HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan dengan Perilaku Ibu dalam Pencegahan Diare pada Balita di Puskesmas Gamping 1 Yogyaka

  

HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN DENGAN

PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE

PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1

YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:

NANDA SEPTIANI ALHIDAYAH

201110201110

  

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH

  

YOGYAKARTA

  HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

  Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan

  Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah

  Yogyakarta

  

Disusun Oleh:

NANDA SEPTIANI ALHIDAYAH 201110201110

  

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH

  HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 YOGYAKARTA Nanda Septiani Alhidayah, Suratini

  Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta Email:septianinanda45@gmail.com

  Abstract: The purpose of this study was to investigate the relationship between

  washing hands habit with mother’s attitude in preventing diarrhea on under five at Gamping I primary health center of Yogyakarta.This study employed analytic correlational method with cross sectional approach. The respondents were 59 people taken through accidental sampling technique. The data were gathered through questionnaire using Kendall Tau correlational test technique.The result shows that 36 respondents’ (61.1%) washing hands habit is in medium category. 33 mothers (55.9%) attitude in preventing diarrhea is in medium category.There is arelationship between washing hands habit with mother’s attitude in preventing diarrhea on under five at Gamping Iprimary health center of Yogyakarta (p value 0.000). The primary health center is expected to improve the counseling about health to the society especially to mothers who have under five children about the benefit of washing hands and the steps of washing hands as an effort to prevent diarrhea.

  Keywords

  : Washing hands habit, mothers’ attitude in preventing diarrhea

  Abstrak: penelitian ini mengidentifikasi hubungan kebiasaan cuci tangan dengan

  perilaku ibu dalam pencegahan diare pada balita di puskesmas Gamping 1 Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah analitik korelasional dengan Pendekatan waktu cross sectional. Responden penelitian terdiri dari 59 orang diambil dengan menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dengan teknik uji korelasi Kendall Tau. Menunjukkan bahwa Kebiasaan cuci tangan ibu dalam kategori cukup sebanyak 36 responden (61.1%) dan Perilaku ibu dalam pencegahan diare pada balita di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta termasuk dalam kategori cukup sebanyak 33 responden (55.9%). Ada hubungan kebiasaan cuci tangan dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare pada balita di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta (p-

  value 0.000). Berdasarkan hasil tersebut pihak Puskesmas lebih meningkatkan

  pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu yang memiliki balita tentang manfaat cuci tangan upaya pencegahan terhadap penyakit seperti diare.

  PENDAHULUAN

  Anak merupakan generasi penerus bangsa yang akan datang. Kehidupan anak merupakan cermin kehidupan bangsa dan negara. Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya, serta menurunkan angka kematian pada balita (Soetjiningsih, 2004).

  Salah satu penyebab kematian pada balita adalah diare. Penyakit diare ini menduduki peringkat ke-4 setelah TBC sebagai penyebab kematian paling umum yang membunuh lebih dari 1,5 juta anak setiap tahun. Kejadian diare di dunia sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 diketahui bahwa 65% anak yang menderita diare berobat ke fasilitas kesehatan atau tenaga kesehatan. Data Kesehatan DIY tahun 2012 menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2012 kasus anak yang mengalami diare sebanyak 74.689 kasus. Diare juga menempati urutan kedua yang paling sering di rawat di Rumah Sakit setelah ISPA (Profil Kesehatan DIY, 2012).

  Beragamnya konsep budaya terkait dengan penyakit diare termasuk upaya pencegahan dan pengobatan yang dipilih masyarakat dapat disebabkan oleh banyak faktor. Pengetahuan, sikap dan persepsi masyarakat terhadap penyakit dan sarana pelayanan yang tersedia, latar belakang sosial ekonomi dan budaya serta ketersediaan pelayanan kesehatan akan mempengaruhi tindakan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit diare (Hidayat, 2012).

  Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2014 di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta. Di dapatkan data jumlah balita yang diare pada tahun 2013 adalah 112 balita. Pengetahuan orang tua tentang kebiasaan cuci tangan terhadap diare masih kurang, dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap 10 orang tua yang mempunyai anak terkena diare di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta, 6 diantaranya mengatakan bahwa belum mengetahui tentang cara cuci tangan yang benar dan belum me l akukan kebiasaan cuci tangan secara teratur di rumah. Ibu juga mengatakan be

  

l

  um banyak mengetahui tentang cara pencegahan diare pada ba l ita dan belum menunjukkan perilaku mencegah diare yang benar ditandai dengan hygiene ibu yang buruk.

  Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menilai bahwa masih sangat kurangnya kebiasaan cuci tangan dan bagaimana cara mencegah diare yang benar terhadap balita, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan kebiasaan cuci tangan dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare pada balita di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta.

RANCANGAN PENELITIAN

  Penelitian ini adalah analitik korelasional yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Pendekatan waktu yang digunakan adalah cross sectional yaitu suatu penelitian yang mana data menyangkut variabel bebas yaitu kebiasaan cuci tangan dan variabel terikat yaitu perilaku ibu dalam pencegahan diare pada balita akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan dengan instrumen yang telah ditentukan (Notoatmodjo, 2012).

  Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang anaknya menderita diare dan dibawa ke Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta yang berjumlah 112 ibu. Teknik yang digunakan dengan metode accidental sampling yaitu pengambilan kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2012).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) Gamping 1 yang beralamat Dusun Delingsari

  Ambarketawang Gamping 1 Sleman Yogyakarta. Wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping 1 terdiri dari 2 Desa yaitu Desa Ambarketawang dan Desa Balecatur serta terdiri dari 31 dusun, Desa Ambarketawang terdiri dari 13 dusun dengan 110 RT dan Desa Balekatur terdiri dari 18 dusun dengan 127 RT.

  Program yang dilakukan Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta yaitu Promosi kesehatan dan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat) yaitu: a.

  Kegiatan Promosi Kesehatan dalam bentuk kegiatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) untuk tatanan Rumah Tangga, Institusi Pendidikan, Institusi Kesehatan, dan Tatanan Tempat Kerja.

  b.

  Pembinaan UKS dengan Sekolah Sehat pada tahun 2012, dilakukan penyegaran pada guru UKS, pengadaan perlengkapan sarana UKS, pelatihan dokter kecil untuk menunjang kegiatan di sekolah.

  c.

  Kegiatan UKGS tahun 2013 dilakukan pemeriksaan Gigi dan mulut di sekolah yaitu petugas Puskesmas melakukan pemeriksaan dan pelatihan kepada Guru UKS sekolah selanjutnya pasien dengan permasalahan gigi dilakukan rujukan ke Puskesmas untuk dilakukan.

DESKRIPSI KARAKTERISTIK RESPONDEN

  Karakteristik responden yang diamati meliputi Karakteristik ibu pada penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan dan penghasilan per bulan, seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Ibu Balita di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta

  26

Tabel 4.2 Karakteristik Balita di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta

  Karakteristik Balita Frekuensi Persentase

  Usia a. 1 tahun b.

  2 tahun c. 3 tahun d.

  4 tahun

  2

  20

  11

  76.3 Jumlah 59 100 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui mayoritas ibu balita berusia antara 20-35 tahun sebanyak 56 orang (94.9%) dan terdapat 1 orang (1.7%) orang tua dengan usia < 20 tahun.

  3.4

  33.9

  44.1

  18.6 Jumlah 59 100 Jenis kelamin a. Laki-laki b.

  Perempuan

  24

  35

  40.7

  Tingkat pendidikan orangtua sebagian besar SMA sebanyak 41 orang (69.5%) dan pendidikan terendah adalah SMP sebanyak 8 orang (13.6%). Berdasarkan penghasilan, sebagian besar berpenghasilan antara Rp 500.000-1.000.000 sebanyak 45 orang (76,3%) dan orangtua dengan penghasilan Rp < 500.000 sebanyak 14 orang (23,7%).

  23.7

  Karakteristik Ibu Balita Frekuensi Persentase

  3.4 Jumlah 59 100 Tingkat pendidikan a. SMP b.

  Usia a. < 20 tahun b.

  20-35 tahun c. > 35 tahun

  1

  56

  2

  1.7

  94.9

  SMA c. PT

  45

  8

  41

  10

  13.6

  69.5

  16.9 Jumlah 59 100 Penghasilan a. Rp < 500.000 b.

  Rp 500.000-1.000.000

  14

  59.3 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui sebagian besar balita berusia 3 tahun sebanyak 26 orang (44.1%) dan sebagian besar berusia 1 tahun sebanyak 2 orang (3.4%). Berdasarkan jenis kelamin sebagian besar perempuan sebanyak 35 orang (59.3%) dan jenis kelamin laki- laki sebanyak 24 orang (40.7%).

Tabel 4.3 Kebiasaan Cuci Tangan Ibu di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta

  5.1

  36

  18.6

  11

  16.9 Jumlah

  18.6

  13.6

  10

  11

  8

  13.6

  12

  1.7

  3

  8

  1

  8.5

  42.4

  10.2

  5

  25

  61.0

  20.3 59 100 Penghasilan a. Rp. < 500.000 b.

  3.4

  16.9

  12

  61.0

  36

  18.6

  11

  76.3 Jumlah

  23.7

  45

  14

  3.4

  Rp 500.000 – 1.000.000

  10

  2

  49.2

  11.9

  29

  7

  10.2

  8.5

  6

  5

  6

  13.6

  No Kebiasaan Cuci Tangan Frekuensi Persentase

  Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta

  34

  1

  0.0

  18.6

  0.0

  11

  20-35 tahun c. > 35 tahun

  Umur a. < 20 tahun b.

  Karakteristik responden Kebiasaan cuci tangan Total Kurang Cukup Baik

Tabel 4.4 Kebiasaan Cuci Tangan Berdasarkan Karakteristik Responden di

  1.7

  20.3 Jumlah 59 100 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar kebiasaan cuci tangan ibu yang memiliki balita termasuk kategori cukup sebanyak 36 orang (61,1%) dan kebiasaan cuci tangan pada kategori kurang sebanyak 11 orang (18,6%).

  12

  3 Baik

  61.1

  36

  2 Cukup

  18.6

  11

  1 Kurang

  1

  57.6

  1.7

  11

  2

  8

  1

  SMA c. PT

  20.3 59 100 Pendidikan a. SMP b.

  12

  61.0

  36

  18.6

  3.4 Jumlah

  1.7

  94.9

  1.7

  2

  56

  1

  1.7

  18.6

  0.0

  1

  11

  20.3 59 100 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa kebiasaan cuci tangan berdasarkan umur, diketahui sebagian besar responden dengan umur 20-35 tahun memiliki kebiasaan cuci tangan pada kategori cukup sebanyak 34 responden (57,6%) dan sebagian kecil responden dengan usia < 20 tahun memiliki kebiasaan cukup dalam mencuci tangan sebanyak 1 orang (1,7%).

Tabel 4.5 Perilaku Pencegahan Diare pada Balita di Puskesmas Gamping 1

  8

  55.9

  33

  28.8

  17

  16.9 Jumlah

  69.5

  13.6

  10

  41

  3.4

  15.3 59 100 Penghasilan a. Rp. < 500.000 b. Rp 500.000 –

  11.9

  0.0

  2

  7

  10.2

  37.3

  8.5

  6

  22

  9

  1.000.000

  3.4

  13.6

  9

  55.9

  33

  28.8

  17

  76.3 Jumlah

  23.7

  45

  14

  1.7

  8

  8

  1

  44.1

  11.9

  26

  7

  18.6

  13.6

  11

  5

  20.3

  Yogyakarta

Tabel 4.6 Perilaku pencegahan diare Berdasarkan Karakteristik Responden di

  0.0

  27.1

  1.7

  16

  1

  20-35 tahun c. > 35 tahun

  Umur a. < 20 tahun b.

  Karakteristik responden Perilaku Pencegahan Diare Total Kurang Cukup Baik

  PuskesmasGamping 1 Yogyakarta

  15.3 Jumlah 59 100 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa perilaku ibu dalam pencegahan diare termasuk kategori cukup sebanyak 33 orang (55,9%) dan kategori baik sebanyak 9 orang (15,3%).

  2

  9

  3 Baik

  55.9

  33

  2 Cukup

  28.8

  11

  1 Kurang

  No Perilaku Pencegahan Diare Frekuensi Persentase

  31

  0.0

  5.1

  3.4 Jumlah

  2

  12

  3

  15.3 59 100 Pendidikan a. SMP b. SMA c. PT

  9

  55.9

  33

  28.8

  17

  94.9

  52.5

  1.7

  2

  56

  1

  0.0

  15.3

  0.0

  9

  3.4

  15.3 59 100 Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa perilaku pencegahan diare berdasarkan umur, sebagian besar responden yang berusia 20-35 tahun memiliki kebiasaan pada kategori cukup sebayak 31 orang (52,5%) dan sebagian kecil responden dengan umur < 20 tahun memiliki perilaku kurang dalam pencegahan diare sebanyak 1 orang (1,7%).

  Perilaku pencegaha diare berdasarkan pendidikan, diketahui responden dengan pendidikan SMA memiliki perilaku cukup dalam pencegahan diare sebayak 22 orang (37,3%) dan responden dengan pendidikan perguruan tinggi memiliki perilaku baik dalam pencegahan diare sebanyak 2 orang (3,4%) dan perilaku kurang sebanyak 2 orang (3,4%).

  10.2

  3.4

  36 61. Baik

  0.0

  6

  10.2

  6

  12 20.

  6.8

  3 Juml ah

  17

  28.8

  33

  55.9

  9

  2

  4

  Perilaku pencegahan diare berdasarkan penghasilan, diketahui bahwa responden dengan penghasilan Rp 500.000-1.000.000 memiliki perilaku cukup dalam pencegahan diare sebanyak 26 orang (44.1%) dan responden dengan penghasilan Rp < 500.000 sebagian kecil memiliki perilaku baik dalam pencegahan diare sebanyak 1 orang (1.7%).

  11.9

Tabel 4.7 Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan dengan Perilaku Pencegahan Diare pada

  Balita di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta

  Cuci tang an Pencegahan Diare Total p- val ue

  Kurang Cukup Baik f % f % f % F %

  Kura ng

  7

  3

  16.9

  5.1

  1

  1.7

  11 18.

  6

  0.00 Cuk up

  10

  15.3 59 100 Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa dari 59 responden, 10 orang (16.9%) dengan kebiasaan cuci tangan cukup, sebagian besar memiliki perilaku pencegahan diare pada kategori baik dalam pencegahan diare sebanyak 0 orang (0,0%). Dari 36 orang (61,0%) dengan kebiasaan cuci tangan pada kategori cukup, sebagian besar memiliki perilaku kurang dalam pencegahan diare sebanyak 10 orang (16.9%) dan sebagian kecil memiliki perilaku baik dalam pencegahan diare sebanyak 2 orang (3.4%). Selanjutnya dari 12 orang (20.3%) dengan kebiasaan cuci tangan pada kategori baik, sebayak 6 orang (10.2%) dengan perilaku cukup dalam pencegahan diare dan sebanyak 6 orang (10.2%) dengan perilaku baik dalam pencegahan diare.

  PEMBAHASAN

  Penelitian ini dilaksanakan di ruang Poliklinik Kesehatan Umum Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta.

1. Kebiasaan mencuci tangan

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan cuci tangan di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta termasuk kategori cukup (61.1%). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Mangguang (2013) menjelaskan bahwa kebiasaan cuci tangan di Kabupaten Tanah Data Sumatera Barat termasuk dalam kategori kurang baik (70.32%).

  Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Listiyorini (2012) menyimpulkan bahwa kebiasaan cuci tangan termasuk dalam kategori cukup (50,6%). Tangan merupakan media utama bagi penularan kuman- kuman penyebab penyakit. Akibat kurangnya kebiasaan cuci tangan, anak-anak merupakan penderita tertinggi dari penyakit diare dan penyakit pernapasan. Hingga tak jarang berujung pada kematian (Nadesul, 2006). Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian telapak, punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan manusia. Mencuci tangan merupakan kebiasaan yang sederhana, yang membutuhkan pelatihan yang minim dan tidak membutuhkan peralatan.

  Kebiasaan cuci tangan berdasarkan pendidikan, diketahui sebagian besar responden dengan pendidikan SMA memiliki kebiasaan cuci tangan pada kategori cukup sebanyak 25 orang (42,4%) dan sebagian kecil responden dengan pendidikan SMP memiliki kebiasaan cuci tangan pada kategori kurang sebanyak 1 orang (1.7%).

  Menurut Notoatmodjo (2010), pendidikan seseorang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi perilaku seseorang.

  Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang dapat meningkatkan perubahan perilaku mencuci tangan termasuk dengan ibu yang berpendidikan SMA. Menurut Permen Pendidikan Nasional RI Nomo 35 tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan gerakan nasional percepatan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun bahwa pendidikan pada tingkat SMA sudah dapat dikatakan cukup. Pendidikan SMA sudah melebihi pendidikan dasar Sembilan tahun, dan dimungkinan pendidikan ibu sudah lebih baik dalam menerima informasi, memiliki pengetahuan pengetahuan yang baik sehingga memiliki kebiasaan cuci tangan yang baik.

2. Perilaku pencegahan diare

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku ibu dalam pencegahan diare pada balita termasuk dalam kategori perilaku cukup (55,9%), kategori baik (15,3%) dan kategori kurang (28,8%). Perilaku cukup dalam pencegahan diare pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia ibu, pendidikan dan penghasilan.

  Ngastiyah (2005) menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan diare meliputi faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis karena rasa takut dan cemas. Penelitian Mangguang (2013) menjelaskan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak meliputi tempat pembuangan sampah, tingkat pengetahuan tentang cuci tangan, tingkat pendidikan, sedangkan faktor penyediaan air bersih, ketersediaan jamban, pekerjaan ibu balita, dan penghasilan keluarga tidak berhubungan dengan kejadian diare pada balita.

  Perilaku pencegahan diare berdasarkan umur, sebagian besar responden yang berusia 20-35 tahun memiliki kebiasaan pada kategori cukup sebayak 31 orang (52,5%) dan sebagian kecil responden dengan umur < 20 tahun memiliki perilaku kurang dalam pencegahan diare sebanyak 1 orang (1,7%).

  Usia ibu pada penelitian ini mayoritas 20-35 tahun (94,9%). Umur 20-35 tahun termasuk kategori usia produktif. Umur seseorang dapat dijadikan dasar pengalaman dalam melakukan pencegahan diare pada balita. Bertambahnya umur seseorang akan mempengaruhi perkembangan mental seseorang dalam pencegahan diare pada balita.

  Perilaku pencegahan diare berdasarkan penghasilan, diketahui bahwa responden dengan penghasilan Rp 500.000-1.000.000 memiliki perilaku cukup dalam pencegahan diare sebanyak 26 orang (44,1%) dan responden dengan penghasilan Rp < 500.000 sebagian kecil memiliki perilaku baik dalam pencegahan diare sebanyak 1 orang (1,7%).

  Pada penelitian ini mayoritas responden dengan penghasilan antara Rp 500.000- 1.000.000.Penghasilan berkaitan dengan kemampuan ibu dalam mencari informasi tentang pencegahan diare pada balita dengan mengunjungi pelayanan kesehatan.

  Penelitian Listiyorini (2013) menyimpulkan bahwa kejadian diare pada balita lebih tinggi pada responden yang memiliki penghasilan rendah (77,2%) dibanding pada responden yang memiliki penghasilan kepala keluarga yang tinggi (70,6%).

  Penghasilan orang tua berkaitan dengan perilaku pencegahan diare pada balita karena ibu dengan penghasilan rendah akan berusaha untuk mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga pencegahan diare pada anak balita menjadi tidak maksimal. Hal ini berbeda dengan ibu yang memiliki penghasilan tinggi yang memiliki dukungan finansial untuk mencari informasi dan mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan diare pada anak.

3. Hubungan kebiasaan cuci tangan dengan perilaku pencegahan diare

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kebiasaan cuci tangan dengan perilaku ibu dalam pencegahan diare pada balita di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta.Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Listiyorini (2012) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan cuci tangan dengan kejadian diare pada anak (p-value -.048). Penelitian Novie (2008) juga mendukung hasil penelitian ini yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antar faktor perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Batujajar Kabupaten Bandung.

  Kejadian diare pada balita dapat dicegah melalui cuci tangan yang dilakukan oleh ibu balita. Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian telapak, punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan manusia.Tujuan utama dari cuci tangan secara higienis adalah untuk menghalangi transmisi patogen-patogen kuman dengan cepat dan secara efektif. (Carl A Osborne, 2008).

  Hasil tabulasi silang antara kebiasaan cuci tangan dengan perilaku pencegahan diare pada balita diketahui bahwa, dari 11 orang (18,6%) responden denga kebiasaan cuci tangan kurag, sebagian besar memiliki perilaku pencegahan diare pada kategori kurang sebanyak 7 orang (11,9%) dan sebagian kecil memiliki perilaku pada kategori baik dalam pencegahan diare sebanyak 1 orang (1,7%). Dari 36 responden (61,0%) dengan kebiasaan cuci tangan pada kategori cukup, sebagian besar memiliki perilaku kurang dalam pencegahan diare sebanyak 10 orang (16,9%) dan sebagian kecil memiliki perilaku baik dalam pencegahan diare sebanyak 2 orang (3,4%). Selanjutnya dari 12 responden (20,3%) dengan kebiasaan cuci tangan pada kategori baik, sebayak 6 orang (10,2%) dengan perilaku cukup dalam pencegahan diare dan sebanyak 6 orang (10,2%) dengan perilaku baik dalam pencegahan diare.

KETERBATASAN PENELITIAN

  Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang menjadikan hasil penelitian ini belum maksimal sehingga masih memerlukan perbaikan untuk penyempurnaan hasil penelitian ini. Keterbatasan-keterbatasan yang dialami peneliti selama melakukan penelitian yaitu : Hygiene Ibu, Tidak dikendalikan karena Hygiene setiap ibu tidak dapat diobservasi secara langsung. Dampaknya adalah ibu mudah sakit,ibu terlihat kotor atau kurang bersih, ibu kurang percaya diri dan ibu mengalami infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

  Hidayat. (2012). Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan (Studi

  Kasus Pemegang Jamkesmas di Puskesmas Donggala) . (Skripsi): tidak dipublikasikan, Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

  Listiyorini, W. (2012). Hubungan kebiasaan Cuci Tangan Anak Prasekolah dengan Kejadian

  Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pajang Surakarta . Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

  Listiyorini, W. (2012). Hubungan kebiasaan Cuci Tangan Anak Prasekolah dengan Kejadian

  Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pajang Surakarta . Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

  Notoatmodjo, S.,(2003), Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

  Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit Edisi Dua. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta: EGC.

  Nadesul, (2006). Sehat Itu Murah. Jakarta PT. Kompas Media Nusantara.

  .

  Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta . _____________ (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nugraha, A.A. (2014). Hubungan Perilaku Ibu Dalam Pencegahan Diare Dengan Kejadian

  Diare Pada Balita Di Puskesmas Kalikajar 1 Kabupaten Wonosobo

  . STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Nadesul, (2006). Sehat Itu Murah. Jakarta PT. Kompas Media Nusantara. Notoatmodjo, S. (2010). IlmuPerilakuKesehatan, Jakarta: Rineka Cipta .

  Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit Edisi Dua. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta: EGC.

  Novie E. (2008). Hubungan Antar Faktor Perilaku Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Batujajar Kabupaten Bandung. Tidak dipublikasikan. Soetjiningsih, (2004). Buku Ajar: Tumbuh Kembang anak dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ULANG DENGAN MEMBAIKNYA PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Kepatuhan Kunjungan Ulang dengan Membaiknya Pneumonia pada Balita di Puskesmas Piyungan Bantul Yogyakarta - DIGI

0 1 17

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN DIARE PADA IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA 0-3 TAHUN DI DESA SENDANGREJO MINGGIR SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap Perilaku Pencegahan Diare pada Ibu yang Me

0 0 19

HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA HARGOTIRTO KOKAP KULON PROGO YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 1 6

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN CEDERA DENGAN KEJADIAN CEDERA BALITA DI SERANGAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Perilaku Ibu dalam Pencegahan Cedera dengan Kejadian Cedera Balita di Serangan Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 14

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS KALIKAJAR I KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Perilaku Ibu dalam Pencegahan Diare dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Kalikajar I Kabupaten

0 0 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLERET, BANTUL, YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesm

0 0 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU IBU DALAM STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-12 BULAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dengan Perilaku Ibu dalam Stimulasi Perkembangan Anak

0 0 12

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun pada Anak di Janturan Mlati Sleman Yogyakarta

0 1 14

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA IBU DENGAN KEJADIAN DIARE BALITA UMUR 2-5 TAHUN DI DUSUN SEMBUNGAN BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Ibu dengan Kejadian Diare

0 0 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TEKNIK MENYUSUI DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Teknik Menyusui dengan Perilaku Pemberian ASI pada Ibu Menyusui di Pusk

1 1 11