsep Dasar Sistem
8
2.1.2 Karakteristik Sistem
8
2.2 Informasi
10
2.2.1 Konsep Dasar Informasi
10
10
2.2.2 Siklus Informasi
2.2.3 Kualitas Informasi
11
2.2.4. Nilai Informasi
11
2.3 Sistem Informasi
11
2.3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
11
12
2.4 Metodologi Pengembangan Sistem
2.4.1 SDLC (System Development Life Cycle)
12
2.4.2 Tools Pengembangan Sistem
13
2.4.2.1 Use Case Diagram
13
2.4.2.2 DFD(data Flow Diagram )
14 ERD 16 2.4.2.3 (Entity Relationship Diagram)
2.5 Multi Level Marketin (MLM)
19
2.5.1 Konsep Multi Level Marketing (MLM)
19
2.5.2 Keanggotaan Multi Level Marketing (MLM)
21
2.5.3 Faktor-Faktor Penting Pada MLM
21
23
2.5.4 Multi Level Marketing Pada Perusahaan Oriflame
2.5.4.1 Keanggotaan pada oriflame
23
2.5.4.3 Bonus Member Pada Orifalme
25
2.6 HTML
28
2.7 PHP
29
2.7.1 Teknik Penulisan Script PHP
30
2.7.2 Variabel
30
2.7.3 Mengolah masukan form web
31 MySQL (MyStructure Query Language)
2.8
31 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 ANALISIS SISTEM
34
3.1.1 Gambaran Umum Sistem Yang Lama
34
3.1.2 Gambaran Umum Sistem Yang Dikembangkan
35
3.1.2.1 Analisa kebutuhan sistem
35
3.1.2.2 Analisa kebutuhan hardware dan software
37
3.2 PERANCANGAN SISTEM
38
3.2.1 Perancangan Proses
38
3.2.1.1 Use Case Diagram
38
3.2.1.2 Context Diagram
41
3.2.1.3 Bagan Berjenjang
42
3.2.1.4 Overview Diagram
44
3.2.2 Perancangan Database
64
3.2.2.1 Deskripsi Kebutuhan Data
64
3.2.2.2 Entitas dan Relasi
66
3.2.2.3 Logical Design
70
72
3.2.2.3.2 Relational Model
73
3.2.2.4 Mapping Tabel
3.2.3 Perancangan User Interface
77
77
3.2.3.1 Perancangan Interface
3.2.3.2 Perancangan input
82
86
3.2.3.3 Perancangan Output BAB
IV IMPLEMENTASI PROGRAM
4.1 Lingkungan Implementasi
91
91
4.1.1 Lingkungan Perangkat Lunak
4.1.2 Lingkungan Perangkat Keras
92
92
4.2 Karakteristik pengguna
92
4.3 Implementasi Database
4.4 Koneksi Database
93
94
4.5 Implementasi Program
4.6 Implementasi Antar Muka (Interface) 141 BAB
V ANALISA HASIL 143
5.1 Analisis Hasil dan Manfaat
5.2 Analisis alat Pengembang Sistem 144 147
5.3 Kelebihan Sistem Yang Dibangun
5.4 Kelemahan Sistem yang Dibangun 148
BAB VI PENUTUP
149
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran 150 Daftar Pustaka
Lampiran : Listing Program
DAFTAR GAMBAR
18
42
43
44
45
46
47
26
18
18
38
17
17
17
16
16
15
15
15
14
41
27
Gambar 2.1 Simbol Use CaseGambar 2.11 relasi one to manyGambar 2.2 Simbol ActorGambar 2.3 Simbol Proses Menurut Gane dan SarsonGambar 2.4 Simbol Dari Arus DataGambar 2.5 Simbol Kesatuan Luar Menurut Gane Dan SarsonGambar 2.6 Simbol Penyimpanan Data Menurut Gane Dan SarsonGambar 2.7 Simbol EntitasGambar 2.8 Simbol AtributGambar 2.9 Simbol RelasiGambar 2.10 Relasi One To OneGambar 2.12 relasi many to oneGambar 3.7 Overview Diagram Level 0 Bagian IIIGambar 2.13 relasi many to manyGambar 2.14 Flowchart Penentuan Total point, Level dan Bonus MemberGambar 2.15 Contoh Perhitungan Point, level dan Bonus MemberGambar 3.1 Use Case DiagramGambar 3.2 Konteks DiagramGambar 3.3 Bagan Berjenjang Bagian IGambar 3.4 Bagan Berjenjang Bagian IIGambar 3.5 Overview Diagram Level 0 Bagian IGambar 3.6 Overview Diagram Level 0 Bagian II14
Gambar 3.9 Overview Diagram Arus Data Level 1 proses 255
77
48
49
50
51
52
53
54
56
79
57
58
59
60
61
62
63
70
71
78
80
Gambar 3.10 Overview Diagram Arus Data Level 1 proses 3Gambar 3.20 Overview Diagram Arus Data Level 3 proses 5.1.2Gambar 3.11 Overview Diagram Arus Data Level 1 proses 4Gambar 3.12 Overview Diagram Arus Data Level 1 proses 5Gambar 3.13 Overview Diagram Arus Data Level 1 proses 6Gambar 3.14 Overview Diagram Arus Data Level 2 proses 3.1Gambar 3.15 Overview Diagram Arus Data Level 2 proses 3.2Gambar 3.16 Overview Diagram Arus Data Level 2 proses 3.3Gambar 3.17 Overview Diagram Arus Data Level 2 proses 5.1Gambar 3.18 Overview Diagram Arus Data Level 2 proses 5.2Gambar 3.19 Overview Diagram Arus Data Level 3 proses 5.1.1Gambar 3.21 Overview Diagram Arus Data Level 3 proses 5.2.1Gambar 3.31 Rancangan User Interface AdminGambar 3.22 Overview Diagram Arus Data Level 3 proses 5.2.2Gambar 3.23 Overview Diagram Arus Data Level 3 proses 5.2.3Gambar 3.24 Overview Diagram Arus Data Level 3 proses 5.2.4Gambar 3.25 ERD (entity Relations Diagram) Bagian IGambar 3.26 ERD (entity Relations Diagram) Bagian IIGambar 3.27 Relational ModelGambar 3.28 Rancangan User Interface Non MemberGambar 3.29 Rancangan User Interface MemberGambar 3.30 Rancangan Login Group Kotamas72
Gambar 3.33 Rancangan Form Pendaftaran Member Baru85
Gambar 4.9 Tampilan Laporan Personal Member82
82
83
83
84
85
86
Gambar 4.7 Tampilan Informasi Pengiriman Barang87
88
88
89
89
90
95
Gambar 4.8 Tampilan Form Edit Data Personal MemberGambar 4.6 Tampilan Informasi Keaktifan Member BaruGambar 3.34 Rancangan Form Pengaktifan Member BaruGambar 3.42 Rancangan Laporan Order MemberGambar 3.35 Rancangan Form Order ProdukGambar 3.36 Rancangan Form Input KategoriGambar 3.37 Rancangan Form Input Data ProdukGambar 3.38 Rancangan Form Input Data KaryawanGambar 3.39 Rancangan Form Input Data InformasiGambar 3.40 Rancangan Laporan Personal MemberGambar 3.41 Rancangan Laporan Downline MemberGambar 3.43 Rancangan Laporan Member AktifGambar 4.5 Tampilan Konfirmasi Pesanan ProdukGambar 3.44 Rancangan Laporan Member BaruGambar 3.45 Rancangan Laporan Member Tidak AktifGambar 3.45 Rancangan Laporan Penjualan ProdukGambar 4.1 Tampilan Login MemberGambar 4.2 Tampilan Form Pendaftaran Member BaruGambar 4.3 Tampilan Informasi ProdukGambar 4.4 Tampilan Data Pesanan Produk96 100 103 106 110 111 113 117
Gambar 4.11 Tampilan Laporan Order ProdukGambar 4.20 Tampilan Form Input Status Pembayaran OrderGambar 4.26 Tampilan User Interface Manager 142Gambar 4.25 Tampilan User Interface KaryawanGambar 4.24 Tampilan User Interface AdminGambar 4.23 Tampilan User Interface MemberGambar 4.22 Tampilan User Interface UtamaGambar 4.21 Tampilan Input Data Pembelian ProdukGambar 4.19 Tampilan Daftar Registrasi Ulang MemberGambar 4.12 Tampilan Login Group KotamasGambar 4.18 Tampilan Form Pendaftaran Member BaruGambar 4.17 Tampilan Form Pengaktifan Member BaruGambar 4.16 Tampilan Menu InformasiGambar 4.15 Tampilan Menu KaryawanGambar 4.14 Tampilan Menu ProdukGambar 4.13 Tampilan Menu Kategori142 134 136 138 141 141 142 132 129 126 118 119 120 122 125
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4 Tabel Produk75
75
Tabel 3.9 Tabel Detail_OrderTabel 3.8 Tabel PointTabel 3.7 Tabel KaryawanTabel 3.6 Tabel InformasiTabel 3.5 Tabel KategoriTabel 3.3 Tabel Order ProdukTabel 2.1 Tabel Point, Level dan Titel MemberTabel 3.2 Tabel Member75 Tabel 3.1 Tabel Calon Member
75
74
74
73
73
24
76
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Multi Level Marketing (MLM) merupakan suatu bisnis yang menggunakan strategi jaringan dalam memasarkan produknya. MLM juga dikenal sebagai direct selling atau network marketing (NM). Salah satu perusahaan yang sistem pemasaran hasil produksinya menggunakan model MLM adalah Perusahaan Oriflame. Perusahaan ini bergerak di bidang penjualan produk-produk kosmetik. Saat ini Perkembangan jaringan bisnis perusahaan Oriflame sangat pesat, khususnya pada group Kotamas Yogyakarta karena banyak orang yang tertarik pada sistem yang ditawarkan oleh perusahaan Oriflame. Adapun fokus utama perusahaan ini yaitu menjual produk-produk kosmetik yang berkualitas dengan harga yang terjangkau serta menyediakan peluang bisnis bagi setiap orang yang ingin bergabung dan berkerja sama dalam memasarkan hasil produksinya.
Jaringan bisnis Oriflame pada group Kotamas telah memiliki jaringan yang luas. Namun, untuk melayani berbagai kegiatan bisnis, masih dilakukan
secara manual. Saat ini, berbagai proses kegiatan bisnis member yang terdaftar
pada group Kotamas berlangsung di kantor group Kotamas, seperti melakukan
registrasi member baru dan proses transaksi, sedangkan untuk melihat informasi-informasi yang dibutuhkan, manager group langsung datang ke kantor cabang Oriflame terdekat untuk mendapatkan report informasi
tersebut. Untuk informasi lain yang berkaitan dengan produk seperti katalog
dan tips-tips penggunaan produk serta informasi mengenai bisnis yang
ditawarkan Oriflame, member dapat membeli katalog produk Oriflame
maupun bisnis Oriflame dan mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan yang
diadakan oleh group Kotamas. Selain itu, hambatan yang dialami oleh
manager group adalah tidak adanya suatu sistem yang dibutuhkannya untuk
mengetahui perkembangan bisnis yang dijalaninya, seperti member yang
sudah tidak aktif dan member yang aktif.Dengan perkambangan jaringan bisnisnya yang pesat, maka peranan
sistem informasi pun manjadi sangat penting, terutama sebagai fasilitas
pendukung bisnis yang dijalankan oleh group Kotamas. Dengan adanya sistem
informasi maka group Kotamas dapat mengetahui perkembangan bisnisnya,
selain itu dapat memberikan fasiltas bagi member pada group ini dalam
menjalankan bisnisnya dengan cepat, efisien dan biaya yang murah.Jadi, berdasarkan hal di atas maka perlu dikembangkan sistem
informasi berbasis web yang akan mendukung kegiatan bisnis bagi group
Kotamas dalam melihat informasi perkembangan jaringannya dan bisnisnya,
serta memberikan fasilitas yang dapat mendukung kegiatan bisnis bagi
member nya, seperti: registrasi member baru dan pemesanan produk (order)
serta memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh member secara
online .1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada pembuatan tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan aplikasi berbasis web yang dapat mendukung kegiatan bisnis group Kotamas. Selain itu, juga dapat memberikan fasilitas yang mendukung kegiatan bisnis yang dilakukan member pada group Kotamas, antara lain: registrasi calon member baru secara online, order atau pemesanan produk secara online, memberikan informasi level dan bonus yang diperoleh member secara online, serta memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan member untuk mendukung kegiatan bisnisnya secara online.
1.3 BATASAN MASALAH Agar perancangan sistem ini dapat dilakukan secara tepat, maka dilakukan pembatasan cakupan sistem antara lain sebagai berikut:
1. Kasus yang dipilih adalah kasus yang berada dalam lingkup member yang terdaftar pada group Kotamas Oriflame.
2. Menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan group Kotamas, seperti: informasi keaktifan member.
3. Sistem Informasi Multi Level Marketing dibuat pada Level konsultan 0% sampai level 21%. Level Konsultan ditentukan berdasarkan jumlah point group sebagai hasil dari penjualan produk yang diperoleh member dan groupnya.
4. Bonus yang diterima hanya berupa performance discount (PD) yaitu bonus berupa uang yang diterima member dari Oriflame, sesuai dengan
2
5. Fasilitas-fasilitas yang disediakan sistem yaitu: a. Pendaftaran secara online.
b. Order secara online.
c. Menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan member, seperti: informasi downline, point dan bonus yang diperoleh, produk-produk dan bisnis Oriflame.
6. Tidak menangani masalah pembayaran.
7. Tidak membahas masalah keamanan.
1.4 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membangun suatu web yang interaktif dan dinamis yang dapat mendukung kegiatan bisnis group Kotamas serta memberikan suatu layanan atau fasiltas bagi member group Kotamas. Fasilitas-fasilitas yang disediakan antara lain: registrasi, order (pemesanan) produk serta memperoleh informasi-informasi member secara online.
1.5 MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari pembuatan sistem informasi Multi Level
Marketing berbasis web pada group Kotamas Yogyakarta adalah membangun suatu web sebagai salah satu fasilitas yang dapat mendukung kegiatan bisnis group Kotamas. Keuntungan yang diperoleh dengan adanya sistem informasi tersebut yaitu:
1. Menager group dapat dengan mudah dan cepat dalam memantau
yang dibangun telah memiliki fasilitas untuk memperoleh informasi perkembangan jaringan bisnis.
2. Member dapat dengan mudah mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan dengan cepat.
3. Member dapat melakukan registrasi member baru dan pemesanan produk dengan cepat dan biaya yang murah.
1.6 METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle) , untuk menyusun, mengembangkan dan membuat sistem informasi Multi Level Marketing pada group Kotamas Yogyakarta.
Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan dalam pengembangan sistem ini yaitu:
1. Tahap Analisa Kebutuhan Sistem Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi kebutuhan sistem yang akan dibangun.
2. Tahap Perancangan Sistem Merupakan proses multilangkah yang berfokus pada tiga tahap perancangan atau desain yaitu:
a. Perancangan proses
b. Perancangan database
c. Perancangan user interface Pada proses perancangan akan menterjemahkan kebutuhan
2
3. Tahap Coding Pada tahap ini akan dilakukan penterjemahan perancangan sistem yang di buat ke dalam mesin yang bisa dibaca.
4. Tahap Testing (uji coba program) Setelah coding selesai, maka pengujian program dimulai.
Proses pengujian ini berfokus pada:
a. Logika internal: untuk memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji.
b. Logika eksternal: mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil yang aktual sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.
5. Tahap Maintenance Apabila sistem mengalami perubahan setelah dilakukan
pengujian dan perubahan yang terjadi karena kesalahan-
kesalahan yang ditemukan, maka pada tahap ini akan dilakukan
penyesuaian agar sistem yang dibuat sesuai dengan yang diakomodasikan oleh lingkungan eksternalnya.1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rumusan masalah, dan metodologi penelitian yang digunakan serta sistematika isi penulisan laporan.
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang dasar teori yang mana akan digunakan untuk pembahasan dalam penulisan skripsi ini. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini berisi tentang cara penerapan konsep dasar yang telah diuraikan pada bab sebelumnya untuk menganalisa dan merancang sebuah aplikasi yang berbasis web baik berupa perancangan proses, perancangan database , perancangan user interface.
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan berisi tentang implementasi dari perancangan yang telah dibuat yang meliputi cara kerja program yaitu berupa hasil input program maupun hasil output program.
BAB V ANALISA HASIL Pada bab ini berisi tentang kelebihan dan kekurangan pada sistem yang telah dibuat. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulisan tugas akhir yang disusun.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 SISTEM
2.1.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto, 1999). Sebuah perusahaan juga merupakan suatu sistem. Komponen atau unsur-unsur di dalamnya seperti pemasaran, penjualan, penelitian, pembukuan, dan personalia yang mana semuanya bekerja sama untuk mencapai keuntungan baik bagi para pekerjanya maupun bagi pemilik perusahaan.
2.1.2 Karakteristik Sistem Jogiyanto (1999) menerangkan bahwa Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen- komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface), masukkan (input), keluaran
(output), pengolah (proses) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).
1) Komponen Sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.2) Batas Sistem Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem itu memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3) Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. 4) Penghubung Sistem.
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya.
5) Masukkan Sistem Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan
masukan sinyal (signal input) agar sistem tersebut dapat beroperasi.
6) Keluaran Sistem Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.
7) Pengolah Sistem Bagian pengolah sistem ini merupakan bagian yang akan merubah masukkan menjadi keluaran.
8) Sasaran Sistem Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).
Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
2.2 INFORMASI
2.2.1 Konsep Dasar Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 1999).
2.2.2 Siklus Informasi Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut dengan siklus informasi (information cycle). Siklus ini juga disebut dengan siklus pengolahan data
2.2.3 Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal antara lain: 1) Akurat yang berarti informasi harus bebas dari kesalahan- kesalahan dan tidak menyesatkan dan juga harus jelas mencerminkan maksudnya. 2) Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.
3) Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
2.2.4. Nilai Informasi
Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
2.3 SISTEM INFORMASI
2.3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat managerial dan kegiatan startegi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Leitch dan Davis, 1983).
2.4 METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
SDLC (System Development Life Cycle)
2.4.1 SDLC merupakan urutan yang terstruktur dari suatu dalam
pengembangan sistem informasi. Metode SDLC terstruktur digunakan untuk menyusun, mengembangkan dan membuat sebuah sistem informasi yang baru.
Pada umumnya ada empat tahap yang digunakan pada metode pengembangan sistem menggunakan SDLC yaitu:
1. Rekayasa Dan Pemodelan Sistem Dimulai dengan membangun semua elemen sistem dan mengalokasikan beberapa subset dari kebutuhan tersebut ke perangkat lunak.
2. Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak Proses pengumpulan kebutuhan untuk memahami domain informasi, tingkah laku unjuk kerja dan antarmuka (interface) yang diperlukan.
3. Desain Proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda, struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail prosedural.
4. Generasi Kode Pada tahap ini akan dilakukan penterjemahan perancangan sistem yang di buat ke dalam mesin yang bisa dibaca.
5. Pengujian Setelah coding selesai, maka pengujian program dimulai. Proses pengujian ini berfokus pada:
a. Logika internal: untuk memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji.
b. Logika eksternal: mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil yang aktual sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.
6. Pemeliharaan.
Apabila sistem mengalami perubahan setelah dilakukan pengujian dan perubahan yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang ditemukan, maka pada tahap ini akan dilakukan penyesuaian agar sistem yang dibuat sesuai dengan yang diakomodasikan oleh lingkungan eksternalnya.
2.4.2 Tools Pengembangan Sistem
2.4.2.1 Use Case Diagram
Use case diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dan eksternal sistem dan pemakai. Use case merupakan bagian dari keseluruhan sistem. Digambarkan secara grafik dengan ellips yang horizontal dengan nama dari use case tertera diatas,
dibawah atau di dalam ellips. Gambar 2.1 merupakan simbol use case:
Simbol Use case
Gambar 2.1. Simbol Use CaseActor merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sistem untuk mengubah informasi. Dapat berupa orang, organisasi atau sistem informasi yang lain atau juga suatu waktu kejadian. Gambar 2.2 merupakan simbol dari actor:
Simbol Actor
Gambar 2.2. Simbol ActorUse case depends on relationship merupakan sebuah relasi use case yang menentukan bahwa use case yang lain harus dibuat sebelum use case yang sekarang. Digambarkan sebagai anak panah yang dimulai dari satu use case dan menunjuk ke use case yang depend on kepadanya.
Setiap relasi depend on diberi label “<<depend on>>”
2.4.2.2 DFD (Data Flow Diagram)
Data Flow Diagram merupakan sebuah model proses yang digunakan untuk mengambarkan aliran dari data yang melalui sebuah sistem dan proses yang dibentuk oleh sistem.
DFD terdiri dari 4 buah simbol yaitu:
1. Proses (Process) Proses adalah kerja yang dilakukan oleh sistem dalam merespon arus data yang datang atau suatu kondisi.
Nama Proses
Gambar 2.3 Simbol Proses menurut Gane dan Sarson2. Arus Data (Data Flow) Arus data adalah data sebagai masukan ke proses atau keluaran dari sebuah proses.
Nama Arus Data
Gambar 2.4 Simbol dari arus data Arus data adalah data yang bergerak. Arus data juga digunakanuntuk mewakili creation, reading, deleting, atau updating dari data dalam file atau database (disebut datastore atau penyimpanan data).
3. Kesatuan Luar (External Agent).
Kesatuan luar adalah orang, unit organisasi, sistem atau organisasi luar yang berinteraksi dengan sistem. Disebut juga dengan external entity.
Nama kesatuan luar
4. Penyimpanan data (Data Store) Penyimpanan data digunakan untuk menyimpan data hasil proses maupun menyediakan data untuk diproses. Sinonim dengan file dan database.
Penyimpanan data
Gambar 2.6 Simbol penyimpanan data menurut Gane dan Sarson2.4.2.3 ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD merupakan model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan (dalam DFD). Biasanya ERD digunakan untuk memodelkan data dan hubungan antar data (Pohan dan Bahri, 1997).
Pohan dan Bahri (1997) menerangkan bahwa ERD menggunakan sejumlah notasi atau simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antara data. Adapun simbol-simbol yang digunakan yaitu:
1. Entitas Entitas merupakan suatu obyek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai. Seperi pelanggan, karyawan dll.
Gambar 2.7 Simbol Entitas ENTITAS2. Atribut Pada suatu entitas harus mempunyai elemen yang mengikutinya yang disebut atribut yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik
Atribut
Gambar 2.8 Simbol atribut3. Relasi Setiap entitas dapat saling berhubungan dari satu entitas dengan entitas lainnya. Hubungan ini biasanya disebut relationship (relasi).
Relasi
Gambar 2.9 Simbol relasi4. Kardinalitas/Derajat Relasi Kardinalitas menunjukan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Ada tiga jenis relasi biner antar entitas yaitu: a. Satu ke satu (one to one) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, atau sebaliknya.
1
1 ENTITAS1 ENTITAS2
Relasi
Gambar 2.10 relasi one to oneb. Satu ke banyak (one to many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan B. Tetapi entitas pada himpunan
B hanya berelasi paling banyak 1 dengan entitas pada himpunan A.
1 N ENTITAS1 ENTITAS2
Relasi
Gambar 2.11 relasi one to manyc. Banyak ke satu (many to one) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi palin banyak satu dengan entitas pada himpunan B. Tetapi entitas pada himpunan B hanya berelasi dapat berelasi banyak dengan entitas pada himpunan A.
N
1 ENTITAS1 ENTITAS2
Relasi
Gambar 2.12 relasi many to oned. Banyak ke banyak (many to many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan B. Dan entitas pada himpunan
B juga dapat berelasi banyak dengan entitas pada himpunan A.
N N ENTITAS1 Relasi ENTITAS2
2.5 Multi Level Marketing (MLM))
Multi Level Marketing (MLM) merupakan salah satu teknik pemasaran
yang menggunakan konsep hierarki dalam memasarkan hasil produksinya.
MLM juga sering dikenal Network Marketing (NM) atau Dirrect Selling, biasanya orang yang bergabung dalam bisnis ini disebut anggota atau distributor, yang tugas utamanya yaitu: melakukan penjualan produk dan memperbesar jaringan dibawahnya (Kisata, 2005).
2.5.1 Konsep Multi Level Marketing (MLM)
Menurut Kisata (2005) ada enam konsep MLM, yaitu: a. Pemutusan rantai distribusi.
Setiap penambahan jalur distribusi pemasaran produk akan menaikkan harga barang, karena adanya pengambilan keuntungan dan biaya operasional dibebankan pada penjualan produk.
Berikut perbedaan jalur distribusi konvensional dan MLM: Jalur distribusi konvensional: Pabrik Æ agen tunggal Æ agen tunggal wilayah Æagen tunggal propinsi Æ agen tunggal daerah Æ retailer Ætoko-toko kecil Æ konsumen.
Jalur distribusi MLM: Pabrik Æ suplier Æ distributor Æ konsumen
b. Membangun jaringan pemasaran tanpa batas dengan biaya yang
Setiap anggota yang merekrut orang lain untuk bergabung berarti membuka satu cabang baru yang mandiri dan aggota tersebut tidak perlu membayar biaya apapun, karena orang yang direkrut yang akan membayar biaya administrasinya. selain itu, seorang member juga berhak mengembangkan jaringannya kemana saja tanpa batasan wilayah.
c. Penghematan Iklan.
Pada konsep MLM setiap distributor adalah pengiklan dan perusahaan akan memperoleh keuntungan dalam penghematan biaya iklan, karena biaya iklan tersebut akan mengambil1/3 dari total biaya operasional.
d. Memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bisnis
mandiri.Dengan adanya konsep ini, maka setiap orang mendapat kebebasan untuk memulai usaha sendiri dengan modal kecil tanpa resiko dan mendapat penghasilan tanpa adanya limitasi atau batasan.
e. Mengurangi Biaya Sales Person.
Hampir setiap perusahaan konvensional tergantung pada salesperson , sehingga untuk memiliki salesperson yang handal harus diberikan intensif dan training yang berkualitas. Pada konsep MLM, setiap distributor merupakan salesperson dan konsumen perusahaan.
f.
Personal franchise.
Franchising merupakan suatu konsep yang memungkinkan untuk menjual suatu sistem usaha yang telah terbukti berhasil.
Pada konsep ini, setiap anggota telah membeli usaha baru yang produk dan sistemnya sudah ada, sehingga tergantung pada anggota tersebut bagaimana mengembangkan jaringannya.
2.5.2 Keanggotaan Multi Level Marketing (MLM) Setiap orang dapat menjadi anggota MLM dengan biaya yang relatif kecil yaitu: hanya membayar biaya pendaftaran atau administrasi, seperti: formulir pendaftaran, brosur dan starter kit.
Keanggotaan MLM terbagi atas dua jenis yaitu: upline dan downline . Upline merupakan anggota yang mempunyai anggota lainnya di bawahnya, sedangkan downline adalah anggota yang berada di bawah upline member. Kedalaman hierarki pada MLM disebut Level (Kisata, 2005).
2.5.3 Faktor-Faktor Penting Pada MLM Kisata (2005) menerangkan bahwa ada tiga faktor penting yang mempengaruhi perkembangan MLM, yaitu:
a. Distributor.
Pada MLM distributor mempunyai kontribusi yang besar dalam perkembangan bisnis ini, karena semakin banyak jumlah distributor yang aktif maka semakin besar omzet yang diperoleh. Ada lima kategori distributor berdasarkan pengaruh bisnis: 1. Distributor tidak aktif.
Distributor yang hanya mendaftar untuk menjadi anggota.
2. Distributor konsumen.
Distributor yang hanya membeli produk dengan harga yang murah untuk dipakai sendiri.
3. Distributor penjual.
Distributor yang hanya melakukan penjualan produk dan tidak berusaha merekrut orang lain untuk membantunya dalam penjualan produk. Pada kategori ini, distributor hanya memperoleh keuntungan langsung dari penjualan produk.
4. Distributor pembangun jaringan.
Distributor yang melakukan penjualan produk dan merekrut orang lain untuk bergabung dan bekerja sama dalam melakukan penjualan produk.
5. Distributor pemimpin.
Kategori distributor ini, didapat dari kategori distributor pembangun jaringan yang hebat. Distributor pada kategori ini lebih berfokus pada bagaimana mengembangkan jaringannya, sehingga meningkatkan penjualan produk dalam groupnya. b. Jaringan yang aktif.
Ukuran kekuatan bisnis ini terletak pada distributor yang aktif bukan pada jumlah distributor yang dimiliki, karena jumlah distributor yang aktif akan memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan bisnis ini.
c. Omzet yang stabil dan meningkat.
Fokus utama pada MLM yaitu : produktivitas distributor dalam menciptakan omzet. Selain keuntungan langsung dari penjualan produk, distributor juga mendapatkan keuntungan lainnya yaitu, bonus yang diperoleh distributor berdasarkan jumlah omzet produk yang dijual dalam group, bukan jumlah distributor dalam group
. Jadi untuk menciptakan omzet yang besar dan stabil diperlukan pembangunan jaringan yang besar.
2.5.4 Multi Level Marketing Pada Perusahaan Oriflame
Oriflame merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang penjualaan produk-produk kosmetik dan perawatan kulit menggunakan model multi level marketing (MLM) yang didirikan di swedia pada tahun 1967.
2.5.4.1 Keanggotaan Pada Oriflame
Setiap orang bisa menjadi member atau konsultan Oriflame dengan melakukan pendafataran/registrasi terlebih dahulu.
Pendaftaran dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran, menyerahkan fotokopi identitas (KTP) member baru dan keaktifan member berlaku selama setahun. Untuk perpanjangan keanggotaan, Oriflame secara otomatis akan memasukan biaya perpanjangan keanggotaan tahunan sebesar Rp30.000,- dalam faktur pesanan pertama yang dilakukan setelah masa 12 bulan menjadi member berakhir.
2.5.4.2 Level Pada Oriflame
Level pada oriflame ditentukan untuk setiap bulan dan level member ditentukan berdasarkan jumlah point group dari member tersebut yaitu : point personal ditambah dengan point downline . Point diperoleh berdasarkan total jumlah produk yang diorder. Jadi level pada orifalme ditentukan berdasarkan order yang dilakukan member. Tabel di bawah ini akan menjelaskan level dan titel member berdasarkan point group.
Point Group (BP) Level Bonus Titel 0 -199 0 % konsultan 200 3 % Konsultan 600 6 % Konsultan 1.200 9 % Konsultan 2.400 12 % Manager 4.000 15 % Manager 6.600 18 % Manager
10.000 21 % Senior Manager
10.000 21 % ( selama 6kali berturut-
turut) Director2.5.4.3 Bonus Member Pada Orifalme
Pada Oriflame ada dua peluang untuk memperoleh penghasilan yaitu: 1. mendapatkan keuntungan langsung sebesar 30 % untuk setiap produk yang di order.
2. menghasilkan performance discount (PD) setiap bulan atas order yang dilakukan group dan menghasilkan PD atas
order pribadi berdasarkan point yang diperoleh. Adapun langkah-langkah untuk memperoleh PD (performance discount) yaitu: Menghitung total point personal member dari point order T Hitung point personal
Point personal >= 40 Point group = 0 Level = 0 % Bonus = 0
Y Menghitung total point group dengan menjumlahkan point personal ditambahkan dengan point group dari setiap downline yang berada 1 level dibawahnya