PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB SKRIPSI ROSMALINDA

  09C104320113

PROGRAM STUDI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014

  

PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL

MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI

AEROB DAN ANAEROB

ROSMALINDA

  

09C10432113

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sarjana Perikanan Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar

  

PROGRAM STUDI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

2014

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, pada dari lima orang bersaudara. Pada tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 12 Meulaboh, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di sekolah SMPN 3 Meulaboh dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2009 penulis menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas penulis mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di Universitas Teuku Umar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta lulus sebagai mahasiswa Universitas Teuku Umar Angkatan 2009.

  Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi Asisten Praktikum beberapa mata kuliah dan bahkan pernah menjadi ketua Asisten Praktikum mata kuliah, Adapun mata kuliahnya yaitu Kimia Dasar, Pengantar Biokimia, Biologi Perikanan, Fisiologi Ikan dan Avetebrata. Dan juga selama mengikuti perkuliahan penulis sering mengikuti kegiatan-kegiatan dikampus baik berupa kegiatan seminar maupun yang lainnya.

  Sebagai penambah wawasan pendidikan perikanan penulis mengikuti Praktek Kerja Lapang pada tahun 2012 di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu Kelas I Aceh dengan judul “Identifikasi Mikotik Pada Ikan Yang Dilalulintaskan di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu Kelas I Aceh”.

  Untuk memperoleh gelar sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar penulis menulis tugas akhir/Skripsi yang

  Produksi Pakan Ikan Dari Limbah Lokal Menggunakan Metode

  berjudul ” Fermentasi Aerob dan Anaerob”.

  Skripsi Ini Dipersembahkan

  “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha

  Bijaksana”. (QS. Lukman: 27) Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah Langkah Telah Berhasilku ku gapai, Berkat Rahmat Mu hidupku memiliki sebercah harapan untuk terus menatap kedepan, Doa ku pada Mu teruslah beri ilmu yang bermanfaat untuk ku dan semoga jalanku menuju jalan- Mu....

  "Barangsiapa yang melalui suatu jalan guna mencari ilmu

  pengetahuan, niscaya Allah SWT akan memudahkan baginya jalan ke surga." ( H.R Imam Muslim ra )

  Ini adalah awal dan akhir bagi ku.. Awal dari sebuah perjuangan dan akhir dari sebuah perjalanan... dan menuju perjalanan yang baru... Terima Kasih...Untuk semua yang telah ku terima selama ini, mungin kata terima kasih tak cukup untuk hidup dan berdiri diantara kalian..

  Walaupun kita tak seperti keluarga yang lain, tapi ini lah kita, yang berdiri didalam keluarga yang paling bahagia sedunia dan aku bersyukur terlahir diantara kalian.. Terima kasih untuk Keluarga bahagiaku.. Ahmad K.I ( Ayah ) & Asiyah Nyak Cut ( Ibu )..... B’ emi (Abang ), K’ema (kakak), B’edi (Ulem), Elli (adik)..

  Pak Ris dan kk ida (saudara ipar).. dan yang terakhir Muhammad Qusyairi dan Muhammad Syaubari (Keponaan ku abang & adek)...

  Banyak yang ingin ku tuliskan tentang kalian, karena kadang-kadang cintaku tak bisa ku ungkapkan dengan lisan, melainkan ada beribu semangat untuk menulis cintaku ke kalian.. terima kasih

    Untuk kalian yang telah membantuku menyelesaikan sebuah karya kecil ini juga ku ucapkan terima kasih ,.. Hidupku tak akan seindah ini apabila kau tak memiliki keluarga dan kalian... Terima kasih kepada ibu Uswatun Hasanah (bu usi), bu erlita, Pak Afrizal Hendri, Pak Husni Yulham, Kakak Asmaul Husna, Eka juniar, Reska Tini Ulflah...... Try Rudi Andhica (b’dika), Radhi Fadhillah (b’radi), Armansyah (b’arman)…. Sri Ayu Insani (kk iin), Yandi Mirza (b’yandi), Wahyu Syahputra, Mutya Ramadhaniati, Zul fadhli (b’ipan), Yori sayhril (b’yori), Adi Putra (b’adi), Jaliadi (b’jal), ... K’Fachrul Razi, K’Sherly Marshelina, K’Tabrani, Agus, Ika Bela, Leni Marlina, Ayun, Heri, Silvi, Satria.... Maret, Ima, Neki, Iis, Heni, Feli, Iwan, Eka... Untuk Community Eel... Yusran, Hamidi, Ayu, Teuku, Budi, Ayed, Semi, b’romi, Deniel, Saipol, TM, Kausar, Hendra Komting, Cut devi, Ida, Ningsih, Musaimin, Eni, Icut, Riska, Nila, Diana, mira dan untuk semua angkatan 2009, Salam kompak !!!

  Terima Kasih Khususku Untuk Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Aceh Barat

  & Dewan Kerja Cabang Aceh Barat

  Manusia yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu mencari teman. Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang mendapatkan banyak teman tetapi menyia- nyiakannya. (Ali bin Abi Thalib) Tetaplah tersenyum walau hatimu sedang menangis, dan jangan pernah biarkan senyum itu hilang diwajahmu, karena pasti ada seseorang yang bahagia dengan melihat senyum itu (Rosmalinda Eel)

  

PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN

METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Oleh

  1) 2) 2)

Rosmalinda Uswatun Hasanah Erlita

ABSTRAK

  Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan formulasi pakan dengan konsentrasi yang tinggi dan diproduksi dengan menggunakan bahan baku limbah dengan metode fermentasi. Penelitian dilakukan dalam tiga tahapan dengan tahapan pertama yaitu optimasi fermentasi aerob, tahapan kedua yaitu optimasi fermentasi anaerob dan tahapan ketiga yaitu produksi pakan hasil fermentasi. Proses optimasi fermentasi aerob menggunakan perbandingan kotoran kerbau dan dedak mampu menghasilkan ulat dengan berat 597 gram dan kadar protein 14,83% dengan menggunakan perlakuan nisbah kotoran kerbau : dedak (4 : 3) (b/b) dan tingkat pengulangan tiga kali. Proses optimasi fermentasi anaerob menggunakan perbandingan kotoran kerbau : sagu : dedak mampu menghasilkan kandungan protein 8,4069% pada perlakuan optimasi nisbah (4 : 4 : 3) (b/b/b). Pembuatan pakan ikan hasil fermentasi mampu menghasilkan konsentrasi protein 22,1108% pada perlakuan tepung aerob 40%. Pada uji tingkat kehalusan pakan, semua percobaan tergolong halus. Untuk uji tingkat kekerasan pakan, pakan mampu pecah dengan beban 205,33 gr pada perlakuan tepung aerob 40% dan daya apung pakan mencapai 1,61 menit dan daya tahan dalam air selama 16,43 menit yaitu pada perlakuan tepung aerob 40%.

  Kata Kunci : Pakan, limbah, fermentasi

  

PRODUCING FISH FEED FROM LOCAL WASTE BY USING AEROBIC

AND ANAEROBIC FERMENTATION

By

  1) 2) 2)

Rosmalinda Uswatun Hasanah Erlita

ABSTRACT

  This research aims at determining feed formulation with high concentration which is made of waste material and is produced by using fermentation method. Three steps were done in this research. The first step was optimizing aerobic fermentation. Optimizing anaerobic fermentation was the second step. Finally, producing feed by fermentation of buffalo dung and bran can result maggot of being 597 gr and protein amount of being 14.83 %. It was done through ratio treatment of buffalo dung : bran (4 : 3 (b/b)) and three time repetitions. Optimizing process of anaerobic fermentation used buffalo dung : sago : bran can produce protein of being 8.4069 % at ratio treatment (4 : 4 : 3 (b/b/b)). Producing fish feed through fermentation can produce protein concentration of being 22.1108 % at 40% aerobic flour treatment. At a smoothness test feed, all trials classified as fine. To test the level of hardness of feed, feed capable broke with a load of 205.33 g at 40% aerobic treatment of flour and feed achieve buoyancy and resistance of 1.61 minutes for 16.43 minutes in water that is at 40% aerobic treatment of flour.

  Key Words : Feed, Waste, Fermentation

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan j udul “Produksi Pakan Ikan Dari Limbah Lokal Dengan Menggunakan Metode Fermentasi Aerob dan Anaerob. Selanjutnya salawat beserta salam kita sanjungkan kehadirat Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan.

  Kata-kata terima kasih penulis sampaikan :

  1. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta civitas akademik yang telah banyak mendukung sehingga penyelesaian skripsi ini lancar.

  2. Ayahanda dan Ibunda tercinta atas doa dan bimbingan, kasih dan sayang serta perhatiannya selama ini yang tidak pernah habisnya untukku. Untuk saudara-saudaraku terima kasih telah memberi semangat untukku sehingga dapat temotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

  3. Ibu Uswatun Hasanah, S.Si., M.Si dan Ibu Erlita, S.Pi. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberi arahan dan menuangkan ide-idenya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Teman-teman angkatan 2009 serta rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam melakukan penelitian ini.

  Akhir kata tiada gading yang tak retak begitu juga dengan skripsi ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu apabila ada kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan guna untuk ilmu di masa yang akan datang.

  Semoga rahmat dan hidayah serta lindungan-Nya selalu dilimpahkan kepada kita semua selaku orang-orang yang selalu ingin mencari kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat. Amin…

  Meulaboh, 12 April 2014 Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................. xii DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL .................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

  I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................

  2 1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................

  3 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................

  3 1.5 Hipotesis ...................................................................................

  3 II.

   TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4 2.1 Produksi Pakan Ikan (Pakan Buatan) .......................................

  4 2.2 Bahan Baku Penyusun Pakan ...................................................

  5

  2.2.1 Kotoran Kerbau ..............................................................

  6

  2.2.2 Dedak ..............................................................................

  7

  2.2.3 Kulit Kakao .....................................................................

  8

  2.2.4 Tepung Sagu ...................................................................

  9

  2.2.5 Tepung Kedelai ...............................................................

  10

  2.2.6 Tepung Ikan ....................................................................

  10

  2.2.7 Tepung Tapioka ..............................................................

  11 2.3 Fermentasi ................................................................................

  11 2.3.1 ............................................................ Fermentasi Aerob

  13

  2.3.2 Fermentasi Anaerob ........................................................

  15 2.4 Pengujian Pakan Ikan ...............................................................

  16

  2.4.1 Uji Fisika ........................................................................

  16

  2.4.2 Uji Kimia ........................................................................

  17 III.

  

METODELOGI PENELITIAN .................................................... 19

3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................

  19 3.2 Alat dan Bahan .........................................................................

  19 3.3 Metode Penelitian .....................................................................

  20

  3.3.1 Optimasi Fermentasi Aerob ...........................................

  20

  3.3.2 Optimasi Fermentasi Anaerob ........................................

  21

  3.3.3 Proses Produksi Pakan Dari Hasil Fermentasi ................

  22 3.4 Parameter Uji ...........................................................................

  23

  3.4.1 Uji Fisika ........................................................................

  23

  3.4.2 Uji Kimia ........................................................................

  25 3.5 Rancangan Percobaan ..............................................................

  25 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 28 4.1 Optimasi Fermentasi Aerob .....................................................

  28 4.2 Optimasi Fermentasi Anaerob ..................................................

  30 4.3 Pakan Hasil Fermentasi ............................................................

  34

  4.3.1 Uji Kimia ........................................................................

  34

  4.3.2 Uji Fisika Pakan Hasil Fermentasi .................................

  37 a. Tingkat Kehalusan ....................................................

  37 b. Tingkat Kekerasan ....................................................

  37 c. Daya Tahan Pakan ....................................................

  39 V.

   KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 41 5.1 Kesimpulan...............................................................................

  41 5.2 Saran .........................................................................................

  41 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

  42 LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Halaman 1. Komposisi unsur hara kotoran kerbau ...................................................

  7 2. Kandungan nutrisi dedak ........................................................................

  8 3. Kandungan proksimat kakao ..................................................................

  9 4. Kandungan nutrisi sagu ..........................................................................

  10 5. Keuntungan dan kerugian fermentasi anaerob .......................................

  16 6. Alat yang digunakan pada penelitiaan ....................................................

  19 7. Bahan yang digunakan pada penelitiaan ................................................

  20 8. Penerapan perlakuan tahap fermentasi aerob .........................................

  26 9. Pernerapan perlakuan fermentasi anaerob ..............................................

  27 10. Percobaan Proses produksi hasil fermentasi ..........................................

  27

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

  1. Skema proses fermentasi .......................................................................

  12 2. Grafik berat ulat hasil fermentasi ...........................................................

  28 3. Grafik kadar protein hasil fermentasi anaerob .......................................

  31 4. Grafik kadar protein pakan hasil fermentasi ..........................................

  35 5. Grafik Tingkat Kekerasan Pakan ...........................................................

  38 6. Lama apung dan tingkat daya tahan pakan dari perbandingan tepung fermentasi aerob dalam air .....................................................................

  39

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

  1. Alur Optimasi Fermentasi Aerob .........................................................

  44 2. Alur Optimasi Fermentasi Anaerob .....................................................

  45 3. Perhitungan Bujur Sangkar Pembuatan Pakan.....................................

  46 4. Analisis Data Hasil Fermentasi Aerob .................................................

  50 5. Analisis Data Hasil Fermentasi Anaerob .............................................

  52 6. Analisis Data Protein Pakan Hasil Fermentasi ....................................

  54 7. Hasil Uji Analisis Setiap Optimasi ......................................................

  56 8. Hasil Uji Fisika Pakan Hasil Fermentasi .............................................

  57 9. Dokumentasi Penelitian .......................................................................

  58 10. Hasil Analisa Sampel

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Usaha budidaya ikan yang semakin intensif menuntut ketersediaan makanan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu dan berkesinambungan. Oleh karena itu masalah penggadaan makanan perlu ditangani secara sungguh-sungguh, sebab apabila penggadaan makanannya tidak seimbang dengan usaha intenfikasi yang semakin meningkat hasilnya tidak akan seimbang (Endar, 2005).

  Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan. Disatu sisi pakan merupakan sumber materi dan energi untuk menopang kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan dan disisi lain pakan merupakan komponen terbesar (50% - 70%) dari biaya produksi. Oleh karena itu, pakan yang diberikan kepada ikan harus selalu diusahakan seefisien mungkin karena nilai efisiensi pakan ini secara langsung akan berkaitan dengan besar kecilnya profit pada kegiatan budidaya ikan (Yulfiperius, 2008).

  Pakan yang selama ini digunakan oleh para pembudidaya ikan adalah pakan komersil yang memiliki harga yang mahal. Pada dasarnya pakan alternatif bisa diramu sendiri dengan melihat karakteristik bahan baku yang dipilih harus tetap terjaga ketersediaannya secara kualitas dan kuantitas. Disamping itu, bahan baku ini harus mudah diperoleh, tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, ekonomis dan tersedia sepanjang waktu (Gusrina, 2008).

  Limbah lokal seperti kotoran kerbau, dedak, kulit kakao dapat menjadi sumber bahan baku pakan yang diolah melalui metode fermentasi. Berdasarkan riset menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar protein ampas kelapa setelah difermentasi dari 11,35% menjadi 26,09% atau sebesar 130% dan penurunan kadar lemak sebesar 11,39%. Kecernaan bahan kering dan bahan organik meningkat masing-masing dari 78,99% dan 98,19% menjadi 95,1% dan 98,82% Pengolahan dengan menggunakan metode fermentasi dapat meningkatkan kadar nutrisi dalam bahan baku yang terfermentasi, sehingga dapat menghasilkan pakan buatan yang mengandung nutrisi dan bisa dimanfaatkan oleh ikan. Selain itu ketersediaan limbah ini cukup banyak di Aceh, khususnya Aceh Barat. Limbah ini juga memilki nilai nutrisi yang dibutuhkan ikan dan sangat ekonomis sehingga memenuhi suatu karakterisktik pemilihan bahan baku pakan. Pakan yang akan diramu harus memerhatikan nutrisi dari suatu pakan yang harus benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan dari ikan. Selain dari nutrisi, sifat fisik dan nilai proksimat seperti kandungan protein dari suatu pakan juga harus diperhatikan sehingga dapat mengetahui kualitas dari pakan yang diramu. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang proses produksi pakan ikan dari limbah lokal dengan menggunakan metode fermentasi.

1.2 Rumusan Masalah

  Rumusan masalah pada penelitian ini ialah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui proses fermentasi aerob yang optimal dan menghasilkan ulat yang maksimal

  2. Untuk mengetahui proses fermentasi anaerob yang optimal dengan kandungan protein yang tinggi dari bahan baku hasil fermentasi

  3. Untuk mengetahui formulasi yang optimal dengan kandungan protein yang tinggi dari bahan baku hasil fermentasi.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut : yang maksimal.

  2. Menentukan proses fermentasi anaerob yang optimal untuk menghasilkan bahan baku pakan yang bernilai protein tinggi.

  3. Mendapatkan formulasi pakan yang optimal dengan kandungn protein yang tinggi dari bahan baku hasil fermentasi.

  1.4 Manfaat Penelitian

  1. Diharapkan dapat menjadi informasi mengenai mutu dan kualitas dari suatu pakan yang diproduksi menggunakan limbah lokal sebagai bahan baku penyusun pakan sehingga dapat menekan penggunaan tepung ikan dalam formulasi pembuatan pakan ikan.

  2. Dapat menjadi referensi mengenai pemanfaatan limbah lokal yang ada di Aceh Barat sehingga limbah lokal dapat termanfaatkan dengan baik.

  1.5 Hipotesis

  Produksi pakan ikan dari limbah lokal dengan menggunakan metode fermentasi akan menghasilkan pakan ikan dengan kandungan protein yang tinggi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produksi Pakan Ikan (Pakan Buatan)

  Menurut Mudjiman (2004), Makanan buatan merupakan makanan yang dibuat dengan bentuk khusus sesuai keinginan dan diramu dari berbagai macam bahan. Lebih lanjut ditambahkan bahwa ada beberapa keuntungan dari pemberian pakan buatan yakni pembudidaya dapat meningkatkan produksi melalui padat penebaran tinggi dengan waktu pemeliharaan yang pendek, pembudidaya dapat memanfaatkan limbah industri pertanian yang tidak terpakai untuk dijadikan pakan.

  Untuk menunjang kelangsungan hidup dan juga untuk mempercepat pertumbuhannya, ikan membutuhkan nutrisi yakni zat-zat gizi yang terdapat dalam pakan yang diberikan. Setiap jenis ikan memiliki kebutuhan nutrisi baik jumlah maupun komposisi yang berbeda-beda menurut spesies, ukuran, jenis kelamin, kondisi tubuh dan kondisi lingkungan. Zat-zat gizi tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok yakni zat gizi yang menghasilkan energi dan zat gizi yang tidak menghasilkan energi (Afrianto, 2005).

  Menurut Afrianto (2005), Pakan buatan yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

  

 Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan

   Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan

   Pakan mudah dicerna

   Kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh

   Memiliki rasa yang disukai ikan

   Kandungan abunya rendah

   Tingkat efektivitasnya tinggi Menurut Djarijah (1998), pakan tambahan yang baik untuk ikan adalah proteinnya, kulaitas dari pakan tambahan untuk ikan juga ditentukan oleh kehalusan dari bahanya. Semakin halus bahan baku pelet maka daya apung dari pelet tersebut akan semakin tinggi sehingga waktu yang dibutuhkan ikan untuk memakannya juga semakin panjang.

2.2 Bahan Baku Penyusun Pakan Ikan

  Menurut Endar (2005), Persyaratan sosial ekonomis yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah :

   Mudah diperoleh

   Mudah diolah

   Harganya relatif murah

   Bukan merupakan makanan pokok manusia, sehingga tidak merupakan saingan.

   Sedapat mungkin memanfaatkan limbah industri pertanian

  Jenis-jenis bahan baku yang digunakan dalam membuat pakan buatan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu bahan baku hewani, bahan baku nabati dan bahan baku limbah industri pertanian. Bahan baku hewani adalah bahan baku yang berasal dari hewan atau bagian-bagian tubuh hewan. Bahan baku hewan ini merupakan sumber protein yang relatif lebih mudah dicerna dan kandungan asam aminonya lebih lengkap dibandingkan dengan bahan baku nabati. Beberapa macam bahan baku hewani yang biasa digunakan dalam pembuatan pakan ikan antara lain adalah : tepung ikan, Silase ikan, tepung udang, tepung cumi-cumi, tepung cacing tanah, tepung benawa/kepiting, tepung darah, tepung tulang, tepung hati, dan tepung artemia (Gusrina, 2008). bagian dari tumbuh-tumbuhan. Bahan nabati pada umumnya merupakan sumber karbohidrat, namun banyak juga yang kaya akan protein dan vitamin. Beberapa macam bahan baku nabati yang biasa digunakan dalam pembuatan pakan ikan antara lain terdiri dari : tepung kedelai, tepung jagung, tepung terigu, tepung tapioka, tepung sagu, tepung daun lamtoro, tepung daun singkong, tepung kacang tanah, dan tepung beras (Endar, 2005).

  Bahan baku limbah industri pertanian adalah bahan baku yang berasal dari limbah pertanian baik hewani maupun nabati. Beberapa macam bahan limbah yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ikan antara lain terdiri dari: dedak halus, kotoran kerbau/sapi, kulit kakao, tepung kepala udang, tepung anak ayam, tepung darah, tepung tulang, ampas tahu, bungkil kelapa, dedak halus, dan isi perut hewan mamalia (Gusrina, 2008).

2.2.1 Kotoran Kerbau

  Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak, baik berupa padatan (feses) yang bercampur sisa makanan, ataupun air kencing (urine). Walaupun demikian sepertinya orang

  • –orang enggan membicarakan kotoran cair yang berupa urine ternak. Dalam hal ini, mengumpulkan kotoran padat memang jauh lebih praktis dibandingkan urine ternak. Padahal dari segi kadar haranya, urine jauh lebih tinggi dibandingkan feses. Kandungan hara kotoran ternak berbeda-beda karena masing-masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri. Makanan masing-masing ternak berbeda-beda. Padahal makanan inilah yang menentukan kadar hara. jika makanan yang diberikan banyak mengandung
hara N, P dan K maka kotorannya pun akan kaya dengan zat tersebut (Ayu IS, 2012). kotorannya. Ternak muda akan menghasilkan feses dan urine yang kadar haranya rendah terutama N, karena ternak muda memerlukan sangat banyak zat hara N dan beberapa macam mineral dalam pembentukan jaringan tubuhnya. Komposisi unsur hara kotoran dari kerbau dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini: Tabel 1 . Komposisi unsur hara kotoran kerbau

  Kadar Hara % Jenis ternak

  Nitrogen Phospor Kalium Air Kerbau

  • Padat

  0.60

  0.30

  0.34

  85

  • Cair

  1.00

  0.15

  1.50

  92 Sumber : Yusuf T, 2009 dalam Ayu IS, 2012 Selain mengandung 3 unsur diatas, pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara mikro yang sangat lengkap walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit. Perlu diingat sekali lagi bahwa makanan yang dimakan ternak dan umur ternak sangat berpengaruh terhadap kandungan hara yang ada pada kotoran (Yusuf T, 2009 dalam Ayu IS, 2012)

2.2.2 Dedak

  Makanan tambahan, umumnya berbentuk tepung yang agak kasar. Dedak cocok untuk makanan tambahan. Dedak, selain dapat diberikan secara langsung, juga digunakan sebagai bahan campuran membuat pakan bagi ikan. Kandungan gizi dedak yang terbanyak adalah karbohidrat yaitu 28,26% (Kasno, 1990).

  Menurut Murtijdjo B.A. (2001), Kandungan serat kasar dedak 13,6 % atau 6 kali lebih besar daripada jagung kuning. Kandungan asam amino dedak, walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian pula dengan vitamin dan mineralnya. Untuk kandungan nutrisi dedak dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini: Kandungan Nilai

  91,0 %

  Bahan Kering Protein Kasar 13,5 % Lemak Kasar 0,6 % Serat kasar 13,0 % Energi metabolis 1890,0 kal/kg

  0,1 %

  Calcium Total Fosfor 1,7 % Asam Pantonetat 22,0 mg/kg Riboflavin 3,0 mg/kg Tiamin 22,8 mg/kg

  Sumber : Murtidjo B.A (2001) Menurut Djarijah (1998), dedak sebaiknya dipilih yang masih segar dan tidak tercampur dengan potongan sekam. Dedak harus kering dan tidak kasar. Bila dedak digenggam, akan terasa lembut (halus) dan gumpalannya mudah pecah. Kondisi seperti ini berarti dedak cukup baik untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ikan. Tingkat kesegaran dedak diketahui dengan mencium baunya. Dedak segar berbau beras dan tidak berbau apek atau amoniak yang menyengat.

2.2.3 Kulit kakao

  Salah satu limbah industri pertanian yang dimanfaatkan potensial sebagai bahan makanan ternak adalah limbah industri coklat, yaitu berupa kulit buah, kulit biji dan lumpur coklat. Kulit biji merupakan salah satu limbah pengolahan buah coklat yang mempunyai kandungan gizi. Adapun komposisi kandungan proksimat dari kakao dapat dilihat pada tabel 3 dihalaman berikut ini : Tabel 3 . Kandungan Proksimat kakao Kulit Buah Kulit Biji Lumpur Kakao

  Bahan Kering % 17,00 68,40 8,70 Komposisi bahan kering (%)

  Abu 12,20 6,64 7,78 Protein kasar 7,16 16.60 20,30 Lemak 0,80 8,82 33,00 Serat Kasar 32,50 25,10 13,40 Beta-N 47,34 42,84 25,02 TDN 53,00 72,00 98,00

  • Ca 0,58 0,34
    • P 0,18 0,39 - Sumber : Sutardi, 1991

  Untuk optimalisasi penggunaan kulit biji coklat (kakao) sebagai pakan, maka perlu dilakukan perlakuan-perlakuan tertentu sehingga nilai nutrisinya menjadi lebih baik. Perlakuan tersebut antara lain adalah fermentasi. Fermentasi dapat memperbaiki sifat-sifat tertentu dari bahan seperti lebih mudah dicerna, lebih tahan disimpan dan dapat menghilangkan senyawa racun yang dikandungnya sehingga nilai ekonomis bahan dasarnya menjadi lebih baik.

2.2.4 Tepung Sagu

  Sagu adalah tepung atau olhan yang diperoleh dari pemprosesan teras batang rumbia atau pohon sagu (Metroxylon sago Rottb). Tepung sagu memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Tepung sagu ini merupakan salah satu bahan baku nabati pembuatan pakan ikan yang kaya akan karbohidrat/pati. Adapun kandungan nutrisi dalam sagu dapat dilihat pada tabel 4 di halaman berikut ini: Tabel 4 . Kandungan nutrisi sagu

  Kandungan Jumlah

  Pati 84,7 % Air 14 % Protein 0,7 % Lemak 0,2 % Impuritis 0,4 %

  Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan R.I (1981)

  2.2.5 Tepung Kedelai

  Protein kedelai merupakan salah satu yang memiliki profil asam amino terbaik dari seluruh bahan pakan kaya protein nabati yang memenuhi kebutuhan asam amino esensial bagi ikan (Lovell 1989 dalam Pamungkas 2009).

  Tepung kedelai merupakan sumber protein paling penting bagi budidaya produktif dan sebagian atau seluruhnya dapat menggantikan tepung ikan. Tepung kedelai umum digunakan bukan hanya karena kandungan protein yang tinggi tetapi juga ketersediaannya di dunia. Komposisi kimia dari tepung kedelai cukup konsisten. Kandungan protein kasar tepung kedelai sebesar 39,6%, namun tergantung dari kualitas kedelai. Faktor yang menyebabkan adanya variasi kandungan protein adalah tanah, pengolahan, kondisi cuaca dan musim selama masa pertumbuhan kedelai. Tepung kedelai adalah tepung berasal dari tumbuhan yang memiliki profil asam amino terbaik. (Hertrampf dan Pascual 2000 dalam Pamungkas 2009).

  2.2.6 Tepung Ikan

  Tepung ikan dibuat dari sejumlah ikan berkualitas baik yang diolah sebaik- baiknya sebagai sumber protein kualitas tertinggi yang biasa dipakai untuk menghasilkan pakan ikan. Tepung ikan merupakan sumber yang kaya akan energi dan mineral, kecernaan yang tinggi, dan palatabilitas yang tinggi bagi sebagian besar ikan. Tepung ikan terbuat dari sejumlah ikan yang mengandung 60-80% protein yang 80-95% dapat dicerna oleh ikan, selain itu tepung ikan mengandung pada bahan pakan tumbuhan. Namun tepung ikan juga memiliki kadar abu yang tinggi maka harus digunakan dengan hati-hati dalam pakan ikan karena bisa menghasilkan ketidakseimbangan mineral (Hasibuan, 2007).

  Tepung ikan secara umum dianggap sumber protein yang paling baik, sehingga bukan hanya dimanfaatkan oleh akuakultur saja dan harganya menjadi tinggi. Harga pakan menjadi tinggi karena penggunaan tepung ikan sebagai bahan baku penyusunnya. Oleh karena itu, diperlukan penyelesaian untuk menurunkan biaya pakan, dengan menekan kadar tepung ikan pada formulasi pakan atau menjadikan tepung ikan hanya bahan pelengkap bukan bahan utama penyusun pakan. Dari hasil riset penggunaan tepung ikan dapat digunakan sebagai pakan ikan lele dumbo Clarias sp. pada kadar minimal 5% (Pamungkas, 2009).

2.2.7 Tepung Tapioka

  Beberapa bahan yang berfungsi sebagai bahan perekat antara lain adlaah agar-agar, gelatin, tepung tapioka, tepung terigu dan tepung sagu. Bahan perekat sangat penting dalam pembuatan pakan karena harus memiliki ketahanan yang tinggi agar tidak cepat hancur didalam air (Mujiman, 2004).

2.3 Fermentasi

  Fermentasi mempunyai arti yang berbeda bagi ahli biokimia dan mikrobiologi industri. Arti fermentasi pada bidang biokimia dihubungkan dengan pembangkitan energi oleh katabolisme senyawa organik. Pada bidang mikrobiologi industri, fermentasi mempunyai arti yang lebih luas, yang menggambarkan setiap proses untuk menghasilkan produk dari pembiakan mikroorganisme (Suprihatin, 2010). mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Produk-produk tersebut biasanya dimanfaatkan sebagai minuman atau makanan. Fermentasi suatu cara telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak jaman kuno. Sebagai suatu proses fermentasi memerlukan:

  1. Mikroba sebagai inokulum

  2. Tempat (wadah) untuk menjamin proses fermentasi berlangsung dengan optimal.

  3. Substrat sebagai tempat tumbuh (medium) dan sumber nutrisi bagi mikroba.

  Raw Fermenter Produk

  Material mikroba Gambar 1. Skema Proses Fermentasi

  Fermentasi bahan pangan adalah sebagai hasil kegiatan beberapa jenis mikroorganisme baik bakteri, khamir, dan kapang. Mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan dapat menghasilkan perubahan yang menguntungkan (produk-produk fermentasi yang diinginkan) dan perubahan yang merugikan (kerusakan bahan pangan). Dari mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan, yang paling penting adalah bakteri pembentuk asam laktat, asam asetat, dan beberapa jenis khamir penghasil alkohol (Suprihatin, 2010).

  Produk fermentasi dapat mengalami kerusakan jika tahapan yang dilakukan tidak tepat. Suhu penyimpanan yang terlalu tinggi juga akan diinginkan menjadi terhambat. Apabila suhu terlalu rendah akan mengakibatkan bakteri yang tidak kita inginkan tumbuh. Kadar garam yang tidak sesuai dengan pertumbuhan bakteri halofilik mengakibatkan bakteri proteolitik tidak dapat tumbuh, justru bakteri pembusuk yang akan tumbuh. Disamping itu, alat-alat yang digunakan harus juga steril (Yusra dan Efendi, 2010).

  Fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi bahan yang berkualitas rendah serta berfungsi dalam pengawetan bahan dan juga merupakan suatu cara untuk menghilangkan zat antinutrisi atau racun yang terkandung dalam suatu bahan makanan. Sedangkan sifat fermentasi terbagi menjadi dua, yaitu aerob memerlukan adanya oksigen dan anaerob tidak memerlukan adanya oksigen (Yusra dan Efendi, 2010).

2.3.1 Fermentasi Aerob Fermentasi aerob merupakan fermentasi yang menggunakan oksigen.

  Fermentasi aerob akan menghasilkan asam laktat dan dalam proses fermentasi aerob akan menghasilkan alkohol. Fermentasi aerob dapat dilakukan dengan menggunakan inokulum mikroba (mikroorganisme) yang disebut Effective

  

Microorganism (EM-4). Inokulum ini dapat diaplikasikan (diinokulasikan)

  langsung ke media pembibitan karena mengandung bakteri fotosintetik dan asam laktat (Lactobacillus), ragi atau jamur (Actinomycetes). Mikroba tersebut mengaktifkan proses dekomposisi melalui fermentasi, sehingga mempercepat laju dekomposisi. Fungsi lainnya adalah menekan pertumbuhan patogen, serta penggunaanya ramah lingkungan. EM-4 merupakan produk yang sudah dikomersilkan atau banyak dipasarkan dengan harga relatif murah. Aplikasi EM-4 keahlian khusus (Suhartati, 2008).

  Menurut Higa (1980 dalam Winedar 2004). Effective Microorganisms-4 (EM-4) adalah salah satu jenis probiotik yang merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman dan ternak yang dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme. penggunaan EM-4 dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan kualitas produksi tanaman dan ternak. EM-4 terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat (Lactobacillus sp), khamir (Saccharomyces sp) serta Actinomycetes.

  Deptan (1996) dan Subadiyasa (1997 dalam Winedar 2004) menambahkan di dalam EM-4 juga terdapat jamur fermentasi (peragian) yaitu Penicillium sp dan

  

Aspergillus sp . Prinsip fermentasi adalah mengaktifkan pertumbuhan

  mikroorganisme yang dibutuhkan, sehingga membentuk produk baru yang berbeda dari bahan asal . Menurut Winarno dan Fardiaz (1980 dalam Winedar 2004), bahan pakan yang mengalami fermentasi dapat meningkatkan nilai gizinya jika dibandingkan dengan bahan asalnya.

  Aplikasi EM-4 dengan metode fermentasi dapat meningkatkan kadar nutrisi dari sebuah bahan baku. Dari hasil Proximate Analysis, di laboratorium Nutrisi ternak , fakultas peternakan UNUD, jerami yang difermentasi dengan EM4 terjadi peningkatan protein kasar. Protein kasar jerami dari 3,50 % naik menjadi 7,05355, serat kasarnya dari 35,0 % turun menjadi 25,5949. kesimpulannya, setelah difermentasi terjadi peningkatan protein kasar sebesar 4,05355 % dan penurunan serat kasar sebesar 4,405075 % (Suhartati, 2008).

   Fermentasi Anaerob

  Fermentasi anaerob yaitu terjadinya perubahan-perubahan bahan organik yang kompleks menjadi bahan-bahan yang lebih sederhana oleh adanya kegiatan enzim, dimana bahan-bahan yang dihasilkan dapat menghambat kegiatan mikroorganisme pembusuk tanpa adanya kontak dengan udara bebas. Selain menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan, perubahan- perubahan yang terjadi dapat memperbaiki nilai gizi dari produk. Pada dasarnya, pembuatannya adalah menurunkan pH dari bahan sehingga tercipta suatu kondisi yang tidak cocok bagi pertumbuhan bakteri pembusuk dan bakteri pathogen (Billah, 2008).

  Beberapa alasan yang dipakai untuk penggunaan proses anaerobik dalam penanganan limbah antara lain tingginya laju reaksi dibandingkan dengan proses aerobik, kegunaan dari produk akhirnya, stabilisasi dari komponen organik dan memberikan karakteristik tertentu pada daya ikat air produk yang menyebabkan produk dapat dikeringkan dengan mudah (Jenie 1994 dalam Romulo, 2012).

  Hal ini diperkuat oleh pernyataan Metcalf dan Eddy, 2003 dalam Mahajoeno, 2008). Mengenai keuntungan dan kerugian fermentasi anaerob dapat dilihat pada tabel 5 dihalaman berikut ini : Tabel 5 . Keuntungan dan kerugian dari fermentasi anaerob.

  Keuntungan Kerugian Energi yang dibutuhkan sedikit Membutuhkan waktu pembiakan yang lama Manfaat produk yang dihasilkan Membutuhkan penambahan senyawa alkalinity Nutrisi yang dibutuhkan sedikit Tidak mendegradasi senyawa nitrogen dan fosfor Dapat menghasilkan senyawa Sangat sensitif terhadap efek perubahan metana sebagai sumber energi temperature potensial Hanya membutuhkan reaktor Menghasilkan senyawa yang beracun seperti dengan volume yang kecil H2S

2.4 Pengujian Pakan Ikan

2.4.1 Uji Fisika

  Uji coba yang kedua adalah uji coba pakan secara fisik. Uji coba pakan

secara fisik bertujuan untuk mengetahui stabilitas pelet di dalam air (Water

Stability Feed ) yaitu daya tahan pakan buatan di dalam air. Selain itu uji fisik

dapat dilakukan dengan melihat kehalusan dan kekerasan bahan baku pakan yang

akan sangat berpengaruh terhadap kekompakan pakan di dalam air. Hal ini dapat

dideteksi dengan daya tahan pakan buatan di dalam air. Dengan mengetahui daya

tahan pakan buatan didalam air akan sangat membantu para praktisi perikanan

dalam memberikan pakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh ikan untuk

mengejar pakan dikaitkan dengan lama waktu pakan itu bertahan di dalam air

sebelum dimakan oleh ikan. Oleh karena itu, dalam membuat pakan buatan, bahan

baku yang digunakan harus dalam bentuk tepung, dengan semakin halusnya bahan

baku yang digunakan maka bentuk fisik akan semakin baik, dan seluruh bahan

baku akan tercampur secara sempurna. Hal ini akan menghasilkan dampak

terhadap pakan buatan yang dibentuk menjadi lebih kompak dan stabil. Dengan

pakan buatan yang kompak dan stabil maka pakan buatan akan mudah dicerna

oleh ikan. Pakan buatan yang mudah dicerna oleh ikan akan mengakibatkan

  

efisiensi pakan yang sangat baik dan sangat menguntungkan pemakai/petani ikan

(Gusrina, 2008).

   Uji Kimia Menurut Gusrina (2008), Uji pakan ikan secara kimia dapat dilakukan jika

memiliki peralatan analisa proximat yang lengkap. Pada uji secara kimia

bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi pada pakan buatan yang telah dibuat

pakan sesuai dengan formulasi pakan yang disusun. Uji coba ini sangat berguna

bagi konsumen dan juga sebagai pengawasan mutu pakan yang diproduksi. Uji

pakan secara kimia meliputi:

  1. Uji kadar air, kadar air yang baik untuk pelet/pakan buatan adalah kurang dari 12%. Hal ini sangat penting karena pakan buatan tidak langsung dikonsumsi oleh ikan setelah diproduksi tetapi disimpan beberapa saat. Prinsip makanan (pelet) dipanaskan pada suhu 105